1 Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13 Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia Catur Kumala Dewi Faculty of Economic University 17 Agustus 1945 Samarinda Jl. Ir. H. Juanda No. 80 PO BOX 1052 Indonesia Telp/Fax: 0541 743390 [email protected] ABSTRACT The interest rate affects the stock price at which the rising stock price will affect the stock return. If interest rates rise, that will lead to interest rates on loan which will affect the creditor or company. Companies which have high risk of interest rate will affect the price of their shares because investors mark that company has no good prospects. It is important to involve external factors to make the research more accurate. External factors include inflation rate, gross domestic product, interest rate and exchange rate. The exchange rate could be affected by inflation. Fluctuations of exchange rate may result the changes in the company's cash flow in the future. The risk caused by this fluctuation is the higher the fluctuation; the greater the risk received otherwise the lower the fluctuation, the lower the risk. This risk will affect the stock returns. Keywords: Inflation, Interest Rate, Beta Stock PENDAHULUAN Investasi merupakan suatu hal yang sangat maknanya adalah pentingnya penting untuk membagi investasi tidak pada satu dilakukan oleh masyarakat maupun jenis investasi, akan tetapi dibagi individu yang mempunyai kelebihan dalam beberapa jenis. Masyarakat pendapatan awam pada umumnya mengenal untuk di atas konsumsi pengeluaran agar dapat investasi dalam bentuk harta tidak meningkatkan kesejahteraannya di bergerak, seperti emas, rumah, tanah, waktu deposito dan harta lainnya. mendatang. masyarakat sangat Kesadaran untuk Pada dasarnya, semua aset berinvestasi karena masyarakat telah riil yang diinvestasikan memiliki mengerti hal risiko, yang perlu dijadikan bahan tersebut. “Don’t put your eggs at one pertimbangan bagi seorang pimpinan basket”, ungkapan tersebut salah satu sebuah perusahaan adalah seberapa akan tinggi pentingnya 2 Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia besar risiko sehingga untuk yang risiko di ditimbulkan tersebut tanggung tersebut. mampu sanggup risiko ditanggung para investor. perusahaan Meminimalisasi untuk Para investor memerlukan alat investasi yang dapat dapat dilakukan, akan tetapi tidak memberikan penjelasan yang rinci dengan seperti tentang suatu investasi dalam hal ini halnya yang dijelaskan oleh Bodie et adalah saham. Salah satunya adalah al (2008:8). dengan menghindarinya Investasi di bidang menggunakan property dan real estate merupakan faktor–faktor salah satu investasi jangka panjang. berhubungan erat dengan laporan Salah tumbuhnya satu indikator perekonomian internal analisis yang keuangan suatu perusahaan terkait suatu yaitu variabel-variabel fundamental. negara yang sehat ditandai dari Data keuangan yang tersedia adalah pertumbuhan bidang property dan data historis artinya data keuangan real estate. Investasi dari property yang telah lewat masanya, sehingga dan real estate yang diharapkan dapat diprediksi atau diramalkan dapat memberikan keuntungan juga arah selanjutnya dari suatu return dapat yang akan dihasilkan oleh suatu memberikan kerugian. Keuntungan maupun kerugian yang investasi. di terima investor merupakan risiko. Pada Tabel 1 disajikan rata-rata Seperti ungkapan lain oleh tingkat inflasi dari tahun 2008 Warren Buffet yaitu “Risk comes sampai dengan tahun 2012. Tampak from not knowing of what you are bahwa inflasi sangat tinggi ada dari ditahun 2008 sebesar 11,06%, hingga ketidaktahuan akan apa yang kita akhirnya menurun dan bertahan di lakukan. Pahamilah bahwa risiko 4,30% hingga tahun 2012. Lonjakan merupakan untuk inflasi yang terjadi pada tahun 2008 cara karena adanya krisis moneter yang doing”. berinvestasi Risiko lahir kesempatan dengan memprediksi besarnya risiko yang melanda Indonesia hingga akan menjadi beban investor dan melambungkan harga-harga barang 3 Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13 dan/jasa, akibatnya akan menurunkan daya beli dan secara tidak langsung akan mempengaruhi pasar modal. Tabel 1. Rata-rata tingkat Inflasi dari tahun 2008 s/d 2012 Tahun Rata-rata tingkat Inflasi 2008 11.06 2009 2.78 2010 6.96 2011 3.79 2012 4.30 Sumber: http://www.bps.id Estate Pentingnya mengestimasi beta saham dengan menggunakan faktor- di Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: dan suku bunga, maka berdasarkan 1. Menguji belakang dikemukakan yang dapat Efek Indonesia? faktor eksternal berupa tingkat inflasi latar Bursa dan menganalisis telah pengaruh langsung faktor tingkat dirumuskan inflasi terhadap beta saham pada masalah sebagai berikut: perusahaan Real Estate di Bursa 1. Efek Indonesia. Apakah faktor tingkat inflasi berpengaruh 2. langsung dan 2. Menguji dan menganalisis signifikan terhadap Beta Saham pengaruh langsung faktor tingkat pada perusahaan Real Estate di suku bunga terhadap beta saham Bursa Efek Indonesia? pada perusahaan Real Estate di Apakah faktor tingkat suku Bursa Efek Indonesia. bunga berpengaruh langsung dan signifikan terhadap Beta Saham pada perusahaan Real Pasar modal merupakan salah BAHAN DAN METODE satu dari bagian lembaga pasar, Pasar Modal dimana setingkat dengan keberadaan 4 Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia pasar uang, pasar komoditas dan Saham yang kita ketahui ada pasar berjangka. Menurut Samsul 2 macam, yaitu saham yang beredar (2006: 43) dalam bukunya Pasar di pasar modal (Tambunan; 2010: 2): Modal dan Manajemen Portofolio, 1. Common stocks (saham biasa) pasar modal adalah kegiatan yang Coomon stocks merupakan surat terdapat di emisi efek, perdagangan berharga atas penyertaan modal saham, obligasi, dengan return berupa deviden di perdagangan bukti right dan warrant. akhir tahun. Kepemilikan atas perdagangan Sesuai dengan pasal 1 saham biasa memiliki hak suara Undang-undang Pasar Modal Nomor dalam 8 tahun 1995, Burse Efek diartikan (Tambunan; 2010). sebagai berikut: 2. “Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan RUPS dan RUPSLB Preferred stocks (saham istimewa) Satu hal yang pasti menyediakan sistem dan/atau sarana membedakan untuk mempertemukan penawaran dengan preferred stocks adalah, jual dan beli Efek pihak-pihak lain preferred stock tidak memiliki dengan hak suara dalam RUPS. Harapan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka”. common yangn stoks untuk mendapatkan keuntungan lebih hanya ada pada saat meningkatnya harga saham di Saham Saham pada dasarnya adalah bukti atas kepemilikan modal yang pasar. Keuntungan yang di dapat berupa capital gain. diinvestasikan di suatu perusahaan. Menurut Fahmi dan Hadi (2009: 68) saham yang merupakan bukti kepesertaan dari kepemilikan modal akan memberikan keuntungan dalam bentuk deviden atau kerugian/loss. Risiko Investasi yang dilakukan oleh para investor dalam keuangan pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi pada saham termasuk dalam kategori investasi 5 Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13 langsung. investasi dengan yang diharapkan. Horne dan yang Wachowiz, Jr. mendefinisikan risiko harapannya lebih besar daripada sebagai variabilitas return aktual investasi. terhadap return yang diharapkan adalah Tujuan dari adanya return Keinginan untuk mendapatkan return tidak terlepas (Suhartono dan Qudsi, 2009: 81). dari risiko yang melekat pada tiap- Amadeo (2012), menjabarkan tiap investasi keuangan. Risiko yang historical volatility atau disebut juga melekat pada suatu jenis investasi dengan volatilitas berdasarkan data dapat masa lalu. Sesuai dengan namanya, diukur dari masing-masing. karakteristik Menurut maka historical volatility adalah data Samsul (2006: 285) membagi risiko saham 12 bulan lalu. Jika harga dalam 2 jenis yaitu: saham berfluktuasi sangat tajam 1. Risiko sistematik atau disebut dalam dengan (systematic risk) terakhir, maka saham ini akan masuk Jika risiko ini terjadi maka kategori saham berisiko. Sayangnya, semua jenis saham tidak akan saham dengan volatilitas yang tinggi mampu dapat memberikan keuntungan jika sehingga 2. menghidarinya, menempatkan lebih para kurun waktu investor 12 memilih bulan untuk dari satu investasi dipastikan menahan saham untuk beberapa akan terkena dampak kerugian. waktu sebelum harga saham kembali Risiko pada tidak sistematik (unsystematic risk) hargawajar yang dapat memberikan keuantungan. Risiko tidak sistematik disebut juga risiko berdampak spesifik pada satu hanya jenis saham. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur risiko yang timbul dari hubungan antara return saham dan return pasar dimana risiko suatu Beta Risiko sendiri adalah perusahaan atau deviasi perpaduan faktor-faktor fundamental standar dari return yang diterima dari saham perusahaan. Ukuran dari penyimpangan itu dari harus terukur dari 6 Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia hubungan antara return pasar dan return saham dapat membantu 2. Suku Bunga “Inflasi berhubungan dengan mengetahui besaran beta sekarang suku bunga, yaitu dengan inflasi dan masa datang. yang semakin tinggi tanpa diimbangi oleh kenaikan suku Resiko Sistematis (Faktor-faktor bunga, maka akan bisa terjadi Eksternal) keuntungan investasi terutama Risiko sistematis dapat di pasar uang menjadi tidak berupa inflasi, fluktuasi nilai tukar, menarik lagi sehingga ini dapat fluktuasi bunga, menyebabkan melemahnya nilai kebijakan fiskal, kebijakan lain yang tukar” (Fahmi dan Hadi, 2009; mengatur kegiatan suatu investasi. 26). Hal ini senada dengan Hal tersebut telah diungkapkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Suganda (2011) dalam jurnal MRA Haryanto dan Riyatno dalam Februari 2011. jurnal Keuangan dan Bisnis tingkat suku (2007). 1. Inflasi Tingkat inflasi faktor utama makro yang harus Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang menguji dan dipertimbangkan dalam proses dilakukan investasi. Tingginya inflasi akan menganalisis X1 yaitu faktor-faktor mengakibatkan naiknya harga sebagai berikut: barang, 1. Tingat inflasi (X1) akibatnya menurunkan secara tidak mempengaruhi daya akan beli langsung pasar dan akan adalah 2. Tingkat suku bunga (exchange rate) (X2) modal. Faktor tingkat inflasi (X1) Menurut Fahmi dan Hadi (2011: dan tingkat suku bunga (X2) akan 21) diuji dan dianalisis pengaruhnya terhadap beta saham (Y1) masing-masing perusahaan. dari Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13 7 Definisi Operasional Tabel 2. Definisi Operasional No Variabel 1 Beta saham 2 Inflasi Definisi Operasional Ukuran Pengukur volatilitas Tingkat inflasi tahunan yang diterbitkan oleh - Bank Indonesia 3 Exchange Rate Nilai tengah dari kurs jual dan beli oleh Bank - Indonesia Sumber: Diolah peneliti Indonesia (BEI) selama kurun Data Yang Diperlukan Data dari penelitian ini adalah waktu lima tahun yaitu dari sebagai berikut: tahun 2008 sampai dengan tahun 1. 2012. Data inflasi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 2. 2. Perusahaan emiten Real Estate Data tingkat suku bunga dari yang menerbitkan laporan tahun 2008 sampai dengan 2012 keuangan selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dan di muat dalam ICMD Populasi dan Sampel Sedangkan sampel merupakan (Indonesia bagian dari populasi. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan Property & Real Estate Capital Market Directory) dan terpublikasi. 3. Perusahaan Real Estate yang yang tidak melakukan delisting dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia likuidasi selama tahun 2008 dengan sampai dengan tahun 2102. pemilihan menggunakan metode sampel purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Saham emiten Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek 4. Data-data dianalisis. tersedia untuk 8 Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia lembaga yang sudah menyediakan Sumber Data Data yang digunakan dalam data terkait dengan penelitian ini. menunjang penelitian ini di dapat Data yang digunakan merupakan dari data sekunder yaitu data dari data publikasi resmi dari ICMD ICMD (Indonesia Capital Market (Indonesia Directory). tersedia Directory) yang memuat laporan disortir sesuai dengan kebutuhan keuangan perusahaan yang listing di penelitian. berupa Bursa Saham Indonesia serta data laporan keuangan perusahaan Real dari situ resmi Bursa Efek Indonesia Estate atau bidang property dimana yaitu IDX. Data yang digunakan terdapat batasan-batasan untuk data adalah yang digunakan. dikelompokkan Data Data yang tersebut Capital data Market perusahaan dalam yang bidang property. Data ini sinkron dengan Sumber data penunjang lain, diperoleh dari Yahoo!Finance dan pemilihan judul yang dilakukan oleh peneliti. website yang menunjang penelitian Pengumpulan data dilakukan ini. Data yang digunakan selama dengan research library kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu pustaka), yaitu dengan mempelajari dari tahun 2008 sampai dengan 2012. buku-buku terkait penelitian. Data Data dari ICMD dan data penunjang lain dari peneliti sebelumnya dalam lainnya, dapat dijadikan patokan data bentuk bagi peneliti-peneliti lainnya sesuai dipublikasi, dengan masing-masing variabel yang menunjang data penelitian jurnal-jurnal yang artikel-artikel (studi telah yang diteliti, serta dari IDX (Indonesia Stock Exchange). Asumsi-asumsi Penggunaan SEM Pada pengolahan Teknik Pengumpulan Data Teknik dilakukan ini dengan data bantuan program komputer yaitu dilakukan dengan mengumpulkan AMOS versi 6, merupakan salah satu data melalui program yang handal untuk analisis pencatatan langsung dari pihak atau model kausalitas. Dengan jumlah yang pengumpulan penelitian diperoleh 9 Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13 sampel dalam penelitian ini >100 unik maka teknik analisis yang dipilih terlihat sangat jauh berbeda dari adalah Structural Equation Model observasi-observasi lainnya. (SEM). Bersadarkan Maulidiani pendapat (2011) Ghozali Mely mengutip mengatakan yang dimilikinya yang 4. Uji Multikolinearitas Asumsi multikolinearitas mengharuskan tidak adanya terdapat beberapa persyaratan atau korelasi yang sempurna atau asumsi yang harus dipenuhi oleh data besar diantara variabel-variabel penelitian sebelum diolah dengan independen. SEM, antara lain: dapat dideteksi dari determinan 1. Uji ukuran sampel matriks Ukuran sampel yang harus Multikolinearitas kovarian. korelasi antar konstruk eksogen dipenuhi dalam permodelan ini <0,85 adalah minimum berjumlah 100 multikolinieritas. ke atas (<100) berarti Pada 2. Uji Normalitas Data Apabila tidak dasarnya terjadi SEM merupakan kombinasi antara analisis Distribusi data dikatakan normal faktor, analisis regresi berganda, dan pada tingkat signifikansi 0,01 korelasi. jika (CR), Maulidiani (2011) yang mengutip skewenes (kemiringan), atau CR pendapat Ghozali mengemukakan curtosis (keruncingan) tidak lebih terdapat 7 (tujuh) langkah dalam dari ± 2,58. teknik analisis SEM yang dapat 3. Uji Outliers dikembangkan dan dijelaskan dalam Critical Ratio Masih 3.2. menurut berikut yang Mely Outliers adalah observasi yang Tabel dapat muncul dengan nilai-nilai ekstrim digunakan untuk menguji kelayakan karena kombinasi karakteristik sebuah model: 10 Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Tabel 3. Kriteria Goodness of Fit Kriteria Indek Ukuran Nilai Acuan Kai Kuadrat (X2) Sekecil Mungkin p-value ≥0,05 CMIN/df ≤2,00 RMSEA ≤0,08 GFI Mendekati 1 AGFI Mendekati 1 TLI Mendekati 1 CFI Mendekati 1 Sumber: Panduan Teknik Statistik SEM & PLS dengan SPSS AMOS HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Hasil SEM Uji Hipotesis Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga terhadap Beta Saham C.R. P Nilai Keterangan Pengaruh ZIR <--- Suku Bunga 4.598 *** 0.639 Signifikan Z <--- Tingkat Inflasi 3.197 0.001 1.123 Signifikan Inflation Sumber: Diolah peneliti 11 Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13 Pengaruh faktor tingkat terjadinya krisis moneter tahun 2008 inflasi dan suku bunga jika ditinjau maka investasi ke aset riil bagi dari tabel diatas akan dilihat bahwa sebagian masing-masing pengaruhnya mendatangkan keuntungan. Untuk signifikan dan variabel yang paling pasar modal bidang real estate hal signifikan adalah inflasi dan interest ini merupakan kesempatan untuk rate. inflasi mendapatkan modal dari masyarakat barang karena memberikan keuntungan yang berakibat optimal dengan risiko yang terukur mempengaruhi kebijakan pemerintah dan dapat ditanggulangi. Penelitian untuk tentang Tingginya melambungkan dan/jasa harga yang menaikkan interest rate. masyarakat hubungan diyakini antara inflasi Inflasi berhubungan dengan suku dengan return saham seperti yang bunga, yaitu dengan inflasi yang dilakukan semakin tinggi tanpa diimbangi oleh Suyanto, 2007) menyatakan bahwa kenaikan suku bunga, maka akan makin tinggi inflasi akan semakin bisa terjadi keuntungan investasi menurunkan terutama di pasar uang menjadi tidak perusahaan. menarik lagi sehingga ini dapat perusahaan adalah informasi yang menyebabkan buruk bagi para trader di bursa melemahnya nilai tukar (Fahmi dan Hadi, 2009; 26). Penelitian sebelumnya bertolak belakang dengan penelitian yang ada, Widjojo tingkat (dalam profitabilitas Turunnya profit saham dan dapat mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan tersebut. peneliti Pada penelitian lain yang mengambil sampel perusahaan real dilakukan oleh Utami dan Rahayu estate, maka faktor-faktor eksternal (dalam Suyanto: 2007) membuktikan yang berupa inflasi, interest rate dan secara exchange terhadap signifikan. perumahan mengingat oleh rate tidak bernilai Kebutuhan semakin akan meningkat empirik harga pengaruh saham, inflasi semakin tinggi tingkat inflasi semakin rendah return saham. Pada waktu diikuti dengan pertumbuhan jumlah perusahaan penduduk, pemenuhan kebutuhan modal sangat sehingga setelah merencanakan 12 Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh tingkat bunga yang mempengaruhi kebijakan pemerintah berlaku untuk menaikkan interest rate. saat itu. Apakah akan menerbitkan sekuritas ekuitas atau hutang/obligasi. Keadaan demikian Penerbitan memberikan saran agar para investor obligasi/penambahan hutang hanya lebih fokus pada perubahan inflasi dibenarkan jika tingkat bunganya dan interest rate sehingga investasi lebih rendah. Suku bunga yang yang dilakukan pada real estate tidak rendah akan menyebabkan biaya jadi beban bagi para investor atas peminjaman yang lebih rendah. Suku return yang tidak menentu. bunga yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang DAFTAR PUSTAKA akan menyebabkan harga saham meningkat. Dalam dunia property, suku Amadeo, Kimberly. 2012. Volatility. „http://useeconomy.about.com. Diakses 07 November 2013. bunga berperan dalam meningkatkan aktivitas ekonomi berdampak kuat pada sehingga kinerja perusahaan property yang berakibat langsung pada meningkatnya return saham. Hipotesis ini di dukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyanto (2007) bahwa nilai tukar dan suku bunga berpengaruh negatif sedangkan inflasi berpengaruh positif. SIMPULAN DAN SARAN Pengaruh faktor tingkat inflasi dan suku bunga signifikan. Tingginya inflasi melambungkan harga barang dan/jasa yang berakibat Buku Pedoman Penulisan Tesis. 2013. Samarinda: Magister Manajemen Universitas Mulawarman. Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus. 2008. Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, Hadi, Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta. Haryanto, Dedi dan Riyatno. 2007. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEJ. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5 No. 1 hal 24-40 Maulidiani, Mely. 2011. Diskusi Kuliah SEM. 13 Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13 http://www.scribd.com/doc/765 92699/Diskusi-Sem. Diakses 14 Februari 2014. Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga 2001-2005. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Tambunan, Andy Porman. 2010. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Suganda, Tarsisius Renald. 2011. Analisis Risiko Saham Berdasarkan Beta Akuntansi: Studi Pada Saham Sektor Industri Retail Pedagang Eceran. Jurnal MRA Vo. 1 No. 1 Februari 2011. WBBA, Amanda dan Wahyu Ario Suhartono dan Fadlillah Qudsi. 2009. Portofolio Investasi dan Bursa Efek. Yogyakarta: YKPN Terdaftar pada Indeks LQ45. Suyanto. 2007. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Uang, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Properti di Bursa Efek Jakarta Tahun Pratomo. 2013. Fundamental Sistematik Saham Analisis dan Resiko Terhadap Harga Perbankan yang (Online), Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 3 (jurnal.usu.ac.id/index.php/edk/a rticle/.../3170/153), diakses 24 September2013