Wealth Management Newsletter - Januari 2016

advertisement
Wealth Management Newsletter - Januari 2016
GREETINGS
Nasabah terhormat,
Tidak terasa kita sudah memasuki tahun baru 2016. Pada edisi e-Market Perspective ini,
kami mengulas mengenai pergerakan pasar selama bulan Desember 2015 dan bagaimana
ekspektasi pasar menyambut tahun baru 2016 dengan lebih positif.
Memasuki tahun 2016, kami melihat gejolak pasar mulai mereda seiring dengan kenaikan
suku bunga The Fed yang pertama kali sejak tahun 2006. Pelaku pasar menilai kenaikan suku
bunga The Fed merupakan langkah positif dari Bank Sentral AS karena dianggap sebagai
salah satu bukti pemulihan ekonomi AS. Hal ini juga memberi keyakinan pada Pemerintah
Indonesia untuk mulai menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi
tahun ini. Namun kami melihat bahwa gejolak di pasar global masih akan membayangi
seiring dengan perlambatan ekonomi China dan penurunan harga komoditas dunia.
Dengan dukungan realisasi dari program-program transformasi Pemerintah dan level
valuasi yang cukup menarik, kami lebih optimis terhadap iklim investasi di Indonesia
tahun ini. Untuk itu, kami ingin menyarankan kepada Anda untuk mengevaluasi portofolio
investasi yang dimiliki saat ini dan menyesuaikannya kembali dengan tujuan investasi dan
profil risiko Anda.
Jika Anda membutuhkan bantuan atau informasi lebih lanjut mengenai strategi dan
rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager
kami di cabang terdekat.
Akhir kata, kami ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru 2016 dan terima kasih atas
kepercayaan Anda untuk tetap menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank.
Hormat kami,
Rian Kaslan
EVP, Head of Wealth Management and Business Strategy
1
Market Review – DESEMBER 2015
Pada bulan Desember 2015, IHSG ditutup menguat +3,3% di
level 4.593 dibandingkan posisi di akhir November 2015. Hal
ini sesuai dengan pandangan kami sebelumnya bahwa IHSG
berpotensi mengalami “year end rally” di bulan tersebut.
Di awal bulan Desember 2015, IHSG cenderung bergerak flat
dan sempat menyentuh level terendahnya di level 4.374 akibat
sentimen negatif dari pelemahan harga minyak dunia hingga
menembus level USD 36/barrel dan ketidakpastian kenaikan
suku bunga The Fed. Meskipun demikian, keyakinan pasar akan
kenaikan suku bunga The Fed terus bertambah menjadi 80%
menjelang FOMC Meeting pada tanggal 16-17 Desember 2015.
Dan akhirnya, untuk pertama kalinya sejak 2006, The Fed
menaikan suku bunga acuannya sebanyak 25 bps. Hal ini
langsung direspon positif oleh pelaku pasar dan IHSG menguat
1,62% ke level 4.555 pada 17 Desember 2015. Penguatan ini
sejalan dengan “Fed Bounce Effect” di pasar saham Emerging
Market.
Fed Bounce Effect in Emerging Market Stocks
Kinerja IHSG +3,3% di bulan Desember 2015 melampaui /
outperformed apabila dibandingkan dengan indeks pasar saham
regional MSCI Asia ex Japan yang melemah -0,7%.
Setelah mengalami recovery di kuartal 4 tahun 2015, IHSG
tercatat mengalami penurunan sebesar -12% YoY sepanjang
tahun 2015. Hal ini sejalan dengan kondisi indeks saham di
negara berkembang di Asia (MSCI EM Asia sebesar -11.8% YoY)
dan negara regional seperti Singapura, Thailand, dan China.
Sedangkan India, Philipina, dan Malaysia mencatat kinerja
saham yang lebih baik.
FY2015
FY2015
MSCI World
-2,7%
MSCI Indonesia
-12,0%
MSCI US
-0,8%
MSCI Singapore
-15,2%
MSCI Europe
5,5%
MSCI Malaysia
-4,7%
MSCI Japan
8,1%
MSCI Thailand
-18,5%
MSCI Asia ex Japan
-11,3%
MSCI Philipine
MSCI EM
-17,0%
MSCI Brazil
MSCI EM Asia
-11,8%
MSCI Argentina
MSCI EM Europe
-17,6%
MSCI Mexico
-16,0%
MSCI EM Latam
-32,9%
MSCI Turkey
-17,1%
MSCI China
-10,1%
MSCI South Africa
MSCI India
-3,0%
-3,3%
-43,4%
-1,2%
-2,6%
Sumber: Bloomberg
Di bulan Desember 2015, pasar Obligasi Indonesia mencatat
kinerja negatif -0.77% berdasarkan HSBC Bond Index,
sehingga imbal hasil SUN tenor 10 tahun mengalami kenaikan
dari 8,61% ke level 8,74%. Kondisi ini sekaligus menutup kinerja
tahunan sebesar +3,08%.
Sumber: Bloomberg
Kondisi ini juga semakin menguatkan bahwa secara historical
sejak tahun 1997, IHSG selalu mengalami penguatan di bulan
Desember 2015 kecuali pada tahun 2000 saat terjadi krisis
ekonomi global. Penguatan tertinggi terjadi pada tahun 2003,
IHSG menguat 12,12% dari posisi bulan sebelumnya.
Meskipun demikian, kepemilikan asing terhadap obligasi
pemerintah terus mengalami peningkatan. Tercapainya target
penerbitan obligasi pemerintah menjadi katalis bagi investor
asing untuk mengakumulasi pembelian.
Per akhir Desember, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah
naik 1,8% dari bulan sebelumnya ke level Rp558 Triliun. Hal
ini membawa peningkatan persentase kepemilikan asing atas
obligasi yang diperdagangkan dari 38,15% di bulan November
2015 menjadi 38,2% di Desember 2015.
Sejarah Berulang, IHSG kembali mengalami “Year End Rally”
Sumber: Bloomberg
Kepemilikan Asing Pada Obligasi Indonesia dan
Pergerakan Yield SUN 10 tahun.
560
12
540
10
520
8
500
6
480
4
460
440
2
420
0
Foreign ownership in Gov Bond
12/31/2015
Dec
11/30/2015
Nov
10/31/2015
Oct
9/30/2015
Sep
8/31/2015
Aug
7/31/2015
Jul
6/30/2015
Jun
5/31/2015
May
4/30/2015
Apr
3/31/2015
Mar
2/28/2015
Feb
1/30/2015
Year Jan
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Yield SUN 10 Th
Sumber: Bloomberg diolah oleh Commonwealth Bank
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
2
Market Outlook – JAN to FEB 2016
Memasuki awal tahun 2016, gejolak pasar mulai mereda.
Pergerakan di bulan Januari 2016 berpotensi bergerak lebih stabil
dan dalam tren yang positif seiring dengan beberapa katalis dari
pasar global yang dapat mendorong rally berkelanjutan. Berikut
ini beberapa katalis positif dari pasar yang mendukung prediksi
di atas.
Memasuki tahun 2016, jumlah pengambil keputusan/voter pada
FOMC meeting mengalami perubahan menjadi 10 voters. Dari
seluruh voters yang akan diambil suaranya pada 2016, terdapat
5 voters yang mempunyai pandangan positif/dove di 2016.
Sedangkan 3 lainnya mempunyai pandangan negatif/hawk serta
2 voters memilih netral.
New Voters, New Grades for FOMC in 2016
Global Market Outlook
Risiko Ketidakpastian Mereda, The Fed Akhirnya
Menaikan Suku Bunga Acuan
Janet Yellen
Chair
Score: 1 dove
Voting status: Permanent
Loretta Mester
Cleveland Fed President
Score: 1 hawk
Voting status: 2016 voter
William Dudley
New York Fed President
Score: 1 dove (change from 2 doves)
Voting status: Permanent
James Bullard
St. Louis Fed President
Score: 1 hawk
Voting status: 2016 voter
Patrick Harper
Philadelphia Fed President
Score: 1 dove
Voting status: 2017 voter
Esther George
Kansas City Fed President
Score: 2 hawks
Voting status: 2016 voter
Robert Kaplan
Dallas Fed President
Score: 1 dove
Voting status: 2017 voter
Jeffrey Lacker
Richmond Fed President
Score: 2 hawks
Voting status: 2018 voter
Daniel Tarullo
Governor
Score: 2 doves
Voting status: Permanent
Jerome Powell
Governor
Score: Neutral
Voting status: Permanent
Lael Brainard
Governor
Score: 2 doves (change from 1 dove)
Voting status: Permanent
Dennis Lockhart
Atlanta Fed President
Score: Neutral
Voting status: 2018 voter
Eris Rosengren
Boston Fed President
Score: 2 doves
Voting status: 2016 voter
Robert Charles Evans
Chicago Fed President
Score: 3 doves
Voting status: 2017 voter
Sumber: Bloomberg
Setelah menahan suku bunganya di level mendekati 0 sejak
krisis ekonomi Global 2008, akhirnya pada FOMC meeting
Desember 2015, The Fed memutuskan menaikan suku bunga
acuannya sebanyak 25 bps.
John Williams
San Francisco Fed President
Score: Neutral
Voting status: 2018 voter
Stanley Fischer
Vice chair
Score: Neutral
Voting status: Permanent
Neel Kashkari
Minneapolis Fed President
Score: Unknown
Voting status: 2017 voter
Sumber: Bloomberg News; Photos Source: Bloomberg
Salah satu alasan The Fed menaikan suku bunga, seperti
yang diungkapkan Gubernur The Fed, Jeanet Yellen adalah
pertumbuhan ekonomi global yang berada dalam kecepatan
moderat serta optimis bahwa di tahun 2016 ekonomi global
akan tumbuh lebih cepat.
Dari rincian tersebut, kami melihat anggota The Fed jauh lebih
positif di tahun 2016. Kenaikan suku bunga The Fed juga
diprediksi akan dilakukan perlahan dan dalam level yang dapat
diterima pasar.
Hal ini juga sesuai dengan pandangan dari FOMC Members
dalam grafik di bawah ini:
What Happens When The Fed Raises Rates?
Fed Fund Rate Forecast By FOMC Members
Returning During 7 Tightening Cycles Since 1980
13.0
9.9
7.5
6.0
9.7
8.3
7.8
6.9
Percent
5
4.5
4
3.5
9.3
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
3.6
1-Year
U.S. Stocks
5-Years
Non-U.S. Stocks
Bonds
REITs
Balanced
Sumber: Russell 3000®, MSCI EAFE, Barclays U.S, Aggregate, FTSE NAREIT All Equity REIT indexes
2015
2016
2017
2018
Longer run
Sumber: US Federal Reserves
Grafik di atas menunjukkan bahwa secara historis kenaikan suku
bunga The Fed akan diikuti dengan pertumbuhan ekonomi AS
yang moderat dalam jangka 1 hingga 5 tahun.
Setelah kenaikan suku bunga The Fed ini kami belum melihat
ada kecenderungan bahwa akan ada penarikan likuiditas besar
dari pasar kredit.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
Annual percent change
Kenaikan suku bunga The Fed juga diperlukan untuk memberi
ruang gerak bagi The Fed apabila di tahun mendatang ekonomi
AS masih melambat sehingga diperlukan pelonggaran moneter
kembali.
Better Economic Growth Forecast by IMF
World Economic Growth
5
IMF Forecast
4
est
3
2
1
0
Sumber: IMF
2011
2012
2013 2014
2015
2016
2017
3
Berdasarkan estimasi IMF, perekonomian dunia tahun 2016
diestimasi lebih baik dibandingkan tahun 2015. Secara
keseluruhan, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diprediksi
tumbuh 3,6% di atas prediksi pertumbuhan ekonomi global
tahun 2015 yang diprediksi tumbuh 3,1%. Proyeksi IMF dilakukan
dengan mengukur estimasi output setiap negara, berdasarkan
daya beli masyarakat.
Detail prediksi pertumbuhan ekonomi global dijabarkan dengan
tabel di bawah ini. Di 2016, India menjadi negara yang memiliki
pertumbuhan tertinggi di level 7,5%.
untuk meningkatkan peran bisnis teknologi dan layanan swasta
serta melakukan perampingan industri besar dan industri
keuangan BUMN. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan inflasi
dan menaikan belanja konsumen.
Dengan kondisi perlambatan serta transformasi China yang
masih on-track, potensi stimulus tambahan dari pemerintah
China semakin besar. Stimulus tambahan dari China cenderung
menjadi sentimen positif di Pasar Global.
Falling Yuan, Not Market, a Positive Sign
2015
2014
2016
Oct14 Jan15 Apr15
Jul15 Oct15 Jan15 Apr15 Jul15 Oct15
projection projection projection projection projection projection projection projection projection
World Output
Advanced Economy
US
Euro
Japan
UK
Canada
3.4
1.8
2.4
0.9
(0.1)
3.0
2.4
3.8
2.3
3.1
1.3
0.8
2.7
2.4
3.5
2.4
3.6
1.2
0.6
2.7
2.3
3.5
2.4
3.1
1.5
1.6
2.7
2.2
3.3
2.1
2.5
1.5
0.8
2.4
1.5
3.1
2.0
2.6
1.5
0.8
2.5
1.0
3.7
2.4
3.3
1.4
0.8
2.4
2.1
3.8
2.4
3.1
1.6
1.2
2.3
2.0
3.8
2.4
3.0
1.7
1.2
2.2
2.1
3.6
2.2
2.8
1.6
1.0
2.2
1.7
Advanced Economy
Russia
China
India
ASEAN
Brazil
4.6
0.6
7.3
7.3
4.6
0.1
5.0
0.5
7.1
6.4
5.4
1.4
4.3
(3.0)
6.8
6.3
5.2
0.3
4.3
(3.8)
6.8
7.5
5.2
(1.0)
4.3
(3.4)
7.4
7.5
4.7
(1.5)
4.0
(3.8)
6.8
7.3
4.6
(3.0)
4.7
(1.0)
6.3
6.5
5.3
1.5
4.7
(1.1)
6.3
7.5
5.3
1.0
4.7
0.2
6.3
7.5
5.1
(1.5)
4.5
(0.6)
6.3
7.5
4.9
(1.0)
World Trade Volume 3.3
3.3
3.8
3.7
4.1
3.2
5.3
4.7
4.4
4.1
Penurunan pasar saham China dan penurunan China Yuan
sering dipandang sebagai bagian dari cerita yang sama. Tidak
salah apabila keduanya mencerminkan pesimisme tentang
prospek pertumbuhan, padahal sebenarnya keduanya memiliki
makna yang berbeda.
Penurunan pasar saham China adalah akibat perlambatan
pertumbuhan ekonomi dan pengambilan kebijakan yang kurang
tepat di masa lalu.
Sedangkan menurunnya nilai tukar Yuan lebih mencerminkan
langkah intervensi pemerintahan China yang bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sumber: IMF
Indikator Pertumbuhan Ekonomi China
Sumber: IMF dan World Bank
2014
0
-10
2013
10
2012
7.9
7
20
2010
2011
7.5
7.1
30
7,36,86,563
2009
India 7.2
China 7.4
2016
7.5
6.3
China Export Growth
2008
WORLD
BANK
2015
7.5
6.8
(%YoY)
40
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015F
2016F
2017F
% Annual Growth
2014
India 7.2
IMF
China 7.4
Economic Growth
2006
2007
%YoY
14
12
10
8
6
4
2
0
India to become world’s fastest-growing economy
2005
Top of The Charts
-20
Sumber: Bloomberg
China Economic Transformation Still on Progress.
Manufacturing Slowing Down but Services Increased.
Nilai Tukar Yuan yang Overvalued Cenderung Menekan
Pertumbuhan Expor. Devaluasi Yuan Sebagai Alternatif
Kebijakan Ekonomi.
Caixin China Output PMI
50 = no change on previous month, A. Adj
65
Increasing rate of growth
Composite
Services
60
Manufacturing
55
50
45
40
Grafik di bawah ini menggambarkan nilai China Yuan yang
overvalued menekan export hingga mengalami penurunan dari
pertengahan tahun 2015. Langkah pemerintah China untuk
melakukan devaluasi Yuan merupakan langkah yang positif bagi
perekonomian China. Seperti halnya di AS dan Jepang merilis
program pelonggaran kuantitatif mereka, China melakukan
devaluasi untuk meningkatkan daya saing ekspor.
Increasing rate of Contraction
35
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013 2014
Real Effective Exchange Rate and Export Growth
2015
Sumber: Markit, Caixin
Bagaimana dengan China? Dari rilis data di atas, kita dapat
melihat perekonomian China yang mulai mengalami transformasi
dari sebelumnya berbasis manufaktur masal ke industri berbasis
konsumsi dan layanan.
Selain itu, apabila sebelumnya industri lebih banyak dikelola
oleh pemerintah, mulai tahun ini pemerintah lebih memberikan
dukungan pada swasta untuk mulai berperan dalam pertumbuhan
industri di China.
Peran aktif pemerintah dalam transformasi ekonomi ini sudah
mulai terlihat. Di tahun 2015 ini, Presiden Xi Jinping berusaha
Sumber: Bloomberg
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
4
Menurut analisa Bloomberg, penurunan Yuan ke level 7.70/USD
berpotensi mendorong pertumbuhan ekspor China hingga 10%
dari tahun ke tahun dan menambahkan 0,7% pertumbuhan PDB
pada tahun 2016.
Rencananya, Tahun 2016 Pemerintah Akan Mengesahkan
Tax Amnesty.
Figure 7. Indonesia’s Tax Amnesty on Historial Perspective
1984
2008
Tax Amnesty
Equity Market Outlook
Better Start To Entering 2016
Regulation
Presidential decree
No. 26/1984
Period
January 1st-December 31th July 1st-December 31th
2008
1984
Object
Tax payable from
the undeclared
asset
Di tahun 2016, kami melihat prospek pertumbuhan global
akan lebih baik dari tahun 2015. Berkurangnya ketidakpastian
suku bunga The Fed serta langkah pemerintah China untuk
mendorong pertumbuhan ekonominya merupakan katalis positif
bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah mengalami banyak
kemajuan ekonomi dalam pengelolaan ekonomi. Hal ini akan
memacu kembali arus masuk modal asing ke pasar saham.
Faktor berikut ini memperlihatkan kemajuan dalam pengelolaan
ekonomi Indonesia:
Tax Revenue Mencapai 1074.24 Triliun atau 83% Dari Target
2014
2015
83.0%
62.0%
60%
42.6%
40%
20%
16.9%
0%
Sumber: Kemenkeu
51.5%
2Q
3Q
*4Q
Setelah serangkaian program pemerintah untuk mendorong
penerimaan pajak, di triwulan terakhir penerimaan pajak naik
cukup signifikan hingga mencapai Rp1074.24 Triliun atau 83%.
Pencapaian penerimaan pajak tahun ini mengalami peningkatan
dari Rp981.9 Triliun di akhir 2014 ke Rp1074.24 Triliun di akhir 2015.
Income tax payable result
Income tax payable result
from amendment or late
from amendment for annual payment of previous year’s
income tax return up to 2006. tax return
B. BELANJA NEGARA
I. BELANJA PEMERINTAHAN PUSAT
1. Belanja K/L
2. Belanja Non K/L
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
1. Transfer ke Daerah
2. Dana Desa
C. KESEIMBANGAN PRIMER
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN
% Surplus/ (Defisit) terhadap PDB
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I+II)
I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto)
Draft Law
End 2015-End 2016
All types of tax, except local
government tax
Individual who voluntarily
registers for taxpayer
Identification Number and
files all obligated previous
annual incomee tax return
Penalty/exemption
Exempted from paying
interest penalty and tax
payable. The tax payer
willundeclared asset if
registered in the program
in Jan-Apr 1984 and
10% if registered in
May-Dec 1984
Exempted from interest
penalties of 20%
permonth of tax payable
and tax audit (for newly
registered tax payer). Tax
payers are still required to
pay the tax payable
Exempted from interest
penalty of 2% permonth
of tax payable. Tax payers
are still required to pay
the tax payable
Exempted from paying
interest penalty, tax
payable, and freed of
criminal tax investigation.
The tax will only need to
pay 3% (up to Dec 15),
4% (Jan-Jun 16), or 6%
(Jul-Dec 16) penalty from
the undeclared asset
Registered income tax
revenue reported reached
Rp75 tn (up to Oct 15)
Asset that has been
reported in tax amnesty
program cannot be used
for other criminal tax case
prosecution, except if
the other criminal cases
include drugs, terrorism,
and human trafficking
Registered tax payers
up by 5.7mn to 17.2mn.
Additional income tax
revenue: Rp7.5 tn.
Remark
Sumber: MoF, Mandiri, Various
A Massive Pick-Up In Infrastructure Spending
Dari data yang dikeluarkan pemerintah, tercatat pengeluaran
dalam tiga bulan terakhir mencapai tiga kali lipat dari semester
pertama tahun ini. Selain itu, inisiatif baru dari tender awal telah
mencapai 70% dari anggaran tahun 2016.
Cumulative New Contracts in Rp Tr
2013
RAPBN
2014
2015
71
70.0
2016
May 4th-December 31th
2015
80.0
Target Penerimaan Pajak Kembali Meningkat
A. PENDAPATAN NEGARA
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
II. PENERIMAAN HIBAH
MoF Regulation
No. 91/PMK.03/2015
Law No. 28/2007
90.0
Uraian
(triliun Rupiah)
2016
Tax Amnesty
Setelah di semester pertama 2015 proyek infrastruktur
mengalami perlambatan, di akhir tahun 2015 perkembangan
proyek infratruktur menunjukan peningkatan yang signifikan.
35.7%
13.3%
1Q
2015
Sunset Policy II
(Mandatory)
91.7%
100%
80%
Sunset Policy (Voluntary)
APBN
Selisih
1.848,1
1.846,1
1.565,8
280,3
2,0
1.822,5
1.820,5
1.546,7 273,8 2,0 (25,6)
(25,6)
(19,1)
(6,4)
0,0
2.121,3
1.339,1
780,4
558,7
782,2
735,2
47,0
(89,7)
(232,2)
(2,1)
273,2
272,0
1,2
2.095,7
1.325,6
784,1
541,4
770,2
723,2
47,0
(88,2)
(273,2)
(2,2)
273,2
272,8
0,4
(25,6)
(13,5)
3,7
(17,3)
(12,0)
(12,0)
0,0
1,5
0,0
(0,0)
(0,0)
0,8
(0,8)
59
60.0
50.0
40
Untuk mencapai target ini, peran aktif pemerintah sangat
diperlukan. Setelah 8 paket kebijakan ekonomi sudah dirilis di
tahun 2015, saat ini pelaku pasar menantikan Tax Amnesty atau
pengambunan pajak oleh pemerintah pusat.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
44
48
40.0
30.0
20.0
10.0
21
16
2
25
6
.0
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Sumber: Pemerintah, Perusahaan, Deutche Bank
Strong Pick-Up in Contractors’ Order Book +58% YoY
Sumber: Kemenkeu
Melihat keberhasilan penerimaan pajak di tahun 2015 hingga
lebih dari Rp1.000 Triliun, tahun 2016 ini Pemerintah kembali
menambah alokasi penerimaan pajak ke level Rp1.848,1 Triliun.
77
11M14
11M15
y-y,% Sep-Oct-Nov 14 Sep-Oct-Nov 15
y-y,%
WIKA
15
PTPP
16
17
12.2
7
4
(44.4)
21
31.7
5
5
WSKT
(0.5)
16
28
78.8
5
7
253.2
6
11
76.2
2
3
83.3
45
77
45.3
18
29
58.0
New contracts, Rp bn
ADHI
Aggregate
Sumber: Perusahaan, Deutche Bank
5
Pada RAPBN 2016, sektor pendidikan
mendapat alokasi paling besar. Hal
ini menjadi salah satu bukti concern
Pemerintah pada peningkatan mutu sumber
daya manusia Indonesia.
Peningkatan proyek infratruktur juga terlihat dari penandatanganan
kontrak baru di perusahaan BUMN yang mengalami peningkatan
+58% di bulan September-November 2015.
Peningkatan ini sekaligus mendorong peningkatan order semen
sepanjang tahun 2015, dan hal ini dapat dilihat dari peningkatan
permintaan semen berdasarkan data yang dirilis oleh Asosiasi
Semen Indonesia di bawah ini:
“Kado Awal Tahun” dari Pemerintah untuk Indonesia
Record Cement Volume in October
2013
6,500
2014
2015
6,000
5,500
5,000
4,500
4,000
3,500
3,000
Dec
Nov
Oct
Sep
Aug
Jul
Jun
May
Apr
Mar
Feb
Jan
2,500
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia
More Productive Budget Spending Allocation
Berdasarkan RAPBN yang dirilis pemerintah pada akhir tahun
2015, terlihat alokasi belanja pemerintah overweight ke sektorsektor yang mendorong pembangunan.
Pada RAPBN 2016, sektor pendidikan mendapat alokasi paling
besar. Hal ini menjadi salah satu bukti concern Pemerintah pada
peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia.
Memasuki awal tahun 2016, Pemerintah Indonesia memberikan
“hadiah” kepada masyarakat berupa penurunan tarif dasar
listrik. Efektif mulai 1 Januari 2016, tarif dasar listrik mengalami
penurunan. Sebagai contoh, Tarif listrik di tegangan rendah turun
dari Rp1.509,38/kWh menjadi Rp1.409,16/kWh.
Selain itu, seiring dengan penurunan harga minyak mentah dunia
hingga menuju level USD30/barrel, efektif mulai 4 Januari 2016,
pemerintah juga menurunkan harga BBM.
Oil Price Slump in Early 2016
USD/barrel
Selain itu, untuk mendukung pembangunan sektor infrastruktur,
pemerintah kembali meningkatkan alokasi belanja negara sektor
infrastruktur dari Rp290 Triliun ke Rp310 Triliun di 2016.
160
WTI Crude Oil
Brent Crude Oil
140
120
100
80
Brent
33.55
60
40
WTI
33.16
20
2015
2013
2012
2010
2008
2006
2004
2002
2001
1999
1997
1995
1993
1991
0
1990
Anggaran Pemerintah Dalam RAPBN Menurut Fungsi
Sumber: Bloomberg
BI Cuts Rates to 7,25% - Positive Catalyst for Indonesian
Market
Sumber: Bloomberg
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
6
Pada 14 Januari 2016, BI akhirnya memuturkan untuk menurunkan
level suku bunga acuan untuk untuk pertama kalinya dalam 11
bulan sebanyak 25 bps dari 7,5% ke level 7,25%.
BOND Market Outlook
Langkah ini diambil BI untuk menghidupkan kembali ekonomi
Indonesia yang mengalami pertumbuhan paling lambat sejak 2009.
Pasar Obligasi Memiliki Potensi Menguat Seiring Perbaikan
Iklim Investasi di Indonesia
Setelah mengalami penguatan di bulan Oktober-November
2015, pada bulan Desember pergerakan harga obligasi masih
positif dan stabil seiring dengan penguatan Rupiah setelah
meredanya ketidakpastian pasar. Yield SUN tenor 10yr relatif
datar pada range 8,4 – 8,6.
Central Bank Has More Room in 2016
Inflation Provides Key to BI Outlook
12
Memasuki tahun 2016, pasar obligasi Indonesia masih berpotensi
kembali menguat. Kondisi markro ekonomi Indonesia yang
semakin supportive, terutama angka inflasi yang semakin turun
serta penurunan suku bunga BI yang membuka peluang yield
obligasi untuk kembali mengalami penurunan.
Bank Indonesia Policy Rate
Indonesia CPI YoY
Indonesia Core CPI YoY 2012
Indonesia Core CPI YoY 2007
Percent
9
6
Yield Obligasi Masih Berpotensi Turun Bila Dibandingkan
Posisi di Awal 2015
3
2006
Sumber: Bloomberg
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
BloombergBriefs.com
Setelah melakukan penurunan suku bunga sebanyak 25 bps,
kami melihat BI masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan
suku bunga seiring dengan angka inflasi yang berada di level
3,35% secara tahunan di Desember 2015.
Hal ini juga didukung oleh potensi berlanjutnya tren penurunan
harga minyak mentah dunia seiring hasil pertemuan semitahunan OPEC pada 4 Desember yang memutuskan tidak
mengurangi produksi minyak mentah.
Memasuki 2016, Kinerja Emiten Memiliki Ruang “Upgrade”,
Seiring Stimulus Pemerintah & Pemulihan Ekonomi
Pemulihan kinerja keuangan emiten di tahun 2016 diprediksi
masih mixed. Emiten yang bergerak pada sektor yang
berhubungan erat dengan kebijakan ekonomi pemerintah
cenderung akan lebih dahulu mengalami “Pick Up”.
Sumber: Bloomberg
Walaupun sudah relatif menurun, terlihat dari grafik di atas masih
ada potensi penurunan, apabila dibandingkan dengan posisi di
awal tahun 2015 sekitar 7-7,5%.
Kami masih mempertahankan pandangan yang positif pada
pasar obligasi. Dengan memiliki level volatilitas yang lebih
rendah, maka investasi pada obligasi memberikan level
pertumbuhan nilai investasi yang lebih tinggi, apabila dilihat dari
sudut Risk adjusted return.
Pada sektor properti, penurunan suku bunga BI diprediksi dapat
mendorong perbaikan kinerja sektor properti setelah mengalami
perlambatan di tahun 2015.
Pada sektor perbankan, terlihat adanya potensi pertumbuhan
lebih baik dibandingkan tahun 2015. Dengan adanya keputusan
BI di bulan November 2015 memotong Giro Wajib Minimum
(GWM) dari 8% ke 7,5%, berpotensi mendorong kinerja
perbankan. Namun hal yang masih perlu diwaspadai adalah
peningkatan NPL.
Pada sektor konsumsi, masih terlihat penurunan nilai konsumsi.
Menurut lembaga riset konsumen, masyarakat cenderung
melakukan switching pada produk yang lebih murah “unbranded”
atau menunda konsumsi hingga adanya diskon.
Pada sektor consumer staple, terlihat adanya potensi
pertumbuhan seiring dengan peningkatan belanja iklan di awal
tahun 2016 untuk mengantisipasi potensi peningkatan daya beli
masyarakat.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
Risks To Watch
Berikut ini adalah beberapa risiko yang perlu kita waspadai
menjelang tahun 2016 :
Dari pasar global ada beberapa risiko yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi global. Pertama, risiko berlanjutnya
perlambatan ekonomi China sehingga berpotensi mempengaruhi
ekonomi global terutama ekonomi negara trading partnernya. Namun kami melihat risiko ini hanya terjadi dalam jangka
pendek. Seiring dengan potensi stimulus tambahan yang akan
dikeluarkan pemerintah China, pelaku pasar cenderung akan
positif terhadap ekonomi China.
Kedua, risiko perlambatan harga komoditas seiring dengan
penurunan harga minyak mentah. Pada awal desember 2015,
7
harga minyak mentah kembali tertekan hingga mencapai level
di bawah USD30/barrel didorong keputusan OPEC untuk untuk
tetap mempertahankan produksinya sebanyak 30 Juta barrel/
hari. Sebagai negara nett eksportir komoditas, penurunan
harga komoditas dapat mengurangi pendapatan ekspor yang
berdampak juga pada PDB Indonesia.
pendek dibandingkan Foreign Direct Investment (FDI). Meskipun
Current Account Defisit kita terus menunjukkan perbaikan,
namun FDI dikuatirkan belum mampu menutup defisit dari
BOP. Dengan komitmen pemerintah untuk terus mengeluarkan
berbagai paket stimulus untuk mendorong investasi, diharapkan
dapat memberikan kemudahan, percepatan dan insentif pajak
berinvestasi di Indonesia. Sehingga nilai tukar rupiah kita tidak
lagi tergantung dengan Portfolio Inflow.
Pelemahan Harga Minyak Mendorong Penurunan Harga
Komoditas Lainnya
Rekomendasi Investasi
Pada pasar Saham, mempertimbangkan katalis dan risiko dari
pasar global dan domestik, maka kami tetap optimis pada pasar
saham jangka panjang dan mempertahankan alokasi pada pasar
saham sebesar 30-50% sesuai risk appetite dari Nasabah.
Namun, sesuai pandangan kami pendekatan market timing
dapat tetap dilakukan seiring dengan masih adanya risiko yang
dapat mendorong gejolak pasar.
Sumber: Bloomberg
Ketiga, risiko geo politik di Suriah juga cenderung memiliki
potensi memberikan sentimen negatif bagi negara-negara timur
tengah yang akhirnya berdampak pada ekonomi global.
Dari pasar domestik, risiko volatilitas rupiah masih membayangi
pergerakan pasar modal kedepannya. Struktur Balance of
Payment (BOP) kita yang masih bergantung pada portfolio inflow
menyebabkan sentimen di pasar global dapat dengan mudah
mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Portfolio inflow bersifat jangka
Pada pasar Obligasi, Mempertimbangkan potensi risk adjusted
return, maka alokasi tetap dijaga pada obligasi atau reksa dana
berbasis obligasi (20-40%).
Valuasi masih cukup menarik pada level yield SUN tenor 10
tahun sebesar 8,4-8,6%, masih ada ruang gerak di atas fair yield
yang dihitung dari yield US Treasury dan spread (risk premium).
Apalagi bila dihitung spread dari level inflasi Desember yang
sudah berada dibawah 5% menambah potensi penurunan BI
rate lebih lanjut. Secara tactical, pendekatan market timing tetap
dapat dilakukan.
Nasabah juga dapat mengkombinasikannya dengan obligasiobligasi berdurasi pendek atau Reksa dana berdurasi pendek
bila mengalami kesulitan meng-collect secara langsung di pasar;
sebagai porsi pada defensive asset.
ANALISA VALAS
Federal Reserve menaikkan suku bunga dalam hampir sedekade pada tanggal 17 Desember kemarin. Namun
setelah antisipasi lebih dari setahun, investor saat ini lebih fokus dengan statement the FED setelah kenaikan ini
dan dampaknya, seberapa ketat bank sentral Amerika bisa menjaga perekonomian mereka setelah kenaikan suku
bunga ini. Diestimasi the FED akan menaikkan suku bunganya di tahun ini sebanyak 4x dengan target di 1,5%
USD/IDR
Pergerakan USD/IDR hingga bulan januari 2016 tergolong cukup
stabil dengan range antara 13600 - 14000. Laju inflasi sedikit
mengalami percepatan setelah terakhir dirilis bulan lalu sempat ke
level terendah dalam 1 tahun dan outlook pertumbuhan ekonomi
yang cenderung berada di bawah ekspetasi mendorong Bank
Sentral Indonesia untuk memangkas suku bunga dari 7,5%
menjadi 7,25%, Pemangkasan ini sudah diprediksi oleh sebagian
besar ekonom mengingat rendahnya inflasi, stabilnya nilai tukar
rupiah dan bagusnya neraca berjalan. Kondisi tersebut dianggap
berikan sentimen positif ke ekonomi Indonesia, yang ditopang
berbagai kebijakan oleh pemerintah. defisit neraca perdagangan
dirilis sebesar USD 236 Mio di bulan Desember, jauh berbeda
di bawah ekspektasi pasar yaitu surplus sebesar USD100 mio,
karena impor yang lebih tinggi dari ekspektasi. Impor -16,02%
YoY in November 2015, sedangkan ekspor -17,66% YoY. Saat ini
pasar sedang menunggu implementasi langkah-langkah kebijakan
Presiden Jokowi salah satunya tax amnesty yang diperkirakan akan
bisa memberikan penguatan ke Rupiah. Diperkirakan nilai tukar
Rupiah akan cenderung menguat di rentang 13700 - 14000 pada
kisaran bulan Januari ini.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
8
AUD/USD
Pada awal bulan januari ini, serangkaian data ekonomi dirilis
memburuk dibandingkan bulan lalu membuat AUD melemah
terhadap sebagian besar mata uang dunia. Suku bunga Australia
masih dipertahankan oleh bank sentral di 2% dengan statement
yang memberikan sinyal adanya pelonggaran moneter lebih lanjut
untuk tahun ini. Untuk jangka waktu pendek dan menengah AUD
masih cenderung akan melemah terhadap mata uang lainnya,
dikarenakan dominannya risk aversion, melambatnya perekonomian
China cukup menyita perhatian market. Ditambah lagi dengan
harga minyak dan komoditi yang kembali turun ke level yang cukup
rendah membuat ekspetasi di market berkembang bahwa akan
adanya penyesuaian antara nilai tukar AUD dengan harga komoditi
yang anjlok terutama bijih besi.
Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang
0.6760 – 0.7000 pada kurun waktu bulan januari 2016.
EUR/USD
Nilai tukar Euro terhadap USD cenderung menguat di bulan januari
ini, dipicu oleh sentiment risk aversion yang masih cukup dominan,
kekuatiran mengenai perlambatan ekonomi China membuat investor
cenderung untuk memburu aset-aset safe haven seperti EUR dan
JPY, Kondisi perkenomian terkini Zona Euro sendiri tidak terlalu
bagus. Hanya data inflasi saja yang kembali dirilis naik menjadi 0,3%
hal inilah yang menyebabkan meredanya ekspetasi akan adanya
tambahan stimulus lebih lanjut dari Bank Sentral Eropa (ECB)
di beberapa bulan mendatang. komitmen ECB memperpanjang
program stimulusnya sampai Maret 2017 dan memotong suku
bunga deposito hingga -0,3% juga berisiko menekan Eur lebih
lanjut untuk jangka waktu panjang.
Diperkirakan EUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang
1.0650 – 1.1000 pada kurun waktu bulan januari 2016 dengan
kecenderungan melemah.
GBP/USD
Poundsterling melemah cukup signifikan di bulan Januari ini,
disebabkan oleh rilis beberapa data ekonomi yang di bawah
estimasi dan ditambah lagi komentar dari Presiden Bank Sentral
Inggris Mark Carney yang mengatakan bahwa ekonomi inggris
belum siap untuk menghadapi kenaikan suku bunga dalam
jangka waktu dekat. Faktor yang cukup kuat yang bisa menjadi
faktor mundurnya kenaikan suku bunga inggris adalah kondisi
inflasi global yang semakin menurun. Beberapa negara yang
mempunyai ekonomi dengan skala besar bahkan sudah masuk ke
dalam kondisi deflasi. Wacana inggris untuk keluar dari Uni Eropa
di tahun depan juga masih berpotensi menekan pergerakan GBP
untuk jangka waktu menengah. Referendum keanggotaan inggris
di uni eropa akan diumumkan februari ini di mana hal ini berpotensi
menekan pergerakan GBP/USD lebih lanjut.
Diperkirakan GBP/USD akan cenderung bergerak dalam rentang
1.4170 – 1.4450 pada kurun waktu bulan Januari 2016.
USD/JPY
JPY bergerak dengan kecenderungan menguat dengan range
116.80 – 120.00 selama bulan Januari ini. Ditopang oleh sentimen
risk aversion di market yang masih mengkuatirkan perlambatan
ekonomi china, fokus masih lemahnya inflasi dan spekulasi seputar
akan ditambahnya stimulus ekonomi sementara diabaikan. Dari
perkembangan terkininya jepang optimis bisa mencapai inflasi stabil
dikisaran 2% memasuki tahun fiskal 2017 karena melambatnya
pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan dibebani oleh
kenaikan pajak penjualan. BoJ masih mempertahankan target
pembelian aset tahunan di level 80 Triliun Yen.
Diperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang
116.50– 119.50 pada bulan januari 2016 dengan kecenderungan
JPY menguat.
Recommendation
USD/IDR
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
Expected buying level
13.650 - 14.000
1.0750 - 1.0800
1.4200 - 1.4250
0.6800 - 0.6850
116.50 - 117.00
Expected selling level
13.950 - 14.000
1.1000 - 1.1050 1.4450 - 1.4500
0.7000 - 0.7050 119.50 - 120.00
Long profit taking 13.950 and above
1.1000 and above
1.4450 and above
0.7000 and above
119.50 and above
Short profit taking 13.700 and below
1.0750 and below
1.4200 and below
0.6850 and above
117.00 and below
Long cut loss 13.500 - 13.550
1.0650 - 1.0700
1.4100 - 1.4150
0.6700 - 0.6750
115.00 - 116.00
Short cut loss 14.100 - 14.150
1.1100 - 1.1150
1.4600 - 1.4650
0.7100 - 0.7150
121.50 - 122.00
Entry Point
Profit Taking
Cut Loss
*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
USD/JPY
Disclaimers
Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh
PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab,
termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya,
karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai
“Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan
sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan.. Laporan ini
telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung
kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima
laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan
atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat
dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima
laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan
kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri,
situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan
kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan
investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat,
kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang
tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun
tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan
yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan
dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau
bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di
tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau
terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung
jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap
bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini
didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian.
Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup
tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu
dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang
dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau
pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk
ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan
setiap jenis produk investasi memiliki resiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal
yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua
materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup.
Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun,
ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan
terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki
atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya
yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan / atau penjualan terhadap
kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual
atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten
dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih
lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan
dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 021 15000 300 atau email kami
di [email protected].
10
Market Perspective - Wealth Management Newsletter | Januari 2016
Download