BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat adalah salah satu penyebab dimana sistem informasi terus mengalami peningkatan standar dalam aksesnya. Pada era komputerisasi ini kebutuhan manusia akan informasi memacu pesatnya perkembangan teknologi di bidang informasi dan teknologi telekomunikasi. Teknologi yang semakin meningkat didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, membuktikan bahwa kini informasi telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Sistem informasi dan teknologi informasi berfungsi sebagai pendukung untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang tersedia. Pada perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini dapat melakukan pengolahan data dengan mudah, dapat menghasilkan suatu informasi yang di butuhkan dengan akurat dan mengefektifkan waktu, serta biaya yang di keluarkan lebih efisien. Kegiatan pengelolaan barang dari tahun ke tahun terus berlangsung. Pengelolaan ini bukan hanya melibatkan barang - barang dan aset lama saja tapi juga barang-barang dan aset yang baru. Sehingga dengan demikian, jumlah barang dari tahun ke tahun bukannya berkurang namun terus bertambah. Dengan bertambahnya jumlah barang-barang tersebut, tentunya mendatangkan kesulitan tersendiri dalam pengelolaannya. Agar pelaksanaan penyimpanan barang dalam gudang dapat terkelola serta tertata dengan baik, maka penggunaan aplikasi berbasis komputer adalah solusinya. Bila dengan cara manual seperti proses pencatatan diatas kertas seperti sekarang, cukup menyulitkan dalam hal pengarsipan dan penelusuran data barang. Persediaan sangatlah penting bagi perusahaan, karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan perusahaan (Tamodia, 2013). Dalam perusahaan dagang, persediaan ini berhubungan langsung dengan konsumen. Konsumen merasakan dan terlibat secara langsung manfaat persediaan ini disaat jasa diberikan. Berbeda dengan perusahaan manufaktur yang di mana persediaan tidak melibatkan konsumen secara langsung. Oleh karenanya, persediaan ini sangat penting tidak hanya untuk perusahaan manufaktur, tetapi juga untuk perusahaan dagang. Dalam sebuah perusahaan, persediaan akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca perusahaan dagang, persediaan merupakan nilai yang paling signifikan dalam aset lancar. Sedangkan dalam laporan laba rugi, persediaan bersifat penting untuk menentukan hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu (Sisca, 2010). Jika ditelusuri lebih lanjut, permasalahan persediaan ini tidak hanya terjadi pada perusahaan manufaktur saja. Perusahaan dagang juga akan menghadapi masalah yang terkait dengan persediaan. Salah satu permasalahan persediaan adalah tidak adanya dokumentasi persediaan barang dagang. Permasalahan tersebut dapat menyebabkan adanya penurunan efisiensi serta efektivitas pada proses dalam suatu perusahaan. Dengan penggunaan sistem komputerisasi yang terintegrasi, seluruh proses pendokumentasian dan pencatatan akan lebih teratur. Pemanfaatan sistem komputerisasi akan membantu dalam efisiensi penggunaan kertas (paper less) serta akan membantu dalam efisiensi waktu pendokumentasian dan penelusuran barang pada setiap transaksi yang terjadi. (Ningrum, 2013). Permasalahan dokumentasi persediaan juga dialami oleh perusahaan dagang seperti Demajors Jogja yang bergerak pada penjualan rilisan fisik berupa CD musik, kaset serta merchandise yang berkaitan dengan musik. Demajors Jogja merupakan toko yang bergerak di bidang jasa musik. Demajors Jogja berlokasi di Jalan Amri Yahya No.1 Gampingan Wirobrajan Kompleks Jogja National Museum, Yogyakarta. Demajors Jogja menawarkan rilisan musik berupa fisik seperti CD dan merchandise yang masih berkaitan dengan musik. Demajors Jogja berfokus pada penjualan musik Indie. Hingga tahun 2015 Demajors Jogja terus mengalami kenaikan signifikan pada penjualan CD Musik. Musik indie bukanlah suatu jenis musik, namun indie merupakan istilah gerakan bermusik dimana musisi itu sendiri menjadi pelaku utama dalam industri musik tanpa campur tangan orang lain. Mulai dari merekam, mendistribusikan dan melakukan promosi karyanya, dilakukan dengan biaya sendiri. Selain itu, istilah Indie juga digunakan untuk membedakan antara musisi yang sering muncul di televisi, radio, media cetak, dengan yang hampir tidak pernah muncul (Sakrie, 2015). Keterbatasan biaya dari seorang musisi dalam mengeluarkan sebuah album musik, sering menjadi kendala. Inilah mengapa jumlah rilisannya pun seringkali terbatas, atau katakanlah, tidak sebanyak band yang disokong label/ yang dijual di toko musik sebesar Disc Tarra. Rilisan-rilisan ini biasanya didistribusikan ke toko yang memang sudah terbiasa menjual rilisan fisik dari band indie, meski ada juga yang melakukannya secara swadaya melalui pemesanan langsung lewat band yang merilis. Artinya, rilisan fisik band-band indie didistribusikan di jalur yang berbeda dari band-band yang ada di arus utama. Keberadaan “jalur khusus” ini yang kemudian melahirkan laku kolektif antara band, toko musik, dan pembeli untuk terlibat dalam kerja sama yang lebih cair. Demajors Jogja sejak awal sudah memposisikan diri untuk berfokus pada penjualan rilisan fisik dengan label indie. Perkembangan industri musik indie justru menjadi tantangan baru bagi Demajors Jogja untuk terus bertahan pada pasar. Membludaknya persediaan serta permintaan yang meningkat adalah salah satu kemungkinan masalah yang akan terjadi di kemudian hari. Gambar 1.1 menjelaskan bahwa total penjualan CD musik memiliki tren yang cenderung meningkat, meskipun tiap periode mengalami fluktuasi. Jika dilihat pada akhir periode, yakni pada periode november 2015 hingga januari 2016 penjualan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa toko memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Rp Ribuan 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Periode Total Penjualan (Rp Ribuan) Sumber : Demajors Jogja Gambar 1.1 Diagram Penjualan CD Musik Demajors Jogja Periode Januari 2015 – Januari 2016 Kendala utama Demajors Jogja adalah tidak memiliki data jumlah persediaan CD musik. Adanya arus penjualan yang cenderung meningkat, menyebabkan sistem persediaan sangat diperlukan dalam melakukan transaksi penjualan CD musik untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi dalam mengelola persediaan barang. Sehingga layanan konsumen dapat berjalan lebih baik. 1.2 Rumusan Masalah Dalam proses pelaksanaannya, Demajors Jogja seringkali mengalami kesalahan yang disebabkan tidak adanya data jumlah persediaan barang. Hal yang seringkali terjadi adalah adanya barang tersimpan di gudang, tidak terdeteksi keberadaannya. Tidak tersedianya data jumlah persediaan barang terkini menyebabkan pegawai gagal menjual barang yang diminta oleh pelanggan. Selain itu, efek dari tidak adanya data jumlah persediaan barang, membuat proses jual beli menjadi sangat tidak efektif dan tidak efisien. Lamanya pegawai mencari barang yang diminta pelanggan, membuat waktu banyak terbuang, sehingga diperlukannya suatu sistem dan pemangkasan proses jual beli yang terjadi, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Apakah penggunaan Program Toko 3.3 dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pada kerja pegawai dalam melayani pelanggan? 2. Apakah aliran kinerja pegawai pada layanan pelanggan terjadi perubahan yang signifikan? 3. Apakah ada perubahan pada aliran proses pegawai pada layanan pelanggan setelah menggunakan Program Toko 3.3? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1.` Identifikasi aliran kerja, waktu nilai tambah dan total waktu kinerja pegawai pada layanan pelanggan dengan menggunakan peta aliran proses di Demajors Jogja 2. Menghitung rata-rata waktu nilai tambah dan total waktu kinerja pegawai pada layanan pelanggan di Demajors Jogja. 3. Mengidentifikasi perubahan aliran proses pegawai pada layanan pelanggan dengan menggunakan diagram aliran. 1.5 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini sebagai berikut: a. Penelitian ini akan membantu Demajors Jogja dalam mengatasi permasalahan persediaan yang ada, serta mampu memberikan saran maupun rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses kerja melayani pelanggan. b. Penelitian ini dapat dijadikan perbandingan bagi penelitian sejenis. Khususnya yang terkait penggunaan analisis peta kerja terhadap penggunaan sistem informasi dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan usaha. 1.6 Sistematika Penelitian BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian mengenai perkembangan penjualan rilisan fisik seperti CD musik dan bagaimana kondisi yang terjadi pada Demajors Jogja saat ini. Kemudian dilanjutkan dengan perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini meliputi teori-teori dasar untuk mendukung penelitian ini yaitu pembahasan pengertian efektivitas dan efisiensi, serta definisi peta kerja sebagai teori untuk melakukan analisis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menyajikan Gambaran tentang metode penelitian yang dilakukan, yang terdiri atas uraian metode yang digunakan untuk menjawab penelitian secara kualitatif deskriptif yang didukung dengan analisis secara kuantitatif. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai analisis data hasil penelitian disertai dengan pembahasan yang terkait dengan penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi banyak pihak.