DRAFT NASKAH BUKU SAKU Dito Anurogo, S.Ked. April, 2008

advertisement
Tips Praktis Mengenali 123 Penyakit
DRAFT NASKAH BUKU SAKU
Dito Anurogo, S.Ked.
April, 2008
Kata Pengantar
Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, M.A.
(Guru Besar Tasawuf dan Trainer Seni Menata Hati)
==================================================================================
Assalamu'alaikum wr. wb.
Mahasuci Allah swt, yang telah menjadikan segalanya berpasangan. Antara lain ada penyakit, ada obatnya.
"Dan apabila aku sakit, Dia (Allah)-lah Yang menyembuhkanku."
(QS. Asy syu'araa 26: 80)
"Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya,
maka dengan izin Allah penyakit itu akan sembuh." (HR. Muslim dan Ahmad)
Ada fenomena baru dalam dunia kedokteran yang disebut psychoneuroimmunology. Yakni dengan terapi
spiritual, jiwa menjadi tenang, lalu sel-sel saraf dan faktor imun tubuh (diantaranya Interleukin-6) akan
bekerja lebih baik dan aktif. Sehingga tubuh menjadi sehat. Lebih lanjut baca buku saya: "Zikir
Menyembuhkan Kankerku".
Oleh karena itu, amatlah menarik untuk direnungkan kesimpulan dari penelitian Snyderman (1996): terapi
medis saja tanpa disertai dengan doa dan zikir, tidaklah lengkap; sebaliknya doa dan zikir saja tanpa disertai
terapi medis, tidaklah efektif. Hal ini diperkuat oleh penelitian Christy (1998) yang berjudul "Prayer as
Medicine". Jelaslah bahwa terapi medis dan terapi spiritual takkan dapat dipisahkan. Keduanya saling
melengkapi.
Alhamdulillah, buah karya Dito Anurogo ini memudahkan pembaca untuk memahami sekaligus mengatasi
101 penyakit. Senada dengan Snyderman dan Christy, kami sependapat dengan penulis yang
mencantumkan terapi "beribadah" untuk mempercepat penyembuhan penderita stres, depresi, kanker jiwa,
dan kanker lainnya, tentunya ditunjang oleh terapi medis. Inilah sentuhan lain dalam dunia pengobatan yang
menarik untuk diketahui.
Akhirul kalam, semoga buku ini bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Semarang, April 2008
1
Kata Pengantar
Dr. dr. H.M. Rofiq Anwar, Sp.PA.
Rektor Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Semarang
==================================================================================
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada
nabi Muhammad saw. keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir masa.
Kami bersyukur atas terbitnya buku saku karya mahasiswa kami, Dito Anurogo, S.Ked. Berbagai kemudahan
menjadikan buku ini istimewa. Mudah dipahami, mudah diterapkan, dan mudah dibawa kemana-mana.
Untuk pembaca, ada mutiara dari Belanda yang menarik untuk direnungkan "men is nooit te oud om te
leeren" yang berarti "manusia tak pernah terlalu tua untuk belajar"
Untuk Ananda Dito, kami ucapkan selamat! Teruslah menulis! Dunia menanti karya-karya Ananda!
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Semarang, April 2008
1
Petunjuk dari Penulis
A tudás hatalom
"Pengetahuan adalah Kekuatan"
(Peribahasa Hungaria)
™ Tetaplah berkonsultasi ke dokter, karena buku ini bukanlah pengganti dokter atau
resep dokter. Kami sangat menganjurkan pembaca untuk membaca sumber yang
disebutkan di referensi dan kepustakaan lainnya yang menunjang dan terbaru (up-todate), misalnya sumber dari WHO, Departemen atau Dinas Kesehatan, dll.
™ Bedakanlah antara gejala, sindrom, dan penyakit. Gejala (symptom) adalah
perubahan fungsi tubuh yang dirasakan penderita dan berhubungan dengan penyakit
tertentu, misalnya: kejang, demam, nyeri, lelah (fatigue). Sindrom (syndrome) adalah
kumpulan dari gejala, misalnya: AIDS.
Penyakit (disease) adalah memburuknya
kesehatan atau fungsi tubuh yang abnormal, misalnya: kanker.
™ Ingatlah bahwa:
1. mencegah lebih baik daripada mengobati.
2. dokter tidak dapat menyembuhkan, hanya Allah yang dapat menyembuhkan.
3. kebanyakan penyakit bersumber dari hati, pikiran, dan perut.
™ Semua usaha untuk memperoleh kesembuhan sebaiknya diiringi terapi spiritual
(berdoa, beribadah) dan semangat (untuk sembuh) dari diri sendiri agar hasilnya
lebih maksimal dan optimal. Yang terpenting, yakinlah bahwa semua penyakit ada
obatnya.
™ Kami menyatakan dengan sejujurnya bahwa:
1. Logo Caduceus di cover adalah karya Cahya Legawa Fakultas Kedokteran UGM
2. Karya ini bersumber dari berbagai referensi dan pengalaman para ahli.
™ Kami juga tidak sedang bekerjasama dengan perusahaan obat, farmasi, jamu,
rumah sakit, atau pihak manapun. Kami menjamin karya ini bersifat netral.
™ Konsultasi, pertanyaan, saran, atau masukan silakan dikirim melalui:
1. pos ke: JL. Cinde Barat 4 Semarang 50256, Jawa Tengah atau
2. email ke: [email protected]
Insya Allah akan dibalas / ditanggapi.
Semarang, April 2008
Dito Anurogo
Daftar Isi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
Isi
Halaman setelah Cover
Kata Pengantar Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, M.A.
Kata Pengantar Dr. dr. H.M. Rofiq Anwar, Sp.PA.
Petunjuk
Daftar Isi
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
Alzheimer
Ambeien
Anemia Defisiensi Besi
Anthrax
Apendisitis (Radang Usus Buntu)
Artritis Reumatoid
Asma
Autisme
Batu Ginjal
Batuk
Batuk darah (Hemoptysis)
Bau Mulut (Halitosis)
Beriberi
Biang keringat (Miliaria)
Bronkitis
Busung Lapar
Cacar
Cacar Air
Campak
Cemas
Chikungunya
Demam (Fever)
Demam Berdarah Dengue
Depresi
Dermatitis Popok
Diabetes Insipidus (DI)
Diabetes Melitus (DM)
Diare Akut
Diare Kronis
Difteri (Diphtheria)
Disfungsi Ereksi
Eksim
Epilepsi
Flu Burung (Avian Influenza)
Gangren
Gagal Jantung
Gegar Otak
Gudik
Hemofilia A
Hemofilia B
Hemofilia C
Hepatitis A (HAV)
Hepatitis B (HBV)
Hepatitis C (HCV)
Hepatitis D (HDV)
Hepatitis E (HEV)
Hepatitis F (HFV)
Hepatitis G (HGV)
Hernia
Herpes Simpleks (HS)
Herpes Zoster (HZ)
Influenza
Jerawat
Kaki Gajah
Kanker Jiwa
Kanker Kulit
Kanker Leher Rahim (Cervix Cancer)
Kanker Payudara (Breast Cancer)
Karies Gigi
Katarak
Kejang (Seizure)
Kencing Nanah (Gonore)
Keringat Berlebihan
Halaman
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
Kolera
Konjungtivitis Akut
Konjungtivitis Kronis
Kurap
Kusta (Lepra)
Kutu Air (Tinea Pedis)
Kwashiorkor
Leptospirosis
Leukemia
Lupus
Malaria
Mata Kering
Menopause
Menopause pada Pria (Andropause)
Migren
Mimisan
Muntah
Muntah darah (hematemesis)
Ngompol (Enuresis)
Nyeri Punggung
Nyeri Senggama
Nyeri Tengkuk
Osteoartritis
Panu
Parkinson
Patah Tulang
Patek
Penyakit Jantung Koroner
Persalinan Prematur
Pikun
Polio
Pria Berpayudara Besar
Rabies
Radang Paru-paru (Pneumonia)
Radang Payudara (Mastitis)
Raja Singa
Retardasi Mental
Sariawan
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
Selulitis (Cellulitis)
Sinusitis
Stevens-Johnson Syndrome (SJS)
Stres
Stroke Hemoragik
Stroke Iskemik
Syok (Shock)
Sulit Buang Air Besar
Sulit Punya Anak
Sulit Tidur (Insomnia)
Tekanan Darah Tinggi
Tetanus
Thalassemia
TORCH
Tuberculosis (TBC)
Tulang Keropos
Tuli Mendadak
Vertigo
Vitiligo
Xerophthalmia
Referensi
1. AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome)
4. Anemia Defisiensi Besi
Pendahuluan:
Definisi anemia: kadar hemoglobin (Hb) rendah,
menurut Murray Longmore, dkk, (2007) dalam Oxford
th
Handbook of Clinical Medicine 7 Edition sebesar
<13,5 g/dL untuk pria dan <11,5 g/dL untuk wanita.
Penyebab: human immunodeficiency virus (HIV).
Gejala/Tanda: penurunan berat badan atau
pertumbuhan lambat, diare lebih dari 1 bulan, demam
lebih dari 1 bulan, batuk terus-menerus (persisten),
radang kulit (dermatitis), nyeri otot/kepala, sariawan
dan nyeri menelan.
Tipe anemia:
(1) anemia mikrositik,
(2) anemia normositik,
(3) anemia makrositik,.
Anemia defisiensi besi
mikrositik.
Terapi: antivirus (antiretroviral), seperti: azidotimidin
(AZT), lamivudin, nevirapin, nelvinavir.
Catatan: jalur penularan AIDS: hubungan seks,
pemindahan darah, ibu hamil ke janin. Khitan/sunat
terbukti efektif menurunkan resiko penularan AIDS
hingga 60 %.
termasuk
tipe
anemia
Sinonim: iron-deficiency anaemia (IDA)
Penyebab: masukan besi dari makanan yang tidak
cukup, kehilangan darah (misal pada kondisi:
menorrhagia/menstruasi yang lama, perdarahan
saluran pencernaan, muntah/berak darah, dll),
infestasi (serbuan)/infeksi cacing, diare kronis
(menahun), kurang gizi (berkaitan dengan kondisi
sosial ekonomi), latihan/olahraga yang berlebihan.
2. Alzheimer
Penyebab: kehilangan neurotransmitter asetilkolin,
genetik, mutasi kromosom (1,14,19,21).
Gejala/Tanda: memory loss (pelupa), disorientation
(tidak tahu ruang/waktu/tempat), aphasia (tak mampu
berbahasa; lisan/tulisan), apraxia (tak mampu
melakukan gerakan bertujuan, misal berpakaian),
agnosia (tak mampu mengenali benda dengan
perasaan), astereognosia (tak mampu mengenali
benda 3 dimensi, misal:sendok), halusinasi.
Gejala/Tanda: produktivitas dan prestasi kerja
menurun. Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun
(ini terjadi karena fungsi leukosit yang tidak normal).
Pucat, sklera mata berwarna biru (dapat ditemukan
pula pada bayi normal). Limpa teraba membesar
pada 10-15% penderita. Terkadang pagofagia, yaitu
keinginan untuk makan bahan yang tidak biasa,
seperti: es, tanah. Bila kronis (menahun) dapat
dijumpai: kuku sendok/spoon nail (kuku yang rapuh,
lekuk, konkaf/cekung, dalam medis disebut:
koilonychia), luka/borok di sudut bibir (angular
cheilosis), radang di lidah dan ukuran lidah mengecil
(atrophic glossitis).
Terapi: tacrine, donepezil, rivastigmine, galantamine,
memantine, dukungan keluarga.
Catatan: riset menunjukkan minyak ikan, ginkgo
biloba dapat mencegah Alzheimer. Terapi musik,
pijat, dan aromaterapi membantu penyembuhan.
Terapi: preparat besi (iron), misal: ferrous sulfate 200
mg setiap 8 jam, sampai Hb normal dan sekurangkurangnya 3 bulan untuk mengisi kembali cadangan
besi dalam tubuh.
3. Ambeien
Sinonim: wasir, bawasir, hemorrhoids, pileses, piles.
Pencetus: konstipasi (sulit buang air besar/BAB),
diare, kehamilan.
Catatan: diperkirakan sekitar 30% penduduk dunia
menderita anemia, dan lebih dari setengahnya
merupakan anemia defisiensi besi. Sebanyak 14%
wanita yang sedang menstruasi juga mengalami
anemia defisiensi besi. Anemia ini merupakan
penyakit darah yang paling sering dijumpai pada bayi
dan anak. Besi (Fe) yang berasal dari ASI diabsorpsi
secara lebih efisien daripada yang berasal dari susu
sapi. Untuk mencukupi kebutuhan besi (Fe), anak
membutuhkan 8-10 mg perhari, sedangkan bayi
cukup bulan 1 mg per Kg berat badan perhari. Teh,
kopi, beras, kuning telur, kalsium, antasid, tetrasiklin
dapat mengurangi penyerapan zat besi.
Gejala/Tanda: umumnya tanpa gejala, rasa nyeri,
tidak nyaman, ada sekret, perdarahan berwarna
merah
terang
dan
menetes,pembengkakan/penonjolan, rasa tidak puas
saat BAB.
Terapi: diet cukup serat, mengurangi makanan yang
berbumbu /pedas. Obat flebotropik, flavonoid
Diosmin. Operasi (hemoroidektomi) dilakukan pada
ambeien derajat III dan IV.
Catatan: diagnosis ambeien dipastikan dengan alat
anuskopi.
1
5. Anthrax
8. Asma
Penyebab: spora bakteri Bacillus anthracis.
Penyebab: radang kronis jalan nafas, lingkungan,
pekerjaan, olahraga, emosi,genetika.
Gejala/Tanda:
sempoyongan,
sulit
bernafas,
gemetaran,kadang kejang. Pada ternak, biasanya
cepat mati tanpa ada gejala. Pada sapi dan
domba,tampak semua gejala di atas dan suhu 4142˚C.
Gejala/Tanda: mengi, nafas memanjang/cepat/sulit
bernafas, batuk (malam hari), demam, denyut jantung
meningkat, produksi lendir meningkat, kulit kebiruan.
Terapi:
agonis beta adrenergik (terbutalin),
metilsantin (teofilin), antikolinergik (ipratropium),
glukokortikoid (prednison), oksigen.
Terapi: Antibiotik (penisilin G, streptomisin),
antiserum (untuk hewan), vaksin (untuk orang dan
ternak yang sehat).
Catatan: asma dapat dicegah dengan cara hindari
stres/kelelahan, makan bergizi, istirahat cukup,
olahraga teratur.
Catatan: anthrax menyerang herbivora dan manusia,
terutama di kulit, saluran cerna,saluran nafas, dan
susunan saraf pusat. Hewan positif anthrax tidak
boleh disembelih, harus dibakar.
9. Autisme
6. Apendisitis
(Radang Usus Buntu)
Penyebab: kelainan genetik, fragile-X, infeksi saat
hamil (rubella, sifilis, dll).
Penyebab: sumbatan (obstruksi) lumen apendiks
yang disebabkan oleh pengerasan bahan tinja
(fekolit).
Ciri: usia 2-3 tahun. Tidak merespon bila dipanggil.
Anak asyik dengan dunianya. Suka mengamuk. Suka
membariskan mainan/barang. Sangat tertarik pada
mainan/bunyi tertentu. Penggunaan bahasa yang
berulang (itu-itu saja). Interaksi sosial-emosional
kurang. Kontak mata buruk.
Gejala/Tanda: nyeri di sekitar pusat (udel)/pinggang
kanan bawah, terkadang muntah (emesis), mual,
demam (38˚C), nyeri panggul, wajah tampak pucat.
Terapi: edukasi keluarga dan anak,
dukungan
lingkungan. Lithium, haloperidol, naltrexon.
Terapi: operasi (appendectomy), diet lunak, antibiotik
(ampisilin, gentamisin).
Catatan: sebagian besar tidak dapat mandiri saat
dewasa.
Catatan: sebaiknya segera dioperasi sebelum usus
berlubang (perforasi).
10. Batu Ginjal
7. Artritis Reumatoid (AR)
Sinonim: kidney stone, renal stone, nephrolithiasis,
urolithiasis.
Penyebab: genetik (berkaitan dengan HLA-DR1 dan
HLA-DR4).
Penyebab:.75% batu terbentuk dari kalsium oksalat,
atau campuran kalsium oksalat dan kalsium fosfat.
15% merupakan batu magnesium-ammoniumphosphate. (struvite), batu ini dibentuk oleh bakteri
Proteus dan sering dijumpai pada penderita infeksi
saluran kemih. Hampir 10% batu asam urat. Kurang
dari 1% batu cystine.
Ciri: kaku sendi pagi hari selama 1 jam, radang
(artritis) pada > 3 sendi disertai pembengkakan
jaringan lunak, simetris bilateral (radang sendi di kiri
dan kanan), faktor rheumatoid positif. Lelah dan
lemah di sore hari. Sendi yang meradang biasanya
nyeri dan kaku, terutama saat bangun tidur/setelah
lama tidak beraktivitas. Jari-jari kedua tangan
cenderung membengkok ke arah kelingking.
Berlangsung minimal 6 minggu.
Gejala/Tanda: mual, muntah. Nyeri perut atau rasa
tegang di perut (abdominal distention). Dapat disertai
hematuria (perdarahan saat kencing). Nyeri/rasa sakit
makin lama makin hebat (kolik). Bila batu sudah
sampai kandung kemih menyebabkan perasaan
sering ingin kencing (saban-sabanan). Pada anakanak sering menimbulkan rasa gatal di pangkal penis
bagian dalam.
Terapi: proteksi sendi, methotrexate, prednison,
aspirin, glukokortikoid.
Terapi: opiates, baralgin, buscopar, vasopressin,
papaverin,
batugin,
tumbuhan
kumis
kucing/remujung.
Extracorporeal
shockwave
lithotripsy (ESWL). Percutaneous nephrolithotomy.
Catatan: pencegahan dengan banyak minum air
putih 8-10 gelas sehari dan jangan menahan kencing
terlalu lama. Pembentukan batu antara usia 20-50
tahun. Rasio pria:wanita = 3:1.
2
11. Batuk
15. Biang Keringat (miliaria)
Penyebab: radang (inflammation), stimulasi mekanis
(misal: menghirup debu), inhalasi (menghirup) asap
rokok, udara yang sangat panas atau dingin.
Sinonim: keringat buntet, liken tropikus, prickle heat.
Penyebab: banyak berkeringat karena udara
panas/lembab, Staphylococcus juga berperan.
Pada dewasa merupakan gejala dari: TBC paru,
pneumonia (radang paru-paru), gagal jantung,
bronkitis akut.
Pada anak merupakan gejala dari:
Pneumonia, asma, infeksi saluran
(ISPA),TBC paru.
napas
Gejala/Tanda: umumnya tidak ada keluhan, vesikula
(gelembung berisi cairan berdiameter <1 cm) mirip
embun, sembuh dengan sisik yang halus. Jenis
miliaria rubra sangat gatal dan pedih.
atas
Terapi: pakaian tipis yang mengisap keringat,
hindarilah panas dan lembab yang berlebihan, bedak
salisil 2% diberi mentol ¼ - 2%.
Terapi: sesuai penyebabnya, al: ipratropium,
albuterol,
triamcinolone,
pengencer
dahak
(expectorant).
16. Bronkitis
Penyebab: Mycoplasma pneumoniae Chlamydia,
debu, rokok, polusi.
Catatan: bila gejala batuk irritative berat, dapat
diatasi
dengan
dextromethorphan/codeine.
Hentikanlah kebiasaan merokok.
Gejala/Tanda: flu (sakit kepala, pilek), nyeri
tenggorokan, batuk
(awalnya tak berdahak), sesak nafas saat beraktivitas
ringan, lelah, gangguan penglihatan. Wajah, telapak
tangan, atau pipi kemerahan. Kaki/tungkai bengkak.
12. Batuk Darah (Hemoptysis)
Penyebab: bronkitis, pneumonia, dan infeksi.
Gejala/Tanda: batuk disertai darah, merah terang,
berbusa, bercampur nanah/pus, dan streaked sputum
(ludah yang mengkilap/bergaris). Pada perokok,
hemoptysis, penurunan berat badan, dan anorexia
merupakan pertanda kanker (carcinoma).
Terapi: beristirahat, minum air putih yang banyak,
berhenti merokok, aspirin. Jika disebabkan infeksi
bakteri, berilah antibiotik (amoxicillin, ampicillin,
tetracycline).
Catatan: tidak diberi antibiotik jika disebabkan oleh
virus.
Terapi: istirahat,opiate (codeine/hydrocodone).
Catatan: hemoptysis dapat dievaluasi dengan chest
x-ray (CXR), bronkoskopi fiberoptic.
17. Busung Lapar
Sinonim: marasmus.
13. Bau Mulut (Halitosis)
Penyebab: kekurangan kalori dan protein, infeksi
yang berat dan lama, pemberian ASI terlalu lama
tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup,
penyapihan terlalu dini disertai pemberian makanan
yang kurang, faktor sosioekonomi kurang/buruk,
urbanisasi.
Penyebab: kurang menjaga kebersihan gigi, lidah,
dan mulut. Mulut kering (xerostomia). Penyakit, misal:
sirosis hati, karies, diabetes, bronkitis, sinusitis,
radang gusi/tonsil, penyakit saluran cerna. Merokok,
alkohol, stres.
Gejala/Tanda: wajah anak lonjong, berkeriput,
tampak tua (old man face). Otot-otot lemah dan
mengecil (atrophy), anggota gerak terlihat seperti kulit
dengan tulang. Tulang rusuk tampak jelas. Kulit perut
longgar. Berat badan turun.
Tanda: bau mulut tak sedap (biasanya dikatakan oleh
orang yang berbicara dengan kita).
Terapi: sikat gigi (setelah makan, sebelum dan
sesudah tidur) bersihkan gigi dengan benang gigi
(dental floss) dan bersihkan lidah 2X sehari dengan
pengerik lidah (tounge scraper). Penyegar mulut yang
mengandung chlorhexidine.
Terapi: diet tinggi kalori dan tinggi protein, rujuk ke
RS.
14. Beriberi
18. Cacar
Sinonim: smallpox, variola.
Penyebab:kekurangan (defisiensi) thiamin (vitamin B1).
Penyebab: virus variola
DNA double-strand).
Gejala/Tanda: tampak lesu, pucat (pallor), lelah,
mudah marah, malas, mengantuk, tak selera makan,
tak dapat berkonsentrasi, mual, muntah, nyeri perut,
kram otot kaki, kesemutan (paresthesias), sesak
nafas (dyspnea), pembesaran hati (hepatomegaly).
major / minor (jenis virus
Ciri: sakit kepala disertai nyeri punggung hebat,
demam tinggi, menggigil, muntah, lemas, timbul ruam
kulit (rash) dari wajah, tangan, kaki, menyebar ke
punggung.
Terapi: sulfonamid, interferon, gammaglobulin,
antibiotik, asiklovir, penderita dikarantina.
Terapi: Thiamine hydrochloride.
Catatan: padi-padian, sereal, polong-polongan
adalah sumber thiamin. Thiamin larut air dan rusak
bila dipanaskan.
Catatan: vaksin
mencegah cacar.
3
virus
Vaccinia
hidup
efektif
19. Cacar air
22. Chikungunya
Sinonim: varicella, chickenpox.
Sinonim: demam Chikungunya, Chikungunya fever.
Penyebab: virus varisela-zoster.
Penyebab: Chikungunya virus
Alphavirus, famili Togaviridae.
Gejala/Tanda: demam tidak terlalu tinggi, tak enak
badan (malaise), nyeri kepala. Pada kulit timbul
vesikel (gelembung berisi cairan, berdiameter
< 1cm) beratap tipis, berbentuk bulat/lonjong mirip
tetesan air/ embun (teardrop vesicle). Biasanya gatal
dan menular.
(CHIKV),
genus
Penyebaran: melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus.
Masa Inkubasi: waktu dari gigitan nyamuk hingga
timbul gejala selama 2-12 hari, namun biasanya
hanya 3-7 hari.
Terapi:
acyclovir,
metampiron,
bedak
yang
mengandung salisil 2% atau mentol 2%, menjaga
kebersihan, antigatal/ antipruritic (contoh: kamfora).
Gejala/Tanda: Mula-mula terjadi demam tinggi
disertai menggigil yang mirip gejala influensa. Lalu
mual-muntah, sakit kepala dan sakit perut. Dalam 4
hari rasa nyeri dan ngilu mulai terasa di tulang kaki.
Tak lama kemudian, di sekujur tubuh penderita timbul
bercak-bercak merah. Pada tahap berikutnya,
penderita akan mengalami kelumpuhan pada tangan
dan kaki. Kelumpuhan ini tidak berlangsung lama,
penderita sembuh dalam beberapa hari. Meskipun
mirip dengan demam berdarah dengue, Chikungunya
tidak mengakibatkan perdarahan hebat, renjatan
(shock), ataupun kematian. Menurut WHO, nyeri
sendi (arthritis) dapat berlangsung beberapa minggu
hingga beberapa bulan. Daerah di sekitar sendi
menjadi bengkak dan nyeri jika disentuh.
Catatan: cacar air dapat dicegah dengan pemberian
vaksin.
20. Campak
Sinonim: measles, morbili, rubeola.
Penyebab: measles virus, tipe virus RNA dari genus
Morbillivirus dan family Paramyxoviridae.
Gejala klinis: bercak kemerahan (Koplik's spots) di
pipi dalam, ruam kulit (rash) awalnya di belakang
telinga/wajah lalu menyebar ke tangan dan
kaki,setelah
3-4
hari
kulit
menjadi
kecoklatan/kehitaman, panas (39-40˚C), diare,
muntah, sakit kepala, disertai: batuk, bersin, pilek,
atau mata merah. Masa inkubasi 9-14 hari.
Terapi: istirahat, cairan (minum air putih yang
banyak),
naproxen,
acetaminophen,
atau
paracetamol Jangan diberi aspirin dan ibuprofen,
karena keduanya dapat meningkatkan risiko terjadi
perdarahan.
Terapi: antibiotik, vitamin A, ribavirin.
Catatan:
Nama Chikungunya berasal dari bahasa Swahili yang
berarti berubah arah, meliuk/menekuk, (posisi tubuh)
melengkung/bungkuk. Penyakit ini pertama kali
diidentifikasi di Afrika Timur pada tahun 1952. Di
Indonesia, Chikungunya pertama kali terjadi di
Samarinda pada tahun 1973.
Catatan: imunisasi dengan gamma globulin dapat
mencegah campak. Campak dapat sembuh sendiri,
namun bila menginfeksi wanita hamil maka dapat
menyebabkan kematian pada 20% janin yang
dikandung.
21. Cemas
23. Demam (Fever)
Sinonim: ansietas, anxiety, anxiousness.
Penyebab:
lingkungan.
multifaktor,
misal:
dari
diri
Definisi: suhu normal tubuh naik berkenaan dengan
peningkatan hypothalamic set point.
sendiri,
Penyebab:
pirogen
endogen dan
eksogen,
prostaglandin E2.
Sebagian besar demam
berhubungan dengan infeksi (virus) yang sembuh
sendiri (self-limited).
Ciri: peningkatan suhu ketiak > 37,5˚C dan suhu anus
> 38˚C.
Demam pada dewasa pertanda: abses, malaria,
pielonefritis, DHF, TB, pneumonia, meningitis,
gastroenteritis.
Demam pada anak pertanda: campak, pneumonia,
tonsilitis akut, meningitis akut, otitis media.
Gejala/Tanda: tidak bisa diam, mudah lelah, otot
tegang, jantung berdebar-debar, telapak tangan
basah, perut tak enak,lebih sering kencing, kepala
pusing/rasa melayang, perasaan jadi peka, sulit
konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung, mudah
terkejut.
Terapi:
golongan
benzodiazepine
(diazepam,
Lorazepam,
chlordiazepoxide,
clobazam,
bromazepam, oxazolam, clorazepate, alprazolam,
prazepam),
golongan
non-benzodiazepine
(buspirone, sulpiride, hydroxyzine).
Terapi:
paracetamol
asetilsalisilat.
Catatan: terapi religi membantu penyembuhan
penderita. Obat anti-cemas disebut juga: antianxiety
drugs, obat anti-anxietas, psycholeptics, minor
tranquillizers, anxiolytics, ansiolitika.
4
(acetaminophen),
asam
26. Dermatitis Popok
24. Demam Berdarah Dengue
Penyebab: virus dengue, ditularkan ke manusia
melalui nyamuk Aedes aegypti.
Sinonim: napkin dermatitis, nappy rash.
Penyebab: Candida albicans, kontak dengan kencing
dan tinja, gesekan popok dengan kulit, suhu.
Gejala/Tanda: demam tinggi mendadak (2-7 hari),
muka
kemerahan,
hilang
selera
makan
(anorexia),sakit kepala, nyeri otot, tulang, sendi, mual,
muntah, kadang nyeri menelan. Uji Tourniquet
(Rumple Leede): +.
Khas: warna kulit kemerahan (makula eritematosa)
membentuk garis di tepi batas popok pada paha/perut
(abdomen), akibat gesekan berulang di tepi popok.
Terapi: ganti popok secepat mungkin setelah kotor,
nistatin/imidazol, salep (berisi kombinasi mikonazol
nitrat dan seng oksida).
Terapi: cairan oral (jus jambu merah, teh manis,
sirup, susu, oralit) untuk mencegah dehidrasi,
parasetamol, cairan intravena (kristaloid/koloid) bila
perlu.
Catatan: pada bayi, demam
menimbulkan kejang demam.
tinggi
Catatan: bila popok telah kotor, bersihkanlah kulit
dengan air hangat, lalu keringkan.
dapat
27. Diabetes Insipidus (DI)
25. Depresi
Penyebab:
ketidaknormalan produksi hormon
arginine vasopressin (AVP) dari hipotalamus atau
kerja AVP di ginjal.
Penyebab: tekanan (stressor) lingkungan/psikososial,
cara berpikir yang salah, kehilangan, genetika.
sangat
haus,
banyak
kencing,
Gejala klinis: berupa mnemonics kata DEPRESSION
(Blenkiron P, 2006): Depressed mood (perasaan
tertekan).
Energy
loss/fatigue
(kehilangan
energi/kelelahan).
Pleasure
lost
(kehilangan
kesenangan). Retardation or excitation (penurunan
kemampuan atau peningkatan semangat yang
berlebihan).
Eating
changed-appetite/weight
(perubahan selera makan/berat badan). Sleep
changed (perubahan/gangguan pola tidur). Suicidal
thoughts (pikiran bunuh diri). I'm a failure, loss of
confidence (perasaan gagal, kehilangan kepercayaan
diri). Only me to blame/guilt (perasaan bersalah). No
concentration (konsentrasi hilang). Gejala di atas
berlangsung setidaknya 2 minggu.
Gejala/Tanda:
dehidrasi.
Terapi:
beribadah,
Thymoleptics
(mianserin,
amitriptyline,
paroxetin,
sertraline,
citalopram,
trazodone, amoxapine, clomipramine, fluoxetine,
fluvoxamine, imipramine, maprotiline, mirtazapine,
moclobemide, tianeptine)
Penyebab: multifaktor, al: kekurangan insulin.
Faktor pencetus: kurang gerak/malas, makan
berlebihan, kehamilan.
Keluhan khas: banyak makan (polifagi), banyak
minum (polidipsi), banyak kencing (poliuri), BB
menurun cepat. Keluhan lainnya: kesemutan, gatal
(di ketiak, kemaluan, bawah payudara), keputihan,
bisul, infeksi/luka yang lama sembuh, gangguan
penglihatan, cepat lelah, gangguan ereksi.
Terapi: olahraga (3-5X / minggu selama + 30 menit),
perencanaan makan, obat hipoglikemik oral
(sulfonilurea, glinid, biguanid,thiazolindion, acarbose),
preparat insulin.
Karakteristik DM Tipe 1:
terapi harus dengan insulin, onset akut, penderita
biasanya muda dan kurus, ada riwayat keluarga yang
terkena DM (10%), 30 – 50% kembar identik terkena.
Karakteristik DM Tipe 2:
terapi tidak harus dengan insulin, onset lambat,
penderita biasanya > 45 tahun, gemuk/tidak gemuk,
ada riwayat keluarga yang terkena DM (30%), hampir
100% kembar identik terkena.
Faktor risiko DM Tipe 2: usia > 45 tahun,
kegemukan (Berat Badan/BB>120% BB idaman,
indeks massa tubuh/IMT > 25 kg/m2), riwayat: abortus
berulang, melahirkan bayi > 4000 gram, melahirkan
bayi cacat, riwayat keluarga dengan DM, hipertensi (>
140/90 mmHg, kolesterol HDL < 35 mg/dl dan atau
trigliserida > 250 mg/dl).
Terapi:
desmopressin
(untuk
pituitary
DI),
chlorpropamide, thiazide diuretic dan atau amiloride
(sehubungan dengan diet rendah natrium), atau
dengan
prostaglandin
synthesis
inhibitors
(indomethacin).
Catatan: AVP, yang dikenal sebagai antidiuretic
hormone (ADH), diproduksi oleh kelenjar pituitari
posterior.
28. Diabetes Melitus (DM)
Catatan: spiritual, dukungan keluarga dan lingkungan
membantu penyembuhan depresi. Beberapa obat
yang dapat menyebabkan depresi: amphetamine
withdrawal, beta blockers, reserpine, methyldopa,
clonidine, glucocorticoids, Levodopa. Obat antidepresi disebut juga thymoleptics, psychic energizers,
anti depressants, anti depresan. Jangan memberi
obat lebih dari dosis seminggu, karena penderita
dapat meninggal.
5
29. Diare Akut
ereksi sampai ejakulasi, tidak pernah puas bila
bersenggama.
Penyebab: infeksi virus, kuman, makanan pedas,
basi,gangguan saraf, alergi, hawa dingin, defisiensi
imun, malabsorpsi makanan, kekurangan kalori
protein.
Terapi: sildenafil sitrat, fentolamin, yohimbin, pompa
vakum, prostesis penis.
Catatan: gaya hidup sehat dan komunikasi efektif
dengan pasangan mendukung keberhasilan terapi.
Gejala/Tanda: bayi/anak cengeng, gelisah, nafsu
makan
berkurang,
muntah
dapat
terjadi
sebelum/sesudah diare, bibir terlihat kering, berak >
3X sehari, tinja menjadi lembek/cair dengan /tanpa
darah dan/atau lendir, terjadi mendadak pada
bayi/anak yang sebelumnya sehat.
Terapi: penggantian
cairan (rehidrasi),
diteruskan, jangan gunakan obat antidiare.
33. Eksim
Sinonim: dermatitis atopik, eczema, prurigo Besnier,
neurodermatitis diseminata, ekzema konstitutional.
ASI
Penyebab: meningkatnya kadar imunoglobulin E
(IgE), tungau debu rumah, bakteri, makanan (susu,
telur, kacang, ikan laut).
Catatan: konsultasikan ke dokter jika akan memakai
antibiotik.
Gejala/Tanda: kulit kering, gatal bila berkeringat, ada
bekas garukan, kulit muka pucat/kemerahan, alergi
makanan. Jari tangan teraba dingin. Ada riwayat
asma/konjungtivitis/rinitis. Kronis dan sering kambuh.
Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh musim/faktor
lingkungan/emosi.
30. Diare Kronis
Penyebab: infeksi bakteri, kerusakan epitel usus,
gangguan imunologis (kekebalan tubuh).
Gejala/Tanda: diare akut yang berlanjut sampai > 2
minggu dengan penurunan berat badan atau berat
badan tidak naik selama masa diare.
Terapi: hindari stres dan iritan (rokok, deterjen). Krim
tabir surya/pelembab kulit. Hidrokortison 1-2,5%
untuk bayi. Eritromisin, loratadin, takrolimus. Hindari
pakaian dari bahan wol dan bahan sintetik.
Balneotherapeutic regimen (mandi berendam dengan
air yang telah dicampur bahan minyak; mandi dengan
air dingin untuk menghilangkan gatal di malam hari).
Terapi: antisekretorik (klorpromasin, loperamid,dll),
pengeras
tinja
(adsorbent),
susu
formula
rendah/bebas laktosa, formula tempe, susu yang
mengandung
laktobasilus
dan bifidobakterium
(probiotik).
Catatan: katarak merupakan salah satu komplikasi
yang jarang terjadi pada penderita dewasa muda
dengan eksim yang berat. Pada anak-anak, eksim
yang
berat
dapat
menyebabkan
gangguan
pertumbuhan (growth retardation).
Catatan: diare kronis memiliki risiko kematian yang
tinggi.
31. Difteri (Diphtheria)
34. Epilepsi
Penyebab: Corynebacterium diphtheriae
Penyebab: pelepasan (discharge) neuron (sel saraf)
sistem
saraf
pusat
yang
berlebihan,
ketidakseimbangan antara L-glutamate dan gamma
aminobutyric acid (GABA), trauma (benturan pada)
kepala, tumor serebri, kelainan pertumbuhan, gejala
sisa dari meningitis atau ensefalitis, infeksi,
keracunan.
38˚C
(low-grade
Gejala/Tanda:
panas
+
fever),pseudomembran putih keabuan di faring, tonsil
dan atau hidung yang menempel (adherent) dan
mudah berdarah, tidak selera makan, sakit saat
menelan (dysphagia),kadang sakit kepala, ada
perubahan suara.
Terapi: antitoksin difteri diberikan secepatnya,
erythromycin selama 14 hari atau procaine penicillin
G (untuk mencegah transmisi).
Gejala/Tanda: didahului mual, pusing, gelisah,
kesemutan, lalu bingung, menjerit/berteriak (jarang)
sebelum hilang kesadaran, kejang, mulut berbuih,
lidah sering tergigit. Sesudah serangan: lemas, nafas
mendengkur, berkeringat banyak.
Catatan: pencegahan dengan imunisasi DPT pada
bayi < 1th sebanyak 3 X, rawat penderita di rumah +
5 hari.
Terapi: antikonvulsan/antiepilepsi (asam valproat,
Lamotrigine,
phenytoin,
carbamazepine,
ethosuximide).
32. Disfungsi Ereksi
Catatan: perlu pendekatan dari hati ke hati dan dari
banyak ahli untuk menangani penderita epilepsi. Kata
"epilepsi" berasal dari kata Yunani epilambanein yang
berarti: sesuatu yang menimpa seseorang dari luar
hingga ia jatuh.
Sinonim: erectile dysfunction, impotence, impoten.
Penyebab: psikogenik (cemas, depresi, konflik rumah
tangga, rasa bersalah), diabetes melitus, gagal ginjal,
gagal hati (hepar), kelainan (pada: otak, pembuluh
darah, saraf tepi), obat-obatan tertentu.
Gejala/Tanda: selama 6 bulan terakhir: tidak mampu
mempertahankan penis tetap keras saat masuk ke
vagina, saat bersenggama sulit mempertahankan
6
35. Flu Burung (Avian Influenza)
39. Gudik
Penyebab: virus influenza A (H5N1)
Sinonim: scabies, the itch, budukan, gatal agogo.
Gejala/Tanda: demam (> 38˚C), batuk, sakit
tenggorokan, pilek, sesak napas. Disertai riwayat:
pernah menyentuh unggas (ayam, bebek, burung)
yang mati mendadak/produk mentahnya (daging,
telur, kotoran,dll), pernah tinggal/berkunjung ke
daerah dengan kematian unggas tidak biasa (dalam
jumlah banyak dan waktu singkat) dalam 7 hari
terakhir.
Penyebab: Sarcoptes scabiei.
Khas: gatal di malam hari. Satu kena semua (orang)
kena. Ada terowongan lurus/berkelok (+1cm) di sela
jari tangan, pergelangan tangan, siku, ketiak, udel,
bokong, perut bawah. Ada tungau/tengu.
Terapi: salep belerang 4-20%, gameksan 1%,
krotamiton 10%.
Terapi: oseltamivir (tamiflu), antibiotik spektrum luas,
metilprednisolon, vitamin.
Catatan: menular melalui kontak kulit dengan kulit
dan melalui benda (pakaian, handuk, sprei).
Catatan: hindari kontak dengan unggas dan
kotorannya, unggas yang mati haruslah dikuburkan.
40. Hemofilia A
Sinonim: Hemophilia type A, hemofilia klasik,
defisiensi faktor antihemofilia (AHF), deficiency of
functional plasma coagulation factor VIII, factor VIII
deficiency, dysfunctional factor VIII.
36. Gangren
Sinonim: ulkus gangrenosum.
Penyebab:
lainnya.
Streptococcus
dan
mikroorganisme
Penyebab: mutasi genetik yang didapat (acquired)
atau diturunkan (inherited), adanya acquired factor
VIII inhibitor. Sejumlah 45% hemofilia A yang berat
merupakan hasil dari mutasi inversion.
Gejala/Tanda: kerusakan kulit (ulkus) di kaki/ujung
jari kaki yang tidak teratur, bengkak, disertai cairan
(sekret), jaringan mati (nekrosis) berwarna hitam,
berbau busuk.
Gejala/Tanda:
kecenderungan
mudah
terjadi
perdarahan
(hemorrhage),
yang
ditandai:
muntah/berak darah, nyeri perut, nyeri / kaku sendi,
mimisan (epistaxis), sakit kepala, kaku leher, ngantuk
(lethargy), dll. Perdarahan yang umum dijumpai
adalah hematoma (bengkak yang berisi darah), dapat
berupa memar kebiruan di berbagai bagian tubuh dan
hemarthrosis atau perdarahan yang sukar berhenti.
Perdarahan ke dalam sendi siku, lutut, dan
pergelangan kaki menyebabkan rasa nyeri disertai
pembengkakan dan gerak seni yang terbatas.
Akhirnya sendi yang tak dapat digunakan, tak dapat
digerakkan. Tanda-tanda perdarahan; umum:
tachycardia (denyut jantung > 100 X per menit),
tachypnea (nafas cepat), tekanan darah rendah
(hypotension). Spesifik: meningismus (gejala awal
meningitis, tanpa disertai peradangan), nyeri kandung
kemih, nyeri saat bergerak, sumbatan jalan nafas
(airway obstruction), dll. Hasil Laboratorium
menunjukkan defisiensi faktor VIII, nilai PTT (partial
thromboplastin time) amat memanjang, sedangkan
waktu protrombin (prothrombin time / PT), jumlah
trombosit, dan waktu perdarahan normal. TGT
(thromboplastin generation test) / differential APTT
dengan plasma abnormal. Kadar faktor IX normal.
Terapi: amoksisilin 4X500 mg per hari selama 10-14
hari, kompres larutan povidon iodine 5-10 %.
Catatan: gangren biasa timbul pada penderita
kencing manis/DM, malnutrisi, kusta.
37. Gagal Jantung
Penyebab: gangguan
(ventrikel) jantung.
fungsi
(disfungsi)
bilik
Gejala/Tanda: sesak nafas (dyspnea), sulit bernafas
saat berbaring lurus menjadi lega bila berdiri atau
duduk tegak (orthopnea), edema paru (paru
mengembang karena cairan yang berlebih).
Terapi: captopril, enalapril, diuretik, penyekat beta,
digoksin.
Catatan: di Eropa dan Amerika Utara, penyebab
gagal jantung adalah iskemi (anemia setempat) akibat
penyakit arteri koronaria.
38. Gegar Otak
Nama Lain Faktor VIII: antihemophilic factor A,
proserum prothrombin conversion accelerator,
antihemophilic globulin A.
Penyebab: cedera kepala, misal: karena kecelakaan.
Gejala/Tanda: pingsan < 10 menit, amnesia
retrograde (lupa kejadian sebelumnya), nyeri kepala,
mual, muntah, pusing.
Terapi: transfusi kriopresipitat atau konsentrat faktor
VIII dengan dosis 0,5 x BB (dalam Kg) x kadar yang
diinginkan (dalam %). Faktor VIII juga diberikan untuk
persiapan tindakan operasi, seperti: cabut gigi,
sirkumsisi (sunat), dll.
Terapi: rujuk ke RS.
Catatan: posisi tidur semi fowler (membentuk sudut
15-45˚), lalu miring setelah 4 jam pertama. Gegar
otak merupakan bentuk trauma kapitis ringan.
7
Catatan: Prevalensi hemofilia B adalah 1 tiap 60.000
orang, sumber lain menyebutkan 1 tiap 100 ribu
orang. Biasanya terjadi di masa anak-anak.
Hemophilia A dan B diturunkan (inherited) secara Xlinked recessive pattern sehingga umumnya pria
sebagai penderita dan wanita sebagai pembawa sifat.
Gen untuk faktor VIII dan IX terletak di ujung lengan
panjang (q) kromosom X.
Factor VIII–containing products, misalnya: factor VIII
pooled
plasma
(ultrapure
preparations
recommended), factor VIII recombinant product –
produk sintetis, fresh frozen plasma (FFP) – produk
darah.
Antifibrinolytics,
misalnya:
epsilon
aminocaproic acid (Amicar). Agents antihemofilik –
agents ini meningkatkan kadar plasma faktor VIII,
contohnya:
1-deamino-8-D-arginine
vasopressin
(desmopressin acetate, DDAVP).
42. Hemofilia C
Perhatian: Hindari aspirin. Cegah terjadinya
perdarahan dengan menghindari trauma (kontak
fisik), misalnya: oloahraga beladiri, tinju, gulat,
sepakbola. Berikan vaksin hepatitis B sejak bayi
karena individu akan terpajan produk darah seumur
hidup. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan pula tandatanda yang berhubungan dengan HIV/AIDS dan
Hepatitis.
Sinonim: hemophilia C, defisiensi faktor XI, plasma
thromboplastin antecedent (PTA) deficiency, factor XI
deficiency, Rosenthal syndrome.
Penyebab: kekurangan (defisiensi) faktor XI di
plasma dan mutasi di gen faktor XI.
Gejala/Tanda: Luka (memar) di tempat yang tak
biasa. Pucat (pallor), lelah (fatigue), dan tachycardia
(jantung berdetak > 100 x per menit) disertai
perdarahan hebat (excessive bleeding). Perdarahan
paska operasi dan paska trauma (luka). Kadang juga
mengalami epistaksis (mimisan), hematuria (kencing
bercampur darah). Pada wanita, menoragia
(menstruasi memanjang). Perdarahan spontan
jarang. Defisiensi berat tidak otomatis mengalami
perdarahan spontan. Perdarahan paling umum terjadi
setelah prosedur bedah (surgery) yang melibatkan
membran mukosa (mucosal membranes).
Catatan: Sekitar 80-85% kasus hemofilia adalah
hemofilia A. Insidensi (angka kejadiannya) 1:10.000.
Secara klinis gejala/tanda hemofilia A dan B sulit
dibedakan, kecuali dengan pemeriksaan laboratorium
khusus. Tiap janin laki-laki dari ibu pengemban bakat
hemofilia berisiko 50% menderita penyakit ini.
41. Hemofilia B
Sinonim: penyakit Christmas, defisiensi faktor IX,
hemophilia type B, factor IX deficiency, dysfunctional
factor IX, deficiency of functional plasma coagulation
factor IX.
Hasil Laboratorium menunjukkan defisiensi faktor
XI, nilai aPTT (activated partial thromboplastin time)
memanjang,
sedangkan
waktu
protrombin
(prothrombin time / PT), waktu trombin (thrombin time
/ TT), dan waktu perdarahan normal.
Penyebab: defisiensi functional plasma coagulation
factor IX, mutasi spontan, dan proses imunologis
yang didapat (acquired).
Gejala/Tanda: seperti hemofilia A, hasil Laboratorium
sedikit berbeda. Hasil Laboratorium menunjukkan
defisiensi faktor IX, nilai PTT (partial thromboplastin
time) amat memanjang, sedangkan waktu protrombin
(prothrombin time / PT) dan waktu perdarahan
normal. TGT (thromboplastin generation test) /
differential APTT dengan serum abnormal. Kadar
faktor VIII normal.
Nama Lain Faktor
antecedent (PTA).
XI:
plasma thromboplastin
Terapi: terapi penggantian untuk episode perdarahan
dilakukan dengan plasma beku segar. Terapi plasma
dengan dosis 10-15 mL/Kg tiap 24 jam efektif.
Produk plasma, misalnya: fresh-frozen plasmaga
(FFP), solvent-detergent–treated FFP. Factor XI
concentrates. Perekat fibrin (fibrin glue), contohnya:
fibrin sealant (Tisseel VH). Antifibrinolytic agents,
seperti: aminocaproic acid (Amicar).
Nama Lain Faktor IX: Christmas factor, plasma
thromboplastin component,antihemophilic globulin B
Terapi: faktor IX dengan dosis 40-50 U/Kg setiap 24
jam. Faktor IX juga diberikan untuk persiapan
tindakan operasi, seperti: cabut gigi, khitan (sunat),
dll.
Perhatian: untuk penderita hemofilia C, vaksinasi
hepatitis A dan B sebaiknya diperbarui.
Catatan:
Prevalensinya 1 kasus setiap 100 ribu populasi. Di
United Kingdom, ada 383 pasien hemofilia C dari 58
juta orang.
Terbanyak pada suku bangsa Ashkenazi dan
keturunan Yahudi Irak (Iraqi Jewish). Defisiensi faktor
XI didapat (acquired) dijumpai pula pada penderita
systemic lupus erythematosus dan penyakit
imunologis lainnya. Pada bayi (infant) yang normal,
kadar faktor XIc memang rendah sampai berusia
lebih dari 6 bulan.
Produk yang mengandung faktor IX, contohnya: factor
IX complex concentrates, coagulation factor IX
concentrates, factor IX recombinant product (sintetik
faktor IX), fresh frozen plasma/FFP (produk darah).
Antifibrinolytics, misal: epsilon aminocaproic acid
(Amicar).
Perhatian: Semua penderita hemofilia B harus
divaksin hepatitis. Sekitar 25% anak-anak dan remaja
dengan hemofilia yang berusia 6-18 tahun memiliki
keterampilan kognitif di bawah normal dan memiliki
lebih banyak menemui masalah emosional dan
perilaku daripada individu lainnya. Penyebab
kematian pada hemofilia berat umumnya adalah
AIDS.
8
43. Hepatitis A (HAV)
47. Hepatitis E (HEV)
Penyebab: picornavirus (hepatovirus) berukuran 27nm dengan linear single-stranded RNA genome.
Penyebab: virus RNA, mirip Calicivirus.
Gejala/Tanda: didahului oleh sakit kepala ringan,
hilang selera makan, mual, muntah, nyeri otot,
kelelahan, demam (40°C), kulit kuning (jaundice),
kencing gelap (bilirubinuria), gatal (pruritus),nyeri
perut kanan atas, pilek, pembesaran hati
(hepatomegaly), urin kuning.
Gejala/Tanda: tinja berwarna cerah (Light-colored
stools), urin gelap, gatal (pruritus), diare, rasa tak
enak badan, selera makan hilang, nyeri perut,
pembesaran hati, kulit kuning (jaundice), muntah.
HEV dapat sembuh sendiri (self-limited illness),
namun angka kematiannya tinggi (10-20%) pada ibu
hamil.
Terapi: pereda nyeri/analgesik (acetaminophen),
antimuntah/antiemetik
(metoclopramide),
vaksin
inactivated, sediaan gamma globulin, istirahat.
Terapi: lebih pada pencegahan; sanitasi lingkungan
yang baik,mencegah pencemaran air minum oleh
tinja penderita.
Catatan: HAV menular melalui makanan
minuman yang tercemar tinja penderita.
Catatan: pasien dengan dehidrasi perlu dirawat di
RS.
dan
48. Hepatitis F (HFV)
44. Hepatitis B (HBV)
Penyebab: Hepadnavirus (jenis virus DNA).
Penyebab: idiopatik (belum diketahui)
Gejala/Tanda: awalnya kulit kekuningan (icterus),
demam ringan, kadang terdapat bercak kulit
kemerahan karena alergi
(urticaria), lelah, nyeri
perut, selera makan hilang, mual-muntah, nyeri sendi.
Gejala/Tanda: jarang ditemukan pada manusia. Bila
ada, mirip HAV/HEV.
Penyebaran: melalui mulut (oral), dan kotoran/tinja
(fekal).
Terapi: Alfa interferon, Lamivudine, Adefovir dipivoxil,
Entecavir, Telbivudine.
Catatan: pencegahan dengan: vaksinasi, menjaga
kebersihan,
alat
suntik
sekali
pakai.Melalui
pemeriksaan serologi, didapatkan HbsAg (hepatitis B
surface antigen) pada serum penderita.
Catatan: HFV merupakan particles mirip Togavirus
berukuran 60–70 nm. HFV terjadi di India, Italia,
United Kingdom, dan USA. HFV merupakan
penyebab sporadic water-borne non A – non B
hepatitis (NANBH) di Perancis, dan juga penyebab
hepatitis pada Indian rhesus monkey.
45. Hepatitis C (HCV)
49. Hepatitis G (HGV)
Penyebab: virus hepatitis G, termasuk famili
flaviviridae yang terdiri dari molekul RNA untai
tunggal (single stranded).
Penyebab: Flavivirus (RNA-containing viruses).
Gejala/Tanda: gejala ringan dan tidak spesifik, rasa
tidak enak badan (malaise), kelelahan (fatigue),
selera makan hilang, kadang demam ringan tanpa
ikterus (kulit menguning).
Terapi: Alpha interferon (IFN)
Peginterferon alfa-2a dan alfa-2b
dan
Gejala/Tanda: sering asimtomatik (tanpa gejala), tak
enak badan (malaise), nyeri otot dan kepala,
gangguan
pencernaan
(dyspepsia),
kulit/mata
kekuningan (jaundice), serum aminotransferase
meningkat.
ribavirin,
Catatan: pengguna narkoba suntikan, penerima
transfusi darah dan transplantasi (cangkok) organ,
anak dari ibu dengan HCV, petugas RS, sebaiknya
diimunisasi dengan vaksin hepatitis tipe A dan B.
Penularan: lewat darah, cairan tubuh, atau hubungan
seks.
Catatan: antibodi spesifik terhadap E2 (anti E2)
dipakai sebagai petunjuk kesembuhan HGV. HGV
disebut innocent bystander virus (virus penyerta yang
tak berpengaruh) karena perjalanan HGV bersama
dengan infeksi HBV dan HCV.
46. Hepatitis D (HDV)
Penyebab: hepatitis Delta virus (virus RNA yang
menimbulkan infeksi hanya bila bersama HBV).
Gejala/Tanda:
umumnya
tanpa
gejala
(asymptomatic), demam, nyeri perut kanan atas, urin
berwarna seperti teh, mual dan muntah.
Terapi: Interferon alfa.
Catatan: vaksinasi HBV efektif mencegah HDV.
Transplantasi hati dilakukan pada pasien dengan
gagal hati yang mendadak dan berat (fulminant liver
failure).
9
Faktor pencetus: emosional, menstruasi, senggama,
stres psikis, minuman beralkohol, makanan yang
pedas, daging kambing.
50. Hernia
Klasifikasi Hernia
Para ahli membagi hernia menjadi 23 tipe: inguinal
(indirect dan direct), femoral, umbilical, Lumbar,
perineal,
incisional,
obturator,
asymptomatic,
abdominal wall, intraparietal, internal, external,
reducible, irreducible (incarcerated), strangulated,
Richter, Littre, Garengoff, Pantaloon, Maydl, Cooper,
Spigelian, eventration.
Gejala klinis: ada 3 tingkat
1. Infeksi primer: malaise (rasa tak enak badan),
demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah
bening regional. Dijumpai vesikel (gelembung berisi
cairan, berdiameter < 1 cm) berisi cairan jernih,
menggerombol, di atas dasar kulit yang kemerahan.
Sebelum timbul vesikel, biasanya didahului oleh rasa
gatal, atau seperti terbakar. Berlangsung 2-6 minggu.
Salah satu manifestasinya herpetic whitlow (terjadi
pada orang yang kebiasaannya menggigit jari).
2. Fase Laten: tidak ditemukan gejala klinis.
3. Infeksi rekurens: gejala yang timbul lebih ringan
dari infeksi primer berupa rasa panas, gatal, nyeri.
Berlangsung 7-10 hari.
Penyebab: Kebiasaan mengangkat benda yang berat
(heavy lifting), kegemukan (marked obesity), batuk,
terlalu mengejan saat buang air kecil/besar, ada
cairan di rongga perut (ascites), peritoneal dialysis,
ventriculoperitoneal shunt, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), riwayat keluarga ada yang menderita
hernia.
Gejala/Tanda:
ada
yang
tanpa
keluhan
(asimtomatis). Daerah hernia agak menonjol,
terutama saat berdiri. Strangulated hernias dibedakan
dengan incarcerated hernias dengan adanya nyeri
dan demam. Femoral hernia sangat sulit dibedakan
dengan indirect inguinal hernia. Keduanya memiliki
tanda dan gejala yang sama.
Terapi: asiklovir 5 x 200 mg sehari selama 5 hari.
Untuk mencegah kambuh lagi (recurrence), diberi
preparat Lupidon H (untuk tipe I), dan Lupidon G
(untuk tipe II).
Catatan:
Virus ditularkan melalui udara dan kontak kulit
langsung, termasuk hubungan seks. Virus herpes
dapat menyerang janin in utero (dalam kandungan).
HS tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak.
Lokasi di daerah pinggang ke atas, terutama mulut
dan hidung.
HS tipe II (virus of love) biasanya terjadi pada
dekade II atau III, dan berhubungan dengan
peningkatan aktivitas seksual. Lokasi di daerah
pinggang ke bawah, terutama daerah genital.
Terapi: operasi hernia (herniorrhaphy). Pada
strangulated hernia, perlu diberi antibiotik (misal:
Cefoxitin). Pada inguinal hernia, dilakukan elective
herniorrhaphy. Pada anak diberikan acetaminophen
selama 1-2 hari setelah operasi. Sedangkan anak
yang lebih tua terkadang ditambahkan codeine untuk
mengatasi nyeri.
Catatan: Hindari aktivitas fisik yang berat selama 1
minggu setelah operasi hernia. Anak yang berusia < 5
tahun cepat sembuh dari operasi hernia, bahkan
mereka dapat beraktivitas normal setelah 1-2 hari
paska operasi hernia. Pada anak, insidens indirect
inguinal hernia sebesar 1-5%.
Sekitar 60% kasus hernia terjadi di sebelah kanan,
30% di sebelah kiri, dan 10% di kedua sisi (bilateral).
52. Herpes Zoster (HZ)
Sinonim: dompo, cacar ular, shingles, shakes.
Penyebab: virus varicella-zoster (VZV)
Gejala/Tanda: dapat didahului demam, pusing. Nyeri
otot-tulang, gatal, pegal. Lalu timbul eritema
(kemerahan), vesikel (gelembung berisi cairan,
berdiameter < 1 cm) berisi cairan jernih, setelah
beberapa hari menjadi keruh (abu-abu), dapat
bercampur darah.
Fakta menarik tentang hernia dari Amerika
Serikat: sekitar 700.000 operasi hernia dilakukan tiap
tahunnya. Indirect inguinal hernias, di sisi kanan,
adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pada
pria dan wanita. Sekitar 25% pria dan 2% wanita
mengalami inguinal hernias, sedangkan femoral
hernias, hanya dijumpai pada 3% kasus. Insidens
incarcerated atau strangulated hernias pada anakanak 10-20%; sebanyak 50% diantaranya terjadi
pada anak berusia < 6 bulan. Sekitar 10-30% anak
memiliki hernia dinding perut (abdominal wall hernia),
sebagian besar hernia tipe ini menutup otomatis saat
berusia 1 tahun.
Klasifikasi HZ: HZ oftalmika (menyerang dahi dan
sekitar mata), HZ servikalis (menyerang pundak dan
lengan), HZ torakalis (menyerang dada dan perut),
HZ lumbalis (menyerang bokong dan paha), HZ
sakralis (menyerang sekitar anus dan kelamin), HZ
otikum (menyerang telinga).
Sinonim: herpes febrilis, herpes labialis, herpes
progenitalis (genitalis), fever blister, cold sore.
Terapi: istirahat, asiklovir (5 x 800 mg sehari selama
7 hari), bedak salisil 2% atau losio kalamin. Jika
terjadi infeksi sekunder, berikan salep kloramfenikol
2%. Untuk mengurangi neuralgia pascaherpetika,
berikan kortikosteroid seperti: prednison 30 mg sehari
atau triamsinolon 48 mg sehari. Dapat ditambahkan
vitamin B1, B6, dan B12.
Penyebab: virus herpes simpleks (Herpes Virus
Hominis/HVH) tipe I atau tipe II, merupakan virus
DNA.
Catatan: HZ dapat dicegah dengan pemberian
vaksin, direkomendasikan untuk anak berusia 1-12
tahun.
51. Herpes Simpleks (HS)
10
Penyebab: belum diketahui pasti. Genetik dan
perinatal (5 bulan sebelum sampai 1 bulan sesudah
kelahiran) merupakan faktor risiko.
53. Influenza (Common Cold)
Penyebab: virus influenza tipe A, B, C.
Gejala/Tanda:
berlangsung
1bulan/lebih.
Isi
pikirannya:berulang/ bergema, tersiar keluar. Dirinya
dikendalikan kekuatan dari luar. Jarang bicara.
Menarik diri dari pergaulan. Merasa diancam/dikejarkejar/dibicarakan orang. Bicara nggak nyambung.
Gejala/Tanda: panas, lesu, pilek, nyeri kepala, batuk,
kadang nyeri menelan, hidung tersumbat, nyeri otot.
Terapi: istirahat (bila ringan, akan sembuh sendiri),
parasetamol bila panas, vitamin C, vitamin B,
dextromethorphan bila batuk, amantadine dan
rimantadine untuk influenza A.
Terapi:
beribadah,
antipsikotik
(clozapine.
risperidone, haloperidol), rehabilitasi, dukungan
keluarga.
Catatan: Vaksinasi influenza direkomendasikan untuk
mereka yang berisiko tinggi terkena komplikasi
influenza, misal: usia >65 tahun, ibu hamil pada
trimester kedua/ketiga selama musim influenza.
Catatan: ada kecenderungan bunuh diri. Terapi religi
membantu proses penyembuhan.
57. Kanker Kulit
54. Jerawat
Penyebab:
matahari.
Sinonim: acne vulgaris.
Penyebab: multifaktor, seperti : Propionibacterium
acnes, stres, meningkatnya hormon (androgen,
gonadotropin), makanan yang berlemak banyak (es
krim, kacang, coklat, gorengan).
Terapi: pembedahan (misal: therapeutic lymphnode
dissection) dan kemoterapi (misal: bleomycin atau
cysplatin bersama dengan methotrexate).
(AHA),
rendah
rokok,
wajah
Catatan: Hindari paparan sinar matahari langsung. Di
AS, kanker kulit pada masyarakat kulit putih
merupakan keganasan yang paling sering dijumpai.
Karsinoma sel skuamosa, basal sel karsinoma,
melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit yang
ganas.
55. Kaki Gajah
Sinonim:
Elephantiasis,
Lymphedema
Lymphatic
ultraviolet dari sinar
Gejala/Tanda: terjadi perubahan warna pada kulit,
kulit berubah menjadi kasar, mudah berdarah, rasa
gatal dan nyeri yang mengganggu, terjadi luka di
permukaan kulit.
Gejala/Tanda: komedo di wajah, bahu, dada atas,
punggung atas, dll. Dapat disertai gatal. Umumnya
keluhan estetis.
Terapi: eritromisin 1%,asam alfa hidroksi
vitamin A, salep /krim kortikosteroid. Diet
lemak dan karbohidrat. Hindari: stres,
makanan pedas, miras, polusi. Bersihkan
sebelum dan setelah tidur.
paparan sinar
filariasis,
58. Kanker Leher Rahim (Cervix Cancer)
Penyebab: Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16, 18,
31, 33, 35, 45, 51, 52, 56, dan 58.
Penyebab: Wuchereria bancrofti. Di Asia, dapat juga
disebabkan oleh: Brugia malayi dan Brugia timori.
Faktor risiko: risiko meningkat lebih dari 10X bila
mitra seks enam orang atau lebih; juga bila
melakukan hubungan seks pertama kali sebelum
berusia 15 tahun. Merokok juga merupakan faktor
risiko. Kekurangan vitamin C dan E juga berhubungan
dengan peningkatan risiko terkena kanker serviks.
Penyebaran: melalui gigitan nyamuk Aedes dan
Mansonia (di Asia), Anopheles (di Afrika), dan Culex
quinquefasciatus (di Amerika)
Gejala/Tanda: demam, Lymphadenitis (peradangan
kelenjar limfe), hydrocele (adanya akumulasi cairan
dalam rongga/ruang tubuh, sehingga membengkak,
misal: pada scrotum), kaki membesar (elephantiasis).
Gejala/Tanda: keluar cairan vagina berwarna
kemerahan, rasa berat di perut bawah, rasa kering di
vagina, perdarahan (setelah senggama/postcoitus,
antara haid, setelah menopause/postmenopause).
Sekitar 92% penderita tidak memiliki keluhan apaapa.
Terapi: albendazole (400 mg) dan ivermectin (200 μg
per Kg berat badan) atau albendazole (400 mg) dan
DEC/diethylcarbamazine (6mg per Kg berat badan)
selama 5 tahun. Bila disertai hydrocele, perlu
dilakukan operasi (surgery).
Terapi: secara lokal (krioterapi koagulasi dengan
pemanasan atau laser, eksisi loop) atau konisasi
(dengan pisau dingin, loop listrik atau laser).
Catatan: kaki gajah menyerang lebih dari 180 juta
penduduk dari 80 negara tropis dan sub-tropis di
Asia, Afrika, Western Pacific, sebagian Caribbean
dan Amerika selatan.
Catatan: WHO menyarankan wanita berusia 35-40
tahun untuk melakukan skrining minimal sekali
seumur hidup. Beberapa metode skrining kanker
serviks: tes Pap (Pap Smear), kolposkopi,
servikografi, pap Net, tes molekular DNA-HPV.
Berbagai buah dan sayur pencegah kanker: alpukat,
wortel, jeruk, anggur, apel, tomat, bawang, kol,
bayam, brokoli.
56. Kanker Jiwa
Sinonim: schizophrenia, dementia praecox.
11
62. Kejang (Seizure)
59. Kanker Payudara (Breast Cancer)
Penyebab: perubahan genetik (mutasi p53, mutasi
BRCA-1, mutasi germline hCHK2, dll).
Penyebab kejang pada usia:
Terapi: beribadah, operasi, radioterapi, kemoterapi
(cyclophosphamide, Methotrexate, 5-Fluorouracil).
Terapi endokrin (Tamoxifen, Anastrozole).
<1 bulan: kekurangan oksigen, perdarahan di dalam
kepala (intrakranial), infeksi sistem saraf pusat (SSP)
akut, gangguan metabolik, gangguan perkembangan,
kelainan genetik.
>1 bulan – <12 tahun: kelainan genetik, infeksi SSP,
gangguan perkembangan, trauma, belum diketahui
sebabnya (idiopathic).
12-18 tahun: trauma, kelainan genetik, infeksi, tumor
otak, penggunaan obat-obat terlarang, idiopathic.
18-35 tahun: trauma, alkohol, penggunaan obat-obat
terlarang, tumor otak, idiopathic.
>35 tahun: penyakit otak dan pembuluh darah di otak
(cerebrovascular), tumor otak, alkohol, gangguan
metabolik, Alzheimer dan penyakit degeneratif
lainnya, idiopathic.
Catatan: Jika terjadi sebelum menikah, biasanya
karena berani pada orang tua. Jika terjadi sesudah
menikah, biasanya karena sering marah pada suami
atau anak. Suka memendam emosi, kurang
bersyukur/menerima merupakan faktor pemicu. Perlu
diketahui, 1% dari seluruh breast cancers ditemukan
pada pria.
Obat/Zat Penyebab Kejang, antara lain:
Antivirus/antimikroba (acyclovir, isoniazid), anestesi
dan analgesic/pereda nyeri (meperidine, tramadol),
obat
imunomodulator
(interferon),
psikotropik
(antidepresan,
antipsikotik,
lithium),
teofilin,
withdrawal obat hipnotik-sedatif (alkohol, barbiturat,
benzodiazepin), amfetamin, kokain, fensiklidin.
60. Karies Gigi
Kejang pada dewasa pertanda: eklampsia, tetanus,
epilepsi, malaria serebral.
Faktor Risiko: wanita >50 tahun, wanita yang tak
menikah, anak pertama lahir saat > 35 tahun, mens
pertama <12 tahun, pernah operasi/infeksi tumor jinak
payudara, ada keluarga yang menderita, ada kanker
di salah satu payudara.
Gejala/Tanda: ada perubahan pada payudara
(benjolan, luka, kulit jeruk, nipple discharge, rasa tak
enak). Pastikan dengan mamografi dan USG
payudara.
Sinonim: pembusukan gigi, tooth decay, cavity,
dental caries.
Penyebab: bakteri Streptococcus mutans,
makanan, gigi berlubang/kadar fluor rendah.
Kejang pada anak pertanda: kejang demam,
meningitis, tetanus, hipoglikemia, setelah trauma
kepala, epilepsi, malaria serebral.
sisa
Terapi: diazepam, jauhkan dari benturan, longgarkan
pakaian.
Gejala/Tanda: nyeri/sakit gigi spontan, terdapat
nanah, gusi membengkak.
63. Kencing Nanah
Terapi: restorasi/tambalan (dari bahan perak
amalgam/emas), atau mencabut gigi jika pembusukan
telah menyebar sampai ke pulpa.
Sinonim: gonore, gonorrhoea.
Penyebab: Neisseria gonorrhoeae
Catatan: Kurangi makan yang manis-manis.
Periksakan gigi setiap 6 bulan. Rontgen gigi bisa
dilakukan setiap 12-36 bulan.
Gejala/Tanda: nyeri dan panas saat kencing, keluar
nanah berwarna putih susu dari saluran kencing
(uretra), rasa terbakar di daerah anus, radang uretra
(urethritis), kelopak mata membengkak. Kadang,
pada pria: nyeri saat ereksi, pada wanita: mens tidak
teratur/abnormal.
61. Katarak
Penyebab: proses degeneratif (bertambahnya usia),
lama terpapar sinar surya, obat (steroid), DM, cacat
bawaan, keturunan.
Terapi: penisilin G prokain akua (dosis 4,8 juta unit) +
1 gram probenesid.
Gejala/Tanda: penglihatan tidak jelas, seperti
berkabut. Lensa mata keruh/buram. Peka cahaya.
Dapat melihat dobel pada satu mata. Perlu cahaya
terang agar dapat membaca.
Catatan: dapat ditularkan ke bayi lewat jalan lahir.
Terapi: operasi.
Catatan: kacamata gelap/yang dapat menghalangi
sinar ultraviolet sebaiknya digunakan saat berada di
ruang terbuka pada siang hari. Katarak dapat juga
terjadi pada bayi. Beberapa obat yang dapat
menyebabkan katarak: busulfan, chlorambucil,
glucocorticoids, phenotiazines.
12
Ciri: kotoran (discharge) atau kelopak mata lengket,
mata gatal, berair, silau/nyeri jika terkena cahaya
(photophobia). Iritasi mata >4 minggu. Bercak merah
bertaburan bintik putih-kuning. Kotoran air berbusa
pada stadium lanjut. Vascular pannus (sel radang dan
pembuluh darah yang membentuk tabir pada kornea).
64. Keringat Berlebihan
Sinonim: hyperhidrosis, hyperidrosis, polyhidrosis.
Penyebab: demam, makanan pedas, minuman
(panas/berkafein/beralkohol), overdosis obat (morfin,
aspirin), menopause, TBC, malaria, serangan
jantung, penyakit tertentu (thyrotoxicosis, leukaemia,
lymphoma)
Terapi: tetrasiklin atau eritromisin (250-500 mg 4X
sehari).
Gejala/Tanda: keringat berlebihan pada (telapak)
tangan, ketiak, kaki, yang dipicu oleh stres, emosi,
olahraga. Sering ganti pakaian.
68. Kurap
Sinonim:
glabrosa.
Terapi: larutan alumunium klorida 20% atau
metenamin, antiperspirant (zat pencegah/ pengurang
keringat), drisol. Pada kasus berat dilakukan:
iontoforesis, suntikan Botox (botulinum type A toxin),
bedah ETS (endoscopic thoracic sympathectomy).
korporis,
Penyebab: (jamur)
Tricophyton rubrum.
tinea
sirsinata,
Epidermophyton
tinea
floccosum,
Ciri: gatal, terutama jika berkeringat. Lesi akan
meluas jika digaruk, terutama pada kulit yang lembab.
Menular.
Catatan: bersihkan kulit setiap malam dan pagi.
Hindari pakaian dari bahan lycra dan nylon. Lebih
baik gunakan emollient (penyejuk, pelembut kulit) dan
moisturiser (pelembab kulit) daripada sabun. Pakailah
warna yang tidak menampakkan keringat, misal:
hitam, putih.
Terapi:
antigatal/antihistamin,
griseofulvin,
ketokonazol, hindari pakaian yang tidak menyerap
keringat.
Catatan: Kurap pada rambut (favus) menyebabkan
botak, disertai bau tikus (mousy odour)
pada
penderita.
65. Kolera
Penyebab: bakteri Vibrio cholerae serogroups O1
dan O139.
69. Kusta (Lepra)
Gejala/Tanda: berak mirip air cucian beras (ricewater stool), diare encer berbau busuk/amis, muntah,
mulut kering, kehilangan berat badan, pada anak:
demam (febrile), malas dan mengantuk (drowsy).
Sinonim: morbus Hansen, Leprosy.
Penyebab: Mycobacterium leprae
Gejala/Tanda: diawali bercak putih bersisik halus, tak
gatal, lalu membesar dan meluas.Jika saraf terkena,
penderita kesemutan atau sulit menggerakkan
anggota badan diikuti kekakuan sendi. Rambut alis
dapat rontok. Mati rasa (anestesi) pada anggota
tubuh tertentu (jari tangan, telapak kaki, kulit wajah).
Terapi: oralit, antibiotik (Tetracycline, Doxycycline,
Ciprofloxacin, Erythromycin, Trimethoprim dan
sulfamethoxazole, Norfloxacin, Furazolidone)
Catatan: quinolones merupakan kontraindikasi pada
anak dengan kolera. Edukasi tentang sterilisasi air
dan
teknik
cuci
tangan
merupakan
pencegahan/preventif.
Terapi: dapsone, DDS (diamino difenil sulfon),
clofazimine, rifampisin,Lampren.
Catatan: kusta tidak diturunkan.
66. Konjungtivitis Akut
Penyebab: infeksi (bakteri: Staphylococcus aureus,
Streptococcus pneumoniae,
virus: adenovirus,
herpes simplex), alergi.
70. Kutu Air (Tinea Pedis)
Sinonim: athlete's foot, kaki atlet, ringworm of the
foot.
Gejala/Tanda: mata merah, ada kotoran (discharge),
sensasi benda asing, bengkak (chemosis), kelopak
mata lengket.
Penyebab:
Epidermophyton,
Microsporum, dan Candida albicans.
Trichophyton,
Gejala/Tanda: retak dan sisik halus dan tipis
tersering di sela jari kaki ke-4 dan 5, seluruh kaki
(telapak, tepi, punggung) menebal dan bersisik
(moccasin foot), kulit putih dan rapuh yang bila
dibersihkan akan terlihat kulit baru.
Terapi: tetes mata ciprofloxacin 4X sehari, atau
erythromycin ointment 4X sehari selama 7 hari, air
mata buatan (artificial tears) 4-8 X sehari.
Catatan: biasakan cuci tangan, hindari
langsung dengan mata (mengucek mata).
tinea
kontak
Terapi: griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan,
salep Whitfield I atau II, triazol.
67. Konjungtivitis Kronis
Catatan: rawatlah kaki dengan baik, kaus kaki selalu
bersih.
Sinonim: trakoma (trachoma).
Penyebab: Chlamydia trachomatis, reaksi alergi obat
(atropin, epinefrin, antivirus).
13
1999, dilaporkan 2700 kasus pada pria,
1800 kasus pada wanita. Insidens pria :
wanita = 1,7 : 1,0.
71. Kwashiorkor
Penyebab: kekurangan kalori dan protein.
Gejala/Tanda: cengeng (pada anak 1-5 tahun). Kulit
awalnya kering, lalu menipis, bercelah-celah (crazy
pavement dermatosis). Rambut menjadi halus dan
lurus, mudah lepas, warnanya mirip rambut jagung
(flag sign). Mulut mudah kena infeksi, kadang
stomatitis (radang mukosa mulut).
Penyebab:
Secara umum, banyak faktor (multifactorial), seperti:
genetik, virus, dan faktor lingkungan (misal: radiasi
pengion, obat-obatan, bahan kimia).
Selanjutnya, mari kita tinjau satu per satu penyebab
dari:
(1) ALL: trisomy 21 dan translokasi kromosom.
(2) CLL: trisomy 12 dan infeksi human T-cell
leukemia virus-1 (HTLV-1).
(3) AML: myelotoxic agents (seperti: radiasi
pengion, benzene, alkylating agents),
ketidaknormalan kromosom (seperti: sindrom
Down), kelainan darah (seperti: anemia
aplastik,
paroxysmal
nocturnal
hemoglobinuria)
(4) CML: kerusakan sumsum tulang (karena
benzene dan radiasi pengion / ionizing
radiation)
Terapi: diet tinggi kalori dan tinggi protein, vitamin.
Catatan: Jika ada infeksi, berikan antibiotik yang
tepat.
72. Leptospirosis
Sinonim: swamp fever,
waterborne disease.
swine-herd's
disease,
Penyebab: bakteri Leptospira.
Gejala/tanda pada manusia: demam, konjungtivitis,
sakit kepala, bercak merah pada kulit, nyeri otot.
Trisomy adalah terdapatnya 3 pasang kromosom,
normalnya 2 pasang (XX dan XY).
Translokasi (translocation) adalah perpindahan
bagian kromosom ke kromosom lainnya.
Gejala/tanda pada hewan: demam, tidak nafsu
makan, sulit bernafas,loyo, pada babi terlihat berjalan
kaku/berputar-putar.
Terapi untuk
streptomisin).
manusia:
antibiotika
Gejala/Tanda:
(1) ALL: anemia, infeksi, perdarahan (bleeding).
Pembesaran
hati
dan
limpa
(hepatosplenomegaly). Pembesaran testes
(orchidomegaly). Pembengkakan kelenjar
limfe
(Lymphadenopathy).
Keterlibatan
sistem saraf pusat, misalnya: meningism
(gejala mirip meningitis, namun tanpa
disertai peradangan meninges/ selubung
otak dan sumsum tulang belakang).
(2) CLL: infeksi, anemia, 25% penderita tanpa
gejala. Jika berat: berat badan turun,
berkeringat, anorexia, hepatosplenomegaly.
(3) AML: gejala anemia (lelah, dyspnoea/sulit
bernafas,
palpitation/jantung
berdenyut
cepat dan tidak teratur, pandangan kabur,
sakit kepala, tinnitus/telinga berdenging,
anorexia/selera makan hilang), infeksi, atau
perdarahan.
(4) CML: biasanya menahun/lama (chronic) dan
tak nyata namun berbahaya (insidious).
Berat badan turun, kelelahan, demam,
berkeringat, gout (radang kaki dan jari kaki
yang nyeri, mirip encok), perdarahan, dan
rasa tidak nyaman pada perut (karena
hepatosplenomegaly).
(penisilin,
Terapi untuk hewan: (misal:anjing), telah lama
digunakan vaksin leptospira berupa bakterin.
73. Leukemia
Tipe Leukemia:
Lymphoid
(1) Acute lymphoblastic leukaemia (ALL)
(2) Chronic lymphocytic leukaemia (CLL)
Myeloid
(1) Acute myeloid leukaemia (AML)
(2) Chronic myeloid leukaemia (CML)
Epidemiologi
Diperkirakan 231 ribu kasus baru telah terdiagnosis di
seluruh dunia, 130 ribu pada pria, dan 101 ribu pada
wanita. Di AS, ALL dan CLL lebih umum terjadi pada
kulit putih daripada kulit hitam.
(1) ALL: Tipe ini dominan (70-90%) pada anak.
Selama tahun 1999, dilaporkan 1800 kasus
pada pria, 1300 kasus pada wanita.
Penderita anak-anak didominasi oleh pria.
(2) CLL: Tipe ini dominan pada orang tua
(sekitar 65 tahun). Rasio pria:wanita = 2:1.
Sebanyak 25% kasus leukemia adalah tipe
CLL. Selama tahun 1999, dilaporkan 4500
kasus pada pria, 3300 kasus pada wanita.
(3) AML: Tipe leukemia yang paling umum pada
usia dewasa. Insidensinya: 1 per 10 ribu per
tahun. Jika tidak dirawat, penderita akan
meninggal dalam waktu 2 bulan. Selama
tahun 1999, dilaporkan 4900 kasus pada
pria, 5200 kasus pada wanita. Insidens pria :
wanita = 2,9 : 1,9.
(4) CML: Tipe ini dominan pada pria dewasa
(40-60 tahun). Sebanyak 15% kasus
leukemia adalah tipe CML. Selama tahun
Terapi:
(1) ALL: transfusi platelet dan darah, cairan
intravena dan allopurinol untuk mencegah
lisis tumor. Cotrimoxazole untuk mencegah
Pneumocystis
pneumonia.
Kemoterapi.
Transplantasi sumsum tulang.
(2) CLL: jika tanpa gejala, penderita dimonitor.
Chlorambucil (untuk menurunkan limfosit
dan meningkatkan fungsi sumsum tulang).
Fludarabine (alternatif). Steroid (jika terjadi
emolisis otoimun). Radioterapi. Transfusi
intravena human immunoglobulin jika infeksi
berulang.
14
(3) AML:
Kemoterapi yang sangat intensif.
Daunorubicin,
cytocine
arabinoside.
Transplantasi sumsum tulang.
(4) CML:
Kemoterapi.
Imatinib.
Hydroxycarbamide (digunakan jika imatinib
tidak efektif). Alfa interferon (sebagai terapi
kombinasi). Transplantasi stem cell.
Gejala/tanda malaria tertiana benigna, quartana,
dan ovale: (umumnya ringan) dimulai dengan rasa
lemah, ada kenaikan suhu badan secara perlahanlahan dalam beberapa hari, diikuti menggigil dan
kenaikan suhu badan yang cepat. Biasanya diiringi
sakit kepala, mual, dan diakhiri dengan banyak
keringat.
Catatan:
Kasus pertama leukemia dilaporkan oleh Velpeau
pada tahun 1827. Sebesar 90% penderita CML
memiliki ketidaknormalan kromosom yang disebut
Philadelphia chromosome, dimana terjadi translokasi
setengah lengan panjang dari kromosom 22 ke
kromosom 9. Pemeriksaan/evaluasi mata perlu
dilakukan saat diagnosis ditegakkan.
Terapi: klorokuin, sulfadoksin pirimetamin, kina,
primakuin.
74. Lupus
Penyebab: produksi air mata berkurang, penguapan
air mata berlebihan, defisiensi mucin di air mata,
infeksi, obat.
Catatan: kini telah ada vaksin malaria.
76. Mata Kering
Sinonim: dry eye syndrome, keratoconjunctivitis
sicca
Sinonim: Lupus Eritematosus Sistemik, LES.
Penyebab: multifaktor, misal: genetik (HLA DR2,HLA
DR3),
obat
(misalnya:
cephalosporins,
chlorpromazine, hydralazine, minocycline, iodides,
isoniazid, methyldopa, phenytoin, procainamide,
quinidine, sulfonamides, thiouracil). Bila obat
dihentikan, maka lupus sembuh.
Gejala/Tanda: pada mata terasa gatal/berpasir, sakit,
merah, sensasi terbakar, tak mampu menghasilkan
air mata, sulit menggerakkan kelopak mata.
Terapi: air mata buatan (artificial tears) misal:
hypromellose,
lacrilube.
Pelumas
(lubricants),
Hydroxypropyl cellulose (Lacrisert).
Gejala/Tanda: sendi pegal/linu, pyrexia/suhu tubuh >
38˚C (terutama jika terpapar sinar matahari), capek
yang lama/sangat, bercak malar di wajah menyerupai
kupu-kupu (butterfly rash). Kulit peka cahaya,
terutama sinar surya (photosensitivity). Rambut
mudah rontok (alopecia), sariawan dalam hidung dan
mulut, anemia, komplikasi ginjal, nyeri dada saat
nafas dalam, kejang, berat badan menurun, migren
(40%).
Catatan: mata kering dapat menyebabkan kebutaan
(blindness). Jangan terlalu lama di depan
TV/komputer.
77. Menopause
Sinonim: klimakterium, climacteric, change of life.
Penyebab:
estrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium menurun, sehingga akhirnya
proses ovulasi (pelepasan sel telur) berhenti.
Terapi: kortikosteroid (dosis rendah), analgesik
(pereda nyeri). Sun-block cream. Hydroxychloroquine.
Prednisolone dosis tinggi.
Ciri: umumnya usia 50-51 tahun, hot flashes (rasa
panas yang mendadak dan tiba-tiba), vagina menjadi
kering, kelelahan, mudah tersinggung, gangguan
tidur, gelisah, tulang mudah keropos, pusing,
kesemutan,
Catatan: faktor risiko lupus antara lain: wanita, usia
20 – 40 tahun, sinar ultraviolet (memperberat lupus),
hormonal (estrogen menambah risiko, androgen
mengurangi risiko lupus), stres. Obat-obatan yang
dapat menyebabkan lupus disebut drug-induced
lupus.
Terapi: vitamin E, krim estrogen, progesteron (tablet/
suntik). Terapi sulih hormon (bila perlu).
75. Malaria
78. Menopause pada Pria
Sinonim: Andropause, PADAM (Partial Androgen
Deficiency in the Aging Male).
Penyebab dan ciri khas demam pada:
1. Plasmodium vivax (menyebabkan malaria
tertiana benigna, demam tiap hari ke-3).
2. Plasmodium
falciparum
(menyebabkan
malaria tropika/falsiparum, demam tiap 2448 jam).
3. Plasmodium
malariae
(menyebabkan
malaria quartana/ malariae demam tiap hari
ke-4).
4. Plasmodium ovale (menyebabkan malaria
ovale, sering sembuh spontan).
Penularan malaria melalui: gigitan nyamuk
Anopheles betina, transfusi darah, jarum suntik yang
telah tercemar darah, ibu hamil kepada bayinya.
Gejala/tanda
malaria
falciparum:
demam,
menggigil, berkeringat, batuk, diare, gangguan nafas,
sakit kepala, gangguan pembekuan darah, syok,
gagal ginjal dan hati, edema paru dan otak, koma,
dan berakhir kematian.
Penyebab:
gaya
hidup,
menurunnya testosteron.
merokok,
alkohol,
Ciri: depresi menetap, libido (gairah seksual)
terganggu/ menurun, mudah marah, kebotakan,
kegemukan, kelelahan, kekuatan otot menurun,
gangguan berkemih (beberapa kali berkemih di
malam hari atau sulit berkemih).
Terapi: dukungan dan komunikasi dengan istri, terapi
hormon.
Catatan: hormon testosteron pria menurun sekitar 115 persen per tahun, dimulai pada usia 45 tahun.
Tidak semua pria mengalami masa andropause.
15
79. Migren
82. Muntah darah (hematemesis)
Penyebab: tukak lambung (peptic ulcer), alkohol,
aspirin, stres, dyscrasias (ketidaknormalan) darah, dll.
Sinonim: hemicrania, megrim.
Penyebab: dilatasi/pelebaran arteri serebri akibat
perubahan kadar serotonin di dalam darah.
Gejala/Tanda: nausea (rasa enek sebelum muntah),
vomitus (muntah), warna merah tua/coklat/"ampas
kopi", tidak berbusa.
Gejala/Tanda: seolah melihat kilatan cahaya, sakit
kepala berdenyut (throbbing), mual dan muntah.
Sensitif terhadap suara dan cahaya.
Terapi: untuk hematemesis pada perdarahan saluran
cerna, pantau tekanan darah dengan cairan isotonik.
Perlu tindakan bedah bila perdarahan memanjang
dan tidak terkontrol.
Faktor pemicu: keju, coklat, anggur merah, alkohol,
penyedap rasa atau MSG (monosodium glutamate),
stres, olahraga, bepergian, lapar, kurang/kelebihan
tidur.
Catatan: jika perdarahan aktif, dapat dilakukan
endoscopy.
Terapi:
sumatriptan,
aspirin,
acetaminophen.
Amitriptyline dan verapamil baik untuk mencegah
(prophylaxis) migraine.
83. Ngompol (Enuresis)
Penyebab: trauma di spinal cord, diabetes melitus,
epilepsi, defek mental, kapasitas kandung kemih
kecil.
80. Mimisan
Gejala/Tanda: pipis di malam hari (nocturnal
enuresis) atau di siang hari (diurnal enuresis) secara
tidak sadar, dapat sebagai usaha anak untuk menarik
perhatian lingkungannya.
Sinonim: epistaksis, epistaxis, nosebleed.
Penyebab: sering tanpa penyebab, cedera/benturan
(dipukul, jatuh), cuaca panas/dingin, infeksi, tumor,
kelainan darah.
Terapi: membatasi asupan cairan menjelang tidur,
alkaloid beladona, imipramine.
Gejala/Tanda: terjadi perdarahan hidung, sekitar 90%
dapat berhenti sendiri.
Catatan: normalnya, anak dapat mengontrol pipisnya
dan bisa menahan urin jika kandung kemih sudah
penuh pada usia 2-3 tahun.
Terapi: dudukkan penderita tegak lurus (kepala agak
menunduk agar darah tak masuk ke paru-paru),
pijitlah hidung kuat-kuat selama 10 menit, masukkan
kapas (sudah dibasahi adrenalin/lidokain/hidrogen
peroksida) atau daun sirih ke lubang hidung.
84. Nyeri Punggung
Sinonim: (low) back pain.
Penyebab: multifaktor, misal: cedera, osteoporosis,
pergerakan spina/tulang belakang, spinal stenosis
(penyempitan kanal/ saluran di tulang belakang).
Catatan: selama 10-15 menit usahakanlah penderita
membuka mulut dan tidak menelan ludah.
Gejala/Tanda: nyeri (diperberat oleh: batuk, bersin,
mengangkat benda berat, dll), muscle spasm
(kontraksi otot), dapat menjalar ke kaki.
81. Muntah
Sinonim:
emesis,
disgorgement,
regurgitation, vomit, vomiting.
puking,
Terapi:
acetaminophen,
methocarbanol.
Penyebab: obstruksi (gangguan) usus, misalnya
karena peradangan, ulkus, penyakit
Crohn,
Hirschsprung, tumor pankreas, perlekatan usus
sekunder akibat operasi, gangguan motilitas
(pergerakan). Obat terutama opioid. Nyeri, takut,
cemas, gelisah.
cyclobenzaprine,
Catatan: nyeri punggung (back
merupakan salah satu gejala kanker.
pain)
dapat
85. Nyeri Senggama
Sinonim: dyspareunia.
Gambaran klinis: nyeri hebat (kolik) pada perut,
perubahan kebiasaan buang air besar (mulai diare
sampai sembelit). Muntah bisa memiliki sedimen bisa
tidak.
Penyebab pada wanita: pelumasan vagina kurang.
Radang, infeksi, luka lecet di vagina. Kekurangan
estrogen (setelah menopause). Infeksi (leher) rahim,
tumor panggul, selaput dara kaku. Pada pria: radang
prostat, obat antidepresi (amoksapin, imipramin,
klomipramin). Psikis: takut, cemas, marah, atau jijik
pada mitra seksual.
Penatalaksanaan: (Awal) nil by mouth (NBM),
artinya tidak memasukkan apapun melalui mulut; ini
merupakan cara mengistirahatkan usus yang terbaik
untuk menghilangkan gejala. Cairan intravena, ini bila
terjadi dehidrasi berat. (Lanjutan) obat antimuntah
(antiemetik), misalnya: metoklopramid, proklorperazin,
hiosin, ondansetron. Untuk Laparotomi (operasi),
berkonsultasilah dahulu dengan ahli bedah digestif.
Gejala/Tanda: rasa nyeri pada alat kelamin atau
panggul saat bersenggama atau orgasme.
Terapi:
lebih
lama
pemanasan
sebelum
bersenggama. Pelumas dengan pelarut air. Krim/pil
estrogen (bagi wanita menopause)
Catatan: dispareunia lebih sering terjadi pada wanita.
16
Tulisan/suara semakin kecil. Sulit duduk/berdiri. Air
liur menetes. Kedipan mata berkurang.
86. Nyeri Tengkuk
Penyebab: bekerja serius dalam waktu lama, posisi
duduk/kursi kurang nyaman.
Terapi: Levodopa, selegiline, tolcapone, pergolide,
amantadin, transplantasi otak, fisioterapi.
Gejala/Tanda: nyeri sekali di tengkuk, tidak bisa
menoleh ke kiri, ke kanan, menunduk atau
mendongak, sehingga aktivitas sehari-hari terganggu.
90. Patah Tulang
Sinonim: fraktur.
Terapi: Rileks. Pandangan lurus ke depan. Jatuhkan
kepala perlahan ke depan hingga hampir menyentuh
dada. Lalu taruh kedua tangan di belakang kepala
(jari-jari saling menjepit), jatuhkan siku perlahan ke
bawah sehingga kedua tangan membebani leher.
Tahan 5X hitungan, kembali ke posisi awal. Ulangi 23X.
Penyebab: kecelakaan, cedera/ trauma, pukulan,
jatuh, dll.
Gejala/Tanda:
terganggu, dll.
nyeri,
berubah
bentuk,
gerakan
Terapi: sebaiknya ditangani tenaga medis yang
terlatih, bawalah ke RS/UGD, debridement, operasi.
87. Osteoartritis (OA)
Catatan: bila tidak ditangani > 6 jam, maka
kemungkinan terjadi komplikasi semakin besar.
Penyebab: multifaktor. Diantaranya: infeksi, patah
tulang, cedera, cacat bawaan.
91. Patek
Sinonim: frambusia tropika, frambesia, framboesia,
puru, yaws.
Gejala/Tanda: nyeri sendi, kaku sendi < 30 menit
(setelah bangun tidur, duduk lama di kursi), hambatan
gerak sendi, krepitus (sendi bunyi jika digerakkan),
pembengkakan sendi (jarang disertai panas,
kemerahan sekitar sendi). Usia > 38 tahun. Dapat
disertai pembesaran tulang sendi lutut, rasa
ngilu/kaku/nyeri di tangan.
Penyebab:
Treponema
pertenue dari spirochaeta.
pallidum,
subspesies
Gejala/Tanda: kelenjar getah bening membesar,
panas dingin, sakit keras, tak enak badan (malaise).
Terapi: NSAID/anti inflamasi non-steroid (meloxicam,
diclofenac), acetaminophen, menurunkan berat
badan.
Khas: induk patek, yaitu papula (tonjolan padat di
permukaan kulit, berbatas tegas,
< 1cm) yang
ditutupi krusta (darah/nanah/kotoran yang mengering
di atas kulit) berwarna kuning coklat. Lesi mirip
murbei (frambus).
Catatan: OA paling sering mengenai lutut, panggul,
tulang belakang, dan pergelangan kaki.
Terapi: hidup
eritromisin.
88. Panu
Sinonim: Tinea versicolor, pityriasis versicolor, tinea
flava, kromofitosis, dermatomikosis, liver spots.
bersih,
penisilin
(suntikan)
atau
Catatan: penularan patek dengan kontak langsung
dengan kulit orang yang terkena infeksi. Penularan
tidak
langsung
melalui
kontaminasi
akibat
menggaruk, barang-barang yang kontak dengan kulit
dan juga melalui lalat yang hinggap pada luka
terbuka. Patek terutama menyerang anak-anak yang
tinggal di daerah pedesaan tropis yang panas,
lembab, dan lebih sering ditemukan pada pria. Patek
tidak menyerang otak, mata, aorta, organ
pencernaan.
Penyebab: Malassezia furfur atau Pityrosporum
orbiculare.
Gejala/Tanda: timbul perubahan warna kulit (makula),
disertai sisik halus, gatal, dapat tanpa keluhan
(asymptomatic), menahun (chronic).
Terapi: menjaga kebersihan, antijamur golongan
imidazol, fluconazole, clotrimazole cream, salep
Whitfield, ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari,
sampo topical selenium sulphide.
92. Penyakit Jantung Koroner
Penyebab: kelainan otot jantung (myocardium) akibat
kekurangan (insufficiency) aliran darah koroner.
Penyempitan aliran darah ke otot jantung.
Catatan: dengan sinar Wood, jamur tampak
berfluoresensi (berpendar) kuning keemasan.
Gejala/Tanda: sesak napas yang makin bertambah,
sekalipun melakukan aktivitas ringan, kram /nyeri di
kaki selama/setelah olahraga, perubahan warna kulit,
peka dingin, nyeri dada kiri (seperti ditusuk/diiris),
dada seolah ditindih benda berat, leher serasa
tercekik.
89. Parkinson
Penyebab: proses menua di otak, yaitu proses
degenerasi di substansia nigra pars compacta.
Faktor risiko: usia, ras, genetik, lingkungan (rokok,
alkohol, diet tinggi protein), cedera kepala, stres
emosional.
Terapi: istirahat total, aspirin, nitrat, beta-blocker,
antagonis kalsium, diet makanan lunak serta rendah
garam.
Gejala/Tanda: tremor saat istirahat, kaku otot dan
sendi (rigidity), kelambanan gerak dan bicara
(bradykinesia), tidak stabil saat posisi tegak (postural
instability). Cara berjalan: langkah kecil-kecil.
Catatan: ada
arteriosklerotik,
miokardium.
17
3 jenis
angina
PJK: penyakit jantung
pektoris,
dan
infark
93. Persalinan Prematur
96. Pria Berpayudara Besar
Sinonim: persalinan preterm.
Sinonim: ginekomasti, gynecomastia
Penyebab: infeksi.
Penyebab:
Gynecomastia dapat fisiologis atau patologis.
Fisiologis (normal); terjadi pada bayi baru lahir
(newborn infants), remaja dalam masa pubertas
(pubescent adolescents), dan individu yang lebih tua.
Patologis (ada kelainan); dapat disebabkan karena
menurunnya
produksi
hormon
testosterone,
meningkatnya hormon estrogen, kelainan kromosom,
dan penggunaan obat. Gynecomastia dapat juga
idiopathic (tak diketahui sebabnya).
Gejala/Tanda: usia kehamilan 20-37 minggu dihitung
dari hari pertama haid terakhir, kontraksi uterus (his)
teratur, rasa kaku di perut menyerupai kaku
menstruasi, mengeluarkan lendir lewat vagina (dapat
bercampur darah), selaput ketuban seringkali telah
pecah.
Terapi: pastikan bayi tetap terjaga hangat. Jika ada
infeksi beri antibiotik (gentamisin atau kanamisin dan
ampisilin).
Beberapa keadaan yang menyebabkan produksi
hormon testosterone menurun antara lain: gagal
ginjal, kurang gizi (malnutrition), kanker (seperti: large
cell lung cancer, gastric carcinoma, renal cell
carcinoma,
hepatoma),
tumor
pituitary,
hyperthyroidism, viral orchitis.
Catatan: bayi prematur sering sukar bernapas, dan
sukar dalam pemberian minum.
94. Pikun
Obat-obatan
yang
dapat
menyebabkan
gynecomastia: alkohol, marijuana, heroin, estrogen
(termasuk diethylstilbestrol, digitalis, phytoestrogens),
gonadotropins, clomiphene, phenytoin, testosterone
eksogen, ketoconazole, metronidazole, cisplatin,
diazepam
spironolactone,cimetidine,
flutamide,
finasteride, etomidate, methyldopa, busulfan, tricyclic
antidepressants,
penicillamine,
omeprazole,
phenothiazines, calcium channel blockers, ACE
inhibitors.
Sinonim: dementia, dementedness.
Penyebab:
penyakit
Alzheimer,
asetilkolin, depresi, keracunan obat, dll.
kekurangan
Gejala/Tanda: tidak mampu mempelajari/mengingat
informasi yang baru saja dipelajari, gangguan
berbicara/menulis (aphasia). Sulit untuk: mengurus
uang, berbelanja, berpikir (runut/abstrak), atau
mengemudi.
Khas: biasanya bilateral (dua sisi), namun dapat juga
satu sisi (hanya kanan/kiri saja). Gundukan (ridge)
jaringan kelenjar (glandular tissue) simetris dengan
lingkaran di sekitar puting susu (nipple-areolar
complex). Mudah dideteksi bila diameter glandular
tissue lebih dari 0,5 cm. Bila jari-jari tidak dapat
bertemu sampai menyentuh puting susu, maka
kondisi ini disebut pseudogynecomastia.
Terapi:
kolinesterase
inhibitor,
(donepezil,
rivastigmin, galantamin), vitamin E, memantin.
Catatan: demensia dapat terjadi mendadak,
misalnya: setelah stroke atau cedera kepala.
95. Polio
Sinonim: poliomyelitis, infantile paralysis, acute
anterior poliomyelitis.
Terapi: dengan hormon steroid yang dapat
menghambat efek estrogen, misalnya: clomiphene,
danazol, tamoxifen, testolactone, testosterone.
Gynecomastia fisiologis tidak perlu terapi. Bedah
plastik
mutlak
diperlukan
pada
penderita
gynecomastia dengan jaringan payudara sangat
kendor (excessive sagging of the breast tissue)
disertai penurunan berat badan. Bila terapi medis
gagal, atau dengan alasan kosmetik dan psikososial,
maka
reduction
mammoplasty
dapat
dipertimbangkan.
Penyebab: Poliovirus tipe 1.
Gejala/Tanda: paling sering tanpa keluhan, bila
infeksi ringan disertai demam, malaise, sakit
tenggorok dengan atau tanpa mual, dan sakit kepala.
Aseptic meningitis jarang.
Terapi: analgesik (bila febrile/demam, jangan
disuntik), fisioterapi, bawa ke RS. Istirahat di tempat
tidur dianjurkan pada anak yang demam. Jangan
diberi glucocorticoids.
Catatan: pada keadaan macromastia (ukuran
payudara lebih dari 5 cm), diperlukan evaluasi lebih
lanjut dan disarankan reduction mammoplasty.
Gynecomastia di masa pubertas yang tanpa gejala
sebaiknya dire-evaluasi 6 bulan kemudian.
Catatan: pencegahan dengan vaksinasi Poliovirus
hidup (Sabin) atau mati (Salk).
18
97. Rabies
99. Radang Payudara
Sinonim: hydrophobia, lyssa, madness.
Sinonim: mastitis laktasional, mastitis puerperalis.
Penyebab: virus Rabies, jenis virus RNA rantai
tunggal, dari family Rhabdoviridae, genus Lyssavirus.
Penyebab: stasis ASI (saluran payudara tersumbat),
infeksi Staphylococcus aureus dan albus.
Gejala/Tanda: serangan dimulai dengan sakit kepala,
demam, malaise. Bisa disertai mual/muntah. Gejala
yang sering muncul adalah kulit jadi sangat sensitif
(hyperesthesia),
mudah
gembira/bersemangat
(excitability) dan takut udara (aerophobia). Penyakit
ini berlanjut menjadi kelumpuhan otot (paresis atau
paralisis), perasaan takut air (hydrophobia), diikuti
dengan delirium dan kejang.
Ciri: paling sering pada minggu kedua dan ketiga
paskakelahiran. ASI sulit mengalir. Benjolan sangat
nyeri pada satu payudara disertai bercak kemerahan
pada kulit di atasnya. Payudara membengkak, keras.
Rasa ASI berubah menjadi lebih asin dan kurang
manis. Bintik putih di ujung puting susu, sangat nyeri
selama pengisapan.
Terapi: peras ASI dengan tangan, sering menyusui,
kompres hangat, amoksisilin, parasetamol.
Penyebaran: anjing/kucing domestik yang tidak
diimunisasi, rubah, musang, serigala, kelelawar,
raccoon.
Catatan: ASI dari payudara yang terkena mastitis tak
berbahaya bagi bayi.
Terapi: Berikan human rabies immunoglobulin
(HRIG), dengan dosis 20 IU/kg pada individu (anak
dan dewasa) yang belum divaksinasi rabies.
Bersihkan luka gigitan dengan sabun antiseptik dan
air, atau gunakan povidone/iodine solution selama 10
menit.
100. Raja Singa
Sinonim: sifilis, lues venerea.
Penyebab: Treponema pallidum.
Stadium: sifilis primer (ulkus durum: tidak sakit,
tunggal, bulat, merah, bersih), sekunder (roseola:
ruam
di
kulit,
merah
tembaga,
berbintik,
bulat/lonjong, pada kepala menyebabkan rambut
rontok. Kondiloma lata: basah dan sangat menular.
Kelainan kulit juga terjadi pada telapak tangan dan
kaki), tersier (guma: kulit kemerahan, melunak,
destruktif).
Yang biasa diresepkan adalah:
(1) Immunoprophylaxis agents berupa: rabies
immunoglobulin, human rabies immunoglobulin
(HRIG), HDCV (Imovax) -- Rabies human diploid cell
(HDCV) vaccine.
(2) Rabies vaccine, berupa: human diploid cell
vaccine.
Catatan: Penyebaran melalui udara telah dibuktikan
terjadi di gua dimana terdapat banyak kelelawar yang
hinggap dan pernah juga terjadi di laboratorium,
namun kejadiannya sangat jarang. Di Amerika Latin,
penularan melalui kelelawar vampire yang terinfeksi
kepada binatang domestik sering terjadi.
Terapi: penisilin G benzatin, penisilin G prokain, PAM
(penisilin prokain + 2 % aluminium monostrerat).
101. Retardasi Mental (RM)
98. Radang Paru- paru (Pneumonia)
Sinonim: mental subnormal, defisit mental/kognitif,
cacat mental, defisiensi mental.
Penyebab: bakteri, jamur, parasit, protozoa, dan
virus.
Streptococcus
pneumoniae
merupakan
penyebab utama pneumonia komunitas.
Penyebab: multifaktor; nutrisi (kekurangan iodium,
protein, besi), cedera kepala, genetika, tumor otak,
radiasi, obat, dll.
Gejala/Tanda: demam, menggigil, batuk, nyeri
selaput paru/pleura, riak/dahak, frekuensi nafas
meningkat, mengi, friction rub pleura. Pada orang
berusia lanjut, mual, muntah, diare, nyeri otot dan
sendi tidak jarang muncul.
Ciri: IQ < 70, kesulitan dalam kegiatan akademik di
sekolah, lambat bereaksi (terhadap bunyi, senyum,
berbicara, konsentrasi). Kebiasaan memasukkan
benda ke mulut, pada RM berat. RM ringan dapat
sukses di masyarakat.
Terapi: sefalosporin atau betalactam-betalactamase
inhibitor
dengan
atau
tanpa
antibiotik
macrolide/kuinolon.
Terapi: perhatian, cinta kasih dan dukungan
ortu/keluarga dan lingkungan, dikonsultasikan ke
psikolog/psikiater.
Catatan: pada orang berusia lanjut dengan frekuensi
nafas > 28X/menit menunjukkan adanya pneumonia
berat.
19
102. Sariawan
106. Stevens-Johnson Syndrome (SJS)
Sinonim: scurvy, scorbutus, skorbut.
Sinonim: ektodermosis erosiva pluriorifisialis, eritema
multiformis tipe Hebra, eritema bulosa maligna,
sindrom mukokutanea-okular, minor form of TEN
(toxic epidermal necrolysis).
Penyebab: kekurangan vitamin C (ascorbic acid),
kelaparan, riwayat lama berlayar, diet ketat,
ketidaktahuan (misal: merebus jus buah).
Penyebab:
(1) alergi obat,
(2) infeksi virus, bakteri, jamur,
(3) keganasan, seperti: kanker, limfoma dan
(4) idiopathic (belum diketahui penyebabnya)
pada 25-50% kasus.
Gejala/Tanda: gusi berdarah, kehilangan selera
makan, suka mengeluh/jengkel (peevishness), diare,
demam, nyeri kaki.
Terapi:vitamin C (ascorbic acid)
Catatan: arbei, bayam, jeruk, kentang, kiwi, kubis,
tomat kaya akan vitamin C. Vitamin C larut air. Hatihati, penderita dapat mati mendadak (sudden death).
Obat/zat pencetus SJS:
penicillins, salicylates, sulfonamides, phenytoin,
carbamazepine,
valproic
acid,
lamotrigine,
barbiturates, valdecoxib, cocaine, analgesic (pereda
nyeri), antipyretic (pereda demam), jamu.
103. SARS
(Severe acute respiratory syndrome)
Gejala/Tanda: dapat diawali demam, tak enak badan
(malaise), nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia/
myodynia), sakit kepala, batuk berdahak. Kadang
disertai muntah, diare. Proses ditandai oleh infeksi
saluran nafas atas yang nonspesifik (nonspecific
upper respiratory tract infection). Keterlibatan
membran mukus dan/atau mulut menunjukkan bahwa
penderita tidak dapat makan dan minum. Seringkali
telapak tangan atau kaki melepuh.
Penyebab: coronavirus.
Gejala/Tanda: rasa tidak enak badan (malaise), nyeri
otot (myalgia), demam tinggi(> 38˚C), diikuti batuk,
sulit bernafas, dapat juga disertai diare.
Terapi: kortikosteroid dengan ribavirin, interferon
(penghambat replikasi virus).
Catatan: Penularan terjadi karena kontak yang
sangat
dekat
dengan
penderita.
Penderita
secepatnya dibawa ke RS terdekat.
Trias: dijumpai kelainan di
(1) kulit,
(2) selaput lendir orifisium (misalnya di mukosa
mulut, hidung, lubang genitalia, anus), dan
(3) mata.
104. Selulitis (Cellulitis)
Terapi: belum ada obat spesifik. Kompres saline atau
Burow solution untuk menutupi kulit yang terbuka.
Alternatif lain untuk kulit adalah calamine lotion.
Sementara ahli meresepkan cyclophosphamide,
plasmapheresis, hemodialysis, ciclosporin, dan
thalidomide.
Lakukan
pencegahan
tetanus.
Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh dengan pemberian cairan intravena, misal:
infus glukosa 5% dan Larutan Darrow. Pemilihan
antibiotik
tergantung
infeksinya.
Penggunaan
systemic corticosteroids masih kontroversial karena
dosis tinggi
dapat meningkatkan
prevalensi
komplikasi, angka morbiditas dan mortalitas,
sehingga banyak ahli percaya bahwa penggunaan
corticosteroids merupakan kontraindikasi. Human
intravenous immunoglobulin dapat digunakan untuk
perawatan (treatment) and pencegahan (prophylaxis).
Penyebab:
Streptococcus
beta
hemolyticus,
S.aureus, S. pyogenes, Staphylococcus.
Gejala/Tanda:
demam,
badan
tidak
enak
(malaise),nyeri setempat, bengkak (swelling), terasa
panas (heat), kulit kemerahan (erythema).
Terapi: penisilin, antibiotik golongan sefalosporin,
kompres dengan antiseptik (povidon yodium).
Catatan: kebersihan kurang, daerah tropis, beriklim
panas, banyak debu dan kotoran mempermudah
terkena selulitis.
105. Sinusitis
Penyebab: alergi, infeksi (jamur, virus, bakteri).
Gejala/Tanda: sakit kepala saat bangun tidur pagi
hari, sakit kepala, nyeri (sekitar mata, gigi). Selaput
lendir hidung kemerahan dan membengkak. Kadang
hidung meler/tersumbat, indra penciuman berkurang,
sakit telinga/leher. Kadang bernanah (hijau/kuning).
Catatan: Hati-hatilah, bila mata terkena, dapat
menyebabkan kebutaan. Sesuai dengan keterlibatan
sistem organ, berkonsultasi dengan ahli kulit
(dermatologist), ahli bedah plastik, ahli mata
(ophthalmologist),
ahli
sistem
pencernaan
(gastroenterologist), ahli paru (pulmonologist), atau
ahli ginjal (nephrologist) dapat sangat membantu.
Terapi: kompres hangat, decongestant, antibiotik,
bedah.
Catatan: untuk mengurangi bengkak, radang, dan
sumbatan di hidung, berikanlah obat semprot hidung
yang mengandung steroid.
20
107. Stres
Penyebab: multifaktor, tuntutan prestasi,
lingkungan (bencana alam, polusi), kimiawi.
110. Syok (Shock)
faktor
Khas: menurunnya tekanan darah sampai disfungsi
membran sel sehingga organ vital (seperti jantung,
paru-paru) tidak dapat berfungsi dengan baik.
Gejala/Tanda:
mudah
tersinggung,
cemas,
gangguan pola tidur, berbicara terlalu keras/cepat,
kecewa, marah, cepat curiga, mudah menyalahkan,
mudah bosan, dll.
Penyebab dari:
Syok Kardiogenik: keracunan obat, anemia, beriberi, aritmia (kontraksi otot jantung tak normal), gagal
jantung stadium akhir, kerusakan katup akut.
Syok Hipovolemik: kehilangan cairan/plasma
(karena luka bakar, gagal ginjal, diare, muntah),
kehilangan darah (sebelum atau sesudah operasi).
Syok Septik: gagal jantung.
Syok Anafilaktik: obat (penisilin), telur, ikan, dll.
Terapi: beribadah, relaksasi, musik, dukungan
keluarga, diazepam, alprazolam, klomipramin,
haloperidol.
Catatan: stres bermanfaat bagi individu dan
lingkungannya dalam hal peningkatan kualitas (diri)
dan perbaikan.
Gejala/Tanda: pucat (pallor), hipotensi (tekanan sistol
< 90 mmHg), terkadang tekanan darah tak terdeteksi,
cemas, bingung, takikardi (jantung berdetak >
100X/menit), takipneu (nafas cepat), berkeringat,
tangan-kaki dingin, oliguria (kencing hanya sedikit).
108. Stroke Hemoragik
Sinonim: intracerebral hemorrhage (ICH).
Penyebab: penyalahgunaan kokain, hipertensi,
intracranial
aneurysm (pembengkakan
karena
melemahnya dinding pembuluh darah di otak),
intracranial neoplasm (pembentukan jaringan baru
yang abnormal di otak), perdarahan karena tumor
otak.
Terapi: jika mungkin berikan oksigen 100%, panggil
ambulance, segera bawa ke RS terdekat. Pada syok
anafilaktik, bila terjadi sukar bernafas, berikan
adrenalin (epinefrin) intramuskuler 0,5 ml dengan
pengenceran (solution) 1:1000.
Catatan: Syok bukan suatu penyakit, namun
termasuk salah satu kegawatdaruratan medis.
Gejala/Tanda:sakit kepala (berat dan mendadak),
mual (nausea) dan atau muntah, kejang, koma. Dapat
disertai vertigo, telinga berdenging (tinnitus), lumpuh
separuh (hemiparesis).
111. Sulit Buang Air Besar (BAB)
Sinonim: konstipasi, obstipasi (konstipasi berat). Ini
keluhan, bukan penyakit.
Terapi: cepat dibawa ke ICU/UGD.
Catatan: 50% kematian terjadi dalam 48 jam
pertama.
Faktor risiko: penyalahgunaan obat (narkotik,
pencahar, analgesik), wasir, stroke, depresi, diet
rendah serat, kurang olahraga, bepergian jauh.
109. Stroke Iskemik
Tanda/gejala: saat BAB: sulit memulai dan
menyelesaikan, mengejan keras, ada massa tinja
yang keras dan sulit keluar, rasa tak tuntas, sakit di
daerah dubur/perut, ada perembesan tinja cair pada
pakaian dalam, menggunakan pencahar, frekuensi
BAB < 2X seminggu.
Penyebab: TIA/transient ischemic attack (terhentinya
sirkulasi darah, O2, glukosa ke otak), intracranial
thrombosis (bekuan darah di kepala) , embolism
(macetnya aliran darah karena partikel/gumpalan).
Gejala/Tanda: vertigo, sulit berbicara dengan jelas,
melihat satu benda tampak dua, sulit memahami
bahasa, lumpuh sesisi, penurunan kesadaran
mendadak.
Terapi: minum 6-8 gelas sehari disertai diet tinggi
serat, pepaya, olahraga. Bila belum berhasil, gunakan
pencahar.
Terapi: rujuk ke RS, alteplase, anti-platelet agents
(aspirin, ticlopidine).
Catatan: Pria lebih berisiko terkena stroke
dibandingkan wanita, dan 25% kasus stroke terjadi di
usia < 65 tahun.
21
114. Tekanan Darah Tinggi
112. Sulit Punya Anak
Sinonim: infertility, infertilitas.
Sinonim: hipertensi.
Penyebab: hanya sedikit (5.6%) yang berhasil
diungkap:
(1) pelvic inflammatory disease (PID) / radang
pelvis (ini berhubungan dengan infeksi
gonorrhea),
(2) endometriosis (ditemukan jaringan lain yang
mirip dengan kandungan),
(3) faktor pekerjaan (misal: mengejar karir) dan
lingkungan,
(4) efek toksik dari tembakau (rokok), alkohol,
marijuana, heroin, cocaine,
(5) olahraga yang berlebihan,
(6) kegemukan (terutama pada wanita dengan
berat badan yang berlebih),
(7) usia lanjut.
Penyebab: multifaktor, misal: penyakit, obat
(kontrasepsi
oral,
glukokortikoid,
siklosporin,
kortikotropin).
Gejala/Tanda:
kebanyakan
tanpa
gejala
(asymptomatic). Tekanan darah >140/90 mmHg.
Nyeri/sakit kepala, mata berkunang-kunang/kabur,
mimisan(epistaxis).
Terapi: diet rendah garam, diuretics, beta blocker,
ACE inhibitors, calcium antagonist.
Catatan: hipertensi merupakan faktor risiko stroke,
gagal jantung, gagal ginjal.
Khas: tidak terjadi kehamilan (tanpa sebab yang
jelas) setelah 1 tahun berhubungan seks tanpa
pengaman/alat
kontrasepsi.
Ini
merupakan
terjemahan dari "the lack of pregnancy (regardless of
cause) after 1 year of unprotected intercourse".
Konsep ini paling banyak diterima oleh para ahli.
115. Tetanus (Lockjaw)
Penyebab: Clostridium tetani
Gejala/Tanda: trismus (kejang otot rahang), risus
sardonicus (kontraksi otot wajah, mulut menyeringai,
sehingga seperti "wajah kuda"), opisthotonus
(kontraksi otot punggung), tubuh melengkung ke
belakang, otot perut kaku seperti papan, bila
memburuk akan terjadi hyperpyrexia (demam sangat
tinggi). Disfungsi otonom menyebabkan gangguan
pernapasan dan henti jantung mendadak (sudden
cardiac arrest).
Terapi: berkonsultasilah dengan dokter, ahli
kandungan (obstetrician atau gynecologist) sebelum
memutuskan untuk menggunakan teknologi, seperti:
bayi tabung, in vitro fertilization (IVF), intracytoplasmic
sperm injection (ICSI), dan Assisted Reproductive
Technologies (ART).
Catatan:
Sekitar 15% pasangan di usia reproduktif mengalami
infertility. Untuk menegakkan diagnosis infertility,
diperlukan pemeriksaan yang lengkap dan detil dari
kedua pasangan.
Terapi: bersihkan luka dengan alkohol 70%, rawatlah
penderita di ICU yang tenang, berilah metronidazole,
human tetanus immune globulin (TIG).
Catatan: vaksinasi dapat mencegah tetanus.
Yang diperlukan dalam proses reproduksi adalah
interaksi dan penyatuan saluran reproduksi pria dan
wanita (yang normal dan sehat), sehingga
memungkinkan terjadinya:
(1) pelepasan preovulatory oocyte secara
normal,
(2) produksi spermatozoa yang cukup
(adequate),
(3) transport normal gamet ke ampulla tuba
fallopi (tempat pembuahan terjadi)
(4) perlekatan (implantation) dan perkembangan
embrio di endometrial cavity.
116. Thalassemia
Sinonim:
(1) Thalassemia alfa = penyakit hemoglobin H
(2) Thalassemia beta mayor = anemia Cooley
Varian thalassemia:
(1) Thalassemia beta 0
(2) Thalassemia beta +
(3) Thalassemia delta-beta
(4) Thalassemia alfa 0 / Thalassemia alfa 1
(5) Thalassemia alfa + / Thalassemia alfa 2
(6) Non deletion alpha thalassemia
(7) Hereditary Persistence of Foetal Hemoglobin
(HPFH)
(8) Hb Lahore
(9) Hb Constant Spring
(10) Sindrom hydrops Bart
(11) Beta Thalassemia minor atau trait
(12) Beta Thalassemia intermedia
(13) Beta Thalassemia major (Cooley's anemia)
113. Sulit Tidur (Insomnia)
Penyebab: rasa nyeri kronis, efek samping obat,
stres.
Gejala/Tanda: sulit memulai tidur (butuh waktu lebih
dari
setengah
jam
untuk
tertidur),
sulit
mempertahankan keadaan tidur, bangun terlalu cepat
di pagi hari, siklus tidur terganggu sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan.
Terapi:
hypnotics
(anti-insomnia),
nitrazepam, phenobarbital.
contoh:
Penyebab: mutasi gen.
Catatan: insomnia dapat berakibat rasa lelah, kurang
energi, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung.
Beberapa obat yang dapat menyebabkan gangguan
tidur (sleep disturbances): anorexiants, levodopa,
monoamine oxidase inhibitors, sympathomimetics.
22
Gejala/Tanda:
(1) Thalassemia alfa: anemia sedang, sakit
kuning (icterus), pembesaran hati dan limpa
(hepatosplenomegaly), luka di kaki (leg
ulcers), dapat disertai retardasi mental.
(2) Thalassemia beta: anemia biasanya berat,
muka Mongoloid, pertumbuhan badan
kurang
sempurna
(pendek),
hepatosplenomegaly,
sinusitis
sering
kambuh, pertumbuhan gigi buruk, intelektual
dan kemampuan berbicara tidak terganggu,
icterus bila ada biasanya ringan, IQ kurang
baik bila tidak mendapat transfusi darah
secara
teratur
untuk
memperbaiki
anemianya.
117. TORCH
Pengantar:
TORCH kepanjangan dari: Toksoplasma, Other
diseases, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes
simplek.
Ada ahli yang menyarankan untuk memperluas arti
dari tiap-tiap hurufnya. Infeksi Chlamidia trachomatis
dapat dimasukkan ke dalam huruf C. Huruf H dapat
meliputi Hepatitis B virus, Hepatitis C virus, Human
Immunodeficiency virus(HIV) dan Human Papilloma
virus(HPV). TORCH menyebabkan bayi lahir dengan
kelainan congenital (kongenital berarti tampak/ada
saat lahir, bukan diturunkan, melainkan diperoleh saat
perkembangan janin di dalam kandungan)
Terapi:
(1) Antipyretics (penurun panas), analgesics
(pereda nyeri), misal: Acetaminophen.
(2) Antihistamines (anti alergi), misal:
Diphenhydramine hydrochloride.
(3) Chelating agents misal: Deferoxamine
mesylate, Deferasirox.
(4) Corticosteroids misal: Hydrocortisone
(Hydrocortone).
(5) Kombinasi antibakteri, misal: Trimethoprimsulfamethoxazole (TMP/SMX, Bactrim,
Septra), Gentamicin (Garamycin), Penicillin
V.
(6) Vitamin, misal: Vitamin C (Ascorbic acid),
Vitamin E (Alpha-tocopherol), asam folat
(Folic acid)
(7) Vaksin, misal: (a) Pneumococcal polyvalent
vaccine, khusus dewasa; (b) Haemophilus b
conjugate vaccine, untuk melawan penyakit
yang disebabkan oleh Haemophilus
influenzae type b, khusus anak; (c)
Quadrivalent meningococcal vaccine, suatu
serogroup specific untuk melawan Neisseria
meningitidis grup A, C, Y, dan W-135,
khusus anak; (d) Pneumococcal 7-valent
conjugate vaccine, khusus anak.
(8) Transfusi seumur hidup, 2-4 kali per minggu
untuk menjaga Hb>9g/dL.
(9) Transplantasi sumsum tulang
(histocompatible marrow transplant).
(10) Splenektomi (pengangkatan limpa)
diperlukan bila kebutuhan transfusi melebihi
240 mL/Kg PRC/tahun.
Toxoplasmosis
Penyebab: Toxoplasma gondii (sebagai parasit
intraseluler) dengan hospes primernya adalah kucing.
Gejala/Tanda: biasanya tanpa gejala. Setelah masa
inkubasi selama ± 9 hari, muncul gejala flu seperti
lelah, sakit kepala, demam, kelelahan (fatigue),
disertai Limfadenopati / Lymphadenopathy
(pembengkakan kelenjar limfe) di daerah servikal.
Laboratorium: perlu dipastikan dengan pemeriksaan
anti-Toxoplasma IgM dan anti-Toxoplasma IgG.
Mengingat gejala klinis tidak mencukupi, maka
deteksi toxoplasmosis biasanya dilakukan dengan
pemeriksaan antibodi didalam darah. Adanya antibodi
IgM dalam darah penderita menandakan infeksi akut,
sedangkan adanya antibodi IgG menandakan infeksi
kronis. Pada orang yang pernah menderita
toxoplasmosis, IgG dapat berada dalam darah
seumur hidup dalam kadar rendah. Infeksi ulang
ditandai dengan adanya kenaikan kadar IgG secara
bermakna pada pemeriksaan ulang 2 – 3 minggu
kemudian.
Terapi: pyrimethamine, sulfadiazine, glucocorticoid.
Catatan:
Infeksi dapat terjadi pada segala umur dan tidak
membedakan jenis kelamin. Infeksi pada kehamilan
yang sangat awal dapat menyebabkan abortus dan
bayi meninggal dalam kandungan dan infeksi selama
usia kehamilan trisemester I dapat menyebabkan
kelainan yang berat pada bayi, karena pada saat itu
sedang berlangsung proses pembentukan alat-alat
tubuh (organogenesis).
Berkonsultasilah dengan dokter untuk memilih terapi
dan dosis yang efektif.
Pencegahan: melakukan screening, konseling
genetika, diagnosis antenatal menggunakan darah
janin (fetal blood) atau DNA.
Other Diseases
(Penyakit-penyakit Lain)
Catatan:
Sebagian besar kematian dikarenakan keterlibatan
jantung. Bagi wanita dengan thalassemia major masih
mungkin untuk hamil dan melahirkan bayi sehat.
Individu dengan thalassemia major menunjukkan
gejala/tanda diabetes mellitus. Bila seseorang
dicurigai positif thalassemia, sebaiknya diperiksa
apakah ada peningkatan kadar Hb A2, Hb F. Pada
anak yang lebih muda dari 3-5 tahun, kondisinya
belum dapat diketahui karena proses penghentian
produksi Hb F tertunda. Pertumbuhan penderita
thalassemia mengalami keterlambatan (growth
retardation).
Misalnya:
(1) syphilis,
(2) infeksi streptococcus group B,
(3) listeriosis (disebabkan oleh: bacterium
Listeria monocytogenes, melibatkan sistem
saraf
pusat,
menyebabkan
gejala
neurologis/saraf yang bervariasi. Disebut
juga listeria meningitis)
Semua infeksi ini mempunyai persamaan, yaitu pada
infeksi maternal (berhubungan/berkaitan dengan ibu)
biasanya tanpa gejala.
23
Rubella
Cytomegalovirus (CMV)
Sinonim: German measles, campak Jerman.
Penyebab: cytomegalovirus.
Penyebab: virus Rubella, jenis virus RNA dari genus
Rubivirus, famili Togaviridae.
Gejala/Tanda: pada infeksi CMV perinatal tanpa
gejala. Pada infeksi CMV kongenital: bintik-bintik
merah di kulit (petechiae) disertai pembesaran hati
dan limpa (hepatosplenomegaly), sakit kuning
(jaundice), kepala berukuran kecil (microcephaly)
dengan atau tanpa pengapuran otak (cerebral
calcification). Pada CMV mononucleosis: demam,
kelelahan, tak enak badan (malaise), sakit kepala,
nyeri otot (myalgia), dan pembesaran limpa/lien
(splenomegaly).
Gejala/Tanda:
Rubella kongenital
Sekitar 10-15% bayi yang dilahirkan hidup oleh ibu
dengan infeksi rubella pada trimester pertama
menderita gangguan pendengaran dan berbagai
kelainan, seperti: neurologis (saraf), perkembangan,
kardiovaskuler, mata (misalnya: katarak, glaukoma,
kekeruhan kornea). Gejala ini baru muncul beberapa
minggu sampai satu tahun sesudah bayi lahir.
Laboratorium: perlu dipastikan dengan pemeriksaan
anti-CMV IgM dan anti-CMV IgG.
Terapi: Ganciclovir (5 mg per Kg berat badan, 2 x
sehari intravena, diberikan selama 14-21 hari). Atau
valganciclovir (900 mg setiap hari selama14-21 hari).
Atau Foscarnet (60 mg per Kg berat badan, setiap 8
jam untuk 2 minggu). Atau Cidofovir (5 mg per Kg
berat badan per minggu untuk 2 minggu).
Rubella postnatal
Masa inkubasi 17-25 hari. Pembengkakan kelenjar
getah bening/limfe (Lymphadenopathy), ruam kulit
(rash), dan demam ringan (umumnya tidak lebih dari
39° C).
Transmisi (Penularan): melalui hubungan seksual,
menyusui, kontak dengan air liur (saliva), tinja, dan
urin.
Pada orang dewasa, saat terjadi adenopathy
(pembesaran kelenjar), dapat diikuti gejala (symptom)
prodromal ringan seperti: rasa tak enak badan
(malaise), sakit kepala, demam ringan, sakit
tenggorok ringan. Gejala ini berlangsung 1-5 hari
sebelum timbul ruam kulit.
Catatan: penyakit yang disebabkan oleh CMV dapat
terjadi pada bayi atau anak. Terkadang CMV juga
dapat menyebabkan infeksi primer pada dewasa,
yang sebagian besar disebabkan karena reaktivasi
(aktifnya lagi) virus yang telah didapat sebelumnya.
Pada anak, umumnya gejala prodromal tidak terjadi
sehingga ruam kulit menjadi tanda awal penyakit.
Infeksi kongenital biasanya disebabkan oleh
reaktivasi CMV selama kehamilan. Di negara
berkembang, jarang terjadi infeksi primer selama
kehamilan, karena sebagian besar orang telah
terinfeksi dengan virus ini sebelumnya. Bila infeksi
primer terjadi pada ibu, maka bayi dapat lahir dengan
kerusakan otak, ikterus dengan pembesaran hepar
dan lien, trombositopenia, dan retardasi mental.
Rash berlangsung 2-3 hari, dimulai dari dahi, lalu
dalam waktu 24 jam menyebar ke leher, badan,
lengan, kaki. Rash di wajah sering menghilang saat
terbentuk rash di kaki. Jarang dijumpai perubahan
warna kulit.
Pada wanita dapat mengalami radang sendi (arthritis)
pada jari, pergelangan tangan, lutut. Biasanya disertai
pembengkakan, rasa nyeri, dan kesemutan
(paresthesia).
Bayi juga dapat terinfeksi selama proses kelahiran
karena terdapatnya CMV yang banyak dalam serviks.
Penderita dengan infeksi CMV aktif dapat
mengekskresikan virus dalam urin, sekret traktus
respiratorius, saliva, semen, dan serviks. Virus juga
didapatkan pada leukosit dan dapat menular melalui
tranfusi.
Laboratorium: perlu dipastikan dengan pemeriksaan
anti-rubella IgM dan anti-rubella IgG atau ELISA
testing untuk antibodi IgG dan IgM.
Terapi: istirahat penuh di tempat tidur. Vaksinasi
dengan virus yang dilemahkan tidak boleh diberikan
pada ibu-ibu yang hamil muda. Sampai saat ini belum
ada terapi yang efektif.
Herpes Simpleks
Lihat pada Bagian Herpes Simpleks.
Pemeriksaan Laboratorium: perlu dipastikan
dengan pemeriksaan anti-HSV2 IgM dan anti-HSV2
IgG. Juga dengan isolasi virus dari kerokan ulkus,
swab tenggorok, saliva.
Catatan:
Gejala klinis rubella pada orang dewasa sering keliru
dengan campak. Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi
pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan
kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan
pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan
adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester
pertama maka risikonya menjadi 25%. Kematian pada
postnatal rubella biasanya disebabkan karena radang
otak (encephalitis).
24
122. Vitiligo
118. Tuberculosis (TBC/TB)
Penyebab: Mycobacterium tuberculosis complex.
Sinonim: behak, beras, shwetakustha, suitra.
Gejala/Tanda: batuk dengan atau tanpa dahak > 2
minggu, malaise, hemoptysis, sesak nafas, nyeri
dada, gejala flu, kulit kebiruan (cyanosis).
Penyebab: berhubungan dengan proses imunologis
(sistem imun/kekebalan tubuh), gangguan neurologis
(sistem saraf), autotoksik, atau krisis emosi. Terpajan
bahan kimiawi, misal detergen yang mengandung
fenol.
Terapi: rifampin, isoniazid (INH), pyrazinamide,
ethambutol, fluoroquinolones,streptomycin.
Gejala/Tanda: bintik-bintik (makula) putih yang makin
lama makin meluas. Biasanya tidak gatal atau nyeri.
Bisa timbul rasa panas. Daerah yang sering terkena:
bagian tulang terutama di atas jari, sekitar mata,
mulut, hidung, pergelangan/punggung tangan, siku,
lutut, tumit, kaki, terkadang di genital, anus, puting
susu, bibir.
Catatan: TB menular melalui udara yang
terkontaminasi droplet penderita saat batuk, bersin,
atau berbicara. Vaksinasi BCG (bacille CalmetteGuérin) melindungi bayi dan anak dari TB.
119. Tulang Keropos
Sinonim: osteoporosis.
Terapi: jika tak luas berilah Vitadye/Dy-o-Derm.
Larutan psoralen 1% dalam alkohol dioleskan, lalu
dijemur di bawah sinar matahari antara jam 10-12
hingga warna kulit menjadi merah. MBEH
(monobenzylether hydroquinon) 20% dapat dipakai
bila luas vitiligo > 50% permukaan kulit dan tidak
berhasil dengan psoralen. Tindakan pembedahan
dengan tandur kulit merupakan alternatif lain. Untuk
usia < 18 tahun: gunakan losio metoksalen 1% yang
diencerkan 1:10 dengan spiritus dilutus lalu oleskan,
diamkan 15 menit, lalu jemur 10 menit. Waktu
menjemur kian diperlama. Untuk usia > 18 tahun:
bila kelainan kulitnya luas, terapi digabung dengan
kapsul metoksalen (10 mg). Obat ini dimakan 2
kapsul (20 mg) 2 jam sebelum dijemur, seminggu 3
kali. Teruskan selama 6 bulan.
Penyebab: kekurangan kalsium, genetik, steroid,
alkohol.
Gejala/Tanda: biasanya tanpa gejala, nyeri (di
punggung). Bila ada patah tulang (fracture) punggung
(vertebra), tinggi berkurang, bungkuk (kyphosis),
gerakan tubuh terbatas (limitation of motion). Jaringan
tulang porous dan fragile.
Terapi: berhenti merokok, kalsium oral, vitamin D,
bisphosphonate
bone-resorption
inhibitors
(Alendronate, Pamidronate).
Catatan: wanita post-menopause sering terkena
osteoporosis karena berkurangnya estrogen.
120. Tuli Mendadak
Penyebab: belum jelas, namun diduga karena virus,
alergi, diabetes, emosi, kelelahan, barotrauma pada
penyelam/penerbang.
Catatan: gula darah perlu diperiksa, sebab sering
berhubungan dengan penyakit diabetes melitus.
Biasa terjadi di usia 10-30 tahun, mengenai 1%
penduduk dunia.
Gejala/Tanda: tuli yang terjadi secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa jam hingga beberapa hari, bisa satu
sisi, atau dua sisi telinga.
123. Xerophthalmia
Sinonim: conjunctivitis arida, xeroma, xerophthalmus.
Terapi: istirahat penuh (bed-rest), asam nikotinat,
betahistin mesilat, prednison, vitamin B, vitamin C.
Penyebab: kekurangan vitamin A.
Catatan: Menurut JB Snow, 1/3 penderita dapat
sembuh dan normal kembali. Beberapa obat yang
dapat menyebablan tuli (deafness): aminoglycosides,
aspirin,
bleomycin,
chloroquine,
erythromycin,
ethacrynic acid.
Ciri: mata kering (di conjunctiva, kornea), seperti
klilipan, sakit, buta senja, penglihatan turun perlahan.
Ada bercak Bitot (berwarna kelabu seperti mutiara,
berbentuk segitiga, seperti berbusa di atasnya). Pada
stadium
akhir,
terjadi
pelunakan
kornea
(keratomalacia) diikuti
bola mata
berlubang
(perforation), dan kebutaan.
121. Vertigo
Penyebab: Vestibulum - vascular, Eighth nerve (saraf
ke-8), Retikulum batang otak, Traktus posterior
mielum, Infection-imagination, Generalized illness
(penyakit umum, seperti: herpes zozter, influenza),
Opthalmic disease (penyakit mata, misal glaukoma).
Terapi: retinol (vitamin A) 100.000 – 200.000 IU.
Catatan: umumnya terjadi pada anak berusia 6 bulan
- 4 tahun.
Gejala/Tanda: rasa berputar, sensasi jatuh, muntah,
pucat, sempoyongan, telinga berdenging.
Terapi: ekstrak Ginkgo biloba 761 sehari 100 mg,
selama 10 hari, prochlorperazine, diazepam.
Catatan: streptomisin, klorokuin, kuinin, fenitoin,
karbamazepin, dan furosemid menimbulkan gejala
vertigo.
25
Referensi
1.
Adi S, et.al. (ed.): Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XVIII Ilmu Penyakit Dalam 2003.
FK UNAIR-RSUD Dr Soetomo. Surabaya.2003.
2.
Alwi I, et al (ed.): Penyakit Kronik dan Degeneratif Penatalaksanaan dalam Praktek Sehari-hari. FK UI.
Jakarta. 2003.
3.
Boediardja SA, et.al (ed.): Dermatitis pada Bayi dan Anak. FK UI. Jakarta. 2004.
4.
Blenkiron P. 2006, A mnemonic for depression, BMJ 2006;332:551.
5.
Darmawan J., et al: Diagnosis dan Terapi Lupus Eritematosus Sistemik. IDI. 1997.
6.
Davey P.: Medicine At A Glance. Blackwell Science Ltd. 2002
7.
Depkes RI Dinkes Prop Jateng: Pelayanan Medis Dasar. 2007.
8.
Depkes RI, et al.:Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Sarana Pelayanan Kesehatan.2006.
9.
Dharmojono: Leptospirosis, Anthrax, Mulut dan Kuku, Sapi Gila Waspadailah Akibatnya!. Pustaka Populer
Obor.Jakarta.2002.
10. Djauzi S.,Djoerban Z.:Penatalaksanaan HIV/AIDS di Pelayanan Kesehatan Dasar. FK UI.Jakarta.2002.
11. Djuanda A.,et al.(ed.): Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV. FK UI. Jakarta. 2005.
12. Hadinegoro SRH, et al. (ed.): Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Depkes RI.2004.
13. Harijanto PN (ed.):Malaria Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis, dan Penanganan.EGC.
Jakarta.2000.
14. Ilyas, S.:Ilmu Penyakit Mata. FK UI. Jakarta. 1998.
15. Joesoef AA, Kusumastuti K. (ed.): Neuro-otologi Klinis Vertigo. Airlangga University Press. Surabaya. 2002.
16. Joewono BS (ed.): Ilmu Penyakit Jantung. Airlangga University Press. Surabaya. 2003.
17. Kalbe Farma: Cermin Dunia Kedokteran (No.123 Tahun 1999, No.124 Tahun 1999, No.130 Tahun 2001,
No. 134 Tahun 2002, No.140 Tahun 2003, No.145 Tahun 2004, dan No.147 Tahun 2005)
18. Kasper DL, Braunwald E, Fauci
Hill.2005.
AS,et.al.: HARRISON'S Manual of Medicine 16th Edition.McGraw-
19. Kolopaking MS, et.al. (ed.): Current Diagnosis and Treatment In Internal Medicine 2005 Practical Guidelines
in Daily Practice. FK UI. Jakarta. 2005.
20. L. Blok, M. Cereceda, et. al (ed.): Clinical Guidelines: Diagnosis and Treatment Manual, 7th Ed., French.
2006.
21. Longmore M, Wilkinson I, Turmezei T, et. al (ed.): Oxford Handbook of Clinical Medicine, 7th Ed., Oxford
University Press Inc. New York, United States. 2007.
22. Lumbantobing SM, : Anak dengan Mental Terbelakang. FK UI. Jakarta. 2001.
23. Machfoedz I, Winarti SA, Wahyuningsih HP: PPPK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Rumah & di
Tempat Kerja. Penerbit Tramaya. 2005.
24. Mardjono M, Sidharta P: Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. 2003.
25. Maslim R.:Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic Medication).FK Unika Atma
Jaya.jakarta.2001.
26. Purnomo BP.: Dasar-dasar Urologi. CV Sagung Seto. Jakarta. 2000.
27. Sabarguna BS, Kekalih A: Atlas Alur untuk Diagnosis dan Terapi. UI Press. Jakarta. 2006.
28. Siregar RS: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC.Jakarta.2005.
26
29. Simon C, Everitt H, Kendrick T. Oxford Handbook of General Practice 2nd Edition. Oxford University Press,
Inc., New York. 2006.
30. Soedarto: Sinopsis Virologi Kedokteran. Airlangga University Press. Surabaya. 2004.
31. Stead LG, et.al. (ed.): First Aid for The Surgery Clerkship. Mc-Graw Hill Companies, Inc. USA. 2003.
32. Suraatmaja S: Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Sagung Seto.Jakarta.2005.
33. Uddin, J.: Alzheimer's disease: Disorder of the third millenium? In: Jurnal Kedokteran Yarsi 8 (3):1-12
(2000).
34. Wachyudi RG, et al.: Diagnosis & Terapi Penyakit Reumatik. Sagung Seto. Jakarta. 2006.
35. WHO: Mastitis: Causes and Management. 2000.
36. Wibowo S., Andropause atau PADAM, Pengenalan, Pengobatan dan Pencegahan, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang, 1998.
37. Yang G, Vyas GN. Inununodiagnosis of hepatitides A to E and Non-A to-E. Clin Diag Lab Immun, 1996; 3:
247-56.
38. Yanoff M.(ed.): Ophthalmic Diagnosis and Treatment. Current Medicine. Philadelphia. 1998.
Situs Internet:
39. http://resto.co.id/sht/makanansehat36.htm?ujudul=HALITOSIS,%20apa%20itu
40. http://www.emedicine.com
41. http://www.emsvillage.com/articles/article.cfm?id=820
42. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=1070
43. http://www.jakarta-eye-center.com/default.asp?menu=artikel&id=53
44. http://www.mamashealth.com/halitosis.asp
45. http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/sek-1.htm
27
Biodata Penulis
Nama
: Dito Anurogo, S.Ked.
Tempat, Tanggal Lahir
: Semarang, 23 Juli 1983
Suku Bangsa
: Jawa, Indonesia
Hobi
: membaca, menulis, filateli, filsafat, numismatik, berkebun, pecinta alam
Alamat
: Jl. Cinde Barat No. 4 Semarang, 50256, Jawa Tengah, Indonesia.
Telepon
: +62 24 8414870 (home ) , +62 878 3204 7900 ( mobile )
Email
: [email protected]
Bahasa
: Java, Indonesia, English, (Basic: Arab, Chinese, Japanese, Hungary, Italy)
Nama Orang Tua
: Ir. H. Teguh Djoko Suprapto, MT.
Sejarah Pendidikan
: 2002 – sekarang
Fakultas Kedokteran UNISSULA Semarang
1998 – 2001
SMU Negeri 1 Semarang
1998 – 1999
Pondok Pesantren Modern Islam As-Salam, Sukoharjo
1995 – 1998
SMP Negeri 3 (SMP Standar Nasional) Semarang
1989 – 1995
SD Negeri Sompok (SD Teladan) Semarang
1988 – 1989
TK Mangga Semarang
Pengalaman Organisasi
: Standing Committee on Research Exchange (SCORE) CIMSA
•
•
•
•
•
Prestasi dan Aktivitas
Delegasi SCORE UNISSULA untuk May Meeting di Surabaya 2007.
Local Officer on Research Exchange for Sultan Agung Islamic
University (2006 – 2007)
Panitia CIMSA May Meeting 2006
Panitia Seminar dan Talkshow Kesehatan Nasional 2006 tentang
HIV/AIDS dan Narkoba, 27 Mei 2006.
Delegasi SCORE UNISSULA di September Meeting SCORE 2006
: Akademik dan Non Akademik
•
•
•
Member of IFMSA (International Federation of Medical Students'
Associations) sampai sekarang.
Talk Show Mind Set "Open and Manage Your Mind, Get Your
Future", diselenggarakan oleh BEM Fakultas Psikologi UNISSULA
Semarang, 26 Maret 2008.
Reporter of The Month December 2007 versi Harian Online Kabar
Indonesia (HOKI), www.kabarindonesia.com
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Workshop Penulisan Sastra (Puisi – Cerpen – Teenlit) bersama: Joko
Pinurbo, Triyanto Triwikromo, Budi Maryono, di Suara Merdeka,
Semarang, 28 Desember 2007.
QA Communication, School of Motivational Communication, "Cara
Edan: Bicara Percaya Diri Saat Memimpin, Menjual, dan
Berpresentasi" bersama Trainer EDAN: Ikhwan Sopa, di Hotel
Grasia, Semarang, 18 November 2007.
Seminar Nasional "Membangun Sinergi Berbasis Spiritualitas",
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro,
Semarang, 6 September 2007.
Satu-satunya mahasiswa fakultas kedokteran dengan dua karya
tulis yang diterima di "Biennial Scientific Meeting of Indonesian
Psychiatric Association" di Palembang, 3-5 Juli 2007.
"Seminar Nasional Quo Vadis Pendidikan: Menelisik Kasus
Kekerasan dalam Praksis Pendidikan di IPDN", DPP IKA UNNES, di
Semarang, 14 Juni 2007.
Talk Show tentang Menulis dengan tema "Menulis dengan Hati dan
Pikiran" di Semarang, 10 Juni 2007.
Delegasi Indonesia untuk riset di Italy (5-26 Maret 2007).
Delegasi Indonesia untuk INTERNATIONAL TRAINING EXCHANGE
PROGRAM 2007 di Hungaria (30 Juli – 27 Agustus 2007)
Salah satu pembicara pada Student Program di Konferensi ke-5
Asia-Pasifik APA PHS di FK Unair, Surabaya, 15-17 November 2006.
AMA Pra Category 1 Credit(s) from The University of Nebraska
Medical Center, Center for Continuing Education (2005 – sekarang)
Awarded 2.1 hours in category 1 credit towards the AMA Physician's
Recognition Award by CDC MMWR, July, 14th, 2006
Relawan BSMI untuk Gempa Bumi Klaten 2006
Pendiri Medical Study Club (MSC) BEM FK UNISSULA (2006)
ESQ Leadership Training, 25-26 Februari 2006.
Partisipan ACTION (Asian Collaborative Training on Infectious
Disease, Outbreak, Natural Disaster, and Refugee Management),
19-24 Maret 2006, di Jakarta
Salah seorang dari 23 Nominator Lomba Penulisan Esai Ilmiah
Populer Harun Yahya International Award 2003.
Pesantren Manajemen Diri (TREND) Keluarga Mahasiswa Daarut
Tauhiid (GAMADA), 2-6 Agustus 2002.
Participant in The English Journalism Workshop by Diponegoro
English Club, April 5, 2001, in Semarang.
Participant in The Product Promotion Competition IBEC (IndonesiaBritain Education Centre), 15th March 2000.
Delegasi SMP Negeri 3 Semarang untuk Lomba Penelitian Ilmiah
Remaja ke-21 Tahun 1997.
Karya Tulis :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Pelangi Jiwa (2008)
Tips Praktis Mengenali 123 Penyakit (2008)
Software All About Medicine 2007: Cermin Dunia Kedokteran (2007)
Hematopsychiatry (2007)
Psychohematology (2007)
Software Pelangi Jiwa (2007)
Learning Medical is Fun (2006)
Kitab Cahaya (2006)
Atlas Dermatologi (2006)
Rahasia di Balik Misteri Kehidupan (2006)
Asthabrata (English edition, 2007)
Pearl from Indonesia (Spread in Hungary, International Edition, 2007)
Da Dito con Amore (2007)
ABC Kematian (revised, 2008)
Karya Tulis Online :
1. Semarang Medical Journal (SMJ)
http://smj1.greatestcities.com
2. Medical Students' Journal
http://lipid.greatestcities.com
http:// lipid1.greatestcities.com
http://statin.greatestcities.com
http://statin1.greatestcities.com
3. Dito Anurogo's Journal
http://dito.greatestcities.com
http://dito1.greatestcities.com
4. Lebih dari 500 artikel di www.kabarindonesia.com
Aktivitas dan Sebagian Sertifikat Internasional
No
1
Activity
Participant in Guest Lecturer of "Surgical
Ablation as A Treatment of Atrial
Fibrillation" by: Mr. Kazumasa Orihashi, MD,
PhD.
Update on HIV Pharmacology from the 2007
Budapest Meeting
IFMSA (International Federation of Medical
Students'
Associations)
Exchange
Programme
providing
comprehensive
reproductive
health
and
HIV/AIDS
education & skills building for medical
students
HIV Management: 2006: The New York
Course -- Summary of ART Progress for the
Last 18 Months.
Cardiovascular Risk and HIV: Optimizing
Viral and Metabolic Outcomes.
Treating Opportunistic Infections Among
HIV-Exposed
and
Infected
Children:
Recommendations from CDC, the National
Institutes of Health, and the Infectious
Diseases Society of America
Date
Nov, 29, 2007
From / Place
Sultan Agung Islamic
University, Semarang
June 16, 2007
The Postgraduate
Institute for Medicine
Hungary (Budapest,
Pécs, Szeged, and
Debrecen)
June 11, 2007
Morbidity and Mortality
Weekly Report, Centers
for Disease Control and
Prevention, Atlanta
USA.
7
Revised Recommendations for HIV Testing
of Adults, Adolescents, and Pregnant Women
in Health-Care Settings.
June 11, 2007
8
Case Studies in Environmental Medicine:
Environmental Triggers of Asthma.
June 11, 2007
9
Research about The Role of Endoglin in Colon
Carcinoma.
Participant in VII Convegno AMIAR
Agopuntura E Medicina Non Convenzionale
In Ginecologia Ed Ostetricia.
Participant in Convegno Prostata 2007 Le
attuali terapie del tumore prostatico.
HIV Web Study. Each activity was
designated for 0.5 AMA PRA Category 1
credit and is awarded a total of 24.5
March 5 – 26,
2007
March 24,
2007
Morbidity and Mortality
Weekly Report, Centers
for Disease Control and
Prevention, Atlanta
USA.
Morbidity and Mortality
Weekly Report, Centers
for Disease Control and
Prevention, Atlanta
USA.
Università degli Studi
di Torino, Italy
Torino, Italy
2
3
4
5
6
10
11
12
30 July 2007
– 27 August
2007
May 23, 2007
May 23, 2007
March 16,
2007
March, 15 May, 23 2007
Continuing Medical
Education Medscape,
New York.
Medscape, SciMed.
Torino, Italy
University of Alabama
School of Medicine,
Birmingham, AL.
13
credit(s).
Rheumatology (First, Second, Third, Fourth)
Quarter 2006 Quiz
14
Interviewed
Dec 22, 2006
15
Understanding Migraine
Dec 22, 2006
16
Insulin Therapy: Indications, Insulin Types,
and Treatment Design
The Speaker in Student Program, 5th AsiaPasific Association on Problem Based
Learning in Health Sciences Conference
(APA-PHS)
Participant in Poster Presentation, 5th AsiaPasific Association on Problem Based
Learning in Health Sciences Conference
(APA-PHS)
Post Conference Student Workshop: How to
be A Peer Facilitator in Skills Training
Dec 19, 2006
Alzheimer's Disease in the Skilled Nursing
Facility: A Case-Based Approach for
Optimizing Care.
Burn,
Baby,
Burn!
Overwight
and
Gastroesophageal Reflux
Advancing the Management of Cardiovascular
and Metabolic Risk Factors: The Role of the
Endocannabinoid System
Prevention and Control of Tuberculosis in
Correctional
and
Detention
Facilities:
Recommendations from CDC Endorsed by the
Advisory Council for the Elimination of
Tuberculosis, the National Commission on
Correctional Health Care, and the American
Correctional Association.
Asian Collaborative Training on Infectious
Disease, Outbreak, Natural Disaster and
Refugee Management.
Participant in The Product Promotion
Competition
08/24/2006
17
18
19
20
21
22
23
24
25
March 12,
2007
Nov 15-17,
2006
The British Society for
Rheumatology, Oxford
Journals.
International WHO'S
WHO
Chicago College of
Pharmacy, Midwestern
University
Joslin Diabetes Center,
Boston
Faculty of Medicine
Airlangga University,
Surabaya
Nov 15-17,
2006
Faculty of Medicine
Airlangga University,
Surabaya
11/14/2006
Faculty of Medicine
Airlangga University,
Surabaya
Advancing Knowledge in
Healthcare (AKH)
07/28/2006
07/19/2006
07/14/2006
03/19-24,
2006
03/15/2000
THOMSON American
Health Consultants
The Discovery Institute
of Medical Education
(DIME)
CDC and Morbidity and
Mortality Weekly
Report (MMWR)
WHO-IFMSA JapanIFMSA-CIMSA
Indonesia – Britain
Education Centre
(IBEC)
Seminar Kesehatan dan Kedokteran yang Pernah Diikuti
No
1
Seminar
Seminar dan Pelatihan Hidup Sehat dengan Shalat
Waktu
Akreditasi (SKP)
10-11 November 2007
-
19 Mei 2007
-
1 Juli 2006
1 (satu)
31 September 2005
1 (satu)
27 September 2005
2 (dua)
30 Juli 2005
2 (dua)
29 Juni 2005
1 (satu)
18 Juni 2005
1 (satu)
18 Juni 2005
1 (satu)
21 Mei 2005
2 (dua)
11 Desember 2004
2 (dua)
25 September 2004
2 (dua)
19 September 2004
3 (tiga)
27 Juni 2004
-
1 Mei 2004
-
31 Januari 2004
1 (satu)
Tahajjud bersama Prof.DR.H.Moh Sholeh, M.Pd.,PNI
2
Seminar Post Disaster Syndrome di Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya
3
Penyegaran Ilmiah Kegawatdaruratan Mata, di RSU
William Booth, Semarang
4
Seminar Sehari "Pengaruh Minuman Berenergi
terhadap Gizi dan Kesehatan", DPD Persagi –
Dinkes Prop Jawa Tengah
5
Seminar Nasional Doa dan Dzikir sebagai Obat atasi
Problematika Fisik – Psikis
6
Diskusi Panel "Kortikosteroid: Aplikasi Rasional
dalam Klinik" FK UNISSULA – RSISA Semarang
7
Seminar "LUMPUH .......APAKAH PASTI POLIO" FK
8
Seminar Pencegahan Kebutaan akibat DM, FK
UNISSULA – RSISA Smg
UNISSULA – RSISA Semarang
9
Seminar Keperawatan Menyikapi Undang-Undang
No.29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
berhubungan dengan Tindakan Invasif Medis dalam
Praktik Keperawatan, RS St.Elisabeth Semarang
10
Seminar Kesehatan Nasional 2005 Optimalisasi
Kecerdasan Otak Mencapai ESIQ yang Berkualitas
serta Strategi Pencapaiannya
11
Seminar Pemeriksaan Penunjang di Bidang
Oftalmologi untuk Mencegah Kebutaan, kerjasama
FK UNDIP dan RSUP Dr. Kariadi
12
Seminar Profesi Dokter "Penatalaksanaan Stroke
secara Komprehensif" RS St Elisabeth Semarang
13
Simposium Nasional AIDS, Tuberculosis,dan Malaria
14
Seminar Khitan Metode Guillotine dan Praktek
FK UNDIP – ISMKI, di Aula RS dr Kariadi Semarang
Khitan
15
Seminar Petanda Tumor, Manfaat dan
Interpretasinya, Laboratorium CITO.
16
Seminar Pengobatan Medikamentosa Prostat
Hiperplasia, RSISA
17
Seminar Clinical Up Date Penyakit Retina
27 September 2003
2 (dua)
18
Seminar Nasional Peran Antioksidan dalam
13 September 2003
2 (dua)
16 Agustus 2003
2 (dua)
28 Juni 2003
1 (satu)
21 September 2002
1 (satu)
Menghambat Proses Penuaan, UNISSULA
19
Varises dan Cantik secara Islami
20
Seminar Neuroimaging
21
Short Course Khitan Metode Cincin
Download