1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9. Pengendalian OPT 10. Panen 11. Pasca Panen Definisi Penyediaan benih merupakan rangkaian kegiatan menyediakan benih tomat bermutu dari varietas yang dianjurkan dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat Tujuan 1. Menyediakan benih bermutu yang dianjurkan sesuai dengan kebutuhan dalam jumlah dan waktu yang tepat 2. Menyediakan benih murni secara genetik, sehat, daya tumbuhnya baik dan mempunyai daya adaptasi yang baik di lahan yang akan ditanami dan pada waktu yang tepat Alat dan bahan 1. Benih 2. Tanah 3. Pupuk kandang 4. Polybag/baki persemaian 5. Bambu 6. Plastik transparan/screen 7. Pestisida 8. Pupuk daun 9. Pisau/gunting 10.Gembor 11.Handsprayer Prosedur pelaksanaan Pemilihan benih Gunakan varietas yang dianjurkan, sudah dilepas oleh Menteri Pertanian dan tersedia dipasaran Pilih benih bermutu tinggi (berdaya kecambah diatas 80%, mempunyai vigor yang baik, murni, bersih dan sehat) Pilih benih yang sesuai dengan iklim, musim tanam dan permintaan pasar Gunakan benih yang tidak kadaluarsa Simpan label benih Pesemaian Gunakan media tanam dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2. Siapkan bedengan persemaian dengan lebar 1-1,2 meter dan panjang disesuaikan kebutuhan. Beri jarak 60-70 cm untuk setiap bedengan Siapkan polybag berukuran 7x10 cm Masukan media ke dalam polybag Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag, lalu tanam benih dengan kedalaman 0,5 cm Setelah itu, tutup rapat menggunakan karung, sehingga sinar matahari tidak bisa masuk secara langsung Setelah bibit berkecambah, yakni sekitar 3-4 hari, karung dibuka dan diganti dengan naungan dari plastik bening yang tidak bersifat permanen Setelah benih mulai tumbuh menjadi tanaman atau sekitar satu minggu, fungsi naungan bisa dihilangkan secara bertahap. Mula-mula, naungan dibuka dari pukul 06.00 hingga pukul 09.00 pagi. Selanjutnya, naungan dibuka sejak pukul 06.00 hingga pukul 12.00 siang hari Setelah 2-3 minggu, bibit yang ada siap diseleksi Bibit yang dipilih memiliki penampakan yang baik, seperti pertumbuhan bibit normal, batang besar, dan sehat Varietas tomat yang tersedia adalah: 1. Intan (varietas non hibrida) 2. Ratna (varietas non hibrida) 3. Arthaloka (varietas hibrida) 4. Permata (varietas hibrida) 5. Marta (varietas hibrida) 6. Tomindo (varietas non hibrida) Gambar 1. Media pesemaian Gambar 2. Bedengan Persemaian Gambar 2. Bedengan di Pesemaian Definisi Kegiatan persiapan lahan adalah kegiatan mempersiapkan lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, meliputi kegiatan persiapan/pengolahan lahan, pemupukan dasar dan pemasangan mulsa plastik Tujuan Mempersiapkan lahan dengan pertumbuhan tanaman optimal sebaik-baiknya agar Alat dan bahan 1. Bambu/golok/pisau/palu besar 2. Kertas/alat tulis/penggaris 3. Cangkul/sekop/garpu 4. Mulsa plastik 5. Pelubang mulsa plastik 6. Tali rafia/tambang plastik 7. Pupuk kandang 8. Dolomit/kapur pertanian 9. Pupuk anorganik (Urea, ZA, SP-36 dan KCl) atau pupuk NPK 10. Gembor Prosedur pelaksanaan Pembersihan lahan, bisa dilakukan dengan dua cara yakni secara manual dengan cangkul atau menggunakan mesin (traktor) Lahan langsung dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30-40 cm Setelah dicangkul atau dibajak, tanah didiamkan selama 1014 hari, sehingga bibit penyakit di dalam tanah akan mati Jika pH tanah kurang dari 5,5 lakukan pengapuran tanah dengan kaptan/dolomit sebanyak 1,5 ton/ha yang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah Setelah gembur, dibuat bedengan dengan lebar 100120 cm, panjang 10-15 cm, dan tinggi 20-30 cm (ketika musim kemarau) atau 40-50 (ketika musim hujan), dengan jarak antar bedengan sekitar 50-70 cm Berikan pupuk dasar berupa 20 Ton pupuk kandang, 40 kg Urea /ZA + 75 kg TSP + 40 kg KCl per ha atau jika memakai pupuk Majemuk NPK (16-16-16) dosis ± 200 kg/ ha diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah Pasang mulsa plastik menutupi bedengan pada siang hari dan biarkan selama 5-7 hari sebelum tanaman Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm Gambar 4. Penyiapan lahan untuk budidaya Gambar 5. Penyiapan lubang tanam pada bedeng yang menggunakan mulsa plastik Definisi Merupakan kegiatan memindahkan bibit dari persemaian ke lahan atau areal penanaman hingga tanaman berdiri tegak dan tumbuh secara optimal di lapangan Tujuan Menempatkan bibit di lahan Alat dan bahan 1. Air 2. Bibit 3. Ember dan gayung Prosedur pelaksanaan Bedengan sehari sebelumnya diairi (digenangi) Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu atau telah berdaun 5-6 helai Penanaman pagi atau sore hari Keluarkan bibit dari polybag, benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir) Gambar 6. Penanaman dengan mulsa plastik Definisi Merupakan kegiatan memasang penyanggah/ penopang (biasanya dibuat dari bambu) dekat dengan tanaman tomat Tujuan Membantu tanaman tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman yang disebabkan beban buah dan tiupan angin, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas, mempermudah pemeliharaan Alat dan bahan 1. Bambu 2. Golok/pisau 3. Tali rafia Prosedur pelaksanaan Buat ajir dari bambu dengan ukuran 3 x 120 cm yang ditancapkan 10 cm dari tanaman dan ditanamkan dalam tanah sedalam 20 – 30 cm dengan posisi miring keluar atau tegak lurus Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia setelah tanaman berumur 30 – 40 hari setelah tanam Gambar 8. Pemasangan ajir pada tanaman agar tanaman tumbuh tegak Definisi Merupakan kegiatan membuang tunas air, daun, bunga dan bagian tanaman lain yang rusak atau terkena serangan OPT Tujuan 1. Mengatur keseimbangan nutrisi dan asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman 2. Untuk membentuk tajuk tanaman yang ideal sehingga terjadi partisi sinar matahari yang efektif untuk energi fotosintesis 3. Mempermudah pemeliharaan Alat dan bahan Wadah/ember Prosedur Pelaksanaan Lakukan perempelan pada pagi hari Lakukan perempelan tunas di ketiak daun pada umur 10 – 12 HST jika ditanam didataran rendah dan 15 – 20 HST di dataran tinggi Definisi Memberikan air sesuai kebutuhan tanaman di sekitar perakaran dengan air yang memenuhi standar baku mutu pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat Tujuan Menjamin ketersediaan air bagi tanaman untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan, hanyut, dll, sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan optimal Alat dan bahan 1. Air 2. Pompa air 3. Selang plastik 4. Gembor Prosedur pelaksanaan Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman, bisa dilakukan dengan menggunakan selang yang dikocorkan ke lubang tanaman Lakukan pengairan dengan penggenangan bagian perakaran selama 1 – 2 jam, setelah itu air dikeluarkan dari petakan melalui saluran drainase (Gambar 11) Pada musim penghujan sistem pembuangan (drainase) diatur supaya aliran air berjalan lancar sehingga akar cabai merah tidak tergenang air terlalu lama Definisi Penambahan unsur hara ke dalam tanah apabila kandungan unsur hara dalam tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal Tujuan Mempertahankan status hara tanah agar memenuhi kebutuhan hara tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal dan berproduksi dengan mutu yang optimal Alat dan bahan 1. 2. 3. 4. Pupuk anorganik (Unsur N, P, K, S) Pupuk Pelengkap Cair Cangkul Ember/gayung Prosedur pelaksanaan Gunakan jumlah pupuk berdasarkan dosis yang telah ditentukan sesuai dengan rekomendasi (Tabel ??) Jenis pupuk yang umumnya digunakan untuk menambah hara N,P,K seperti Urea, KCl, untuk menambah hara Ca dan Mg dengan pemberian kapur, dolomit, dan unsur hara mikro dari pupuk pelengkap cair Lakukan pemupukan berupa pupuk kocor campuran pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 dengan konsentrasi campuran 4 g/L atau menggunakan NPK kosentrasi 2 g/L dua minggu sekali dengan volume kocor 200 cc/tanaman Definisi Kegiatan pengendaliaan OPT dilakukan dengan sistem terpadu untuk menurunkan populasi OPT atau intensitas serangan sehingga tidak merugikan secara ekonomis dan aman bagi lingkungan. Tujuan 1. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk 2. Menjaga kesehatan tanaman keamanan produk, dan kelestarian lingkungan hidup Bahan 1. Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan 2. Pestisida nabati dan agens hayati 3. Air Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Knapsack sprayer, power sprayer Ember/drum Pengaduk Takaran (skala ml dan liter) Kuas Pisau Gunting pangkas Alat/sarana pelindung: sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang Prosedur Pelaksanaan 1. Lakukan pengamatan OPT secara rutin dengan mengambil contoh untuk mengetahui jenis hama dan populasinya 2. Mengenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya 3. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan 4. Konsultasikan kepada petugas PHP/POPT atau petugas dinas pertanian setempat Menggunakan benih/bibit sehat Perlakuan benih sebelum penyemaian, misalnya dengan air hangat, fungisida, atau PGPR Sanitasi kebun dengan membuang/eradikasi gulma dan bagian-bagian tanaman yang terserang Tumpangsari dengan tanaman non inang Penggunaan tanaman perangkap Jika tersedia, gunakan varietas tahan/toleran Melakukan pergiliran tanaman/rotasi untuk memutus siklus hidup hama/penyakit Menjaga aerasi dan draenasi tanah untuk mengurangi kelembaban tanah yang terlalu tinggi Pengaturan pH tanah dengan pemberian kapur / belerang Penggunaan perangkap likat (sticky trap) Penggunaan mulsa plastik hitam – perak Pengkerodongan bedengan persemaian dengan kain kasa Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur/ulat hama Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk pengendalikan hama, antara lain predator, parasitoid, dan enthomopatogen Penggunaaan agens antagonis seperti Trichoderma spp, Gliocladium, Pseudomonas fluorecense, dan mikroba endofit Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida alami/nabati Pestisida (insektisida, acarisida, fungisida, bakterisida) digunakan apabila populasi hama/penyakit atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian atau cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama atau penyakit Thrips (Thrips parvispinus Karny Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala terlihat dari buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat yang terserang, dan semprot dengan pestisida Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.). Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida) Thrips (Thrips parvispinus Karny Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada semprot dengan pestisida Thrips (Thrips parvispinus Karny Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki Penyakit busuk ujung buah juga merupakan salah satu penyakit yang sering menjangkiti tanaman tomat. Jika terserang penyakit ini, ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca (Calsium). Berikan Dolomit Definisi Kegiatan memetik buah yang telah siap panen yaitu pada saat mencapai kematangan fisiologis sesuai varietas yang digunakan Tujuan Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang dituju Alat dan bahan 1. Keranjang plastik atau kontainer plastik 2. Gerobak 3. Gudang Prosedur pelaksanaan Waktu panen tanaman tomat tergantung varietas yang ditanam dan beberapa faktor pendukung pertumbuhan tanaman, seperti kesuburan tanah, iklim, dan pemeliharaan tanaman. Selain itu, cepat lambatnya waktu panen juga dipengaruhi ketinggian tempat Buah bisa dipanen sekitar 2,5 bulan setelah tanam (80100 HST) Ciri-ciri buah siap panen yaitu kulit buah berubah dari warna hijau menjadi hijau semburat kuning Gambar 9. Tanaman tomat dengan buah yang matang optimal Definisi Kegiatan penanganan buah setelah dipanen hingga siap didistribusikan ke konsumen Tujuan Menjamin keseragaman ukuran dan mutu buah sesuai dengan permintaan pasar domestik dan ekspor Alat dan bahan 1. Kotak karton, kotak kayu, karung plastik warning 2. Kertas koran Prosedur pelaksannan 1. Lakukan sortasi dan pengkelasan sesuai dengan kriteria yang dikehendaki pasar 2. Keringanginkan buah tomat untuk mencegah pembusukan dengan membuang panas lapang sebelum dijual ke pasar dan untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan warna tomat 3. Simpan produk dalam ruangan yang ternaungi dan sistem ventilasi yang baik 4. Lakukan pengemasan sesuai permintaan pasar. Gunakan kemasan yang memiliki daya lindung tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis Gambar 10. Hasil Panen Tomat