PERUBAHAN KOMPOSISI KOMPONEN KIMIA MINYAK ADAS

advertisement
16
Warta Turnbuhan Obat Indonesia
1998
PERUBAHAN KOMPOSISI KOMPONEN KIMIA MINYAK ADAS
(FOENICULUM VULGARE Mill.) KARENA PENYIMPANAN
ABSTRA K Telah di lakukan a nalisis perubahan k omposisi
k o m p o n?n
~ kimia niinyak a d ,a s (Foeniculum vulcyare Mill.)
.L., ".I
Am--"..
yal ILJ A:-:.
ulall-.---..-A
I Ipal I p a u a =."I
I U ~alnar
selamatiga bulal I uallyal
I
kromatografi g a s d a n spektrometri m a s s a (GCMS).
Kromatogram d a n s p e k t r u m m a s s a y a n g diperoleh
dibandingkan d e n g a n yang telah diketahui p a d a NIST
..re-
r r.
.
PENDAHULUAN
D
I Indonesia kita mengenal duajenis adas yang termasuk dalam
keluarga Umbellifeme, yaitu adas (Foeniculum vulgare Mill.)
dan adas sowa (Anethumgraveolens Linn.). Kedua tumbuhan ini
telah banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama Foeniculum
vulgare Mill. yang banyak ditanam oleh penduduk dataran tinggi
Yogyakarta. Sedangkan Anethum graveolens Linn. lebih banyak
dibudidayakan di daerah dataran rendah dan daunnya digunakan
sebagai lalab.
Selain kedua jenis adas tersebut masih ada lagi satu jenis
lainnya, yaitu Illicium sp. dari keluarga Magnoliaceae. Genus
Illicium ini terdiri dari dua spesies, spesies yang pertama adalah
Illicium religioszlm Sib & Zucc. yang mengandung senyawa
beracun. Sedangkan spesies yang kedua adalah Illicium verum
Hook. atau yang lebih dikenal dengan namaadas bintang atau adas
Cina Illicium verum Hook. memiliki msa manis dan harum, kalau
diremas-remas akan berbau seperti Foeniculum vulgare Mill. (1).
Dalam makalah ini hanya dibahas Foeniculum vulgare Mill.
Foeniculum vulgare Mill. atau yang lebih dikenal dengan nama
adas, merupakan tumbuhan yang berasal dari daratan Eropa.
Tumbuhan ini memiliki daun yang halus dengan bunga benvarna
kuning, sertatinggi batang sekitar lm-1,5 m. Buah berukuran kecil
seperti buah padi (Oryza sativa).
Di samping sebagai bumbu masak, adas juga merupakan
tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat. Daun adas digunakan
sebagai diuretik dan memacu pengeluaran keringat. Akarnya
berkhasiat sebagai obat batuk (2), sebagai pencuci perut dan
digunakan pada sakit perut sehabis melahirkan. Di samping itu
tumbuhan yangmasih mudajuga digunakansebagai obatgonorrhoea
(3) dan obat gangguan saluran pernafasan. Ekstrak air buah adas
dapat digunakan untuk mengobati mulas dan amenorrhoea (4,5).
Baru-baru ini dilaporkan bahwa ekstrak air dari tumbuhan ini
memiliki aktifitas sebagai anti virusHIV (6). Di samping itu Sharma
(7) melaporkan bahwa tumbuhan adas ini dapat digunakan sebagai
antidiare dan juice buah adas dapat mempertajam penglihatan (5).
Sedangkan senyawa polisakarida yang dikandung oleh buah adas
menun.jukkan aktivitassebagai anti tumorpadatikus percobaan (8).
Buah adas mengandung sekitar 0,3%- 1,34% minyak atsiri, di
samping mengandung senyawa kalsium oksalat, lemak (1, 9),
kumarin, bergapten, columbianetin, ostenol, prosalen, skoparon,
seselin, vanilin, b-sitosterol, stigmasterol (10) dan anetol (4).
Sedangkan kandungan zat pati tidak ditemukan pada buah
adas (9).
* Lab Treub, Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor
Library (National Institute of Standard a n d Technology).
Analisis GCMS terhadap minyak yang disimpan selama 3
bulan menunjukkan bahwa komponen utamanya, yaitu
trans-anetol mengalami oksidasi d a n reduksi menjadi panisaldehid, anis keton d a n benzil metilketon.
Pada minyak atsiri buah adas dapat ditemukan senyawa limonen
dan anetol (1 1) serta senyawa keton dan terpenoid lainnya (4).
Minyak atsiri adas memiliki khasiat sebagai perangsang pengeluaran
gas dari lambung, pencuci perut, karminatif, campuran dalam
minuman penyejuk dan pencegah sakit perut pada bayi (4,5). Di
samping itu digunakan juga sebagai campuran dalam pembuatan
pasta gigi, parfum, kosmetik dan dalam pembuatan permen (12).
Akan dilakukan analisis terhadap perubahan komposisi
komponen kimiaminyakadas yang disimpan selama3 bulan secara
kromatografi gas dan spektrometrimassadata, dibandingkan dengan
data dari NIST.
BAHANDANCARA
Bahan Buah adas Foeniculum vulgare Mill. diperoleh dari pasar
Ramayana Bogor dan determinasijenis dilakukan pada Herbarium
Bogoriense, Bogor.
Destilasi rninyak atsiri
Serbuk kering buah adas 50 g didestilasi selama lebih kurang 4
jam. Minyak atsiri yang diperoleh dikeringkan dengan Na,SO,.
Minyak yang baru didestilasi kemudian dianalisis dengan GCMS
dan sebagian lagi disimpan di dalam suatu wadah transparan (botol
bening) di ruangan yang terkena cahayapada suhu kamar selama
tiga bulan. Minyak yang telah disimpan ini kemudian dianalisis
dengan GCMS.
Analisis krornatografi gas dan spektrornetri massa
Minyak atsiri yang masih baru dan minyak atsiri adas yang
telah disimpan selama tiga bulan dianalisis dengan kromatografi
gas yang kemudian dilanjutkan dengan analisis spektrometri massa.
Kromatogram dan spektrum massa yang diperoleh diidentifikasi
dengan spektrum massa senyawa yang telah diketahui yang terdapat
pada bank dataNIST Library, yang memuat 62.380 spektrum massa
senyawa.
Kondisi krornatografi gas
Kolom: CPB 20 (Shimadzu),panjang 50 m, diameter 0,22 mm;
gas pembawa: helium; tekanan: 100 psi; suhu mulai: 80°C; suhu
akhir: 250°C; suhu tempat injeksi: 250°C; suhu interfase: 250°C;
kecepatan pemanasan 4"CImenit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kromatografi gas terhadap minyak atsiri adas
memberikan enam puncak senyawa seperti terlihat pada Gambar
Volume 4 No. 1
17
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
1. Masing-masing puncak tersebut dianalisis
dengan spektrometri massa sehingga
diperoleh spektrum massa untuk masingmasing puncak (Gambar 1). Spektrum massa
yang diperoleh dibandingkan dengan
spektrum massa senyawa yang telah
diketahui yang terdapat pada bank data NIST
Library.
Puncak 1. Senyawa pada puncak ini
rnemiliki massa 148dengan formula C,,H,,O.
3
Senyawa ini memberikan fragmentasi yang
dominan pada m/z (rel.int.) 52(1I), 27(12), ,
I
,
u
,
,I
,
-,
I
I
50(12), 55(12), 149(12), 65(13), 63(15),
I0
20
30
40
50
60
116(16), 103(20), 39(21), 51(24), 79(24),
133(25),78(28), 115(28), 105(32),9 1(39), 77(45), 121(45), 117(47), Gambar2. Kromatogram hadl analisis minYak atsin adas ( F m k u I u m
vulgare Mill.) setelah penyimpanan.
147(64) dengan base peak pada m/z 148. Setelah diidentifikasi
dengan data NIST Library maka diketahui bahwa senyawa tersebut
Puncak 5. Senyawa pada puncak ini merupakan komponen
adalah anis-p-alil (isoanetol).
utama dari minyak adas dengan kadar sekitar
98% yang memiliki massa 148 dengan formula C,,H,,O. Fragmentasi yang dominan
terjadi pada m/z (rel.int.) 28(10). 103(10).
149(10), 121(13), 91(16), 77(18), 105(19),
133(20), 117(26), 147(42)dengan base peak
padadz 148. Spektrummassa yangdiberikan
tidak jauh berbeda dari spektrum massa dari
senyawa pada puncak 3, yaitu cis-anetol.
Setelah dibandingkan dengan data NIST
maka diketahui bahwa senyawa ini adalah
trans-anetol yang merupakan isomer dari
senyawa cis-anetol.
. . .
Puncak6. Puncak ini memiliki masa 136
30
35
40
45
50
55
dengan formula molekul C,H,O,. Sedangkan
fragmentasi yang dominan terjadi pada mlz
Gambar 1. Krornatogram hasil analisis kromatografi gas minyak atsiri
(re]-int)51(10), 50(11) 64(1 I), 65(1 I), 39(14), 63(14), 107(17),
adas (Foeniculumvulgare Mill.)
,
,
Puncak 2. Puncak ini rnemiliki massa 204 dengan
formula molekul C,,H,, Fragmentasi yang dominan
terjadi pada dz(rel.int.) 39(10),56(1I), 43(12),92(13),
94(14), 120(14), 105(17), 77(18), 91(22), 79(23),
107(25),55(28),69(46), 41 (SO), 119(86)dengan bme
peak pada rnlz 93. Hasil pelacakan pada spektrum ,
2. n-Bergamoten
0"
massa menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah
a-bergamoten.
Puncak 3. Puncak ini memiliki massa 148 dan
I. l~nanctol
3. ris Anetcll
formulanya adalah Cl,Hl,O. Sedangkan fragmentasi
yangdominan w a d i padadz (rel.int.)28(10), 103(10),
149(10), 121(13).91(16), 77(18), 105(19), 133(20),
117(26), 147(42) dengan base peak pada m/z 148.
Setelah dibandingkan dengan data NIST maka
diketahui bahwa senyawa ini adalah cis-anetol.
4. 3,s-Ddccadyne-2-~nctil
Puncak 4. Senyawa pada puncak 4 memiliki
massa 176 dengan formula C,,H,,. Senyawa ini
/O
/O
memberikan fragmentasi yang dominan pada m/z
5. tronr-Anetol
6. p-Anisaldehid
(rel.int.) 77(36), 148(46), 91(50), 55(57), 105(78),
41 (82), 132(93) dengan base peak pada m/z 119.
Identifikasimenunjukkan bahwa senyawa ini adalah Gambar 3. Struktur komponen kimia penyusun rninyak atsiri adas (Foeniculum
3,5-dodecadiyn-2-metil.
vulgareMill.)
9hG$
-4 Q
18
1998
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
92(18), 77(35), 136(66). Sedangkan base peak terjadi pada mlz
135. Setelah dilacak ternyata senyawa pada puncak terakhir ini
adalahp-anisaldehid.
Masil analisis kromatografi gas terhadap minyak adas yang
telah disimpan selama tiga bulan pada suhu kamar dalam wadah
transparan (bening) masih menunjukkan adanya enam puncak
senyawa (Gambar 2). Walaupun pada kromatogram Gambar 2
terlihat jumlah puncak senyawa yang terdeteksi sama dengan
Gambar 1, akan tetapi disini terlihat perbedaan yang sangat
mencolok, dimanapada Gambar 1 terlihat bahwaminyakadas yang
hanyamemiliki satu komponen utama, yaitu puncak5 (tram-anetol)
dengan waktu retensi sekitar 40 menit, akan tetapi kromatogram
Gambar 2 menunjukkan adanya dua buah puncak senyawa sebagai
komponen utamanya yaitu, puncak 6 dan puncrk 7 dengan waktu
retensi berturut-turut sekitar 47 dan 5 1 menit.
Hasil analisis spektrometri massa yang dibandingkan dengan
spektmm massa senyawa yangtelah diketahui pada bankdataNIST
Library menunjukkan adanya beberapa senyawa yang tidak
terdeteksi, yaitu senyawaa-bergamoten [2] dan 3,5-dodekadiyn2-metil [4] (Gambar I), diduga senyawa tersebut menguap selama
penyimpanan. Di samping itu komponen utama trans-anetol
mengalami penurunan konsentrasi yang sangat tajam sekali, yang
ditun.jukkan dengan kecilnya luas puncak senyawa tersebut, yaitu
puncak 3 (Gambar 2). Hal ini terjadi karena selamapenyimpanan,
senyawatrans-anetolberubah menjadi beberapasenyawalain akibat
pengaruh cahaya dan oksigen di udara. Hal ini dapat dijelaskan
karenaminyak atsiri dari adasmempunyai ikatan tidakjenuh (ikatan
rangkap, C=C). Pengaruh cahaya dan oksigen di udara akan
menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi pada ikatan rangkap (gugus
propenil) dari senyawa trans-anetol. Oksidasi ikatan n (pi) dan
ikatan a (sigma)padagugus propenil akan membentukgugus aldehid
(p-anisaldehid), sehingga terjadi peningkatan konsentrasi
p-anisaldehid dalam minyak tersebut, akibatnyapuncak senyawa
p-anisaldehid (puncrk 6 ) pada kromatogram Gambar 2 lebih luas
dibanding puncak senyawatersebut pada kromatogramminyak yang
baru disuling (Gambar 1).Apabilaoksidasi yang tejadi hanyapada
ikatan x (pi) akan terbentuk gugus keton (anisketon), sehingga
muncul puncak senyawa anisketon pada kromatogram Gambar 2
(puncak 7). Selanjutnya akan terjadi reduksi pada gugus metoksi
(-0-CH,) yang terikat pada posisi para dari senyawa anisketon,
dan terbentuk senyawa benzil metilketon, yakni puncrk 8 pada
Gambar 2.
KESIMPULAN
Berdasarkan hail analisis GCMS diketahui bahwaminyakatsiri
adas (Foeniculum vulgare Mill.) mengandung senyawa anisol-palil, a-bergamoten,cb-anetol, 3,540decadiyn-2-meti1,panisaldehid
dan trans-anetol sebagai komponen utama dengan kadar sekitar
98%. Setelah dilakukan penyimpanan terhadap minyak tersebut
selama tiga bulan dalam wadah transparan (botol bening) dengan
kondisi suhu kamar, maka komponen utama minyak adas transanetol akan mengalami oksidasi dan reduksi menjadi senyawa
p-anisaldehid, anisketon dan senyawa benzil metilketon.
Perubahan komposisi komponen kimia minyak adas tersebut
diperkirakan karena pengaruh cahaya dan oksigen yang terdapat
di udara. Untuk mengatasi ha1 tersebut maka dianjurkan agar
melakukan penyimpanan minyakadas dalam wadah benvamagelap
(botol gelap) dengan tuti~pyang rapat (kedap udara).
Gambar4. Reaksi perubahan trans-anetol
DAFTAR PUSTAKA
1. Heyne. Tumbuhan Berguna Indonesia, Balitbang Kehutanan, Jakarta,
1987.
2. Fluck Hans. Medicinal Plants and Their Uses. W. Foulshan & Co.
New York. 1976.
a
3. Kokwaro JO. Medicinal Plants of East Africa. East African Literature
Bureau, Kampala, Nairobi. 1976.
4. Lewis, Lewis E. Medical Botani Plants and Affecting Man's Health.
John Willey & Sons, New York. 1976.
5. Quissumbing. Medicinal Plants of The Phillipines, Burea Printing
Manila, 1951$90-692.
6. National Cancer Institute, USA. Results of Anti-Cancer Screening
Haward Subcontract, Cumulative Results, 1986 - 1993.
7. Sharma R. Chaturdevi C, Tewari PV. 1984. Infantile Diarrhoea An
Ayuwedie Approach, Medicinal and Aromatik Plants Abstract,
1984;6(5);378.
8. Moon CK, Park KS, Lee SH. Toon YF! Antitumour Activities of Several
Phytopolysacharides, Medicinal and Aromatic Plants Abstract.
1986;8(2):129.
9. Farmakope Indonesia Ed. II. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1972.
10. Mendez J, Castro-Poceiro J. Coumarin in Foeniculum vulgare,
Medicinal and Aromatic Plants Abstract, 1986;8(6):567.
11. Ravid V, Putievsky E Snir N. The Volatile Components of Oleoresins
and Essential Oils of Foeniculum vulgare in Israel, Medicinal
and Aromatic Plants Abstract, 1983;6(6):328 - 329.
12. Chinese National Node for APINMAF! Aromatic Plants and Essential
Constituens. Hai Feng Publishing Co. China, 1993.
Download