Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN TANDUR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJARSISWA KELAS II SD NEGERI 1 SINGAPADU TENGAH PADA PEMBELAJARAN BANGUN DATAR Ni Wayan Suardiati Putri, I Wayan Suandhi, I Gusti Ngurah Nila Putra Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmas Denpasar Email: [email protected] ABSTRACT This study aims to determine the increase of activity and achievement of student on grade II in SD Negeri 1 Singapadu Tengah through the implementation of TANDUR learning on plane (two-dimentional figure) learning. This study used a qualitative approach, this kind of research is the Classroom Action Research by Kurt Lewin model. The subject of this study was student on grade II in SD Negeri 1 Singapadu Tengah as many as 29 students. Based on these results, it can be concluded that implementation of TANDUR learning strategies can increase an activity and achievement on mathematics of student on grade II in SD Negeri 1 Singapadu Tengah. This is demonstrated by an increase in the percentage of learning activities of students from the first cycle to the second cycle amounted to 28.62% and the percentage increase in the average value of students, mastery learning, absorption of students from pre-cycle to the first cycle, respectively 6.88% , 85.69% and 6.88%, and the percentage increase in the average value of students, mastery learning, and the absorption of students from the first cycle to the second cycle, respectively 23.39%, 78.01%, and 23, 39%. Keywords: qualitative research, TANDUR, student activity, student achievement ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi siswa kelas II di SD Negeri 1 Singapadu Tengah melalui penerapan pembelajaran TANDURdua bidang(dua dimensi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas oleh model Kurt Lewin. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Singapadu Tengah sebanyak 29 siswa. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran TANDUR dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas II di SD Negeri 1 Singapadu Tengah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase kegiatan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 28,62% dan persentase kenaikan nilai rata-rata siswa, penguasaan belajar, penyerapan siswa dari pra siklus yaitu 6,88%, 85,69% dan 6,88%, dan persentase kenaikan nilai rata-rata siswa, pembelajaran penguasaan, dan penyerapan siswa dari siklus I ke siklus II masing-masing sebesar 23,39%, 78,01%, dan 23, 39%. Kata kunci: penelitian kualitatif, TANDUR, aktivitas siswa, prestasi belajar siswa 78 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 berdasarkan hasil observasi disebabkan PENDAHULUAN Selama matematika ini di pembelajaran sekolah oleh beberapa faktor: (1) minat belajar masih siswa rendah, hal tersebut terungkap menerapkan pendekatan konvensional berdasarkan hasil wawancara dengan dimana aktivitas pembelajaran masih beberapa siswa dimana sebagian dari didominasi siswa tidak menyiapkan diri belajar di oleh guru dan guru berasumsi bahwa pengetahuan dapat rumah ditransfer pikiran dibahas di sekolah, (2) aktivitas belajar pengajar ke peserta didik. Kemudian siswa masih rendah, (3) kurangnya metode ceramah menjadi pilihan utama interaksi siswa dengan siswa dalam strategi belajar. Akibat dari metode pembelajaran ceramah, membuat siswa pasif dan kurang memberikan motivasi sehingga jarang mau bertanya bila belum mengerti prestasi belajar siswa rendah, (5) metode serta tampak kurang semangat dalam yang digunakan guru dalam mengajar mengikuti belajar matematika adalah dengan menggunakan matematika dirasa membosankan dan metode ceramah yang monoton tanpa sulit untuk dipelajari. Guru lebih banyak disertai alat bantu lain, (6) pembelajaran menerapkan yang dilakukan guru kurang bervariasi secara utuh pelajaran metode dari karena ceramah yang terhadap materi yang matematika, sehingga ini akan berdampak bagi prilaku siswa jenuh yaitu kurangnya rasa percaya diri, baik kurangnya sarana dan prasarana dalam dalam pembelajaran. maupun dalam menyampaikan proses ide dan menimbulkan guru sifatnya menoton dan kurang variatif, hal bertanya, mudah (4) akan bosan pada siswa, rasa (7) pemecahan Berdasarkan hal tersebut di atas masalah yang dihadapi yang akhirnya agar pembelajaran matematika dapat bermuara pada rendahnya aktivitas dan menarik minat siswa untuk belajar serta prestasi belajar siswa. mampu Berdasarkan pengamatan yang prestasi meningkatkan belajar aktivitas siswa, dan maka telah dilakukan, rendahnya aktivitas dan pembelajaran perlu dikaitkan dengan prestasi belajar matematika siswa ini benda-benda nyata atau konkret yang juga terjadi di SD Negeri 1 Singapadu mendorong siswa membuat hubungan Tengah khususnya pada siswa kelas II. antara pengetahuan yang dimilikinya Rendahnya aktivitas dan prestasi belajar dengan penerapannya dalam kehidupan siswa dalam pembelajaran matematika sehari-hari yang ada di sekitarnya. Bila 79 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 siswa belajar terpisah dari pengalaman melalui penataan lingkungan belajar sehari-hari maka siswa akan cepat lupa dengan mengatur posisi meja dan kursi dan tidak dapat mengaplikasikan dalam dengan format dinamis (DePorter, et, al., matematika. Sehingga perlu diterapkan 2009:4-9). suatu strategi pembelajaran pembelajaran paradigma matematika baru dalam Sebagai dengan yang awal pembelajaran dilakukan penataan lingkungan guna dapat mendukung proses pembelajaran. menumbuhkan aktivitas dan prestasi Dengan demikian siswa akan belajar belajar siswa. Salah satu upaya yang dengan nyaman. Berikutnya dilakukan dapat proses dilakukan menerapkan adalah strategi TANDUR dengan pembelajaran yang pembelajaran yang diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa, merupakan dengan cara menggali pemahaman pengejawantahan pembelajaran kuantum mereka, mengaitkan materi dengan dunia (Quantum nyata siswa, dan menyampaikan tujuan Teaching). TANDUR merupakan singkatan dari Tumbuhkan, pembelajaran serta Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, puas dengan mengetahui manfaat dari dan Rayakan. materi Beberapa alasan menerapkan yang kemudian memberikan rasa dipelajarinya. mencoba dan Siswa mengalami strategi pembelajaran TANDUR dalam sendiri dengan berinteraksi terhadap memecahkan faktor penyebab rendahnya materi ajar untuk mendapatkan konsep- aktivitas dan prestasi belajar siswa, konsep diantaranya: (1) sebagai variasi dalam menyelesaikan belajar sehingga siswa tidak merasa melakukan jenuh namun sebaliknya termotivasi kelompoknya untuk belajar, (2) TANDUR merupakan memfasilitasi siswa yang belum dapat salah satu metode pembelajaran yang mengkonstruksi dari apa yang dipelajari, menguraikan tentang cara-cara baru yang guru mempermudah proses pembelajaran dan prinsip-prinsip, dan rumus-rumus untuk menekankan pada terciptanya suasana dapat yang menyenangkan sehingga siswa dihadapi, mempunyai kesempatan kemauan untuk terlibat yang diperlukan untuk masalah ataupun percobaan pada masing-masing. memberikan kata-kata memecahkan selanjutnya kepada masalah Untuk kunci, yang memberikan siswa untuk secara aktif dalam proses belajar, (3) menunjukkan kemampuan yang telah memberikan rasa nyaman pada siswa dimilikinya. Sebagai bentuk pengakuan 80 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 atas usaha yang dilakukan siswa, maka keempat komponen tersebut dipandang siswa sebagai diberikan reinforcement (penguatan). satu siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut. Penerapan pembelajaran TANDUR yang pengejawantahan Quantum merupakan Teaching memberikan hasil yang menggembirakan. Hasil penelitian Sunrepa (2005:55) telah membuktikan bahwa strategi pembelajaran kuantum Gambar 1.PTK Model Kurt Lewin (Diadopsi dari Depdiknas, 2004:9) (Quantum Teaching) dalam kerangka TANDUR dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan ini mengimplementasikan Data dan Teknik Pengumpulan Data strategi Data yang dikumpulkan yaitu pembelajaran TANDUR sebagai upaya dengan mengumpulkan data aktivitas meningkatkan aktivitas dan prestasi dan prestasi belajar matematika siswa. belajar siswa kelas II SD Negeri 1 Aktivitas belajar siswa dikumpulkan Singapadu Tengah pada pembelajaran dengan metode observasi dan data bangun datar. prestasi penelitian Hasil perhitungan nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar (KB), dan Daya kelas (Classroom Action Research). Serap (DS) selanjutnya dikomparasikan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas dengan standar acuan Depdikbud yaitu II semester II SD Negeri 1 Singapadu proses pembelajaran siswa telah optimal Tengah dengan banyak siswa 29 orang. apabila rata-rata nilai siswa minimal 6,5 Model PTK yang digunakan dalam dan ketuntasan belajar dikatakan tercapai penelitian ini adalah model Kurt Lewin jika KB yang terdiri dari empat komponen yaitu (planning), refleksi (reflecting) ≥ 85% dan daya serap dikatakan tercapai jika DS tindakan ≥ 65% . (Depdikbud dalam Fitriarmei, 2009:42) (acting), pengamatan (observing), dan (4) dikumpulkan Teknik Analisis Data yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan perencanaan siswa dengan menggunakan metode tes. METODE PENELITIAN Jenis belajar Prosedur Penelitian Hubungan 81 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 Penelitian ini dilaksanakan Untuk selama 2 siklus yang terdiri dari 4 dan komponen yaitu perencanaan, tindakan, pembelajaran matematika guru dapat observasi, dan refleksi. menerapkan Refleksi Awal TANDUR. Seperti telah prestasi meningkatkan aktivitas belajar strategi siswa dalam pembelajaran Dengan strategi dikemukan pembelajaran TANDUR membantu guru sebelumnya, diketahui bahwa aktivitas menghubungkan materi pelajaran dengan dan prestasi belajar siswa kelas II SD situasi dunia nyata siswa yang berguna Negeri 1 Singapadu Tengah pada mata untuk pelajaran matematika masih tergolong aplikasinya dengan kehidupan sehari- rendah. Hal ini diduga disebabkan oleh hari. beberapa faktor yaitu, (1) minat belajar pembelajaran TANDUR siswa lebih siswa rendah, hal tersebut terungkap mudah memahami konsep matematika. berdasarkan hasil wawancara dengan Siklus I beberapa siswa dimana sebagian dari memotivasi Sehingga Siklus I siswa di dengan membahas dalam Strategi tentang mereka tidak menyiapkan diri belajar di pengenalan bangun datar. Siklus ini rumah terhadap materi yang akan dikaji dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan di sekolah, (2) aktivitas belajar siswa dengan rincian dua kali pertemuan untuk masih rendah, (3) kurangnya interaksi pelaksanaan pembelajaran dan satu kali siswa dengan siswa dalam pembelajaran pertemuan untuk tes akhir siklus. Pada matematika, kurang pertemuan pertama membahas materi memberikan motivasi sehingga prestasi jenis-jenis bangun datar dan pertemuan belajar siswa rendah, (5) metode yang kedua digunakan mengajar mengelompokan bangun datar, untuk matematika adalah dengan menggunakan pertemuan ketiga dilaksanakan tes akhir metode ceramah yang monoton tanpa siklus I. disertai alat bantu lain, (6) pembelajaran Perencanaan Tindakan (4) guru guru dalam yang dilakukan guru kurang bervariasi sehingga jenuh mudah dan menimbulkan bosan pada siswa, membahas materi Berdasarkan hasil refleksi awal, rasa maka beberapa hal yang perlu (7) dipersiapkan dalam penelitian tindakan kurangnya sarana dan prasarana dalam kelas ini yaitu (1) menyiapkan rencana pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran (RPP) TANDUR, (2) menyiapkan Lembar 82 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 Kerja Siswa (LKS), (3) menyiapakan tes pelajaran. prestasi belajar matematika siklus I pembelajaran ini pada tahap Alami, berupa tes essay, (4) menyiapkan lembar tahapan ini guru memfasilitasi siswa observasi, dan (5) menyiapakan jurnal dalam memperoleh atau catatan harian. dapat Pelaksanaan Tindakan materi Pada tahap pelaksanaan tindakan Dan kegiatan inti pengalaman yang dimengerti berkaitan pelajaran kesempatan dari dengan memberikan kepada siswa ini, guru melakukan kegiatan belajar menggunakan mengajar melalui strategi pembelajaran dalam memecahkan permasalahan yang TANDUR. langkah-langkah dilontarkan oleh guru dan LKS yang yang dilakukan guru pada awal pelajaran telah dibagikan. Namai, pada tahap ini, adalah guru Adapun sebagai berikut: (1) pengetahuan untuk membimbing awalnya siswa menyampaikan kepada siswa materi menemukan pelajaran melakukan pendekatan kemasing-masing yang menyampaikan akan pembelajaran, dengan cara kelompok untuk menekankan manfaat yang diperoleh permasalahan yang sesuai menemukan konsep yang dipelajari. dengan tujuan dibelajarkan, konsep untuk rencana pelaksanaan menanyakan ditemui pembelajaran, (2) membentuk kelompok Demontrasikan, kecil memberikan kesempatan kepada masing- yang terdiri 4-5 siswa, (3) tahapan dengan ini, guru membagikan LKS materi jenis-jenis masing kelompok untuk bangun datar kepada setiap kelompok, mempresentasikan (4) melaksanakan pembelajaran melalui kelompoknya, dan memberikan arahan strategi pembelajaran TANDUR. kepada siswa jika terjadi penyimpangan hasil diskusi Proses pembelajaran dilakukan dengan penjelasan materi. Kemudian melalui enam langkah yang terdiri dari: sebagai penutup pembelajarn pada tahap Tumbuhkan, di mana pada tahap awal Ulangi, ini guru sebelum memulai pembelajaran, tentang materi yang telah dipelajari, dan terlebih dahulu menggali pemahaman memberikan soal-soal latihan kepada siswa, apa yang siswa ketahui, apa yang masing-masing siswa setujui, dan memberikan manfaat Rayakan, tahap ini guru memberikan apa pengakuan dengan menghormati usaha, yang siswa mengajukan pembelajaran dapatkan. Dengan pertanyaan pra terkait dengan guru ketekunan, materi dengan 83 dan menanyakan siswa. Dan kembali terakhir kesuksesan memberikan pujian, siswa, (5) Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 mengamati dan mencatat prilaku siswa terhadap perencanaan tindakan pada dengan menulis siklus I, sehingga kelemahan-kelemahan hasilnya pada lembar observasi atau atau kendala yang terjadi pada siklus I pada tidak akan terulang lagi pada siklus II. seksama catatan pembelajaran kemudian lapanagan selama berlangsung, (6) Siklus II melakukan pencatatan terhadap hal-hal Siklus II membahas tentang yang tidak terangkum dalam instrumen mengenal sisi dan sudut pada bangun penelitian datar. Siklus ini dilaksanakan dalam tiga selama pembelajaran berlangsung. kali pertemuan dengan rincian dua kali Observasi pertemuan untuk pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran dan satu kali pertemuan tahap observasi dan evaluasi ini adalah untuk tes akhir siklus.Rancangan pada sebagai observasi siklus II ini disusun berdasarkan hasil dilakukan saat kegiatan pembelajaran refleksi pada siklus I, serta dilakukan matematika siswa melalui penerapan perbaikan-perbaikan bila perlu.Langkah- strategi langkah melaksanakan siklus II hampir berikut.Tahap pembelajaran TANDUR berlangsung dengan mengamati aktivitas sama dengan siklus I. belajar matematika siswa yang ditulis Apabila tidak kendala matematika siswa. Evaluasi dilakukan pembelajaran dengan memberikan tes akhir siklus tercapainya rata-rata nilai siswa, daya yang dilaksanakan untuk mengetahui serap dan ketuntasan belajar minimal prestasi belajar matematika siswa setelah berturut-turut: “6,5”, “65%”, dan “85%”, selesai mengikuti kegiatan pembelajaran maka akan dirumuskan rekomendasi melalui strategi pembelajaran TANDUR. penelitian ini dan siklus dihentikan, jika Refleksi tidak ini dilakukan berikutnya. berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, jadi untuk kendala mengkaji kekurangan dan dari tindakan yang maka telah dilaksanakan pada siklus I. Selain itu hasil refleksi dijadikan sebagai dasar atau pedoman untuk penyempurnaan 84 berarti kendala- pada lembar observasi aktivitas belajar Refleksi yang terdapat telah akan serta proses optimal yaitu dilakukan siklus Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 01. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I II Rata-Rata Skor Aktivitas 10,90 14,02 Kategori Cukup Aktif Aktif Tabel 02. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Siklus Rata-Rata Nilai Siswa Ketuntasan Belajar (M) (KB) 5,96 6,37 7,86 Prasiklus I II Daya Serap (DS) 25,93% 48,15% 85,71% 59,60% 63,70% 78,60% Tabel 03. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas dan PrestasiBelajar Siswa Hasil Analisis Data Persentase Keterangan Variabel Peningkatan Aktivitas Belajar Rata-rata Nilai Siswa (M) Ketuntasan Belajar (KB) Daya Serap (DS) Pra Siklus Siklus I Siklus II 0-I I – II 0-I I - II - 10,90 14,02 - 28,62% - Meningkat 5,96 6,37 7,86 6,88% 23,39% Meningk at Meningkat 25,93% 48,15% 85,71% 85,69% 78,01% Meningk at Meningkat 59,60% 63,70% 78,60% 6,88% 23,39% Meningk at Meningkat Keterangan : 0 = Prasiklus I = Siklus I II = Siklus II dan 59,60%. Hal ini menunjukkan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data prestasi belajar siswa yang diperoleh yang diperoleh dari hasil tes prasiklus di selama mengikuti proses pembelajaran dapat informasi tentang prestasi belajar dalam siswa pada pelajaran matematika belum rendah. Pada tahap prasiklus ini tidak mencapai hasil yang optimal. Hal ini dilakukan dapat dilihat rata-rata nilai siswa (M), aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hal ketuntasan belajar (KB) dan daya serap tersebut (DS) berturut-turut adalah 5,96, 25,93%, penelitian 85 pelajaran matematika observasi maka awal peneliti tindakan masih terhadap melakukan kelas dengan Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 menerapkan strategi pembelajaran kurang optimalnya pembelajaran pada TANDUR sebagai salah satu upaya siklus I oleh beberapa hal diantaranya: untuk memperbaiki pembelajaran di (1) ada beberapa siswa yang terlihat kelas II SD Negeri 1 Singapadu Tengah. masih ribut pada saat guru menjelaskan Hasil analisis data prestasi belajar materi, (2) siswa yang siswa pada siklus I diperoleh bahwa rata- kemampuan rata nilai siswa (M), ketuntasan belajar bertanya kepada guru maupun kepada (KB) dan daya serap (DS) berturut-turut temannya yang lebih pandai apabila adalah 6,37, 48,15%, dan 63,70%. Jika mengalami kesulitan dalam pelajaran, dibandingkan dengan hasil prasiklus (3) siswa yang pandai mendominasi yang diperoleh dari tes awal maka dalam menjawab pertanyaan guru, (4) persentase peningkatan rata-rata nilai ketua kelompok mendominasi dalam siswa (M), ketuntasan belajar (KB), dan melakukan demontrasi di depan kelas daya serap (DS) siswa dari pra siklus ke sehingga siklus I berturut-turut sebesar 6,88%, lainnya belum mendapatkan kesempatan 85,69%, dan 6,88%. Dari hasil analisis secara merata, (5) alokasi waktu yang data aktivitas belajar siswa diketahui tersedia tidak cukup karena guru kurang bahwa rata-rata skor aktivitas belajar efektif dalam mengelola kelas, (6) guru siswa pada siklus I yaitu 10,90 dengan jarang memberikan rewards sehingga kategori “cukup aktif”. Walaupun telah siswa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pembelajaran, dan (7) pendekatan guru dari prasiklus ke siklus I, namun kepada pembelajaran belum mencapai kriteria mengerjakan LKS masih kurang intensif. keberhasilan minimal yaitu minimal Dari hasil refleksi, maka perlu kategori ”aktif”, rata-rata nilai siswa (M) dilakukan penyempurnaan pelaksanaan ≥ 6,5, ketuntasan belajar (KB) ≥ 85,00% tindakan pada siklus II, yaitu (1) dan daya serap (DS) ≥ 65,00%. menegur secara langsung siswa yang Karena hasil kurang, memiliki anggota kurang siswa malu kelompok termotivasi pada saat untuk yang dalam siswa pelaksanaan ribut pada saat guru menjelaskan materi tindakan pada siklus I belum optimal, pembelajaran, (2) guru memberikan maka peneliti bersama teman sejawat tambahan nilai bagi siswa yang berani melakukan refleksi terhadap pelaksanaan menjawab pertanyaan guru, walaupun tindakan pada siklus I. Dari hasil refleksi jawaban yang diberikan siswa kurang dan catatan lapangan diperoleh bahwa tepat, (3) guru menunjuk siswa yang 86 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 mewakili kelompoknya dalam daya serap (DS) = 78,60%. Jika melakukan demonstrasi di depan kelas dibandingkan dengan hasil analisis data sehingga tidak didominasi oleh ketua prestasi belajar siswa pada siklus I, juga kelompok, (4) guru memotivasi siswa nampak mengenai pentingnya pembagian tugas persentase peningkatan rata-rata nilai dan kerjasama antar anggota kelompok, siswa (M) sebesar 23,39%, ketuntasan (5) guru menjelaskan langkah-langkah belajar (KB)sebesar 78,01% dan daya strategi serap (DS) sebesar 23,39%. siswa pembelajaran sehingga TANDUR pembelajaran berlangsung lebih efektif, ke dapat terjadi Hasil peningkatan analisis data dengan aktivitas (6) guru belajar siswa diketahui bahwa rata-rata memberikan sertifikat penghargaan bagi skor aktivitas belajar siswa yaitu 14,02 siswa dan kelompok terbaik di akhir dengan siklus untuk merayakan keberhasilan dibandingkan dengan hasil analisis data siswa, dan (7) guru lebih intensif dalam aktivitas belajar siswa pada siklus I, memberikan bantuan kepada siswa saat nampak mengerjakan LKS. persentase peningkatan skor aktivitas Dari pelaksanaan tindakan siklus kategori terjadi “aktif”. peningkatan Jika dengan belajar siswa dari siklus I ke siklus II II dan dari hasil observasi diperoleh hal- sebesar 28,62%. hal sebagai berikut: (1) siswa mulai aktif Dari penyempurnaan pelaksanaan dalam proses pembelajaran, (2) siswa tindakan pandai tidak lagi mendominasi dalam menunjukkan adanya peningkatan dalam menjawab pertanyaan guru, (3) setiap pelaksanaan anggota kelompok sudah terbiasa dalam diantaranya: (1) siswa sudah berani melakukan kerjasama serta pembagian bertanya baik pada teman maupun tugas kegiatan kepada guru jika mereka belum paham demonstrasi setiap kelompok terlihat terhadap materi yang dijelaskan oleh kompak, (4) siswa terlihat antusias guru, (2) siswa sudah berani melakukan mendengarkan demonstrasi di depan kelas dan tidak sehingga pada saat penjelasan guru mengenai materi pembelajaran. pada siklus tindakan I telah siklus II, tergantung pada ketua kelompok, (3) Pada siklus II hasil analisis data kerjasama antar anggota kelompok lebih prestasi belajar siswa diperoleh bahwa kompak, (4) suasana kelas lebih tertib rata-rata sehingga nilai siswa (M) = 7,86, ketuntasan belajar (KB) = 85,69%, dan pembelajaran berlangsung kondusif dan lebih efektif 87 dan (5) Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 aktivitas siswa secara klasikal dalam 1 Singapadu Tengah dapat dikategorikan mengikuti proses pembelajaran di kelas berhasil. sudah aktif. PENUTUP Pembelajaran dikatakan optimal Simpulan apabila aktivitas belajar siswa telah Berdasarkan hasil analisis data mencapai minimal kategori ”aktif”, ratarata nilai siswa (M) ≥ 6,5, ketuntasan dan belajar (KB) ≥ 85,00% dan daya serap disimpulkan sebagai berikut. (DS) ≥ 65,00%. Dari hasil analisis data 1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar Tengah, pembelajaran pada siklus II telah optimal dengan diterapkankannya pembelajaran bangun datar. Hal ini Oleh ditunjukkan oleh adanya peningkatan karena pembelajaran telah optimal maka persentase aktivitas belajar siswa dari penelitian ini dihentikan sampai pada siklus I ke siklus II sebesar 28,62%. siklus II. 2. Terjadi peningkatan prestasi belajar Karena aktivitas belajar siswa siswa kelas II SD Negeri 1 Singapadu dari siklus I ke siklus II telah mencapai kategori Tengah, dengan diterapkannya strategi “aktif” dengan persentase peningkatan aktivitas belajar pembelajaran siswa ditunjukkan siswa pada prasiklus, siklus I dan siklus peningkatan II telah memenuhi pembelajaran yang maka penelitian kurikulum. Penelitian memenuhi Sehingga Tindakan menerapkan strategi datar rata-rata persentase nilai siswa, persentase peningkatan rata-rata nilai siswa, ketuntasan belajar, dan daya serap yang siswa dari siklus I ke siklus II berturutturut sebesar 23,39%, 78,01%, dan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam bangun adanya sebesar 6,88%, 85,69%, dan 6,88%, dan tuntutan bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran oleh dari pra siklus ke siklus I berturut-turut pelaksanaan Kelas dalam ketuntasan belajar, dan daya serap siswa dihentikan sampai siklus II karena hasil yang telah TANDUR pembelajaran bangun datar. Hal ini sebesar 28,62% dan hasil prestasi belajar dicapai dapat strategi pembelajaran TANDUR dalam karena memenuhi kriteria pembelajaran optimal maka siswa kelas II SD Negeri 1 Singapadu yang diperoleh pada siklus II, maka minimal yang telah ditetapkan. pembahasan, 23,39%. dengan pembelajaran TANDUR pada siswa kelas II SD Negeri 88 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN 2087-9016 Saran Sunrepa, N. (2005). Implementasi Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II C SMP Negeri 2 Singaraja. Jurnal Pendidikan Matematika, Singaraja: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Berdasarkan simpulan tersebut di atas, maka saran yang dapat diutarakan adalah sebagai berikut. 1. Kepada guru matematika SD Negeri 1 Singapadu Tengah disarankan menerapkan strategi pembelajaran TANDUR sebagai salah satu alternative dalam pembelajaran matematika karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas Widiantari, N. K. (2007). Penggunaan LKS Terstruktur Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bhuana Giri Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi (tidak diterbitkan), Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. dan prestasi belajar siswa. 2. Kepada peneliti lain, diharapkan untuk senantiasa melakukan penelitian lebih lanjut tentang strategi pembelajaran TANDUR matematika dalam baik di pembelajaran sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat terus ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas. DePorter, B., Reardon, M., dan Nourie, S.S. (2009). Quantum Teaching: Mempraktekan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa. DePorter, B. dan Hernacki, M. (2003). Quantum learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Nurkancana, I W., & Sunartana, P.P.N.(1992). Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. 89