penguasaan teknologi budidaya untuk menghasilkan benih ikanair

advertisement
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
PENGUASAAN TEKNOLOGI BUDIDAYA UNTUK
MENGHASILKAN BENIH IKAN AIR TAWAR
ANANG HART KRISTANTo
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar
Jalan Sempur No . I Bogor
ABSTRAK
Perikanan budidaya merupakan andalan bagi pemenuhan kebutuhan sumber protein ikan yang semakin meningkat
sementara sumber dari penangkapan semakin menurun .Untuk itu dibutuhkan benih ikan yang berkualitas dalam jumlah
yang mencukupi kebutuhan . Penyediaan benih bertnutu dapat dilakukan dengan memperhatikan berbagai faktor, antara
lain : (1) manajemen induk (asal induk, pakan, pemilihan spesies dan pemuliaan, cara pemijahan), (2) pendederan
(3) pembesaran (monokultur, polikultur, akuaponik), (4)manajemen pakan, (5) penyakit (infeksius, non-infeksius),
maupun pengendalian penyakit (pendekatan inang, pendekatan lingkungan, dan pendekatan patogenitas).
Kata kunci : Budidaya, benih, ikan air tawar
PENDAHULUAN
Perikanan budidaya di harapkan terus
berkembang menjadi andalan produksi protein ikan
untuk menutupi kesenjangan antara produksi hasil
tangkapan yang dewasa ini mulai mendatar dengan
kebutuhan yang terus bertambah seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk . Disisi lain lahan
bagi perkembangan perikanan budidaya, terutama
perikanan budidaya air tawar, makin menyempit
akibat persaingan dengan keperluan lain seperti
pemukiman, industri, dan transportasi . Intensifikasi
perikanan budidaya air tawar juga dihadapkan pada
kenyataan ketersediaan air yang makin menurun
baik dalam jumlah maupun kualitas . Walaupun
demikian budidaya ikan air tawar merupakan usaha
yang cukup menjanj ikankeuntungan, bila dikerjakan
dengan seksama. Sistem budidaya perikanan
diklasifikasikan berdasarkan kandungan salinitas
yang ada di daldm air yaitu budidaya ikan air tawar,
budidaya ikan air payau dan budidaya laut . Ruang
lingkup budidaya ikan baik ikan air tawar untuk
konsumsi maupun ikan hias pada uinumnya terkait
dengan pembenihan (pemijahan, pemeliharaan
larva/benih, pendederan) dan pembesaran ikan .
Dalam pelaksanaan budidaya ikan ada beberapa
aspek yang berkaitan antara lain pemulian dan
genetika, ntitrisi dan teknologi pakan, lingkungan
dan toksikologi serta kesehatan ikan dan patologi .
Jenis ikan yang dapat dibudidayakan antara lain
mas, nila, gurame dan lobster air tawar dan patin
hypoph, sedangkan ikan sungai yang telah berhasil
didomestikasi antara lain baung, patin jambal dan
betutu. Kegiatan budidaya dapat dilakukan dalam
wadah kolam, keramba jaring apung, hampang atau
tanki yang terbuat dari fibreglas atau semen .
PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR
Lingkup kegiatan yang
pembenihan ikan meliputi :
dilakukan
dalam
Manajemen induk
Perolehan induk yang digunakan dapat berasal
dari hasil tangkapan alam atau hasil budidaya
Pemeliharaan serta cara pemberian pakan
induk . Kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan
merupakan fa~tor yang penting dan mempunyai
hubungan erat dengan kematangan gonad, jumlah
telur yang diproduksi dan kualitas telur dan larva
yang dihasilkan .
Peningkatan kualitas benih dilakukan melalui :
TAvE (1993) ; PIPER et al. (1982) dan DuNHAM
(2004) .
o Pemilihan strain
o Seleksi,
109
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungart Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
o Hybridisasi,persilanganantarayangberbeda
atau yang sejenis dan
o Pemijahan strain yang tidak sedarah untuk
menghindari inbreeding.
Pemijahan secara buatan atau alami, pada
pemijahan secara buatan, dilakukan dengan cara
penyuntikan hormon kedalam tubuh ikan betina .
Telur dan sperma ikan dikeluarkan dengan cara
melirit abdomen ke arah genital ikan . Telur dan
sperma yang keluar kemudian dicampurkan dalam
wadah dan diaktifasi menggunakan air. Telur yang
telah difertilisasi di inkubasikan dalam wadah
penetas yang berbentuk corong, dalam hapa atau
akuarium . Pada pemijahan secara alami, induk
ikan dipasangkan dengan perbandingan 1 : 3
tergantung spesies . Telur yang diperoleh kemudian
dipindahkan dan ditetaskan di dalam hapa atau di
kolam penetasan .
Pendederan
Larva yang diperoleh setelah penetasan di
biarkan sampai kuning telur habis, biasanya 2
atau 3 hari, lalu diberikan pakan tambahan berupa
artemia atau pakan alami lainnya sampai berumur
seminggu . Selanjutnya benih yang telah berumur
7 - 10 hari didederkan dalam kolam yang telah
diberi pupuk organik atau anorganik . Pendederan
dilakukan selama 1 - 3 bulan, dengan tambahan
pakan buatan dan pemupukan susulan .
PEMBESARAN
Pembesaran dengan sistem mono/polikultur
Polikultur,
yaitu budidaya
dengan
menggabungkan berbagai jenis ikan yang
mempunyai kebiasaan makan yang berbeda . Pada
lingkungan yang digunakan untuk budidaya,
pertumbuhan ikannya tidak dibatasi oleh limhah
dari pakan dan/atau biota . Biomas terbesar dari
ikan yang dapat dihasilkan merupakan kombinasi
spesis yang dapat memanfaatkan kebiasaan
makan . Penebaran ikan melalui kebiasaan makan
yang berbeda dapat dilakukan dengan meliharaan
ikan mas (pemakan benthic), nilem (pemakan
peripithon), koan1grass carp (pemakan herbivor)
dalarn satu kolam .
110
Monokultur, adalah budidaya ikan satu jenis
dalam satu wadah, jenis budidaya yang sering
dilakukan antara lain budidaya nila jantan tunggal
kelamin, ikan mas, gurame atau ikan lainnya .
SISTEM AKUAPONIK
S0ETRisNo et al. (2004) menjabarkan sistim
budidaya akuaponik . Akuaponik merupakan
budidaya ikan dengan sistem resirkulasi terpadu
dengan tanaman sayuran (resirkulasi plus) yang
ditanam pada media filter yang terdiri dari kerikil
dan pasir. Akar sayuran akan mengambil unsur
hara yang dihasilkan dari sisa metabolisme dan
sisa pakan ikan sehingga air yang tersaring menjadi
jernih dan kualitasnya meningkat, sementara itu
tanaman sayuran tidak lagi memerlukan pupuk
karena telah tercukupi oleh sisa hasil metabolisme
ikan yang dipelihara.
Bahan yang digunakan dalam penerapan
akuaponik tidak banyak berbeda dengan yang
digunakan dalam hidroponik, bedanya akuaponik
memanfaatkan kolam ikan sebagai produsen
sekaligus pemasok hara . Wadah dan substrat
tanaman yang biasa digunakan dalam hidroponik
dimodifikasi sedemikian rupa hingga dapat
digunakan sebagai filter air kolam ikan dalam
penerapan akuaponik . Secara garis besar fasilitas
yang digunakan dalam penerapan akuaponik adalah
kolam atau bak ikan, wadah filtrasi, pompa listrik
atau pompa vacum, dan intalasi pipa . Padat tebar
ikan yang dipelihara dan cara pemberian pakan
inengikuti padat tebar anjuran untuk tiap spesies
demikian juga jarak tanam sayuran sesuai anjuran
untuk tiap spesies .
Akuaponik dapat diterapkan mulai dari skala
rumah tangga dihalaman rumah sampai pada lahan
yang luas sebagai usaha komersial . Sayuran yang
ditanam umumnya jenis yang tahan air seperti
kangkung, salada, pokchai bahkan tomat pun biasa,
sedangkan ikan yang dipelihara ikan konsumsi
maupun ikan hias . Bak fiberglass, atau kolam
halaman, pompa akuarium atau pompa vaccum,
pipa pvc, dan rak filter dapat dipergunakan untuk
akuaponik skala rumah tangga di perkotaan
(integrated urban aquaculture) . Akuaponik skala
usaha komersial memerlukan kolam ikan, pompa
celup, rak filter, dan pipa pvc yang dirancang
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
untuk operasional sistem budidaya ikan terpadu di
pinggiran kota (integrated suburban aquaculture) .
Air dari wadah pemeliharaan ikan dialirkan dengan
kecepatan aliran yang memungkinkan sisa pakan
dan kotoran ikan terbawa kedalam pipa yang
diletakan searah lajur tanaman yang ditanam dalam
substrat filter. Gravitasi kemudian mengalirkan air
dari filter kembali kedalam wadah pemeliharaan
ikan . Filter merupakan lapisan kerikil dan pasir
yang sekaligus merupakan media tumbuh tanaman .
Ketebalan pasir sebagai media tumbuh disesuaikan
dengan sistem perakaran tanaman yang akan
ditanam .
Wan dipanen setelah mencapai ukuran
konsumsi, antara 300-500 gram/ekor, yang dapat
dicapai selama masa pemeliharaan 4-6 bulan dari
ukuran tebar sekitar 50 gram/ekor. Sayuran disemai
terlebih dahulu sebelum ditanam dalam substrat
filter dan kemudian bisa dipanen setelah berumur
2-4 minggu . Dengan kata lain, pada setiap kali
panen ikan dapat dilakukan lebih dari 5 kali panen
sayuran . Secara finansial, biaya perneliharan ikan
dapat diimbangi oleh hasil panen sayuran sehingga
panen ikan sepenuhnya merupakan keuntungan
usaha .
MANAJEMEN PAKAN
Keberhasilan usaha perikanan budidaya dapat
terwujud apabila tiga faktor penentu dilaksanakan
dengan baik yaitu ketersedian benih, baik mutu dan
jumlahnya, ketersedian pakan yang dibutuhkan,
serta lingkungan hidup yang sehat . Kebutuhan
pakan untuk induk dan benih berbeda . Pakan
induk lebih ditekankan pada kebutuhan protein,
yang berkisar 32% (mas, nila, lele lokaldan patin)
sedangkan ikan gurame dan betutu antara 32-35%
dengan kandungan lemak < 7% serta penambahan
Vit E. Dosis Vit E untuk ikan lele lokal, jelawat dan
mas 150 mg/kg pakan . Sedangkan untuk pakan
benih, kandungan protein > 35% dengan lemak <
7% pada 1 - 2 bulan pertama kemudian kandungan
protein dapat diturunkan sampai 28% (SuIiFNDA et
al., 2003) .
PENYAKIT PADA BUDIDAYA MAN AIR
TAWAR
TAUxm et al . (2004) mendeskripsikan masingmasing kelompok penyakit yang berpotensi
mengganggu kelancaran usaha budidaya ikan
air tawar. Secara umum, penyakit ikan dapat
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit
infeksius (parasit, jamur, bakteri dan virus) dan
non-infeksius (lingkungan, nutrisi dan genetis) .
Penyakit infeksius
Parasit
Secara umum, infeksi patogen parasitik
jarang mengakibatkan wabah penyakit yang
sporadis ; namun pada intensitas penyerangan
yang sangat tinggi dan areal yang terbatas, hat itu
bisa saja terjadi . Akibat yang ditimbulkan oleh
infeksi patogen parasitik secara ekonomis cukup
merugikan ; selain dapat mengakibatkan kematian,
juga dapat menurunkan bobot, performance serta
menurunkan ketahanan tubuh ikan, sehingga sering
dimanfaatkan sebagai jalan masuk (port of entry)
bagi infeksi sekunder oleh patogen lain seperti
jamur, bakteri dan virus . Secara garis besar infeksi
oleh patogen parasitik dibagi dalam dua kelompok,
yaitu : protozoa dan metazoa, termasuk di dalamnya
golongan internal dan eksternal parasitik .
Protozoa
Beberapa jenis protozoa parasitik yang umum
menginfeksi dan menimbulkan kerugian signifikan
pada budidaya ikan air tawar di Indonesia, antara
lain : Ichthyopthirius multiliis, Trichodina spp . dan
Trichodinella spp . atau umum disebut "penyakit
gatal", Tetrahymena spp ., Costia neca:rix atau
Ichthyobodo necator, Oodinium spp ., Epistylis spp.,
Myxobolus spp . atau "bintil putih", dan Myxosoma
spp atau "gembil" . Salah satu jenis parasit dari
kelompok protozoa yang paling sering menjadi
kendala pada budidaya ikan air tawar adalah
Ichthyophthirius multifiliis atau biasa disebut "Ich"
atau "penyakit bintik putih .
111
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Pi oduk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
Metazoa
Parasit dari golongan metazoa yang sering
dilaporkan menginfeksi dan menimbulkan kerugian
signifikan pada budidaya air tawar di Indonesia,
antara lain : Monogenetic trematod (Dactylogyrus
spp ., Cichlidogyrus spp ., Gyrodactylus spp .,
Quadriacanthus sp .), Cestoda, Nematoda, Argulus
sp . (Brachiura), Ergasilus sp. (Copepoda), Lernaea
sp . (Copepoda), Alitropus typus (Isopoda),
Jamur
Infeksi jamur pada budidaya ikan umumnya
merupakan infeksi sekunder, meskipun ada
beberapa jenis jamur yang bersifat obligate parasite
seperti Aphanomycosis . Jenis penyakit jamur yang
sering dilaporkan menjadi kendala pada budidaya
ikan air tawar adalah dari famili saprolegniaceae
(Saprolegnia sp . dan Achlya sp .) .
Bakteri
Penyakit bakterial merupakan jenis penyakit
yang banyak dilaporkan sebagai penyebab
kegagalan usaha perikanan . Jenis jenis penyakit
yang disebabkan oleh bakteri antara lain "penyakit
merah" akibat infeksi bakteri AeromonasPseudomonas, "penyakit luka kulit, sirip dan insang"
akibat bakteri Flavobacterium columnare, penyakit
tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
spp dan penyakit Streptococciasis, penyakit ini
disebabkan oleh bakteri gram positif, Streptococcus
spp. Kasus penyakit ikan akibat infeksi patogen
bakterial masih sering terjadi dengan intensitas
yang variatif, dan umumnya pembudidaya masih
mengandalkan antibiotik sebagai "magic bullet"
untuk melawan penyakit bakterial .
Virus
Koi hervest virus (KHV) merupakan penyakit
viral yang paling serius dan sporadis pada budidaya
ikan air tawar di Indonesia . Wabah KHV terus
berlanjut hingga kini, kondisi ini sangat meresahkan
pembudidaya ikan mas dan koi, termasuk pelaku
usaha lainnya yang terkait dengan pembudidayaan
kedua jenis ikan tersebut . Berbagai upaya telah
112
dilakukan oleh pemerintah dan stakeholders,
seperti: pembentukan posko penanggulangan
wabah, sosialisasi status penyakit, pelatihan,
sarasehan, penyaluran bantuan, dan lain-lain .
Oleh karena itu, definisi kasus infeksi KHV
yang relatif konsisten disederhanakan menjadi 3
point, yaitu :
1 . Hanya menginfeksi ikan mas dan koi .
2 . Insang berwarna pucat, terdapat bercak
putih (white patch) pada filamen insang dan
akhimya membusuk (gill necrosis) .
3 . Terjadi kematian massal dalam tempo
singkat (1 - 7 hari) .
Penyakit non-infeksi
Penyakit akibat lingkungan
Penyakit ikan akibat faktor lingkungan sering
mengakibatkan kerugian yang serius, karena
kematian yang terjadi berlangsung sangat singkat
dan umumnya mematian seluruh populasi ikan .
Kasus penyakit tersebut misalnya kematian massal
ikan di waduk akibat umbalan (up welling),
keracunan akibat peledakan (blooming) populasi
plankton, keracunan pestisida/limbah industri/
bahan kimia lainnya, dan lain-lain . Dalam konteks
budidaya ikan pada lahan dan air terbatas, maka
penyakit akibat faktor lingkungan yang mungkin
terjadi akan lebih kompleks . Oleh karena itu, pada
tulisan ini hanya dibahas beberapa penyebab yang
lebih dominan .
Ran tercekik
Kekurangan oksigen terlarut, sering menjadi
masalah pada budidaya ikan, baik di kolam maupun
di perairan umum (karamba jaring apung) . Kondisi
ini umumnya terjadi menjelang pagi hari di perairan
yang memiliki populasi fitoplankton tinggi, atau
pada saat tekanan atmosfir rendah dibarengi dengan
tidak ada cahaya matahari karena tertutup awan
dalam tempo yang cukup lama .
Keracunan nitric
Keracunan nitrit atau methemoglobinemia
atau penyakit darah coklat adalah penyakit yang
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
' Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi
di dalam air. Sumber nitrit terutama berasal
dari hasil metabolisme protein pakan oleh ikan .
Unsur nitrogen yang dihasilkan oleh tubuh ikan
adalah ammonia . Pada saat ammonia dilepas
ke air, selanjutnya akan dioksidasi oleh bakteri
Nitrosomonas yang mampu merubah ammonia
menjadi nitrit . Nitrit selanjutnya akan dioksidasi
menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter . Apabila
pakan ikan terlalu intensif atau Nitrobacter kurang
efisien dan efektif mengoksidasi nitrit menjadi
nitrat, maka konsentrasi nitrit akan meningkat dan
selanjutnya menjadi masalah bagi ikan . Nitrit akan
bersifat toksik bagi ikan pada konsentrasi 0,5 ppm .
Keracunan ammonia
Ammonia terdapat dalam dua bentuk, yaitu
yang tidak terionisasi dan sangat beracun (NH3)
dan yang terionisasi dan kurang beracun (NH4 +) .
Mekanisme keracunan ammonia berlangsung
seperti halnya keracunan nitrit, dan umumnya
akibat pemberian pakan yang berlebihan atau
bahan organik ; sementara populasi bakteri pengurai
nitrogen yang ada tidak mencukupi . Daya racun
ammonia sangat dipengaruhi oleh pH dan suhu
air. Semakin tinggi pH atau suhu air, maka makin
tinggi pula daya racun ammonia .
> NH3 + H +
NH4 + <
pH mendorong persamaan reaksi ke -- ->
suhu tinggi akan mendorong persaman reaksi
ke>
Gejala klinis yang tampak pada kondisi
keracunan ammonia secara umum hampir sama
dengan keracunan nitrit yaitu ikan terlihat lemas,
meloncat ke permukaan air atau berkumpul di
saluran pemasukan air, karena lapisan epitel pada
filamen insang tidak berfungsi melakukan proses
difusi .
Emboli gas (Gas bubble disease)
Emboli gas adalah kondisi dimana konsentrasi
gas lewat jenuh yang ada dalam air keluar dari
larutan dan membentuk emboli gas dalam tubuh
ikan . Emboli gas tersebut mungkin terjadi di bawah
kulit atau dalam pembuluh darah . Emboli di bawah
kulit akan merusak kekompakan kulit sebagai
pertahanan utama terhadap infeksi patogen serta
menjaga keseimbangan osmotik, sedangkan emboli
pada pembuluh darah akan membendung aliran
darah, terutama pada insang ikan .
Fluktuasi suhu air yang ekstrim
Perubahan suhu air yang ekstrim akan merusak
keseimbangan hormonal dan fisiologis tubuh
ikan, dan pada umumnya ikan tidak mampu untuk
beradaptasi terhadap perubahan ini yang berakibat
stres bahkan kematian mendadak. Sebagian besar
ikan budidaya, memiliki kemampuan yang tinggi
untuk hidup pada kisaran suhu air yang cukup
luas, yang sulit untuk ditoleransi adalah fluktuasi
suhu yang tinggi dalam tempo yang relatif singkat .
Kondisi ini sangat sensitif, terutama bagi larva dan
benih ikan .
Limbah pollutan
Logam berat yang cukup berbahaya bagi
kehidupan ikan karena sifat toksisitasnya, berturutturut antara lain meliputi : Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb,
Cr, Al dan Co . Kontaminasi ringan unsur logam
berat di lingkungan perairan akan dideposit oleh
ikan-ikan induk kemudian dikonsentrasikan
dalam minyak yang tersimpan dalam telur-telur
mereka . Kontaminasi demikian pada akhirnya
akan mematikan telur-telur tersebut pada saat
berkembang sebelum menjadi larva, dan lain-lain .
Penyakit malnutrisi
Defisiensi vitamin C merupakan penyakit
yang umum terjadi, akibat yang paling populer
adalah "broken back syndrome" seperti scoliosis
dan lordosis . Vitamin C sangat berperan dalam (1)
proses osifikasi atau konversi dari tulang rawan
menjadi tulang sejati, (2) sebagai co-enzim reaksi
biokimia dalam tubuh, (3) meningkatkan ketahanan
tubuh (imunitas) terhadap penyakit infeksius,
(4) mencegah pengaruh negatif akibat gangguan
lingkungan atau stres, serta (5) mempercepat
proses penyembuhan luka . Selain kelima manfaat
tersebut, penambahan vitamin C diatas kebutuhan
normal juga terbukti dapat menunjang kesehatan
ikan mulai dari perkembangan telur hingga dewasa,
serta berperan positif bagi pertumbuhan ikan .
113
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
Penyakit genetis
Penyakit akibat faktor genetik sangat jarang
dilaporkan, meskipun secara aktual merupakan
penyebab yang kompleks pada usaha budidaya
ikan . Perkawinan sekerabat (in breeding) yang
berlangsung terus menerus akan berdampak
penurunan variasi genetik dalam tubuh ikan, dan
dampak yang terlihat antara lain : (1) pertumbuhan
yang lambat (kuntet) dan variasi ukuran yang luas
(blantik), (2) lebih sensitif terhadap infeksi patogen,
(3) organ tubuh invalid, seperti operkulum yang
tidak tertutup sempurna, tubuh bengkok atau tidak
memiliki salah satu sirip, (4) dan lain-lain .
PENGENDALIAN PENYAKIT PADA
BUDIDAYA MAN AIR TAWAR
Sebagaimana dijelaskan pada Penyakit Ikan dan
Konsep Pengendaliannya untuk mencapai kondisi
yang harmonis antar tiga bioekosistem (inang,
patogen dan lingkungan), dapat dilakukan melalui
pendekatan terhadap masing-masing komponen
dan harus dilakukan secara terintegrasi :
Man yang prima (pendekatan inang)
Untuk mendapatkan inang yang sehat, maka
upaya harus dimulai dari seleksi terhadap benih
ikan yang dihasilkan dari induk yang berkualitas.
Biasanya cukup sulit untuk merunut sejarali dari
calon-calon ikan yang hendak dipelihara, kecuali
kegiatan budidaya ikan mulai dari sub-unit usaha
perbenihan hingga pembesaran dilakukan dalam
satu unit . Namun secara umum, benih ikan yang
berkualitas dicirikan oleh penampakan yang
sempurna (tidak invalid), ukuran relatif seragam,
warna cerah dan bersih, gerakan aktif dan agresif
terhadap pakan yang diberikan, serta responsif
terhadap rangsangan dari luar.
Status kesehatan ikan yang selalu dalam
kondisi prima, merupakan prasyarat untuk mampu
mengeliminasi kehadiran patogen yang hendak
menginfeksi tubuhnya . Hal tersebut dapat dicapai
melalui pemberian pakan yang berkualitas dalam
jumlah yang mencukupi serta kondisi kualitas
air yang baik . Di dalam tubuh ikan sendiri, pada
dasarnya telah ada sistem pertahanan tubuh baik
yang bersifat spesifik maupun non-spesifik, namun
1 14
level protektifnya sangat rendah sehingga perlu
dirangsang/diinduksi dari luar .
Lingkungan yang nyaman (pendekatan
lingkungan)
Lingkungan yang berpengaruh terhadap
budidaya ikan terbagi dalam 2 bagian besar yaitu
lingkungan luar (eksternal) dan lingkungan dalam
(internal) . Lingkungan internal kolam berkaitan
dengan sanitasi dan manajemen budidaya yang
menghasilkan limbah internal seperti amonia dan
nitrit yang sangat toksik bagi ikan . Limbah internal
dapat berasal dari sisa pakan, feces, plankton yang
mati, ikan mati dan lain-lain
Biosecurity (pendekatan patogen)
Konsep ini pada prinsipnya lebih difokuskan
pada upaya mencegah masuk dan menyebarnya
patogen virulen pada unit budidaya . Kondisi
tersebut dapat dilakukan melalui teknik (1)
mencegah terjadinya penyakit, (2) pemantauan
penyakit secara berkala, dan (3) eradikasi patogen .
KESIMPULAN
Penguasaan budidaya ikan air tawar yang
meliputi kegiatan pembenihan dan pembesaran
perlu dikuasai bagi pembudidaya atau peminat
budidaya guna menghasilkan benih ikan air tawar
secara masal .
PUSTAKA
DUNHAM, R .A . 2004 . Aquaculture and Fisheries
Biotechnology. Genetic Approaches . CABI
Publishing .
PIPER, R .G ., I .B .MCELWAIN ., L .E .ORME ., J .P. MCCRAREN .,
L .G . FOWLER and J .R . LEONARD. 1982 . Fish hatchery
management . United Stated Department of the
Interior. Fish and Wildlife Service. Washington,
D .C .
dan I . TAUFIK . 2004 . Akuaponik
suatu pendekatan penanggulangan pencemaran
perkotaan.
Laporan
Kegiatan Simposium
Pengembangan Perikanan Budidaya Mendukung
Pembangunan Kota Berwawasan Lingkungan .
Bogor. Unpublish. 8 HIm .
SUTRISNO, T. AHMAD.,
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
SUHENDA, N ., Z .I .AZWAR., dan H .DJAJASEWAKA.
2003 .
Konstribusi penelitian nutrisi dan teknologi pakan
untuk mendukung usaha perikanan budidaya .
Prosiding Semi-Loka, Aplikasi Teknologi pakan
TAVE, D . 1993 . Genetics for hatchery managers . AVI
Publishing, Co ., Inc. Wesport, CT. USA .
TAUKHID, 0. KOMARUDIN., H . SupRIYADL, dan D . BASTIAWAN .
perkembangan usaha
peranannya bagi
perikanan budidaya . Pusat Riset Perikanaan
Strategi
pengendalian penyakit pada
budidaya ikan air tawar . Workshop Pengendalian
Penyakit Koi Herpes (KHV) Pada Budidaya Ikan
Budidaya . p 53- 60 .
Air Tawar, Bogor. 23 Him.
dan
2004 .
115
Download