REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN 2007 1 Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2007 merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009, dan merupakan kelanjutan RKP Tahun 2006. RKP ini telah digunakan sebagai acuan bagi penyusunan RAPBN Tahun 2007. RKP Tahun 2007 disusun berdasarkan berbagai kemajuan yang sudah dicapai di tahun 2005 dan diperkirakan akan dicapai pada tahun 2006, masalah dan tantangan yang dihadapi pada tahun 2007, serta berbagai sasaran yang harus dicapai dalam RPJMN dalam pelaksanaan 3 Agenda Pembangunan, yaitu: Mewujudkan Indonesia Yang Aman dan Damai; Menciptakan Indonesia Yang Adil dan Demokratis; serta Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. Berdasarkan pemahaman tersebut, ditetapkan tema pembangunan tahun 2007 yaitu ”Meningkatkan Kesempatan Kerja dan Menanggulangi Kemiskinan dalam rangka Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat”, yang dijabarkan dalam 9 (sembilan) prioritas pembangunan, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Penanggulangan Kemiskinan; Peningkatan Kesempatan Kerja, Investasi, dan Ekspor; Revitalisasi Pertanian dalam arti luas dan Pembangunan Perdesaan; Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan; Penegakan Hukum dan HAM, Pemberantasan Korupsi, dan Reformasi Birokrasi; Penguatan Kemampuan Pertahanan, Pemantapan Keamanan dan Ketertiban, serta Penyelesaian Konflik; Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Nias (Sumatera Utara), Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta Mitigasi dan Penanggulangan Bencana; Percepatan Pembangunan Infrastruktur; serta Pembangunan Daerah Perbatasan dan Wilayah Terisolir. Pemilihan prioritas ini didasarkan pada pertimbangan antara lain; memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran pembangunan, mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan; merupakan tugas Pemerintah serta realistis untuk dilaksanakan. Berbagai prioritas ini dilaksanakan melalui kerangka regulasi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan kerangka pelayanan investasi 1 Disampaikan dalam Konferensi Pers tentang RAPBN T.A. 2007 pada 16 Agustus 2006 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Pemerintah dan pelayanan umum. Diharapkan dengan adanya prioritas pembangunan beserta fokus-fokus prioritas di dalamnya dapat menjadi arahan bagi segenap aparatur negara dan seluruh lapisan masyarakat dalam membangun negeri ini. Dalam RKP Tahun 2007 ini, tiap-tiap prioritas diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan secara terukur dengan fokus yang terarah dan kegiatan-kegiatan penting yang mampu mendorong pencapaian sasaran pembangunan pada masing-masing prioritas pembangunan. Sasaran prioritas penanggulangan kemiskinan pada tahun 2007 adalah menurunnya penduduk miskin menjadi 14,4 persen dengan fokus pada, (a) perluasan akses masyarakat miskin atas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar; (b) perlindungan sosial; (c) penanganan gizi kurang dan kerawanan pangan; (d) perluasan kesempatan kerja; serta (e) peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat. Salah satu kegiatan utama dalam penanggulangan kemiskinan adalah memperluas cakupan wilayah program pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat. Selain itu dalam rangka membangun sistem jaminan sosial bagi masyarakat miskin, Pemerintah akan mengembangkan program Bantuan Tunai Bersyarat (BTB) di beberapa provinsi. BTB bersyarat ini diharapkan memberikan dampak yang lebih luas bagi kesejahteraan masyarakat sekaligus merupakan upaya untuk membangun sumber daya manusia melalui akses yang lebih besar ke pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat yang kurang beruntung. Dalam prioritas peningkatan kesempatan kerja, investasi, dan ekspor, sasaran yang akan dicapai pada tahun 2007 adalah menurunnya angka pengangguran menjadi 10,4 persen; meningkatnya investasi berupa pembentukan modal tetap bruto sebesar 11,8 persen, meningkatnya industri pengolahan nonmigas sebesar 7,9 persen, peningkatan penerimaan ekspor nonmigas, dan penerimaan devisa dari pariwisata sebesar 15 persen dengan fokus pada: (a) penciptaan pasar tenaga kerja yang lebih luwes; (b) perbaikan iklim investasi dan usaha; (c) perluasan negara tujuan dan produk ekspor; (d) Peningkatan dayasaing industri manufaktur; (e) pengembangan industri berbasis agro untuk penguatan dayasaing daerah; (f) penguatan industri berorientasi ekspor; (g) peningkatan intensitas pariwisata; serta (h) peningkatan produktivitas dan akses UKM terhadap sumber daya produktif. Ada pun sasaran yang akan dicapai dalam prioritas revitalisasi pertanian dan pembangunan perdesaan pada tahun 2007 adalah tumbuhnya sektor pertanian sebesar 2,7 persen dan meningkatnya pembangunan perdesaan dengan fokus pada: (a) peningkatan ketahanan pangan nasional, (b) peningkatan kualitas produksi pertanian dalam arti luas; serta (c) pengembangan diversifikasi ekonomi dan infrastruktur perdesaan. Untuk mengembangkan sumber energi yang berkelanjutan, pengembangan energi alternatif seperti bahan bakar nabati (biofuel) mendapat perhatian tersendiri di dalam prioritas ini. Sasaran prioritas peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan pada tahun 2007 antara lain adalah meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia 7–12 tahun menjadi 99,5 persen; APS penduduk usia 13–15 tahun menjadi 91,1 persen; menurunnya angka buta aksara; cakupan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas III, 2 penanganan penderita demam berdarah dan malaria masing-masing mencapai 100 persen; serta persentase desa yang mencapai cakupan imunisasi anak universal sebesar 92 persen. Fokus pada prioritas ini diberikan pada: (a) percepatan pemerataan, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dasar 9 tahun; (b) peningkatan aksesibilitas, pemerataan, dan relevansi pendidikan menengah dan tinggi yang berkualitas; (c) peningkatan ketersediaan dan kualitas pendidik dan tenaga pendidikan; (d) penurunan buta aksara; (e) peningkatan aksesibilitas, pemerataan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin; (f) pencegahan dan pemberantasan penyakit terutama penyakit menular dan wabah termasuk penanganan terpadu flu burung; (g) penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada ibu hamil, bayi, dan anak balita; serta (h) peningkatan ketersediaan obat generik esensial, pengawasan obat makanan, dan keamanan pangan. Di bidang prioritas penegakan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi, dan reformasi birokrasi, sasaran umum yang akan dicapai pada tahun 2007 adalah meningkatnya upaya penegakan hukum dan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat dengan fokus pada penegakan hukum dan pemberantasan korupsi terutama pada sektor-sektor pengguna anggaran negara terbesar serta reformasi birokrasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik. Ada pun sasaran yang akan dicapai dalam prioritas penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian konflik pada tahun 2007 secara umum adalah meningkatnya kemampuan pertahanan dan keamanan serta meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat dengan fokus pada: (a) peningkatan kemampuan TNI dan Polri; (b) pencegahan dan pemberantasan narkoba; (c) peningkatan peran industri pertahanan nasional; (d) penanggulangan dan pencegahan tindak terorisme; (e) penyelesaian dan pencegahan konflik; (f) penanggulangan dan pencegahan berbagai bentuk kejahatan, baik konvensional maupun lintas negara; (g) peningkatan kualitas intelijen; (h) percepatan pembangunan jaringan komunikasi sandi negara; serta (i) penanggulangan dan pencegahan gangguan keamanan laut. Sasaran yang akan dicapai dalam prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Nias (Sumatera Utara), Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta mitigasi dan penanggulangan bencana pada tahun 2007 adalah terlaksananya rehabilitasi dan rekonstruksi NAD dan Nias serta terselesaikannya kegiatan tanggap darurat pada beberapa daerah pascabencana alam pada tahun-tahun sebelumnya dengan fokus di: (a) NAD dan Nias; (b) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah; (c) Alor dan Nabire, serta bencana di daerah lainnya; (d) penguatan kelembagaan penanggulangan bencana di tingkat nasional dan daerah; (e) penguatan kelembagaan dalam rangka penegakan rencana tata ruang dan rencana wilayah; (f) pengurangan dan pencegahan resiko bencana; serta (g) peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Dalam prioritas percepatan pembangunan infrastruktur, yang meliputi sumber daya air, transportasi, energi, pos dan telematika, ketenagalistrikan, serta perumahan dan permukiman, sasaran yang akan dicapai pada tahun 2007 secara umum adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dengan fokus pada: (a) peningkatan pelayanan infrastruktur sesuai dengan standar pelayanan 3 minimal; (b) peningkatan peran infrastruktur dalam mendukung daya saing sektor riil; serta (c) peningkatan investasi swasta dalam proyek-proyek infrastruktur. Ada pun sasaran yang akan dicapai dalam prioritas pembangunan daerah perbatasan dan wilayah terisolir pada tahun 2007 antara lain adalah tertatanya garis batas negara, meningkatnya pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan, pulau-pulau kecil, serta wilayah terisolir, dengan fokus pada: (a) penegasan dan penataan batas negara di darat dan di laut termasuk sekitar pulau-pulau kecil terluar; (b) peningkatan kerja sama bilateral di bidang politik, hukum, dan keamanan dengan negara tetangga; (c) penataan ruang dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; (d) pemihakan kebijakan pembangunan untuk percepatan pembangunan wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar; (e) pengembangan sarana dan prasarana ekonomi di daerah terisolir; serta (f) peningkatan sarana dan prasarana pelayanan sosial di daerah terisolir. Upaya pencapaian sasaran pembangunan serta pelaksanaan prioritas pembangunan tersebut di atas membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Khusus untuk sisi Pemerintah, peningkatan kerja sama dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah di bawah koridor pelaksanaan otonomi daerah menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan berbagai prioritas pembangunan tersebut. Tanggung jawab serta keberhasilan pembangunan terletak pada pemerintah pusat dan daerah, oleh karena itu dari sisi pembiayaan pembangunan, keduanya tidak dapat dipisahkan. Pembiayaan pembangunan melalui belanja daerah juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari pembiayaan pembangunan secara nasional. Dengan prioritas-prioritas pembangunan tersebut serta peranan masyarakat meningkat dalam pembangunan, perekonomian Indonesia pada tahun 2007 lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang makin meningkat kemampuannya yang makin luas dalam menciptakan lapangan kerja mengurangi jumlah penduduk miskin, didukung oleh stabilitas ekonomi terjaga. yang akan dan dan yang Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 direncanakan mencapai di atas 6 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong antara lain oleh investasi, konsumsi masyarakat, serta ekspor barang dan jasa. Ada pun dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didorong oleh industri pengolahan, terutama nonmigas, pertanian, serta sektor-sektor lainnya. Dengan kemampuan ekonomi yang meningkat dalam menciptakan lapangan kerja yang makin luas dan menurunkan jumlah penduduk miskin yang makin besar, pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 direncanakan menurun masing-masing menjadi 10,4 persen dan 14,4 persen. Jakarta, 16 Agustus 2006 Menneg PPN/Kepala Bappenas H. Paskah Suzetta 4