1. SIAGA GEMPA BUMI Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh pergerakan permukaan bumi. Episentrum adalah titik di permukaan bumi, tepat ditas pusat gempa. Hiposentrum berada jauh dalam tanah ditempat batuan pecah 7 bergeser untuk pertama kali.Gempa Bumi yang kuat dapat menyebabkan kerusakan besar bagi gedung, jembatan dan bangunan lain, termasuk juga korban nyawa. A. Tanda-tanda terjadinya gempa: a) Di Dalam Bangunan Semua benda yang tergantung bergoyang dan berjatuhan, misalnya : lampu gantung, pigura, jam dinding, lukisan dan lain – lain. Semua benda yang berdiri atau terletak diatas meja bergeser dan berjatuhan, misalnya : TV, radio, jam, alat makan, kompor dan lain – lain. b) Di Luar Bangunan Pohon, tiang listrik dan lampu jalan, jembatan serta gedung bergetar, bahkan jika terjadi getaran sangat kuat akan mengakibatkan tumbang dan roboh. Retakan/rekahan akan terlihat jelas pada permukaan tanah, dinding bangunan, dan jembatan. B. Saat terjadi gempa, bila berada di dalam bangunan : Bila memungkinkan, segera cari jalan keluar yang aman. Bersembunyi dibawah meja, untuk menghindari reruntuhan. Hindari berada di dekat lemari, lemari es dan benda-benda yang mungkin bisa rubuh. Jangan berlari keluar dengan tergesa-gesa / panik. C. Bila berada di luar bangunan Hindari bangunan tinggi, jembatan, tiang listrik, papan reklame. Jangan mendekati pohon-pohon yang tinggi. Cari tempat terbuka, atau tanah lapang. D. Setelah terjadi gempa Jangan segera masuk ke bangunan setelah terjadi gempa, karena kemungkinan akan terjadi gempa susulan. Segera berikan pertolongan pertama terhadap korban gempa. Cari informasi lebih lanjut dari pihak yang berwenang tentang gempa yang terjadi. E. Gempa bumi dapat diikuti tsunami, apabila : Getaran dirasakan sangat kuat. Menimbulkan kerusakan hebat. Air laut surut secara drastic dan selang beberapa menit muncul suara gemuruh dari arah laut. 2. SIAGA BANJIR Banjir merupakan peristiwa dimana air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak di genangi air dlam selang waktu tertentu,yang di sebabkan hujan yang terus menerus, mengakibatkan meluapnya air sungai / danau / laut / drainese saat aliran melebihi volume air yang dapat di tampung dalam,sungai,danau rawa,maupun saluran air lainnya. A. Kenali Penyebab Banjir Curah hujan tinggi. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut. Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit. Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bagunan di pinggir sungai. Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai. B. Mengurangi Dampak Banjir Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering menimbulkan banjir. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir Tidak membuang sampah kedalam sungai dan mengadakan program pengerukan sungai. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi aktifitas dibagian rawan banjir. C. Yang Harus Dilakukan Saat Banjir Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk disebrangi. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat. D. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir. E. Cegah Banjir Menjaga kebersihan lingkungan. Tanam pohon di sepanjang aliran sungai. Bersihkan saluran air secara berkala. 3. SIAGA TANAH LONGSOR Tanah longsor sering terjadi di Indonesia, taerutama pada musim penghuja. Kejadian bencana pada umumnya terjadi di daerah perbukitan sehingga banyak menimpa masyarakat di daerah kaki bukit serta menghancurkan prasarana transportasi seperti jalan, jembatan, dan rel kereta api. A. Tanda – tanda terjadinya tanah longsor : Adanya retakan yang panjang pada tanah di lereng. Terdengar suara gemuruh dan terasa getaran tanah. B. Upaya pencegahan untuk mengurangi dampak bencana tanah longsor : Kenali daerah tempat tinggal kita sehingga jika terdapat ciri-ciri daerah rawan longsor kita dapat menghindar. Perbaiki tata air dan tata guna lahan daerah lereng. Tanami daerah lereng dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam (akar tunggang). Tutup retakan-retakan yang timbul di atas tebing dengan material lempung untuk mencegah air masuk kedalam tanah. Selalu waspada pada sat musim hujan terutama pada saat curah hujan yang tinggi dalam waktu lama. Waspada terhadap mata air / rembesan dan kejadian longsor skala kecil di sepanjang lereng. C. Situasi saat longsor : Bencana tanah longsor pada umumnya terjadi secara mendadak pada saat atau setelah terjadi hujan. Kejadian longsor pada umumnya terjadi dengan diikuti suara gemuruh, disertai gerakan massa tanah dan / atau batuan yang meluncur sangat cepat kebawah bukit menyapu apa yang dilewati. Evakuasi penduduk jika tebing telah menunjukkan gejala akan longsor Lakukan evakuasi penduduk yang tinggal di daerah bahaya ke tempat penampungan yang aman. Cari sumber-sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk daerah penampungan yang aman. Segera hubungi pihak terkait seperti Kepala Desa/Lurah atau Camat sehingga kejadian bencana dapat ditangani dengan segera secara terkoordinasi. D. Hal yang perlu diwaspadai : Tumpukan tanah gembur dan lolos air(lempung, lempung pasiran, dan pasir. Retakan lengkungan pada lereng atau retakan pada bangunan dan jalan pada saat / setelah turun hujan. Lapisan tanah atau batuan yang miring kearah luar lereng. Munculnya rembesan air. E. Hal perlu di hindari : Mendirikan bangunan diatas lerengrawan longsor. Mencetak kolam atau sawah irigasi di atas dan pada rawan longsor. Melakukan penggalian di sekitar kaki lereng yang rawan longsor. Menebang pohon sembarangan pada dan di sekitar lereng yang rawan longsor. Tinggal dibawah lereng rawan longsor F. Cegah Tanah Longsor : Melapor ke aparat desa atau kelurahan setempat. Tutup retakan tanah dengan lempung atau material kedap air lainnya. Hindari air meresap ke dalam lereng dan atur drainase lereng. Buat parit pengatur air hujan yang menjauhi lereng. Tancapkan bambu-bambu yang dilubangi kedua ujungnya kedalam lereng. Apabila rembesan/ aliran air bercampur lumpur muncul semakin deras pada lereng, segera tinggalkan lereng. 4. SIAGA LETUSAN GUNUNG API Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan : A. Pemantuan Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantuan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung api menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat. B. Sebelum terjadi letusan Kenali kawasan rawan bencana letusan gunung api. Sepakati tempat berkumpul bersama warga sekitar. Menentukan jalur penyelamatan / evakuasi yang terdekat dari rumah untuk menuju tempat berkumpul. Siapkan tas khusus yang berisi kebutuhan hidup selama tiga hari seperti, makanan, pakaian dan obat-obatan. Mengikuti latihan penyelamatan / evakuasi secara berkala untuk menyelamatkan diri menuju lokasi yang aman pada saat terjadi gempa. C. Saat terjadi letusan Segera mengungsi apabila sudah ada perintah mengungsi dari instansi / badan yang berwenang. Hindari melewati jalur yang searah dengan arah angin dan sungai yang berhulu di puncak gunung yang sedang meletus. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan dengan melihat peta ancaman bahaya letusan gunung api. Apabila melihat permukaan aliran air sungai naik, segera mencari daerah yang lebih tinggi. Apabila terjebak dalam ruangan, tutup semua pintu dan jendela. Apabila berada di ruang terbuka cari ruang perlindungan darurat. Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi menunduk dengan tubuh condong kedepan untuk melindungi dada serta silangkan tangan di antara kepalan dan tengkuk untuk melindungi kepala. Saat turun hujan abu, jangan memakai lensa kontak (bagi yang menggunkannya), usahakan menutup wajah dengan kedua telapak tangan atau sapu tangan serta gunakan kain / masker untuk melindungi pernafasan. D. Setelah terjadi letusan Kembali kerumah setelah situasi dinyatakan aman oleh pihak berwenang. Bersihkan atap rumah dari debu / abu gunung hujan debu yang menutupi atap rumah apabila tebal akan sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya atap rumah. E. Tanggap Darurat Tindakan yang dilakukan oleh DVMG (Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi. Tindakan tersebut antara lain : Mengevaluasi laporan dan data Membentuk Tim Tanggap Darurat Mengirimkan Tim ke lokasi Melakukan pemeriksaan secara terpadu 5. SIAGA KEKERINGAN Pada musim kemarau, sebagian wilayah di Indonesia yang mengalami kekeringan selalu kesulitan air. Jumlah wilayah yang menderita kekeringan dari tahun ke tahun terlihat semakin meningkat dan meluas. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan sulitnya mendapatkan air untuk irigasi persawahan namun yang lebih penting juga menyebabkan kesulitan bagi penduduk dalam mendapatkan air bersih untuk keperluan hidup sehari-hari. A. Penyebab Kekeringan: Rusaknya lingkungan di daerah tangkapan air. Pesatnya pembangunan fisik serta rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam penggunaan air. Minimnya usaha masyarakat dalam upaya menjaga dan melestarikan sumber daya air. B. Upaya Pencegahan Memanfaatkan sumber air yang ada secara lebih efisien dan efektif. Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang masih tersedia sebagai air baku untuk air bersih. Menanam pohon dan perdu sebanyak-banyaknya pada setiap jengkal lahan yang ada di lingkungan tinggal kita. Membuat waduk (embung) disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan dengan plester semen atau ubin keramik. Kampanye hemat air, gerakan hemat air, perlindungan sumber air Perlindungan sumber – sumber air pengembangannya. 6. SIAGA ANGIN TOPAN Angin Topan adalah angin kencang atau bisa juga disebut badai besar yang sangat kuat dengan pusaran angin dengan kecepatan 120 km/jam atau lebih. Angin topan bergerak mengaduk laut dibawahnya dan menyebabkan gelombang besar yang sangat kuat. Di pusat badai, mata angin ribut yang bertekanan rendah membentuk kubah air yang cukup tinggi. Ketika seluruh badai itu bergerak mendorong gelombang badai yang besar di depannya. A. Tanda-tanda terjadinya angin topan. Terlihat gumpalan awan gelap, besar dan tinggi. Petir dan guruh terlihat dari kejauhan. Terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Ketika angin topan terbentuk, uap air terangkat dari lautan dan membentuk dinding awan yang tebal. Angin kencang yang berputar disekitar daerah yang tenang, bersih dari awan, dan bertekanan rendah, disebut mata angin topan. B. Saat terjadi angin topan. 1. Bila berada di dalam rumah Bawa masuk barang – barang ke dalam rumah, agar tidak terbawa angin. Tutup jendelan dan pintu lalu kunci. Matikan semua aliran listrik dan peralatan elektronik. Cari informasi dari pihak yang berwenang untuk mendapatkan informasi terbaru, dan petunjuk-petunjuk lain. 2. Bila berada di luar rumah Segera masuk ke dalam rumah atau bangunan yang kokoh. Jika terasa petir akan menyambar, segera membungkuk, duduk dan peluk lutut ke dada. Jangan tiarap di atas tanah. Hindari bangunan yang tinggi, tiang listrik, papan reklame, dan sebagainya. C. Setelah terjadi angin topan Pastikan tidak ada anggota keluarga yang cedera. Bila jatuh korban, segera berikan pertolongan darurat. Laporkan segera kepada yang berwenang jika ada kerusakan yang berhubungan dengan listrik, gas, dan kerusakan lainnya. Jika dalam perjalanan, teruskan kembali dengan berhati-hati. 7. SIAGA TSUNAMI Tsunami bisa terjadi kapan saja, pada saat musim hujan ataupun musim kemarau baik siang maupun malam hari. A. Tanda-tanda awal sebelum terjadi Tsunami Getaran tanah yang timbul karena penjalaran gelombang di lapisan bumi akibat gempa. Surutnya air laut yang mendahului kedatangan tsunami utama. Dinding muka air laut yang tinggi menjalar di perairan dangkal lalu ke pantai berupa gelombang pecah yang berbentuk dinding dengan tinggi yang hampir rata. Timbulnya suara aneh dan gemuruh dari laut. Angin dengan berhawa agak dingin bercampur dengan bau garam laut yang cukup kuat. Pada umumnya Tsunami terjadi beberapa saat setelah gempa terjadi. B. Sebelum Tsunami Terjadi Sepakati tempat berkumpul bersama warga sekitar. Menentukan jalur evakusi yang terdekat dari rumah untuk menuju tempat evakuasi. Siapkan tas khusus yang berisi kebutuhan hidup selamat tiga hari seperti, makanan, pakaian, dan obat-obatan. Mengikuti latihan evakuasi secara berkala untuk menyelamatkan diri menuju lokasi yang aman pada saat terjadinya tsunami. C. Saat Tsunami Terjadi Tetap memperhatikan peringatan dan arahan dari petugas setempat dalam proses evakuasi. Apabila anda berada di rumah, berusaha untuk tetap tenang dan segera membimbing keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman. Apabila anda berada di pantai, harus segera menuju tempat yang tinggi, minimal 6 meter di atas permukaan laut dan berjarak 3 km dari bibir pantai, jangan menunggu sampai ada pengumuman kejadian tsunami dan segera menjauh dari sungai yang berhubungan dengan laut. Di wilayah rawan tsunami biasanya sudah diatur jalur-jalur evakuasi daerah setempat. Hindari jalan melewati jembatan. Lebih dianjurkan melakukan evakuasi dengan berjalan kaki. Bagi yang evakuasi dengan menggunakan kendaraan, apabila terjadi kemacetan segera kunci dan tinggalkan kendaraan serta melanjutkan evakuasi dengan berjalan kaki. Jika telah sampai di daerah ketinggian, bertahanlah disana karena gelombang tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang pertama serta dengarkan informasi melalui radio atau alat komunikasi lainnya. Jangan kembali sebelum keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang. D. Setelah tsunami terjadi Hindari instalasi listrik bertegangan tinggi dan laporkan jika menemukan kerusakan kepada PLN. Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali setelah dinyatakan aman. Jauhi reruntuhan bangunan. Laporkan diri ke lembaga pemerintah, lembaga adat atau lembaga keagamaan. Bila diperlukan, carilah bantuan dan bekerja sama dengan sesama serta lembaga pemerintah, adat, keagaamaan atau lembaga swadaya masyarakat Ceritakan tentang bencana ini kepada keluarga, anak, dan teman Anda untuk memberikan pengetahuan yang jelas dan tepat. Ceritakan juga apa yang harus dilakukan bila ada tanda tanda tsunami akan datang.