EVALUASI KETEPATAN OBAT DAN DOSIS OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO) PADA PASIEN GERIATRI DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT INAP DENGAN KOMORBIDITAS DI RSUD SALATIGA TAHUN 2015-2016 ARTIKEL Oleh PUTRI RIZA SHAUQI 050113A048 PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 i HALAMAN PENGESAHAN Artikel berjudul: EVALUASI KETEPATAN OBAT DAN DOSIS OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO) PADA PASIEN GERIATRI DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT INAP DENGAN KOMORBIDITAS DI RSUD SALATIGA TAHUN 2015-2016 Disusun oleh PUTRI RIZA SHAUQI 050113A048 PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS NGUDI WALUYO Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Ungaran, Agustus 2017 Pembimbing Utama Dian Oktianti, S.Far., Apt., M.Sc. NIDN. 0625108102 ii Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 INTISARI Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi insulin. Prevalensi diabetes melitus didunia diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya, peningkatan prevalensi diabetes melitus tipe 2 secara langsung akan meningkatkan komplikasi atau komorbiditas diabetes melitus tipe 2. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan obat dan ketepatan dosis penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada pasien geriatri penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan komorbiditas yang menjalani rawat inap di RSUD Salatiga. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan desain (rancangan) penelitian deskriptif terhadap data rekam medik pasien diabetes mellitus tipe 2. Pengambilan data secara retrospektif selama tahun 2015. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dan jumlah sampel sebanyak 47 pasien. Hasil: Penelitian dari data 48 pasien yang digunakan sebagai sampel berdasarkan karakteristik pasien menunjukkan DM lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan 26 pasien (54,17 %) dan usia 61-70 tahun (68,75 %). Penggunaan OHO tunggal metformin sebanyak 20,83 %, OHO 2 kombinasi yaitu golongan glimepiride dan metformin sebanyak 68,75 %, OHO 2 kombinasi yaitu glimepiride dan acarbose sebayak 2,08% dan OHO 3 kombinasi yaitu glimepiride, metformin dan acarbose sebanyak 8,33 %. Nilai ketepatan obat sebesar 100 % dan nilai ketepatan dosis sebesar 97,91%. Kesimpulan: evaluasi ketepatan penggunaan Obat Hipoglikemik Oral berdasarkan parameter tepat obat sebanyak 100% dan tepat dosis 97,91%. Kata kunci : DM tipe 2, Tepat obat, Tepat dosis Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 1 ABSTRACT Background: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder with multiple etiology characterized by increasing of blood glucose levels, accompanied by carbohydrate metabolism disorder, lipid and protein as an effect of insulin insufficiency. The prevalence of diabetes mellitus is estimated to increase every year, that increase will improve the complication or comorbidity of diabetes melitus type 2. Objective: This study aimed to get evaluation of drug accuracy and dose accuracy of oral hypoglycemic drug accuracy (OHD) in elderly patients suffering from diabetes mellitus type 2 inpatients with comorbidity in Salatiga public hospital. Method: This study was a non-experimental design (design) of descriptive study taken from the medical records of patients with diabetes mellitus type 2. Data collecting was done retrospectively in 2015-2016. The samples in this research used total sampling and the samples were 48 patients. Result: The study of 48 patients as the samples showed that there were more female patients as many as 26 patients (54,17 %) at the age of 61-70 years old (68,75 %) based on the characteristic of the patient. The use of single OHD metformin was 20,83 %, OHD 2 combination of glimepiride and metformin was 68,75 %. OHD 2 combination of glimepiride and acarbose was 2,08 % and OHD 3 combination of glimepiride, metformin and acarbose was 8,33 %. Drug value accuracy was 100 % and dose value accuracy was 97,92 %. Conclusion: The evaluation of Oral Hypoglycemic Drug (OHD) based on the parameter of drug accuracy is 100 % and dose accuracy is 97,92 %. Keywords : DM Type 2, Drug accuracy, Dose accuracy PENDAHULUAN Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif. Diabetes melitus berhubungan dengan resiko aterosklerosis dan merupakan predisposisi untuk terjadinya kelainan mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan neuropati (PERKENI, 2015). Pasien diabetes melitus tipe 2 banyak di temukan pada usia tua (geriatri) dan sering tidak terdapat gejala sebelumnya. Di lihat dari segi fungsi organ yang dimiliki oleh geriatri yaitu penurunan fungsi fisiologis tubuhnya yang menyebabkan pasien geriatri memerlukan penyesuaian dosis dalam pengobatan diabetes melitus tipe 2, namun dilapangan masih ada pengobatan yang belum rasional dari segi pemberian dosis untuk pasien geriatri, hal ini yang melatar belakangi peneliti untuk mengevaluasi lebih lanjut mengenai ketepatan obat dan dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada pasien geriatri diabetes melitus tipe 2 sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas layanan di RSUD Salatiga agar tercapai suatu keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan obat dan dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada pasien geriatri diabetes melitus tipe 2 rawat inap dengan komorbiditas di RSUD Salatiga. Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 2 METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis non eksperimental dengan analisis deskriptif yang bersifat retrospektif, dengan melakukan observasi terhadap data sekunder berupa rekam medis penderita Diabetes mellitus tipe 2 rawat inap di RSUD Salatiga pada tahun 2015-2016. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien Geriatri penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Salatiga tahun 2015-2016 dengan jumlah 122 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebanyak 48 pasien. Kriteria inklusi sebagai berikut: a. Rekam medik pasien geriatri dengan usia diatas 60 tahun b. Rekam medik pasien dengan diabetes melitus tipe 2 c. Pasien dengan rekam medik yg lengkap, seperti diagnosis, nomor rekam medik, umur, berat badan, data pemeriksaan laboratorium (kreatinin, ALT/AST, kolesterol total dan HDL), daftar obat yang digunakan selama menginap, dosis (besaran dosis, frekuensi). d. Data kadar glukosa darah yang rutin diperiksa. Kriteria eksklusi yaitu: a. Rekam medik pasien diabetes melitus tanpa komorbiditas b. Rekam medik pasien yang menderita penyakit diabetes melitus tipe 2 yang menggunakan terapi insulin. HASIL dan PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan terhadap 48 sampel pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan komorbiditas yang menjalani rawat inap di RSUD Salatiga tahun 20152016. Data tersebut diambil dari bagian rekam medik untuk melihat gambaran dari setiap variabel yang diteliti sesuai dengan kriteria inklusi. Tabel 1 Karakteristik Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Kendal Periode 2015 Karakteristik Usia (tahun) Jenis kelamin 61-70 71-80 >80 Total Laki – laki Perempuan Total Jumlah pasien 33 14 1 48 22 26 48 Persentase (%) 68,75 29,17 2,08 100 45,83 54,17 100 Tabel 1 menunjukan bahwa dari 48 pasien diabetes melitus tipe 2 yang diambil datanya secara retrospektif terlihat jenis kelamin yang paling banyak menderita diabetes melitus tipe 2 adalah perempuan yaitu sebanyak 54,17 %. Sedangkan kelompok usia yang paling banyak menderita diabetes melitus tipe 2 adalah usia antara 61-70 tahun yaitu 68,75 %. Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 3 Wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar, sindroma siklus bulanan (premenstrual syndrome), pasca menopause yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut, sehingga wanita lebih berisiko menderita diabetes melitus tipe 2 (Irawan, 2010). Dan pada usia lebih dari 45 tahun umumnya manusia mengalami penurunan fungsi fisiologis dengan cepat sehingga terjadi defisiensi sekresi insulin karena gangguan pada sel beta pancreas dan resistensi insulin. Tabel 2 Karakteristik pasien Diabetes Tipe 2 Rawat Inap di RSUD Salatiga Periode 2015-2016 berdasarkan Penyakit Penyerta. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Penyakit Penyerta Udema + Syndrom Nefrotic Vertigo Gastritis Hipertensi + Gout Dispepsia Hipertensi Hipertensi + Ulkus Hipertensi + Glaukoma Dispepsia + Chepalgia Udema + Dispepsia Hipertensi + Vertigo Dispepsia + Dislipidemia Dispepsia + Vertigo Vertigo + Ulkus Dispepsia + Anemia Cephalgia Infeksi Saluran Kemih Gastroenteritis Hipertensi + Dispepsia Batu ginjal + Dispepsia +Anemia Hipertensi +Cephalgia Hipertensi + Dislipidemia Ischemic Heart Disease Febris Dyslipidemia Infeksi Saluran Pernafasan Akut Decomp Cordis Fibrilasi Atrium + Hipertiroid Hipertensi + Sirosis Hepatik Hipertensi + Ischemic Heart Disease Stroke Non Hemoragic Infeksi saluran Kemih + Kolik Renal Total Jumlah Kasus 1 2 3 1 8 5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 48 Persentase % 2,08 4,17 6,25 2,08 16,67 10,42 2,08 2,08 2,08 2,08 4,17 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 4,17 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 2,08 100 Tabel 2 menunjukan 2 penyakit penyerta terbanyak pada pasien diabetes melitus tipe 2 rawat inap di RSUD Salatiga yang pertama adalah dispepsia dengan persentase 16,67 %, kemudian hipertensi dengan persentase 10,42 %. Diabetes melitus dapat menyebabkan dispepsia organik gastroparesis yang hebat sehingga muncul keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, mual dan muntah. Definisi gastroparesis yaitu ketidakmampuan lambung untuk Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 4 mengosongkan ruangan. Ini terjadi bila makanan berbentuk padat tertahan di lambung. Gangguan metabolik lain seperti hipertiroid yang menimbulkan nyeri perut dan vomitus (Hadi, 2002). Diabetes melitus bersama hipertensi akan meningkatkan risiko komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Peningkatan 10 mmHg sistolik berhubungan dengan peningkatan 12 % setiap komplikasi diabetes, 15 % kematian berhubungan dengan diabetes dan 13 % peningkatan komplikasi mikrovaskular diabetes melitus (Meneilly dkk, 2000). Diabetes melitus dengan glukosa darah yang tinggi dapat merusak organ dan jaringan pembuluh darah serta dapat terbentuknya aterosklerosis, hal tersebut menyebabkan arteri menyempit dan sulit mengembang sehingga dapat memicu terjadinya hopertensi (Yudha, 2005). Tabel 3 Distribusi Penggunaan OHO di Rsud Salatiga Jenis Obat Metformin Glimepirid + Metformin Glimepirid + Metformin + Acarbose Glimepirid + Acarbose Total Jumlah Kasus 10 33 4 1 48 Persentase (%) 20,83 68,75 8,33 2,08 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 48 pasien geriatri diabetes melitus tipe 2 yang diambil datanya secara retrospektif, untuk terapi yang paling banyak diberikan merupakan terapi kombinasi glimepirid dengan metformin yaitu sebanyak 68,75 %, sedangkan untuk terapi tunggal metformin sebanyak 20,83 %. Menurut PERKENI 2015, metformin merupakan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pilihan. Namun pada beberapa keadaan pasien metformin tidak boleh di berikan sesperti: GFR <30 ml/menit/1,73 m2, adanya gangguan hati berat, serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia. Efek samping yang mungkin berupa gangguan saluran pencernaan seperti halnya gejala dispepsia. Sedangkan untuk kombinasi glimepiride dan metformin merupakan kombinasi yang tepat karena cara kerja kedua golongan obat ini berbeda dan saling aditif. Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi pancreas yang memberikan kesempatan untuk biguanid untuk bekerja efektif. Kedua mempunyai efek terhadap senitivitas reseptor, jadi pemakaian kedua obat tersebut saling menujang. Kombinasi kedua obat ini dapat efektif pada penderita diabetes melitus yang sebelumnya tidak memberikan manfaat bila dipakai secara sendiri-sendiri (Soegondo, 2015) Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 5 Tabel 4 Kesesuaian Obat Hipoglikemik Oral (OHO) berdasarkan Drug Information Handbook, 2015 Jenis obat Jumlah kasus Tidak Sesuai 10 33 Kesesuaian dengan standar 10 33 - Persentase Kesesuaian (%) 20,84 68,75 Persentase ketidak sesuaian (%) - Metformin Glimepiride + Metformin Glimepiride + Acarbose Glimepiride + Metformin + acarbose Total 1 1 - 2,08 - 4 4 - 8,33 - 48 48 - 100 - Tabel 4 menunjukkan ketepatan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada pasien geriatri diabetes melitus tipe 2 rawat inap dengan komorbiditas di RSUD Salatiga sebanyak 100 %. Pada 48 pasien dikatakan tepat obat karena seluruh pasien tidak kontraindikasi terhadap Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang diberikan. Hanya untuk metformin yang perlu mendapatkan perhatian khusus ketika diberikan kepada pasien yang mempunyai penyakit penyerta dispepsia atau gangguan gastrointestinal lainnya, mengingat metformin mempunyai efek samping pada gastrointestinal >10 %, dan hal tersebut memerlukan monitoring untuk mencegah terjadinya efek samping dari metformin. Tabel 5 Kesesuaian Pemberian Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Berdasarkan Drug Information Handbook 2015 Jenis Obat Dosis Standar (mg/hari) Metformin Glimepiride Metformin Glimepiride acarbose Glimepiride Metformin Acarbose Total 500-2550 + 1-8/5002550 + 1-8/25300 + 1-8/500+ 2550/25300 Jumlah kasus Kesesu aian Tidak Sesuai Persentase Kesesuaian (%) 10 33 10 33 - 20,83 68,75 Persentase Ketidak sesuaian (%) - 1 - 1 - 2,08 4 4 - 8,34 - 48 47 1 97,92 2,08 Dapat dilihat pada tabel 5 pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Salatiga sebanyak 47 (97,92%) pasien diberikan dosis yang tepat dari jumlah keseluruhan 48 pasien yang diambil datanya dan 1 (2,08%) pasien tidak tepat dosis. Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 6 Untuk 1 pasien yang tidak tepat dosis yaitu pada pemberian acarbose hanya di berikan 1 kali sehari sedangkan pada acuan tertera (Drug Information Handbook, 2015) untuk acarbose memiliki frekuensi pemberian 3 kali sehari. Hal tersebut kemungkinan dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pengobatan karena dosis sehari yang seharusnya diterima pasien tidak memenuhi standar dosis yang harus diterima yaitu pasien hanya menerima 50 mg acarbose 1 kali sehari sedangkan untuk frekuensi acarbose yang tertera pada Drug Information Handbook 2015 adalah 3 kali sehari. SIMPULAN 1. Ketepatan obat didapatkan 100 % atau sejumlah 48 pasien 2. Ketepatan dosis didapatkan 97,91% atau sejumlah 47 pasien dari 48 pasien yang mendapatkan dosis sesuai dengan dosis yang sudah ditetapkan pada acuan yang digunakan (Drug Information Handbook 2015). UCAPAN TERIMA KASIH Seluruh civitas akademik Universitas Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua Program studi Ilmu kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran dan kepada semua yang tidak bisa disebutkan. Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 7 DAFTAR PUSTAKA th Anonim. 2015. Drug Information Handbook. 20 ed. Lexi Comp American Pharmacist Association. United State of America. Hadi, S. 2002. Gastroenterologi. Bandung. PT. Alumni Bandung. Irawan, D. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jakarta. PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia). 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Departemen Ilmu Penyakit Dalam kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Soegondo. 2002. Diabetes Melitus Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta. FKUI. Yudha, S.T. Kejadian Ulkus Diabetika pada Penderita DM Tipe 2 dengan dan Tanpa Dislipidemia di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Fakultas Kedokteran. UNDIP Semarang. Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap dengan Komorbiditas di RSUD Salatiga Tahun 2015-2016 8