ISSN 2086-4256 DJM 14(1) 1-88 February 2015 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 14, NOMOR 1, 2015 PUBLISHED SINCE 2002 February 2015 ARTIKEL PENELITIAN 1 - 18 ELDER CARE FACILITY MENURUT MAHASISWA DAN DOSEN FAKULTAS KEDOKTERAN Shannia Tritama, Elisabeth Rukmini 19 - 27 UJI BAKTERIOLOGIK AIR OLAHAN RAIN WATER HARVESTING SYSTEM DI SDN PEJAGALAN 01 DAN 02, JAKARTA UTARA Intan Permata Sari, Sandy Vitria Kurniawan, Liling Pudjilestari, Enty 28 - 36 37 - 47 48 - 56 57 - 66 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN PSIKOPATOLOGI PADA PERAWAT RUMAH SAKIT ATMA JAYA Surilena, Stella Levina Kurniawan, R Irawati Ismail PROPORSI PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN PENGOBATAN LEBIH DARI ENAM BULAN BERDASARKAN RADIOGRAFI TORAKS Yurika Elizabeth Susanti, Yopi Simargi, Rensa PROPORSI DEFISIT WORKING MEMORY MURID SEKOLAH DASAR DI SDN PEGANGSAAN II/07, JAKARTA UTARA Felicia Nike, Surilena, Tjhin Wiguna, Herlina Uinarni PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TENTANG AKUPUNKTUR PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ATMA JAYA, JAKARTA Linawati Hananta, Christian Syukur, Nelly Tina Widjaja, Fitria Halim TINJAUAN PUSTAKA 67 - 79 MELATONIN SEBAGAI ANTIPENUAAN KULIT AKIBAT SINAR ULTRAVIOLET Marcelina Grace Tjondro Putri, Lorettha Wijaya, Poppy K Sasmita LAPORAN KASUS 80 - 88 NUTRISI PADA TUBERKULOSIS PARU DENGAN MALNUTRISI Florentina M Rahardja Damianus Journal of Medicine; Vol. 14, No. 1, Februari 2015: hlm. 19-27 ARTIKEL PENELITIAN UJI BAKTERIOLOGIK AIR OLAHAN RAIN WATER HARVESTING SYSTEM DI SDN PEJAGALAN 01 DAN 02, JAKARTA UTARA BACTERIOLOGICAL EXAMINATION OF WATER PROCESSED BY RAIN WATER HARVESTING SYSTEM METHOD AT PEJAGALAN 01 AND 02 ELEMENTARY SCHOOL, NORTH JAKARTA Intan Permata Sari1, Sandy Vitria Kurniawan2, Liling Pudjilestari3, Enty4 Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jalan Pluit Raya No. 2 Jakarta Utara 14440 ABSTRACT Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jalan Pluit Raya No. 2 Jakarta Utara 14440 worldwide. Clean water deficit made humans find the solutions to overcome this 1 2 Departemen Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jalan Pluit Raya No. 2 Jakarta Utara 14440 3 Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jalan Pluit Raya No. 2 Jakarta Utara 14440 4 Introduction: Availability of clean water is a global need for every people problem. A solution to overcome that problem is to use Rain Water Harvesting System (RWHS) method which uses and processes rain water so it can be reused. Jakarta as one city of Indonesia where experience problem of clean water deficit, overcome the problem with the application of RWHS at some schools in Kecamatan Penjaringan, North Jakarta. Objective: The aim of this research is to know the bacteriological quality of water processed by Rain Water Harvesting System. Methods: This research has been conducted on eight parts of RWHS at Pejagalan Korespondensi: 01 Pagi Elementary School and Pejagalan 02 Petang Elementary School. Samples Intan Permata Sari, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. E-mail: [email protected] were taken on the rainy day in December 2013. Samples directly tested by Total Plate Count (TPC) and Most Probable Number (MPN) methods. Results: There was decreasing coliform total count on temporary storage tank, filtration tank, and storage tank part. On reservoir tank there was increasing coliform total count. Conclusion: Each part of RWHS has different probable contamination factors which influence total coliform count. The result of bacterial examination shows decreased total coliform count on part after filtration if compared with part before filtration, which means there was quality improvement of water processed by Rain Water Harvesting System. However, the result also showed that microbiological quality of water processed by rain water harvesting still not meet the Health Minister of Indonesian Republic standard no: 416/MENKES/PER/IX/1990. Key Words: bacteriological, clean water, rain water, rain water harvesting system ABSTRAK Latar Belakang: Tersedianya air bersih merupakan kebutuhan global bagi setiap manusia di dunia. Kekurangan air bersih membuat manusia terus mencari berbagai solusi untuk mengatasinya. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan metode Rain Water Harvesting System (RWHS) yang memanfaatkan dan mengolah air hujan untuk dapat dipakai kembali. Jakarta sebagai salah satu kota Vol. 14, No. 1, Februari 2015 19 DAMIANUS Journal of Medicine di Indonesia yang juga mengalami masalah air bersih mengaplikasikan RWHS di beberapa sekolah di wilayah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas bakteriologik air hujan hasil olahan RWHS. Metode: Penelitian ini dilakukan pada delapan titik bangunan RWHS di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pejagalan 01 Pagi dan SDN Pejagalan 02 Petang. Pengambilan sampel dilakukan pada saat hari hujan di bulan Desember 2013. Sampel kemudian langsung diuji dengan menggunakan metode Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Paling Mungkin (APM). Hasil: Pengurangan total koliform terjadi pada titik bak penampung sementara, bak filtrasi, dan bak penampung. Pada tangki reservoir terjadi peningkatan total koliform. Kesimpulan: Masing-masing titik RWHS dapat terkontaminasi oleh faktor-faktor yang berbeda yang memengaruhi nilai total koliform. Hasil pengujian bakteri menunjukkan pengurangan jumlah total koliform pada titik setelah mengalami filtrasi dibandingkan dengan titik sebelum mengalami filtrasi yang menunjukkan peningkatan kualitas air hasil olahan RWHS. Meskipun demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas olahan air hujan ini belum memenuhi standar kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor: 416/MENKES/ PER/IX/1990. Kata Kunci: Air bersih, air hujan, bakteriologik, rain water harvesting system PENDAHULUAN air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari Air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup, baik bagi sel maupun organisme, untuk menunjang aktivitasnya.1-4 Air dapat memberikan dampak baik karena fungsi dan kegunaan- yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kualitas ini perlu memenuhi kriteria mikrobiologi, kimia, fisika, dan radioaktif.8 nya, namun dapat juga memberikan dampak Pemerintah provinsi DKI Jakarta mendukung buruk bila terkontaminasi vektor-vektor penye- upaya Atma Jaya dan Corporate Social Respon- bab penyakit dan kemudian menjadi media pe- sibility (CSR) untuk mengatasi kebutuhan air nyebaran penyakit bagi organisme lain.5,6 Meli- bersih dengan menggunakan metode Rain Wa- hat fakta ini, manusia yang juga membutuhkan ter Harvesting System (RWHS). RWHS meru- air untuk menunjang kehidupannya terus men- pakan sistem yang memanfaatkan bagian dari cari solusi untuk dapat menggunakan air dan bangunan, seperti atap bangunan, taman, ko- mencegah penyebaran penyakit.1,7 lam, dan lain-lain, untuk menampung air hujan Penyebaran penyakit melalui air dapat dicegah dengan menggunakan air bersih. Air bersih dan kemudian mengolahnya, sehingga dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari.1,9,10 menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor Air hujan sebagai salah satu sumber air dari 416/MenKes/Per/IX/1990 didefinisikan sebagai alam yang jatuh langsung tanpa mengenai 20 Vol. 14, No. 1, Februari 2015 Uji bakteriologik air olahan rain water harvesting system di SDN Pejagalan 01 dan 02, Jakarta Utara kontaminan dipercaya aman digunakan untuk angkutan air, penyaringan, penyimpanan, dan berbagai tujuan.1,7 Hal ini hanya berlaku bagi pendistribusian yang tersusun menjadi sebuah daerah yang belum terkena polusi. Fakta yang rangkaian.11,13 disayangkan adalah bahwa setiap air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan terkena kontaminan. Air olahan RWHS yang dibangun di beberapa sekolah di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara hingga kini belum diuji kualitas bakteri- Kontaminasi air hujan terdiri dari kontaminan ologiknya, sehingga penggunaan hasilnya ha­ fisik, kimia, dan mikrobiologi. Kontaminan fisik nya untuk keperluan sanitasi dasar, seperti air hujan dapat berupa bahan permukaan tem- mencuci tangan, mandi, menyiram tanaman, pat air hujan jatuh.9,11 Contoh dari kontaminan namun bukan untuk minum. Penelitian ini di- fisik adalah atap berbahan dasar tembaga yang harapkan dapat memberikan gambaran kuali- akan menyebabkan air hujan yang melewati tas air olahan RWHS secara bakteriologik yang atap tersebut mengandung konsentrasi tem- merupakan salah satu indikator air bersih. Studi baga yang lebih tinggi.11 Kontaminan kimia air pendahuluan ini juga diharapkan dapat menjadi hujan dapat berasal dari aktivitas perindustrian landasan untuk penelitian selanjutnya menge- yang menghasilkan sulfur dioksida dan nitrogen nai RWHS dan kualitas air bersih. oksida. Bahan-bahan ini sering dikaitkan dengan penurunan pH air hujan.1,11 Kontaminasi mikrobiologi pada air hujan ter- METODE dapat pada kotoran hewan maupun air yang Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tidak mengalir.9,11 Air hujan yang mengandung untuk menggambarkan kualitas bakteriologik kontaminan mikroba dapat menyebabkan pe- air hasil olahan RWHS di Sekolah Dasar Neg- nyakit pada manusia bila dikonsumsi secara eri (SDN) Pejagalan 01 Pagi dan SDN Pe- langsung.5 Organisme yang diakui sebagai jagalan 02 Petang. Kedua sekolah tersebut bakteri indikator untuk menggambarkan air ter- menggunakan gedung sekolah dan bangunan kontaminasi atau tidak adalah koliform, karena RWHS yang sama. Sampel berupa air diam- koliform merupakan bakteri yang hidup di usus bil dari delapan titik pada satu rangkaian ban- manusia dan hewan.7,12 Bakteri-bakteri ini dapat gunan RWHS, seperti pada gambar 1, yakni: bertahan hidup di air tawar lebih lama diban- atap, bak penampung sementara, tangki bilas, dingkan dengan bakteri patogen usus lainnya. hasil filtrasi, bak penampung air, tangki reser- Rain Water Harvesting System diharapkan dapat mengeliminasi kontaminasi air hujan, sehingga didapatkan hasil olahan yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Konsep voir, keran toilet, dan wastafel. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah titik pada bangunan RWHS yang mengalami kerusakan, sehingga pengambilan sampel tidak mungkin dilakukan. RWHS secara umum terdiri dari lima bagian Prosedur penelitian yang dilakukan diawali bangunan, yakni area penangkapan air, peng- dengan pengambilan sampel secara steril pada Vol. 14, No. 1, Februari 2015 21 DAMIANUS Journal of Medicine Gambar 1. Bangunan RWHS dan Titik-Titik Pengambilan Sampel saat hari hujan. Sampel setiap titik b­ angun disajikan dalam bentuk grafik-grafik dengan RWHS ditampung secara duplo (setiap titik bantuan komputer.15 bangun RWHS diambil dua sampel) ke dalam botol-botol penampung yang sesuai dengan persyaratan pada SNI 6989.58:2008.14 Botolbotol tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kontainer yang berisi ice gel. HASIL Pada penelitian ini, delapan titik bangun RWHS berada pada kondisi yang baik, sehingga me- Seluruh sampel kemudian segera dibawa ke mungkinkan laboratorium untuk diuji secara bakteriologik sampel. Sampel yang diambil bukan merupa- menggunakan metode angka lempeng total kan hujan pertama pada musim hujan yang ter- dan angka paling mungkin berdasarkan metode jadi di DKI Jakarta pada tahun 2013. Pengam- SNI 01-2897-1992.15 Metode angka lempeng bilan seluruh sampel dilakukan pada tanggal 17 total mengunakan prinsip dilusi dan merupakan Desember 2013 pada pukul 06.30 WIB. Hujan metode untuk menumbuhkan bakteri sampel di mulai turun pada tanggal 16 Desember 2013 medium platelet count agar. Metode angka pa- sejak pukul 22.30 dan berhenti pada tanggal 17 ling mungkin merupakan metode uji bertahap Desember 2013 pada pukul 07.30. untuk menghitung jumlah total koliform pada medium double-strength lactose broth, singlestrength lactose broth, brilliant green lactose broth, dan endo-methylene blue. Metode angka paling mungkin menggunakan karakteristik koliform yang memfermentasikan laktosa dan memproduksi gas yang dapat terlihat pada tabung durham. Semua hasil pengujian kemudian dianalisis secara manual dan kemudian 22 untuk dilakukan pengambilan Hasil pengujian angka lempeng total yang menunjukkan total bakteri pada seluruh sampel terlampir pada grafik 1. Hasil pengujian ALT pada masing-masing titik sampel menunjukkan adanya perbedaan, baik adanya peningkatan maupun penurunan total bakteri pada masingmasing titik RWHS. Hasil pengujian angka paling mungkin yang Vol. 14, No. 1, Februari 2015 Uji bakteriologik air olahan rain water harvesting system di SDN Pejagalan 01 dan 02, Jakarta Utara menunjukkan total koliform pada seluruh sampel terlampir pada grafik 2. Hasil pengujian total koliform pada bak penampung sementara, bak PEMBAHASAN Hasil pengujian total bakteri pada bak penam- filtrasi, dan bak penampung menunjukkan ter- pung sementara, tangki bilas, bak filtrasi, dan dapat perbedaan air hujan yang belum difiltrasi tangki reservoir menunjukkan adanya faktor- dengan air hujan yang telah melewati proses faktor kontaminan lain yang terletak pada filtrasi. masing-masing titik tersebut yang berperan Grafik 1. Hasil Pengujian Angka Lempeng Total Grafik 2. Hasil Pengujian Angka Paling Mungkin Vol. 14, No. 1, Februari 2015 23 DAMIANUS Journal of Medicine pada peningkatan total bakteri. Penurunan to- pilih merupakan area yang tidak terpasang ta- tal bakteri pada titik bak filtrasi ke bak penam- lang dan pipa, sehingga sampel yang diambil pung menunjukkan adanya peran sistem filtrasi diharapkan dapat benar-benar menggambar- dalam menurunkan total bakteri. kan kondisi atap tanpa ada pengaruh dari ta- Parameter air bersih PERMENKES Nomor lang dan pipa. 416/MENKES/PER/IX/1990 menyatakan bah- Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menun- wa ka­dar total koliform maksimum yang diper- jukkan bahwa kontaminasi yang terjadi di atap bolehkan adalah 50 per 100 ml. Hasil pengujian hanya sedikit. Hal ini disebabkan karena bebe- total koliform masing-masing sampel menun- rapa faktor, yakni: jukkan bahwa titik yang memenuhi standar air bersih secara mikrobiologik adalah air hujan cucuran atap, sedangkan titik lainnya masih belum memenuhi parameter air bersih secara mikrobiologik. Hasil pengujian menunjukkan total koliform setelah melalui proses filtrasi berjumlah lebih sedikit bila dibandingkan dengan total koliform sebelum melalui proses filtrasi. 1. Faktor pertama adalah air hujan yang diambil pada penelitian ini bukan merupakan air hujan pertama pada musim penghujan di tahun 2013. Hal ini dapat menyebabkan kontaminan yang mungkin terjadi selama musim kemarau sedikit banyak telah tersapu oleh aliran hujan sebelumnya. Perubahan ini menunjukkan hasil yang positif 2. Faktor kedua adalah air hujan yang diambil walaupun terjadi peningkatan tajam total koli- pada penelitian ini merupakan air dari hujan form pada tangki reservoir, yang disebabkan dengan durasi yang panjang (pukul 22.30- karena adanya faktor-faktor kontaminan pada 07.30), sehingga kontaminan yang berada tangki reservoir. di atap telah terbawa oleh aliran air hujan Setiap titik sampel yang diambil pada penelitian ini memiliki sumber kontaminasi masing-ma- sebelumnya dan telah memasuki bagian lain dari RWHS. sing yang memungkinkan terjadinya kontami- Pembersihan atap secara berkala, terutama nasi atau menyebabkan pertumbuhan bakteri sebelum memasuki musim penghujan se­ yang kemudian dapat memengaruhi kualitas baik­­ nya dilakukan untuk mengurangi kon- air. taminasi yang terjadi di atap. Sumber Kontaminasi di Atap Sumber Kontaminasi di Bak Penampung Kontaminasi di atap sangat mungkin terjadi Sementara karena atap merupakan area yang terbuka, Bak penampung sementara merupakan bak sehingga memudahkan banyak kontaminan, yang hanya tertutup oleh kawat saring, untuk seperti dedaunan, kotoran burung, debu, dan itu bak penampung sementara dapat disebut kontaminan lainnya menempel di permukaan sebagai bak terbuka. Kondisi bak yang terbuka atap.13 Pada penelitian ini, area atap yang di- lebih berpotensi memudahkan terjadinya kon- 24 Vol. 14, No. 1, Februari 2015 Uji bakteriologik air olahan rain water harvesting system di SDN Pejagalan 01 dan 02, Jakarta Utara taminasi dari bakteri-bakteri di sekitarnya dan berupa klorinasi. Metode lain yang dapat di- masuknya binatang-binatang kecil. Lokasinya lakukan adalah dengan merebus air hasil olah- yang berada di bagian atas bak penampung an RWHS sebelum menggunakannya. juga lebih memudahkan terkena sinar matahari. Bak yang sering menampung air dan kemudian sering terkena sinar matahari merupakan habitat yang baik bagi pertumbuhan lumut. Sumber Kontaminasi di Bak Penampung Bak penampung yang ada di lokasi penelitian merupakan bak penampung yang terbuat dari Sumber Kontaminasi di Tangki Bilas bahan beton bertulang yang bagian dalamnya dilapisi oleh bahan waterproof untuk mencegah Tangki bilas merupakan tangki penampung un- kebocoran pada bak. Bak penampung berben- tuk air hujan pertama dengan kontaminan ter- tuk persegi panjang dan berukuran 11,83 m x banyak yang memang seharusnya dibuang. 1,73 m x 2 m. Bak penampung ini memiliki satu Tangki bilas yang digunakan di lokasi penelitian pintu di bagian atas, sehingga penjaga RWH memiliki penutup pada bagian atas dan keran dapat melihat kondisi air, mengukur kedalam- yang terpasang di dasar tangki. Hasil penelitian an air, atau bahkan masuk dan mencuci bak pada sampel dari tangki bilas menunjukkan ha- penampung. Bak penampung yang tidak dicuci sil yang sesuai dengan teori, bahwa air hujan secara berkala dapat menjadi sumber kontami- pertama banyak mengandung kontaminan.9,13 nasi, sehingga penjadwalan pembersihan bak Sumber kontaminan pada air di tangki bilas penampung perlu dilakukan. dapat berasal dari kontaminan-kontaminan di atap, talang, pipa, bak penampung sementara yang terbawa masuk ke dalam tangki bilas maupun kontaminan yang berasal dari tangki bilas itu sendiri.9 Pada penelitian ini, sampel yang diambil merupakan sampel yang berasal dari dasar bak penampung yang dialirkan lewat pipa pembuangan untuk menguras bak penampung. Air yang berada di dasar bak merupakan air dengan endapan bakteri yang lebih banyak dari- Sumber Kontaminasi di Bak Filtrasi pada di permukaan. Kontaminasi juga dapat Isi dari bak filtrasi pada bangunan RWHS SDN terjadi di pipa pembuangannya. Pejagalan 01 Pagi dan SDN Pejagalan 02 Petang adalah arang aktif dan zeolit. Komponenkomponen ini secara teori bukan merupakan Sumber Kontaminasi di Tangki Reservoir penyaring untuk mikroba, melainkan untuk Air dari bak penampung akan dipompa untuk aspek kimiawi (untuk menghilangkan klorin).1 dapat masuk dan memenuhi tangki reservoir Metode penyaringan untuk menyaring mikroba yang lokasinya berada di atas ketinggian em- perlu dipasang pada sistem RWHS, sehingga pat meter. Lokasi tangki reservoir yang tinggi air olahan RWHS diharapkan dapat memenuhi merupakan faktor penyulit bagi penjaga RWHS syarat air bersih. Metode penyaringan ini dapat untuk membersihkan tangki secara berkala. Vol. 14, No. 1, Februari 2015 25 DAMIANUS Journal of Medicine SDN Pejagalan 01 Pagi dan SDN Pejagalan 02 berbagai faktor-faktor kontaminan yang berbe- Petang juga menggunakan sumber lain selain da-beda. Pengaruh dari faktor-faktor ini yang RWHS, yakni sumur. Sumur digunakan sebagai dapat menyebabkan perbedaan nilai total ko- sumber air bila tidak turun hujan, tidak ada air di liform pada masing-masing titik RWHS. Penu- bak penampung, atau pada saat musim kema- runan nilai total koliform yang terjadi pada titik rau. Pada saat banjir, air kotor akan masuk dan bak penampung sementara, bak filtrasi, dan mengontaminasi air sumur. Air sumur ini akan bak penampung menunjukkan adanya pening- dipompa masuk ke tangki reservoir yang sama katan kualitas air hasil olahan RWHS. dengan tangki reservoir di bangunan RWHS, sehingga sumber kontaminasi tangki reservoir juga berasal dari air sumur ini. Pengujian angka paling mungkin pada sampel dari tangki reservoir menunjukkan kontaminasi sumber air lain yang dalam kasus ini adalah air Pada penelitian ini, sampel air diambil melalui tanah dari sumur memberikan pengaruh be- pipa berkeran di bawah tangki yang dipasang sar pada peningkatan nilai total koliform. Hasil untuk mengalirkan air dari dasar tangki. Sum- dari pengujian ini menunjukkan bahwa air hasil ber kontaminan juga dapat berada di pipa dan akhir dari olahan RWHS di SDN Pejagalan 01 keran ini. dan 02, Jakarta Utara belum memenuhi standar Hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kontaminan adalah dengan membangun kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990. tangki di tempat yang mudah dipijak atau dapat pula ditambahkan tangga dengan pegangan, sehingga pembersihan tangki dapat dilakukan DAFTAR PUSTAKA 1. UN Habitat. Rainwater Harvesting and dengan mudah. Utilisation [e-book]. UN Habitat; 2005 [cited Sumber Kontaminasi di Toilet dan Wastafel Air dari tangki reservoir akan dialirkan melalui 2013 Apr 18]. Available from: unhabitat.org. np/?post_type=publications&p=1485. pipa-pipa ke seluruh toilet dan wastafel yang 2. Manzoor K. The global water crisis: Issues berada di lokasi penelitian. Pada penelitian ini, and solutions. IUP J Infrastruct [serial on- sampel yang diambil melalui keran yang berada line]. 2011 [cited 2013 May 01]; 9(2):34-43. di salah satu bilik toilet dan salah satu wastafel. Available from: ProQuest. http://search.pro- Sumber kontaminasi dapat berasal dari pipa quest.com. dan keran. 3. Marcynuk P, Flint J, Sargeant J, Bitton A, Brito A, Luna C, et al. Comparison of the burden of diarrhoeal illness among indi- KESIMPULAN viduals with and without household cisterns Setiap titik dari RWHS dapat dipengaruhi oleh 26 in northeast Brazil. BMC Infect Dis [serial Vol. 14, No. 1, Februari 2015 Uji bakteriologik air olahan rain water harvesting system di SDN Pejagalan 01 dan 02, Jakarta Utara online]. 2013 [cited 2013 Apr 26]; 13(65). Available from: SpringerLink. http://link. springer.com/. bersih. Jakarta: MenKes RI; 1990. 9. Amin MT, Alazba AA. Probable sources of rainwater contamination in a rainwater har- 4. Mandour R. Human health impacts of drink- vesting system and remedial options. Aust ing water (surface and ground) pollution J Basic &ApplSci [serial online]. 2011 [cited Dakahlyia Governorate, Egypt. Appl Water 2013 Sep 22]; 5(12): 1054-64. Available Sci [serial online]. 2012 [cited 2013 Apr 26]; from: http://www.ajbasweb.com. 2(3): 157-63. Available from: SpringerLink. http://link.springer.com/. 10.Zaghloul N, Al-Mutairi B. Water harvesting of urban runoff in Kuwait. Sci Iran [serial on- 5. Wenhold F, Faber M. Water in nutritional line]. 2010 [cited 2013 Apr 18]; 17(3):236- health of individuals and households: an 43. Available from: http://search.proquest. overview. Water SA [serial online]. 2009 com. [cited 2013 May 21]; 25(1): 61-71. Available from: ProQuest. http://search.proquest. com. 11. Fewkes A. A review of rainwater harvesting in the UK. Struct Surv [serial online]. 2012 [cited 2013 Jul 11]; 30(2): 174-94. Available 6. United Nations Children’s Fund Indonesia. from: Ringkasan kajian: air bersih, sanitasi & ke- com. bersihan [document on the Internet]. UNICEF Indonesia; 2012 [cited 2013 Apr 26]. Available from: www.unicef.org/indonesia/ id/A8_-_B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih. pdf. ProQuest. http://search.proquest. 12. Mandloi D, Khare D, Pareek T. Rain water harvesting in Indore City: a demanding need for sustainable development. J Chem Biol Phys Sci [serial online]. 2011 [cited 2013 May 25]; 1(1): 88-101. Available from: 7. Ahmed W, Gardner T, Toze S. Microbiological quality of roof-harvested rainwater and health risks: a review. J Environ Qual [serial online]. 2011 [cited 2013 Jul 11]; 40(1):1321. Available from: ProQuest. http://search. ProQuest. http://search.proquest.com. 13. Willey J, Sherwood L, Woolverton C. Prescott, Harley, and Klein’s Microniology. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. 14.Badan Standarisasi Nasional. Air dan air proquest.com. 8. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor: 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air limbah – bagian 58: metoda pengambilan contoh air tanah. BSN; 2008. 15.Dewan Standarisasi Nasional. Cara uji cemaran mikroba. BSN; 1992. Vol. 14, No. 1, Februari 2015 27