BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN

advertisement
BAB VI
SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Setelah proses pengumpulan dan pengolahan data serta analisis, maka di dalam
Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada
penelitian ini.
6.1.
Simpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap 35 responden di BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Yogyakarta maka didapatkan hasil regresi linier sederhana, moderated
regression analysis (MRA) dan pembahasan dan dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
1.
Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kesiapan
berubah. Hipotesis 1 diterima, yaitu gaya kepemimpinan transformasional
berpengaruh signifikan positif terhadap kesiapan berubah. Apabila semakin
tinggi
pengaruh
gaya
kepemimpinan
transformasional
maka
akan
menciptakan kesiapan karyawan untuk berubah yang tinggi juga. Hasil
hipotesis 1 konsisten dengan hasil temuan Nordin (2011).
2.
Gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap kesiapan
berubah. Hipotesis 2 ditolak, karena gaya kepemimpinan transaksional tidak
berpengaruh signifikan positif terhadap kesiapan berubah.
106
3.
Komitmen organisasional memoderasi gaya kepemimpinan transformasional
pada kesiapan berubah. Hasil hipotesis tiga, empat dan lima ditolak yaitu,
komitmen organisasiona (afektif, kontinuans dan normatif) tidak memoderasi
pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kesiapan berubah.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terciptanya kesiapan berubah dipengaruhi
oleh penerapan gaya kepemimpinan tanpa ada peranan dari komitmen
organisasional sebagai variabel pemoderasi.
4.
Komitmen organisasional memoderasi pengaruh
gaya kepemimpinan
transaksional terhadap kesiapan berubah. Hipotesis keenam. Ketujuh dan
kedelapan ditolak karena komitmen organisasional (afektif, kontinuans dan
normatif)
tidak
menjadi
variabel
pemoderasi
pada
pengaruh
gaya
kepemimpinan transaksional terhadap kesiapan berubah. Hal ini dikarenakan
kepemimpinan transaksional tidak sesuai apabila diterapkan pada perusahaan
yang sedang mengalami perubahan.
6.2.
Keterbatasan
Jumlah sampel dalam penelitian ini relatif sedikit, yaitu hanya 35 responden
karyawan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta. Hal ini disebabkan karena
jumlah keseluruhan karyawan hanya 50 orang, dan setelah pilih berdasarkan kriteria
responden hanya 35 orang karyawan yang sesuai. Kondisi seperti ini berdampak pada
jumlah item pernyataan kuesioner tidak seimbang dengan banyaknya sampel yang
107
digunakan pada penelitian. Penelitian mendatang sebaiknya menggunakan responden
yang lebih banyak agar hasil analisis lebih dapat merepresentasikan hasil yang lebih
akurat dan meyakinkan.
Hasil penelitian juga mungkin akan berbeda apabila penelitian dilakukan pada
setting yang berbeda. Oleh karena itu, untuk setting yang berbeda perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
6.3.
Implikasi
1.
Secara teoritis, penelitian ini menguji dan menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kesiapan karyawan untuk berubah.
2.
Membantu manajemen BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta dalam
memahami gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
sehingga dapat menciptakan kesiapan berubah karyawan dalam transformasi.
3.
Mengetahui faktor-faktor yang dapat menciptakan kesiapan berubah karyawan,
sehingga dapat dirumuskan strategi oleh pihak perusahaan untuk menciptakan
kesiapan karyawan untuk berubah.
4.
Memberikan wawasan kepada manajemen perusahaan untuk memahami
kebutuhan karyawan terkait dengan gaya kepemimpinan perusahaan dalam
mempersiapakan
pemimpin-pemimpin
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
perusahaan untuk terus beradaptasi dengan perubahan sehingga dapat
mendorong kesiapan karyawan untuk berubah dan menjaga keberlangsungan
perusahaan. Hal ini terkait dengan sistem pemilihan pemimpin dan perekrutan
108
karyawan untuk mencari bibit-bibit pemimpin transformasional yang lebih
fleksibel menghadapi perubahan yang terjadi.
6.4.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya dengan menambah jumlah sampel dalam
penelitian, karena dalam penelitian ini jumlah sampelnya relatif sedikit, yaitu hanya
35 responden karyawan maka dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara
banyaknya item peryataan dengan kuesioner. Penelitian mendatang sebaiknya
menggunakan responden yang lebih banyak agar hasil analisis lebih dapat
merepresentasikan hasil yang lebih akurat dan meyakinkan.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka ada beberapa saran yang dapat peneliti
berikan kepada pihak BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta dalam upaya
menciptakan kesiapan berubah karyawan:
1.
Terkait dengan gaya kepemimpinan
Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan kepada BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Yogyakarta lebih menerapkan gaya kepemimpinan transformasional
dibandingkan dengan gaya kepemimpinan transaksional. Gaya kepemimpinan
transformasional sudah sesuai dengan visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, akan
tetapi penerapan gaya kepemimpinan transaksional masih tampak pada BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta dengan adanya pemberian imbalan atas
pencapaian hasil yang didapat. Gaya kepemimpinan transformasional sangat sesuai
109
dengan keadaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta dalam menghadapi
perubahan. Karakteristik gaya kepemimpinan transformasional yang perlu diterapkan
pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta sebagai berikut:
a.
Pemimpin memiliki atribusi positif dan memberikan perhatian kepada bawahan,
sehingga bawahan memiliki rasa bangga dan secara sukarela terlibat dalam
pencapaian tujuan perubahan.
b.
Pemimpin mampu menciptakan suasana kondusif dalam perusahaan, sehingga
bawahan dapat mengembangkan ide-ide baru, berinovasi, berkreatifitas dan
dapat menyelesaikan masalah dari sudut pandang yang berbeda.
c.
Pemimpin memberikan perhatian kepada bawahan untuk berkembang dan
berprestasi untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi.
d.
Pemimpin menciptakan komunikasi yang baik kepada bawahan untuk
memberikan motivasi dan menjelaskan visi, misi dan manfaat perubahan yang
dibutuhkan guna keberlangsungan perusahaan, serta mengarahkan bawahannya
untuk menerima perubahan dan mencapai tujuan perubahan dengan jalan
meminimalisir resistensi atau penolakan akan perubahan.
Karakteristik kepemimpinan di atas dapat menciptakan kesiapan berubah
karyawan BPJS Ketenagakerjaan dalam menghadapi transformasi perusahaan.
Manajemen dapat menetapkan standar-standar baru dalam proses seleksi kandidat
pemimpin baru yang memiliki karakteristik kepemimpinan transformasional. Hal ini
110
sesuai dengan keadaaan yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan yang sedang
mengalami transformasi.
Penerapan gaya kepemimpinan transformasional lebih tepat dan efektif
dilakukan pada kondisi perusahaan yang sedang mengalami perubahan. Sedangkan
gaya kepemimpinan transaksional hanya digunakan sebagai pelengkap saja, karena
gaya kepemimpinan ini berguna jika diterapkan pada kondisi lingkungan eksternal
dan internal perusahaan yang stabil.
2.
Terkait dengan kesiapan berubah
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta dapat menciptakan kesiapan
karyawan untuk berubah dengan cara:
a.
Perusahaan mampu menjelaskan alasan yang rasional terkait dengan
perubahan yang terjadi kepada seluruh karyawan.
b.
Manajemen dan pemimpin memberikan sinyal yang jelas tentang pentingnya
perubahan bagi perusahaan kepada seluruh karyawan.
c.
Melibatkan karyawan dalam pelaksanaan perubahan dan memberikan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi karyawan agar
senantiasa siap menghadapi perubahan.
Karyawan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta dituntut untuk
beradaptasi dan senantiasa siap menghadapi perubahan yang berasal dari internal atau
eksternal perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam menghadapi perubahan tidak
111
terlepas dari keterlibatan seluruh karyawannya, untuk itu karyawan BPJS
Ketenagakerjaan harus terus meningkatkan kompetensi dan kemampuan agar
senantiasa siap terhadap perubahan. Karena sejatinya perubahan tidak dapat dihindari
dan harus dihadapi guna keberlangsungan perusahaan.
112
Download