Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 511 MOLUSKUM Apa Moluskum Itu? Moluskum kontagiosum (Molluscum contagiosum) adalah infeksi kulit, yang disebabkan oleh virus. Moluskum mengakibatkan bintil putih kecil (lesi) yang muncul pada kulit. Sebagian besar bergaris tengah sekitar 1cm. Bagian tengah lesi keras berwarna putih. Beberapa lesi mempunyai cekungan di tengah. Lesi moluskum berwarna sama dengan kulit biasa, tetapi bisa kelihatan seperti lilin. Lesi biasanya tidak sakit atau gatal. Virus moluskum sangat umum, dan hampir semua orang pernah terinfeksinya. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan moluskum agar lesi tidak terjadi, atau jika terjadi, tidak bertahan lama. Orang dengan sistem kekebalan yang lemah dapat mengembangkan lesi moluskum yang menyebar, bertahan lama, dan sangat sulit diobati. Kurang lebih 20% Odha akan mengembangkan moluskum. Moluskum bukan masalah kesehatan yang berat. Namun, banyak orang menganggap lesi moluskum kelihatan sangat buruk. Ini dapat menyebabkan masalah emosional dan mental yang berat. Bagaimana Moluskum Menyebar? Moluskum dapat menyebar melalui hubungan langsung dengan kulit. Infeksi ini dapat menular melalui hubungan seks. Moluskum dapat menginfeksi bagian kulit mana pun, tetapi umumnya terjadi pada wajah atau di pangkal paha dan bagian pinggang. Moluskum dapat menyebar dari lesi ke bagian tubuh yang lain, atau kepada orang lain. Infeksi ini juga dapat disebarkan oleh barang atau pakaian yang pernah berhubungan dengan lesi. Laki-laki dengan HIV sering mengalami moluskum pada wajah. Moluskum dapat disebarkan akibat mencukur janggut dengan pisau silet. Bagaimana Kita Mengetahui Kita Mengalami Moluskum? Dokter dapat mendiagnosis lesi moluskum dengan mudah. Lesi tersebut adalah bintil seperti lilin berwarna sama dengan kulit, yang tidak sakit atau gatal. Hanya ada satu atau dua infeksi lain dengan gejala mirip dengan moluskum. Bagaimana Moluskum Diobati? Lesi moluskum diobati dengan cara sama dengan kutil. Sayang, lesinya sering kembali, dan harus diobati lagi. y Lesi dapat dibekukan dengan nitrogen cair. Ini cara pengobatan yang paling lazim. y Lesi dapat dibakar dengan jarum listrik (kauterisasi listrik) atau laser. Terapi ini dapat menyakitkan dan kadang meninggalkan bekas. y Lesi dapat diobati dengan zat kimia yang dipakai untuk kutil, seperti asam trikloroasetik (TCA), podofilin atau podofiloks. Zat ini tidak dapat dipakai pada kulit yang peka atau sekitar mata. y Lesi dapat dipotong atau ‘digali’ secara bedah. Terapi ini dapat menyakitkan dan meninggalkan bekas. y Lesi dapat diobati dengan obat yang dipakai untuk mengobati jerawat misalnya tretinoin atau isotretinoin. Ini pendekatan yang agak baru. Obat ini mengurangi tingkat minyak dalam kulit. Lapisan kulit atas mengering dan lepas. Obat ini dapat menyebabkan kemerahan dan sakit. Tretinoin adalah krim yang dioleskan pada lesi. Isotretinoin berbentuk pil. y Satu pendekatan lain adalah memakai obat antiviral sidofovir, kantaridin atau imikuimod. Obat ini dioleskan langsung pada lesi. Obat tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit di tempatnya. y Ada indikasi bahwa terapi antiretroviral (ART) efektif menghilangkan gejala moluskum. Apakah Moluskum Dapat Dicegah? Karena virus yang menyebabkan moluskum begitu umum, mustahil infeksi virus tersebut dapat dihindari. Namun, jika kita mengalami moluskum, kita harus memastikan bahwa lesinya tidak tersentuh orang lain. Kita juga harus hati-hati agar tidak menyebarkan moluskum pada bagian tubuh yang lain. Jangan menggaruk lesi atau melukainya waktu mencukur janggut. Beberapa dokter berpikir memakai alat cukur listrik membantu mencegah penyebaran moluskum. Masalah Interaksi Obat Obat jerawat tretinoin dan isotretinoin cenderung mengeringkan kulit. Kulit kering juga efek samping dari protease inhibitor indinavir (suatu obat antiretroviral/ARV) dan beberapa ARV lain. Jika kita memakai tretinoin atau isotretinoin untuk mengobati moluskum sekaligus dengan ARV yang menyebabkan kulit kering, masalah kulit kita dapat menjadi semakin buruk. Garis Dasar Moluskum adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan lesi pada kulit. Walaupun tidak berbahaya secara medis, lesi dapat mengakibatkan masalah emosional dan mental yang berat. Moluskum dapat disebarkan dari orang-ke-orang melalui hubungan langsung dengan kulit. Moluskum juga dapat disebarkan melalui hubungan seks. Jika kita mengalami moluskum, kita dapat menyebarkan moluskum pada bagian kulit baru jika kita mencukur janggut dengan pisau silet. Lesi moluskum dapat dihilangkan dengan cara serupa yang dipakai untuk mengobati kutil. Sayangnya, lesi moluskum sering kambuh dan harus diobati kembali. Ditinjau 1 September 2014 berdasarkan FS 513 The AIDS InfoNet 21 April 2014 Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/ Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org