HUBUNGAN EMPAT PILAR UTAMA PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS TERHADAP KADAR GLUKOSA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH ARTIKEL diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Oleh: DEDI KURNIADI NIM. 010214A015 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Artikel skripsi dengan judul “Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah” yang disusun oleh: Nama : Dedi Kurniadi Nomor Induk Mahasiswa : 010214A015 Program Studi : S1 Keperawatan Telah disetujui oleh pembimbing utama Skripsi Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran. Ungaran, Februari 2017 Pembimbing Utama Gipta Galih Widodo, S.Kp., M. Kep., Sp.KMB. NIDN. 0619047703 Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 1 HUBUNGAN EMPAT PILAR UTAMA PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS TERHADAP KADAR GLUKOSA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH Dedi Kurniadi*) Gipta Galih Widodo **) Ummu Muntamah **) Universitas Ngudi Waluyo 2017 *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo **) Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dan ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi insulin dan atau gangguan kerja Penatalaksanaan Diabetes Mellitus (DM) dikenal dengan pilar penatalaksanaan DM yang meliputi: edukasi, perencanaan makan (diet), latihan jasmani, dan pemberian obat ( terapi farmakologis) sebelumnya diyakini memiliki peranan dalam pengontrolan kadar gula pasien. Tujuan: Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan empat pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus terhadap kadar glukosa pada pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah. Metode: Penelitian menggunakan metode observasional non-eksperimental (survey) yang bersifat deskriptif analitik (eksplanatory research). Populasi adalah seluruh pasien penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah pada bulan Januari 2017. Sampel 58 orang diambil menggunakan teknik Accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan dianalisa menggunakan uji Chi Square. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 2-8 Januari 2017. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara empat pilar utama pengelolaan diabetes mellitus terhadap kadar glukosa pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah. Edukasi tentang Diabetes Mellitus (nilai p=0,00), perencanaan makan / diet (nilai p=0,00), latihan jasmani (nilai p=0,01) dan pengobatan medis (nilai p=0,00) dengan nilai α = 0,05. Simpulan: Ada hubungan empat pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus terhadap kadar glukosa pada pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah. Saran: Sebaiknya pasien dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengetahuan tentang empat pilar utama pengelolaan diabetes mellitus. Pasien juga sebaiknya lebih memperhatikan perencanaan diit, latihan aktivitas fisik dan penggunaan obat diabetes mellitus serta kesadaran untuk memeiksakan kadar glukosanya Kata kunci : empat pilar DM, Kadar Glukosa Kepustakaan : 33 (2005-2015) Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 2 ABSTRACT The Correlation Between Primary Four Pillars Management of Diabetes Mellitus With Blood Glucose Levels of Patient With Diabetes Mellitus in Tugurejo Hospital Central Java Province (xv) + 97 pages + 20 tables + 2 pictures + 14 attachment Background: Diabetes mellitus (DM) is metabolic disorder syndrome that characterized by hyperglycemia caused by absolute or relative deficiency of insulin secretion. Primary Four Pillars Management of Diabetes Mellitus which consists by education, meal planning (diet), physical exercise, and medication (pharmacologic therapy) are believed having role in controlling blood glucose levels of patients with diabetes mellitus. Purpose: The purpose of the research is to determine correlation between primary four pillars management of diabetes mellitus with blood glucose levels of patient with Diabetes Mellitus in Tugurejo Hospital Central Java Province. Methods: This research used observasional non-eksperimental (survey), descriptive analytical (explanatory research). The population was all of Patient With Diabetes Mellitus in Tugurejo Hospital Central Java Province at January 2017. 58 samples were taken by Accidental sampling. The collection data tool used questionnaire that tested by using Chi Square. Data was collected at 2-8 January 2017. Result: There is correlation between primary four pillars management of diabetes mellitus with blood glucose levels of patient with Diabetes Mellitus in Tugurejo Hospital Central Java Province. Education about Diabetes Mellitus (p value=0,00), meal planning /diet (p value=0,00), physical exercise (p value=0,01) and pharmacologic therapy (p value=0,00) with α = 0,05. Conclusion: There is correlation between primary four pillars management of diabetes mellitus with blood glucose levels of patient with Diabetes Mellitus in Tugurejo Hospital Central Java Province. Suggestion: Patient with DM should increase awareness about the importance of knowledge about Primary Four Pillars Management of Diabetes Mellitus. Patient should more consider about education, meal planning (diet), physical exercise, medication (pharmacologic therapy) and awareness to control the blood glucose levels. Keywords : Primary four pillars management of Diabetes Mellitus, blood glucose levels Bibliographies : 33 (2005-2015) PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dan ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi insulin dan atau gangguan kerja insulin (Greenspan et.al dikutip dari Rizal, 2008). Menurut kriteria diagnostik Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2006, seseorang didiagnosa menderita Diabetes Mellitus jika mempunyai kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl. Manifestasi klinis Diabetes Mellitus yang sangat khas adalah meningkatnya frekuensi berkemih (poliuria), rasa haus berlebihan (polidipsia), rasa lapar yang semakin besar (polifagia), keluhan lelah dan mengantuk, serta penurunan berat badan (Price, 2005). Menurut data dari Federasi Diabetes Internasional (FDI) jumlah penderita Diabetes di Indonesia telah Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 3 mencapai 8.554.155 orang pada tahun 2013. Jumlah kasus Diabetes Melitus di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 9.376 kasus. Kasus tertinggi di Kabupaten Brebes dan Kota Semarang (1.095 kasus). Angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah pada bulan desember Tahun 2015 sebanyak 136 kasus Diabetes Mellitus pada pasien rawat inap. Mengingat tingginya prevalensi penderita Diabetes Mellitus (DM) maka perlu adanya upaya untuk pengendalian dan pengelolaan kadar glukosa melalui penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Kadar glukosa dikatakan baik yaitu dengan memperhatikan gula darah yang selalu mendekati batas normal yaitu < 200 mg / dL. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus (DM) dikenal dengan pilar penatalaksanaan DM yang meliputi : edukasi, perencanaan makan (diet), latihan jasmani, dan pemberian obat ( terapi farmakologis ). Dari suvei yang telah dilakukan pada tanggal 10 Maret 2016 dengan mengambil sampel sebanyak 10 pasien penderita Diabetes Mellitus (DM) diruang rawat jalan didapatkan bahwa pasien yang menderita DM telah mengetahui penatalaksanaan dalam pengelolaan penyakit DM tetapi dalam pelaksanaannya pasien tidak melakukan sepenuhnya penatalaksanaan pengelolaan penyakit DM tersebut sehingga kadar glukosa menjadi tidak stabil dan cenderung menunjukkan kadar glukosa yang tinggi dalam darah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah “. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang “Adakah hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah?” Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan empat pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus terhadap kadar glukosa pada pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional noneksperimental (survey) yang bersifat deskriptif analitik (eksplanatory research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah pada bulan Mei sampai Juni 2016. Jumlah sampel adalah 58 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling yang dilakukan selama satu minggu yaitu pada tanggal 2 – 8 Januari 2017. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dibagikan kepada responden dengan pertanyaan tertutup yang diisi oleh responden. Sebelum instrumen digunakan maka dilakukan pengujian validitas dan reabilitas. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Chi Square untuk mengetahui hubungan empat pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus terhadap kadar glukosa pada pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah. Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 4 HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Pelaksanaan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 30 20 18 18 15 5 14 16 10 0 Baik Cukup Kurang Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mendapatkan penyuluhan tentang diabetes mellitus dengan baik yakni sebanyak 28 orang (48.3%). Gambaran Responden Berdasarkan Perencanaan Makan (Diet) Diabetes Mellitus 30 22 25 10 28 20 2. 3. Gambaran Responden Berdasarkan Pola Latihan Jasmani 0 Baik Cukup Kurang Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai Pola Latihan Jasmaniyang cukup yaitu sebanyak 22 orang (36,8%). 4. Gambaran Responden Berdasarkan Pengobatan Medis 40 31 30 20 15 12 10 0 24 23 20 11 10 0 Baik Cukup Kurang Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai Perencanaan makan (Diet) yang kurang baik yaitu sebanyak 24 orang (41,3%). Baik Cukup Kurang Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai kebiasaan pengobatan medis yang baik yaitu sebanyak 31 orang (53,4%). 5. Gambaran Responden Berdasarkan Kadar Glukosa Darah 40 34 30 24 20 10 0 Terkontrol Tidak Terkontrol Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai kadar Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 5 glukosa darah yang terkontrol, yaitu sebanyak 34 orang (58,6%). 8. Hubungan Pola Latihan Jasmani dengan Kadar Glukosa Darah Pasien DM di Rumah Sakit 6. Hubungan Penyuluhan Kesehatan Tugurejo Provinsi Jawa Tengah Tentang Diabetes Mellitus dengan Glukosa Kadar Glukosa Darah Pasien di Terkon Tidak Latihan P Rumah Sakit Tugurejo Provinsi -trol terkonJawa Tengah trol Glukosa Baik 17 1 Penyulu Terkon Tidak Cukup 13 9 0,01 P -han -trol terkonKurang 4 14 trol Total 34 24 Baik 26 2 Berdasarkan tabel di atas Cukup 7 7 0,00 dapat diketahui bahwa hasil uji Kurang 1 15 statistik latihan didapatkan dengan Total 34 24 chi square didapatkan p value Berdasarkan tabel di atas sebesar 0,01 (α = 0,05). dapat diketahui bahwa hasil uji statistik penyuluhan didapatkan 9. Hubungan Pengobatan Medis DM dengan chi square didapatkan p dengan Kadar Glukosa Darah value sebesar 0,00 (α = 0,05). Pasien DM di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 7. Hubungan Manajemen Diet dengan Glukosa Kadar Glukosa Darah Pasien DM Minum Terkon Tidak P di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Obat -trol terkonJawa Tengah trol Glukosa Baik 30 1 Diet P Terkon Tidak Cukup 3 9 0,00 -trol terkon Kurang 1 14 -trol Total 34 24 Baik 22 1 Berdasarkan tabel di atas Cukup 10 1 0,00 dapat diketahui bahwa hasil uji Kurang 2 22 statistik pengobatan medis Total 34 24 didapatkan dengan chi square Berdasarkan tabel di atas didapatkan p value sebesar 0,00 (α dapat diketahui bahwa hasil uji = 0,05). statistik diet didapatkan dengan chi square didapatkan p value PEMBAHASAN sebesar 0,00 (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan penyuluhan tentang diabetes mellitus dengan baik yakni sebanyak 28 orang (48,3%). Sisanya ada 14 orang (24,1%) mendapat kategori cukup dan 16 (27,6%) orang yang mendapat kategori kurang. Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 6 Sebagian besar responden memiliki pengalaman mendapat penyuluhan diabetes dengan baik. Sebagian besar memilih jawaban telah mendapat penyuluhan tentang diabetes mellitus, Diet, olahraga dan obat DM. Namun sebagian dari mereka belum memeriksakan rutin kadar glukosa darahnya. Penyuluhan kesehatan menjadi sebuah variabel penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan secara umum. Bagi pengendalian kadar glukosa darah pada pasien DM, penyuluhan kesehatan tentang manajemen pengelolaan DM sangat mutlak dibutuhkan. Menurut konsensus Pengelolaan Diabetes melitus di Indonesia penyuluhan merupakan pilar utama penatalaksanaan DM. Oleh karena itu penyuluhannya kepada pasien DM haruslah mendapat perhatian yang besar (Waspadji, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci Mei Cahyanti yang melakukan penelitian di Dusun Karang Tengah Yogyakarta pada bulan Juni 2015, semakin baiknya kualitas penyuluhan kesehatan tentang DM akan semakin baik pula kepatuhan penderita DM dalam melakukan manajemen pengaturan kadar glukosa seperti Diet, latihan jasmanidan kepatuhan minum obat. Hasil penelitian menunjukan nilai p sebesar 0,00 yang berarti ada hubungan antara manajemen diet dengan terkontrolnya kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus. Pola Diet telah lama diyakini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh sangat mempengaruhi respon sel beta pankreas dalam pengaturan glukosa darah (Soegondo, 2007). Menurut Basuki (2004), penderita DM dianjurkan menganut pola makan seimbang, akan tetapi dari hasil penelitian terhadap penderita DM, ternyata 75% tidak mengikuti pola makan atau diet yang dianjurkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi serat masih kurang dari angka yang di anjurkan, dengan ratarata konsumsi serat 13,22 gram per hari. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden belum melakukan olahraga secara teratur yang mampu menggerakan semua anggota badannya. Tidak banyak responden yang melakukan aktivitas olaharaga selama 30 menit setiap harinya. Sebagian responden memilih olahraga yang lebih menggunakan pikiran. Sebagian banyak responden menjalani aktivitas lain yang menggerakkan anggota tubuh seperti berjalan setiap hari. Adanya pengaruh latihan fisik terhadap penurunan kadar gula darah ini disebabkan suatu proses yang sistematis dengan menggunakan rangsangan gerak yang bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsional tubuh yang meliputi kualitas daya tahan paru-jantung, kekuatan dan daya tahan otot, kelenturan dan komposisi tubuh (Irianto, 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai program pengobatan medis yang baik yaitu sebanyak 31 orang (53,4%). Sisanya masing-masing 12 (24,7%) memiliki program pengobatan medis yang cukup dan 15 responden (25,9%) memiliki program pengobatan medis yang kurang baik. Perilaku tidak patuh pada umumnya akan meningkatkan resiko yang terkait dengan masalah kesehatan dan semakin memperburuk penyakit yang sedang diderita. Banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan akibat dari ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan aturan Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 7 pengobatan (Sarafino, 2000). Penelitian mengatakan bahwa 30% penderita DM yang rutin melakukan pengobatan merupakan jumlah dari 50% penderita yang sadar bahwa dirinya mengidap diabetes (Sidartawan, dalam Tandra 2007). Masalah pada manajemen diri yang buruk dari penderita ketika melakukan terapi obat akan memperburuk penyakit tersebut. Beberapa studi menunjukkan bahwa sebagian besar penderita DM mengalami kesulitan dalam mengelola pengobatan secara berkala seperti oral hipoglemik dan suntik insulin (Cramer, 2004). Penatalaksanaan pasien diabetes mellitus dikenal 4 pilar penting dalam mengontrol perjalanan penyakit dan komplikasi. Empat pilar tersebut adalah edukasi, perencanaan makan (diet), latihan jasmani dan pengobatan medis (Basuki, 2007). Untuk Penanggulangan DM, obat sejatinya hanya merupakan pelengkap dari pengaturan makan. Obat hanya perlu diberikan bila pengaturan makan secara maksimal tidak berkhasiat mengendalikan kadar gula darah (Manganti, 2012). Bila penderita DM tidak patuh dalam melaksanakan program pengobatan dan pengaturan pola makan yang baik yang telah dianjurkan oleh dokter, ahli gizi atau petugas kesehatan lainnya maka akan dapat memperburuk kondisi penyakitnya. Hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa menunjukan setiap variabel memiliki hubungan pada kadar glukosa darah pasien dengan diabetes mellitus. Hasil uji statistik variabel penyuluhan kesehatan dengan chi square didapatkan p value sebesar 0,00 (α = 0,05), variabel manajemen diet didapatkan p value sebesar 0,00 (α = 0,05), variabel latihan jasmani didapatkan p value sebesar 0,01 (α = 0,05), variabel pengobatan medis didapatkan p value sebesar 0,00 (α = 0,05). Hal ini menyimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan, perencanaan makan (diet) diet, pola latihan jasmani dan pengobatan medis memiliki hubungan dengan kadar glukosa darah pasien DM di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak lepas dari adanya keterbatasan-keterbatasan diantaranya peneliti tidak mempertimbangkan jenis kelamin, umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan sebagai salah satu variabel yang dianalisa secara khusus dan mendalam. Peneliti juga tidak dapat memberikan batasan karakteristik yang signifikan pada responden seperti tipe diabetes mellitus yang spesifik demi mendapatkan sejumlah sampel yang telah ditentukan dalam waktu 1 minggu. Unit perawatan yang penulis jadikan tempat pengambilan data juga belum spesisifik. Penulis masih mencari data di unit rawat jalan dan rawat inap. Penulis juga tidak melakukan pengambilan data kadar glukosa secara faktual dengan mengambil dan menganalisa kadar glukosa pada saat pengambilan data secara langsung. Penulis hanya mengambil data kadar glukosa darah responden dari hasil pemeriksaan darah terakhir yang dilakukan unit rawat Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Ada hubungan empat pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus terhadap kadar glukosa pada pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah. Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 8 Saran 1. Bagi perawat Sebaiknya perawat dapat meningkatkan perannya dalam memberikan edukasi ke pasien diabetes mellitus tentang perencanaan diit, latihan aktivitas fisik yang baik dan penggunaan obat yang tepat serta pemeriksaan kadar glukosa darah secara rutin. 2. Bagi responden Sebaiknya pasien dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengetahuan tentang empat pilar utama pengelolaan diabetes mellitus. Pasien juga sebaiknya lebih memperhatikan perencanaan diit, latihan aktivitas fisik dan penggunaan obat diabetes mellitus serta kesadaran untuk memeiksakan kadar glukosanya. 3. Bagi Rumah Sakit Sebaiknya pihak rumah sakit meningkatkan perhatiannya terhadap tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang empat pilar utama diabetes mellitus. Meningkatkan peran serta tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan empat pilar utama diabetes mellitus di unit pelayanan. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Sebaiknya penelitian selanjutnya meningkatkan hasil penelitian dengan mengendalikan faktor lain yang mempengaruhi penelitian ini seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan . pengambilan data tentang kadar glukosa darah responden juga sebaiknya diambil langsung saat pengisian kuesioer. Waktu pengambilan data juga sebaiknya dilakukan lebih lama demi hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Basuki, E. 2004. Tehnik penyuluhan Diabetes Mellitus. Dalam Penatalaksanaan Diabetes. Cramer JA, 2004, A systematic review of adherence with medications for diabetes, Diabetes Care. Irianto. (2000). Pendidikan Kebugaran Jasmani yang Efektif dan Aman. Yogyakarta: Lukman Offset. Manganti, A. 2012. Panduan hidup sehat bebas diabetes. Araska. Yogyakarta. Perkeni. 2006. Empat Pilar Pengelolaan Diabetes. Perkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Prices, S.A, Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Klinis Konsepkonsep Penyakit. Jakarta: EGC. Soegondo. 2009. Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Jakarta: FKUI. Suci, Mei Cahyanti. 2015. Hubungan Timgkat Pengetahuan Diit Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan DiitPada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II DI Dusun Karang Tengah Yogyakarta.Yogyakarta: STIKES AISYIYAH. Waspadji, S. 2009. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hubungan Empat Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Tugurejo Provinsi Jawa Tengah 9