PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (3): 827-839
ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2017
PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA KANTOR KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)
KOTA SAMARINDA
Novita Desi Aryani 1
Ringkasan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengembangan
Karir dan mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat Pengembangan
karir pada pegawai Negeri Sipil di KPU Kota Samarinda. Jenis penelitian yang
penulis lakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
analisis kualitatif, dengan fokus penelitian sebagai berikut : pengembangan karir
pegawai negeri sipil kantor komisi pemilihan umum kota samarinda. Teknik
pengumpulan data yang menggunakan analisis data model interaktif yang
dikembangkan oleh Milles dan Huberman. Hasil penelitian diperoleh penulis
bahwa untuk meningkatkan pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil KPU Kota
Samarinda belum sepenuhnya efektif karena belum adanya badan diklat resmi
yang dimiliki KPU kurangnya anggaran yang tersedia untuk mengikuti berbagai
kegiatan atau pelatihan, belum optimalnya perencanaan, evaluasi dan monitoring
dalam pelaksanaan peraturan tentang pengembangan kepegawaian, dlingkungan
kerja yang tidak mendukung kinerja PNS. Belum terpenuhnya penyebaran
Pegawai Negeri Sipil secara merata oleh aparatur sesuai dengan kebutuhan
organisasi, belum optimalnya system informasi manajemen kepegawaian, serta
belum optimalnya kualitas pelayanan administrasi kepegawaian dan koordinasi
antar bidang yang ada. Faktor pendukung system pola karir yang jelas dimana
organisasi bertanggung jawab penuh dalam memberikan sosialisasi dan
pengetahuan tentang kejelasan karir yang akan di jalani seseorang dalam
kehidupan karirnya, melalui mekanisme perencanan karir organisional. Juga
adanya komitmen pimpinan dalam pengelolaan manajemen kepegawaian, adanya
kejelasan pembagian kewenangan, kedudukan dan tugas yang jelas. Serta
terjadinya beberapa lembaga yang sudah bekerja sama dalam bidang
pengembangan SDM.
Kata Kunci : Pengembangan Karir Pegawai Negeri Sipil
Pendahuluan
Pembentukan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan
Pemilihan Umum Ialah sebagai pendukung kelancaran tugas dan wewenang
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 827-839
Komisi Pemilihan Umum. Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi
dan Sekretaria KPU Kabupaten/Kota bersifat hirarkis dan berada dalam satu
kesatuan manajemen kepegawaian.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : ”PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA
KANTOR KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA SAMARINDA ”
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan dalam latar belakang, maka dapat
dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengembangan Karir Pegawai Negeri Sipil Kantor Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda ?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat pengembangan karir
Pegawai Negri Sipil Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Samarinda
Kerangka Dasar Teori
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam suatu organisasi/perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal.
Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas
dan efesiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam organisasi, sebagai salah
satu fungsi dalam organisasi yang dikenal dengan Manajemen Sumber Daya
Manusia. (M.T.E Hariandja,2009:10)
MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia)
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah kebijakan dan
praktik menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia yaitu mengelola
pegawai seefesien dan selektif mungkin agar diperoleh pegawai yang produktif
dan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
(Sedarmayanti,2007: 13)
Tujuan Sumber Daya Manusia
Tiap organisasi menetapkan tujuan-tujuan tertentu yang ingin mereka
capai dalam memanajemini setiap sumber dayanya termasuk sumber daya
manusia. Tujuan MSDM secara tepat sangatlah sulit untuk dirumuskan karena
sifatnya bervariasi dan tergantung pada penahapan perkembangan yang terjadi
pada masing-masing organisasi. Menurut Cushway , tujuan MSDM meliputi (
Edy Sutrisno,2013:7) :
1. Mempertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan SDM untuk
memastikan bahwa organisasi memiliki pekerjaan yang bermotivasi dan
berkinerja yang tinggi, memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi
perubahan dan memenuhi kewajiban pekerjaan secara legal.
2. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDM
yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannya.
828
Pengembangan Karir Pegawai Pada Kantor KPU Kota Samarinda (Novita DA)
3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan strategi,
khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM.
4. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini
mencapai tujuannya.
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Secara garis besarnya fungsi manajemen sumber daya manusia tidak lain
adalah untukmeningkatkan daya guna kerja dengan memperhatikan segala sesuatu
yang berhubungan dengankepuasan bekerja sehingga dapat terciptanya suatu kerja
sama yang baik.
Menurut Hasibuan (2013:21) fungsi manajemen sumber daya manusia
meliputi sebagai berikut:
1. Perenacanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efesian
agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya
tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian.
Program kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintergrasian, pemeliharaan,
kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik
akan membantu tercapainya tujuan secara efektif.
2. Pengorgaisasian adalah suatu kegiatan untuk mengorganisasikan semua
karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, dan koordinasi dalam organisasi. Organisasi merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Dengan organisasi yangbaik akan membantu terwujudnya
tujuan secara efektif.
3. Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja
sama dan bekerja efektif serta efesien dalam membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahkan dilakukan dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar menaati
peratura-peraturan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat
penyimpangan atau kesalahan, diadakannya tindakanperbaikan dan
penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,
kedisiplinan, prilaku, kerjasama, pelaksaanaan pekerjaan, dan menjaga situasi
lingkungan.
5. Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
6. Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan danpelatihan. Pendidikan
dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa
kini dan masa yang akan datang.
7. Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang
atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
perushaan.
829
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 827-839
8. Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersaukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar terciptanya kerjasama yang serasi
dan saling menguntungkan.
9. Pemiliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi,
fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerjasama
sampai pensiun.
10. Kedisiplinan adalan merupakan fingsi manajemen sumber daya manusia yang
terpenting kunci terwujudnya tujuan, tanpa disiplin yang baik pada kegiatan,
akan sulit terwujudnya tujuan yang maksimal.
11. Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari sesuatu
perusahaan.
Pengembangan
Dalam sudut pandang perencanaan pembangunan daerah, ada dua
perspektif yang dapat digunakan dalam melihat perencanaan karir. Perspektif
pertama yaitu tujuan dari perencanaan pembangunan daerah. Suatu pembangunan
daerah direncanakan dalam rangka mencapai dua hal, yaitu keberhasilan dari
pembangunan itu sendiri
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan karir
Pendidikan
formal,pengalaman
kerja,sikap
atasan
yang
membina,prestasi,bakat kerja, adanya lowongan yang lebih tinggi, loyalitas
kepada organisasi.
Definisi Konsepsional
Pembinaan karir dapat dikatakan juga pengembangan karir,
Pengembangan karir merupakan suatu kegiatan organisasi dalam mempersiapkan
seorang karyawan untuk menduduki jabatan-jabatan yang tersedia dan terbentuk
dalam organisasi yang bersangkutan baik pada waktu sekarang maupun waktu
yang akan datang. Suatu kondisi yang menunjukan adanya peningkatanpeningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karier yang
telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan ditentukan oleh
prestasi kerja, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode analisis kualitatif, yakni penelitian yang bertujuan
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian-kejadian, tanpa melakukan
pengujian hipotesis. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan
suatu fakta (fact finding). Dimana hasil penelitian ditekankan pada gambaran
yang obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti.
Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian dari pelayanan kesehatan sebagai berikut :
1. Pengembangan karir Pegawai Negri Sipil Pada Kantor Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kota Samarinda, yang diukur melalui aspek : Prestasi, Latar
Belakang dan Pengalaman Kerja
830
Pengembangan Karir Pegawai Pada Kantor KPU Kota Samarinda (Novita DA)
2. Faktor penghambat Pengembangan Karir Pegawai Negri Sipil Pada Kantor
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan menyajikan data yang telah dikumpulkan
selama dalam penelitian mengenai pengembangan karir pada kantor Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Samarinda. Adapun data dan informasi yang telah
dikumpulkan dan diperoleh melalui data yang ada, yang telah disiapkan dan juga
melalui informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber
data.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data-data yang
menjadi fokus penelitian, dimana data-data tersebut disederhakan melalui proses
penyeleksian data dengan mengutamakan data yang sangat penting untuk
ditampilkan agar memudahkan saat melakukan pembahasan pada bab berikutnya.
Pada bagian ini penulis menyajikan data yang telah dikumpulkan selama salam
penelitian mengenai prosedur pembinaan karir pada kantor Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Kota Samarinda.
Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya pada prosedur
pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil, berdasarkan fokus penelitian bahwa
indikator yang diteliti dalam penelitian ini antara lain :
1. Pengembangan karir Pegawai Negri Sipil Kantor Komisi Pemilihan Umum
Kota Samarinda, yang diukur melalui aspek :
1) Prestasi
2) Latar Belakang Pendidikan
3) Pengalaman Kerja
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat pembinaan kerja Pegawai Negri
Sipil Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda.
Hasil penelitian ini berdasarkan data primer yang diperoleh dari key
informan dan informan, dan data skunder yang diperoleh dari sumber informasi
yaitu berupa sumber-sumber dokumen resmi dari lembaga terkait.
Aspek Pembinaan Karir Pegawai Negeri Sipil
Prestasi
Lewat pertanyaan yang terkait dengan prestasi yaitu tentang proses
prestasi kerja/kinerja pegawai pengembangan karir dalam menyelesaikan
pekerjaannya, maka berikut hasil wawancara dengan key informan yaitu
Sekretaris KPU Kota Samarinda Bapak Sukimin, SH beliau mengatakan bahwa:
“salah satunya adalah disiplin dimana pegawai negeri sipil sebagai di
instruksi kan di aturan dimana pegawai mengisi daftar hadir yang telah
disediakan oleh kpu kota samarinda pada pagi pukul 07.30 dan pulangnya
pada pukul 16.00, dan untuk meningkatkan kinerja dengan berbagai cara
yaitu sesuai uraian tugasnya yang diberikan atasannya dengan unit-unit
kerja sub yaitu kasub nya yang kita instruksi kan untuk membagi kerja nya
831
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 827-839
yang tidak boleh memonopoli kerja nya dengan yang lainnya. Dan
kompetensi pegawai yang ada perlu ada peningkatan pegawai dengan cara
salah satunya di ikut sertakan diklat maka itu memberi penyemangat
pemacu kerja bagai pegawai negeri sipil yang ada di KPU Kota Samarinda
dan proses promosi mutasi dan laternal yang dilakukan KPU Samarinda
kita liat peluang jika ada jabatan yang kosong baik itu fungsional atau
structural maka pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat ada hak untuk
mutasi atau untuk di promosikan agar pegawai negeri sipil kpu kota
samarinda bisa mengetahui apa saja pekerjaan di KPU atas lintas per
subbagian.. (wawancara tanggal 25 oktober 2016)
Hak yang yang sama juga dijelaskan oleh Kasubag Keuangan Umum dan
Logistik Bapak Doddy Ma’ruf Natsir, SE ketika pertanyaan tentang prestasi, latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja :
“karena prestasi yang bagus akan membantu dalam menjalankan tugas
maka
sangat penting untuk pengembangan karir. Dalam meningkatkan
prestasi kerja disiplin dan kerja keras sangat diperlukan serta selalu
mengembangkan pengetahuan dan belajar terus untuk meningkatkan
kapasitas dalam bekerja. Dan kesempatan yang diberikan berupa pelatihan
atau diklat dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk prestasi
kerja saya saat ini sudah cukup untuk pembinaan karir.(Wawancara
tanggal 25 oktober 2016)
Pendapat lain yang diungkapkan oleh salah satu pegawai pada sub Bagian Hukum
Ibu Indriyani Astinie, SE memberikan keterangan sebagai berikut :
“Karena seiring meningkatnya prestasi kerja kita maka pengembangan
karir juga turut berkembang mengikuti, menjadikan proses pengembangan
karir lebih mudah dilakanakan dan dievaluasi. Selain itu cara untuk
meningkatkan prestasi saya lakukan dengan selalu mengikuti
perkembangan dari hal-hal yang terkait pada tupoksi pekerjaan,baik itu
yang berasal dari eselon 1 aturan ataupun pihak lain yang bermanfaat hal
utama ialah selalu belajar dan terbuka menerima pembaharuan. Serta
kesempatan yang diberikan berupa diikut sertakan dalam bimbingan teknis
berupa diklat/pelatihan teknis fungsional yang di selenggarakan badan
keahlian lain. Dan saya rasa prestasi kerja yag saya capai masih dalam
proses untuk berkembang jadi bisa dikatakan masih belum
cukup.(Wawancara tanggal 25 oktober 2016)
Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan merupakan salah satu bahan acuan bagi perusahaan
untuk meningkatkan karir seorang kayawan, semakin tinggi latar belakang
pendidikan seorang karyawan maka semakin besar pula harapan peningkatan
karirnya, juga sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seorang karyawan
maka biasanya akan susah mendapatkan pengembangan karirnya.
832
Pengembangan Karir Pegawai Pada Kantor KPU Kota Samarinda (Novita DA)
Adapun hasil wawancara yang dilakukan mengenai latar belakang pendidikan
pegawai dengan Bapak Sukimin.SH selaku sekertaris Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Kota Samarinda, beliau mengatakan :
“selama ini sudah diketahui bersama mengenai penempatannya ada yang
melalui tes ada juga mutasi seluruh kaltim begitu dan maksimal di kpu
maksimal 17 pns baik itu ada kegiatan pemilu atau dalam pekerjaan seharihari dan pegawai sudah ditempatkan sesuai tempatnya relevansi
penempatan pegawai sudah tepat sekali dan program pembinaan karir
tentu ada jarak waktu dan target nya kita kumpul bersama dan kita ikutkan
diklat PIM yang sudah dilakukan beberapa kasub yang ada . dan latar
belakang pendidikan sangant penting sekali sangat berpengaruh dan disini
ada beberapa subbagian, yaitu : Subbagian Program dan Data, Subbagian
Teknis dan Hupmas, Subbagian Keuangan Umum dan Logistik dan
Subbagian Hukum tentunya itu sangat berpengaruh namum demikian di
kpu samarinda ada satu subbagian yang belum terisi dan masih di Plt kan
sampai sekarang yaitu subbagian Hukum dan masih dianggap kosong di
KPU..(Wawancara tanggal 25 oktober 2016)
Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa latar belakang pendidikan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembinaan karir untuk pegawai
karena latar belakang merupakan slah satu hal penting dalam suatu pekerjaan.
Latar belakang pendidikan sendiri memiliki posisi kuat untuk dapat
dipertimbangkan dalam peningkatan jabatan.
Selain itu wawancara yang dilakukan dengan Nisa Nurjanah, A.Md selaku
kepegawaian , mengatakan bahwa :
“belajar dan berusaha mencari tahu seputar pekerjaan merupakan cara
agar dapat bersosialisasi dengan pekerjaan. Menurut pendapatnya
pendidikan terakhir sangat berpengaruh terhadap pekerjaaan dan
berdasarkan pendidikan terakhirnya yaitu DIII public relation
menempatkannya pafda pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya.
(Wawancara tanggal 25 oktober 2016)
Hasil wawancara dengan Andhi Septi Handoko, S.Sos selaku Subbagian Teknis
dan Hupmas mengatakan bahwa :
“Bekerja keras dan belajar merupakan cara untuk bersosialisasi dengan
pekerjaan saat ini dan dengan latar belakang pendidikan sarjana S1 ini
sangat berpengaruh pada pekerjaan yang dijalani dan pekerjaan yang
dijalani juga sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan yang saya
miliki. (Wawancara tanggal 25 oktober 2016)
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa setiap pegawai memiliki latar
belakang pendidikan yang berbeda latar belakang pendidikan juga sangat
berpengaruh terhadap pekerjaan yang dijalani sekarang sedangkan untuk dapat
meningkatkan pembinaan karir latar belakang pendidikan saja tidak cukup. Latar
belakang pendidikan juga salah satu faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan karir.
833
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 827-839
Pengalaman Kerja
Adapun hasil wawancara yang dilakukan mengenai latar belakang pendidikan
pegawai dengan Bapak Sukimin.SH selaku sekertaris Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Kota Samarinda, beliau mengatakan :
“tentunya mereka meguasai materi” sesuai divisi nya dan dia tekun untuk
melaksanakan pekerjaan itu dan untuk pengalaman kerja menilainya
walaupun pendidikannya belum setara yang langsung jadi sarjana tapi
mereka sudah mengetahui sehari-harinya maka pengalaman sangat penting
lebih baik lagi ditunjang dengan pendidikannya dan saya menilai
pengalaman kerja dari prestasi seharinya dalam sehari hari merka dengan
tekun sesuai tupoksi mereka menjadikan cermin yang bersangkutan da
pengalaman untuk ditempatkan di kpu sesuai dengan subbagian yang ada
seperti sub teknis dia menguasai materi-materi yang ada di teknis sub data
mereka mengetahui data-data dalam pelaksanaan pemilu. pengalaman
kerja sangat penting untuk menempati suatu devisi dan pengalaman kerja
yang cukup akan dapat memudahkannya dalam menghadapi tugas dan
mengatasi masalah yang mungkin timbul saat menjalankan tugas. Serta
penilaian juga penting dilakukan dengan cara mengukur sejauh mana
pembuktian kualitas kerja berdasarkan pengalamannya. Dalam menempati
suatu devisi pengalaman kerja yang berkaitan dengan politik dan sosial
kemasyarakatan. (Wawancara tanggal 25 oktober 2016)
Wawancara lain yang dilakukan dengan staf subbagian Hukum Indriani
Astinie.SE, mengatakan bahwa ;
“pengalaman kerja sangat mempengaruhi ditempat kerja yang baru. Cara
menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru, kita harus bisa menerima kritik
dan saran orang lain agar dapat meninkatkan kualitas kita. Berdasarkan
pada pengalaman saya sebagai konsultan PNPM saya mendapat
pengalaman bekerjasama dengan masyarakat,dan mengetahui sebagian
karakter masyarakat. Tetapi semua itu belum cukup karena kita harus
meningkatkan pembelajaran lagi. (Wawancara tanggal 25 oktober 2016)
Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan karir
Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdapat beberapa faktor pendukung dan
penghambat untuk meningkatkan pembinaan karir pegawai negeri sipil kantor
Komisi Pemilihan Umum kota Samarinda. Adapun faktor pendukung dan
penghambat tersebut sebagai berikut :
Faktor Pendukung
Faktor pendukung disini adalah faktor yang menjadi dukungan untuk dapat
meningkatkan pembinaan karir pegawai negeri sipil kantor komisi pemilihan
umum kota samarinda antara lain, menurut Bapak Sukimin.SH selaku sekertaris
KPU kota samarinda, beliau mengatakan :
“sistem pola karir yang jelas”
834
Pengembangan Karir Pegawai Pada Kantor KPU Kota Samarinda (Novita DA)
Berdasarkan hasil wawancara beliau hanya mengatakan sistem pola karir
yang jelas akan mendukung seseorang untuk meningkatkan pembinaan
karir.
“Selain itu sudah banyaknya lembaga dan konsorsium yang bekerja sama
menyediakan pengembangan SDM.”(Wawaancara 25 oktober 2016)
Faktor Penghambat
Faktor penghambat disini adalah dimana suatu hal yag menjadi penghambat untuk
dapat meningkatkan pembinaan karir pegawai negeri sipil kantor komisi
pemilihan umum samarinda yaitu:
“Belum adanya badan diklat resmi yang dimiliki KPU sehingga beberapa
diklat/pelatihan pelaksanaanya harus melalui instansi lain. Selain itu
biokrasi selalu menjadi hambatan dalam setiap pembinaan dan
pengembangan karir terlebih dalam setiap satuan kerja memiliki dukungan
anggaran terbatas.(Wawancara tanggal 25 oktober 2016)
Pembahasan
Pembahasan penelitian ini brtujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
yang mampu mewakili kondisi rill dilapangan mengenai proses pembinaan karir
Pegawai Negeri Spil Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda. Berikut
masing-masing aspek akan dibahas berdasarkan data yang telah diperoleh:
Aspek Pembinaan Karir Pegawai Negeri Sipil
Prestasi Kerja
Prestasi dalam dunia kerja merupakan bagian penting dari pengembangan
karir seorang karyawan. Karyawan yang mempunyai prestasi kerja baik dalam
perusahaan biasanya mendapatkan promosi jabatan, karena prestasi kerja
merupakan salah satu acuan bagi organisasi dalam melakukan pengembangan
karir. Seperti yang dijelaskan oleh Malayu S.P. Hasibuan (2008 : 94) Prestasi
kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan
kesungguhan serta waktu. Selain itu Prestasi kerja pegawai dipengaruhi oleh
bermacam-macam ciri pribadi dari masing-masing individu. oleh karena itu
penilaian harus menggambarkan kinerja pegawai.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah penuis sajiakan sebelumya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi kerja mempunyai pengauh yang besar
dalam meningkatkan pembinaan karir. Dalam meningktakan pembinaan karir
prestasi kerja yang diberikan berdasarkan pada etika pegawai dan pengetahuan
yang luas juga merupakan salah satu cara meningkatkan prestasi kerja semakin
besar prestasi yang didapat maka semakin tinggi tingakat pembinaan karir yang
dapat dicapai. Pencapaian dalam suatu pembinaan karir dapat meningkatkan
motivasi bagi para pegawai.
Prestasi kerja dalam suatu organisasi menentukan jenjang karir untuk para
pegawai prestasi kerja merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan
pembinaan karir. Memanfaatkan kesempatan yang diberikan serta bersikap
disiplin dan bekerja keras juga selalu mengembangkan pengetahuan dalam
835
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 827-839
mencapai suatu prestasi kerja sangat dibutuhkan juga menjadi bagian penting
dalam mencapai suatu prestasi yang akan meningkatkan pembinaan karir bagi
pegawai.
Dalam prestasi kerja tidak hanya diukur dengan rencana kerja yang akan
dicapai tetapi juga memperhatikan tingkah laku,sikap tindakan yang dilakukan
pegawai. Dan kesempatan-kesempatan seperti diklat dan pelatihan juga salah sau
hal untuk meningkatkan prestasi kerja agar dapat lebih meningkatkan pembinaan
karir pegawai.
Hasil penilaian kinerja dapat menunjukkan apakah sumber daya manusia
telah memenuhi tuntutan yang dikehendaki kantor, baik dilihat dari sisi kualitas
maupun kuantitas. Informasi dalam penilaian kinerja pegawai merupakan refleksi
dari berkembang atau tidaknya kantor. Dengan pengembangan sumber daya
manusia diharapkan prestasi kerja meningkat seiring dengan peningkatan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap pegawai tersebut.
Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan merupakan salah satu bahan acuan bagi
perusahaan untuk meningkatkan karir seorang kayawan, semakin tinggi latar
belakang pendidikan seorang karyawan maka semakin besar pula harapan
peningkatan karirnya, juga sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seorang
karyawan maka biasanya akan susah mendapatkan pengembangan karirnya.
Seperti yang dikemukakan Bambang (2012:162) Latar belakang pendidikan
diperhatikan oleh manajemen dalam proses kenaikan pangkat/jabatan sesuai
persyaratan dan kemampuan karyawan. Dalam hasil wawanvara diatas dapat
diketahui bahwa setiap pegawai memiliki latar belakang pendidikan yang
berbeda-beda.
Dalam perbedaan latar belakang pendidikan maka berbeda pula pekerjaan
yang akan dijalani karena setiap devisi, setiap devisi memiliki masalah dan tugas
yang berbeda berdasarkan hasil waancara diatas pada saai ini latar belakang
masih menjadi acuan untuk menempatkan pegawai pada suatu divisi. Latar
belakang pendidikan juga salah satu bagian penting dalam meningkatkan
pembinaan karir. Dan latar belakang pendidikan juga berpengaruh terhadap
proses penempatan pada suatu devisi dalam kantor Pemilihan Umum kota
Samarinda karena memperhatikan kebutuhan dan beban kerja sub.bagian yang
akan ditugaskan kepada pegawai.
Latar belakang pendidikan mempengaruhi pembinaan karir saat
mejalankan suatu tugas dan tanggung jawab dan pekerjaan yang dijalankan bisa
saja tidak sesuai dengan pendidikan yang dijalani tetapi pada umumnya
peneraapanya sama. Latar belakang pendidikan juga merupakan suatu bagian
penting untuk dipertimbangkan dalam peningkatan jabatan.
Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan bagian penting dari pengembangan karir
menurut Sihotang (2007:213) yang berguna untuk dapat memberikan kontribusi
di berbagai posisi pekerjaan. Selain itu pengalaman kerja dapat dijadikan dasar
836
Pengembangan Karir Pegawai Pada Kantor KPU Kota Samarinda (Novita DA)
dalam menentukan pengembangan karir, sehingga berpengaruh terhadap
pengembangan karir karyawan. Dan pengalaman kerja sangat diperlukan dalam
menempati suatu devisi karena pengalaman kerja yang cukup akan memberikan
nilai lebih sebagai pertimbangan untuk ditempatkan dalam suatu devisi dan
pengalaman kerja yang memadai akan lebih memudahkan pegawai tersebut
dalam menghadapi tugas dan menghadapi masalah yang akan timbul dikemudian
hari dalam menjalankan tugas. Dan pengalaman kerja juga sangat berpengaruh
dengan tempat kerja yang baru karena pengalaman kerja sebelumnya membantu
kita untuk bersosialisasi dan menyesuaikan diri dalam pekerjaan yang akan
dikerjakan. Suatu pengalaman kerja juga menjadi penilaian penting dalam
pembinaan karir karena semakin banyak pengalaman yang dimiliki maka akan
membuktikan kuantitas dan kemampuan kerja. Untuk pengalaman tidak akan
cukup selama kita masih mau belajar dan tidak mudah menyerah karena semakin
banyak kita belajar maka semakin banyak pula pengalaman yang akan kita
dapatkan. Pengalaman adalah salah satu dasar pembinaan karir untuk dapat
mencapainya maka harus dilakukan dengan sangat bersungguh-sungguh agar
dapat mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat meningkatkan kemampuan
dalam bekerja tidak hanya dalam dunia kerja tetapi juga dalam dunia masyarakat
dan sosial.
Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Proses Pembinaan Karir
Faktor Pendukung
Dalam proses peningkatan pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil Dinas
KPU Samarinda ini memiliki beberapa faktor yang mendukung untuk
terlaksananya peningkatan pembinaan karir tersebut berdasarkan data yang
diperoleh antara lain :
1. Sistem pola karir yang jelas dimana organisasi bertanggung jawab penuh
dalam memberikan sosialisasi dan pengetahuan tentang kejelasan karir
yang akan dijalani seseorang dalam kehidupan karirnya, melalui
mekanisme perencanaan karir organisasional.
2. Adanya komitmen pimpinan dalam pengelolaan manajemen kepegawaian,
adanya kejelasan pembagian kewenangan, kedudukan.
3. Tersedianya beberapa lembaga yang sudah bekerjasama dalam bidang
pengembangan SDM.
Faktor Penghambat
Dalam proses peningkatan pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil Dinas
KPU Samarinda ini memiliki beberapa faktor yang menghambat untuk
terlaksananya peningkatan pembinaan karir tersebut antara lain :
1. Belum adanya diklat resmi yang dimiliki oleh KPU sehingga beberapa diklat/
pelatihan pelaksanaanya harus mengikuti instansi lain.
2. Kurangnya anggaran atau dana yang tersedia untuk mengikuti berbagai
kegiatan yang bisa meningkatkan pengalaman dan pengetahuan pegawai.
3. Belum optimalnya perencanaan, evaluasi dan pemantauan dalam pelaksanaan
peraturan tentang pembinaan kepegawaian, lingkungan kerja yang tidak
837
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 827-839
mendukung kinerja PNS.
4. Belum terpenuhinya penyebaran Pegawai Negeri Sipil secara merata oleh
aparatur sesuai dengan kebutuhan organisasi, belum optimalnya sistem
informasi manajemen kepegawaian, serta belum optimalnya kualitas
pelayanan administrasi kepegawaian dan koordinasi antar bidang yang ada.
Penutup
Prestasi kerja merupakan salah satu hal penting untuk meningkatkan karir
karena dengan meningkatnya prestasi kerja maka karir pun ikut meningkat.
Latar belakang pendidikan dapat dijadikan acuan untuk menempatkan
seseorang pada suatu devisi dan latar belakang pendidikan juga mempengaruhi
pekerjaan yang akan dijalani.
Pengalaman kerja yang didapat menjadi salah satu pertimbangan untuk
menempati suatu devisi dan berdasarkan pengalaman seseorang dapat
membangun karir.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor Pendukung
Sistem pola karir yang jelas, dimana organisasi bertanggung jawab penuh
dalam memberikan sosialisasi dan pengetahuan tentang kejelasan karir yang akan
dijalani seseorang dalam kehidupan karirnya, melalui mekanisme perencanaan
karir organisasional. Juga adanya komitmen pimpinan dalam pengelolaan
manajemen kepegawaia,adanya kejelasan pembagian kewenangan, kedudukan,
dan tugas yang jelas. Serta tersedianya beberapa lembaga yang sudah bekerjasama
dalam bidang pengembangan SDM.
Faktor Penghambat
Belum adanya badan diklat resmi yang dimiliki KPU, Kurangnya
anggaran atau dana yang tersedia untuk mengikuti berbagai kegiatan atau
pelatihan,Belum optimalnya perencanaan, evaluasi dan monitoring dalam
pelaksanaan peraturan tentang pembinaan kepegawaian, lingkungan kerja yang
tidak mendukung kinerja PNS dan belum terpenuhinya penyebaran PNS secara
merata oleh aparatur dengan kebutuhan organisasi, belum optimalnya sistem
informasi manajemen kepegawaian, serta belum optimalnya kualitas pelayanan
administrasi kepegawaian dan koordinasi antar bidang yang ada.
Seharusnya Sekretaris KPU Kota Samarinda lebih meningkatkan
Pembinaan Karir yang harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerja
pegawai agar dapat menjadi lebih baik dalam bekerja.
Perlu komunikasi yang lebih intens antara KPU Pusat, KPU Provinsi dan
KPI Kota/Kabupaten, melalui komunikasi formal seperti rapat-rapat koordinasi
yang dilakukan per periode dan juga melaluo komunikasi informal via teknologi
informasi komunikasi.
Prestasi kerja, latar belakang pendidikan, dan pengalamn kerja merupakan
bagian penting untuk pembinaan karir oleh sebab itu ada baiknya jika proses
pembinaan karir harus terus ditingkatkan lagi.
838
Pengembangan Karir Pegawai Pada Kantor KPU Kota Samarinda (Novita DA)
Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan tiga aspek untuk
mengukur pembinaan karir pegawai untuk peneliti selanjutnya dapat
menggunakan lebih banyak aspek agar dapat mengetahui bagaimana pembinaan
karir dengan aspek-aspek lain.
Daftar Pustaka
Abdussalam, 2007, Ilmu Kepolisian Sebagai Ilmu Pengetahuan Tugu,
Jakarta : Rajagrafindo
Bambang, Wahyudi, 2012, Manjemen sumber Daya Manusia, Bandung : Penerbit.
Sulita
Dharma, Agus, 2008, Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para, Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Dessler, G. 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Benyamin
Molah. Jakarta : Prenhallindo.
Ferdinand, Augusty. 2006, Metode Penelitian Manajemen Semarang: Badan.
Penerbit Universitas Diponegoro.
Flippo, Edwin B, 2001, Manajemen Personalia, Jakarta. : PT Gelora Aksara
Pratama.
Gouzali, Saydam, 2009, Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Djambaran.
Handoko, T. Hani. 2012, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE.
Hastho, Joko Nur Utomo dan Meilan, Sugiarto, 2007, Manajemen Sumber Daya
Manusia, cetakan pertama, Yogyakarta: Ardana.
Hariandja, M. T. E. (2007), Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT.
Grasindo
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Refika Aditama.
Marwansyah. 2010, Manajemen sumber daya manusia. Bandung : Alfabeta.
Moekijat, 2009, Analisis Jabatan, Bandung: CV.Mandar Maju.
Peraturan KPU No 02 Tahun 2012. Pola karir Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Sekretariat Jendral Komisi Pemilihan Umum Provinsi.
Sihotang, A. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pradnya Paramita
Simamora, Henry. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Penerbit
STIE YKPN.
Soetjipto, Budi W., dkk. 2007. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jogyakarta: Amara Books.
Suharsimi, Arikunto, 2010,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: RinekaCipta
Sutrisno, Edy, 2013,Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Kencana
Sugiyono. 2009, MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND, Bandung :
Alfabeta.
Umar, Husein. 2007, Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
Wursanto, IG, 2007, Manajemen Kepegawaian 1, Yogyakarta: Kansius
839
Download