Keperilakuan Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan

advertisement
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
PERILAKU INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN KINERJA MANAJERIAL
Sigit Hermawan
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Raya Gelam No. 250 Candi, Sidoarjo. Telp 031-8921938
Email: [email protected]
ABSTRACT
The article is aimed at discovering management accounting information behavior to
take the decision and its correlation with managerial work performances. The
management accounting information which is useful must meet the following criteria:
scope, timeliness, aggregation, and integration. Meanwhile, the approach employed
for Management Accounting System is contingency approach. The factors in this
approach are usually connected with Management Accounting System, especially in
decision making and managerial work performances. Based on the previous
researches, Management Accounting System is able to assist the managers in decision
making and improving the managerial work performances.
Keywords : Management Accounting System, Contingency Approach, Decision
Making, Managerial Performance
PENDAHULUAN
Pembagian bidang akuntansi yang paling ekstrim adalah akuntansi keuangan
dan akuntansi manajemen. Demikian pula dengan output yang dihasilkan. Bila hasil
dari informasi akuntansi keuangan digunakan untuk pihak eksternal, sebaliknya
informasi akuntansi manajemen digunakan untuk pihak internal atau manajemen.
Sebagai suatu sistem informasi maka sistem akuntansi manajemen (SAM) haruslah
memiliki karakteristik agar membawa manfaat bagi penggunanya. Berkaitan dengan
SAM, menurut pendekatan kontinjensi bahwa tidak ada SAM yang paling sesuai
untuk semua organisasi. Selain harus berkarakteristik, SAM juga harus memiliki
peran dalam membantu manajerial dalam pengambilan keputusan dan peningkataan
kinerja. Artikel ini membahas tentang karakteristik SAM dalam pengambilan
keputusan dan peningkatan kinerja manajerial.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
KARAKTERISTIK INFORMASI AKUNTANSI
Salah satu fungsi sistem akuntansi manajemen adalah sebagai informasi penting
untuk
membantu
manajer
mengendalikan
aktivitasnya
serta
mengurangi
ketidakpastian guna mencapai tujuan (Atkinson dkk, 1995). Informasi manajemen
sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam
memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang
dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan
pengambilan keputusan. Menurut Chenhall dan Morris (1986), karakteristik informasi
yang bermanfaat berdasarkan persepsi manajer untuk pembuatan keputusan adalah
informasi yang memiliki scope, timeliness, aggregation, and integration. Adapun
karakteristik sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Karakteristik Informasi Akuntansi
Scope
External information
Non financial information
Future-oriented data
Timelines
Frequency of reporting
Speed of reporting
Aggregation
Aggregated by time period
Aggregated by functional area
Analytical or decision models
Integration
Precise targets for activities and their
interrelationship within sub-units
Reporting of intra-sub-unit interactions
Sumber : Robert H. Chenhall & Deigan Morris (1986).
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
1. Informasi Broad Scope Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi yang bersifat broad scope mewakili dimensi
fokus, time horizon, dan kuantitatif (Gordon dan Narayana, 1984). Informasi
broad scope memberikan informasi tentang faktor-faktor eksternal maupun
internal perusahaan. Informasi broad scope juga mencakup tentang informasi non
ekonomi, ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi di masa akan datang
serta aspek-aspek lingkungan.
2. Informasi Timelines Sistem Informasi Akuntansi
Informasi timelines (tepat waktu) juga akan mendukung manajer
menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja mereka.
Informasi yang timelines ini ditandai dengan frekuensi pelaporan dan juga
kecepatan pelaporan. Dua hal ini yang menjadi ukuran bahwa informasi itu
timelines atau tidak
3. Informasi Agregasi Sistem Informasi Akuntansi
Informasi agregasi perlu dalam organisasi desentralisasi, dapat mencegah
kemungkinan terjadinya overload informasi. Informasi yang teragregasi dengan
tepat akan memberikan masukan penting dalam proses pengambilan keputusan,
karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan informasi yang tak teragregasi.
Kebutuhan informasi yang dapat mencerminkan area pertanggungjawaban
dapat diperoleh dari informasi teragregasi (Hongren 1982; Chenhall dan Morris
1986). Dengan adanya informasi yang jelas mengenai area tanggung jawab
fungsional para manajer, maka akan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik
(Chenhall dan Morris 1986). Simpulannya apabila perusahaan memberikan
tingkat kewenangan yang tinggi maka informasi yang teragregasi akan
dibutuhkan, karena informasi agregasi memberikan informasi mengenai area
pertanggungjawaban mereka sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
konflik dan mendukung para manajerial untuk mengatasi adanya informasi yang
overload.
4. Informasi Integrasi Sistem Informasi Akuntansi
Informasi integrasi mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas
yang dihitung dari proses interaksi antar sub-unit dalam organsasi. Kompleksitas
dan saling keterkaitan ataupun ketergantungan sub unit satu dengan sub unit
lainnya akan tercerminkan dalam informasi integrasi (Hongren 1982; serta
Chenhall dan Morris 1986). Semakin banyak segmen dalam sub unit atau jumlah
sub unit dalam organisasi, maka informasi yang bersifat integrasi makin
dibutuhkan. Begitu pula pendelegasian kebijakan serta permasalahan control yang
akan muncul pada perusahaan desentralisasi, mungkin akan dikurangi dengan
adanya informasi terintegrasi. Informasi integrasi akan berperan dalam
mengkoordinasi kebijakan dalam organisasi yang memiliki tingkat desentralisasi
tinggi agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
Informasi terintegrasi bermanfaat bagi manajer ketika mereka dihadapkan
untuk melakukan decision making yang mungkin akan berpengaruh pada sub unit
lainnya. Adanya informasi integrasi akan berakibat pula bagi para manajer untuk
mempertimbangkan unsur integritas di dalam melakukan evaluasi kinerja. Begitu
pula para peneliti lainnya mengungkapkan bahwa informasi yang bersifat
integrasi akan memberikan kontribusi positif pada kinerja manajerial (Chenhall
dan Morris 1986; Chia 1995).
PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi
manajemen
adalah
tambahan
nilai,
pengembangan
proses
perencanaan yang berkelanjutan, pendesainan, pengukuran, dan pengoperasian sistem
keuangan dan sistem non keuangan. Proses ini memberi petunjuk bagi tindakan
manajemen, perilaku motivasi, mendukung dan menciptakan nilai budaya yang
diperlukan untuk mencapai strategi, taktik, dan tujuan organisasi (Gaidiene dan
Rimvydas, 2006). Definisi lain diberikan oleh (Horngren et al.,2006; Drury, 1992;
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
Kaplan et al., 2004), bahwa akuntansi manajemen digunakan untuk pengukuran,
analisis, dan memberikan informasi non keuangan untuk membuat keputusan guna
mencapai tujuan organisasi. Manajer juga menggunakan informasi manajemen untuk
memilih, mengkomunikasikan, dan mengimplementasikan strategi. Para manajer juga
menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengkoordinasikan desain
produk, produksi, dan keputusan marketing. Informasi akuntansi manajemen
meningkatkan pengambilan keputusan, memberi petunjuk pengembangan strategi,
dan mengevaluasi strategi yang telah dijalankan, dan fokus pada usaha yang
berhubungan dengan pengembangan kinerja organisasi dan mengevaluasi kontribusi
dan kinerja organisasi unit dan kinerjanya (Kaplan, 1998). Akuntansi manajemen
juga diartikan oleh Chartered Institute of Management Accountant sebagai
Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi
yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian,
pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada
pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset.
(http://id.wikipedia.org/wiki).
Kemudian, akuntansi manajemen juga dipandang sebagai sistem support
informasi yang memberikan fasilitas komunikasi terbaik, motivasi dan evaluasi
kinerja untuk struktur organisasi yang berbeda. Bagi pihak internal, akuntansi
manajerial atau akuntansi manajemen memberikan tanggung jawab untuk
menyediakan informasi dan membantu manajer membuat keputusan tentang efisiensi
dan efektivitas yang digunakan pada sumber daya perusahaan (Hendrickson, 2001).
Sistem Informasi Akuntansi manajemen juga merupakan sistem informasi yang
menghasilkan keluaran (outout) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai
proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Proses dapat
dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran,
penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup
laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan
komunikasi personal.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
Informasi akuntansi manajemen sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga
yakni informasi akuntansi penuh (full accounting information), informasi akuntansi
diferensial
(Differential
Accounting
Information),
dan
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban (Responbility Accounting Information) (Wibisono, 2005).
1. Informasi Akuntansi Penuh
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi
masa yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa
lalu bermanfaat untuk: pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak
dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan menghasilkan laba, pemberian
jawaban atas pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu”,
dan penentuan harga jual dalam cost type contract. Informasi akuntansi penuh
yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk: penyusunan
program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan
harga jual yang diatur oleh pemerintah.
2. Informasi Akuntansi Diferensial
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan,
dan atau biaya dalam alternatif tindakan yang lain.Informasi akuntansi diferensial
mempunyai dua unsur pokok: merupakan informasi masa yang akan datang dan
berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi
akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya
diferensial (differential costs), yang hanya bersangkutan dengan pendapatan
disebut dengan pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang
bersangkutan dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential assets).
3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi
pendapatan,
akuntansi
dan/atau
pertanggungjawaban
biaya
yang
merupakan
dihubungkan
informasi
dengan
manajer
aktiva,
yang
bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi
pertanggungjawaban
merupakan
informasi
yang
penting
dalam
proses
pengendalian manajemen karena informasi tersebut menenkankan hubungan
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap
perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban
dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan
sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka
yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing. Berikut disajikan tipe
informasi akuntansi manajemen dan manfaatnya.
Tabel 2. Tipe Informasi Akuntansi Manajemen dan Manfaatnya
Tipe Informasi
Akuntansi (Aktiva,
Pendapatan,
dan atau Biaya)
Informasi Akuntansi
Penuh (Full
accounting
information)
Manfaat
Informasi Masa Lalu
Informasi Masa Yang
Akan Datang





Informasi akuntansi
diferensial
(Differential
accounting
information)
Informasi akuntansi

pertanggungjawaban

(Responbility
accounting
information)
Sumber : Wibisono, 2005.
Pelaporan informasi
keuangan
Analisis kemampuan
menghasilkan laba
Jawaban atas pertanyaan:
“Berapa biaya yang telah
dikeluarkan untuk sesuatu ?”
Penentuan harga jual dalam
cost type contract
Tidak Ada
Penilaian kinerja manajer
Pemotivasian manajer


Penyusunan program
Penentuan harga jual
normal
 Penentuan harga
transfer
 Penentuan harga jual
dalam perusahaan yang
diatur dengan
peraturan pemerintah
 Pengambilan
keputusan pemilihan
alternatif, baik jangka
pendek maupun jangka
panjang
 Penyusunan anggaran
Peran akuntansi manajemen dalam mendukung sistem informasi perusahaan
ditunjukkan oleh penelitian Armono (2002), dengan responden para manajer
keuangan,
manajer
pemasaran,
manajer
produksi
dan
manajer
riset
dan
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
pengembangan di beberapa perusahaan besar yang berkantor pusat di Jakarta.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa intensitas peran akuntansi manajemen dan
ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelayanan
sistem informasi perusahaan
PENDEKATAN KONTINJENSI DAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
Pendekatan yang banyak digunakan untuk menganalisis dan mendesain sistem
akuntansi manajemen adalah pendekatan kontinjensi. Pendekatan ini didasarkan pada
promis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen yang secara universal dapat
digunakan dalam berbagai lingkungan atau organisasi (Otley, 1980; Emmanuel et al,
1990). Hal tersebut dikarenakan sistem akuntansi manajemen yang diterapkan pada
setiap organisasi juga tergantung pada faktor situasional baik yang ada di luar dan di
dalam perusahaan. Pendekatan ini juga berasumsi bahwa sistem akuntansi
manajemen yang diadopsi digunakan untuk membantu manajer dalam mencapai
tujuan perusahaan. Jika manajer tepat dalam menggunakan sistem akuntansi
manajemen tersebut maka dapat meningkatkan keputusan yang diambil dan kemudian
mencapai tujuan organisasi (Haldma dan Laats, 2002). Berikut disajikan kerangka
kerja teoritikal pendekatan kontinjensi dalam gambar 1.
External Factors
 Business Environment
 Accounting
Environment
Management Accounting
Practices
 Cost Management
 Budgeting
 Control, etc
Effectiveness of
performance
measurement and
evaluation
Internal Factors
 Organisational Aspect
 Technology
 Strategy
Gambar 1
Kerangka Kerja Teoritikal Pendekatan Kontinjensi (Haldma dan Laats, 2002)
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa faktor kontinjensi dibagi dua
yakni eksternal faktor dan internal faktor. Faktor eksternal seperti business
environment dan accounting environment akan mempengaruhi internal factors seperti
organisational aspect, technology, dan strategy. Selain itu factor ekstenal juga
mempengaruhi management accounting practices. Sebagai contoh pesaingan yang
tajam akan membawa dampak pada pilihan strategi, struktur organisasi, dan juga
aplikasi yang tepat pada manajemen biaya dan pengendalian. Faktor internal seperti
organisational aspect, technology, dan strategy akan berpengaruh pada management
accounting pratices dan efektifitas pengukuran kinerja dan evaluasi. Dan kemudian
umpan balik dari efektifitas pengukuran kinerja dan evaluasi akan berdampak pada
management accounting practices.
Pendekatan kontinjensi dalam sistem akuntansi menjadi sesuatu yang
signifikan. Berdasarkan survei bahwa model mungkin tidak efisien dan tidak cukup
sehingga dikembangkan model kontinjensi sebagai suatu perspektif (Mardiyah,
2003). Penggunaan rerangka kontinjensi untuk menganalisis SAM dikembangkan
mulai tahun 1960-an tetapi tidak ada preferen dalam akuntansi sampai dengan tahun
1970-an. Selama lima tahun terakhir publikasi literatur didominasi oleh keperilakuan
dan aspek organisasi dalam akuntansi manajemen.
Pendekatan kontinjensi untuk akuntansi manajemen berdasarkan premis yang
tidak universal, tetapi tergantung pada sirkumnya atau dengan kata lain pendekatan
kontinjensi harus mengidentifikasi aspek khusus dalam sistem akuntansi yang
dihubungkan dengan sirkum dan matching-nya.
Meskipun pendekatan kontinjensi relatif baru tetapi manajemen akuntansi sudah
mengakui adanya hubungan antara organisasi dengan faktor keperilakuan, seperti
yang dikemukakan oleh Horngren’s (1972) yaitu efek desain SAM dan desain
struktur organisasi. Demikian pula dengan Dermer (1977) dalam Mardiyah (2003)
secara eksplisit mengadopsi rerangka pendekatan kontinjensi yang menekankan pada
perencanaan dan sistem kontrol secara spesifik.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
HUBUNGAN
SISTEM
AKUNTANSI
MANAJEMEN
DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KINERJA
Telah banyak penelitian tentang sistem akuntansi manajemen. Penelitianpenelitian tersebut berusaha menggunakan pendekatan kontinjensi untuk menguji
hubungan antara variabel-variabel kontekstual (teknologi informasi, strategi, dan
ketidakpastian) terhadap sistem akuntansi manajemen dan kinerja, seperti Abernethy
dan Guthrie (1996), Chenhall dan Morris (1996) serta Abernethy dan Bouwens
(2000). Kesimpulan hasil penelitian tersebut adalah bahwa organisasi perlu
mempertimbangkan variabel-variabel kontekstual tersebut agar informasi dari sistem
akuntansi manajemen yang dihasilkan menjadi efektif. Secara tradisional, informasi
akuntansi
manajemen
didominasi
oleh
informasi
finansial,
tetapi
dalam
perkembangannya juga menyediakan informasi non finansial. Dengan demikian SAM
menyajikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Selain itu SAM
juga akan membawa pengaruh pada kinerja manajerial. Berikut disajikan hasil-hasil
penelitian tentang perilaku informasi akuntansi manajemen kaitannya dengan
pengambilan keputusan dan kinerja manajerial.
1. Sistem Akuntansi Manajemen dan Respon Lingkungan Persaingan
Hasil penelitian Mia dan Clarke (1999) menyatakan bahwa penggunaan
informasi sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dan
organisasi untuk mengadopsi dan mengimplementasikan rencana-rencana mereka
dalam merespon lingkungan persaingan. Dalam penelitian ini, SAM dilihat
sebagai suatu sistem yang dapat memberikan informasi benchmarking dan
monitoring dari informasi internal dan historis yang secara tradisional dihasilkan
oleh
SAM.
Benchmarking
merupakan
upaya
perusahaan
untuk
memperbandingkan kondisi internal mereka dengan perusahaan pesaingnya.
Misalnya melihat bagaimana biaya, struktur biaya, produktifitas, kualitas, harga,
pelayanan customer dan profitabilitas. Sedangkan monitoring berupa feedback dari
pengimplementasian strategi-strategi perusahaan untuk mencapai faktor-faktor yang
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
telah ditetapkan sebelumnya sebagai benchmarking perusahaan (Bromwich,1990).
Menurut Bromwich (1990) penggunaan benchmarking dan monitoring yang
dihasilkan SAM dapat digunakan manajer untuk membantu mereka dalam
menghadapi tekanan persaingan.
Menurut Kohli dan Jaworski (1990) semakin besar derajat persaingan maka
orientasi manajer unit bisnis untuk mengadopsi dan mengejar berbagai strategi yang
dapat meningkatkan kinerja mereka akan semakin tinggi pula. SAM sebagai suatu
sistem yang menghasilkan informasi dapat memberikan benchmarking dan
monitoring serta membantu perusahaan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan
mengimplementasikan strategi-strategi yang tepat serta memperbaiki kinerja
perusahaan. Dengan kata lain informasi SAM merupakan mediator hubungan antara
persaingan dengan kinerja perusahaan (Mia dan Clarke, 1999).
Penggunaan informasi benchmarking dan monitoring yang disediakan SAM
dapat membantu manajer untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan dua cara:
Pertama, memberikan informasi tentang posisi perusahaan dalam lingkungan
persaingan. Informasi positioning merupakan hal yang krusial, mengingat
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan (sustain) produknya tergantung
kepada informasi tersebut. Pencapaian keunggulan harga atas pesaing merupakan
dasar untuk menentukan posisi perusahaan dalam persaingan (Bromwich dan
Bhimani,1994)
Untuk mencapai keberhasilan dalam persaingan tersebut, perusahaan dapat
menggunakan informasi SAM. Misalnya, informasi SAM dapat digunakan untuk
mengukur besaran (magnitude) ancaman dari produk substitusi dari sisi harga dan
kos. Bargaining power customer atau peluang untuk memilih bagi customer sangat
tergantung pada atribut-atribut produk alternatif dan harga yang ditawarkan oleh
kompetitor. Informasi benchmarking dan monitoring dapat digunakan untuk menilai
bargaining power customer dan kompetitor. SAM dapat mengidentifikasi peluang
perusahaan untuk meningkatkan nilai kustomer serta pangsa pasar. Kedua hal
tersebut umumnya merupakan tujuan utama jangka panjang perusahaan.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
Kedua, penggunaan informasi SAM juga dapat meningkatkan kinerja
organisasi
karena
informasi
SAM
dapat
memberikan
feedback
atas
pengimplementasian rencana perusahaan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
feedback dapat membantu manajer untuk memperbaiki kinerja mereka karena
feedback memberikan peluang bagi mereka untuk dapat mengidentifikasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan serta mengurangi tingkat ketidakpastian tugas
(task uncertainty) (Vroom, 1964)
Informasi benchmarking dan monitoring dapat memberikan feedback pada
berbagai aspek penilaian kinerja, seperti biaya, struktur biaya, tingkat persediaan,
pangsa pasar, volume penjualan, profitabilitas dan produktivitas (Kaplan, 1983)
sekaligus memperbaiki kinerja perusahaan. Salah satu contoh informasi feedback
yang disediakan informasi SAM adalah laporan perbandingan kinerja perusahaan
pada kondisi terkini (current years) atas kos, pangsa pasar, tingkat persediaan dan
volume penjualan dengan kinerja perusahaan tahun-tahun sebelumnya pada industri
2. Sistem Akuntansi Manajemen dan Ketidakpastian Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan yang dirasakan atau Perceived Environment
Uncertainty (PEU) diidentifikasikan sebagai faktor penting karena kondisi
demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi
bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya
kejadian masa mendatang (Dwirandra, 2007). Selain itu PEU mengacu pada
persepsi manajer terhadap faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perusahaan
seperti teknologi, pesaing, customer, supplier. Faktor-faktor tersebut menurut
Chenhall dan Morris (1986) merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
seberapa banyak manajer membutuhkan informasi sistem akuntansi manajemen. Pada
saat PEU tinggi manajer akan membutuhkan informasi dari SAM yang sophisticated
untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan dan untuk membuat keputusan yang
tepat. Sebaliknya, pada saat PEU rendah manajer kurang membutuhkan informasi
dari SAM yang sophisticated. Bukti empiris menyatakan bahwa penggunaan
informasi dari SAM yang sophisticated pada kondisi PEU yang rendah akan dapat
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
menghindari dysfunctional behavior dalam menilai kinerja manajer (Muslichah,
2003).
Menurut Chenhall dan Morris (1986) PEU dapat mempengaruhi kinerja melalui
informasi SAM yang broad scope, integration, timeliness dan aggregat. Gul dan
Chia (1994) menegaskan bahwa persepsi tentang ketidakpastian lebih baik daripada
ketidakpastian yang dinyatakan. Chenhall dan Morris (1986) menyakan bahwa
ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan (PEU) merupakan faktor kontijensi
yang penting sebab PEU dapat menyebabkan proses perencanaan dan kontrol
menjadi lebih sulit. Gordon dan Narayanan (1984) menyatakan bahwa ketidakpastian
lingkungan berhubungan dengan kinerja organisasi
3. Sistem Akuntansi Manajemen dan Penerapan Strategi
SAM yang digunakan oleh manajer dapat pula dijadikan alat untuk
menyusun strategi perusahaan. Porter (1980) mengelompokkan strategi menjadi
cost leadership, differentiation dan focus. Ketiga strategi tersebut menjadi dasar bagi
perusahaan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Penelitian Sim, Teoh dan
Thong (1993) menyatakan bahwa perusahaan yang menerapkan strategi defender
(cost leadership) beroperasi dengan menekankan pada efisiensi kos yang
membutuhkan sistem informasi akuntansi yang sophisticated dengan memonitor
informasi atau tren pasar. Untuk mempertahankan stabilitas pasarnya, perusahaan
harus
memiliki
historical
information.
Untuk
memonitor
informasi
dan
mempertahankan stabilitas pangsa pasarnya dibutuhkan informasi yang timeliness.
Dengan demikian informasi timeliness yang dihasilkan SAM sangat tepat untuk
perusahaan dengan strategi defender (Abernethy dan Guthrie,1994).
Perusahaan yang menerapkan strategi prospector (differentiation), secara
konstan mengembangkan peluang-peluang pasar baru sehingga membutuhkan
struktur yang fleksibel dan inovatif. Konsekuensinya informasi eksternal, non
finansial dan informasi yang berorientasi kedepan sangat dibutuhkan manajer untuk
pembuatan keputusan. Dengan demikian informasi broad scope yang disediakan
SAM akan sangat bermanfaat dalam pembuatan keputusan (Abernethy dan
Guthrie,1994)
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
4. Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial
Penelitian yang menjelaskan hubungan SAM dengan kinerja manajerial
telah banyak dilakukan. Penelitian Muslichah (2003) terhadap kinerja manajerial
menunjukkan bahwa kinerja manajerial dapat ditingkatkan melalui SAM dengan
karakteristik informasi yang cukup luas (broad scope). Dalam penelitian ini
Muslichah (2003) menemukan bahwa semakin tinggi saling ketergantungan maka
semakin dibutuhkan informasi lingkup luas. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
saling ketergantungan semakin dibutuhkan SAM lingkup luas. Saling
ketergantungan yang tinggi akan menyebabkan peningkatan tugas yang dihadapi
manajer. Manajer tidak hanya memfokuskan pada aktivitas sub unitnya sendiri,
tetapi juga aktivitas unit lain. Kondisi ini akan meningkatkan kompleksitas tugas
yang dihadapi oleh manajer dan menyebabkan perlunya koordinasi dan kontrol
yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk menghadapi situasi tersebut manajer
membutuhkan informasi broad scope untuk mengatasi kompleksitas tugas yang
dihadapi dan meningkatkan pengambilan keputusan. Akibatnya kinerja manajerial
dapat ditingkatkan. Penelitian ini juga menghasilkan temuan bahwa semakin
tinggi teknologi informasi dan saling ketergantungan akan semakin meningkatkan
kebutuhan akan informasi SAM scope, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja manajerial.
Penelitian Susanto (2007), memberikan bukti bahwa dalam kondisi
intensitas kompetisi pasar tinggi maka penggunaan informasi SAM yang
sophisticated akan meningkatkan kinerja unit bisnis dan kepuasan kerja, akan
tetapi dalam kondisi intensitas kompetisi pasar rendah akan menurunkan kinerja
unit bisnis dan kepuasan kerja. Penelitian Susanto (2007) ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwirandra (2003) yang menghasilkan
temuan terdapat pengaruh interaksi ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan
luas lingkup informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial,
(2) interaksi derajat desentralisasi yang tinggi dan lingkup informasi sistem
akuntansi manajemen yang luas akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan rendah, (3)
interaksi derajat desentralisasi yang tinggi dan lingkup informasi sistem akuntansi
manajemen yang luas akan mempunyai pengaruh positif pada kinerja manajer
yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan tinggi.
SIMPULAN
Sebagai suatu informasi, SAM haruslah memiliki karakteristik yang dapat
memberikan manfaat bagi penggunanya. Maka untuk karakteristik informasi yang
bermanfaat berdasarkan persepsi manajer untuk pembuatan keputusan adalah
informasi yang memiliki scope, timeliness, aggregation, and integration. Sehingga
dengan demikian SAM tidak hanya bermanfaat untuk informasi masa lalu tetapi juga
untuk informasi masa depan.
SAM juga selalu dikaitkan dengan pendekatan kontinjensi karena memang tidak
ada SAM yang secara universal sesuai untuk semua organisasi atau perusahaan.
Pendekatan ini telah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi
keperilakuan seperti penelitian tentang hubungan SAM dengan respon lingkungan
persaingan, SAM dengan ketidakpastian, SAM dengan penerapan strategi, dan SAM
kaitannya dengan peningkatan kinerja manajerial. Dengan demikian perilaku SAM
dapat membantu dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan kinerja manajerial.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ada maka perilaku informasi SAM yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan dan kinerja manajerial adalah pada saat
PEU tinggi maka manajer membutuhkan perilaku informasi SAM yang sophisticated,
sedangkan pada saat PEU rendah penggunaan perilaku informasi SAM yang
sophisticated akan menghindari dysfunctional behavior dalam menilai kinerja manajer.
Apabila dikaitkan dengan strategi perusahaan maka perusahaan dengan strategi cost
leadership akan membutuhkan perilaku informasi SAM yang timelines, sedangkan bila
perusahaan dengan strategi differentiation maka akan membutuhkan perilaku informasi
akuntansi yang broadscope. Sedangkan bila dikaitan dengan kinerja manajerial, maka
kinerja manajerial dapat ditingkatkan melalui perilaku informasi SAM yang broad scope.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
SARAN
Karakteristik SAM sebagai sebuah sistem informasi manajemen haruslah
dipahami oleh manajerial dalam pengambilan keputusan. Dalam keadaan seperti apa
manajerial membutuhkan informasi yang memiliki karakteristik scope, timeliness,
aggregation, and integration. Misalnya bila perusahaan menggunakan strategi cost
leadership maka perusahaan membutuhkan SAM yang sophisticated dan timelines.
Dan jika perusahaan menggunakan strategi differentiation maka membutuhkan
informasi yang bersifat broad scope. Maka dengan demikian para manajer haruslah
memahami setiap karakteristik SAM kaitannya dengan pengambilan keputusan dan
kinerjanya.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
DAFTAR PUSTAKA
Abernety, M.A dan Cameron H. Guthrie, 1994, An Empirical Assesment of the Fit
between Strategy and Management Information System Design, Accounting and
Finance. November. 49-66.
Armono, Drajat. 2002. Pengaruh Intensitas Peran Akuntansi Manajemen Dan
Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kualitas Pelayanan Sistem Informasi
Perusahaan. Tesis. Program Pasca Sarjana Ilmu-Ilmu Ekonomi UGM.
Bromwich, M dan Bhimani A, 1994, Management Accounting Pathways to Progress
(The Chartered Institute of Management Accountants)
Dwirandra, AAA Bagus. 2007. Pengaruh Interaksi, Ketidakpastian Lingkungan,
Desentralisasi, dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap
Kinerja Manajerial. BULLETIN STUDI EKONOMI. Vol 12 Nomor 2. ISSN
1410-4628
Emmanuel, C., Otley, D., Merchant, K. Accounting for Management Control, 2nd
ed., London: Chapman & Hall, 1990
Gaidiena, Zina., Rimvydas Skyrius. 2006. The Usefulness Of Management
Accounting Information: Users’ Attitudes. EKONOMIKA. ISSN 1392–1258
Gul, F.A dan Yew Ming Chia, 1994, The Effects of Management accounting System,
Perceived Environmental Uncertainty and Decentralization on Managerial
Performance, Accounting Organization and Society, Vol. 19. 413-426
Haldma, Toomas., Kertu Laats. 2002. Influencing Contingencies On Management
Accounting Practices In Estonian Manufacturing Companies. Faculty of
Economics and Business Administration. University of Tartu
Hendrickson, H. 2001. Accounting. In: Encyclopedia of Business and Finance. Eds.
Burton S., Kaliski. Vol.1. Macmillan. http://find.galegroup.com
Horngren, Ch., Datar, S., Foster, G. (2006). Cost Accounting: A Managerial
Emphasis. 12th ed. Prentice-Hall, 868 p
Kaplan, R., Atkinson, A. 1998. Advanced Management Accounting. 3rd ed. Prentice
Hall, p. 798
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (EMISI), FE UMSIDA Vol 2 No 1 Tahun 2009______Sigit Hermawan
Mia, L dan Brian Clarke, 1999, Market Competition, Management Accounting Systems
and Business Unit Performance, Management Accounting Research. Vol.10. 137158
Mardiyah, Aida Ainul. 2003. Kerangka Teori Kontinjensi Dalam Penelitian
Akuntansi Keperilakuan Pada Bidang Sistem Akuntansi Manajemen. Jurnal
Akuntansi & Investasi. Vol. 4 No. 1. Januari. Jurusan Akuntansi FE Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Muslichah. 2003. Pengaruh Variabel Kontinjensi Terhadap Karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial Pada Unit Bisnis Industri
Manufaktur di Jawa Timur. Disertasi. Program Doktor Ilmu Ekonomi Program
Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya.
Otley, David. T, 1980. The Contingency Theory of Management Accounting:
Achievement and Prognosis. Accounting Organization and Society. Vol. 5. 413428.
Porter, M.E, 1980, How Competitive Forces Shape Strategy, Harvard Business Review.
March/April. 137-145
Susanto, Yulius Kurnia. 2007. Pengaruh Intensitas Kompetisi Terhadap Hubungan
Antara Penggunaan Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Unit
Bisnis dan Kepuasan Kerja. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar,
26-28 Juli.
http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_Manajemen_Publik. Diakses 2 Juni 2009
Wibisono, Haris. 2005. Peranan, Sejarah dan Arah Akuntansi Manajemen. Hand out
Akuntansi Manajemen
Download