PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT KOTA TERNATE, MALUKU UTARA AMRUL ILMANA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kota Ternate Maluku Utaraadalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015 Amrul Ilmana E34080115 ABSTRAK AMRUL ILMANA. Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kota Ternate, Maluku Utara. Dibimbing oleh AGUS HIKMAT dan ERVIZAL AM ZUHUD. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Ternate saat ini telah mulai tergantikan oleh obat-obatan konvensional. Hal ini dikhawatirkan dapat menghilangkan kearifan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan menyebabkan punahnya beberapa spesies tumbuhan obat di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kota Ternate. Metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan studi literatur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat menggunakan 74 spesies dari 40 famili tumbuhan obat yang telah teridentifikasi. 57% diantaranya merupakan tumbuhan obat yang telah dibudidaya, 21,5% merupakan tumbuhan obat semi-budidaya, serta 21,5% lainnya merupakan tumbuhan obat yang termasuk kategori liar. Famili Euphorbiaceae, Zingiberaceae, Lamiaceae, dan Piperaceae merupakan familidari tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan dengan jumlah 4 spesies. Habitus tumbuhan obat yang paling banyak ditemukan adalah habitus herba dengan jumlah 27 spesis. Bagian tumbuhan obat yang paling banyak digunakan adalah daun dan pengolahan tumbuhan obatsebagian besar dilakukan dengan cara direbus. Kata kunci: budidaya, Ternate, tumbuhan obat. ABSTRACT AMRUL ILMANA. The utilization of Medicinal Plants in Ternate City Society, North Moluccas. Supervised by AGUS HIKMAT and ERVIZAL AM ZUHUD. Nowadays, the utilization of medicinal plants by people in Ternate has been replaced by conventional medicines. This condition feared could eliminate community wisdom to use the natural resources and lead the extinction of natural medicinal plant species. The aim of the research is to identified a species of medicinal plants that has used by Ternate society. Interview and literature study were the method to collecting data. The result showed that people used 74 species of 40 family medicinal plants that have been identified. It contain by 57% were cultivated by people, 22% were semi-cultivation, and 21% were a wild medicinal plants. Family Euphorbiaceae, Zingiberaceae, Lamiaceae and Piperaceae were the most commonly used as much as 4 species. Also, the most commonly habitus were herbaceous with a number of 27 species. Part of herbs that most widely used is leaf. Boiling were the most widely performed to processing the medicinal plants. Keywords : cultivation, medicinal plants, Ternate. PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT KOTA TERNATE, MALUKU UTARA AMRUL ILMANA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 J udul Skripsi Nama NRP : Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kota Temate Maluku Utara : Amrul Ilmana : E34080115 Disetujui oleh Dr Ir Agus Hikmat, MScF Pembimbing I Prof Dr Ir Ervizal AM Zuhud, MS Pembimbing II Diketahui oleh 4rofDr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus: '2 ~ /.UG 2015 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini ialah tumbuhan obat, dengan judulPemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kota Ternate Maluku Utara. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Agus Hikmat, MScF dan Prof Dr Ir Ervizal AM Zuhud selaku pembimbing skripsi. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Minggus dari Kelurahan Foramadiahi danBapak Ate dari kelurahan Salahuddin, Bapak lurah Foramadiahi, Bapak lurah Tubo dan Bapak lurah Salahuddin yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya dan juga kepada teman-teman “Edelweiss 45” atas segala support dan bantuan selama pengerjaan skripsi. Tidak lupa pula penulis sampaikan terima kasih kepada Eko, Bantis, Adis, Soraya, Budi, Eko “Rooney”, Dewi, Mario, dan teman-teman “rumah hijau” atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2015 Amrul Ilmana DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Manfaat Penelitian 2 METODE 2 Lokasi dan Waktu 2 Alat dan Bahan 2 Jenis Data yang Dikumpulkan 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4 Karakteristik Responden 7 Keanekaragaman Tumbuhan Obat SIMPULAN DAN SARAN 10 19 Simpulan 19 Saran 19 DAFTAR PUSTAKA 19 LAMPIRAN 21 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan komposisi habitus Kaitan antara habitus dan tipe habitat tumbuhan obat Status perlindungan tumbuhan obat 8 8 13 13 19 DAFTAR GAMBAR 1 Peta lokasi penelitian 2 Sentra kerajinan batik Tubo; A. Tempat pembuatan batik; B. Batik yang siap dijual kepada konsumen 3 Pak Ate Tabib Desa di Kelurahan Salahuddin; 4 Seorang fangira di Kelurahan Foramadiahi 5 Kegiatan wawancara dengan responden 6 Jenis penyakit yang diderita masyarakat di lokasi penelitian 7 Jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan famili 8 Tumbuhan obat di pekarangan masyarakat 9 A. Cengkeh (Syzygium aromaticum) ; B. Pala (Myristica fragrans) 10 Jumlah dan persentase budidaya tumbuhan obat 11 Tumbuhan Obat Ngoro madahu 12 Bagian tumbuhan obat yang digunakan 13 Cara pengolahan spesies tumbuhan obat 5 6 6 7 8 10 11 14 14 15 16 17 18 DAFTAR LAMPIRAN 1 Spesies tumbuhan obat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo, dan Kelurahan Salahuddin 2 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Foramadiahi 3 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Salahuddin 4 Ramuan Tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Tubo 5 Beberapa foto tumbuhan obat dari lokasi penelitian 22 25 30 35 39 PENDAHULUAN Latar Belakang Pulau Ternate telah terkenal sejak lama sebagai pulau penghasil aneka spesies tumbuhan rempah terutama cengkeh dan paladan juga spesies tumbuhan obat. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sunarti (2011) di Kecamatan Moti Kota Ternate, terdapat 42 spesies tumbuhan berkhasiat obat yang bisa untuk mengobati berbagai penyakit seperti: obat pre dan paska persalinan, obat malaria, obat darah tinggi, obat campak, obat pegel linu dan obat kuat, obat penurun panas, obat kencing manis dan kencing batu, obat sakit perut, obat batuk, obat sakit gigi dan sariawan, obat perangsang nafsu makan, obat bengkak dan luka serta bisul. Menurut data Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun 2007, terdapat beberapa spesies tumbuhan obat yang telah dibudidayakan oleh penduduk di Kecamatan Moti Kota Ternate dalam jumlah besar antara lain jahe, kunyit, lengkuas, kumis kucing, kayu manis dan sirih. Saat ini penggunaan tumbuhan obat untuk keperluan sehari-hari dalam mengobati penyakit masyarakat di Kota Ternate telah mulai tergantikan dengan pengobatan konvensional. Untuk mengobati penyakit yang diderita masyarakat lebih cenderung memilih untuk membeli obat dari dokter dengan cara berobat ke puskesmas atau rumah sakit dibandingkan menggunakan pengobatan tradisional dengan tanaman obat. Padahal bila ditelaah lebih lanjut, pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan obat lebih aman bagi tubuh karena memiliki efek samping yang rendah dan lebih mudah diperolehdengan biaya yang lebih murah disebabkan banyak terdapat di sekitar masyarakat. Menurut Zuhud (2004) tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi: a) Tumbuhan obat tradisonal, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional; b) Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis; c) Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi belum secara ilmiah atau penggunaanya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri. Salah satu penyebab masyarakat lebih memilih pengobatan dengan obatobatan modern karena pengetahuan tentang pengobatan tradisional oleh masyarakat sangat terbatas dan umumnya hanya diketahui oleh tetua adat atau tabib desa. Oleh karena itu untuk menumbuhkan kembali minat masyarakat Kota Ternate terhadap penggunaan tumbuhan obat tradisional maka masyarakat perlu mengetahui kegunaan jenis-jenis tumbuhan obat tersebut. Sehubungan dengan hal itu, diperlukan suatu penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan obat di Kota Ternate melalui wawancara mendalam dengan narasumber, yaitu terutama dengan tetua adat dan tabib desa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang berguna untuk dikenalkan kembali kepada masyarakat tentang manfaat tumbuhan obat agar penggunaannya dapat dilestarikan dan digunakan oleh masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan kesehatannya sehari-hari. 2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan spesies tumbuhan obat oleh masyarakat di Kota Ternate. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi Pemerintah Kota Ternate terkait dengan pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kota Ternate. Selain itu juga diharapkan dapat menimbulkan kesadaran kepada masyarakat di Kota Ternate untuk kembali menggunakan dan melestarikan tumbuhan obat dalam hal pemanfaatan dan pembudidayaannya. METODE Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin terhadap pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2013 dan tahap kedua dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai Januari 2014. Alat dan Bahan Alat yang digunakan didalam penelitian ini adalah kamera digital, kuisioner,alat tulis menulis, laptop, smartphone dan papan jalan.Bahan yang digunakan antara lain dokumen atau laporan penelitian mengenai tumbuhan obat, buku panduan jenis tumbuhan obat, tally sheet, sampel tumbuhan dan peta lokasi penelitian. Jenis Data yang Dikumpulkan Data dan informasi yang dikumpulkan adalah data spesies tumbuhan obat yang terdapat di tiga kelurahan yang berbeda yaitu di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin. Pengumpulan data juga dilakukan terhadap kegiatan pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat yang terdapat di ketiga kelurahan tersebut. Jenis data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer Data primer yang dikumpulkan meliputi data pemanfaatan tumbuhan obat yang berupa data spesies tumbuhan yang dimanfaatkan, habitus, kegunaan, bagian tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan dan pemakaian, upaya budidaya yang dilakukan oleh masyarakat/kelompok masyarakat, serta data karakteristik responden (nama, jenis kelamin, usia, mata pencaharian, penghasilan dan pendidikan) yang diwawancarai. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan pengamatan langsung. 3 Data sekunder Data sekunder yang dikumpulkan berasal dari studi literatur dari laporan hasil penelitian sebelumnya, serta bahan bacaan lain yang terkait dengan penelitian ini. Data-data yang diambil antara lain kondisi umum lokasi penelitian berupa letak kawasan dan kondisi biofisik kawasan serta kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di lokasi penelitian. Metode Pengumpulan Data Studi literatur Studi literatur dalam sebuah penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentangapa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan. Data yang diperoleh melalui studi literatur berasal dari berbagai sumber seperti dokumen, laporan penelitian, serta buku yang berhubungan dengan tumbuhan obat. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada masyarakat maupun kelompok masyarakat yang dijadikan sebagai responden dengan atau tanpa menggunakan panduan wawancara (quisioner). Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang lokasi penelitian. Kegiatan wawancara dilakukan terhadap tokoh masyarakat yaitu tetua adat dan tabib desa serta masyarakat biasa yang dijadikan sebagai responden. Penentuan responden dilakukan dengan metode random sampling dengan 30 orang responden yang terdiri dari 10 orang responden dari Kelurahan Foramadiahi, 10 orang responden dari Kelurahan Tubo dan 10 orang responden dari Kelurahan Salahuddin yang menggunakan tumbuhan obat. Observasi/ pengamatan langsung Observasi dilakukan untuk memperoleh sumber data dan informasi aktual melalui pengamatan di lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui spesies tumbuhan obat yang digunakan dari hasil wawancara. Pengenalan spesies ini dilakukan dengan mencari spesies tumbuhan yang digunakan dari hasil wawancara ke lapangan (kebun, pekarangan, hutan, dan tepi jalan) dan membuat dokumentasi kemudian diidentifikasi dengan literatur. Analisis Data Data yang diperoleh selama penelitian selanjutnya dikelompokkan menjadi data spesies tumbuhan obat dan data pemanfaatan tumbuhan obat. Data pemanfaatan tumbuhan obat meliputi bagian tumbuhan yang dimanfaatkan atau digunakan sebagai obat, kelompok penyakit/kegunaan tumbuhan obat dan cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin. Persentase habitus Habitus dari tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan meliputi pohon, semak, perdu, herba dan merambat. Persen habitus dihitung untuk mengetahui 4 persentase habitus tertentu yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Rumus yang digunakan dalam menghitung persentase habitus adalah (Fakhrozi 2009): Persentase habitus tertentu = ∑spesies habitus tertentu ∑seluruh spesies x 100% Persentase bagian yang digunakan Persen bagian yang digunakan dihitung untuk mengetahui persentase setiap bagian tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin. Bagian tumbuhan obat yang digunakan umumnya meliputi daun, batang, buah, bunga, biji, akar, batang, kulit batang, rimpang, umbi, dan getah. Rumus untuk mengetahui persen bagian yang dimanfaatkan adalah sebagai berikut (Fakhrozi 2009): Persentase bagian yang digunakan = ∑bagian tertentu yang dimanfaatkan ∑seluruh bagian yang dimanfaatkan x 100% Persentase tipe habitat Tujuan dilakukan perhitungan persen tipe habitat tumbuhan obat adalah untuk mengetahui persentase tumbuhan obat yang berasal dari habitat tertentu yang dimanfaatkan masyarakat. Tipe habitat dari tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat dapat berupa sawah, ladang, kebun, pekarangan, dan hutan. Untuk mengetahui persentase tipe habitat tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat digunakan rumus (Rahayu 2011): Persentase tipe habitat = ∑spesies dari tipe habitat tertentu x 100% ∑total spesies dari seluruh tipe habitat Persentase status budidaya Tumbuhan obat dikelompokkan berdasarkan status keberadaannya yang tergolong dalam tumbuhan yang sudah dibudidaya atau masih tumbuh liar. Untuk mengetahui persentase tumbuhan yang dibudidaya/liar digunakan rumus (Metananda 2012): Persentase tumbuhan yang dibudidaya/liar = ∑spesies dibudidaya x 100% ∑total seluruh spesies HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Wilayah Kota Ternate terletak antara 0° - 2° Lintang Utara sampai dengan 126° - 128° Bujur Timur dan dibatasi oleh Laut Maluku di sebelah Utara, Selatan dan Barat. Sedangkan di sebelah timur Kota Ternate dibatasi oleh Selat Halmahera. Pulau Ternate merupakan wilayah kepulauan yang terletak di pesisir barat Pulau Halmahera dan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Maluku Utara 5 dengan beribukota Pulau Sofifi.Luas wilayah Kota Ternate adalah 5795,4 km2 dengan luas wilayah perairan 5544,55 km2 dan luas daratan 250,85km2. Sejak tahun 2000 Kota Ternate terbagi menjadi 4 kecamatan yakni Kecamatan Kota Ternate Selatan, Kecamatan Kota Ternate Utara, Kecamatan Pulau Ternate dan Kecamatan Moti. Namun pada tahun 2007 ditambah dua kecamatan baru yakni Kecamatan Kota Ternate Tengah dan Kecamatan Pulau Batang Dua. Luas kawasan hutan di Ternate sebesar 10.138 ha dengan perincian 4.392 Ha untuk kawasan hutan lindung (HL), 379,56 ha untuk kawasan hutan produksi (HP) dan 5.366 ha untuk kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK). Pengambilan data penelitian dilakukan di KelurahanTubo, Kelurahan Salahuddin dan KelurahanForamadiahi. Gambar 1 menunjukkan peta lokasi penelitian serta batas-batas kecamatan di Kota Ternate. Gambar 1 Peta lokasi penelitian Kelurahan Tubo Kelurahan Tubo terletak di Kecamatan Kota Ternate Utara dan merupakan Kelurahan yang baru dimekarkan pada tahun 2007 sesuai dengan Perda No.5 tahun 2007. Luas wilayah kelurahan Tubo adalah 0,55 km2 dengan batas wilayah sebelah utara meliputi Kelurahan Sango, sebelah selatan meliputi Kelurahan Dufadufa, sebelah timur meliputi Kelurahan Togafo, dan sebelah barat berbatasan dengan gunung Gamalama. Jumlah penduduk di kelurahan Tubo sampai dengan bulan Desember 2013 sebanyak 2357 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 1255 jiwa dan perempuan 1102 jiwa. Masyarakat di Kelurahan Tubo mengembangkan UKM yang bernama “Sentra Kerajinan Batik Tubo” yang merupakan suatu usaha batik skala kecil dan menghasilkan batik-batik khas Maluku Utara. Bahan dasar dari tinta yang dipakai dalam pembuatan batik merupakan hasil olahan dari tumbuhan cengkeh dan pala. Gambar 2 menunjukkan 6 tempat pembuatan Batik Tubo dan produk Batik Tubo yang siap dijual kepada konsumen. A B Gambar 2 Sentra Kerajinan Batik Tubo ; A. Tempat pembuatan batik ; B. Batik yang siap dijual kepada konsumen Kelurahan Salahuddin Kelurahan Salahuddin juga dimekarkan bersamaan dengan kelurahan Tubo yakni pada tahun 2007 dan memiliki luas wilayah 24,247 ha/m2. Kelurahan ini terletak di Kecamatan Kota Ternate Tengah dan merupakan Kelurahan yang memiliki dua Lingkungan yakni Lingkungan Skep dan Lingkungan Tabahawa. Kelurahan Salahuddin berbatasan dengan Kelurahan Makassar barat di sebelah utara, Kelurahan Marikrubu di sebelah selatan, kelurahan Moya di sebelah barat dan Kelurahan Santiong di sebelah timur. Data jumlah penduduk di Kelurahan Salahuddin hingga bulan Desember tahun 2013 mencapai 4949 jiwa dengan perbandingan 2513 laki-laki dan 2436 perempuan. Di Kelurahan Salahuddin terdapat seorang tabib desa bernama Pak Ate yang sangat terkenal di masyarakat (Gambar 3). Ketika menderita penyakit masyarakat sering meminta bantuan beliau untuk menyembuhkan penyakit mereka. Dalam mengobati penyakit masyarakat beliau selalu menggunakan metode penyembuhan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan obat yang diperoleh dari pekarangan rumah maupun yang terdapat di hutan seperti jarak pagar (Jatropha curcas), binahong (Anredera cordifolia), papaceda (Scaevola frutescens), bunga kista (Mentha arvensis), rumput cacing (Peperomia pellucida), pare (Momordica charantia) dan lain-lain. Gambar 3 Pak Ate Tabib Desa di Kelurahan Salahuddin 7 Kelurahan Foramadiahi Kelurahan Foramadiahi merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Pulau Ternate yang terletak di ketinggian 264 mdpl. Batas wilayah kelurahan Foramadiahi terdiri dari batas sebelah utara dengan Gunung Gamalama, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Jambula, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sasa dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Rua. Kelurahan Foramadiahi memiliki kawasan hutan berupa hutan lindung dan hutan produksi dengan luas 400 ha dan masih dalam kondisi baik. Jumlah penduduk di kelurahan Foramadiahi berjumlah 980 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 479 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 501 jiwa. Foramadiahi merupakan satu-satunya kelurahan di kota Ternate yang masih berpegang teguh pada adat-istiadat Ternate. Hal ini karena Foramadiahi dahulunya merupakan pusat kerajaan Ternate yang pertama sehingga organisasi sosial masyarakat Foramadiahi sangat berkaitan erat dengan pihak Kesultanan Ternate hingga saat ini. Didalam struktur organisasi sosial masyarakat foramadiahi terdapat seorang tetua atau kepala adat yang disebut fangira. Tugas dari fangira adalah sebagai pembawa bendera kesultanan pada saat upacara pengangkatan sultan yang baru. Seorang fangira biasanya sangat dekat dengan sultan Ternate sehingga posisinya sangat dihormati dalam masyarakat (Gambar 4). Gambar 4 Seorang fangira di Kelurahan Foramadiahi Karateristik Responden Kegiatan wawancara dilakukan terhadap 30 orang responden masyarakat dari Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin. Tiap desa diambil 10 orang sebagai responden dandata karakteristik responden yang diambil berupa nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Jenis kelamin responden dari Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin terdiri dari 50% laki-laki dan dan 50% perempuan dengan kelompok umur mulai dari 20-30 tahun berjumlah 8 orang, 31-40 tahun berjumlah 6 orang, 41-50 tahun berjumlah 4 orang, 51-60 tahun berjumlah 9 orang dan 61-70 tahun berjumlah 3 orang (Tabel 1). Dari data kelompok umur responden yang diambil dapat dilihat bahwa masyarakat dengan kelompok umur 51-60 tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak dijadikan responden untuk diwawancarai dengan persentase mencapai 30%. Hal ini karena diasumsikan 8 bahwa masyarakat dengan usia 51-60 tahun merupakan masyarakat yang paling sering menggunakan pengobatan dari alam dengan memanfaatkan tumbuhtumbuhan. Kegiatan wawancara dengan responden dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Kegiatan wawancara dengan responden Table 1 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur No 1 2 3 4 5 Kelompok Umur 20-30 31-40 41-50 51-60 61-70 Jumlah Total Jumlah 8 6 4 9 3 30 Persentase (%) 26,66 20,00 13,33 30,00 10,00 100 Berdasarkan tingkat pendidikan responden yang terdapat di kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin; responden yang memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) dan SMA memiliki presentase yang sama yakni 30%. Responden yang tidak sekolah dan memiliki tingkat pendidikan hanya mencapai SD banyak terdapat di Kelurahan Foramadiahi, sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi seperti SMA dan S1 banyak terdapat di Kelurahan Salahuddin (Tabel 2). Hal ini dapat disebabkan karena faktor lingkungan dimana masyarakat di Kelurahan Foramadiahi tinggal berbatasan dengan hutan sehingga banyak yang memilih untuk menjadi petani dibandingkan meneruskan sekolah. Tabel 2 Karasteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan No 1 2 3 4 5 Tingkat Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA S1 Jumlah Total Jumlah 5 9 3 9 4 30 Persentase (%) 16,66 30,00 10,00 30,00 13,33 100 9 Mata pencarian masyarakat di kelurahan Foramadiahi sebagian besar sebagai petani, sedangkan masyarakat yang terdapat di Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin memiliki mata pencaharian yang lebih beragam seperti petani, buruh, supir, guru dan Pegawai pemerintahan. Menurut penuturan responden, kegiatan bertani di Kelurahan Foramadiahi dilakukan dengan cara merambah kawasan hutan untuk dijadikan kebun dan kemudian ditanam dengan tanaman-tanaman pangan yang memiliki nilai komoditas yang tinggi seperti pala, cengkeh, timun, kasbi/singkong dan ubi. Namun demikian, keberadaan hutan di kawasan Foramadiahi masih dapat terjaga dengan baik karena masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga hutan sebagai sumber penghasilan dan warisan kepada anak cucu mereka. Sikap masyarakat dalam hal menjaga hutan juga dipengaruhi oleh suatu kepercayaan mistis yang ada di dalam kehidupan sosial budaya masyarakat dan diceritakan secara turun temurun kepada generasi selanjutnya. Berdasarkan cerita dari tetua desa yang terdapat di Kelurahan Foramadiahi dikatakan di dalam hutan terdapat suatu kawasan yang disebut Nurafola dan dilarang untuk dimasuki oleh siapa saja. Masyarakat meyakini didalam Nurafola terdapat suatu pohon raksasa yang dijaga oleh sang penunggu hutan yang disebut Meki atau Iblis sehingga barang siapa yang masuk kedalam kawasan hutan tersebut maka dia tak akan kembali. Hal ini yang membuat masyarakat tidak berani masuk sampai jauh kedalam hutan untuk berkebun karena takut terhadap Meki atau Iblis penunggu kawasan hutan tersebut. Kondisi kesehatan masyarakat Dari hasil wawancara dan survey lapang terhadap kesehatan masyarakat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin diketahui bahwa jenis penyakit yang pernah diderita oleh masyarakat ada bermacam-macam seperti malaria, batuk, sakit kepala, asam urat, diabetes, hipertensi, dan lain-lain (Gambar 6). Hasil wawancara dengan responden ditemukan bahwa penyakit malaria merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh masyarakat dengan jumlah 5 kasus. Tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit malaria adalah brotowali (Tinospora crispa) dan kulit batang pohon mangga (Mangifera indica). Sakit batuk merupakan penyakit kedua yang paling sering diderita oleh responden dengan jumlah 4 kasus. Semua responden yang mengaku pernah menderita sakit batuk berasal dari Kelurahan Tubo dan mereka banyak yang menderita penyakit batuk pada saat terjadi letusan Gunung Gamalama pada tahun 2012 lalu. Hal ini karena Kelurahan Tubo merupakan kelurahan yang berbatasan langsung dengan Gunung gamalama dan merupakan daerah yang paling sering terkena dampak dari letusan Gunung Gamalama. Tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit batuk adalah jambu biji (Phisidium guajava), tagalolo (Ficus septica) dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Selain digunakan untuk mengobati luka ditelapak kaki, jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai ramuan obat batuk. Cara pengolahannya ialah dengan merebus jeruk nipis, parutan temu giring, parutan kencur, bunga blimbing dan daun inggu hingga masak. Kemudian airnya disaring dan ditambahkan gula batu atau madu murni lalu diminum (Sugeng 2001). 10 6 Jumlah Penderita 5 4 3 2 1 0 Jenis Penyakit Gambar 6 Jenis penyakit yang diderita masyarakat di lokasi penelitian Keanekaragaman Tumbuhan Obat Tumbuhan obat telah lama dikenal sebagai alternatif penyembuh dari segala penyakit oleh masyarakat. Hampir ditiap daerah di Indonesia dapat ditemukan tumbuhan-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Kota Ternate memiliki keanekaragaman tumbuhan obat yang tinggi dan yang paling dikenal orang adalah cengkeh (Syzygium aromaticum) dan pala (Myristica fragrans). Cengkeh dan pala selain dimanfaatkan sebagai rempah-rempah dan bumbu masakan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat alternatif masyarakat untuk menyembuhkan penyakit perut kembung dan mengobati wanita setelah melahirkan. Komposisi famili tumbuhan obat Tumbuhan obat yang ditemukan dan digunakan oleh masyarakat di kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin berjumlah total 73 spesies. Spesies yang berhasil teridentifikasi sebanyak 71 spesies dari 40 famili sedangkan 2 spesies tumbuhan lainnya belum dapat teridentifikasi yakni tanaman daun tiga dan ngoro madahi. Berdasarkan jumlah spesies, famili Euphorbiaceae, Lamiaceae, Zingiberaceae dan Piperaceae merupakan famili yang paling banyak ditemukan dibandingkan dengan famili lainnya dengan jumlah 4 spesies. Kemudian diikuti oleh tumbuhan dari famili Cucurbitaceae, Poaceae, Acanthaceae, Moraceae, Anacardiaceae dan Myrtaceae dengan jumlah 3 spesies. Untuk lebih jelasnya mengenai famili beserta spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat dapat dilihat pada Lampiran 1. Salah satu contoh tumbuhan obat dari famili Euphorbiaceae yang dimanfaatkan oleh masyarakat Ternate adalah blakang babiji atau meniran (Phyllanthus niruri). Tumbuhan ini sering ditemukan di pekarangan rumah masyarakat maupun dipinggir jalan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyembuhkan penyakit sakit punggung. Cara pengolahannya yaitu dengan cara mengambil segenggam blakang babiji atau meniran kemudian direbus seluruh bagiannya (akar, batang dan daun) hingga airnya menjadi setengah gelas laludiminum pada pagi dan sore hari. Masyarakat memanfaatkan blakang babiji 11 atau meniran untuk mengobati sakit punggung dan apabila dicampur dengan tumbuhan kumis kucing (Orthosiphon aristatus) khasiatnya dapat digunakan untuk mengobati nyeri otot. Blakang babiji atau meniran mempunyai rasa agak asam dan bersifat sejuk dan mengandung zat kimia yang berfungsi untuk melindungi sel hati dari zat toksik (hepatoprotector) yakni filantin dan hipofilantin. Bahan kimia lain yang terkandung didalam meniran adalah saponin, flavonoid, kalium, damar, dan tannin. Meniran berkhasiat sebagai peluruh seni (diuretic), pembersih hati, antiradang, pereda demam (antipiretik), peluruh dahak, peluruh haid, penerang penglihatan, penambah nafsu makan, dan astringent. Selain itu, meniran juga sebagai obat dysuria, gonorrhea, syphilis, nyeri ginjal (nephralgia), diare, demam, tetanus, pembersih darah, antikonvulsan, kencing batu, dan albuminuria. Daun meniran digunakan untuk mengobati ayan, malaria, sembelit, tekanan darah tinggi, sariawan, dan gangguan haid. Sementara itu, akar meniran untuk nyeri perut dan penyakit gigi (Hariana 2008). Selain Euphorbiaceae, spesies tumbuhan obat juga banyak ditemukan dari famili Zingiberaceae dan salah satu contoh spesiesnya adalah jahe (Zingiber officinale). Tumbuhan jahe ditemukan ditanam di pekarangan masyarakat dan sering digunakan oleh masyarakat untuk menghangatkan badan dengan cara rimpangnya direbus dengan tiga gelas air yang mendidih kemudian tunggu hingga takarannya menjadi satu gelas air kemudian diminum dengan ditambahkan kenari sebagai bahan pelengkap. Jahe (Zingiber officinale) juga dapat digunakan untuk mengobati impoten, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, rematik, sakit pinggang dan masuk angin. Ramuan jahe untuk mengobati impoten yaitu dengan menyiapkan dua rimpang jahe sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1 butir telur ayam kampung, 1 sdt bubuk kopi, 1 sdm kecap, 1 sdm madu, dan sediakan bubuk merica. Cuci jahe, parut, tambahkan segelas air masak, lalu peras. Tambahkan air jeruk nipis, kuning telur, kemudian oplos dengan semua bahan lainnya. Aduk sampai merata. Minum seminggu sekali (Santoso 2008). Gambar 7 menunjukkan tumbuhan dengan jumlah spesies lebih dari tiga. Euphorbiaceae Zingiberaceae Famili Lamiaceae Piperaceae Cucurbitaceae Acanthaceae Poaceae Moraceae Anacardiaceae 0 1 2 3 4 Jumlah Spesies Gambar 7 Jumlah spesis tumbuhan obat berdasarkan famili 5 12 Manfaat spesies tumbuhan obat Masyarakat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin telah lama menggunakan tumbuhan obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan luka, baik itu luka dalam maupun luka luar (lecet). Tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat dapat berasal dari hutan maupun kebun dan pekarangan. Tumbuhan obat yang diambil oleh masyarakat tidak dijual tetapi digunakan sendiri untuk keperluan sehari-hari. Tumbuhan obat yang ditemukan di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin memiliki berbagai macam manfaat untuk mengobati penyakit. Contoh jenis tumbuhan obat yang paling banyak ditemui dan digunakan sebagai obat oleh masyarakat di lokasi penelitian adalah cengkeh (Syzygium aromaticum) dan pala (Myristica fragrans). Bagian yang dimanfaatkan dari tanaman cengkeh adalah buah/bunganya. Bunga cengkeh berbau aromatic kuat, dan rasanya pedas serta berkhasiat untuk mengobati perut kembung, mules, rasa mual dan muntah-muntah. Masyarakat di Foramadiahi menggunakan cengkeh untuk mengobati perut kembung dengan cara dijemur/dikeringkan bunganya setelah dipisahkan dari tangkainya dan dicampur dengan biji pala yang telah dihaluskan kemudian ditempelkan ke perut. Menurut Kartasapoetra (2004) bunga cengkeh mengandung zat-zat kimia seperti: 1) Minyak atsiri sekitar 16% sampai 20% yang mengandung pula egenol sekitar 80% sampai 82%, asetilegenol, kariofil, furfural, metil amilketon dan vanillin, 2) Kariofilin yaitu zat serupa damar sekitar 6%, 3) Zat penyamak sekitar 17%, gom sekitar 13%, serat 28% dan air sekitar 18%. Cengkeh dan biji pala meiliki khasiat yang sama sebagai obat perut kembung. Pala mengandung zat kimia berupa saponin, polifenol, flavonoid, dan minyak terbang. Pala mempunyai rasa hangat dan berkhasiat sebagai anti kembung, anti-insomnia, peluruh kentut (carminative), dan perangsang (stimulant). Sementara buah, biji dan daun pala berkhasiat untuk mengobati gangguan pencernaan, sakit perut, kejang lambung, mual, muntah-muntah, diare, muntaber, jantung berdebar-debar, haid tidak lancer,kencing batu, kencing manis (DM), demam nifas, lemah syahwat, tida dapat tidur (insomnia), sakit telinga (otitis), sariawan, menambah nafsu makan (stomachica), kepala pusing, sakit kepala, rematik, sakit punggung, dan kudis (scabies) (Hariana 2008). Contoh tumbuhan lain yang ditemukan dilokasi penelitian adalah brotowali (Tinospora crispa) yang berkhasiat untuk menyembuhkan sakit malaria.Masyarakat memanfaatkan tumbuhan obat brotowali dengan cara direbus daunnya kemudian diminum. Selain sebagai obat untuk menyembuhkan sakit malaria, batang dan daun brotowali juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah. Kandungan kimia yang terdapat dalam brotowali antara lain pati, glikosida, pikroretosid, alkaloida, berbenia, palmatina, kolumbin, kokulin, zat pahit pikretin dan harsa (Soeryoko 2011). Brotowali (Tinospora crispa) banyak ditemukan di kebun dan pekarangan masyarakat sehingga termasuk tumbuhan obat budidaya. Spesies tumbuhan lain yang juga dapat dimanfaatkan sebagai obat malaria selain brotowali adalah mangga (Mangifera indica) dan mayana (Coleus scutellarioides). Mayana atau miana (Coleus scutellarioides) mempunyai bau yang khas, aromatic dan rasanya agak pahit danmerupakan spesies tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di lokasi penelitian. Tumbuhan 13 mayana memiliki banyak manfaat seperti mengobati demam menghentikan pendarahan pada luka, datang bulan, malaria, dan sakit badan. Daun-daunnya mengandung zat-zat alkaloida, minyak atsiri dan mineral (Kartasapoetra 2004). Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan tabib kampungdi Kelurahan Foramadiahi, tumbuhan mayana berkhasiat untuk mengobati luka dalam dan sebagai obat melahirkan. Penyebab tumbuhan mayana banyak dimanfaatkan oleh masyarakat selain karena memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit, juga karena tumbuhan tersebut sangat mudah ditemukan disekitar masyarakat. Komposisi habitus, tipe habitat dan status budidaya tumbuhan obat Habitus merupakan suatu perawakan luar tumbuhan yang biasanya dipakai sebagai acuan dalam pengklasikasian jenis-jenis tumbuhan. Habitus dari tumbuhan obat yang ditemukan di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin terdiri dari herba 33,78%, pohon 24,32%, semak 22,22%, perdu 17,56%, dan merambat 2,7% (Tabel 3). Tumbuhan obat dengan habitus herba merupakan jenis yang paling banyak ditemui dan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan jumlah 27 spesies. Hal ini dikarenakan habitus herba banyak ditanam oleh masyarakat dipekarangan rumah mereka sehingga mudah diperoleh. Tumbuhan obat yang banyak ditemukan di habitat pekarangan menunjukkan bahwa masyarakat telah memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk membudidayakan tumbuhan obat. Habitus selanjutnya yang ditemukan di lokasi penelitian adalah pohon dengan jumlah 18 spesies dan sebagian besar ditemukan di kelurahan Salahuddin. Hal ini karena lokasi penelitian di Kelurahan Salahuddin memang banyak ditumbuhi pepohonan. Spesies pohon yang banyak ditemukan dilokasi penelitian adalah pala (Myristica fragrans), cengkeh (Syzygium aromaticum), amo (Artocarpus altilis), mangga (mangifera indica) dan pinang (arecha catechu). Tabel 3 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan komposisi habitus No 1 2 3 4 5 Habitus Herba Pohon Semak Perdu Merambat Jumlah Total Jumlah 25 18 16 13 2 74 Persentase (%) 33,78 24,32 22,22 17,56 2,7 100 Tipe habitat ditemukan tumbuhan obat di lokasi penelitian adalah pekarangan, kebun, hutan, dan tepi jalan. Tabel 4 menunjukkan bahwa habitus herba, semak dan perdu ditemukan di semua tipe habitat. Spesies tumbuhan obat yang ditemukan di pekarangan masyarakat diantaranya adalah bangle (Zingiber cassumunar), bido-bido (Piper aduncum), binahong (Anredera cordifolia), meniran (Phylantus niruri), duku (Lansium domesticum), jahe (Zingiber officinale), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), ketapang (Terminalia katappa) dan kumis kucing (Orthosiphon aristatus). Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8 yang menunjukkan beberapa spesies tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan masyarakat. 14 Tabel 4 Kaitan antara habitus dan tipe habitat tumbuhan obat No 1 2 3 4 5 Habitus Herba Pohon Semak Perdu Merambat Pekarangan √ √ √ √ - Hutan √ √ √ √ √ Habitat Tepi Jalan √ √ √ - Kebun √ √ √ √ √ Gambar 8 Tumbuhan obat di pekarangan masyarakat Selain di pekarangan, masyarakat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin juga sering memanfaatkan tumbuhan obat yang masih tumbuh liar di hutan maupun di kebun. Namun pemanfaatan tumbuhan obat yang berasal dari hutan lebih banyak dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Foramadiahi dan Kelurahan Tubo. Hal ini karena Foramadiahi dan Tubo merupakan perkampungan yang berbatasan langsung dengan hutan dan masyarakat sering masuk kedalam hutan untuk berbagai keperluan.Kedua tumbuhan ini ditemukan mendominasi hutan di lokasi penelitian. Tumbuhan obat yang banyak ditemukan tumbuh liar dihutan adalah cengkeh (Syzygium aromaticum) dan pala (Myristica fragrans) (Gambar 9). Namun kedua tumbuhan ini juga dapat ditemukan di kebun dan pekarangan masyarakat sehingga kedua tumbuhan ini digolongkan sebagai tumbuhan semi budidaya. A B Gambar 9 A. Cengkeh (Syzygium aromaticum) ; B. Pala (Myristica fragrans) 15 Status budidaya tumbuhan obat yang ditemukan di lokasi penelitian terdiri dari budidaya, semi budidaya dan liar. Tumbuhan obat dengan status budidaya yang ditemukan berjumlah 41 spesies dan merupakan tumbuhan yang ditemukan di pekarangan masyarakat seperti mayana bunga (Coleus scutellarioides), ngasi (Cordyline fruticosa), dan jambu biji (Psidium guajava). Sedangkan tumbuhan obat dengan status semi budidaya adalah tumbuhan obat yang ditemukan selain di pekarangan masyarakat juga ditemukan tumbuh liar di hutan atau kebun seperti pala (Myristica fragrans), cengkeh (Syzygium aromaticum) dan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Jenis status budidaya tumbuhan obat lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10. liar 21,5% semi budidaya 21,5% Budidaya 57% Gambar 10 Jumlah dan presentase budidaya tumbuhan obat Tumbuhan obat dengan status liar adalah tumbuhan berkhasiat obat yang tumbuh sendiri di hutan, dikebun atau ditepi jalan tanpa ditanam oleh manusia. Spesies tumbuhan obat yang dimasukkan kedalam status tumbuhan liar dalam penelitian ini sebagian besar merupakan spesies tumbuhan yang tumbuh di hutan. Contoh spesies tumbuhan obat yang ditemukan tumbuh liar dihutan adalah mengkudu (Morinda citrifolia). Mengkudu ditemukan di hutan dekat dengan perkampungan warga namun masih berupa anakan sehingga belum mengeluarkan buah. Menurut Santoso (2008) buah mengkudu mengandung beberapa senyawa yang terbukti mampu mengobati berbagai penyakit. Di antaranya, soranyidiol, asam kapril, morinda diol, morindon, morindin, damnacanthal, dan metal asetil. Diantara khasiat dari mengkudu adalah sebagai obat pencahar dan peluruh seni. Tumbuhan yang ditemukan tumbuh liar di hutan selain mengkudu adalah ngoro madahu. Ngoro madahu merupakan tumbuhan dengan dengan habitus merambat dan daunnya yang berbentuk hati berukuran tiga ruas jari telunjuk dan permukaan serta bagian bawah daun mengkilat. Ngoro madahu ditemukan di hutan foramadiahi dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyambungkan kembali urat yang terputus karena luka terpotong. Cara meramunya adalah dengan mencincang beberapa daun ngoro madahu hingga halus kemudian ditempelkan ke luka yang terpotong. Setelah itu dibiarkan selama satu hari hingga daunnya mengering. Hal ini dilakukan secara terus menerus hingga urat yang tadi terpotong tersambung kembali. Selain itu, Gamira (Macaranga involucrate) juga merupakan 16 tumbuhan yang ditemukan tumbuh liar di hutan dan digunakan oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat. Gamira atau yang biasa disebut mahang sirap adalah tumbuhan dari famili Euphorbiaceae dan berhabitus perdu. Gamira juga ditemukan dihutan foramadiahi dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai ibu hamil selama masa kehamilan. Cara meramunya adalah batang tumbuhan diambil kulitnya kemudian dicuci hingga bersih, setelah itu kulit batang yang telah dibersihkan direbus dengan 3 gelas air hingga dirasa cukup ± 15 menit kemudian airnya diminum. Gambar 11 Tumbuhan Obat Ngoro madahu Bagian tumbuhan obat yang digunakan Hampir seluruh bagian dari tumbuhan yang berkhasiat obat dapat dimanfaatkan oleh manusia namun pada tumbuhan obat tertentu hanya beberapa bagian yang dapat dimanfaatkan. Bagian tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian daun dengan jumlah 46 spesies tumbuhan. Bagian tumbuhan lain yang digunakan oleh masyarakat adalah buah, kulit batang, batang, akar, rimpang, biji, kulit buah, dan semua bagian tumbuhan (Gambar 11). Menurut Fakhrozi (2009) penggunaan daun sebagai bagian untuk pengobatan selain tidak merusak spesies tumbuhan obat, bagian daun juga mudah dalam hal pengambilan dan peracikan ramuan obat. Penggunaan daun sebagai bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan didasari karena khasiat tumbuhan obat yang ditemukan umumnya untuk mengobati sakit luar atau luka pada organ luar seperti lecet dan bisul. Namun selain untuk mengobati luka luar, daun dari tumbuhan obat juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit pada organ dalam dengan cara direbus dan diminum airnya untuk mengobati demam, perut kembung, gangguan kehamilan, dan kegunaan lainnya. Contoh tumbuhan yang bagian daunnya dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah sirsak (Annona muricata). Daun sirsak digunakan oleh masyarakat di lokasi penelitian sebagai obat demam dengan caradaunnya ditumbuk hingga hancur kemudian dibalurkan pada bagian kepala. Zat kimia yang terkandung didalam daun sirsak antara lain annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourin, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, serta muricapentocin. Selain demam, daun sirsak juga dapat digunakan untuk mengobati abses, arthritis, asthenia, asma, bronchitis, kolik, batuk, diabetes, diuretic, disentri, gangguan empedu, influenza, jantung, hipertensi, gangguan pencernaan, infeksi, cacingan, lactogogue, gangguan hati, malaria, jantung berdebar, reumatik, kurap, kejang, obat penahan darah, tonik, 17 obat penenang, tumor dan borok (Mardiana et al 2013). Menurut penelitian The National Cancer Institut, sirsak juga berkhasiat sebagai antitumor dan antikanker. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa daun dan batang sirsak mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker. Bagian tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan setelah daun adalah buah. Contoh tumbuhan obat yang buahnya dimanfaatkan adalah tomat (Solanum lycopersicum). Tomat digunakan oleh masyarakat untuk mengobati diare dan memiliki kandungan vitamin C serta antioksidan yang berlimpah serta kaya akan nutrisi. Khasiat dari tomat antara lain menyembuhkan luka, mencegah penuaan dini, mengatasi kanker prostat, mengatasi gangguan pencernaan, mengatasi diare, memperbaiki fungsi lever, mengatasi serangan empedu, meningkatkan imunitas, dan kaya antioksidan (Murtie 2013). 50 46 Jumlah 40 30 20 10 10 7 6 3 3 2 1 1 akar rimpang semua bagian biji kulit buah 0 daun buah kulit batang batang Bagian tumbuhan Gambar 12 Bagian tumbuhan obat yang digunakan Cara pengolahan tumbuhan obat Pengolahan tumbuhan obat dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya direbus, dihaluskan, dihancurkan, diperas, dikunyah langsung dan lain-lain. Rosita et al. (2007) diacu dalam Rahayu (2011) mengatakan bahwa cara pengolahan tumbuhan obat dari bahan segar merupakan proses terpenting dalam pengobatan secara herbal. Namun ada juga beberapa tumbuhan obat yang dapat langsung digunakan tanpa proses pengolahan. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat adalah daun, oleh karena itu cara pengolahan tumbuhan obat dengan cara direbus merupakan hal yang paling umum dilakukan. Hasil dari rebusan daun dapat diminum airnya dan biasanya untuk mengobati penyakit dalam atau demam, contohnya seperti daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) yang digunakan untuk mengobati panas dalam dan susahmelahirkan serta daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) yang digunakan untuk mengobati demam. Pemanfaatan tumbuhan obat dengan cara dihaluskan juga sering dijumpai di masyarakat. Caranya daun yang telah dihaluskan kemudian ditempeli ke bagian yang luka atau bagian tubuh yang perlu diobati. Umumnya daun yang dihaluskan digunakan oleh masyarakat untuk mengobati luka luar seperti lecet, memar, perut kembung, bisul, dan lain-lain. Contoh tumbuhan obat yang digunakan dengan cara daunnya dihaluskan adalah binahong (Anredera cordifolia) yang bermanfaat untuk mengobati luka lecet. Cara penggunaan binahong adalah ambil beberapa 18 lembar daun binahong kemudian haluskan dan dicampur dengan air lalu dioleskan pada luka. Tidak semua tumbuhan yang berkhasiat obat digunakan oleh masyarakat dengan cara diolah terlebih dahulu. Beberapa tumbuhan obat tertentu juga dapat digunakan langsung tanpa pengolahan. Contohnya seperti pada ketapang (Terminalia katappa) yang berkhasiat untuk menambah nafsu makan pada anak. Cara penggunaannya adalah kulit batang pohon ketapang diambil secukupnya kemudian dicuci dengan air dan langsung dikunyah tanpa harus ditelan. Dalam penggunaan tumbuhan obat masyarakat di kelurahan Foramadiahi kadang menggabungkan dua tumbuhan obat untuk mengobati satu penyakit dan biasa disebut “rorano”.Contoh nya seperti tumbuhan pala (Myristica fragrans) dan cengkeh (Syzygium aromaticum) yang memiliki khasiat yang sama bagi masyarakat yakni mengobati perut kembung. Cara pengolahannya adalah biji dari pala dihancurkan hingga halus kemudian dicampurkan dengan buah cengkeh yang masih utuh. Rorano ini kemudian ditempelkan ke perut orang yang menderita perut kembung. Pengolahan tumbuhan pala dan cengkeh selain sebagai obat dapat juga dijadikan sebagai rempah-rempah dan makanan. Biji pala dan buah cengkeh bila dikeringkan dapat dijual ke pasar untuk dijadikan rempah-rempah dan pengawet makanan. Sedangkan untuk olahan sebagai makanan dihasilkan dari daging buah pala yang dijadikan manisan. Cara pengolahan tumbuhan obat dapat dilihat pada Gambar 13. Diparut Dicincang 2% 3% Dicelup 3% Dibakar Diseduh 2% Diblender 2% 3% Dikunyah 3% Diperas 5% Dimakan langsung 2% Dikeringkan 2% Direbus 47% Dihancurkan 6% Dihaluskan 20% Gambar 13 Cara pengolahan spesies tumbuhan obat Status perlindungan tumbuhan obat Tumbuhan obat yang di temukan di lokasi penelitian semuanya merupakan tumbuhan yang tidak dilindungi baik itu dari IUCN, CITES maupun Peraturan Pemerintah. Namun terdapat tiga spesies tumbuhan yang tercatat di dalam redlist IUCN yang masuk kedalam kategori Data deficient dan Least concern. 19 Sebuah takson dimasukkan kedalam kategori status Data deficient atau “ínformasi kurang” ketika informasi yang ada kurang memadai untuk membuat perkiraan akan resiko kepunahannya berdasarkan distribusi dan status populasi. Dalam IUCN Redlist tercatat 5.813 hewan dan 735 tumbuhan yang berstatus Data deficient. Sedangkan Least concern adalah kategori IUCN yang diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk kedalam kategori manapun. Dalam IUCN Redlist tercatat 17.535 hewan dan 1.488 tumbuhan yang berstatus Least concern atau “beresiko rendah”. Untuk lebih jelasnya mengenai status perlindungan tumbuhan obat yang ditemukan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Status perlindungan tumbuhan obat No Spesies tumbuhan 1 2 Jarak pagar Pala 3 Torota Nama ilmiah Famili Jatropha curcas Myristica fragrans Diplazium esculentum Euphorbiaceae Myrtaceae Athyriaceae Status perlindungan IUCN Data Deficient Data deficient Least concern CITES - PP - - - - - Ket Kurang data Kurang data Sedikit perhatian (Sumber: http://www.iucnredlist.org) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tumbuhan obat yang teridentifikasi dimanfaatkan oleh masyarakat di lokasi penelitian sebanyak 73 spesies dari 40 famili tumbuhan obat. Tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan untuk berbagai penyakit dan luka. Saran 1. Perlu dilakukan penyusunan daftar spesies tumbuhan obat yang terdapat di Kota Ternate secara lengkap dalam bentuk buku sebagai panduan bagi masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan obat dan disosialisasikan kepada masyarakat beserta kegunaan dan cara meramunya. 2. Perlu adanya pelatihan kegiatan budidaya tumbuhan obat terutama spesies tumbuhan obat yang langka secara baik dan benar karena budidaya tumbuhan obat yang dilakukan oleh masyarakat hanya sebatas menanam dipekarangan. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakatdan Desa. 2007. Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan. Departemen Dalam Negeri. 20 Fakhrozi. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Melayu Tradisional di Sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh: Studi Kasus di Desa Langsat, Kec. Batang Gangsal, Kab. Indragiri Hulu, Provinsi Riau. [Skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Hariana. 2008. Tumbuhan Obat & Khasiatnya Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya. [IUCN] International Union for Conservation of Nature. The IUCN Redlist of Threatened Species. http://www.iucnredlist.org/ [Diakses 26 Februari 2015] Kartasapoetra. 2004. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat.Jakarta: Rineke Cipta. Kartikawati SM. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan oleh Masyarakat Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Gunung Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Mardiana L. Ratnasari J. 2013. Ramuan & Khasiat Sirsak. Jakarta: Penebar Swadaya. Metananda AA. 2012. Etnobotani Pangan dan Obat Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat). [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Murtie A. 2013. Khasiat Sakti Tanaman Obat Untuk Stroke. Jakarta: Dunia Sehat Purnomo, Purnamawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta (ID): Swadaya. Rahayu SM. 2011. Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan. [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Saepuddin R. 2005. Etnobotani pada Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. [Skripsi]. Departamen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan. Santoso. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat Sehat Alami dari Halaman Anda. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka. Sugeng HR. 2001. Tanaman Apotik Hidup. Semarang: Aneka Ilmu. Sunarti S. 2011. Keanekaragaman Tumbuhan Berkhasiat Obat di Pulau Moti, Ternate, Maluku Utara. Jurnal Ekologi Ternate. Pusat Penelitian Biologi – LIPI. Hal: 251-266, 2011. Jakarta: LIPI Press. Soeryoko. 2011. 25 Tanaman Obat Ampuh Penakluk Diabetes Melitus. Yogyakarta: ANDI. Yuzammi. Witono JR. Hidayat S. Handayani T. Sugiarti. Mursidawati S. Triono T. Astuti IP. Sudarmono. Wawangningrum H. 2010. Ensiklopedia Flora Jilid 2. Jakarta: PT. Kharisma Ilmu. Yuzammi. Witono JR. Hidayat S. Handayani T. Sugiarti. Mursidawati S. Triono T. Astuti IP. Sudarmono. Wawagningrum H.2010. Ensiklopedia Flora Jilid 4. Jakarta: PT. Kharisma Ilmu. Yuzammi. Witono JR. Hidayat S. Handayani T. Sugiarti. Mursidawati S. Triono T. Astuti IP. Sudarmono. Wawagningrum H.2010. Ensiklopedia Flora Jilid 5. Jakarta: PT. Kharisma Ilmu. 21 Zuhud EAM. 2004. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Zuhud EAM dan Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Lembaga Alam Tropika Indonesia. 22 Lampiran 1 Daftar jenis tumbuhan obat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin No 1 Nama spesies Amo Nama ilmiah Famili Artocarpus communis Zingiber cassumunar Allium sativum Moraceae Piper aduncum Piperaceae Anredera cordifolia Phylanthus niruri Basellaceae Euphorbiaceae 7 Binahong Blakang babiji Bratawali Tinospora crispa 8 Buah yakis 9 Bunga biru 10 Bunga laka Anacardium occidentale Stachytarpheta mutabilis Impatiens balsamina Menispermacea e Anacardiaceae 11 Bunga kista Cengkeh 2 3 4 5 6 12 13 Bangle Bawang putih Bido-bido 15 Daun hati sanang Daun mangkok Daun pel 16 17 Daun tiga Degi 18 19 Duku Gamira 20 Grama kusu Jambu biji 14 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Jahe Jarak pagar Jeruk nipis Kaltoda Kayu manis Kelapa Kembang sepatu Ketapang Zingiberaceae Alliaceae Verbenaceae Balsaminaceae Status budidaya Semi budidaya Budidaya Budidaya Habitus Pohon Semak Herba Semi Budidaya Budidaya Liar Herba Budidaya Herba Semi budidaya Liar Pohon Semi budidaya Budidaya Herba Pohon Semak Herba Herba Mentha arvensis Lamiaceae Herba Syzygium aromaticum Gynura procumbens Myrtaceae Asteraceae Semi budidaya Budidaya Polyscias scutellaria Araliaceae Budidaya Perdu Ocimum basilicum Lamiaceae Herba Abelmoschus manihot Lansium domesticum Macaranga involucrate Cymbopogon nardus Malvaceae Semi budidaya Budidaya Budidaya Meliaceae Euphorbiaceae Budidaya Liar Pohon Perdu Poaceae Budidaya Semak Phisidium guajava Myrtaceae Pohon Zingiber officinale Jatropha curcas Citrus aurantifolia Laportea decumana Cinnamomum burmannii Cocos nucifera Hibiscus rosasinensis Terminalia katapa Zingiberaceae Euphorbiaceae Rutaceae Urticaceae Lauraceae Semi budidaya Budidaya Liar Budidaya Liar Liar Arecaceae Malvaceae Budidaya Budidaya Pohon Perdu Combretaceae Budidaya Pohon Perdu Herba Herba Herba Semak Semak Herba Pohon 23 Lampiran 1 Daftar jenis tumbuhan obat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin (lanjutan) No Crassulaceae Acanthaceae Budidaya Semak Acanthaceae Budidaya Semak Asteraceae Convolvulaceae Poaceae Lamiaceae Budidaya Budidaya Liar Semi budidaya Budidaya Budidaya Herba Herba Semak Herba 37 38 Konfifi Kangkung Kusu-kusu Kumis kucing Labu siam Leka-leka Bryophyllum pinnatum Graptophyllum pictum Graptophyllum pictum Blumea balsamifera Ipomoea aquatic Imperata cylindrical Orthosiphon aristatus Sechium edule Zingiber purpureum Status budidaya Budidaya 39 Lengkuas Alpinia galanga Zingiberaceae Perdu 40 41 42 43 Ipomoea pes-caprae Lansium domesticum Mangifera indica Mangifera spp. Convolvulaceae Meliaceae Anacardiaceae Anacardiaceae Phaleria macrocarpa Coleus scutellarioides Morinda citrifolia Thymeleaceae Budidaya Perdu Lamiaceae Budidaya Herba 46 Loloro Langsa Mangga Mangga dodol Mahkota dewa Mayana bunga Mengkudu Semi budidaya Budidaya Liar Budidaya Rubiaceae Pohon 47 Mentimun Cucumis sativus Cucurbitaceae 48 Nangka Moraceae 49 50 Nanas Nampu Bromeliaceae Araceae Budidaya Budidaya Herba Herba 51 52 Liliaceae Budidaya Liar Perdu Merambat 53 Ngasi Ngoro madahi Pagoda Artocarpus heterophyllus Ananas comosus Homalomena occulta Cordyline fruticosa Semi budidaya Semi budidaya Budidaya Verbenaceae Liar Semak 54 Pala Clerodendrum japonicum Myristica fragrans Myristicaceae Pohon 55 Papaceda Scaevola taccada Goodeniaceae 56 Papaya Carica papaya Caricaeae 57 Pare Momordica charantia Cucurbitaceae Semi budidaya Semi budidaya Semi budidaya Budidaya 30 31 32 33 34 35 36 44 45 Nama spesies Kabi-kabi Kabi merah Kabi putih Nama ilmiah Famili Cucurbitaceae Zingiberaceae Habitus Semak Pohon Semak Herba Pohon Pohon Pohon Herba Pohon Perdu Pohon Merambat 24 Lampiran 1 Daftar jenis tumbuhan obat di Kelurahan Foramadiahi, Kelurahan Tubo dan Kelurahan Salahuddin (lanjutan) No Strobilanthes crispus Acanthaceae Status budidaya Budidaya Euphorbia pulcherrima Cyanthula prostrata Peperomia pellucida Euphorbiaceae Budidaya Perdu Amaranthaceae Piperaceae Budidaya Liar Herba Herba Piperaceae Piperaceae Budidaya Liar Perdu Semak 64 65 66 Piper betle Piper caducibracteum Sirsak Anona muricata Tebu merah Saccharum spp. Tagalolo Ficus septica Anonaceae Poaceae Moraceae Perdu Perdu Perdu 67 Tomat Solanaceae Budidaya Budidaya Semi budidaya Budidaya 68 Torota Athyriaceae Liar Herba 69 70 71 72 Turuta Tapak dara Terong Tagameme Liliaceae Apocynaceae Solanaceae Sapindaceae Liar Liar Budidaya Budidaya Herba Semak Semak Herba 73 Uwi Dioscoreaceae Liar Perdu 58 59 60 61 62 63 Nama spesies Pecah beling Pohon merah Rai-rai Rumput cacing Sirih Sirih hutan Nama ilmiah Solanum lycopersicum Diplazium esculentum Hemerocallis fulva Catharanthus roseus Solanum melongena Cardiospermum halicacabum Dioscorea alata Famili Habitus Semak Semak 25 Lampiran 2 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Foramadiahi No 1 Nama spesies Ngasi Khasiat Mengobati bintik-bintik merah di kulit Mengobati luka dalam Bagian digunakan Daun 2 Mayana bunga Daun 3 Nangka Mengobati ketombe Daun 4 Pala Mengobati perut kembung Biji 5 Cengkeh Mengobati perut kembung Buah 6 Jambu biji Menambah nafsu makan Daun 7 Tagalolo Mengobati masuk angin Daun 8 Bido bido Mengobati luka dalam Daun 9 Konfifi Mengobati bisul Daun 10 Torota Daun 11 Bunga biru Membantu mempercepat bayi bisa berjalan Mengobati kaki yang bengkak Daun Cara pengolahan Daunnya dipotongpotong halus Daunnya direbus dengan air setengah panci Beberapa helai daun ditumbuk hingga halus Bijinya di tumbuk hingga halus kemudian dicampur dengan buah cengkeh Buahnya di campurkan dengan biji pala yang telah dihaluskan sebelumnya 5-10 lembar daun direbus dengan setengah liter air selama 30 menit Daunnya ditumbuk atau diblender hingga halus Daunnya dihancurkan hingga halus Daunnya ditumbuk atau diblender hingga halus Daunnya diblender atau ditumbuk hingga halus Daunnya dihancurkan atau diblendr hingga halus Cara menggunakan Ditempeli pada bagian yang mau diobati Tempelkan pada bagian yang luka atau bengkak Tempelkan ke kepala Tempelkan pada perut Tempelkan pada perut Air hasil rebusan daun diminum Balurkan daun yang telah halus ke perut Tempelkan pada bagian yang luka atau bengkak Tempelkan pada bisul Tempelkan ke lutut anak bayi Tempelkan ke kaki yang bengkak 26 Lampiran 2 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Foramadiahi (lanjutan) No 12 Nama spesies Kaltoda Khasiat 13 Uwi Obat sakit gigi Akar 14 Kembang sepatu Daun 15 Daun hati sanang Obat panas dalam dan susah melahirkan Melancarkan kebekuan darah pada luka 16 Ngoro madahu Menyambung urat yang terputus Daun 5 lembar daun ngoro madahi dicincang hingga halus 17 Pohon merah Mengobati bintik-bintik pada kulit Daun Daunnya direbus dengan 1 liter air selama 1 jam 18 Daun mangkok Mengobati luka, radang payudara, sukar kencing, bau badan, pengusir setan/gunaguna Akar dan daun Daunnya direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas untuk mengobati radang, untuk mengobati luka daunnya ditumbuk sampai halus Menobati Susah melahirkan Bagian digunakan Daun Daun Cara pengolahan Sebagian daunnyaditumb uk hingga halus dan sebagian daunnya di rebus dengan beberapa gelas air Akarnya dicuci hingga bersih kemudian direbus dengan 3 gelas air Rebus daunnya dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas Daunnya direbus dengan air secukupnya kemudian tulang daunnya di ambil dari daun Cara menggunakan Air rebusan daun diminum dan daun yang dihaluskan kemudian diolesi ke sekujur tubuh ibu hamil Berkumur menggunakan air hasil rebusan akar Uwi Air rebusan daunnya kemudian diminum Daun yang telah direbusdan tanpa tulang daun kemudian ditempelkan ke luka dan jilat daun serta luka sekaligus Balutkan ke luka terpotong selama 1 hari hingga daunnya mengering Air hasil rebusan daunnya kemudian diminum sehari sekali Air rebusan daunnya diminum setiap hari, daun yang dihaluskan ditempelkan ke luka untuk pengobatan luka luar atau lecet 27 Lampiran 2 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Foramadiahi (lanjutan) No 19 Nama spesies Nampu Khasiat 20 Mengkudu Mengobati hipertensi, demam, influenza dan batuk 21 Bunga biru Mengobati luka bengkak 22 Kusu-kusu Mengobati sakit badan Batang 23 Rai-rai Mengobati diare Daun muda 24 Gamira Memperlancar kehamilan Kulit batang 25 Mahkota dewa Mengobati kolestrol Buah Mengobati rematik dan pegal linu Bagian digunakan Rimpang Buah Daun Cara pengolahan Rebus rimpang kemudian dinginkan, setelah dingin kemudian disaring hingga tidak ada ampas Buahnya diperas atau diparut kemudian disaring ampasnya 7-10 lembar daun dicincang hingga halus kemudian tambahkan sedikit air 3 batang Kusukusu dibersihkan kemudian direbus dengan 1 liter air selama 10 menit 2 lembar daun dihaluskan dan masukkan ke dalam segelas air Kulit batang gamira dikupas dan dicuci bersih kemudian direbus dengan satu liter air selama 15 menit Buahnya dicuci sampai bersih kemudian isinya diambil lalu dijemur hingga benar-benar kering dan zat berbahaya pada buahnya hilang Cara menggunakan Air hasil rebusan rimpangnya kemudian diminum pagi dan sore Air dari perasan mengkudu diminum dengan ditambahkan gula Ditempelkan ke luka bengkak selama 10 menit Diminum dengan menambahkan gula pasir Airnya diminum setengah gelas Airnya diminum setiap hari di waktu pagi Diseduh dengan air panas dan ditambahkan gula agar lebih manis 28 Lampiran 2 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Foramadiahi (lanjutan) No 26 Nama spesies Kumis kucing Khasiat Mengobati nyeri otot Bagian digunakan Daun 27 Binahong Mengobati luka bengkak Daun 28 Tagameme Mengobati sakit badan Batang dan daun 29 Blakang babiji Menghilangkan nyeri otot Seluruh bagian tumbuhan 30 Nanas Mengobati sakit perut Daun Cara pengolahan 3 lembar daun kumis kucing direbus dengan tiga gelas air kemudian tunggu hingga airnya menjadi satu gelas 10 lembar daun binahong dicincang atau diblenderhingga halus Daun dan batang tumbuhan direbus dengan 4 gelas air kemudian tunggu hingga airnya menjadi 1 gelas Ambil 3 tumbuhan blakang babiji di campur dengan 5-7 lembar daun kumis kucing kemudian direbus dengan setengah liter air Daun nanas dipotong kecil atau dihaluskan dengan blender lalu setelah itu diperas menggunakan kain kasa yang bersih dan airnya ditampung kedalam 1 gelas air Cara menggunakan Airnya diminum dua kali sehari pagi dan sore Daun yang telah halus kemudian dibalutkan ke bagian tubuh yang memar atau bengkak Air hasil daun dan batangnya diminum dengan dicampur gula pasir 1 sdt Diminum setiap hari pada pagi dan sore hari Air hasil perasannya di minum sekali sehari setiap hari 29 Lampiran 2 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Foramadiahi (lanjutan) No 31 Nama spesies Turuta 32 Tomat Khasiat Mengobati luka yang masih baru Mengobati diare Bagian digunakan Daun Cara pengolahan Daun turuta dikunyah hingga hancur Buah Buah tomat diblender seperti membuat jus Cara menggunakan Daun yang telah hancur kemudian ditempelkan ke luka Diminum setiap hari pagi dan sore 30 Lampiran 3 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Salahuddin No Nama spesies Lengkuas Mengobati panu 2 Kumis kucing Mengobati masuk angin Daun 3 Sirih hutan Memperkuat gigi Akar 4 Blakang babiji Mengobati sakit punggung Semua bagian tumbuhan 5 Pecah beling Mengobati penyakit ginjal Daun 6 Pare Mengencerkan dahak pada bayi Daun 1 Khasiat Bagian digunakan Batang Cara pengolahan Batang lengkuas di potong ujungnya kemudian ujung batang yang telah dipotong dicelupkan ke air yang berisi garam Rebus daun kumis kucing dengan 3 gelas air dan biarkan sampai menjadi 1 gelas. Dapat dicampurkan dengan tumbuhan lain Akarnya ditumbuk hingga hancur lalu dimasukkan kedalam 1 gelas air Rebus semua bagian tumbuhan dengan 3 gelas air sampai airnya menjadi setengah gelas Rebus 9 lembar daunnya dengan 3 gelas air kemudian biarkan hingga airnya menjadi 1 gelas Daun pare diremas-remas hingga hancur lalu dimasukkan kedalam 1 gelas air dan diaduk hingga merata kemudian tambahkan sdm gula Cara menggunakan Dioleskan pada kulit yang terdapat panu Diminum setiap hari Air yang berisi akar sirih hutan yang telah hancur dipakai untuk berkumur Diminum setiap hari Diminum setiap hari pagi dan sore Airnya kemudian disuapin ke bayi menggunakan sendok 31 Lampiran 3 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Salahuddin (lanjutan) No 7 Nama spesies Grama kusu Khasiat 8 Amo Melancarkan ASI Kulit batang 9 Binahong Mengobati luka lecet Daun 10 Brotowali Mengobati sakit malaria Daun 11 Mengkudu Anti racun Buah 12 Jarak pagar Mengobati demam pada anak Daun 13 Papaceda Mengobati ginjal dan sakit mata Daun dan buah Mengobati panas dalam Bagian digunakan Batang Cara pengolahan Rebus batang grama kusu di campur dengan beberapa tumbuhan lain Kulit batang pohon amo segenggam direbus dengan 3 gelas air hingga mendidih dan menjadi 1 gelas Daun binahong ditumbuk hingga daunnya menjadi halus 20 cm batang brotowali berikut daunnya direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah gelas Buahnya diparut kemudian parutannya direbus dengan 3 gelas air selama beberapa menit Daunnya dihancurkan kemudian diperas dengan air Daunnya direbus untuk mengobati ginjal . Buahnya di kupas kulitnya, dikumpulkan dalam kain kasa putih kemudian tambahkan sedikit air untuk mengobati mata Cara menggunakan Air hasil rebusan grama kusu diminum setiap hari Diminum setiap sebelum menyusui anak Dioleskan ke luka lecet Setelah dingin, diminum dengan madu dan diminum 3x sehari. Diminum setiap hari, dapat ditambahkan gula saat meminumnya Air hasil perasan daun jarak pagar dibasuh ke seluruh badan Untuk mengobati ginjal airnya diminum setiap hari.Untuk mengobati sakit mata airnya diteteskan ke mata 32 Lampiran 3 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Salahuddin (lanjutan) No 14 Nama spesies Rumput cacing Khasiat Mengobati kolestrol Bagian digunakan Semua bagian tumbuhan 15 Daun tiga Mengobati ginjal Daun 16 Bunga kista Mengobati penyakit kista Daun 17 Tebu merah Mengobati diabetes Batang 18 Papaya Mengobati malaria Daun 19 Labu siam Mengobati hipertensi Buah 20 Kayu manis Mengobati diabetes Kulit batang Cara pengolahan Segenggam rumput cacing di rebus dengan 2 gelas air sampai airnya menjadi setengah gelas Rebus 10 lembar daunnya kemudian biarkan hingga dingin 3 lembar daun bunga kista direbus selama beberapa menit potongan batang tebu dikupas kulitnya kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gls Ambil 2 helai daun pepaya kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga takarannya menjadi satu gelas air. Dapat ditambahkan gula 1 buah labu siam diambil isinya kemudian diblender hingga halus dan tambahkan air Segenggam kulit batang pohon kayu manis diseduh dengan air panas hingga menjadi satu gelas Cara menggunakan Diminum 3 kali sehari setiap hari Diminum setiap hari dengan pengawasan tabib Diminum 2 kali sehari Diminum setiap hari pagi dan sore Setelah direbus kemudian dinginkan sebentar lalu diminum Diminum setiap hari pada pagi dan sore hari Diminum setiap hari pada pagi hari 33 Lampiran 3 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Salahuddin (lanjutan) No 21 Nama spesies Mangga Khasiat 22 Jambu biji Mengobati batuk Daun 23 Nangka Mengobati penyakit muntaber Daun 24 Jeruk nipis Mengobati luka Buah di telapak kaki akibat menginjak paku untuk mencegah infeksi 25 Kabi-kabi Menurunkan demam Daun 26 Daun mangkok Mengatasi pendarahan Daun Mengobati malaria Bagian digunakan Kulit batang Cara pengolahan Cara menggunakan Segenggam kulit Diminum setiap batang pohon hari 3x sehari mangga pada pagi, siang segenggam dan malam hari direbus dengan dua gelas air hingga takarannya menjadi setengah gelas Beberapa helai Daun mudanya daun muda dikunyah jambu biji langsung dalam diambil keadaan mentah secukupnya kemudian dikunyah langsung tanpa diolah 10 helai daun Diminum setiap nangka yang hari hingga masih muda penyakit diambil muntabernya kemudian berkurang direbus dengan 3 gelas air hingga takarannya menjadi 1 gelas 1 buah jeruk Kaki yang nipis dibelah terdapat luka kemudian injakan paku dibakar diatas kemudian harus bara api selama menginjak ± 5 menit belahan jeruk nipis yang telah dibakar 3 – 5 helai daun Diminum setiap kabi-kabi hari pada pagi direbus dengan dan malam setengah liter air 20-30 lembar Diminum setiap daun mangkok hari sambil direbus dengan diawasi oleh 3 gelas air tabib desa mendidih hingga takarannya menjadi 1 gelas 34 Lampiran 3 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Salahuddin (lanjutan) No 27 Nama spesies Pala Khasiat 28 Pinang Menambah nafsu makan pada anak Buah 29 Cengkeh Wanita sehabis melahirkan Buah 30 Kelapa Mengobati keseleo Buah 31 Buah yakis Mengobati panas dalam Batang 32 Sirsak Menurunkan demam Daun Membantu mengobati wanita sehabis melahirkan Bagian digunakan Biji Cara pengolahan 5-10 biji pala direbus dengan 2 gelas air hingga menjadi setengah gelas Kulit buah pinang dikunyah selama ± 5 menit Buah cengkeh yang telah dikeringkan kemudian direbus dengan satu gelas air 1 buah kelapa diparut dan ampasnya dikeringkan Buahnya diperas dengan air hingga menjadi satu gelas Daunnya dihaluskan dengan cara diblender, tambahkan sedikit air Cara menggunakan Diminum setiap hari pada pagi dan sore Dikunyah selama ± 5 menit kemudian muntahkan kembali Diminum setiap hari Ampas kelapa dibalutkanke tempat yang keseleo Air hasil perasannya diminum setiap hari Dibalurkan ke seluruh kepala 35 Lampiran 4 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Tubo No 1 Nama spesies Sirih Bagian digunakan Mengobati kulit Daun gatal-gatal 2 Degi Mengobati sakit perut Daun 3 Kabi merah Mengobati sakit perut Daun 4 Leka-leka Melancarkan proses melahirkan Daun 5 Kabi putih Menurunkan demam Daun 6 Gramakusu Mengobatisakit kepala Batang 7 Kembang sepatu Mengobati kanker Daun Papaya Malaria Daun dan buah 8 Khasiat Cara pengolahan 10-15 lembar daun direbus dengan air secukupnya selama 30 menit Rebus 10 helai daun degi dan 10 helai daun kabi merah dengan 3 gelas air kemudian biarkan hingga takarannya menjadi 1 gelas Rebus 10 helai daun kabi merah dan 10 helai daun degi dengan 3 gelas air kemudian biarkan hingga takarannya menjadi 1 gelas 1 helai daun lekaleka dihancurkan dengan cara dipotong-potong kemudian di seduh dengan air panas Rebus 30 lembar daun kabi putihdengan setengah liter air mendidih selama 30 menit Batang gramakusu ditumbuk hingga halus Ambil beberapa helai daun kembang sepatu kemudian direndam kedalam air mendidih 2 helai daun pepaya direbus dengan 3 gelas air hingga takarannya menjadi 1 gelas dan dapat ditambakan madu atau gula agar tidak terlalu pahit Cara menggunakan Dibasuh ke seluruh badan Dinginkan selama beberapa saat kemudian diminum Dinginkan selama beberapa saat kemudian diminum Diminum setiap hari Diminum dua kali sehari pagi dan sore Diikat dikepala dengan kain kasa putih yang bersih Diminum setiap hari Diminum setiap hari sebelum tidur 36 Lampiran 4 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Tubo (lanjutan) No 9 Nama spesies Mangga dodol Khasiat Sakit badan Bagian digunakan Kulit buah 10 Duku Sakit badan Batang pohon 11 Ketapang Meningkatkan nafsu makan anak Kulit batang 12 Mahkota dewa Mengobati kolestrol Buah 13 Lengkuas Mengobati panu Batang 14 Jahe Menghangatkan Rimpang badan 15 Tagalolo Mengobati batuk Daun 16 Binahong Mengobati luka lecet Daun 17 Blakang babiji Mengobati sakit pinggang Semua bagian tanaman Cara pengolahan 1 buah mangga dikupas kulitnya kemudian ditumbuk dan direbus dengan kulit batang pohon duku Ambil segenggam kulit batang pohon duku kemudian ditumbuk dan direbus Ambil 1 irisan kulit batang pohon ketapang kemudian dicuci hingga bersih Buah mahkota dewa dicuci hingga bersih kemudian diambil isinya lalu dijemur hingga benar-benar kering dan diseduh dengan air panas 1 batang lengkuas di potong kedua ujungnya kemudian ujung batang yang telah dipotong dicelup ke air garam Rimpang jahe direbus dengan 3 gelas air mendidih hingga takarannya menjadi 1 gelas Ambil 1 helai daun yang masih muda kemudian langsung dikunyah Ambil daun binahong secukupnya kemudian ditumbuk hingga halus Satu genggam meniran direbus semua bagian tumbuhannya selama beberapa menit Cara menggunakan Diminum ketika sakit badan Diminum ketika sakit badan Dikunyah namun airnya jangan ditelan Diminum setiap hari Dioleskan ke kulit yang terkena panu setiap hari Diminum setiap malam Dikunyah sebentar tetapi airnya jangan ditelan Oleskan ke bagian kulit yang lecet hingga lukanya mengering Diminum setiap hari sampai sembuh 37 Lampiran 4 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Tubo (lanjutan) No 18 Nama spesies Bunga biru Khasiat 19 Bunga laka Memperlancar haid Daun 20 Terong Menghilangkan ketombe Daun 21 Kumis kucing Mengobati demam Daun 22 Bawang putih Membantu memulihkan kondisi tubuh wanita sehabis melahirkan Umbi 23 Langsa Mengobati cacar air Kulit batang 24 Rai rai Mengobati bisul Daun 25 Loloro Obat cuci perut Daun 26 Mayana Menurunkan demam tinggi Daun Mengobati Bengkak Bagian digunakan Daun Cara pengolahan 5 helai daun bunga biru dicincang hingga halus Ambil beberapa daun laka kemudian ditumbuk hingga halus, tambahkan satu gelas air kemudian diperas Ambil beberapa helai daun terong kemudian dihaluskan 5 helai daun kumis kucing direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas 3 siung bawang putih ditumbuk hingga hancur kemudian direbus dengan setengah liter air Satu genggam kulit batang pohon langsa dibakar hingga asapnya keluar 2 helai daun rai-rai ditumbuk sampai halus Daunnya ditumbuk hingga halus kemudian dicampurkan dengan satu gelas air, diaduk dan disaring hingga ampasnya tidak tersisa Rebus 30 helai daun mayana dengan setengah liter air mendidih selama 15 menit kemudian diamkan sebentar ± 5 menit Cara menggunakan Tempelkan ke bagian tubuh yang bengkak Diminum setiap hari Balurkan ke kepala hingga merata pada saat mandi Diminum setiap hari pagi dan sore Diminum setiap hari oleh wanita sehabis melahirkan selama satu minggu Asapnya di usapkan ke badan Tempelkan pada bagian kulit yang terkena bisul Diminum ketika diperlukan Diminum ketika hangat 38 Lampiran 4 Ramuan tumbuhan obat berdasarkan khasiat yang ditemukan di Kelurahan Tubo (lanjutan) No 27 Nama spesies Mengkudu Khasiat 28 Papaceda Mengobati asma Daun 29 Daun pel Mengobati rematik Daun 30 Tapak dara Mengobati gatal-gatal Daun 31 Pagoda Mengobati gatal-gatal Daun 32 Bangle Memperlancar proses melahirkan Daun Mengobati sakit perut Bagian digunakan Daun Cara pengolahan 10 – 15 helai daun mengkudu direbus dengan 2 gelas air hingga takarannya menjadi setengah gelas 5 helai daun papaceda direbus dengan 3 gelas air hingga takarannya menjadi satu gelas Rebus beberapa helai daun pel secukupnya dengan 3 gelas air hingga takarannya menjadi satu gelas 3 – 5 helai daun tapak dara ditumbuk hingga halus 3 – 5 helai daun tapak dara ditumbuk hingga halus 10 – 15 helai daun bangle di blender hingga halus kemudian ditambahkan 2 gelas air Cara menggunakan Diminum 2 kali sehari Diminum setiap hari pagi dan sore Diminum setiap hari pagi dan sore Oleskan pada bagian yang terasa gatal Oleskan pada bagian yang terasa gatal Satu gelas air diminum dengan ditambahkan gula pasir 39 Lampiran 5 Beberapa foto tumbuhan obat dari lokasi penelitian Binahong (Anredera cordifolia) Bangle (Zingber cassumunar) Bunga laka (Impatiens balsamina) Cengkeh (Zyzigium aromaticum) Degi (Abelmoschus manihot) Kabi putih (Graptophyllum pictum) 40 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ternate pada tanggal 21 November 1989 dari ayah Hamid Usman dan ibu Nuraini Syamsudin. Penulis adalah putra kedua dari lima bersaudara. Pada tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Kota ternate dan pada tahun yang sama penulis lulus masuk Institut Pertanina Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dan diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Bulan Februari 2013 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga Kabupaten Sukabumi. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan Gebyar Himakova 2009. Penulis aktif pada organisasi kemahasiswaan sebagai anggota Kelompok Pemerhati Gua (KPG) Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) periode 2008/2009 dan 2009/2010. Penulis menyelesaikan penelitian dengan judul Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kota Ternate Maluku Utara dibawah bimbingan Dr Ir Agus Hikmat, MScF dan Prof Dr Ir Ervizal AM Zuhud, MS.