KETENANGAN IBU MEMPENGARUHI RASA NYAMAN BAGI BAYI MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso,ST, MT Oleh : Jayanti Imansari NIM.1302100061 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN April 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Alhamdulillahirobbil’alamin. Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Terutama kepada Bapak dosen yang telah membantu dan memberikan bimbingannya. Tak lupa teman-teman D-III Kebidanan non reguler yang telah banyak memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan, sehingga ada kurang lebihnya mohon dimaafkan. Karena dari kesalahan, pasti kami akan belajar untuk memperbaiki menjadi benar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan sebaik-baiknya. Amin. Malang, April 2014 i DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2 BAB II................................................................................................................................. 3 BAHASAN ......................................................................................................................... 3 2.1 Menjaga Kondisi Psikis Bayi Sejak dalam Kandungan............................................ 3 2.2 Ketenangan dan Kenyaman bagi Bayi dan Ibu Baru ................................................ 5 2.3 Mengatasi Kekhawatiran Berlebih pada Ibu Baru Yang Dapat Memicu Gangguan Obsesif Kompulsif .......................................................................................................... 6 2.4 Kaitan Antara Ketenangan dengan Baby Blues Syndrome....................................... 7 BAB III ............................................................................................................................. 10 PENUTUP ........................................................................................................................ 10 3.1 Simpulan ................................................................................................................ 10 3.2 Saran-Saran ............................................................................................................ 11 DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................................... 12 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernahkah anda merasa benar-benar tenang, atau pernahkah anda menggendong bayi dan begitu menikmati suasananya? Perasaan aman dan damai. Mungkin saat itu anda tidak menyadari, tapi sebenarnya anda sedang mengalami suatu ketenangan. Ketenangan adalah sebuah perasaan menyenangkan tanpa adanya tekanan, baik tekanan mental maupun fisik, sehingga akan muncul perasaan aman dan nyaman. Penekanan pada perasaan ibu akan memberikan pengaruh kepada bayi. Perasaan kuat dan positif di dalam diri ibu sangatlah penting bagi kesejahteraan bayi dan ibu sendiri. Sulit menenangkan seorang bayi atau anak, jika seorang ibu dalam keadaan yang tegang. Pada tahun 1950-an, peneliti Dr.Salk menemukan bahwa suara denyut jantung manusia dewasa membuat anak kecil menjadi tenang dan membantu sistem saraf pusat yang belum matang. Mengingat bahwa bayi terbiasa mendengar suara denyut jantung orang dewasa selama sembilan bulan dalam kandungan, sehingga apabila sang ibu dapat menjalankan perannya dan membawa bayi dalam posisi tenang, maka akan tercipta rasa nyaman bagi si bayi. Sebagai seorang bidan kita harus mampu memahami tentang beberapa hal yang berkaitan dengan ketenangan ibu. Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, Bayi Baru Lahir ( BBL ) harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Saat itulah bayi membutuhkan kasih sayang pertama dari orang tuanya terutama sang ibu. Hal ini akan membantu bayi berkembang, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis. 1 Oleh karena itu, tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari beberapa cara yang membantu peran seorang ibu untuk dapat memperoleh ketenangan dan memberikan kenyamanan kepada si buah hati. Karena saat ini masih banyak orang tua, terutama ibu yang merasa terbebani atau belum siap dalam menjalankan perannya sebagai orang tua. 1.2 Rumusan Masalah Secara umum masalah dalam makalah ini adalah bagaimanakah upaya-upaya yang harus dilakukan ibu dan bayi untuk memperoleh ketenangan? Secara khusus masalah penelitian dinyatakan dalam tiga pertanyaan berikut ini. 1.2.1 Bagaimanakah upaya menjaga kondisi psikis bayi sejak dalam kandungan? 1.2.2 Bagaimanakah upaya memperoleh ketenangan dan kenyaman bagi bayi dan ibu baru? 1.2.3 Bagaimanakah upaya mengatasi kekhawatiran berlebih pada ibu baru yang dapat memicu gangguan obsesif kompulsif? 1.2.4 Bagaimanakah kaitan antara ketenangan dengan baby blues syndrome? 1.3 Tujuan Makalah ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang : 1.3.1 upaya menjaga kondisi psikis bayi sejak dalam kandungan 1.3.2 upaya memperoleh ketenangan dan kenyaman bagi bayi dan ibu baru 1.3.3 upaya mengatasi kekhawatiran berlebih pada ibu baru yang dapat memicu gangguan obsesif kompulsif 1.3.4 kaitan antara ketenangan dengan baby blues syndrome 2 BAB II BAHASAN 2.1 Menjaga Kondisi Psikis Bayi Sejak dalam Kandungan Rahim ibu merupakan lingkungan pertama yang membentuk seorang manusia. Lingkungan pertama ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan janin. Janin adalah bagian yang tak terpisahkan dari ibu yang mengandungnya. Karena itulah, semua kondisi dan keadaan yang dialami oleh ibu akan berpengaruh terhadap janin. Sebagaiman hasil studi dan riset yang dilakukan oleh para ahli (Dr. Fakhir Aqil, ‘Ilm Al-Nafs Al-Tarbawi hal: 46-47), membuktikan bahwa kesehatan jasmani dan kondisi psikis ibu sangat berpengaruh pada janin. “Ketegangan dan goncangan yang dialami oleh seorang ibu hamil akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan pada janin. Bahkan hal itu akan membuat anak yang ia kandung menjadi seorang yang emosional. Karena itu, perlu adanya program bimbingan bagi para ibu hamil untuk menghindarkan semua pikiran yang dapat mengusik ketenangannya dan menciptakan ketegangan dan kece-masan, serta menjaga agar suasana kehidupannya selalu harmonis dan menyenangkan”. Masa kehamilan juga sangat berpengaruh pada kestabilan jiwa dan mental anak. Demikian pula halnya dengan kondisi spiritual, moral dan kejiwaan, seperti kecemasan dan ketenangan, kerisauan dan kestabilan mental, ketakutan dan sebagainya, semua itu sangat berpengaruh pada anak. Walaupun pada perkembangan selanjutnya, anak akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Ada kalanya lingkungan akan menyelamatkannya dari pengaruh buruk yang ia bawa sejak lahir namun bisa jadi lingkungan akan merusak potensi yang dibawa sejak lahir. Untuk itu kenapa kita harus menjaga Kondisi kejiwaan ibu hamil agar selalu stabil, tenteram, dan bahagia. 3 Siapapun tentu senang melihat wajah ceria dan bahagia penuh senyum. Wajah yang jauh dari kesan stres. Bahagia. Itulah seharusnya yang dirasakan seorang ibu hamil, dan bukannya stres. “Kalau ibunya stres, bisa meningkatkan masalah pada perilaku anak kelak,” ujar psikolog anak dan keluarga Rusyika Thamrin Psi, CBA, CPHR. Emosi ibu seperti marah, takut, cinta dan berharap, juga berpengaruh pada genetika anak. “Suami-suami juga harus memberi dukungan. Jadilah suami yang paling romantis,” imbuh perempuan yang akrab disapa Tika ini. Sikap baik tehadap isteri, khususnya isteri yang sedang mengandung, akan membuat kehidupannya bahagia. Isteri akan merasakan ketenangan dan ketenteraman. Selanjutnya, suami sebaiknya membantu istri dalam menyelesaikan pekerjaan rumah yang tidak mampu ia lakukan, memaafkan kesalahannya sejauh tidak keluar dari batas-batas agama, bersikap penuh pengertian dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi sehingga tidak menyinggung perasaannya, menghindari semua hal yang dapat mengganggu ketenangan jiwanya, seperti rasa cemburu yang tidak pada tempatnya, atau bermuka masam terhadapnya, atau bahkan sampai memukul, pisah ranjang dan tidak memenuhi hak-haknya.[Irsyad Al-Qulub:175, Makarim Al-Akhlaq:245, Al-Kafi 5:511]. Jika perlakuan suami terhadap isteri baik, kondisi psikis isteri menjadi baik pula, dan itu akan memberikan pengaruh yang positif kepada janin yang dikandungnya. Dijelaskan pula oleh Rusyika Thamrin Psi, CBA, CPHR, hubungan antara ibu dengan bayi dalam kandungan sangat luar biasa. Sebab mereka dapat berkomunikasi dan menjalin keintiman. Tidak ada ibu hamil yang dapat menyembunyikan emosi dari bayinya. Emosi yang dialami ibu dibawa ke plasenta bayi oleh molekul, sehingga bisa mempengaruhi perkembangan otak bayi dan karakter emosi bayi. Menurutnya, stimulasi sejak dalam kandungan seperti respons sentuhan dan suara, dapat menjalin kedekatan emosi ibu dan bayi. Selain itu, juga bisa menentukan hubungan antara anak dan orangtuanya di masa depan. 4 2.2 Ketenangan dan Kenyaman bagi Bayi dan Ibu Baru Beberapa tahun yang lalu, para peneliti dari Calm Centre mengadakan serangkaian percobaan yang meliputi aktivitas gelombang otak orang-orang pada saat mereka dalam keadaan relaks, misalnya ketika sedang dipijat atau sedang meditasi, khususnya seorang ibu yang sedang menyusui. Secara berulang kali, aktivitas gelombang otak yang ditunjukkan oleh sang ibu menyerupai pola yang terekam pada orang-orang yang sedang bermeditasi. Yang mengejutkan adalah pola yang terekam dari sang bayi yang disusui oleh ibunya. Aktivitas gelombang otak sang bayi hampir identik atau sama dengan sang ibu. Pada saat salah satu dari ibu atau bayi mengalami gangguan, contohnya pada saat sang bayi buang angin, atau pada saat ibu terganggu, maka gelombang otak yang lain akan mengikuti perubahan tersebut. Dari percobaan ini, tentu dapat diketahui bahwa emosi antara ibu dan bayi saling keterkaitan. Perasaan tenang ibu akan menular kepada bayi, sebaliknya apabila bayi merasa nyaman atau tenang, maka ibu juga merasakan hal yang sama. Kehadiran bayi akan memberi banyak kejutan. Kelelahan karena kurang tidur, merasa tak berdaya dan khawatir tak mampu merawat dan mengasuh anak, bisa dialami para ibu baru. Bagaimana ibu baru, bersama pasangan maupun tanpa pasangan bisa tenang mengendalikan situasi yang baru dialaminya ini. Berikut merupakan 2.2.1 upaya-upaya yang dapat dilakukan ibu, antara lain: Bersama Pasangan Anak-anak tumbuh dan berkembang dalam keluarga. Ia memahami kebersamaan dari apa yang ia lihat dan alami sehari-hari bersama ibu dan ayahnya. Cara ibu dan ayah dalam menangani anak dan saling menghargai, disimaknya secara seksama serta dipelajari sejak ia kecil sampai besar. 2.2.2 Tanpa Pasangan Mengasuh anak sendiri karena suami sedang bekerja atau studi di luar kota atau luar negeri. Kadang ibu akan merasa berat mengasuh dan merawat sendiri sekaligus mengurus rumah tangga. Anak butuh cinta kedua orang tuanya, anak 5 juga butuh merasakan kebahagiaan orang tuanya. Oleh karena itu, sebaiknya ibu meminta bantuan kepada kerabat untuk membantunya. Ibu harus pintar dalam mengatur waktu dan menentukan apa yang harus dilakukannya untuk menjalani peran sebagai orang tua yang baik. 2.3 Mengatasi Kekhawatiran Berlebih pada Ibu Baru Yang Dapat Memicu Gangguan Obsesif Kompulsif Pada ibu baru seringkali mengalami kekhawatiran terhadap tumbuh kembang bayinya. Kekhawatiran dinilai wajar saja terjadi pada setiap ibu baru asalkan tidak berlebih dikarenakan kondisi yang membuat ibu baru berlebih akan memicu terjadinya gangguan kepribadian yang dikenal dengan obsesif kompulsif. Obsessive Compulsive disorder/OCD merupakan gangguan kepribadian yang ditandai ibu baru mudah resah dan kekhawatiran yang berlebih, misalnya ketakutan ketika bayi sedang tidur terjatuh di tempat tidur sehingga ibu senantiasa menggendongnya atau menjaganya selama bayi anda tertidur. Kondisi gangguan kepribadian Obsessive Compulsive disorder/OCD akan membuat ibu baru menjadi mudah resah dan terpuruk, bahkan tak jarang mempengaruhi pemikiran yang tidak mudah dikendalikan sehingga menyebabkan air susu ibu menjadi tidak lancar. Pada dasarnya gangguan obsesif kompulsif merupakan gangguan yang mengarah pada psikologis yang menimbulkan cemas, sulit dikendalikan di dalam pemikiran. Tahapan gangguan kecemasan ini awalnya masih bisa dikendalikan akan tetapi lama kelamaan akan meningkat dan menimbulkan perilaku yang kompulsif pada ibu baru. Penyebab yang diduga menyebabkan gangguan perilaku kecemasan yang berlebih pada ibu baru diantaranya adalah faktor genetik dan psikososial. Salah satunya yang berhubungan dengan psikologis adalah membiasakan perilaku dalam mengatasi kecemasan sehingga merupakan mekanisme pertahanan mental yang dapat menimbulkan kecemasan. Dalam sebuah penelitian menemukan bahwa seorang ibu baru melahirkan akan mengalami compulsive disorder dalam skala 6 ringan sampai pada tahap berat. Gangguan-gangguan kepribadian obsesif kompulsif dialami oleh 11% yang dialami kurang lebih 2-6 minggu setelah persalinan. Berikut adalah cara penanganan bagi ibu baru yang mengalami gangguan Obsesif Kompulsif : 2.3.1 Beri keyakinan pada diri ibu bahwa ketakutan dan kecemasan yang dialami hanya akan membuat situasi memburuk, membuat asi berkurang dan kondisi kesehatan ibu menjadi tidak bugar dan tidak sehat. Kekhawatiran yang berlebih akan mengakibatkan hilangnya konsentrasi sehingga bagi anda sebagai wanita karir tidak dapat fokus dengan baik pada pekerjaannya. Sehingga disarankan untuk ibu mempercayakan penanganan bayi anda pada orang tua atau pengasuh. 2.3.2 Beri tahu suami mengenai kekhawatiran yang mengganggu sehingga menemui jalan keluar dengan cara diskusi bersama. Ibu bisa meminta bantuan suami untuk meyakinkan bahwa kondisi bayi akan baik baik saja. Kekhawatiran yang dialami oleh ibu baru dapat berasal dari tanggung jawab yang dikhawatirkan tidak dapat terpenuhi, sehingga penting untuk membagi peran dalam mengasuh anak. 2.3.3 Adapun bagi yang mengalami gangguan berat mungkin akan dilakukan terapi sesuai dengan kondisi ibu baru yang mengalami Obsessive Compulsive disorder. 2.4 Kaitan Antara Ketenangan dengan Baby Blues Syndrome Pasca melahirkan tentunya akan muncul perasaan pada diri seorang ibu merasa senang, haru sekaligus lega karena perjuangan selama 9 bulan selama masa kehamilan dan proses melahirkan telah terlewati dengan selamat. Kini hadir buah hati yang akan senantiasa menemani hari-hari ibu. Namun beberapa hari kemudian, justru perasaan senang yang menghinggapi kini berubah menjadi rasa penuh kesedihan dan khawatir. Hampir 50% ibu mengalami rasa sedih dan khawatir pasca melahirkan. Kondisi ini dinamakan sebagai Baby Blues Syndrome. 7 Baby Blues Syindrome yang biasa juga dikenal sebagai Postpartum Distress Syndrome merupakan suatu kondisi dimana muncul perasaan gundah gulana atau adanya perasaan sedih yang di alamai oleh para ibu pasca melahirkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan dan cenderung memburuk pada 3 ata 4 hari pasca melahirkan. Namun jika ibu mengalami kondisi yang sama melebihi batas normal 2 minggu, maka baiknya ibu berkonsultasi dengan dokter, karena di khawatirkan mengalami Postpartum Depression. Banyak kalangan menilai adalah hormon yang menyebabkan ibu mengalami baby blues syndrome. Pada saat kehamilan, ibu banyak mengalami perubahan besar baik fisik maupun non fisik termasuk di dalamnya perubahan hormon. Begitu juga pasca melahirkan, perubahan tubuh dan hormon kembali terjadi lagi. Perubahan-perubahan yang kembali terjadi pada diri anda akan sangat mempenngaruhi perasaan ibu. Penurunan secara drastis kadar hormon estrogen dan progesteron serta hormon lainnya yang di produksi oleh kelenjar tiroid akan menyebabkan ibu sering mengalami rasa lelah, depresi dan penurunan mood. Selain hormon, hadirnya si kecil yang harus betul-betul diawasi, dipenuhi perhatiannya, diasuh siang dan malam banyak menguras tenaga ibu, sehingga ibu mengalami keletihan dan kurang waktu istirahat. Perubahan pola hidup ini juga sebagai faktor banyak ibu pasca melahirkan mengalami depresi. Selain itu kecemasan yang menghantui para ibu, kecemasan akan masa depan anak, kecemasan apakah mampu atau tidaknya membesarkan anak dengan baik, dan kecemasan lainnya yang menghantui ibu juga bisa memicu baby blues syndrome. 8 2.4.1 Gejala-gejala Baby Blues Syndrome Ibu yang mengalami baby blues syndrome maka akan mengalami beberapa gejala, antara lain : 2.4.1.1 Rasa sedih dan depresi memenuhi perasaan ibu hingga menyebabkan ibu sering menangis 2.4.1.2 Emosi sangat labil, mudah marah, gampang tersinggung dan sering hilang rasa sabarnya. 2.4.1.3 Kerap kali ibu merasa kelelahan dan sering dihinggapi sakit kepala 2.4.1.4 Sering merasa kurang percaya diri dan sering mengalami rasa cemas 2.4.1.5 Mengalami kesulitan dalam berisitirahat atau susah tidur 2.4.1.6 Sering mengalami rasa takut akan berbagai hal 2.4.2 Cara Mengatasi Baby Blues Syndrome Setelah proses melahirkan dan didapati sang ibu mengealami gejala baby blue syndrome, maka beberapa cara berikut dapat dilakukan untuk mengatasi masalah baby blue syndrome pada ibu baru: 2.4.2.1 Meminta bantuan keluarga besar untuk mengurus sang bayi. 2.4.2.2 Banyak tidur untuk sang ibu. 2.4.2.3 Sang ibu harus sharing kesulitan dan masalah pada suami atau keluarga. 2.4.2.4 Memanfaatkan waktu untuk relaksasi. 2.4.2.5 Perhatikan pola gizi yang masuk 9 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Kondisi psikologis bayi mulai dibentuk pada masa dalam kandungan, seperti yang telah dijelaskan bahwa rahim ibu merupakan lingkungan pertama yang membentuk seorang manusia. Lingkungan pertama ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan janin. Didalam rahim kondisi psikis bayi mulai dibentuk. Apabila ibu mengalami ketenangan dan perasaan nyaman, maka si bayi dalam kandungan juga ikut merasakan nyaman. Oleh karena itu, saat ini banyak sekali yang menggunakan metode penyaluran ketenangan, melalui sentuhan maupun musik-musik klasik yang ditempel di perut ibu. Dengan cara ini, janin dalam rahim ibu akan merasa tenang seperti yang telah dijelaskan oleh Rusyika Thamrin Psi, CBA, CPHR, bahwa stimulasi sejak dalam kandungan seperti respons sentuhan dan suara, dapat menjalin kedekatan emosi ibu dan bayi. Ketenangan dan kenyaman bagi ibu baru dan bayi dapat diperoleh melalui berbagi upaya-upaya. Banyak sekali faktor yang dapat mendukung tingkat ketenangan ibu, seperti pasangan atau suami, keluarga, maupun lingkungan sekitar. Setelah melakukan persalinan, maka seorang ibu akan menjalankan peran barunya sebagai orang tua. Hal tersebut dapat menimbulkan perubahan, baik secara psikologis maupun fisik ibu. Perubahan yang biasanya sering dialami ibu adalah kekhawatiran berlebih yang dapat memicu terjadinya gangguan kepribadian ibu, seperti yang kita kenal dengan obsesif kompulsif. Selain gangguan obsesif kompulsif, seorang ibu juga dapat mengalami gangguan psikologis yang disebut baby blue syndrome. Hampir 50% ibu mengalami rasa sedih dan khawatir pasca melahirkan, namun jika ibu mengalami kondisi yang sama melebihi batas normal 2 minggu, maka baiknya ibu 10 berkonsultasi dengan dokter, karena di khawatirkan mengalami Postpartum Depression. 3.2 Saran-Saran Berdasarkan empat simpulan tersebut disarankan kepada para ibu baru dan ibu pasca bersalin agar: 1) memahami pentingya menjaga kondisi ibu pasca bersalin, baik secara fisik atau jasmani ibu, maupun secara psikologis. 2) Memahami tentang hubungan dan keterkaitan antara emosi ibu dan bayi, karena apabila ibu tenang maka bayi akan merasa nyaman 3) Mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sebagai ibu baru 4) Memahami gangguan yang timbul pasca bersalin, agar ibu dapat mengatasinya 11 DAFTAR RUJUKAN Wilson, Paul. 2005. Ibu Tenang, Bayi pun Tenang. Jakarta: Gramedia Irianti, Indah. 2010. Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC http://bidanku.com/kekhawatiran-berlebih-pada-ibu-baru-memicu-gangguanobsesif-kompulsif http://bidanku.com/mengenal-dan-mengatasi-baby-blues-syndrome http://www.tipsbayi.com/apa-itu-baby-blues-syndrome.html www.ayahbunda.co.id 12