BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Budaya

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Budaya kapitalisme memantapkan mitos-mitos identitas muslimah untuk
mencari keuntungan dengan melatar belakang ekonomi belaka. Dengan
menampilkan daya taris fisik dan muslim, juga di objektivikasi diri perempuan
sebagai sesuatu yang tampak wajar, natural dan diperlukan, perempuan menjadi
bergantung kepada produk-produk kapitalis sebagai jalan untuk memenuhi
ekonomi semata-mata agar mereka dapat di defisinikan sebagai perempuan
muslimah yang sesuai dengan eksplotasi identitas muslimah. Peran perempuan
dalam iklan ditampilkan sebagai momok bagi penciptaan kebutuhan-kebutuhan
palsu yang menyuburkan lahan dagang para kapitalis. Dan beranggapan mitos
pada dasarnya berfungsi untuk melayani kepentingan ekonomi dan kelas.
Sementara perempuan sebagai pihak minoritas hanya menjadi korban objektivitas
dan marjinalisasi.
Mitos-mitos ini pada akhirnya membentuk sebuah hasil untuk meningkatkan
kebutuhan dalam mengeksplotasi perempuan dan menjerumuskan perempuan ke
dalam ideology konsumerisme dengan mendorong mereka untuk terus menerus
mengkonsumsi demi mendapatkan identitas muslimah sesuai dengan yang
dicitrakan iklan.
Berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu komodifikasi identitas muslimah
pada iklan sampo sariayu yang terbentuk melalui tanda-tanda perubahan menjadi
105
http://digilib.mercubuana.ac.id/
106
bahan dagang dan keuntungan pada produk, maka beberapa kesimpulan yang
didapat melalui analisis semiotika dengan teori Roland Barthes antara lain:
1. Komodifikasi Identitas muslimah yang diperoleh melalui pemaknaan
warna serta fashion endoser dengan memakai fashion hijab dengan
dominasi warna hijau.
2. Selanjutnya makna identitas muslimah terjadi dalam dialog yang
diucapkan Rachel Maryam dialog tersebut berupa “Alhamdulillah” dialog
tersebut merupakan kata saat umat muslim memperoleh hal-hal baik
sebagai bentuk syukur
Dalam hasil iklan sampo sariayu hijab ditemukan adanya komodifikasi
identitas muslimah. Komodifikasi diperoleh melalui tanda-tanda dalam iklan
sampo sariayu hijab. Tanda tersebut berupa warna, dialog juga peranan endoser
yang menjadikan iklan sampo sariayu hijab terdapat identitas muslimah. Dalam
hal ini merupakan komodifikasi dari pihak identitas muslimah yang ingin mencari
keuntungan dari penjualan produk di pasar, lewat iklan seolah-olah mengangkat
identitas muslimah yang sebenarnya bukan berbicara soal sampo tapi pada
dasarnya ingin menjual identitas muslimah dari iklan sampo sariayu hijab.
5.2. Saran
5.2.1. Saran Akademis
Diharapkan penelitian diatas dapat menjadi masukkan bagi para produsen
dan biro iklan untuk dapat menciptakan strategi iklan yang lebih baik, kreatif,
enovatif, dan menggambarkan realitas kehidupan dan budaya masyarakat
sehingga iklan yang di produksi dapat lebih mudah ditangkap dan diartikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
107
masyarakat luas dengan menggunakan tanda dan metode komunikasi sehingga
terbukti lebih efektif.
5.2.2. Saran Praktis
Semiotika pada prinsipnya adalah sebuah studi atas kode-kode yaitu sistem
apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai
tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Biasanya semiotika disebut juga
pengkajian tanda-tanda.54 Semiotika dengan demikian menjadi alat untuk
mengkaji tanda-tanda dalam komunikasi sekarang ini menjadi lebih kompleks. Di
satu sisi tanda pemaaknaan tanda-tanda yang ada dalam komunikasi maka orang
akan ketinggalan atau kehilangan maksud dari komunikasi itu sendiri. disisi lain
tanda yang digunakan sadar tidak sadar telah memproduksi suatu makna bagi
orang yang diajak berkomunikasi maka tanda mengenal makna dan tanda-tanda
yang ada, orang secara tidak sadar menyetujui, mengikuti bahkan terpengaruh
suatu makna.
Dari hasil penelitian ini, diharapkan masyarakat akan mengetahui
bagaimana sebuah iklan dapat merepresentasikan adanya sebuah komodifikasi
identitas muslimah dengan tanda-tanda yang dipakai dalam pembuatan iklan.
Sehingga masyarakat dapat lebih selektif dalam melihat sebuah nilai-nilai yang
terkandung di dalam iklan tersebut.
Pemahaman iklan tidak perlu secara mentah dipahami oleh konsumen
namun perlu diperhatikan dan disadari juga apa tujuan sebenarnya dari iklan
tersebut. Kita juga tidak boleh terlalu terbawa di dalam dunia iklan yang
54
Kris Budiman, semiotika visual, Buku Baik, Yogyakarta, 2004 hlm 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
108
menggunakan kiasan-kiasan dan maksud yang tidak jelas tanpa batasan, tetapi kita
perlu menikmati hidup apa adanya tanpa harus termakan tawaran iklan yang
mustahil terjadi didalam kehidupan sehari-hari.
Penulis juga berharap agar dalam memneliti ini dapat membongkar proses
komodifikasi identitas muslimah pada iklan sampo sariayu hijab ini dapat
menyadarkan khalayak khususnya perempuan tidak begitu saja menerima isi
pesan media melainkan mempertanyakan dan menelaahnya terlebih dahulu karena
hal tersebut bisa menindas kaum perempuan. Terutama dalam pesan-pesan iklan
yang hanya berorientasi pada kepentingan mereka yang memiliki profit semata,
yang akhirnya mengeksploitasi dan menjadikan perempuan komoditas dalam
rangka mendorong praktek konsumsi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download