bab i pendahuluan - Repository IAIN Pekalongan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab memiliki peran yang sangat urgen. Lebih-lebih bagi umat
Islam. Hal ini disebabkan karena bahasa Arab merupakan bahasa ilmu
pengetahuan, baik ilmu-ilmu keagamaan maupun ilmu-ilmu yang lain.
Mayoritas ilmu-ilmu keagamaan baik tafsir, hadits, fiqh, tauhid dan lain
sebagainya tertulis dalam bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai bahasa Agama
mempunyai pengertian bahwa pemahaman terhadap ajaran-ajaran agama
secara benar merupakan suatu keharusan bagi para pemeluknya. Tidaklah
mungkin bagi seorang muslim untuk dapat melaksanakan kewajibankewajiban agama secara benar selama ia tidak memiliki pengetahuan yang
benar terhadap ajaran agamanya (islam), sedangkan ajaran-ajaran islam
terkandung di dalam al-Quran dan al-Sunah yang keduanya menggunakan
bahasa Arab. Sehingga dengan demikian bahasa Arab menjadi kunci bagi
pemahaman ajaran agama secara benar. 1
1
Ahmad Muhtadi Anshor,Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-Metodenya,
(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.1.
1
2
Berkaitan dengan itu, maka mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kitab
suci Al-Qur’an dengan tujuan mendalami dan mempelajari ajaran agama
Islam dari sumber aslinya bagi kaum muslimin merupakan kebutuhan.2
Di dalam Surat Yusuf ayat 2 Allah berfirman:
      
Artinya :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” 3
Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses pengajaran,
atau bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada muridmurid di sekolah. Dalam pengajaran bahasa Arab, metode merupakan salah
satu sarana untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut. Makin tepat
metodenya, diharapkan efektif pula dalam pencapaian tujuan pengajaran
tersebut.4
Pembelajaran bahasa Arab juga tidak lepas dari kegiatan menerjemahkan.
Bagi bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, kegiatan penerjemahan ini
sangat penting. Pada dasarnya penerjemahan bertujuan untuk menghasilkan
suatu karya terjemah yang dapat menghadirkan makna yang paling dekat
2
Nazri Syakur, Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: PT Bintang
Pustaka Abadi, 2010) hlm. 33.
3
Dept. Agama Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya,
(Jakarta: Pelita II, 1979), hlm. 347.
4
Ahmad Muhtadi Anshor, Op.Cit., hlm.53-55.
3
dengan makna bahasa sumber. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa menerjemahkan berarti menyalin atau memindahkan dari
suatu bahasa ke bahasa lain. Kata terjemah sendiri berasal dari bahasa Arab,
yakni ‫ج َمة‬
َ ‫ت َْر‬, yakni mengandung arti menjelaskan dengan bahasa lain atau
memindahkan makna dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. Penjelasan
senada juga dapat ditemukan, misalnya, dalam Oxford Advanced Learner‟s
Dictionaryyang menyebutkan bahwa translation is the process of changing
something that is written or spoken into another language ‘penerjemahan
adalah proses pengalihan suatu teks tulis atau lisan ke dalam bahasa lain’. 5
Dalam pembelajaran bahasa Arab memiliki empat kemahiran berbahasa
yang harus dicapai yaitu: kemahiran mendengar, kemahiran berbicara,
kemahiran membaca, dan kemahiran menulis. Kemahiran dapat diartikan
sebagai kecepatan, ketepatan, dan kecakapan dalam mengemban suatu tugas
atau pekerjaan. Setiap metode harus memenuhi salah satu atau lebih, dari
empat kemahiran tersebut. Salah satunya yaitu dalam kemahiran membaca,
membaca merupakan salah satu penyebab utama yang dapat membentuk
karakter dan menghaluskan budi pekerti seseorang, menambah pengetahuan,
wawasan dan pengalaman yang mungkin tidak ia dapatkan kecuali dengan
cara membaca. Membaca juga media siswa mendapatkan ilmu dalam masa
studinya. Siapa yang tidak membaca dengan baik tidak akan pernah
mendapatkan (ilmu) dengan baik, karena siapa yang menanam dia akan
5
M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm.21.
4
menuai. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengajaran
membaca, salah satunya yaitu metode terjemah. 6
Metode Translation yaitu metode menerjemahkan atau dengan kata lain
menyajikan pelajaran dengan menerjemahkan buku-buku bacaan berbahasa
asing ke dalam bahasa sehari-hari dan buku bacaan tersebut tentunya telah
direncanakan sebelumnya. Metode ini harus banyak mengajarkan latihan
menerjemahkan, bagaimana kata-kata itu harus diterjemahkan yang sesuai
dan demikian pula beberapa paradigma yang harus dihafalkan. Metode
translation atau menerjemahkan cocok untuk bagaimana memahami isi dan
maksud bukti berbahasa asing dengan kemahiran membaca dan mengerti
secara cepat, tidak untuk menggunakan bahasa lisan. 7
Menerjemahkan sebuah teks sejatinya tidak sekedar mengalihkan kata
demi kata, frase demi frase, atau kalimat demi kalimat yang terdapat dalam
bahasa sumber ke dalam bahasa target. Penerjemahan juga berarti merakit dan
mengungkapkan kembali gagasan naratif sebuah teks sumber ke dalam
bahasa target. Cara pengungkapan tentu harus mempergunakan kemasan
bahasa yang berterima sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Dengan
kata lain, penerjemahan idealnya bukan semata-mata memindahkan gagasan
dari teks sumber ke dalam teks target, melainkan juga mengungkapkan gaya
dan nunsa estetika bahasa sumber ke dalam bahasa target dengan kemasan
6
Abdullah al-Gali dan Abdul Hamid Abdullah, Menyusun Buku Ajar Bahasa Arab,
(Padang: Akademia Permata, 2012), hlm.31-37.
7
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Teras, 2011) hlm.94-96
5
yang paling mendekati. Selain itu, siswa juga dituntut untuk menguasai
perbendaharaan kosa kata.8
MAN 1 Pekalongan merupakan sekolah yang menerapkan metode
terjemah dalam pembelajaran bahasa Arab. 9 Dikarenakan bahasa Arab
merupakan bahasa asing, maka siswa dituntut menguasai dan menghafal kosa
kata-kosa kata bahasa Arab dalam proses pembelajarannya. Namun,
kebanyakan siswa cenderung merasa malas jika harus menghafal satu per satu
kosakata bahasa Arab dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
Selain itu alokasi waktu dalam pembelajaran bahasa Arab yang hanya 2 jam
dalam seminggu dirasa belum efektif dengan apa yang diharapkan. Maka dari
itu pendidik memilih metode yang sesuai bukan hanya siswa hafal kosa katakosa kata bahasa Arab. Melainkan, siswa juga dapat mengaplikasikan kosa
kata-kosa kata yang dihafalnya untuk menerjemahkan teks atau buku-buku
yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Selain itu, dengan metode terjemah kemampuan siswa dalam penguasaan
kosa kata bahasa Arab yang diterima semakin banyak dan dapat menambah
wawasan siswa, karena sejatinya menerjemahkan bukan hanya sekedar
mengalihkan kata demi kata, frase demi frase, atau kalimat demi kalimat yang
terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa target. Penerjemahan juga
berarti merakit dan mengungkapkan kembali gagasan naratif sebuah teks
sumber ke dalam bahasa target.
8
M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm.123.
9
Obervasi pada peroses pembelajaran bahasa Arab di MAN 1 Pekalongan, 2 Januari
2015.
6
Dari penjelasan di atas, bahwa pentingnya metode terjemah ini bagi siswa,
maka penulis tertarik untuk menelitinya dan mengambil judul pelaksanaan
metode terjemah bahasa Arab di MAN 1 Pekalongan. Adapun alasan-alasan
penulis memilih judul adalah sebagai berikut:
1.
Karena metode terjemah adalah suatu metode pembelajaran bahasa arab,
dan metode menerjemahkan dapat meningkatkan kemampuan kosakata
bahasa Arab siswa dan wawasan siswa, sehingga siswa sanggup
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Arab.
2.
MAN 1 Pekalongan adalah salah satu sekolah yang menerapkan metode
terjemah.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan metode terjemah bahasa Arab di MAN 1
Pekalongan?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode terjemah
bahasa Arab di MAN 1 Pekalongan?
Agar tidak terjadi kesalahan dalam
penafsiran, maka penulis
mengemukakan beberapa penegasan istilah-istilah yang berkaitan dengan
judul ini, beberapa istilah yang dianggap perlu untuk dijelaskan adalah
sebagai berikut :
7
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan,
keputusan, dsb).10
2.
Metode Terjemah
Istilah metode secara etimologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu
methodos yang berasal dari kata “meta” dan “hodos”, kata meta berarti
cara atau melalui, sedangkan hodos berarti jalan. Sehingga metode berarti
jalan yang harus dilalui , cara melakukan sesuatu atau prosedur.11
Terjemah yaitu menjelaskan dengan bahasa lain atau memindahkan
makna dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. 12
Metode Translation yaitu metode menerjemahkan atau dengan kata
lain menyajikan pelajaran dengan menerjemahkan buku-buku bacaan
berbahasa asing ke dalam bahasa sehari-hari dan buku bacaan tersebut
tentunya telah direncanakan sebelumnya. 13
3.
Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan bahasa asing yang telah diresmikan oleh
PBB dan digunakan sebagai bahasa Internasional dan memiliki peranan
penting dalam berbagai bidang.
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
(Jakarta: PT. Gramedia, 2012 cet.IV), hlm. 774.
11
Sunhaji, Strategi Pembelajaran, Konsep, Dasar, Metode, dan Aplikasi dalam Proses
Belajar Mengajar, (Yogyakarta, Grafindo Litera Media: 2009), hlm. 38.
12
M. Zaka Alfarisi, Op.Cit., hlm.21.
13
Wa Muna, Op.Cit., hlm. 94-96.
8
Dalam penelitian ini yang dimaksud bahasa Arab adalah salah satu
mata pelajaran yang diajarkan di MAN 1 Pekalongan yang menekankan
pada keterampilan membaca siswa dengan metode terjemah.
Adapun pembatasan masalah dari judul skripsi ini adalah suatu
penelitian untuk mengetahui pelaksanaan metode terjemah bahasa Arab
siswa, karena dalam proses pembelajaran bahasa Arab dalam
pelaksanaannya banyak siswa yang masih kurang dalam perbendaharaan
kosa kata bahasa Arab, serta apa saja faktor pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaannya. Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas XII
MAN 1 Pekalongan tahun 2015/2016.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan metode terjemah bahasa
Arab di MAN 1 Pekalongan.
2. Untuk mendeskripsikanapa saja faktor pendukung dan penghambat
metode terjemah bahasa Arab siswa kelas XII di MAN 1 Pekalongan.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
9
1. Kegunaan Teoritis
a. Penelitian
ini
pengetahuan
diharapkan
khususnya
dapat
bagi
menambah
para
pendidik
khazanah
dalam
ilmu
proses
pembelajaran bahasa Arab.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pengembangan
pelaksanaan metode terjemah bahasa Arab.
2. Kegunaan Praktis
a. Memberikan kontribusi positif bagi pengajaran bahasa Arab.
b. Memberikan informasi yang tertulis bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitian selanjutnya.
E. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Teoritis
Istilah metode secara etimologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu
methodos yang berasal dari kata “meta” dan “hodos”, kata meta berarti
cara atau melalui, sedangkan hodos berarti jalan. Sehingga metode berarti
jalan yang harus dilalui , cara melakukan sesuatu atau prosedur.14
Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran. Metode
mengajar merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan
bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan
mengajar makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan
efisien kegiatan belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa
14
Sunhaji, Strategi Pembelajaran, Konsep, Dasar, Metode, dan Aplikasi dalam Proses
Belajar Mengajar, (Yogyakarta, Grafindo Litera Media: 2009), hlm. 38
10
pada akhirnya akan menunjang dan menghantarkan keberhasilan belajar
siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. 15
Membaca merupakan salah satu penyebab utama yang dapat
membentuk karakter dan menghaluskan budi pekerti seseorang, menambah
pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang mungkin tidak ia dapatkan
kecuali dengan cara membaca. Membaca juga media siswa mendapatkan
ilmu dalam masa studinya. Siapa yang tidak membaca dengan baik tidak
akan pernah mendapatkan (ilmu) dengan baik, karena siapa yang menanam
dia akan menuai. 16 Metode translation atau menerjemahkan cocok untuk
bagaimana memahami isi dan maksud bukti berbahasa asing dengan
kemahiran membaca dan mengerti secara cepat, tidak untuk menggunakan
bahasa lisan.17
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
disebutkan
bahwa
menerjemahkan berarti menyalin atau memindahkan dari suatu bahasa ke
bahasa lain. Kata terjemah sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni ‫ج َمة‬
َ ‫ت َْر‬
yang mengandung arti menjelaskan dengan bahasa lain atau memindahkan
makna dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. Penjelasan senada juga dapat
ditemukan,
dalam
Oxford
Advanced
Learner‟s
Dictionaryyang
menyebutkan bahwa translation is the process of changing something that
15
Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:
Gaung Press, 2007) hal. 133
16
Abdullah al-Gali dan Abdul Hamid Abdullah, Menyusun Buku Ajar Bahasa Arab,
(Padang: Akademia Permata, 2012), 31
17
Wa Muna, Op.Cit., hlm. 94-96.
11
is written or spoken into another language ‘penerjemahan adalah proses
pengalihan suatu teks tulis atau lisan ke dalam bahasa lain’. 18
Ketika membaca sebuah teks, sesungguhnya kita sedang melakukan
penerjemahan.
Berkaitan
dengan
hal
ini
misalnya,
Gadamer
mengungkapkan bahwa reading is already translation and translation in
translation for the second time ‘membaca sudah merupakan penerjemahan
dan penerjemahan adalah penerjemahan untuk kedua kalinya’. Dari
pernyataan ini terungkap bahwa membaca juga sebenarnya merupakan
kegiatan menerjemahkan. Sebab ketika membaca, baik dalam bahasa yang
sama maupun dalam bahasa asing, seseorang berusaha menebak apa yang
dimaksud dalam bacaan tersebut. Ketika menebak-nebak maksud sebuah
kalimat itulah sesungguhnya sedang terjadi proses penerjemahan. Hal ini
berarti bahwa orang yang sedang membaca, siapa pun ia, pada dasarnya
sedang memainkan peran sebagai penerjemah, baik dalam tataran
intralingual, interlingual, maupun intersemiotik. 19
Kegiatan penerjemahan sesungguhnya bukan hal yang baru dalam
peradaban manusia. Boleh jadi penerjemahan sudah ada sejak peradaban
manusia itu sendiri ada, baik pada tataran-meminjam istilah Jacobsonintralingual translation ‘penerjemahan intralingual’, maupun intersemiotic
translation ‘penerjemahan intersemiotik’. Konon di kawasan TimurTengah, tepatnya di Kota Elba Kuna, ditemukan kamus tertua yang sudah
berumur antara 6.000-10.000 tahun. Di era globalisasi ini komunikasi
18
19
M. Zaka Alfarisi, Op.Cit., hlm.21.
Ibid.,
12
lintas bahasa dalam bentuk penerjemahan masih eksis, bahkan cenderung
semakin penting. No global communication without translation‟ tak ada
komunikasi global tanpa penerjemahan’, demikian ujar Newmark. Tak
terkecuali kegiatan penerjemahan dari bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia juga semakin marak seiring dengan meningkatnya ghirah
„semangat’ keberagamaan umat Islam di Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya buku terjemahan, terutama yang berhubungan dengan
khazanah keislaman, seperti Al-Quran, Hadis, tafsir, fikih, akhlak, akidah,
tasawuf, dan lain-lain. 20
Terjemah merupakan keterampilan (skillfull) menangkap pikiran yang
diungkapkan dengan bahasa Arab atau bahasa lainnya, kemudian
menginformasikan pikiran itu kepada orang lain dengan bahasa Indonesia
atau sebaliknya secara lisan atau tulisan. Pendekatan terjemah sangat
berguna untuk memudahkan seseorang dalam menangkap pikiran yang
diungkapkan dalam bahasa Arab dan menginformasikannya kembali diri
atau orang lain. 21
2. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang metode terjemah sudah banyak dilakukan.
Penelitian-penelitian tersebut memiliki peranan sangat besar. Penelitian itu
memberikan arahan yang cukup membantu bagi peneliti berikutnya.
20
21
Hlm. 181.
M. Zaka Alfarisi, Op.Cit, hlm.21.
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung: Humaniora, 2007).
13
Sedangkan, beberapa penelitian yang secara tidak langsung berkaitan
dengan penelitian ini di antaranya sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fahaddudin yang
berjudul “Pembelajaran Kitab Kuning Melalui Metode Tarjamah di
Pondok Pesantren Al-Munawwir Yogyakarta”. Dalam penelitian ini
membahas
tentang
penerapan
metode
pembelajaran
tarjamah
menggunakan metode makna gundul dan gramatika-tarjamah, kedua
metode ini masih dirasa efektif sesuai tujuan madrasah diniyyah. 22
Kedua, penelitian Emha Adieb Prasetyo Utomo yang berjudul
“Pembelajaran
Terjemah
Kitab
Kuning
di
Madrasah
Diniyyah
Suryawiyyah Kudus”. Dalam penelitian ini membahas tentang penerapan
pembelajaran terjemah kitab kuning di Madrasah Diniyyah Suryawiyyah
Kudus berjalan dengan baik yakni santri menjadi lebih aktif dalam praktik
penerjemahan.
Keaktifan
santri
terlihat
dari
seringnya
santri
menerjemahkan kitab dan menjelaskan materi yang sedang dipelajari,
setelah Ustadz membacakan dan menerjemahkan kata per kata.23
Ketiga, penelitian Fatih Al Fahmi yang berjudul“Problematika
Penerjemahan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia pada siswa kelas
x Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Pacitan Tahun Ajaran 2011/2012”.
Dalam penelitian ini membahas tentang tingkat kesalahan tarjamah siswa
22
Muhammad Fahaddudin,”Pembelajaran Kitab Kuning Melalui Metode Tarjamah di
Pondok Pesantren Al-Munawwir Yogyakarta”,http://digilib.uin-suka.ac.id/15144/ . diakses
pada hari rabu tanggal 8 April 2015 pukul 09:50.
23
Emha Adieb Prasetyo Utomo,”Pembelajaran Terjemah Kitab Kuning di Madrasah
Diniyyah Suryawiyyah Kudus”,http://digilib.uin-suka.ac.id/13567/, diakses pada hari rabu
tanggal 8 April 2015 pukul 09:56.
14
kelas X Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Pacitan dalam memilih padanan
kosa kata, penggunaan struktur kalimat dan dalam menentukan padanan
makna dari idiom-idiom bahasa Arab.24
Tiga penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang akan penulis
teliti. Karena penelitian ini difokuskan pada:
a. Berbeda dengan penelitian di atas penelitian ini akan mengkaji
bagaimana metode latihan penerjemahan teks bahasa Arab, sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh saudara Muhammad Fahaddudin dan
saudara Emha Adieb Prasetyo Utomo, dalam penelitian mereka
membahas tentang pembelajaran terjenah kitab kuning, dan penelitian
saudara Fatih Al Fahmi membahas tentang problematika penerjemahan
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
b. Judul penelitian yang akan di teliti yaitu tentang metode latihan
penerjemahan teks bahasa Arab, sedangkan penelitian sebelumnya itu
meneliti tentang pembelajaran kitab kuning, dan problematika
penerjemahan.
c. Subyek penelitian yang akan dilakukan penulis adalah siswa kelas XII
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh saudara Muhammad Fahaddudin yaitu santri di Pondok
Pesantren Al-Munawwir Yogyakarta, penelitian saudara Emha Adieb
Prasetyo Utomo yaitu siswa di Madrasah Diniyyah Suryawiyyah
24
Fatih Al Fahmi,”Problematika Penerjemahan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia
pada siswa kelas x Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Pacitan Tahun Ajaran
2011/2012”,http://digilib.uinsuka.ac.id/1027/1/BAB%20I%2C%20BAB%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, diakses pada
hari minggu tanggal 29 Maret 2015 pukul 11:46.
15
Kudus, dan penelitian saudara Fatih Al Fahmi yaitu siswa kelas x
Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Pacitan Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Kerangka Berfikir
kerangka berfikir berisi gambaran pola hubungan antarvariabel atau
kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah
yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis yang dilakukan.
Berdasarkan analisis teori di atas, maka peneliti merumuskan kerangka
berfikir sebagai berikut:
METODE TERJEMAH
PELAKSANAAN METODE TERJEMAH
FAKTOR PENDUKUNG
FAKTOR PENGHAMBAT
Ketika membaca sebuah teks, sesungguhnya kita sedang melakukan
penerjemahan.
Berkaitan
dengan
hal
ini
misalnya,
Gadamer
mengungkapkan bahwa reading is already translation and translation in
translation for the second time ‘membaca sudah merupakan penerjemahan
dan penerjemahan adalah penerjemahan untuk kedua kalinya’. Dari
16
pernyataan ini terungkap bahwa membaca juga sebenarnya merupakan
kegiatan menerjemahkan. Sebab ketika membaca, baik dalam bahasa yang
sama maupun dalam bahasa asing, seseorang berusaha menebak apa yang
dimaksud dalam bacaan tersebut. Ketika menebak-nebak maksud sebuah
kalimat itulah sesungguhnya sedang terjadi proses penerjemahan. Hal ini
berarti bahwa orang yang sedang membaca, siapa pun ia, pada dasarnya
sedang memainkan peran sebagai penerjemah, baik dalam tataran
intralingual, interlingual, maupun intersemiotik. 25
Dalam pembelajaran bahasa Arab kegiatan menerjemahkan tidak dapat
disampingkan. Karena dengan menerjemahkan siswa dengan terbiasa
dapat mengingat kosa kata-kosa kata bahasa Arab dengan sedikit demi
sedikit akan menjadi maksimal sehingga perbendaharaan kosa kata bahasa
Arab siswa dapat bertambah dan dengan menerjemahkan siswa juga
membaca teks bahasa Arab, sehingga siswa dapat membaca teks bahasa
Arab dengan baik dan dapat melafalkan kata bahasa Arab dengan baik,
sehingga pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan efektif.
Kegiatan penerjemahan sangat penting, terutama pada pembelajaran
bahasa Arab, ketika membaca teks bahasa Arab kitadituntut untuk
menerjemahkan, sehingga kita bisa mengerti maksud dan tujuan dari teks
bahasa Arab tersebut. Terutama umat Islam, yang kita tahu bahwa kitab
suci umat Islam adalah Al-qur’an yang ditulis dengan menggunakan
bahasa Arab.
25
M. Zaka Alfarisi, Op.Cit, hlm.21.
17
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dekriptif kualitatif, yaitu
strategi dan teknik penelitian yang digunakan untuk memahami
masyarakat,
masalah
atau
gejala
dalam
masyarakat
dengan
mengumpulkan fakta sebanyak mungkin dalam bentuk verbal bukan
dalam bentuk angka-angka26
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research),
merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah praktis dalam masyarakat.27 Dalam pemecahan
masalah ini menggunakan bantuan data yang ada di lapangan yaitu
MAN 1 Pekalongan.
2. Sumber Data
Bedasarkan sumbernya, data penelitian dibagi menjadi dua macam
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a.
Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.28 Dalam penelitian ini
hlm.20.
26
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),
27
Murdalis, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm 28.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (:CV.Alfabeta, 2008),
28
hlm.137.
18
sumber data primer dalam penelitian ini meliputi kepala sekolah, guru
bahasa Arab, dan para siswa.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpul data.29 Sumber data sekunder
peneliti yaitu buku-buku, literatur-literatur, jurnal dan dokumendokumen lain yang relevan dengan masalah yang diteliti yang
kemudian untuk dijadikan referensi.
3. Metode Pengumpulan Data
Data diartikan sebagai fakta atau informasi yang diperoleh dari yang
didengar, diamati, dirasa dan dipikirkan peneliti dari tempat dan aktifitas
yang diteliti. 30 Dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakanpengamatan dengan menggunakan pancaindera terhadap
obyek penelitian.31
Metode observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran secara
rinci dan memperoleh data yang berkaitan dengan keadaaan MAN 1
29
Ibid, hlm.137.
Harun Rasyid, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama, (Pontianak:
STAIN, 2000), hlm. 36.
31
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 11.
30
19
Pekalongan dan proses pelaksanaan metode terjemah bahasa Arab di
MAN 1 Pekalongan.
b. Metode Interview (wawancara)
Wawancara mendalam merupakan percakapan antara peneliti
dengan dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh
peneliti pada subyek atau sekelompok subyek untuk dijawab.32
Data wawancara
mendalam
berkaitan dengan komponen-
komponen pembelajaran mulai dari tujuan sampai evaluasi yang
keterangannya diperoleh dari guru mata pelajaran bahasa Arab kelas
XII dan siswa kelas XII di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan.
Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data-data
dengan mengadakan wawancara kepada guru bahasa Arab untuk
memperoleh informasi tentang pelaksanaan metode terjemah dan
keterangan lainnya tentang pembelajaran bahasa Arab dan para siswa
di MAN 1 Pekalongan untuk memperoleh informasi tentang faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode terjemah.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode dengan mencari data
mengenai segala sesuatu yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, agenda dan lainnya. 33
32
Burhan Bungin, Op.Cit, hlm. 108.
Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998 ), hlm.206.
33
20
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai
siswa MAN 1 Pekalongan, profil MAN 1 Pekalongan, keadaan guru,
karyawan serta sarana dan prasarana.
4. Teknik Analisa Data
Setelah data-data diperoleh peneliti maka selanjutnya yang dilakukan
oleh peneliti antaralain:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi dipilih dan diklasifikasikan mana yang diperlukan dan
tidak diperlukan.Mereduksi data ini juga bisa berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya.34
b. Display Data
Yang
dimaksud
dengan
display
data
adalah
menyajikan
sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 35 Jadi datadata yang telah diperoleh peneliti disortir dan kemudian disajikan.
c. Verifikasi Data
Menurut Miles dan Huberman, verifikasi data dan penarikan
kesimpulan yaitu upaya untuk mengartikan data yang ditampilkan
34
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 62.
Imam Suparyogo dan Tobroni,Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 194.
35
21
dengan
melibatkan
pemahaman
peneliti.36
Kesimpulan
yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang demikian itu merupakan kesimpulan yang
kredibel.37 Data yang terkumpul tidak selamanya memiliki kebenaran
yang tinggi sesuai dengan fokus penelitian, mungkin terjadi
kekurangan dan ketidakl engkapan data. Untuk itu diperlukan
pemeriksaan keabsahan data agar data penelitian benar-benar
memiliki kredibilitas yang tinggi.
36
Harun Rasyid,Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama, (Pontianak:
STAIN, 2000), hlm. 71.
37
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 99.
22
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima
bab, terdiri dari:
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Metode Terjemah, pengertian metode terjemah, tujuan
metode terjemah, jenis-jenis metode terjemah, syarat-syarat terjemah dan
penerjemah, langkah-langkah metode terjemah, teknik penerapan metode
terjemah, kelebihan dan kekurangan metode terjemah.
Bab III Pelaksanaan Metode Terjemah Bahasa Arab di MAN 1
Pekalongan: tentang gambaran umum MAN 1 Pekalongan yang meliputi:
profil, sejarah dan perkembangannya, visi dan misi, struktur organisasi,
sarana dan prasarana. Kemudian tentang pelaksanaan metode terjemah
bahasa Arab di MAN 1 Pekalongan, dan faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan metode terjemah di MAN 1 Pekalongan.
Bab IV Analisis Tentang Pelaksanaan Metode Terjemah Bahasa
Arab di MAN 1 Pekalongan, meliputi: analisis pelaksanaan metode
terjemah bahasa Arab di MAN
1 Pekalongan dan analisis
faktor
pendukung dan penghambat metode terjemah bahasa Arab di MAN 1
Pekalongan.
Bab V Penutup, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan hasil, dan
saran-saran.
Download