Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa 1 Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa (Studi Kasus Pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi) The Role Of Rural-Owned Corporation In Empowerment Rural People (A Case Study Of Almadina Rural-Owned Corporation In Temurejo Village Bangorejo Subdistrict Banyuwangi) Singgih Tri Atmojo, Kris Hendrijanto Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37 Jember, 68121 E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRACT Village-owned enterprise (BUMDes) which is a pillar of economic activity in village serves as a social institution and commercial institution. BUMDes as a social institution is in the side of community interests through its contribution in the provision of social services. Meanwhile, as a commercial institution is profit-oriented by offering local resources (goods and services) to market. In conducting its business, the principles of efficiency and effectiveness should always be emphasized. BUMDes as a legal entity is established based applicable legislation procedures and in accordance with the agreement built up in the village community. This research used qualitative methods. The determination of key informants used purposive sampling, and additional informants were determined by snowball sampling. Data were collected by observation, interview, and documentation. Testing data validity this study used triangulation techniques. In conclusion, the roles of village-owned enterprises in village community empowerment had profit-oriented purpose, for which at the end result the net income will be shared for the benefit of the environment and the poor community members (widows and orphans). BUMDes is not only a form of social institution but also an economic institution that can meet the needs of the community (members). The roles played by social volunteers are such as as promoters of change (enabler), as brokers, educators, experts, an social planners. Keywords: Roles, Empowerment, and BUMDes PENDAHULUAN desa sebagai sasaran pembangunan, usaha Bangsa Indonesia yang sebagian besar untuk mengurangi berbagai kesenjangan dapat penduduknya hidup di daerah pedesaan. Oleh diwujudkan. Pada kenyataannya pembangunan karena itu titik sentral pembangunan adalah pedesaan masih kurang sehingga masih banyak daerah pedesaan. Arti penting pembangunan pedesaan yang tertinggal. pedesaan adalah bahwa dengan menempatkan JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Menurut data Negara masyarakat dalam mengelola dan menjalankan Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT), mesin ekonomi di pedesaan. Sistem dan terdapat 38.232 (54,14 persen) kategori desa mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan maju, yang terdiri dari 36.793 (52,03 persen) tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada kategori maju dan 1.493 (2,11 persen) kategori ketergantungan terhadap bantuan pemerintah amat maju. Sementara itu, desa tertinggal sehingga mematikan semangat kemandirian. berjumlah 32.379 (45,86 persen) yang terdiri Pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam dari 29.634 (41,97 persen) kategori tertinggal dalam upaya pengembangan ekonomi di dan2.745 pedesaan (3,89 Kementerian 2 persen) kategori amat tertinggal (sumber: http://kemenegpdt.go.id/). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah tertinggal di Indonesia hampir Namun melalui program-programnya. upaya-upaya mendapatkan hasil tersebut yang tidak memuaskan sebagaimana yang diinginkan bersama. separuhnya masih tertinggal. Tentu langkah- Salah satu kelembagaan sebagaimana langkah untuk mengentaskan daerah tertinggal dimaksud diatas adalah Badan Usaha Milik sudah banyak dilakukan oleh pemerintah Desa seperti anggaran untuk pembangunan desa sesungguhnya telah diamanatkan di dalam UU yang terus ditingkatkan dari tahun ke tahun No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan agar desa Daerah dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor kenyataannya 71 Tahun 2005 Tentang Desa. Pendirian badan desentralisasi fiskal kurang optimal berjalan usaha ini harus disertai dengan penguatan sehingga menyebabkan pembangunan basis kapasitas dan dukungan dari pemerintah perekonomian didesa yang berguna untuk (kebijakan) yang memfasilitasi dan melindungi meningkatkan usaha ini dari ancaman persaingan para mampu tertinggal, mengurangi namun jumlah pada kesejahteraan masyarakat tersendat. (BUMDes). Badan usaha ini pemodal besar. Banyak faktor yang menyebabkan kurang Mengingat badan usaha ini merupakan berhasilnya program-program tersebut. Salah lembaga satu kurang sehingga membutukan dukungan yang kuat faktor yang menyebabkan ekonomi yang baru beroperasi berhasilnya program ialah intervensi untuk tumbuh dan berkembang. BUMDes pemerintah terlalu besar, (sumber: dalam melaksanakan kegiatannya dikelola oleh http://www.bangsakaya.com/) akibatnya justru desa (unit pembiayaan) sebagai unit yang menghambat daya kreativitas dan inovasi melakukan transaksi berupa simpan-pinjam, JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa 3 persewaan tanaman buah jeruk dan penanaman menjalankan usahanya prinsip efisiensi dan buah naga serta pembagian hasil peternakan. efektifitas harus selalu ditekankan. BUMDes Jika lembaga tersebut bekerja dengan baik dan sebagai badan hukum, dibentuk berdasarkan didukung kebijakan yang memadai maka tata perundang-undangan yang berlaku, dan pertumbuhan ekonomi pedesaan akan tergerak sesuai dengan kesepakatan yang terbangun di ke arah yang lebih baik sehingga meningkatkan masyarakat desa. kesejahteraan masyarakat. Keberadaan BUMDes selanjutnya diharapkan dapat menjembatani upaya dalam yang Perda sudah Kabupaten ekonomi Banyuwangi tersebut diharapkan Pemerintah pedesaan. Untuk mencapai kondisi yang Desa dapat memahami tentang pembentukan diharapkan perlu adanya langkah strategi dan dan pengelolaan BUMDes, sehingga dapat taktik guna mengoptimalkan potensi dan dijadikan sebagai penggerak perekonomian kebutuhan pasar serta perlunya penyusunan masyarakat desa dan nantinya diharapkan desain lembaga tersebut ke dalam perencanaan. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Selain itu potensi lokalistik dan dukungan desa. Di samping itu pemerintah desa juga kebijakan pemerintah harus diperhatikan ini harus mampu berpola kreatif dan inovatif untuk meminimalisir tidak berkembangnya dalam mendominasi kegiatan ekonomi desa lembaga karena rendahnya kegiatan ekonomi melalui BUMDes sehingga dapat membangun di pedesaan. Sehingga perlunya partisipasi perekonomian masyarakat tertinggal dalam penguatan ditetapkan BUMDes menjalankan lembaga tersebut. daerah atau khususnya desa yang desa tingkat perekonomiannya rendah. BUMDes yang merupakan pilar kegiatan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ekonomi di desa yang berfungsi sebagai berharap adanya pembentukan dan pengelolaan lembaga dan BUMDes disetiap desa, akan tetapi hanya komersial (commercial institution). BUMDes terdapat beberapa desa yang membentuk dan sebagai lembaga kepada mengelola BUMdes, misalnya Desa Temurejo. kepentingan masyarakat melalui kontribusinya Pembentukan dan pengelolaan BUMDes ini dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan didasarkan pada kebutuhan dan potensi serta sebagai lembaga komersial bertujuan mencari untuk keuntungan melalui penawaran sumberdaya dihadapi oleh petani. Mengingat potensi lokal (barang dan jasa) ke pasar. Dalam pertanian sosial (social institution) sosial berpihak JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 mengatasi Desa masalah-masalah Temurejo yang yang sangat Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa berlimpah seperti tanaman buah jeruk, buah ekonomi naga, padi, kedelai dan untuk mengatasi kesejahteraan sosial dapat tercapai, hal itu hambatan yang dirasakan oleh masyarakat. yang tertarik untuk Berangkat dari adanya potensi dan kebutuhan mengkaji lebih mendalam tentang peran yang ada di masyarakat tersebut yang jika BUMDes dikelola kesejahteraan masyarakat Desa Temurejo. potensi dengan tepat akan menggerakkan roda perekonomian di daerah anggota menjadikan BUMDes 4 peneliti yang dapat sehingga meningkatkan Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut sehingga dapat mewujudkan serta tersebut, mengatasi permasalahan yang ada dan dapat mengambil judul tentang “Peran Badan menjadikan kehidupan yang sejahtera bagi Usaha masyarakat. Akan tetapi adanya potensi tidak Pemberdayaan Masyarakat Desa” (Studi diikuti dengan sarana dan prasarana penunjang Kasus kegiatan pertanian. Misalnya petani sering Bangorejo Kabupaten Banyuwangi). mengalami TINJAUAN PUSTAKA kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pertanian seperti kesulitan modal, maka kajian dalam artikel ini Milik di Desa Desa (BUMdes) Temurejo Dalam Kecamatan Kesejahteraan Sosial obat-obatan pertanian, pupuk dan pengairan. Kondisi sejahtera (well_being) biasanya Permasalahan lain yang dihadapi adalah petani menunjuk pada istilah kesejahteraan sosial kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian (sosial welfare) sebagai kondisi terpenuhinya mereka karena minimnya pengetahuan serta kebutuhan material dan non material. Menurut sumberdaya manusia, dan sering kali petani (Midgley, hanya untuk kesejahteraan sosial sebagai “a condition or membeli hasil pertanian mereka dengan harga state of human well-being” kondisi sejahtera dibawah standar. Oleh sebab itu pemerintah terjadi manakala kehidupan manusia yang desa mencoba untuk memfasilitasi agar semua aman dan bahagia karena kebutuhan dasar kebutuhan dan kesulitan yang di alami oleh akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat masyarakat desa bisa terpenuhi. tinggal dan pendapatan dapat terpenuhi, serta menggandalkan tengkulak 2000:xi) mendefinisikan Dengan demikian pemberian pinjaman manakala manusia memperoleh perlindungan modal yang dilakukan oleh BUMDes Al- dari resiko-resiko utama yang mengancam Madina merupakan salah satu implementasi kehidupannya. peran BUMDes dan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan sumber pendapatan Salah satu bentuk usaha Pemerintah Desa Temurejo JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 dalam melakukan peningkatan Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa 5 kesejahteraan sosial ialah melaui kegiatan- kemandirian dan kekuatan internal. Karena kegiatan atau pelayanan yang diberikan oleh pembangunan sosial adalah inti pokok dalam Badan kehidupan sejahtera untuk dapat mengakses Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes merupakan lembaga usaha desa yang kebutuhan dikelola oleh masyarakat dan pemerintah kehidupan, dengan prinsip, partisipasi, jaringan desadengan kerja dan keadilan sosial. harapan dapat menjadikan penggerak perekonomian masyarakat desa mereka dalam melangsungkan Peran sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan Peran merupakan aspek dinamis masyarakat desa. kedudukan (status) jika telah melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat hak dan kewajibannya. Menurut Soekamto Pembangunan kesejahteraan sosial dalam (2013:212) peranan (role) merupakan aspek arti luas pada dasarnya juga merupakan suatu dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang upaya masyarakat.Berbagai melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai upaya yang dilakukan terhadap kelompok dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu sasaran seringkali diindentikan sebagai upaya peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan memberdayakan (mengembangkan kelompok peranan sasaran dari keadaan tidak atau kurang berdaya pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah- menjadi mempunyai daya) guna mencapai pisahkan karena yang satu tergantung pada kehidupan yang lebih baik (Adi, 2005:161- yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan 162). tanpa pemberdayaan Secara konseptual, pemberdayaan adalah kedudukan untuk kepentingan atau peranan.Sebagaimana ilmu kedudukan tanpa halnya dengan (empowerment) berasal dari kata power yang kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti berarti kekuatan atau kekuasaan. Oleh karena (Ralph Linton dalam Soekanto, 1982:213). itu Kelembagaan ide utama pemberdayaan ini selalu bersentuhan dengan konsep kekuasaan. Peran BUMDes dari dalam konsep umum mengenai lembaga meliputi apa pemberdayaan bertujuan untuk membantu yang ada pada tingkat lokal mayarakat, unit masyarakat, individu atau kelompok yang manajemen berada pada titik tidak berdaya untuk segera departemen-departemen di pemerintah pusat dan dan harus beberapa diberdayakan. tahapan Israel, (1992) mengungkapkan bahwa Agar dapat meningkatkan kapasitas yang diarahkan pada proyek, sebagainya. Sebuah institusi-institusi, lembaga dapat merupakan milik negara atau sektor swasta dan JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa juga bisa mengacu fungsi-fungsi upaya memperkuat perekonomian desa dan administrasi pemerintah. Sedangkan menurut dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi Uphoff dalam (Shahyuti, 2003:25), istilah desa. Secara umum BUMDes dimaksudkan kelembagaan untuk meningkatkan kemandirian desa serta dan pada 6 organisasi sering membingungkan dan bersifat interchangeably. penguatan perekonomian desa dan untuk Efektifitas Lembaga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya Pengelolaan BUMDes berdasarkan pada prinsip kooparatif, partisipatif, emansipasif, keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah transparansi, ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan (Buku panduan BUMDes, 2007:12). BUMDes hubungan antara hasil yang diharapkan dengan didirikan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektifitas BUMDes merupakan program pemerintah merupakan yang daya pesan-pesan untuk akuntable, berdasarkan berbasis dan sustainable perundang-undangan ekonomi, tujuan tersebut mempengaruhi, (Susanto, 1975:156). Dari membantu desa meningkatkan pendapatan asli pengertian tersebut, efektivitas bisa diartikan desa sebagai suatu pengukuran akan tercapainya masyarakat berupa barang dan jasa. Modal tujuan yang telah direncanakan sebelum secara usaha matang agar hasil yang diharapakan dapat Masyarakat dan bantuan dana dari pemerintah berjalan dengan baik. bersumber pada alokasi dana desa yang Konsep Badan Usaha Milik Desa dan memberikan BUMDes berasal layanan dari kepada desa dan dianggarkan dalam APBDes sebagai sumber pendapatan desa. (BUMDes) Menurut peraturan Menteri Dalam Negeri METODE PENELITIAN Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Pada penulisan artikel ilmiah ini terkait Milik Desa, BUMDes merupakan usaha desa peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dibentuk/ didirikan oleh pemerintah desa dalam yang kepemilikikan modal dan pengelolaannya mendeskripsikan dilalukan dan dilakukan secara mendalam (naturalistik), jadi masyarakat. Dalam (Buku Panduan BUMDes, peneliti menggunakan pendekatan penulisan 2007:5) Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) artikel ilmiah kualitatif. Moleong (2014:5) juga adalah lembaga usaha milik desa yang dikelola menjelaskan oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam pengumpulan data pada suatu latar alamiah, oleh pemerintah desa JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 pemberdayaan masyarakat pendekatan penelitian yang kualitatif desa harus adalah Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa 7 dengan menggunakan metode alamiah dan sebuah metode untuk mengidentifikasi dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik menyelidiki kasus yang berupa jaringan dengan secara alamiah. menggunakan analogi bola salju. Sebelum Dalam penulisan artikel ilmiah ini, peneliti peneliti melakukan proses wawancara pada menggunakan jenis penelitian studi kasus yang informan tambahan peneliti harus mengetahui sesuai dengan fokus penulisan artikel ilmiah informan kunci. yaitu untuk mendeskripsikan fenomena sosial Dalam teknik pengumpulan data peneliti secara terperinci tentang proses dan hasil yang menggunakan observasi, wawancara, didapat dari peran Badan Usaha Milik Desa dokumentasi. Hal dilakukan (BUMDes) dalam pemberdayaan masyarakat membantu peneliti dalam menggumpulkan data desa. Dimana dalam penulisan artikel ilmiah ini dan menganalisanya. Sedangkan teknik analisa data yang dikumpulkan berupa kata-kata, data gambar dan bukan angka-angka. (Poerwandari, menggunakan beberapa tahapan yaitu mulai 2001:65) penelitian kasus adalah fenomena dari pengumpulan data mentah, transkrip data, khusus yang hadir dalam suatu konteks yang pembuatan dibatasi, meski batasan fenomena dan konteks penyimpulan tidak sepenuhnya jelas. Kasus dapat berupa penyimpulan akhir. individu, kelompok kecil, organisasi, komunitas atau bahkan bangsa. Dalam penulisan artikel ilmiah ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk informan pokok dan snowball sampling untuk informan tambahan. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini dalam penulisan koding, artikel untuk ilmiah ini kategorisasi sementara, dan data, triangulasi dan Selanjutnya teknik keabsahan data yang digunakan oleh peneliti ialah menggunakan teknik triangulasi sumber data. Dengan memadukan antara hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang didapatkan dan dianalisa dengan teori yang terdapat pada tinjauan pustaka. tertentu ini, misalnya orang tersebut yang PEMBAHASAN dianggap paling tahu tentang apa yang kita Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam harapkan atau yang akan memudahkan peneliti Pemberdayaan dan Untuk Meningkatkan menjelajahi KesejahteraanMasyarakat Desa situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2012:54). Sedangkan Menurut 1. Peran Sebagai Pemercepat Perubahan Neuman (2000:199) metode Snowball adalah (Enabler) JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Peran lembaga atau petugas pemberdayaan 8 sosial juga termasuk sebagai suatu proses atau masyarakat (pekerja sosial) Menurut Adi usaha (2008-141) salah satunya sebagai enabler yaitu perorangan, membantu masyarakat agar mengartikulasikan masyarakat maupun badan-badan pemerintah kebutuhan meraka; mengidentifikasi masalah; untuk dan mengembangkan kapasitas mereka. Peran melalui ini dilakukan untuk mempermudah proses tunjangan sosial. Peran pengurus disini dalam perubahan masyarakat menjadi bereaksi untuk menyikapi kebutuhan yang dirasakan oleh bertindak dan menolong sepanjang proses anggota yaitu sebagai penghubung ataupun pengembangan. yang dilakukan lembaga-lembaga meningkatkan pemberian kualitas pelayanan oleh sosial, kehidupan sosial dan BUMDes dalam perantara (Broker). Peranan seorang broker dengan melalui (perantara) dalam interversi komunitas terkait oleh serta dengan upaya menghubungkan individu BUMDes, diharapkan masyarakat (anggota ataupun kelompok dalam masyarakat yang BUMDes) dapat menjadikan masyarakat kecil membutuhkan (Adi, 2008:142). ). Dari peran menjadi Dan yang di lakukan oleh pengurus dengan BUMDes ini semacam Agen Of Change. dalam anggotanya dapat menghasilkan kesejahteraan memberikan support kepada anggotanya). Hal bagi anggotanya misalnya penuturan oleh pak ini disampaikan oleh Bapak Mujiono selaku Ali Sulthon, yaitu: sekertaris BUMDes: “Jelas ada mas, saya dulu itu orang tidak punya ya kerja saya buruhburuh tukang mebel begitu mas. Trus saya dulu itu berfikir mas upah cuma sedikit cuma bias buat makan saja tapi besoknya harus mencari lagi mas. Nelongso saya dulu mas kalau dulu mas mengerti perjalananku sampai dari sini. Tapi Alhamdulillah mas dulu itu saya dapat pinjaman uang dari BUMDes agak banyak karena orangorang pengurus pada tahu kalau saya itu orangnya bener jadi disilihi rodok akeh (hehehehehe), dulu itu saya dipinjemi 3 juta mas. Ya sekarang Alhamdulillah sudah lumayan mas, tidak kurang apa-apa mas”. Ali Sulthon, 20 Maret 2015. 3. Peran Sebagai Pendidik (Educator) pemercepat Peran terencana perubahan program-program yang masyarakat dijalankan yang mandiri. (“Oh ya banyak mas, program-program kegiatan BUMDes yang untuk pemberdayaan itu mas, iya mulai dari simpan-pinjam, trus teras iring buat sungai-sungai kecil itu mas, sewa jeruk, penanaman buah naga, trus santunan anak yatim sama santunan rumah tangga miskin, santunannya itu dapat dari SHU BUMDes mas tapi iya itu mas apa adanya mas”) Mujiono, 16 maret 2015. 2. Peran Sebagai Perantara (Broker) Peran BUMDes selain untuk memberdayakan masyarakat desa juga untuk mensejahterakan Menurut hidup (Suharto, masyarakat 2006:3) desa. kesejahteraan JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam hal ini peran pengurus BUMDes 9 serta merta hanya mengajari untuk membuat itu saya dan pak lurah Nasokan dapat sosialisai dari Pemda, yang dapat sosialisai itu Desa Temurejo dan Desa Blimbingsari mas. Setelah itu pak lurah bersama warga mengadakan musyawarah untuk mendirikan BUMDes tapi dahulu namanya bukan BUMDes melaikan gardu taskin (gerakan terpatu pengentasan masyarakat miskin). Dulu itu didampingi mas Taufik dengan siapa, lupa mas udah lama pokok orang 2. Mas Taufik itu pendamping dari Pemprof Jatim)” (Mujiono, 16 maret 2015) 5. Peran Sebagai Perencana Sosial (Social proposal tetapi juga bagaimana cara mencari Planner) dalam menjadi pendidik harus sesuai dengan apa akan diajarkan kepada anggotanya misalnya jika modal yang tersedia kurang, maka pengurus mengajak anggotanya untuk membuat proposal untuk mencari modal tambahan dan mereka (para anggota) diajari untuk membuat proposal tersebut supaya mereka tahu dan mengerti membuat pengajuan dana dengan membuat proposal. Petugas tidak “(Dahulu donor pemberi modal tersebut. Jadi petugas Peran pengurus sebagai perencana sosial tidak membiarkan anggotanya begitu saja, yaitu melakukan identifikasi terhadap masalah mengajari mereka sampai bisa, jika sudah bisa anggota/ petani dan juga memberikan solusi mereka akan dilepas sendiri supaya mereka berupa pemberdayaan. Hal ini sesuai dengan bisa mandiri untuk menjalankannya. pernyataan Adi (2008:145) peran perencana 4. Peran Sebagai Tenaga Ahli (Expert) sosial Dalam menjalankan aktifitas atau kegiatan membutuhkan perubahan dalam kemampuan pelaku mengumpulkan data perekonomian pengurus BUMDes berperan mengenai masalah sosial yang terdapat dalam sebagai penghubung dengan tenaga ahli. Peran komunitas, ini dilakukan oleh pekerja sosial (pengurus) alternative tindakan yang raisonal untuk untuk ahli, menangani masalah tersebut. Hal ini sesuai pengurus, anggota BUMDes dan masyarakat dengan pernyataan yang disampaikan oleh yang belum mengetahui arah lembaga ekonomi informan Bapak Suwarso: menjembatani antara tenaga ini. Tenaga ahli dalam hal ini ialah petugas pemberdaya atau pendamping yang di tugaskan pemerintah untuk pemberdayaan. mendampingi Seperti pernyataan proses oleh informan Bapak Mujiono: JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 menganalisis dan menyajikan “kita punya rencana ini mas, kan permasalahan mereka ini ada pada modal mas. mereka ingin punya usaha sendiri tapi modalnya cuman sedikit. jadi kami di sini membantu mereka untuk membuat mudah dalam pencarian peminjaman modal bagi usaha mereka. Ya tidak semua Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa permasalahan mereka hanya di modal, ya macem-macem seperti keterampilan mereka kurang mereka, pengen buka usaha dagang misalnya tapi tidak bisa caranya berdagang ya kami tampung masalah-masalah mereka nanti kalau ada sosialisasi tentang tata cara berdagang itu bisa di jadikan jawaban dari permasalahan mereka. dari situ mereka sudah bisa terbantu dengan adanya pemberdayaan yang telah pengurus lakukan atau berikan”. (Suwarso , 18 maret 2015). menyempurnakan Pada pendirian tahap ini petugas BUMDes Seperti informasi yang disampaikan oleh Bapak Ali Mahsun sebagai ketua BUMDes yaitu: “Pada tahun 2006 pendirian BUMDes dilaksanakan, waktu itu dapat dana dari Pemda 65 juta mas serta dana pernyertaan kas desa.” (Ali Mahsun 22 maret 2015) Tahapan persiapan ini prasyarat suksenya suatu masyarakat serta untuk melangkah ke tahapan selanjutnya. 2. Tahap Assesment pendamping Seperti yang dijabarkan oleh (Adi, pemberdayaan 2005:179) pada tahapan kedua atau Proses masyarakat sangat diperlukan seperti yang di Assesment yang dilakukan disini dengan Kemukakan 2005:179) mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang pemberdayaan dirasakan), dan sumberdaya yang dimiliki “menjabarkan oleh dalam pemberdayaan tersebut. pemberdayaan Upaya Badan Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa 1. Tahap Persiapan program 10 (Adi, tahapan masyarakat yang dikembangkan berdasarkan klien. Dan dalam tahap masukan dari Cox mengenai tahapan dalam (penilaian) juga bisa menggunakan metode program pemberdayaan masyarakat”. Model SWOT, dengan melihat kekuatan, kelemahan, pemberdayaan, kesempatan, dan ancaman. meskipun disebut sebagai assessment ini tahapan, namun bukanlah suatu tahapan yang Program pemberdayaan BUMDes yang menyerupai anak tangga, dimana seseorang sudah cukup membantu masyarakat hanya saja harus berjalan melalui tahap demi tahap secara mempunyai kendala yaitu tentang modal berurutan, melainkan merupakan tahapan yang karena mereka hanya memiliki modal yang berbentuk siklus (cyclical) dan spiral dimana sedikit/minim untuk membuka usaha sendiri. agen perubah dimungkinkan untuk kembali ke Hal ini diperkuat dengan adanya pernyataan tahap dari pak Mujiono, yaitu: sebelumnya apabila mendapatkan masukan baru yang dapat digunakan untuk JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 “Sebagian besar program-program pemberdayaan cukup membantu masyarakat mas, ya Cuma Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa BUMDes itu terkendala modal saja, karena modalnya minim” tetapi alhamdulilah sudah cukup untuk membantu ekonomi kecil mas” Mujiono, 16 maret 2015. Pak Mujiono menggangap bahwa modal yang diberikan BUMDes keanggotanya terlalu sedikit atau minim sehingga petani/ pengusaha kecil kekurangan biaya dalam memenuhi kebutuhannya. Pada tahapan pengidentifikasian masalah ini anggota dan masyarakat mempunyai masalah yaitu minimnya dana yang diberikan oleh BUMDes sehingga menghambat pemenuhan kebutuhan petani atau pengusaha kecil. 3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Pada tahapan ini petugas atau pendamping (community worker) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Jadi petugas tidak membiarkan anggotanya begitu saja, mengajari mereka sampai bisa, jika sudah bisa mereka akan di lepas sendiri supaya mereka bisa mandiri untuk menjalankannya. 4.Tahap pemformulasian Rencana Aksi Pada tahapan ini agen perubah membantu masing-masing memformulasikan kelompok gagasan untuk ajarkan untuk BUMDes di berani gagasan/mencurahkan memberikan pemikirannya dan petugas hanya membantu dalam membahas kendala yang mereka hadapi. Jika ada yang malu untuk meluangkan pikirannya, petugas meminta mereka untuk menuliskannya dalam bentuk tulisan dan petugas membantu menjelaskan kepada semua anggota BUMDes. Seperti penuturan Bapak Suwarso sebagai berikut: “kita punya rencana ini mas, kan permasalahan mereka ini ada pada modal mas. mereka ingin punya usaha sendiri tapi modalnya cuman sedikit. jadi kami di sini membantu mereka untuk membuat mudah dalam pencarian peminjaman modal bagi usaha mereka. Ya tidak semua permasalahan mereka hanya di modal, ya macem-macem seperti keterampilan mereka kurang mereka, pengen buka usaha dagang misalnya tapi tidak bisa caranya berdagang ya kami tampung masalah-masalah mereka nanti kalau ada sosialisasi tentang tata cara berdagang itu bisa di jadikan jawaban dari permasalahan mereka. dari situ mereka sudah bisa terbantu dengan adanya pemberdayaan yang telah pengurus lakukan atau berikan”. (Suwarso , 18 maret 2015). 5. Tahapan Pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan bentuk Pada tahapan pelaksanaan ini merupakan tertulis, terutama yang ada kaitannya dengan salah satu tahap yang paling krusial (penting) pembuatan dalam proposal dalam penyandang dana. Anggota 11 kepada pihak yang JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 proses pengembangan masyarakat, Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa karena sesuatu yang telah direncanakan dengan 6. Tahap Evaluasi baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama antar petugas dan warga masyarakat, maupun kerjasama antara warga. Jadi di sini kerjasama antara pengurus dan anggota harus berjalan sejajar agar program dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Contohnya pelaksanaan program seperti yang di jelaskan oleh pak Suparman, yaitu: “Banyak program dari BUMDes ini mas, mulai dari simpan-pinjam, penanaman buah naga, sewa jeruk dan lain-lain tapi yang banyak menghasilkan sekarang ini ya sektor riilnya itu dek”. Suparman, 19 maret 2015. Evaluasi pengembangan satu peternakan BUMDes masyarakat dalam permodalan “Jelas ada mas, saya dulu itu orang tidak punya ya kerja saya buruh-buruh tukang mebel begitu mas. Terus saya dulu itu berfikir mas upah cuma sedikit cuma bisa buat makan saja tapi besoknya harus mencari lagi mas. Nelongso saya dulu mas kalau dulu kamu mengerti perjalananku sampai dari sini. Tapi Alhamdulillah mas dulu itu saya dapat pinjaman uang dari BUMDes agak banyak karena orangorang pengurus pada tahu kalau saya itu orangnya benar jadidi pinjamkan agak banyak (hehehehehe), dulu itu saya dipinjamkan 3 juta mas. Ya sekarang Alhamdulillah sudah lumayan mas, tidak kurang apa-apa mas”. (Ali Sulthon, 20 Maret 2015) biasanya dilakukan yaitu pembagian ternak yang telah menghasilkan anak-anak ternak. Uang kas bertujuan selain untuk menyediakan tanah sewaan lahan juga untuk modal bagi membutuhkan modal lebih banyak. yaitu usaha, penuturannya yaitu: Al Madina lama jalankan sendiri manfaat dari peminjaman permodalan memberikan anggota di dari pak Ali Sulthon yang telah mengalami dirawat dan hasilnya seperti perjanjian yang dan yang Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan untuk di berikan kepada anggotanya untuk baru sebaiknya usahanya. menyediakan ternak dari uang kas yang ada anggota program membantu pemberdayaan untuk penanaman buah naga. Untuk masyarakat dan telah mendapatkan hasil bahwa dapat peminjaman modal dan juga untuk persewaan juga pengawasan peminjaman modal telah di evaluasi prosesnya Mengumpulkan uang kas untuk persediaan dan tahap dilakukan dengan melibatkan warga. Dari salah menyediakan adalah dari BUMDes Al Madina. jeruk sebagai terhadap program yang sedang berjalan pada Jadi di sini Program kegiatan semua yang lahan 12 yang Tahap evaluasi ini tidak hanya sampai di sini saja akan pengurus dan anggota akan terus memantau dan melaporkan hasil dari programprogram yang ada. Hal ini dilakukan agar JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa 13 tujuan dari awal pembentukan BUMDes bisa Peran Badan Usaha Milik Desa dalam terlaksana dengan sebaik-baiknya dan tepat pemberdayaan masyarakat desa mempunyai sasaran untuk membantu masyarakat yang tujuan profit atau hasil akhirnya. Yang di benar-benar membutuhkan. maksud Sisa Hasil Usaha disini nantinya dibagi 7. Tahapan Terminasi untuk kepentingan lingkungan dan masyarakat pemutusan yang tidak mampu (janda dan anak yatim). hubungan secara formal di sini di maksudkan Peran yang diakukan oleh relawan sosial bahwa mayarakat yang telah menjadi anggota (pekerja BUMDes dan mereka telah bisa secara mandiri pemercepat dapat memecahkan permalasahannya dan bisa/ sebagai perantara (broker); peran sebagai berhasil mengelola modal usahanya dengan pendidik (educator); peran sebagai tenaga ahli baik dan kondisi sekarang lebih baik maka (expert); hubungan ini bisa di putuskan/di akhiri. Seperti (social planner). Tahapan terminasi atau sosial) yaitu perubahan Peran sebagai (enabler); Peran Peran sebagai perencana sosial yang dikemukakan oleh (Adi, 2005:179) Peranan-peranan pemberdayan ditujukan Tahapan ini merupakan tahapan pemutusan untuk mensejahterakan masyarakat khususnya hubungan secara formal dengan komunitas masyarakat sasaran, karena dipandang komunitas tersebut memerlukan bantuan modal usaha agar bisa sudah mandiri dan berhasil memecahkan memiliki usaha sendiri dengan begitu mereka masalahnya atau batas waktu yang di tentukan bisa sudah selesai serta bisa dimungkinkan karena kesejahteraan keterbatasan dana. Karena secara nyata mereka BUMDes sudah bisa mandiri dan bisa melakukan sendiri pemberdayaan kepada seluruh anggotanya tanpa bantuan dari BUMDes lagi. Tetapi jika mulai ada yang belum bisa mandiri dan masih butuh assessment (penilaian), tahapan perencanaan dampingan mereka tidak bisa dilepas begitu alternatif saja karena nanti mereka akan rugi dan gagal pemformulasian dalam membantu usaha untuk meningkatkan pelaksanaan, usaha dan kesejahteraan mereka. terminasi. Kesimpulan perberdayaan BUMDes membentuk program menengah meningkatkan dari kebawah taraf hidupnya. Al Peran memberikan tahapan kegiatan, tahapan program, evaluasi Selanjutnya dalam dan pengurus persiapan, program/ tahap hidup Madina tahapan yang tahapan dan tahap program bersama dengan para anggotanya, dalam hal ini pengurus, anggota dan masyarakat sudah JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14 Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa berperan aktif pemberdayaan memberikan dalam seluruh tersebut solusi dan kegiatan serta masukan dapat bagi keperluan/ kebutuhan mereka sendiri. Upaya Badan Usaha Milik Desa dalam pemberdayaan masyarakat desa yaitu memiliki beberapa program untuk anggota-anggotanya, yaitu antara lain: 1. Simpan Pinjam/Permodalan 2. Persewaan tanaman jeruk dan penanaman buah naga 3. Peternakan hewan DAFTAR PUSTAKA 14 Moleong, Lexy J. 2009. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Poerwandari, Kristi. (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung Susanto, Astrid S. 1975. Pendapat Umum. Bandung: Bina Cipta. Soekanto, Soerjono. 1982, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: CV Rajawali Pers. Shahyuti. 2003. Model Kelembagaan Penunjang Pengembangan Pertanian di Lahan Lebak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Peraturan Perundang-undangan Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Huda, Miftachul.2009. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Sebuah Pengantar, Jakarta: Direktoral Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial. Ife, Jime. 1995. Community Devlopment. Creating Commuity Alternatives-Vision dan Practice. Israel, Arturo 1992. Pengembangan Kelembagaan, Pengalaman ProyekProyek Bank Dunia, Jakarta: LP3S Lawrence Neuman, William. 2000. Sosial Research Methods. Qualitative and Quantitative Approach, $th Edition. USA: Allyn & Bacon Midgley, James, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore. 2000. “Introduction: Sosial Policy and Sosial Welfare” The Handbook of sosial Policy, London: Sage, Halaman xi-xv Pemerintah Republik Indonesia. Undangundang Dasar 1945 Pasal 33. Pemerintah Rebublik Indonesia. 2009, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 32 Pasal 213 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia Melalui Menteri Dalam Negeri 2010. Undangundang Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa Internet http://kemenegpdt.go.id/ http://www.bangsakaya.com/ JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14