TINJAUAN HUKUM TINDAK PIDANA TERHADAP OBJEK SEWA BELI PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi Pada PT Federal International Finance Cabang Palu) Ahmad Alif/ STB: D 101 11 387 Pembimbing: 1. Dr. Benny Diktus Yusman, SH.,MH 2. Vivi Nur Qalbi, SH.,MH. SH.MH ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai penggelapan terhadap objek jaminan fidusia yang termasuk tindak pidana di PT Federal International Finance Cabang Palu. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini Bagaimanakah cara melakukan kejahatan terhadap benda-benda yang menjadi objek sewa beli di lembaga pembiayaan PT Federal International Finance dan bentuk pertanggungjawaban pidana debitur yang menggelapkan benda-benda obyek sewa beli di Lembaga PT Federal International Finance. Meode penelitian yaitu normatif-empiris. Hasil penelitian ini diketahui bahwa, Kejahatan terhadap benda yang menjadi objek sewa beli di lembaga pembiayaan PT Federal International Finance dengan cara melakukan kejahatan terhadap benda yang menjadi objek sewa beli, dengan cara mengalihkan barang kredit pada pihak lain tanpa persetujuan, dengan cara menjual, menggadaikan atau menyewakan, dengan cara melakukan kredit atas nama, membawa lari barang kredit ke luar daerah, mengambil sebagian atau mengurangi barang yang di kredit semuanya tanpa sepengetahuan dan persetujuan PT Federal International Finance. dan Pertanggungjawaban pidana terhadap adanya penggelapan obyek yang masih dalam kekuasaan dan milik orang lain maupun lembaga terjadi pergesaran dari hukum perdata menjadi tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 372 KUHP yang pelakunya dapat dipertanggungjawabkan mengenai perbuatan penggelapan dan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun. Disaranakan lembaga pembiayaan harus lebih selektif dalam memberikan kredit kepada para calon debitur yang ingin mengajukan kredit, sebab kredit yang akan dijalankani tidaklah dalam waktu singkat, sehingga mencegah terjadinya tindak pidana penggelapan. Kata Kunci: Penegakan Hukum, Penggelapan Barang Objek Sewa Beli pihak swasta semakin meningkat dalam pelaksanaan I.PENDAHULUAN pembangunan. Keadaan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung menuntut lebih aktifnya kegiatan A. Latar Belakang Masalah Sejalan semakin usaha. Salah satu bidang usaha pihak swasta pembangunan yang mengalami perkembangan adalah di nasional di semua bidang, maka peran serta bidang pembiayaan, khususnya pembiayaan meningkatnya dengan kegiatan barang elektronik, kendaraan bermotor dan bekas, fasilitas kredit bunga ringan serta gadai dengan jaminan surat-surat kendaraan. uang muka di bawah satu juta telah menjadi Adanya lembaga pembiayaan akan faktor pemikat yang mendorong konsumen memudahkan masyarakat mendapatkan dana, untuk memiliki barang mendatangi dealer sepeda motor produksi terbaru. Semakin banyaknya peminat elektronik dan kendaraan dengan mudah. kendaraan bermotor, membuat dealer terus Seperti yang terjadi di Kota Palu, terjadi berupaya memberikan fasilitas pembiayaan kepadatan hingga ke motor bekas dengan fasilitas lalulintas karena banyaknya jumlah kendaraan yang tidak sebanding kredit murah. dengan luas jalan yang tidak mengalami penambahan. Kepadatan mencapai Dalam pembelian secara kredit ini, mempergunakan dokumen kontrak. PT puncaknya pada jam-jam sibuk, terutama Federal International Finance (FIF) Melalui pada saat orang berangkat ke tempat kerja, perjanjian pembiayaan yang merupakan pulang kerja. perjanjian kontrak, dalam sekejap konsumen Kota Palu menjadi kota tujuan dapat segera dan dengan pendatang, perdagangan, pusat pendidikan, mendapatkan sepeda perindustrian diinginkannya. Konsumen sehingga dan laju sarana pertumbuhan transportasi, mudah motor yang hanya perlu penduduk membubuhkan tanda tangannya pada surat berjalan sangat cepat. Dengan cepatnya laju perjanjian sewa beli yang sudah dibuat dan pertumbuhan dipersiapkan oleh pihak dealer/pelaku usaha penduduk dan tingginya tingkat mobilisasi menyebabkan permintaan sebelumnya. terhadap alat transportasi pun meningkat, konsumen dan lembaga pembiayaan yang baik kendaraan pribadi maupun angkutan menyadari adanya konsekuensi dan berbagai umum khususnya kendaraan roda dua dan kemungkinan empat sehingga membuka peluang usaha kemudahan yang ditawarkan1. dalam sektor pembiayaan. Sejalan Bagi dealer-dealer atau penyalur kendaraan bermotor dan meningkatnya Namun, negatif tidak dibalik dengan kegiatan banyak berbagai semakin pembangunan lembaga nasional di semua bidang, maka peran serta pembiayaan, situasi ini sekaligus sebagai pihak swasta semakin meningkat dalam peluang untuk meningkatkan penjualan. Untuk pembelian sepeda motor baru dan 1 Yusuf Sofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya.Citra Aditya Bakti.Bandung 2003, Hlm. 220 pelaksanaan pembangunan. Keadaan cara pembeli mengangsur biaya tertentu tersebut baik secara langsung maupun tidak yang telah disepakati dan uang angsuran langsung menuntut lebih aktifnya kegiatan dianggap sebagai sewa sampai akhirnya usaha. Salah satu bidang usaha pihak swasta setelah pelunasan, barulah dianggap uang yang mengalami perkembangan adalah di angsuran itu sebagai uang pembelian yang bidang pembiayaan. dibeli sewa. Berbagai upaya dilakukan dalam meningkatan lembaga perdagangan dalam berbagai cara pembiayaan B. Rumusan Masalah 1. bidang usaha dan yang digunakan Bagaimanakah cara melakukan kejahatan terhadap benda-benda yang untuk menjadi objek sewa beli di lembaga mengamankan barang yang dikredit supaya pembiayaan PT Federal International tidak berpindah tangan, yang pada dasarnya Finance (FIF)? menciptakan lebih banyak variasi sistem 2. Bagaimanakah bentuk pemasaran barang yang telah ada. Semua ini pertanggungjawaban sebagai perkembangan dalam perjanjian sewa beli secara kredit kehidupan perekonomian pada umumnya yang menggelapkan benda-benda obyek dan kebutuhan masyarakat yang semakin sewa beli di Lembaga PT Federal meningkat International Finance (FIF). akibat dari tetapi tidak diikuti oleh pidana debitur kemampuan ekonomi untuk membeli secara kontan. Pihak lembaga pembiayaan melihat perkembangan kebutuhan II.PEMBAHASAN masyarakat A. Kejahatan Terhadap Objek Sewa sebagai peluang untuk memberikan kredit Beli Di Lembaga Pembiayaan PT dengan sistem sewa beli kepada masyarakat, Federal International Finance (FIF) disisi lain konsumen membutuhkan dana untuk mendukung kebutuhannya seperti Banyaknya lembaga pembiayaan kredit mobil, sepeda motor dan barang yang elektronik. melalui program kredit memberikan Sistem penjualan yang paling marak daya mempromosikan tarik tertentu produknya kepada calon dalam perdagangan adalah sistem sewa beli, pembeli. Kemudahan yang diberikan jual beli dengan angsuran atau sewa pihak (renting). Sistem ini dilaksanakan dengan bekerjasama pemilik barang dengan yang telah lembaga pembiayaan ringannya dapat syarat dilihat yang pada diajukan hukum yaitu tindak pidana penggelapan atau penrusakan barang. khususnya bagi calon pembeli secara Banyaknya kasus-kasus kredit. Calon pembeli hanya di minta penggelapan barang kredit yang terjadi untuk menunjukan identitas diri (KTP), oleh Keterangan Kartu Keluarga, rekening merugikan listrik serta keterangan lainya yang pembiayaan. Yang menjadi pemikiran dapat sekarang adalah dengan meningkatnya mengguatkan persetujuan kepemilikan barang kredit. Selanjutnya pembeli tindak (kreditur) bagi pidana sangatlah pihak lembaga penggelapan barang pihak penjual kredit yang menjadi jaminan lembaga yaitu lembaga pembiayaan. Dengan kerugian dari pembiayaan melakukan survei terhadap pihak penjamin oleh tindakan pembeli calon yang dengan rekanannya pembeli, apabila dianggap melakukan penggelapan, memenuhi kriteria serta syarat-syarat permasalahan lainnya adalah sulitnya yang diajukan maka calon dalam waktu penegak hukum dalam menangani kasus yang relatif cepat akan memiliki barang tersebut. yang diinginkan. Hal Adanya dikarenakan pada oleh yang dan pelaporan awal ringannya syarat yang dijadikan kriteria dirugikan merupakan bagi hukum calon kemudahan ini pembeli, menimbulkan dampak perdata yang permasalahan disebabakan positif adanya pelanggaran terhadap perjanjian maupun negatif. Dampak positif yaitu yang disepakati, namun dengan adanya meningkatnya pembeli yang secara penggelapan obyek yang masih dalam otomatis kekuasaan dan milik orang lain maupun dapat baik ternyata pihak meningkatkan pertumbuhan penjualan barang dan lembaga perkembangan lembaga pembiayaan, hukum menjadikan kasus tersebut bias, sedangkan dampak negatif yang sering karena terjadi pergesaran dari hukum terjadi adalah memberikan peluang atau perdata menjadi hukum pelanggaran potensi tindak pidana. bagi sebagin pembeli melakukan tindakan-tindakan melawan yang berdasarkan badan Pada dasarnya, aspek hukum pidana dan hukum perdata memiliki peran dan kesempatan yang sama untuk dan bunganya selama 3 (tiga) bulan melindungi setiap perjanjian. Namun, maka didalam praktek hukum keperdataan penarikan atau hukum kontrak sering terjadi para dikredit. Fakta dilapangan pihak puas pelaku yang tidak saran keterangan yang sebenarnya ketika merasa menggunakan hukum kurang solusi keperdataan sehingga bantuan berupaya atau melalui arbitrase pihak untuk meminta keberadaan menggunakan sarana hukum pidana . barang Alasan akan terhadap dan 2 Pada eksekutor barang yang yang banyak memberikan eksekutor barang melakukan menanyakan yang umum dikredit. yang sering diungkapkan adalah prinsipnya sistem kredit penjualan kebanyakan kendaraan bermotor yang berdasarkan 1) Barang yang dikredit sedang diperbaiki oleh teman, keluarga; kesepakatan antara pihak kreditur dan 2) Pelaku melakukan kredit atas pihak pembiayaa berdasarkan akta jual- nama, jadi tidak tahu menahu beli di mana dalam akta ini kreditur tentang keberadaan barang memiliki kredit tersebut; hak sepenuhnya terhadap barang yang di kuasai namun barang 3) Telah melakukan pengalihan tersebut masih milik sepenuhnya pihak kredit atau over kredit pada penjamin. pihak lain; Dalam menjalankan aktivitas 4) Pelaku sering merusak atau penjualan secara kredit PT FIF Cabang menghilangkan Palu, akan banyak resiko, baik perdata menyembunyikan maupun memenuhi unsur pidana yang onderdil barang kredit dengan harus sengaja. ditanggung oleh perusahaan. / sebagian Berdasarkan wawancara PT Federal International Finance (FIF) Cabang Palu, bahwa konsumen tidak membayar kredit barang yang telah jatuh tempo Penyelesaian di Kepolisian dilakukan apabila pihak kreditur tidak mau berdamai dengan PT Federal 2 Moeljatno. Asas-asas hokum pidana . bina aksara. Jakarta. Hlm.85 International Finance Cabang Palu, dengan terpaksa membuat laporan dan haruslah beracara lewat pengadilan pengaduan dengan prosedur biasa. Ini tentunya pengrusakan/penggelapan/pemalsuan akan banyak menghabiskan waktu dan identitas dalam bermohon kredit ke biaya, di samping hasilnya yang kurang pihak berwajib berjumlah 4 kasus memuaskan (7.15%). diharapkan. Selanjutnya pemeriksaan di mengetahui adanya dalam Kepolisian tahap tidak seperti yang dengan Pada awalnya sewa beli adalah pidana masalah perjanjian dalam ruang lingkup terhadap perbuatannya, pihak kreditur hukum perdata, tetapi permasalahan merasa ingin muncul dan menjadi perkara pidana atau karena adanya etikat tidak baik dari perbuatannya pembeli, dimana barang yang menjadi dengan ganti rugi. Menurut Bagian objek sewa beli, dijual, dialihkan atau suvervisi bahkan dibawa lari dan barang sudah takut sanksi sehingga menyelesaikan mempertanggujawabkan PT Federal International Finance Cabang Palu bahwa. diganti atau ditukar. Bahwa didalam perjanjian antara B. Pertanggungjawaban Pidana Debitur penjual sewa dan pembeliu sewa adalah Dalam Perjanjian Sewa Beli Secara adanya penegasan penyerahan barang Kredit Yang Menggelapkan Benda yang menjadi objek sewa beli untuk Obyek Sewa Beli dipinjam pakai saja. Disini berarti kepemilikan objke sewa beli masih Adakalanya suatu perjanjian tetap berada di tangan penjual sewa, telah memenuhi syarat-syarat sahnya maka konsekwensinya pembeli sewa suatu perjanjian tetapi tidak dapat tidak boleh memindahtangankan kepada terlaksana telah pihak lain tanpa seijin pihak penjula yang sewa. Kemudian apabila ternyata hal menyebabkan tidak terlaksananya suatu tersebut dilanggar oleh pihak pembeli perjanjian sewa, maka ia dapat dikenakan atau sebagaimana diperjanjikan, ada dan yang hal-hal mengakibatkan Wanprestasi. Tidak ada prosedur yang pelanggaran khusus penggelapan. terhadap eksekusi obyek perjanjian, karena itu jika ada sengketa pidana yaitu Pasal Penggelapan barang yang dikarenakan terjadi penyalahgunaan hak menjadi objek kredit sangat merugikan atau lembaga tersebut. dimana tindak pidana pengelapan diatur Masyarakat melakukan kredit terhadap dalam ketentuan Pasal 372 KUHP barang sebagai berikut: pembiayaan di perusahaan pembiayaan penyalagunaan kepercayaan dengan system pembayaran angsuran Barang siapa dengan sengaja dan yang melawan besarnya sesuai dengan hukum mengaku kesepakatan yang ditentukan dalam sebagai milik sendiri sesuatu perjanjian dan selama waktu tertentu. barang Tetapi dalam kenyataannya setelah sebagian adalah milik orang lain perjanjian tetapi kredir berjalan, banyak yang seluruh yang atau ada dalam bukan karena masyarakat menjadi yang melakukan kekuasaanya kejahatan melakukan kejahatan yang di ancam karena untuk membayar pengelapan Dengan pidan paling Bahkan menjual, lama empat tahun atau denda dengan kewajibannya angsuran. menggadaikan, menyewakan objek tidak menukar, barang kredit dan yang menjadi tersebut tanpa sepengetahuan dari Perbuatan dikatakan ini atau paling enam puluh rupiah. perusahaan. sebagai banyak Karena dalam prakteknya perbuatan yang dikemukakan di atas kejahatan penggelapan yang sangat merupakan merugikan perusahaan pembiayaan. pelanggaran tindak pidana di mana Adanya penggelapan obyek dalam suatu penggelapan sistematisnya barang dan yang yang masih dalam kekuasaan dan milik dikredit yang diambil dari toko / dealer orang lain maupun lembaga yang telah berdasarkan badan hukum menjadikan kesepakatan dengan akta jual beli kasus tersebut bias, karena terjadi sehingga muncul pihak ketiga yaitu pergesaran dari hukum perdata menjadi lembaga pembiayaan namun dalam hukum pidana. perjanjian dengan akta jual-beli sebelum pelanggaran terjadi pelunasan barang yang menjadi hukum antara kreditur dan penjamin objek sewa beli tersebut barang tersebut pelanggaran Timbulnya sengketa tindak mengalami proses yaitu masih dalam kekuasaan dan Menurut Pasal 1 huruf (a) pengawasan pihak pembiayaan dan si Keputusan Menteri Perdagangan dan pembeli hanya memiliki hak pakai atau Koperasi Nomor : 34/KP/II/80 tentang hak terjadi Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli penyalahgunaan hak di mana barang (Hire Purchase), Jual Beli dengan yang menjadi objek sewa beli yang Angsuran belum terjadi pelunasan oleh pembeli menyatakan bahwa : menikamti, pertama dijual namun Sewa (Renting) melakukan Sewa beli adalah jual beli barang penyerahan hak pembayaran terhadap dimana penjual melaksanakan pelunasan pembayaran kepada pembeli penjualan barang dengan cara kedua dan selanjutnya sehingga timbul memperhitungkan suatu wanprestasi terhadap kesepakatan pembayaran yang dilakukan oleh perjanjian jual-beli di antara ke dua pembeli dengan pelunasan atas belah pihak (pembeli pertama dengan harga badan pembiayaan). disepakati bersama dan yang Hal tanpa dan tersebut barang setiap yang telah merupakan diikat dalam suatu perjanjian, pelanggaran tindak pidana Pasal 372 serta hak milik atas barang KUHP tentang pengelapan meski dalam tersebut baru beralih dari penjual kasus penggelapan yang di lakukan oleh kepada pembeli setelah jumlah kreditur merupakan tindak pidana yang harganya dibayar lunas oleh berawal dari perdata yaitu mengenai pembeli kepada penjual. penyalahgunaan kekuasaan dan penyalahgunaan hak dan pelanggaran terhadap perjanjian dari perjanjian semacam ini adalah hak dan sepakati namun dengan tindakan yang kewajiban atas barang tersebut masih menjual berada pada yang menyewakan sebagai mengambil memindahtangankan, telah hukum di atau yang Konsekuensi sebagian, membawa lari pemilik barang, karena hak milik belum barang kredit yang masih pada masa beralih. Oleh karena statusnya hanya kredit merupakan suatu pelanggaran selaku pidana penggelapan. dilarang penyewa, maka mengalihkan penyewa benda yang dikuasainya. Penyewa terancam dengan pidana penggelapan jika ia sampai barulah berani menjualnya. tersebut. Selanjutnya Menurut Pasal 1 huruf (b) Keputusan dapat mengalihkan sewa Berkaitan dengan hal tersebut di Menteri atas, memenuhi unsur yang terdapat Perdagangan dan Koperasi Nomor : dalam Pasal 372 KUHP sebagai berikut: 34/KP/II/80 menjelaskan: Unsur Pertama Pasal 372 KUHP, yaitu Jual beli dengan angsuran adalah “dengan sengaja”, merupakan unsur jual beli barang dimana penjual subyektif. Dengan sengaja berkaitan melaksanakan penjualan barang dengan dengan cara dijelaskan lebih lanjut oleh Sianturi pelunasan pembayaran menerima tindak pidana penggelapan sebagai berikut3: yang dilakukan oleh pembeli dalam Pelaku menyadari bahwa ia beberapa kali secara melawan hukum memiliki harga angsuran atas barang yang telah sesuatu barang. disepakati bersama dan yang bahwa diikat dalam suatu perjanjian, sebagian atau seluruhnya milik serta hak milik atas barang orang tersebut beralih dari penjual menyadari bahwa barang itu ada kepada saat padanya oleh kekuasaannya pembeli barangnya pada diserahkan barang Menyadari lain, itu demikian atau pula ada dalam bukan karena kejahatan”. penjual kepada pembeli. adalah Menurut Lamintang,4 Jadi kesengajaan Dengan demikian, maka si dalam tindak pidana pembeli seketika sudah menjadi pemilik penggelapan ini termasuk dan kekurangan pembayarannya kepada kesengajaan sebagai maksud penjual akan dianggap sebagai hutang. yakni si pembuat menghendaki Jika sewa beli, maka dilarang mengoperkan sewa tanpa persetujuan yang menyewakan. Apabila diperbolehkan oleh yang menyewakan, 3 E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Storia Grafika, Jakarta, 1983, Hlm. 622 4 Lamintang, Delik-delik Khusus Kejahatankejahatan Terhadap Harta Kekayaan, Sinar Baru, Bandung, 1989, Hlm. 105 adanya akibat yang dilarang dari Unsur Ketiga Pasal 372 KUHP, yaitu perbuatannya. “suatu benda”, menurut Sugandhi adalah sebagai berikut6 : Unsur Kedua Pasal 372 KUHP ialah Yang dimaksudkan barang ialah “menguasai secara semua benda yang berwujud melawan hukum” Pengertian memiliki seperti uang, baju, perhiasan dan secara melawan hokum dijelaskan lebih sebagainya, lanjut sebagai berikut: binatang, dan benda yang tidak atau memiliki Menurut yurisprudensi Mahkamah Agung No. termasuk pula berwujud seperti aliran listrik 69 yang disalurkan melalui kawat K/Kr/1959 tanggal 11 Agustus serta yang disalurkan melalui 19595, memiliki berarti pipa. Selain benda-benda yang suatu benda bernilai uang pencurian pada bertentangan dengan sifat dari benda-benda yang tidak bernilai hak yang dimiliki atau benda itu. uang, asal bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah pemiliknya (melawan hukum) K/Kr/1956 dapat pula dikenakan Pasal ini. menguasai Agung No. 83 tanggal 8 Mei 1957, “memiliki yaitu menguasai sesuatu barang Hal tersebut berarti bahwa bertentangan dengan sifat dari pengertian barang diartikan secara luas, hak yang dijalankan seseorang yaitu tidak hanya terbatas pada benda atas barang-barang tersebut. yang berwujud, melainkan termasuk benda-benda yang tidak berwujud, Jadi apabila barang tersebut berada di namun mempunyai nilai ekonomis, bawah kekuasaannya bukan didasarkan misalnya aliran listrik, gas dan yang atas lainnya. kesengajaan secara melawan hukum, maka tidak dapat dikatakan Unsur ke Empat Pasal 372 KUHP sebagai telah melakukan perbuatan ialah memiliki kepunyaan orang lain”, dijelaskan oleh sesuatu barang secara “sebagian atau seluruhnya melawan hukum. 6 5 Ibid, Hlm. 106 R. Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya, Usaha Nasional, Jakarta, 1980, Hlm. 376 Sianturi bahwa: “Barang tersebut e. Jual beli dengan hak utama seluruhnya atau sebagian kepunyaan untuk membeli kembali oleh orang lain, berarti tidak saja bahwa sipenjual, kepunyaan itu berdasarkan perundang- f. Penitipan, undangan yang berlaku, tetapi juga g. Hak retensi, dan lain berdasarkan hukum yang berlaku. sebagainya tetapi juga Selanjutnya menjelaskan bahwa7: karena sesuatu hal yang Barang yang padanya dimaksud atau ada tidak bertentangan dengan kekuasaannya hukum seperti misalnya: ialah ada kekuasaan tertentu 1) Menemukan sesuatu pada seseorang itu terhadap benda di jalanan, di barang tersebut. Barang itu tidak lapangan, di suatu mesti secara nyata ada di tangan tempat umum, dan seseorang itu, tetapi dapat juga sebagainya; jika barang itu dititipkan kepada 2) Tertinggalnya suatu orang lain, tetapi orang lain itu barang tamu oleh tamu memandang bahwa si penitip itu sendiri di mobil inilah seseorang ketika ia yang berkuasa pada barang tersebut. Jadi yang ada dalam kekuasaannya bertamu; bukan 3) Terbawanya sesuatu karena kejahatan berarti barang barang orang lain yang itu berada sama sekali tidak padanya/kekuasaannya bukan disadarinya; dan lain saja karena suatu pelaksanaan perundangan yang sebagainya berlaku seperti : Hal tersebut barang berarti a. Peminjaman, apabila b. Penyewaaan, keseluruhan miliknya sendiri, maka c. Sewa-beli, tidak dapat dikatakan bahwa barang d. Penggadaian, tersebut adalah tersebut sebagian seluruhnya milik orang lain. 7 bahwa Sianturi Op.Cit. Hlm. 622 secara atau Unsur Kelima Pasal 372 KUHP, yaitu Honda warna hitam tanpa: Shock depan, “berada cakram depan dan belakang, lampu padanya bukan karena kejahatan”, dijelaskan oleh Lamintang 8 bahwa : depan, speedometer, batok lampu depan, saringan hawa, tutup magnet, Menunjukkan suatu kipas magnet, sebeng (anti lumpur), yang lidah tengah, lampu belakang, body, sifatnya nyata antara pelaku sayap depan, palang sadel belakang, dengan suatu benda tertentu”. tutup rantai, tromol cakram, satu unit Jadi jika barang tersebut berada sepeda motor Honda warna hitam, yang di tangannya melalui mengambil seluruhnya dari orang lain tanpa hak, maka kepunyaan orang lain, yaitu PT Federal tidak dapat dikatakan sebagai International Finance (FIF) Cabang telah melakukan penggelapan Palu, Jalan Danau Poso No. 12 A, melainkan tindak Ujuna. Kendaraan tersebut yang ada tindak dalam hubungan pidana adanya langsung melakukan lainnya yaitu pidana pencurian. atau sebagian kekuasaannya bukan adalah karena kejahatan, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut: Untuk memudahkan pemahaman terhadap terjadinya penggelapan atas - Pada hari Jumat tanggal 05 objek barang yang masih dalam kredit, April 2013 sekira pukul 14.00 penulis mengetengahkan contoh kasus WIB terdakwa datang ke PT yang terjadi pada pihak PT Federal Federal International Finance International Finance (FIF) Cabang Palu (FIF) Cabang Palu untuk pada Tahun 2011 sebagai berikut: mengajukan kredit satu unit Terdakwa yang bernama Udin sepeda motor Honda warna pada hari Rabu tanggal 08 Mei 2013 hitam yang sekira pukul 11.00 WIB bertempat di Jl. keadaan baik lalu pengajuan Kankung Palu Barat No. 30c, dengan kredit tersebut disetujui. sengaja dan melawan hukum memiliki - Kemudian barang sesuatu berupa satu unit sepeda berikutnya masih untuk yaitu dalam bulan tanggal Senin 20 Juni 2013 untuk 8 Lamintang, Op.Cit. Hlm. 106 pembayaran terdakwa cicilan tidak I - Kemudian pihak PT Federal dapat International Finance (FIF) membayar lalu pada hari Cabang Palu merasa Rabu 22 Mei 2011 sekira keberatan dengan melaporkan pukul 10.00 WIB, pihak PT kejadian tersebut ke Polres Federal International Finance Palu untuk pemeriksaan lebih (FIF) Cabang Palu datang ke lanjut dan akhirnya terdakwa rumah terdakwa untuk berhasil di tangkap berikut sepeda motor barang menarik tersebut dan ternyata sepeda buktinya dan diserahkan ke Polres Palu. motor tersebut tidak ada di rumah terdakwa namun Berdasarkan hasil persidangan, berada di teman terbukti melakukan penggelapan dan rumah terdakwa. memenuhi unsur yang terdapat dalam - Selanjutnya pihak PT Federal Pasal 372 KUHP. Dengan terpenuhinya International Finance (FIF) ketiga unsur-unsur sebagaimana yang Cabang Palu melihat keadaan disebutkan di atas, majelis hakim sepeda motor tersebut yang berkeyakinan bahwa terdakwa telah sudah dalam keadaan diganti, terbukti secara sah dan meyakinkan bukan bawaan aslinya, yaitu melakukan tindak pidana sebagaimana berupa: Shock depan, cakram yang diatur dalam Pasal 372 KUHP, depan dan belakang, lampu yakni depan, speedometer, batok Dengan penjelasan tersebut, tentunya lampu dengan, batok lampu unsur-unsur yang terdapat di dalam depan bawah, saringan hawa, Pasal 372 KUHP telah terpenuhi oleh tutup magnet, kipas magnet, tindakan-tindakan terdakwa, sehingga sebeng (anti lumpur), lidah perbuatan terdakwa dikenakan pasal tengah, penggelapan. lampu belakang, body, sayap depan, palang tindak Tindakan pidana penggelapan. dengan sengaja sadel belakang, tutup rantai, mengganti alat-alat kendaraan bermotor tromol cakram. yang menjadi objek perjanjian sewa beli dengan mengambil keuntungan di sebagai berikut: Dengan cara dalamnya, sedangkan pembayarannya mengalihkan barang kredit pada dalam keadaan macet dan berujung pihak lain tanpa persetujuan dan pada penarikan kendaraan oleh kreditur, sepengetahuan merupakan tindak pidana penggelapan, International Finance, dengan cara sebab keadaan kendaraan sudah tidak menjual, sesuai lagi dengan keadaan kendaraan menyewakan tanpa sepengetahuan ketika diserahkan kepada debitur. pihak Tindakan tersebut merupakan tindak pidana penggelapan, PT Federal menggadaikan PT Federal atau International Finance, dengan cara melakukan sebab kredit atas nama, membawa lari debitur dengan sengaja dan sadar barang menggelapkan alat-alat kendaraan yang mengambil sebagian atau seluruhnya bukan milik mengurangi barang yang di kredit debitur, dimana kendaraan tersebut pelanggaran tersebut diatur dalam tidak diperoleh melalui tindak pidana, Pasal 372 KUHPidana dan Pasal 23 melainkan melalui pengajuan kredit ayat (2) Undang-Undang No. 42 yang disetujui oleh pihak kreditur. Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Debitur menggelapkan yang alat-alat telah kredit Tindak kendaraan pidana umumnya ke luar daerah, sebagian atau tersebut dilakukan pada perdamaian bermotor yang di atasnya melekat untuk mengurangi resiko kerugian perjanjian pihak sewa beli harus mempertanggungjawabkan secara PT Finance Federal International (FIF) karena apabila ke proses hukum pidana perbuatannya tersebut, sebab dilanjutkan jelas belum kendaraan akan disita sebagai barang debitur buki sampai putusan berkekuatan kendaraan sepenuhnya tersebut menjadi milik sebelum pelunasannya dilakukan. hukum tetap. 2. III.PENUTUP A. Kesimpulan Bentuk Pertanggungjawaban pidana debitur dalam perjanjian sewa beli secara kredit yang menggelapkan 1. Cara melakukan kejahatan terhadap benda obyek sewa beli, ada awalnya benda yang menjadi objek sewa beli sewa beli adalah masalah perjanjian dalam ruang lingkup hukum perdata, tetapi permasalahan muncul dan menjadi bergerak dalam usaha pembiayaan dari harus lebih selektif dalam memberikan yang kredit kepada para calon debitur yang menjadi objek sewa beli, dijual, ingin mengajukan kredit, sebab kredit dialihkan atau bahkan dibawa lari yang akan dijalankani tidaklah dalam dan waktu singkat, namun berlangsung pembeli, pidana 1. Sebaiknya lembaga-lembaga yang karena adanya perkara B. Saran etikat tidak dimana barang sudah baik barang diganti atau ditukar. Adanya penggelapan obyek cukup yang masih dalam kekuasaan dan dibutuhkan milik orang lain maupun lembaga kemampuan melunasi hutang. terjadi pergesaran perdata menjadi dari hukum tindak pidana 2. Debitur lama, sehingga adanya yang sangat kelayakan mengajukan dan menjalani sewa beli atau kredit barang, sebagaimana diatur dalam Pasal 372 sebaiknya KUHP mencari keuntungan pribadi dengan yang pelakunya dipertanggungjawabkan dapat mengenai cara-cara tidak tertentu, berupaya sebab untuk tindakan perbuatan penggelapan dan Pasal 23 debitur yang semacam itu akan diminta ayat (2) Undang-Undang No. 42 pertanggungjawabannya Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia hukum pidana mengenai penggelapan dipidana penjara paling lama 2 (dua) dan Undang-Undang No. 42 Tahun tahun dan denda paling banyak Rp 1999 tentang Jaminan Fidusia. 50.000.000 (lima puluh juta) rupiah. di depan DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku / karya ilmiah: Yusuf Sofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya. Citra Aditya Bakti.Bandung 2003 E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Storia Grafika, Jakarta, 1983, Lamintang, Delik-delik Khusus Kejahatan-kejahatan Terhadap Harta Kekayaan, Sinar Baru, Bandung, 1989 R. Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya, Usaha Nasional, Jakarta, 1980. Moeljatno. Asas-asas hokum pidana . bina aksara. Jakarta. B. Undang-Undang Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 34/KP/II/1980 tentang Perjanjian Kegiatan Usaha Sewa Beli (hire-purchase) BIODATA PENULIS Nama : Ahmad Alif Tempat, tanggal lahir : Tawau, 23 Mei, 1992 Alamat : Jalan Srikaya II Alamat e-mail : [email protected] No. Telp/Hp : 085395666887