BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN IV.1. Konsep Filosofis Gambar 75. Konsep Filosofis Taman Kuliner sebagai fasilitas pendukung di sebuah kawasan objek wisata Pantai Widuri dirancang menjadi sebuah ikon wisata kuliner di Kabupaten Pemalang. Pemilihan lokasi yang dekat dengan objek wisata mendukung tujuan dari penerapan konsep ini yaitu membantu meningkatkan minat pengunjung dari dalam kabupaten dan luar kabupaten untuk berwisata di Pantai Widuri, Pemalang. Serta menjadi usulan bagi pihak Pemerintah Daerah untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai di seluruh potensi objek wisata di Pemalang. IV.2. Konsep Pengembangan Tapak Lokasi tapak berada di area waterfront dan memiliki iklim yang kompleks. Tuntutan performa bangunan di area waterfront adalah berorientasi menghadap ke area waterfront itu sendiri. Dalam kasus ini yaitu pantai utara Laut Jawa. Iklim yang kompleks meliputi suhu, kelembaban, kecepatan angin, curah hujan dan arah hadap sinar matahari diselesaikan dengan prinsip-prinsip arsitektur tropis. Prinsip-prinsip arsitektur ekologis yang diterapkan pada proses perandangan desain Taman Kuliner mencakup 4 aspek mendasar yaitu: - Integrasi Masing-masing desain rancangan baik berupa bangunan maupun tata lansekap harus terintegrasi dengan lingkungan alam di sekitar site. Integrasi ini mencakup sistem bangunan dan lansekap yang dipakai pada tapak agar menyesuaikan dengan kondisi eksisting tapak. Keberadaan Taman Kuliner pada tapak tersebut tidak merugikan biota alam yang sudah ada 97 baik unsur biotik seperti hewan, tumbuhan dan mikro organisme maupun unsur abiotik seperti batu, tanah dan air. - Ramah Lingkungan Bangunan arsitektur ekologis menerapkan prinsip ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan bahan alam seperti kayu dan bambu dibandingkan menggunakan bahan pabrik yang cenderung mengandung campuran bahan kimia yang berbahaya. Material bangunan non alami biasanya tidak dapat terdegradasi ke dalam tanah jika bangunan hendak dibongkar. Akibatnya, sampah hasil bangunan ini apabila dibuang sembarangan dapat merusak ekosistem yang ada di dalam tanah. Sedangkan pada arsitektur ekologis menggunakan bahan alam yang apabila dibongkar maka material bangunan tersebut dapat terurai oleh mikro organisme saprofit (pengurai sampah). - Hemat Energi Prinsip hemat energi diberlakukan pada segala aspek dalam perancangan bangunan. Pada kasus bangunan arsitektur ekologis, energi yang dibutuhkan pada bangunan dan kebutuhan manusia diperoleh dari pemanfaatan alam sekitar. Misalnya, kebutuhan penghawaan pada bangunan tidak menggunakan AC yang memakan banyak sumber energi listrik melainkan menggunakan energi alam seperti angin. Pencahayaan di siang hari pada penerapan desain arsitektur ekologis memanfaatkan daylight alami dengan memaksimalkan bukaan pada bangunan dibandingkan menggunakan lampu. - Sustainable/Berkelanjutan Berkelanjutan artinya perancangan pada Taman Kuliner ini dapat bertahan dalam segala aspek hingga beberapa tahun ke depan, pada umumnya target prinsip sustainable adalah 30 tahun. Demi mengaplikasikan prinsip ini maka indicator yang harus dicapai adalah area Taman Kuliner dapat menghidupi kebutuhan bangunan itu sendiri (mandiri). Pemenuhan kebutuhan ini diperoleh dari energy alam yang dapat diperbaharui dan tersedia sepanjang hari. IV.3. Konsep Pendukung Perancangan Diagram 22. Konsep Pengembangan 98 IV.3.1. Konsep Tata Ruang Luar Gambar 76. Konsep Akses Pencapaian a. Akses Pencapaian Akses Pencapaian terbagi menjadi 3 yaitu: - Akses langsung, akses dimana untuk mencapai Taman Kuliner maka pengunjung/wisatawan harus memasuki kompleks objek wisata Pantai Widuri dengan membeli tiket masuk. Hal ini sesuai dengan tujuan awal Taman Kuliner sebagai fasilitas pendukung objek wisata. - Akses tersamar, akses ini digunakan untuk para pengelola dan karyawan. Akses tersamar ini memiliki dua opsi yaitu akses dari utara bersama dengan jalur masuknya wisatawan dan dari selatan yaitu membuka jalan tembus batu dari Jalan Cucakrowo. Pertimbangan akses masuk dari back entrance tidak bisa dipakai mengingat lahan tersebut sudah sepenuhnya milik area Sirkuit Widuri dimana apabila masuk dikenakan biaya tiket Rp. 3.000,- per orang. - Akses Servis dan keadaan darurat, akses ini digunakan untuk distributor yang mengirimkan bahan makanan atau keperluan lain dan mobil pemadam kebakaran untuk mengunjungi site secara cepat dan mudah. Akses ini diletakkan di arah selatan dari Jalan Cucakrowo melewati lahan kosong. b. Orientasi Bangunan Orientasi bangunan menempatkan building mass yang berada dekat jalan agar menghadap ke arah jalan tersebut (utara). Hal ini sekaligus sebagai penanda entrance bagi para wisatawan yang datang. Konsep menghadap jalan ini juga berlaku bagi wahana maupun fasilitas lain yang sudah lebih dulu ada. Pada building mass yang berada menjorok lebih ke dalam site maka orientasi berupa linier memusat (radial). Konsep ini dapat diciptakan dengan penggunaan ruang innercourt. 99 Gambar 77. Konsep Orientasi Bangunan Gambar 78 Desain Pada Innercourt sumber. http://www.rmjm.com/portfolio/khoo-teck-puat-hospital-singapore/ khoo teck puat hospital, singapore c. Bentukan Bangunan Bentuk bangunan dasar mengacu pada penyesuaian site itu sendiri dengan penambahan prinsip yaitu: - Tidak ada dead space yang tercipta yang disebabkan oleh bentukan bangunan. Sebisa mungkin lahan site yang tidak dipakai menjadi bangunan dijadikan sebagai kawasan ruang terbuka hijau dan taman. - Bentukan bangunan tanggap terhadap kondisi bangunan eksisting. Beberapa aspek yang ditujukan sebagai ikon/simbol bangunan Taman Kuliner tidak bersifat menyaingi bangunan sekitarnya namun justru ikut mendukung teriptanya kompleks objek wisata Pantai Widuri yang terintegrasi - Bentukan bangunan tanggap terhadap iklim dan cuaca yang ada di Pemalang, dalam kasus ini yaitu iklim tropis pantai dengan curah hujan yang tinggi. Aspek arsitektur tropis dapat digabungkan ke dalam proses perancangan dengan gubahan unsur modernitas. 100 - Pemanfaatan lahan dimakasimalkan dengan antisipasi pengadaan air dengan membuat sistem resapan biopori serta memasang system-sistem lain yang mendukung seperti pengolahan sampah, vegetasi, sanitasi dll. d. Elemen Bangunan Gambar 79. Contoh Design Arsitektur Tropis Modern Sumber. Sayembara Arsitektur Nusantara Propan 2014 Detail elemen bangunan yang dipakai mengadopsi dari prinsip desain arsitektur tropis yang tanggap terhadap iklim dan cuaca di lingkungan sekitarnya. Prinsip-prinsip arsitektur tropis yang dimaksud yaitu: - Elemen atap bangunan Atap bangunan berbentuk miring dengan sudut minimal 15 o atau tiap ketinggian atap 1 meter memiliki panjang ceiling 4 meter. Semakin besar derajat kemiringan yang dipakai maka akan semakin mudah dan cepat bagi aliran air hujan Gambar 80. Dinding Void Dengan Aksen Bambu Sumber. http://desainbambu.wordpress.com jatuh ke tanah/tandon penampungan air hujan. - Elemen dinding bangunan Dinding bangunan memiliki prosentase luas dinding void yang lebih besar dibandingkan luas dinding solid. Penyelesaian dinding void yang tetap memberikan kesan privat dan artistic yaitu penggunaan dimensi void yang kecil tapi banyak. Tujuan dari dinding void yaitu agar aliran udara segar dapat masuk dan keluar bangunan melalui cross ventilation. Desain ini juga menyelesaikan penghawaan dan menggantikan posisi Air Conditioner sehingga bangunan dapat menghemat energi. 101 - Elemen lantai bangunan Lantai bangunan memaksimalkan penggunaan alam seperti batu dan kayu agar mendukung suhu dan kelembaban udara di dalam bangunan tetap nyaman. Pada beberapa bagian bangunan yang menggunakan struktur kayu, lantai bangunan dibuat panggung. Hal ini untuk menghindari dominasi pondasi beton bertulang yang cenderung menghabiskan seluruh lahan terbangun dan menjadikan mikro organisme dan biota alam yang tinggal di tanah tersebut mati. Sedangkan pada bangunan panggung dengan pondasi umpak cenderung mempertahankan kelangsungan biota baik mikro organism hidup maupun kepadatan tanah di bawahnya. e. Gubahan Massa Bangunan Gubahan massa dibentuk berasarkan kondisi bentukan batas site yang ada. Gubahan Gambar 81. Olah Gubahan Massa massa ini terdiri dari 3 zonasi yaitu area makan, stand restoran dan area servis/manajemen. Pembagian massa ini berdasarkan olah fungsi dan sirkulasi. Bagian depan dimana dekat dengan view pantai yang indah ditempatkan area makan yang berupa massa dengan banyak bukaan. Bagian tengah di tempatkan stand restoran berjumlah 3 buah dengan pemisahan void yang jelas. Antara area makan dan area stand terdapat innercourt sebagai ruang void pada tapak. Innercourt ini berfungsi sebagai view kea rah dalam tapak dan sebagai sumber penghawaan alami pada bangunan di sekitarnya. f. Fasad Bangunan 102 Konsep pada olah fasad bangunan ditonjolkan pada sistem struktur yang dipakai. Penggunaan bahan material kayu pada sebagian besar bangunan di Taman Kuliner membuat design banyak dipengaruhi oleh system struktur itu sendiri. Ekspos struktur kayu akan mengurangi aksen fasad yang tidak perlu/tidak fungsional namun tetap mengacu pada keseimbangan dan kaidah arsitektural. Gambar 82. Contoh Fasad dengan Sistem Struktur Kayu Sederhana Sumber. Karya Studio Tematik Penulis g. View Potensi view yang paling baik adalah kea rah utara atau Laut Jawa. Dengan panjang site ±260 meter maka potensi view ini tidak bisa mengcover seluruh desain rencana bangunan yang ada di Taman Kuliner, mengingat dari seluruh garis pantai di Kompleks Objek Wisata Pantai Widuri ini tertutup sebagian pandangannya akibat pembangunan Widuri Waterpark. Oleh karena itu solusi yang bisa diberikan adalah menciptakan view kea rah dalam site berupa desain perancangan taman maupun innercourt yang sekaligus bisa menjadi ruang terbuka hijau. Gambar 83. Konsep View pada Site h. Penataan Lansekap Penataan lansekap menjadi interaksi pemersatu antar bangunan rancangan. Penataan lansekap ini meliputi: 103 1. Area Ruang Terbuka Hijau Area ruang terbuka hijau meliputi vegetasi yang berada pada tapak Taman Kuliner baik vegetasi eksisting atau penambahan vegetasi baru. - Vegetasi Eksisting Pada umumnya vegetasi eksisting merupakan jenis vegetasi peneduh yang tinggi dan dapat menahan angin laut yang besar. Gambar 84. Kondisi Vegetasi Eksisting - Vegetasi Anti Polutan Tanaman Anti Polutan yang dimaksud adalah tanaman yang dapat mengurangi pencemaran zat polutan yang disebabkan oleh asap rokok, emisi gas kendaraan bermotor maupun bau yang ditimbulkan dari sanitasi dan dapur. Beberapa yang direkomendasikan untuk mengurangi polusi dari gas karbon monoksida hasil emisi Gambar 85. Beberapa Rekomendasi Vegetasi Non Eksisting Dari berbagai sumber gas kendaraan bermotor adalah tanaman kacang merah (Phaseolus vulgaris) dan mikro organism di dalam tanah. Tanaman yang dapat menangkis bau dari sanitasi dan dapur maupun menetralisir kandungan zat kimia di udara umumnya merupakan tanaman berbau harum seperti Cempaka (Michelia champaka), Pandan (Pandanus sp.) dan Tanjung (Mimusops elengi) dan Sanseiverra. - Vegetasi Penghias Vegetasi penghias pada Taman Kuliner menggunakan aplikasi pot tanaman dan pergola yang menyatu dengan desain interior maupun eksterior bangunan. Vegetasi 104 penghias ini berfungsi menambah nilai estetika pada area Taman Kuliner. Kolaborasi furniture dan bahan material yang digunakan mendukung konsep taman yang diterapkan pada desain area makan. Memaksimalkan skylight dan penghawaan alami yaitu membiarkan udara pantai yang segar masuk ke dalam lingkup area maka membuat area indoor-outdoor menjadi bias. Gambar 86. Aplikasi Vegetasi Penghias pada Le Bon Café and Restaurant Sumber : www.youtube.com 2. Area Ruang Terbuka Non Hijau - Penataan Path Pedestrian Path pada lansekap merupakan penghubung antar bangunan. Path ini diperuntukkan bagi pedestrian untuk memudahkan akses ke beberapa titik di Taman Kuliner. Path dilengkapi dengan aksen pergola dan street furniture serta desain peneduh jalan apabila terjadi hujan. - Kelengkapan Street furniture Street furniture yang dimaksud berupa elemen-elemen pelengkap lansekap seperti pergola, sculpture, tempat sampah, lampu taman dll. Elemen street furniture ini menggunakan prinsip repetisi/modul/sustainable agar integrasi dalam lansekap kawasan dapat tercipta. Gambar 87. Penataan Lansekap dan Street furniture pada Bale Udang Sumber : http://www.baleudang.com/facilities/ubud/ IV.3.2. Konsep Tata Ruang Dalam 105 a. Hubungan Antar Ruang - Area Manajemen Diagram 23. Hubungan Antar Ruang di Area Manajemen - Area Stand Restoran Diagram 24. Hubungan Antar Ruang di Area Stand Restoran - Area Makan 106 Diagram 25. Hubungan Antar Ruang di Area Makan b. Organisasi Ruang Diagram 26. Organisasi Ruang pada Area Manajemen Diagram 27. Organisasi Ruang pada Area Stand Restoran 107 Diagram 28. Organisasi Ruang pada Area Makan c. Zoning Pembagian zonasi pada area Taman Kuliner dibagi menjadi 3 yaitu: - Zoning berdasarkan area indoor dan area outdoor Lahan tapak Taman Kuliner terbagi menjadi area indoor dan area outdoor. Area indoor ditempatkan dekat dengan batas tapak untuk memberikan ruang bagi area taman dalam bangunan/innercourt. Gambar 88. Konsep Zonasi Indoor-Outdoor pada site - Zoning berdasarkan fungsi Berdasarkan fungsi, maka zoning dibagi menjadi 3 yaitu: Area makan, terletak di bagian depan. Area stand restoran, terletak di bagian tengah. 108 Area manajemen dan servis, terletak di bagian belakang. Gambar 87. Konsep Zonasi Fungsi Bangunan - Zoning berdasarkan akses pengunjung Pengunjung dapat mengakses 85% dari luas area tapak seluruhnya. Sisa dari area tapak yang tidak dapat diakses pengunjung merupakan area privat yang dipakai oleh pengelola Taman Kuliner. Area yang dapat diakses pengunjung Gambar 89. Konsep Zonasi Fungsi pada site 109 antara lain seluruh area makan, toilet, mushola, taman innercourt dan sebagian area stand restoran. d. Sirkulasi Gambar 90. Konsep Zonasi Pelaku Kegiatan Sumber. Analisis Pribadi Gambar 91. Konsep Sirkulasi pada Taman Kuliner Jalur sirkulasi pada tapak Taman Kuliner memanfaatkan jalan utama yang membelah objek wisata Pantai Widuri dan jalur samping yang berasal dari area Sirkuit Widuri. - Akses Masuk : Akses masuk dapay melalui 2 jalur yaitu jalan utama objek wisata dan jalur dari sirkuit widuri - Akses Keluar : Akses keluar diarahkan melewati satu jalur saja yaitu jalan keluar kea rah timur atau menuju jalur keluar area Sirkuit Widuri. - Area Parkir : area parkir yang disediakan berada di area transisi antara semi public dan area privat. Penyediaan lahan parkir ini memudahkan pengunjung yang hanya ingin menikmati Taman Kuliner saja. Sirkulasi yang terjadi pada tapak Taman Kuliner terbagi menjadi sirkulasi pengunjung, sirkulasi pengelola dan sirkulasi loading barang. Sirkulasi pengunjung/wisatawan Diagram 29. Sirkulasi Pengunjung 110 Sirkulasi pengunjung secara detil dapat dijelaskan sebagai berikut: - Pengunjung yang datang biasanya setelah melakukan aktifitas piknik/wisata. - Saat pengunjung datang langsung menuju stand restoran untuk memesan makanan. - Pada jam makan siang dimana jumlah pengunjung mencapai angka maksimal, akan ada kondisi area makan yang penuh. Hal ini bisa diantisipasi dengan penambahan luas area makan, namun jika tetap penuh maka pada stand restoran diberi area ruang tunggu untuk pengunjung yang masuk ke dalam waiting list. - Setelah pemesanan dilakukan, pengunjung dipersilahkan membayar tagihan ke bagian kasir - Pengunjung yang mendapatkan tempat duduk dipersilahkan menunggu makanan diantar ke meja makan. Sirkulasi pengelola Diagram 30. Sirkulasi Pengelola Sirkulasi pengelola dapat dijelaskan sebagai berikut: - Pengelola yang datang dapat memakai jalur sirkulasi ke area privat di bagian bangunan manajemen dan servis. - Persiapan Taman Kuliner dilakukan oleh karyawan Taman Kuliner. Persiapan ini meliputi mengganti pakaian dengan pakaian kerja, menuju area storage bahan makanan dan memastikan semua bahan siap, kemudia 111 membersihkan area Taman Kuliner beserta perlengkapan makan dan memasak. - Setelah persiapan selesai, Taman Kuliner siap dibuka. Selama jam kerja, karyawan dan pengelola melaksanakan tugas di 3 area utama yaitu area dapur, area kasir dan area makan. - Saat Objek Wisata Pantai Widuri tutup maka saatnya pengelola dan karyawan membersihkan area Taman Kuliner. Mereka beristirahat sebentar di area yang sudah disediakan sebelum akhirnya pulang. Sirkulasi loading barang Sirkulasi loading barang adalah proses mengantarkan barang-barang kebutuhan selama Taman Kuliner buka. Untuk keperluan ini maka di dalam area Taman Kuliner disediakan parkir dalam dan jalur side entrance dari Jalan Cucakrowo sehingga sirkulasi loading barang tersebut tidak mengganggu aktifitas pengunjung. Diagram 31. Sirkulasi Distributor Sirkulasi tamu Diagram 32. Sirkulasi Tamu Tamu yang dimaksud adalah mitra bisnis, investor atau tamu dari pihak Pemerintah Daerah selaku pemilik lahan Taman Kuliner. Tamu yang datang dapat memanfaatkan area meeting yang disediakan di bagian bangunan manajemen/pengelola. e. Unsur dan Citra Pembentuk Ruang 112 - Solid-Void Gambar 92. Konsep Solid-Void pada Taman Kuliner - Buatan-Alami Gambar 93. Konsep Unsur Buatan-Alami pada Taman Kuliner - Interior-Eksterior Gambar 94. Konsep Unsur Interior-Eksterior pada Taman Kuliner IV.3.3. Konsep Sistem Bangunan a. Karakteristik Pelayanan 113 - Pelayanan Couple Visitors/Berpasangan Pelayanan pada pengunjung yang berpasangan menggunakan sistem pelayanan counter services. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa pengunjung yang berpasangan atau hanya berjumlah dua orang tidak akan memerlukan waktu yang lama saat makan. Selain itu penggunaan counter services pada pengunjung yang berpasangan akan lebih efisien dalam penggunaan tenaga pelayanan. Diagram 33. Alur Pelayanan pada Pengunjung Berpasangan - Pelayangan Family Visitors Diagram 34. Alur Pelayanan pada Pengunjung Berkelompok Kecil Pelayanan pada pengunjung yang berada dalam kelompok kecil atau biasanya berupa kelompok keluarga akan meluangkan waktu yang cukup banyak di area makan. Pengunjung tipe ini akan menikmati suasana makan sehingga pelayanan yang diberikan yaitu berupa table service yang dimodifikasi. Jika pada pelayanan table service pada umumnya menempatkan meja makan sebagai area pemesanan dan 114 pembayaran, maka pada pelayanan modifikasi ini kegiatan pemesanan dan pembayaran dilakukan di masing-masing counter pelayanan yang sudah disediakan. - Pelayangan Mass Visitors Pelayanan pada pengunjung dalam kelompok besar seperti rombongan study tour anak sekolah memerlukan pelayanan yang ekstra cepat. Pelayanan pada sasaran pengunjung ini akan menimbulkan banyak aktifitas dari masing-masing pengunjung. Sehingga untuk meminimalisasi aktifitas pengunjung digunakan pelayanan sistem table service dimana kegiatan pengunjung berorientasi hanya pada area makan. Diagram 35. Alur Pelayanan pada Pengunjung Berkelompok Besar b. Citra Interior dan Eksterior Bangunan - Konsep Entrance Gambar 95. Konsep Cul De Saac pada Kondisi Tapak Sumber. Analisis Pribadi 115 Gambar 96. Desain Gate pada The Breeze Sumber. http://www.bsdcity.com/site/properties/office-retail/the-breeze - Konsep Taman Gambar 97. Perancangan Taman Awi Panglipuran, bamboo resort park Sumber. Sayembara Desain Taman - Konsep Area Makan Gambar 98. Desain pada Interior Area Makan Berbagai Sumber c. Struktur dan Material Material bangunan yang dipakai dibagi menjadi 2 yaitu material bangunan dengan bahan alam dan bahan non alam. - Bahan Alam 116 Bahan alam yang digunakan yaitu 85% dari total material yang digunakan pada perancangan Taman Kuliner. Bahan alam yang dipakai adalah kayu, bambu, batu, dan bata. Penggunaan bahan alam mengacu pada prinsip arsitektur ekologis yang ramah lingkungan. Bahan ala mini diaplikasikan pada ruang-ruang utama yang tidak membutuhkan perlakuan khusus seperti pada area makan, area stand makanan dan area administrasi. Gambar 99. Integrasi Material alam dengan Lingkungan Sumber : Taman Awi Panglipuran - Bahan Non Alam Bahan non alam digunakan pada ruangan yang membutuhkan perlakuan khusus seperti area dapur, freezer dan ruang penyimpanan. Bahan non alam yang dipakai yaitu 15 % dari seluruh total material yang ada di Taman Kuliner. Bahan tersebut meliputi bahan untuk konstruksi seperti beton dan bahan untuk finishing seperti kaca, cat, pelitur/cotting. d. Pencahayaan Pencahayaan yang dipakai sehari-hari pada Taman Kuliner adalah pencahayaan alami dengan memaksimalkan bukaan dan unsur void pada bangunan. Hal ini didasarkan pada kondisi eksisting objek wisata Pantai Widuri yang hanya buka pada pagi hari hingga sore hari. Namun pemasangan lampu di titik tertentu tetap ada untuk mengantisipasi cuaca mendung dan sebagai pencahayaan di hari petang. - Pencahayaan Alami Gambar 100. Penerapan Pencahayaan Alami pada Borbounni Restaurant Sumber : Borbounni-Greek Restaurant 117 Pencahayaan alami pada ruang interior bertujuan agar perancangan Taman Kuliner tetap mengacu pada prinsip hemat energi. Kondisi eksisiting site yang berada pada iklim tropis memiliki intensitas cahaya matahari yang tinggi setiap harinya. Oleh karena itu pemanfaatan cahaya matahari untuk penerangan dalam bangunan dapat mengurangi pemakaian energi listrik/lampu. - Pencahayaan Buatan Gambar 101. Penerapan Pencahayaan Buatan pada Borbounni Restaurant Sumber : Borbounni-Greek Restaurant Pencahayaan buatan mencakup pencahayaan interior dan pencahayaan taman. Keduanya memanfaatkan pencahayaan buatan sebagai elemen dari dekorasi ruang yang tercipta. Penempatan lampu dan pemilihan jenis lampu yang dipakai juga turut mempengaruhi ambience yang dihasilkan. e. Penghawaan Penghawaan terbagi menjadi 3 tipe yaitu penghawaan alami, penghawaan buatan dan penghawaan khusus. - Penghawaan Alami Penghawaan alami ditempatkan pada ruang makan dan stand restoran. Penghawaan alami memanfaatkan angin laut yang bertiup dari arah utara site. Untuk mendukung penghawaan alami ini, maka ditempatkan ruang terbuka hijau yang menyebar dalam konsep taman di area tapak. - Penghawaan Buatan Penghawaan buatan ditempatkan pada ruang administratif seperti kantor manajer yaitu menggunakan AC split yang produknya dipilih hemat energy. - Penghawaan Khusus 118 Penghawaan khusus diperlukan bagi ruang freezer dan dapur. Pada ruang freezer dibutuhkan pendingin yang dapat mengkondisikan ruang dengan suhu sekitar 0oC. Ruangan freezer digunakan untuk menyimpan bahan makanan mentah berkapasitas besar agar tetap awet dan tidak mudah busuk. Ruangan ini memiliki dinding solid berlapis kedap udara agar energy untuk mendinginkan ruangan tidak terbuang keluar. Berbeda dengan dapur, area ini membutuhkan perlakuan khusus berupa saluran/pipa ducting yang berfungsi memindahkan hawa pengap di dapur menuju ke luar/lingkungan. Hawa pengap yang biasanya berasal dari proses memasak bahan makanan dikirim keluar area dapur dengan pemasangan exhausting fan. f. Jaringan Air Bersih Penggunaan PDAM Pada site Taman Kuliner telah dilalui oleh salura pipa PDAM Kab. Pemalang sehingga dapat memanfaatkan air bersih dari fasilitas tersebut. Namun aliran air dari pipa PDAM biasanya tidak lancar sepanjang hari karena harus bergilir tiap masing-masing kecamatan. Pada area tapak, aliran PDAM mengalir dengan debit yang banyak hanya pada jam-jam tertentu seperti jam 4 pagi dan jam 4 sore. Untuk menampung debit air maka disediakan beberapa tendon penampung air. Air dari PDAM digunakan untuk bahan masakan dan air minum. Penggunaan deepwell Deepwell dimanfaatkan untuk mengatasi kekurangan air bersih pada tapak yang disebabkan aliran air PDAM menuju kawasan site kurang maksimal. Deepwell pada site ditempatkan di area paling belakang yaitu area paling jauh dari laut. Hal ini berdasar pertimbangan bahwa semakin dekat dengan laut maka kualitas air semakin asin sehingga tidak bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Jenis air yang dihasilkan oleh deepwell adalah air payau. Air ini dimanfaatkan untuk aktifitas di dalam Taman Kuliner selain dapur/bahan masakan. Pemanfaatan air hujan Pemanfaatan air hujan menggunakan sistem pengolahan 2 cara yaitu sistem sumur resapan biopori dan sistem penyaringan air hujan. 119 Untuk mendukung keberlangsungan ketersediaan air pada deepwell maka disediakan sistem resapan sumur biopori yang terdapat di dalam tanah. Sumur biopori ini diletakkan di beberapa titik lanskap dan merupakan muara darisaluran air yang ditanam di dalam tanah. Selain menggunakan sumur resapan, air hujan diolah melalui penyaringan menggunakan bahan seperti sabut kelapa, batu bata, kerikil dan batu arang hitam. Beberapa bahan tersebut berfungsi sebagai penyaring zat asam yang terkandung dalam air hujan, penyaring kotoran yang berasal dari atap dan penetral kandungan air hujan agar dapat langsung dipakai sesuai kebutuhan. Gambar 102. Konsep Rencana Penggunaan Air Bersih pada Taman Kuliner Sumber : Analisis Penulis g. Jaringan Air Kotor Jaringan air kotor yang terdapat pada tapak Taman Kuliner terbagi menjadi 3 tipe yaitu: Sistem Pembuangan Grey Water Grey Water atau air bekas pakai yang berasal dari wastafel diolah melalui pengendapan untuk dimanfaatkan kembali guna menyiram tanama n pada lansekap taman. - Sistem Pembuangan Black Water Black Water atau air yang berasal dari toilet dibuang menuju septictank. - Sistem Pembuangan Air Lemak 120 Air lemak yang berasal dari wastafel dapur diolah melalui penyaringan khusus untuk memisahkan antara lemak dan air serta campuran sampah dapur. Pengolahan biofilter ini menggunakan peran bakteri anaerob untuk menguraikan sampah yang tercampur. Hasil akhir pada proses pengolahan berupa endapan lemak yang dapat langsung diambil dan dibuang serta air yang sudah dapat dibuang atau diresapkan ke dalam sumur biopori. Gambar 103. Konsep Rencana Penempatan Saluran Air Kotor pada Taman Kuliner h. Perlindungan Terhadap Kebakaran Perlindungan terhadap kebakaran terbagi ke dalam 3 tindakan yaitu: Gambar 104. Konsep Rencana Fire Protection pada Taman Kuliner - Tindakan Preventif Tindakan preventif adalah tindakan pencegahan terjadinya kebakaran. Tindakan pencegahan ini diterapkan pada bangunan yang memiliki sumber api seperti dapur. Bangunan dapur memakai material tahan api seperti beton. Tindakan preventif pada bangunan lain adalah seperti penempatan jarak antar bangunan agar tidak terlalu rapat dan memiliki jarak 121 aman. Antar bangunan yang berbahan material kayu atau bamboo ditempatkan ruang void berupa taman hijau. Tindakan represif yang terdapat di dalam bangunan bisa berupa penyediaan smoke detector seperti pada area ruang administrasi. Penyediaan smoke detector sekaligus mencegah polusi asap rokok dari pengguna bangunan. - Tindakan Represif Tindakan represif adalah tindakan penanggulangan apabila terjadi sumber api atau kebakaran. Tindakan yang dapat dilakukan adalah penyediaan fire hydrant pada tata lansekap dengan jarak antar fire hydrant 10 meter. Penyediaan fire extinguisher di jalur sirkulasi dalam bangunan dan di area sumber api seperti dapur. - Penyediaan Jalur Evakuasi Penyediaan jalur evakuasi kebakaran merupakan salah satu dari tindakan represif. Jalur evakuasi ini menempatkan pengguna bangunan menuju satu area titik kumpul yang aman. i. Jaringan Listrik dan Telekomunikasi Jaringan listrik pada site Taman Kuliner bersumber dari Kantor Pengelola Kompleks Objek Wisata Pantai Widuri. Tiang yang disediakan oleh PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik objek wisata ini terletak di pojok perempatan antara Jalan Cucakrowo dan Jalan Laksda Yos Sudarso. Tiang ini menampung kapasitas listrik . Telekomunikasi yang dipakai adalah direct lines berjumlah 2 buah, untuk keperluan administrasi dan keperluan hotline servis. Gambar 105. Konsep Rencana Jaringan Listrik dan Telekomunikas pada Taman Kuliner j. Pembuangan Sampah 122 Gambar 106. Konsep Rencana Penampungan Sampah Sementara Sampah pada tapak Taman Kuliner berasal dari sampah dapur dan sampah lingkungan. Sampah yang dihasilkan terdiri dari sampah organik dan anorganik. Keduanya dipisahkan dengan penempatan tempat sampah. Sampah dari dapur diolah terlebih dahulu melalui bak pengolah sampah agar terpisah dengan air. Ampas sampah yang dihasilkan dapat dibuang ke TPA dan air dapat langsung diresapkan ke sumur biopori. Sedangkan sampah anorganik dapat dijual ke pengepul sampah atau dibuang langsung ke TPA. 123