BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Thalasemia 1. Definisi Thalasemia

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Thalasemia
1. Definisi Thalasemia
Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan ditandai
oleh defisiensi produk rantai globulin pada hemoglobin. Secara
molekuler Thalasemia dibedakan atas Thalasemia alfa dan beta,
sedangkan secara klinis dibedakan atas Thalasemia mayor dan minor.
Menurut Nelson (2000) Thalasemia adalah sekelompok heterogen
anemia hipokromik penyakit herediter dengan berbagai derajat
keparahan. Thalasemia merupakan penyakit kongenetal herediter yang
diturunkan secara autosomal berdasarkan kelainan hemoglobin ,
dimana satu atau dua rantai Hb kurang atau tidak terbentuk secara
sempurna sehingga terjadi anemia hemolitik. Kelainan hemolitik ini
mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah di dalam pembuluh
darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (Ganie, 2005; Mandleco
& Pott, 2007).
Thalasemia
merupakan sindrom kelainan
yang diwariskan
(inherited) dan masuk ke dalam kelompok hemoglobinopati, yakni
kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem hemoglobin akibat
mutasi di dalam atau dekat gen globin (Nurarif, 2013). Mutasi gen
globin ini dapat menimbulkan dua perubahan rantai globin, yakni
14
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
15
perubahan struktur rangkaian asam amino acid sequence rantai globin
tertentu, disebut hemoglobinopati struktural, Perubahan kecepatan
sintesis atau kemampuan produksi rantai globin tertentu disebut
Thalasemia.
Thalasemia adalah penyakit yang diturunkan kepada anaknya.
Anak yang mewarisi gen Thalasemia dari satu orangtua dan gen
normal dari orangtua yang lain adalah seorang pembawa (carriers).
Anak yang mewarisi gen Thalasemia dari kedua orangtuanya akan
menderita Thalasemia sedang sampai berat (Munce & Campbell,
2009).
2. Klasifikasi
Thalasemia dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis hemoglobin
yang mengalami gangguan menjadi Thalasemia alfa dan beta.
Sedangkan berdasarkan jumlah gen yang mengalami gangguan,
Hockenberry & Wilson (2009) mengklasifikasikan Thalasemia
menjadi :
a.
Thalasemia minor (Trait)
Thalasemia minor merupakan keadaan yang terjadi pada
seseorang yang sehat namun orang tersebut dapat mewariskan
gen Thalasemia pada anak-anaknya. Thalasemia trait sudah ada
sejak lahir dan tetap akan ada sepanjang hidup penderita.
Penderita tidak memerlukan transfusi darah dalam hidupnya.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
16
b.
Thalasemia Intermedia
Thalasemia
intermedia
merupakan
kondisi
antara
Thalasemia mayor dan minor. Penderita Thalasemia ini mungkin
memerlukan transfusi darah secara berkala, dan penderita
Thalasemia jenis ini dapat bertahan hidup sampai dewasa.
c.
Thalasemia Mayor
Thalasemia jenis ini sering disebut Cooley Anemia dan
terjadi apabila kedua orangtua mempunyai sifat pembawa
Thalasemia (Carrier). Anak-anak dengan Thalasemia mayor
tampak normal saat lahir, tetapi akan menderita kekurangan
darah pada usia 3-18 bulan. Penderita Thalasemia mayor akan
memerlukan transfusi darah secara berkala seumur hidupnya dan
dapat meningkatkan usia hidup hingga 10-20 tahun. Namun
apabila penderita tidak dirawat penderita Thalasemia ini hanya
bertahan hidup sampai 5-6 tahun (Potts & Mandleco, 2007).
(Bakta, 2003; Permono, dkk, 2006; Hockenberry & Wilson,
2009). Thalasemia mayor biasanya menjadi bergejala sebagai
anemia hemolitik kronis yang progresif selama 6 bulan
kehidupan. Transfusi darah reguler diperlukan pada penderita ini
untuk mencegah kelemahan yang amat dan gagal jantung yang
disebabkan oleh anemia (Nelson, 2000).
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
17
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dapat dijumpai sebagai dampak patologis
penyakit pada Thalasemia yaitu anemia. Anemia yang menahun pada
Thalasemia disebabkan eritropoisis yang tidak efektif, proses hemolisis
dan reduksi sintesa hemoglobin (Aisyi, 2005; Hockenberry & Wilson,
2009).
Kondisi anemia kronis menyebabkan terjadinya hipoksia jaringan
dan merangsang peningkatan produksi eritropoitin yang berdampak
pada ekspansi susunan tulang sehingga pasien Thalasemia mengalami
deformitas tulang, risiko menderita gout dan defisiensi asam folat.
Selain itu peningkatan eritropoitin juga mengakibatkan hemapoesis
ekstra
medular.
Hemapoesis
ektra
medular
serta
hemolisis
menyebabkan terjadinya hipersplenisme dan splenomegali. Hipoksia
yang kronis sebagai dampak dari anemia mengakibatkan penderita
sering mengalami sakit kepala, iritable, aneroxia, nyeri dada dan tulang
serta intoleran aktifitas. Pada taraf lanjut pasien juga beresiko
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan reproduksi.
Pasien dengan Thalasemia juga mengalami perubahan struktur tulang
yang ditandai dengan penampilan wajah khas berupa tulang maxilaris
menonjol, dahi yang lebar dan tulang hidung datar (Indanah, 2010).
Pada semua Thalasemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya
bervariasi sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan
.pada bentuk yang lebih berat misalnya beta-Thalasemia mayor bisa
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
18
terjadi sakit kuning/ jaundice, luka terbuka dikulit/ulkus batu empedu
dan pembesaran hati. Gejala lain pada penyakit Thalasemia adalah
jantung mudah berdebar-debar, karena oksigen yang dibawa ke
jantung akan lebih sedikit
karena hemoglobin yang bertugas
membawa oksigen ke dalam darah berkurang dan jantung akan
berusaha lebih keras sehingga menyebabkan kelemahan pada otot
jantung (Irawan, 2009 ).
4. Pencegahan
Penyakit Thalasemia belum ada obatnya, maka pencegahan dini
menjadi hal yang penting dibanding pengobatan. Program pencegahan
Thalasemia menurut Mansjoer (2000). Terdiri dari beberapa strategi,
yakni :
a. penapisan (skining) pembawa sifat Thalasemia.
b. konsultasi genetik (genetic counseling)
c. Diagnosis prenatal.
Skrining pembawa sifat dapat dilakukan secara prospektif dan
retrospektif. Secara prospektif berarti mencari secara aktif pembawa
sifat Thalasemia langsung dari populasi diberbagai wilayah, sedangkan
secara
retrospektif
ialah
menemukan pembawa
sifat
melalui
penelusuran keluarga penderita Thalasemia (family study). Kepada
pembawa sifat ini diberikan informasi dan nasehat-nasehat tentang
keadaannya dan masa depannya. Suatu program pencegahan yang baik
untuk Thalasemia seharusnya mencakup kedua pendekatan tersebut.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
19
Program yang optimal tidak selalu dapat dilaksanakan dengan baik
terutama di negara-negara sedang berkembang, karena pendekatan
prospektif memerlukan biaya yang tinggi. Atas dasar itu harus
dibedakan antara usaha program pencegahan di Negara berkembang
dan Negara maju (Mansjoer, 2000).
Program pencegahan retrospektif akan lebih mudah dilaksanakan
di Negara berkembang dari pada program prospektif. Konsultasi
genetik meliputi skrining pasangan yang akan kawin atau sudah kawin
tetapi belum hamil. Pada pasangan yang berisiko tinggi diberikan
informasi dan nasehat tentang keadaannya dan kemungkinan bila
mempunyai anak. Diagnosis prenatal meliputi pendekatan retrospektif
dan prospektif. Pendekatan retrospektif, berarti melakukan diagnosa
prenatal pada pasangan yang telah mempunyai anak Thalasemia, dan
sekarang sementara hamil. Pendekatan prospektif ditujukan kepada
pasangan yang berisiko tinggi yaitu mereka keduanya pembawa sifat
dan sementara baru hamil. Diagnosis prenatal ini dilakukan pada masa
kehamilan 8-10 minggu, dengan mengambil sampel darah dari villi
khorialis (jaringan ari-ari) untuk keperluan analisis DNA (Lanni,
2002).
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
20
Dalam rangka pencegahan penyakit Thalasemia Menurut Lanni
(2002) ada beberapa masalah pokok yang harus disampaikan kepada
masyarakat, ialah :
a. Bahwa pembawa sifat Thalasemia itu tidak merupakan
masalah baginya.
b. Bentuk Thalasemia mayor mempunyai dampak mediko-sosial
yang besar, penanganannya sangat mahal dan sering diakhiri
kematian.
c. Kelahiran bayi Thalasemia dapat dihindarkan
Menurut Tamam (2006) karena penyakit ini menurun, maka
kemungkinan
penderitanya
akan
terus
bertambah
dari
tahun
ketahunnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah
sangat penting dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita
Thalasemia ini. Sebaiknya semua orang Indonesia dalam masa usia
subur diperiksa kemungkinan membawa sifat Thalasemia. Pemeriksaan
akan sangat dianjurkan bila terdapat riwayat:
a. Ada saudara sedarah yang menderita Thalasemia.
b. Kadar hemoglobin relative rendah antara 10-12 g/dl
walaupun sudah minum obat penambah darah seperti zat besi.
c. Ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal walaupun
keadaan Hb normal.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
21
5. Penanganan
Pengobatan Thalasemia bergantung pada jenis dan tingkat
keparahan dari gangguan. Seseorang pembawa atau yang memiliki
sifat alfa atau beta Thalasemia cenderung ringan atau tanpa gejala
dan hanya membutuhkan sedikit atau tanpa pengobatan. Terdapat tiga
standar perawatan umum untuk Thalasemia tingkat menengah atau
berat, yaitu transfusi darah,
terapi besi dan chelation,
serta
menggunakan suplemen asam folat. Selain itu, terdapat perawatan
lainnya adalah dengan transplantasi sum-sum tulang belakang,
pendonoran darah tali pusat, dan HLA (Children's Hospital & Research
Center Oakland, 2005).
a. Transfusi darah
Transfusi yang dilakukan adalah transfusi sel darah merah.
Terapi ini merupakan terapi utama bagi orang-orang yang
menderita Thalasemia sedang atau berat.
Transfusi darah
dilakukan melalui pembuluh vena dan memberikan sel darah
merah dengan hemoglobin normal. Untuk mempertahankan
keadaan tersebut, transfusi darah harus dilakukan secara rutin
karena dalam waktu 120 hari sel darah merah akan mati.
Khusus untuk
penderita
beta
Thalasemia
intermedia,
transfusi darah hanya dilakukan sesekali saja, tidak secara
rutin. Sedangkan untuk beta Thalasemia mayor (Cooleys
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
22
Anemia) harus dilakukan secara teratur (Children's Hospital
& Research Center Oakland, 2005).
b. Terapi Khelasi Besi (Iron Chelation)
Hemoglobin dalam sel darah merah adalah zat besi
yang
kaya protein.
Apabila
melakukan transfusi darah
secara teratur dapat mengakibatkan penumpukan zat besi
dalam darah. Kondisi ini dapat merusak hati, jantung, dan
organ-organ lainnya. Untuk mencegah kerusakan ini, terapi
khelasi besi diperlukan untuk membuang kelebihan zat besi
dari tubuh. Terdapat dua obat-obatan yang digunakan dalam
terapi khelasi besi menurut National Hearth Lung and
Blood Institute (2008) yaitu:
(1) Deferoxamine
Deferoxamine
melalui
adalah
bawah kulit
biasanya
dengan
obat
secara
bantuan
cair
yang
diberikan
perlahan-lahan
pompa
dan
kecil yang
digunakan dalam kurun waktu semalam. Terapi ini
memakan waktu lama dan sedikit memberikan rasa
sakit.
Efek
menyebabkan
samping
dari pengobatan
kehilangan
ini
penglihatan
dapat
dan
pendengaran.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
23
(2) Deferasirox
Deferasirox adalah pil yang dikonsumsi sekali sehari.
Efek sampingnya adalah sakit kepala, mual, muntah,
diare, sakit sendi, dan kelelahan.
c. Suplemen Asam Folat
Asam folat adalah vitamin B yang dapat membantu
pembangunan sel-sel darah merah yang sehat. Suplemen ini
harus tetap diminum di samping melakukan transfusi darah
ataupun terapi khelasi besi.
(1) Transplantasi sum-sum tulang belakang
Bone Marrow Transplantation (BMT) sejak tahun
1900
telah dilakukan.
Darah
dan
sumsum
transplantasi sel induk normal akan menggantikan
sel-sel induk yang rusak. Sel-sel induk adalah selsel di dalam sumsum tulang yang membuat sel-sel
darah merah. Transplantasi sel induk adalah satusatunya
pengobatan
yang
dapat
menyembuhkan
Thalasemia. Namun, memiliki kendala karena hanya
sejumlah kecil orang yang dapat menemukan pasangan
yang baik antara donor dan resipiennya (Okam, 2001).
(2) Pendonoran darah tali pusat (Cord Blood)
Cord blood adalah darah yang ada di dalam tali pusat
dan plasenta.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
24
Seperti tulang sumsum, itu adalah sumber kaya sel
induk, bangunan blok dari sistem kekebalan tubuh
manusia. Dibandingkan dengan pendonoran sumsum
tulang, darah tali pusat non-invasif, tidak nyeri, lebih
murah dan relatif sederhana (Okam, 2001).
6. HLA (Human Leukocyte Antigens)
Human
Leukocyte
Antigens
(HLA)
adalah
protein
yang
terdapat pada sel dipermukaan tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita
mengenali sel kita sendiri sebagai 'diri' dan sel „asing' sebagai lawan
didasarkan pada protein HLA ditampilkan pada permukaan sel kita.
Pada transplantasi sumsum tulang, HLA ini dapat mencegah terjadinya
penolakan dari tubuh serta Graft versus Host Disease (GVHD).
HLA yang terbaik untuk mencegah penolakan adalah melakukan
donor secara genetik berhubungan dengan penerima (Okam, 2001).
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang
melakukan
Pengindraan terjadi
pengindraan
melalui
terhadap
pancaindra
suatu
objek
manusia,
tertentu.
yakni
indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
25
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).
2. Proses Adopsi Perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak
didasari
oleh
pengetahuan.
Penelitian
Rogers
(1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di
dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari
dalam
arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation, (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption,
subjek
telah
berperilaku
baru
sesuai
dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun
demikian,
dari
penelitian
selanjutnya
Rogers
menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahaptahap diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku
melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan
sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
26
lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan
dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
3. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkatan.
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang
apa
yang
dipelajari
antara
lain
menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (comperehension)
Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
27
1) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
2) Analisis (analysis)
Analisis
adalah
suatu
kemampuan
untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti
dapat
membedakan,
menggambarkan
memisahkan,
(membuat
bagan),
mengelompokkan,
dan
sebagainya.
3) Sintesis (synthesis)
Sintesis ini menunjukkan kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
28
4) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
a. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
pengetahuan
Adapun
menurut
hasil
pengukuran
Arikunto
tingkat
(2006)
dapat
berbentuk empat tingkatan:
(1) Baik
: bila nilai mencapai 76-100 %
(2) Cukup
: bila nilai mencapai 56-75 %
(3) Kurang
: bila nilai mencapai 41-55 %
(4) Buruk
: bila nilai mencapai < 40 %
b. Hal-hal yang mempengaruhi pengetahuan.
5) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan
pola
pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan
semakin
berkembang pula daya tangkap
dan
pola
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
29
pikirnya,
sehingga
pengetahuan
yang
diperolehnya
semakin membaik.
6) Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan, khususnya dalam pembentukan prilaku
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
semakin
tinggi kesadaran seseorang tentang sesuatu hal dan
semakin
matang
pertimbangan
seseorang
dalam
mengambil keputusan (Notoatmojo, 2003). Notoatmodjo
(2003)
menyatakan
bahwa
tingkat
pendidikan
merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu.
Pendidikan responden yang mayoritas tinggi dapat
mempengaruhi pengetahuan dalam pembentukan sikap
mereka tentang tindakan pengobatan.
Pendidikan adalah
suatu
usaha
sadar
untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam
dan di luar sekolah berlangsung seumur hidup. Makin
tinggi
pendidikan
seseorang,
makin
tinggi
pula
kesadarannya tentang hak yang dimilikinya, kondisi ini
akan
meningkatkan
tuntutan tehadap
hak
untuk
memperoleh informasi, hak untuk menolak/menerima
pengobatan yang ditawarkan (Notoatmodjo, 2003).
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
30
Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara,
mengklasifikasikan
pendidikan
menjadi pendidikan formal dan pendidikan nonformal,
jenjang pendidikan formal terdiri dari :
a. Tinggi
: Akademi dan Perguruan
Tinggi (S1)
b. Menengah : SMA
c. Dasar : SD dan SMP
7) Pekerjaan
Pekerjaan ibu adalah kegiatan rutin sehari-hari yang
dilakukan oleh seorang
memperoleh
jenisnya,
ibu
dengan
maksud
penghasilan. Setiap pekerjaan
apakah
pekerjaan
tersebut
untuk
apapun
memerlukan
kekuatan otot atau pemikiran, hal ini adalah beban bagi
yang melakukan. Beban ini dapat berupa beban fisik,
beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis
pekerjaan si pelaku. Kemampuan kerja pada umumnya
diukur dari
keterampilan
dalam
melaksanakan
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
31
pekerjaan. Semakin tinggi keterampilan yang dimiliki
oleh tenaga kerja, semakin efisien (badan anggota),
tenaga dan pemikiran dalam
melaksanakan pekerjaan
(Notoatmodjo, 2003).
8) Lingkungan
Faktor lingkungan adalah segala sesuatu yang
ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu
(Notoatmodjo, 2003).
9) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan
cara
mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
dimasa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan
dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan
yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
32
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata
dalam bidang kerjanya.
10) Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh
jangka
pendek
(immediate
impact)
sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat
tentang
inovasi
baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh
kepercayaan
besar terhadap pembentukan opini dan
orang.
Dalam
penyampaian
informasi
sebagai tugas pokonya, media massa membawa pula
pesan-pesan
yang
berisi
sugesti
yang
dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru
mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru
bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut
(Notoatmodjo, 2003). Menurut Budiarto (2005) informasi
dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori antara lain
sebagai berikut :
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
33
a) Pernah, jika x ≥ 50%
b) Tidak pernah, jika < 50%
11) Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orangorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Status
ekonomi
seseorang
juga
tersedianya suatu fasilitas yang
akan
menetukan
diperlukan
untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
akan
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
C. Persepsi
1. Pengertian
Persepsi adalah proses pengorganisasian,
penginterpretasian
terhadap rangsang yang diterima oleh organisasi atau individu
sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas
yang integrated dalam diri individu (Walgito, 2001).
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensori. Persepsi
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
34
merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap
stimulasi yang diterimanya. Persepsi dapat diartikan sebagai proses
diterimanya rangsang melalui pancaindra yang didahului oleh
perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan
menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun
dalam diri individu (Sunaryo, 2004).
2. Macam-macam persepsi
Ada dua macam persepsi, yaitu:
a. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya
rangsang yang datang dari luar diri individu.
b. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang
yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi
objek adalah dirinya sendiri.
3. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang Menurut Siagian
(1995) ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :
a. Diri orang yang bersangkutan, dalam hal ini orang yang
berpengaruh adalah karakteristik individual meliputi dimana
sikap, kepentingan, minat, pengalaman dan harapan.
b. Sasaran persepsi, yang menjadi sasaran persepsi dapat berupa
orang, benda, peristiwa yang sifat sasaran dari persepsi dapat
mempengaruhi persepsi orang yang melihatnya. Hal-hal lain yang
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
35
ikut mempengaruhipersepsi seseorang adalah gerakan, suara,
ukuran, tindak tanduk dan lain-lain dari sasaran persepsi.
c. Faktor situasi, dalam hal ini tinjauan terhadap persepsi harus secara
kontekstual artinya perlu dalam situasi yang mana persepsi itu
timbul.
Berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat
dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:
a.
Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulasi yang mengenai alat indra
atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu
yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima
yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus
datang dari luar individu.
b.
Alat Indra, Syaraf, dan Pusat Susunan Syaraf
Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai
alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat
susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat
untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
36
c.
Adanya perhatian
Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam suatu persepsi. Tanpa adanya perhatian tidak akan terbentuk
persepsi.
D. Strategi koping
1. Pengertian
Strategi koping merupakan suatu usaha atau upaya tingkah laku
seseorang untuk menguasai, mengurangi, dan menoleransi tuntutan
atau masalah yang sedang dihadapi. Menurut Smet (1994), setiap
individu tidak pernah lepas dari masalah dan sering kali masalahmasalah tersebut menyebabkan individu menjadi stres. Seseorang akan
memberikan reaksi yang berbeda-beda dalam mengatasi setiap
permasalahannya. Cara atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang
untuk menghindari atau mengalihkan perasaan hati yang menekan atau
stres disebut dengan koping .
Koping termasuk konsep sentral dalam memahami kesehatan
mental. Koping berasal dari kata coping yang bermakna harfiah
pengatasan/penanggulangan. Koping sering dimaknai sebagai cara
memecahkan masalah (problem solving). Koping itu sendiri dimaknai
sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi
yang dinilai sebagai suatu tantangan/luka/kehilangan/ancaman. Jadi
koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
37
tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan
emosi. Atau dengan kata lain, koping adalah bagaimana reaksi orang
ketika menghadapi stres/tekanan.
2. Mekanisme koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi dua
macam, (Stuart & Sundeen, 1998) yaitu :
MEKANISME KOPING
Stressor
Stressor
INDIVIDU
Keseimbangan terganggu
Usaha individu mengatasi
Stressor (koping)
Mekanisme Reaksi
Pertahanan Ego
Adaptif / Maladaptif
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
38
a. Mekanisme koping adaptif
Adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan. Katagorinya adalah
berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif,
teknik relaksasi, latihan seimbang, dan aktivitas konstruktif.
b. Mekanisme koping maladaptif
Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integral,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan.
Kaitan antara koping dengan mekanisme pertahanan diri (defense
mechanism), ada ahli yang melihat defense mechanism sebagai salah satu jenis
koping (Lazarus, 1976). Ahli lain melihat antara koping dan mekanisme
pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda (Harber & Ruyon, 1984). Lazarus
membagi koping menjadi dua jenis , yaitu :
1. Tindakan Langsung (Direct Action)
Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan
oleh individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau
tantangan dengan cara mengubah hubungan yang bermasalah dengan
lingkungan Individu menjalankan koping jenis direct action atau
tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap
masalah yang dialami. Ada empat macam koping jenis tindakan
langsung :
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
39
a.
Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (beraksi) untuk
menghilangkan
atau
menempatkan diri
mengurangi
secara
langsung
bahaya
pada
dengan
cara
keadaan yang
mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya
tersebut.
b.
Agresi
agresi adalah tindakan yang dilakukan yang dilakukan oleh
individu dengan menyerang agen yang dinilai mengancam atau
akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa/menilai
dirinya lebih kuat/berkuasa terhadap agen yang mengancam
tersebut.
c.
Penghindaran ( Avoidance )
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih
berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilih cara
menghindari atau melarikan diri dari situasi yang mengancam
tersebut.
d.
Apati
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati
dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan tidak
bergerak dan menerima begitu saja agen yang melukai dan tidak
ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun pelarikan diri dari
situasi yang mengancam tersebut.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
40
1) Peredaan atau Peringanan (Palliation)
Jenis koping ini mengacu pada mengurangi/
menghilangkan/
menoleransi
tekanan-tekanan
kebutuhan/ fisik, motorik atau gambaran afeksi dari
tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan
yang bermasalah atau bisa diartikan bahwa bila
individu menggunakan koping jenis ini, posisinya
dengan masalah relatif tidak berubah, yang berubah
adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah
persepsi atau reaksi emosinya. Ada dua macam
koping jenis peredaan/palliation:
2) Diarahkan pada Gejala (Syimptom Directed Modes )
Macam koping ini digunakan bila gejala-gejala
gangguan muncul dari diri individu, kemudian
individu
melakukan
tindakan
dengan
cara
mengurangi gangguan yang berhubungan dengan
emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau
ancaman tersebut. Penggunaan obat-obat terlarang,
narkotika,
alkohol
merupakan
bentuk
koping
dengan cara diarahkan pada gejala. Namun tidak
selamanya cara ini bersifat
ketegangan juga
tergolong kedalam Syimptom directed modes tetapi
bersifat positif.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
41
3) Cara Intrapsikis ( Intrapsychic Modes )
Koping jenis peredaan dengan cara intrapsikis
adalah cara-cara yang menggunakan perlengkapanperlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal
dengan istilah defence Mechanism (Mekanisme
pertahanan
Diri).
Macam-macam
Defence
mechanism :
4) Identifikasi
Yaitu menginternalisasi ciri-ciri yang dimiliki oleh
orang lain yang berkuasa dan dianggap mengancam.
Identifikasi biasanya dilakukan oleh anak terhadap
orang tua mereka.
5) Pengalihan (Displacement)
Yaitu
memindahkan reaksi
dari objek
yang
mengancam ke objek yang asli tidak ada atau
berbahaya bila diagresi secara langsung.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
42
e.
Respirasi
Yaitu menghilangi implus-implus yang ada atau tidak bisa
diterima
sehingga
impuls-impuls
tersebut
tidak
dapat
diekspresikan secara sadar/langsung dalam tingkah laku.
f.
Denail
Yaitu melakukan bloking atau menolak terhadap kenyataan yang
ada karena kenyataan yang ada dirasa mengancam integritas
individu yang bersangkutan .
g.
Reaksi Formasi
Yaitu dorongan yang mengancam diekspresikan dalam bentuk
tingkah laku secara terbalik.
h.
Proyeksi
Yaitu menerapkan dorongan-dorongan yang dimiliki pada orang
lain karena dorongan-dorongan tersebut mengancam integrasi.
i.
Rasionalisasi/ Intelektualisasi
Yaitu dua gagasan yang berbeda dijaga supaya tetap terpisahan
karena bila bersama-sama akan mengancam.
j.
Sublimasi
Yaitu dorongan atau implus yang ditransformasikan menjadi
bentuk-bentuk yang diterima secara sosial sehingga dorongan
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
43
atau implus tersebut menjadi sesuatu yang benar-benar berbeda
dari golongan atau implus lainnya.
3. Faktor yang mempengaruhi strategi koping
Mutadin (2002) cara individu menangani situasi yang mengandung
tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi :
a. Kesehatan fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam
usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengarahkan
tenaga yang cukup besar.
b. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting,
seperti keyakinan akan nasib (external locus of control ) yang
mengarahkan
individu
pada
penilaian
ketidakberdayaan
(helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi
koping.
c. Keterampilan memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan
untuk
menghasilkan
alternatif
tindakan,
kemudian
mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungannya dengan
hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan
rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
44
d. Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan
bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai
sosial yang berlaku dimasyarakat.`
e. Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan
informasi dan emosional pada diri individu oleh orangtua,
anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan
masyarakat sekitarnya.
f. Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang
atau layanan yang biasanya dapat dibeli.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
45
4. Kerangka Teori
Bedasarkan teori-teori yang telah dibahas dalam tinjauan
kepustakaan maka kerangka teori dapat digambarkan sebagai berikut :
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :







Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Lingkungan
Pengalaman
Informasi
Sosial budaya &
ekonomi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi
koping :
Strategi koping
Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi :



Diri yang
bersangkutan
Sasaran persepsi
Faktor situasi

Kesehatan fisik

Keyakinan

Keterampilan
memecahkan
Mekanisme
koping :


masalah

Keterampilan
sosial
adaptif
maladaptif

Dukungan sosial

Materi
Pengetahuan dan
persepsi ibu
Gambar 2.1. Kerangka teori penelitian
Sumber : Notoatmodjo (2005 ); Siagian (1995); Mutadin (2002); Stuart &
Sundeen (1998)
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
46
5. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
Strategi koping ibu pada
anak
Thalasemia
yang
menjalani Transfusi.
Persepsi Ibu
Gambar 2.2. kerangka konsep penelitian
6. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006). Berdasarkan teori di atas maka hipotesis penelitian ini
adalah ada hubungan antara pengetahuan dan persepsi ibu terhadap strategi
koping ibu pada anak Thalasemia yang menjalani tranfusi.
Hubungan Pengetahuan dan..., Mega Septiana Putri, S1 Keperawatan UMP, 2015
Download