1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan masyarakat akan energi listrik dari waktu ke waktu mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan masyarakat yang meningkat baik oleh masyarakat publik, maupun oleh industri-industri yang membutuhkan energi listrik dalam skala kebutuhan yang besar untuk menjalankan mesin-mesin. Listrik juga berperan penting dalam proses pembangunan suatu negara, karena tanpa adanya listrik maka suatu negara akan tertinggal dan tidak dapat berkembang mengikuti laju teknologi yang sangat pesat. Untuk memenuhi kebutuhan listrik negara pemerintah indonesia membangun perusahaan listrik negara atau yang lebih di kenal dengan sebutan PLN. PLN ini lah yang memproduksi dan menyalurkan listrik ke seluruh pelosok indonesia dari sabang sampai marauke. Dengan bantuan dari anak perusahaan PLN yaitu PT. Indonesia Power (IP) dan pembangkit jawa bali (PJB), PLN menjadi satu-satunya perusahaan yang mengatur tentang produksi listrik di indonesia. Salah satu anak perusahaan PLN adalah PT. Indonesia Power yang mempunyai beberapa unit pembangkit (UP) yang berada diseluruh indonesia. Diantara unit pembangkit (UP) tersebut adalah Unit Pembangkit Saguling atau UP Saguling yang terletak di area pegunungan pada hulu daerah aliran sungai (DAS) Citarum di desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung. UP Saguling mempunyai beberapa sub unit, diantaranya adalah Sub Unit PLTA Bengkok yang terletak di area Dago Utara Bandung yang memanfaatkan aliran sungai Cikapundung. Untuk menghasilkan listrik sebuah PLTA memanfaatkan energi kinetik dari aliran air sungai yang selanjutnya di ubah menjadi energi listrik oleh mesin. Proses http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 perubahan energi ini melalui beberapa tahapan dan beberapa bagian mesin yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. 1.2 SEJARAH PERUSAHAAN 1.2.1 Sejarah Perusahaan Listrik Negara (PLN) Pada awal tahun 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran & Kebijakan Pengembang Sub Sektor Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 03 Oktober 1995, PT. PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PT. PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait. Pada tanggal 03 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, Manajemen Perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PT. PLN PJB I menjadi PT. Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam energi primer serperti air, batubara, panas bumi dan sebagainya. Namun demikian, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 dari pembangkit tersebut terdapat pula pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejarahan pada dasarnya usia PT. Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia. PT. INDONESIA POWER merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia yang mengelola 127 mesin pembangkit dengan total kapasitas terpasang (8.888 MW) dengan 8 Unit Bisnis Pembangkitan Utama di beberapa lokasi strategis di Pulau Jawa dan Bali. Unit-unit Bisnis Pembangkitan tersebut adalah : Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak & Grati dan Bali , serta Unit Bisnis yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP) Kiprah PT. Indonesia Power dalam pengembangan usaha penunjang di bidang pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT. Cogindo. Daya Bersama (saham 99,9%) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep cogeneration dan distributed generation, juga PT. Indonesia Power mempunyai saham 60% di PT. Arta Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha perdagangan batubara. Aktivitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan perusahaan di masa mendatang. 1.2.2 Sejarah Plta Bengkok PLTA Bengkok merupakan PLTA kedua yang didirikan belanda di indonesia, setelah PLTA plengan. PLTA Bengkok didirikan pada tahun 1923 dengan nama awal “ Central Bengkok “ (Gambar 1.1) yang berlokasi di kawasan dago utara dengan jumlah generator sebanyak tiga buah yang masing-masing berkapasitas 1500 KVA. Tiga unit turbin tersebut memanfaatkan head dari sungai cikapundung dan sungai cibarawi dengan ketinggian head maksimal 104 m. Pada awal pembangunan PLTA bengkok ini bertujuan untuk memasok kebutuhan listrik khususnya di daerah bandung utara. Walaupun sekarang energi listrik yang dihasilkan bisa jadi tersalur ke daerah lain di bandung karena interkoneksi antara pembangkit yang ada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 Gambar 1.1 Central Bengkok 1.2.3 Lokasi perusahaan Setelah kemerdekaan RI, PLTA Bengkok (Gambar 1.2) dimasukkan kedalam wilayah kerja sektor priangan, tetapi sejak 1 April 1994 bersamaan dengan beroperasinya PLTA Kracak di Kab. Bogor dan PLTA Ubrug di Kab. Sukabumi, Bengkok di alih operasionalkan sehingga berada dibawah koordinasi unit pembangkit saguling http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 Gambar 1.2 PLTA Bengkok UP Saguling terletak di area pegunungan bagian hulu sungai citarum, Rajamandala Jawa Barat. UP saguling membawahi 8 sub unit yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Sub-Sub unit tersebut adalah PLTA Saguling (700 MW), PLTA Dago Bengkok (3,85 MW) di bandung utara, PLTA Plengan (6,8 MW), PLTA Lamajan (19,5 MW), PLTA Cikalong (19,2 MW) di bandung selatan, PLTA Parakan Kondang (9,9 MW) di Kab. Sumedang, PLTA Ubrug (19,3 MW) di Pelabuhan Ratu Sukabumi, dan PLTA Kracak (18,9 MW) di barat Kota Bogor, Total produksi PLTA Saguling adalah 797,3 MW atau 9,4 % dari total produksi PT.INDONESIA POWER yaitu 8470 MW. (Tabel 1.3) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 1.2.4 Tabel Data unit UP Saguling (PT.Indonesia Power UP Saguling) MESIN DAYA PEMBANGKIT TERPASANG MERK TURBIN TAHUN OPERASI PER UNIT Saguling 1,2,3 dan 175 MW Toshiba 1985 Bengkok 1,2 dan 3 1,05 MW Escher Wyss 1923 Dago 07 MW Gebr-Stork 1923 Plengan 1,2 dan 3 1,08 MW Escher Wyss 1922 Plengan 4 2,02 MW B. Meier 1962 Plengan 5 1,61 MW Escher Wyss 1930 Lamajan 1 dan 2 6,52 MW Gebr-Stork 1925 Lamajan 3 6,52 MW Gebr-Stork 1934 Cikalong 1,2 dan 3 6,40 MW Neyrpic Alsthom 1961 Parakan Kondang 2,49 MW Escher Wyss 1955 2,46 MW James Leffel 1955 Kracak 1 dan 2 6,30 MW Gebr-Stork 1927 Kracak 3 6,30 MW Gebr-Stork 1958 Ubrug 1 dan 2 5,94 MW Gebr-Stork 1924 Ubrug 3 6,48 MW Gebr-Stork 1950 4 1,2 Parakan Kondang 3,4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 1.2.5 Visi dan Misi Perusahaan VISI Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan. Misi Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa yang bersahabat dengan lingkungan. TRUST US FOR POWER EXCELLENCE 1.3 STRUKTUR ORGANISASI PLTA BENGKOK Untuk menghasilkan energi listrik sebuah PLTA harus mempunyai aliran yang sesuai dan struktur organisasi (Gambar 1.4) yang bertugas untuk mengatur dan mengoperasikan mesin yang ada agar kebutuhan listrik terpenuhi. Pada PLTA Bengkok di kepalai oleh seorang supervisor senior yang membawahi langsung supervisor operasi dan pemeliharaan. Dalam tugasnya seorang supervisor senior akan dibantu oleh pelaksana administrasi umum dalam menjalankan tugasnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 SUPERVISOR SENIOR DADANG SUKANDAR PELAKSANA SENIOR ADMINISTRASI UMUM SUPERVISOR OPERASI DAN PEMELIHARAAN SANDY WIBOWO OPERATOR UNIT DAGO (A-D) OPERATOR UNIT BENGKOK (A-D) TEKNISI MESIN TEKNISI LISTRIK TEKNISI KONTROL DAN INSTRUMEN Gambar 1.4 Struktur Organisasi PLTA Bengkok (Sumber: Humas UP Saguling, 2016) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 1.3.1 Bagian-Bagian Komponen Struktur Organisasi dan Tugasnya Seperti yang terlihat pada gambar di atas, bagian-bagian organisasi PLTA bengkok terdiri dari supervisor senior, bagian operasi dan pemeliharaan, serta koperasi. 1) Supervisor Senior Tugas dari supervisor senior adalah untuk mengawasi seluruh seksi-seksi yang ada di bawahnya, menerima laporan hasil kerja seksi-seksi, memberikan pengarahan, bimbingan dan pembinaan kepada seluruh anggotanya dan melaporkan seluruh hasil pengawasan. 2) Pelaksana Senior Administrasi Umum Mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengatur inventaris, pembukuan. Membuat surat-surat dan membuat laporan persediaan gudang. 3) Supervisor Operasi dan Pemeliharaan Mempunyai tugas dan bertanggung jawab yang mencakup seluruh proses pembangkitan PLTA Bengkok, antara lain dari pemanfaatan air kolam tandur, pembangkit tegangan, perawatan dan pemeriksaan laporan hasil produksi daya yang dihasilkan. Dengan berdasarkan hasil laporan yang diperoleh supervisor operasi dan pemeliharaan dapat menentukan baik atau tidaknya sistem pembangkit. Bila terjadi kerusakan atau pergantian alat yang rusak dengan yang baru atau pengadaan barang, maka seksi operasi dan pemeliharaan akan melakukan maintenance/perawatan. Selain itu seksi operasi dan pemeliharaan juga bertugas mengatur jadwal pemeliharaan yang akan dilaksanakan dan melaporkan kegiatan pada supervisor senior. 4) Operator Operator bertugas untuk menjalankan dan memantau kerja mesin pada PLTA Bengkok. Operator akan melaporkan hasil kerja dan pengamatan berupa suhu pada mesin, debit air dan daya yang dihasilkan kepada pusat yaitu UP Saguling. Berikut ini adalah jadwal shift operator pada PLTA Bengkok : a. Pagi dari jam 07.00 sampai dengan jam 15.00 b. Sore dari jam 15.00 sampai dengan jam 22.00 c. Malam dari jam 22.00 sampai dengan jam 07.00 http://digilib.mercubuana.ac.id/