BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sektor transportasi di

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sektor transportasi di Indonesia saat ini merupakan konsumen terbesar
produk minyak bumi dan sumber yang besar dari emisi gas rumah kaca. Tanpa
adanya tindakan yang signifikan untuk mengurangi intensitas karbon dari sektor
transportasi maka emisi gas rumah kaca diperkirakan akan meningkat dua kali
lipat dalam waktu kurang dari 10 tahun [1].
Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang paling dominan di
perkotaan Indonesia. Penggunaan bahan bakar untuk kendaran bermotor yang
berbasis fosil akan menghasilkan emisi CO2. Perubahan moda transportasi
merupakan salah satu opsi yang bisa digunakan untuk menurunkan emisi CO 2.
Dengan pengalihan moda dari penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum
massal bus, maka besar energi yang digunakan bisa dikurangi yang akhirnya akan
mengurangi emisi CO2. Penurunan emisi CO2 ini mengindikasikan bahwa dapat
direncanakannya sistem transportasi perkotaan yang rendah emisi. Berdasarkan
Indonesia Energi Outlook 2010, salah satu skenario dari skenario mitigasi adalah
pangsa transportasi massal diproyeksikan berangsur-angsur meningkat menjadi
15% di tahun 2030 sedangkan populasi kendaraan hemat energi mencapai 5% di
tahun 2030 [2].
Pada tahun 2008, pemerintah Kota Yogyakarta meluncurkan transportasi
publik yang nyaman, murah dan ramah lingkungan yang dikenal sebagai
transjogja. Peluncuran Transjogja ini salah satunya untuk mengurangi tingkat
emisi CO2 yang menurut laporan pemerintah Kota Yogyakarta emisi CO2 dari
sektor transportasi sebesar 205.915 Ton atau 22,19 % dari total emisi CO2 yang
dikeluarkan [3].
Selain opsional transportasi massal sebagai langkah penurunan konsumsi
energi dan emisi CO2, perlu dikembangkan teknologi inovatif yang bisa menekan
konsumsi energi dan emisi. Saat ini, perkembangan teknologi inovatif di bidang
transportasi semakin berorientasi pada kendaraan yang menggunakan sistem
1
2
kendaraan listrik (electric vehicle system). Hal ini disebabkan karena sistem ini
mampu mengurangi emisi yang berbahaya, meningkatkan efisisensi, dan
mengurangai konsumsi bahan bakar [4].
Bus listrik dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut, karena berpotensi mengurangi emisi serta dapat mengurangi konsumsi
energi di Kota Yogyakarta. Saat ini, bus listrik mulai dikembangkan oleh BPPT
(Badan Pengajian dan Penerapan Teknologi). Pada akhir Mei 2013, di Kota
Yogyakarta mulai diuji cobakan bus listrik sebagai transportasi pariwisata. Uji
coba tersebut ditempatkan di Taman Pintar dan Kraton Yogyakarta [5].
Penelitian dalam tugas akhir ini hendak melihat seberapa besar potensi
pengurangan konsumsi energi di tahun 2030 jika bus listrik digunakan. Penelitian
ini juga ingin mendapatkan gambaran seberapa besar potensi pengurangan emisi
gas rumah kaca yang dihasilkan jika bus kota berbahan bakar fosil diganti dengan
bus listrik dan hubungannya terhadap sumber pembangkit listrik yang menyuplai
Kota Yogyakarta. Pendekatan dilakukan untuk tahun 2030 karena tinjauan
pustaka penulis berdasarkan Indonesia Energy Outlook 2010 dan rencana jangka
panjang transportasi umum di Kota Yogyakarta.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang bisa
diambil adalah bagaimana penghematan konsumsi energi dan pengurangan emisi
CO2 jika bus listrik menggantikan bus Transjogja sebagai transportasi umum di
Kota Yogyakarta hingga tahun 2030.
I.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. analisis yang hendak dicapai hingga tahun 2030,
2. analisis konsumsi energi dilakukan dengan menggunakan spesifikasi dan
kinerja dari beberapa bus yang telah digunakan di beberapa negara dan yang
digunakan di Kota Yogyakarta,
3
3. spesifikasi bus listrik yang menjadi pembahasan adalah spesifikasi bus
listrik saat ini digunakan dan diproduksi,
4. emisi yang dihitung dalam pembahasan adalah besar emisi CO 2,
5. analisis dilakukan tanpa pertimbangan aspek
kebijakan dan sosial
masyarakat,
6. analisis dilakukan tanpa melakukan perhitungan ekonomi,
7. analisis dilakukan tanpa bahasan mengenai komponen, desain dan
maintenance,
8. analisis dilakukan tanpa melakukan perhitungan pengurangan efisiensi
mesin.
I.4. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besar potensi pengurangan
penggunaan bahan bakar fosil dan konsumsi energi serta pengurangan emisi gas
CO2 jika bus listrik digunakan sebagai transportasi umum di Kota Yogyakarta.
I.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menyajikan informasi mengenai
bus yang menggunakan tenaga listrik dan dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan jika dibandingkan dengan bus berbahan bakar fosil.
Download