PETUNJUK PELAKSANAAN PENINGKATAN ASI EKSKLUSIF BAGI PETUGAS PUSKESMAS DEPARTEMEN KESEHATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINKESMAS, DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT JAKARTA, 1997 I. PENDAHULUAN Upaya Perbaikan Gizi (UPGK) yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat, diprioritaskan pada kelompok masyarakat risiko tinggi yaitu golongan bayi, balita, usia sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui serta usia lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara terintegrasi dengan penanggulangan kemiskinan secara nasional. UPGK perlu dilakukan secara terpadu, lintas program dan lintas sektor agar lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat terlaksananya kegiatan secara nyata dan bertanggung jawab dengan memperhatikan faktor epidemiologi, geografri, sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Pemberian ASI secara eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Masalah pelaksanaan ASI eksklusif masih memprihatinkan. data dari survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayinya baru mencapai 47%. Sedangkan dalam Repelita VI diatargetkan 80%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam Repelita VI tersebut, masih banyak upaya yang harus dilakukan. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI termasuk ASI Eksklusif sebenarnya telah memadai. Hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya GNPP-ASI (Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu) oleh Bapak Presiden pada Hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 bertemakan “Dengan ASI, Kaum Ibu Mempelopori Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia”. Oleh karenanya perlu dilakukan upaya mensukseskan peningkatan penggunaan ASI secara lebih sungguh-sungguh dan berkesinambunag. Untuk membantu pelaksanaan kegiatan peningkatan penggunaan ASI di masyarakat, diperlukan pedoman bagi petugas kesehatan, di tingkat puskesmas yang memuat secara terinci tentang kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka peningkatan pemberian ASI Eksklusif, khususnya kegiatan pemantauan dan tindak lanjut yang harus dilakukan berdasarkan hasil tersebut. II. PELAKSANAAN PENINGKATAN ASI EKSKLUSIF A. PENGERTIAN ASI Eksklusif adalah perilaku dimana kepada bayi sampai dengan umur 4 (empat) bulan hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja, tanpa makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat. B. TUJUAN Tujuan dari kegiatan ini adalah: 1. Diperolehnya peningkatan pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan di tingkat puskesmas dalam upaya meningkatkan penggunaan ASI di masyarakat. 2. Diperolehnya perubahan perilaku gizi masyarakat untuk selalu memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya sampai umur 4 bulan 3. Diperolehnya peningkatan angka ASI Eksklusif secara nasional menjadi 80% pada tahun 2000. C. KEGIATAN Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kegiatan sebagai berikut: 1. Pengamatan situasi Pengamatan situasi dilakukan melalui pengumpulan data pencapaian ASI Eksklusif, latar belakang budaya setempat, sumber daya dan sarana di puskesmas dan kelompok di tingkat kecamatan. a. Pencapaian ASI Eksklusif Data yang dikumpulkan adalah pencapaian ASI Eksklusif, diperoleh melalui register kohort balita dan anak pra sekolah yang tersedia di puskesmas. Langkah-langkah kegiatan: merekap jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif tingkat kecamatan memberikan penyuluhan/pembinaan pada kader dalam GNPP-ASI penghitungan prosentase cakupan AE1, AE2, AE3 dab AE4 berdasarkan data kohort balita dan anak pra sekolah membuat grafik menginformasikan data tersebut kepada forum lintas program, lintas sektor terkait, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lembaga swadaya masyarakat setempat. b. Latar belakang budaya setempat Selain data teknis seperti pada butir (a) di atas, perlu juga diketahui data latar belakang budaya setempat mengenai ASI Eksklusif. Data yang dikumpulkan meliputi persepsi, kebiasaan, dan pola pemberian makan bayi dari masyarakat setempat. Petugas melakukan pengamatan tentang persepsi, kebiasaan dan pola pemberian makan bayi dari masyarakat setempat. Data ini diperoleh melalui wawancara secara insidentil terhadap beberapa ibu balita atau lainnya yang sedang berkunjung ke posyandu, pada saat petugas melakukan pembinaan. Jika dijumpai salah persepsi dari masyarakat misalnya ibu tidak memberikan ASI Eksklusif, ibu menghentikan ASI karena anak sakit, bayi diberi susu botol dsb. maka petugas perlu memberikan penyuluhan dan pembinaan tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan balita. c. Sumberdaya dan sarana Disamping data di atas, juga dikumpulkan data penunjang seperti sumberdaya dan sarana yang ada di daerah. Data yang dikumpulkan meliputi biaya, jumlah dan macam tenaga, serta media penyuluhan yang tersedia di Puskesmas. Sumberdaya yang ada antara lain tenaga gizi puskesmas (TPG), Bidan atau perawat, PKK dan LSM. Sarana yang ada antara lain leaflet, booklet, dan poster yang berkaitan dengan ASI Eksklusif yang dapat dimanfaatkan untuk penyuluhan/pembinaan. d. Kelompok-kelompok potensial Tenaga gizi Puskesmas harus mengatahui kelompok potensial yang dapat digunakan sebagai sasaran yang strategis dalam memberikan penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat. Kelompok ini mempunyai potensi yang cukup besar dalam memsukseskan program, oleh karena itu perlu diciptakan kerjasama yang baik antara petugas puskesmas dan kelompok potensial yang ada di kecamatan. Kelompok potensial di tingkat kecamatan antara lain PKK, Kelompok Wanita Tani (KWT) Karang Taruna, Kelompok Arisan dan Pengajian. 2. Penyebarluasan hasil pengamatan situasi Data ASI Eksklusif, latar belakang budaya, sumberdaya dan sarana, dan kelompok potensial diinformasikan kepada berbagai pihak baik lintas program, lintas sektor terkait dalam pertemuan yang terpadu. Cara penyajian hasil dengan menggunakan grafik, peta dan diagram. Dari pertemuan tersebut diharapkan dapat dihasilkan kesepakatan tentang berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap program/sektor atau LSM, sehingga mereka dapat berpartisipasi untuk mempercepat pencapaian tujuan program ASI Eksklusif di Puskesmas. Melalui pertemuan tersebut juga dapat diketahui masalah yang ada dan cara pemecahannya. 3. Kegiatan Intervensi a. Pendekatan kepada tokoh masyarakat 1). Advokasi atau pendekatan kepada pemimpin Pendekatan kepada para pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama di daerah setempat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan KIE dalam masyarakat tentang pentingnya ASI bagi tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Tujuan: Agar tokoh masyarakat mengetahui dan berperan aktif dalam menggerakkan masyarakat sasaran melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sehingga pencapaian ASI Eksklusif meningkat. 2). Orientasi Tujuan: Agar tokoh masyarakat dan tokoh agama memperoleh kesamaan persepsi tentang peranan ASI dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk orientasi dapat dilakukan sebagai berikut: lama orientasi 2-3 jam, terdiri dari penyampaian materi dan tanya jawab sarana orientasi meliputi: poster dan leaflet tentang pentingnya ASI Eksklusif dan bahaya pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini dan terlalu lambat materi orientasi meliputi beberapa aspek, diantaranya: dukungan politis pemerintah terhadap ASI Eksklusif (pencanangan penggunaan ASI oleh Bapak Presiden Suharto pada tanggal 22 Desember 1990 dengan tema: “Dengan ASI kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia” b. Pemberdayaan Bidan di Desa, Petugas Puskesmas dan Kader Pemberdayaan bidan di desa dan kader dapat dilakukan melalui pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menyebarluaskan PP-ASI. 1) Pelatihan a). Petugas Puskesmas dan Bidan di Desa Tujuan: (1) meningkatkan pengetahuan petugas puskesmas (tenaga pelaksana gizi/TPG) dan bidan di desa dalam memantau pemberian ASI Eksklusif (2) melakukan penyuluhan yang tepat dan efektif sesuai hasil pemantauan Upaya tersebut antara lain dapat dilakukan melalui: pengamatan situasi/latar belakang masalah sosial budaya setempat cara/teknik pelatihan menggunakan cara belajar orang dewasa, a.l. menggali informasi dari para peserta pelatihan tentang masalah pemberian ASI yang mereka ketahui dilapangan persamaan persepsi tentang cara menyusui yang baik dan benar, pentingnya kolostrum bagi kesehatan bayi dan bahayanya memberikan makanan pralakteal bagi bayi persamaan persepsi tentang indikator dan pemantauan ASI Eksklusif tanya jawab b) Kader Tujuan: (1) meningkatkan pengetahuan kader dalam pemantauan kecenderungan pemberian ASI Eksklusif (2) melakukan penyuluhan sederhana Kepada kader diberikan pengetahuan PP-ASI seperti di atas dengan kedalaman materi yang sederhana sesuai dengan kemampuan dan tugas kader di lapangan. 2) bimbingan teknis Tujuan: memperoleh gambaran hasil kegiatan penyuluhan dan pemantauan kegiatan PP-ASI sehingga dapat dilakukan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan yang diperlukan. Bimbingan teknis dilakukan secara berjenjang dari Puskesmas pembantu, desa dan posyandu. Hal-hal yang harus dibina: persamaan persepsi tentang indikator untuk pemantauan dan cara analisis pelaporan ketersediaan media KIE tentang ASI c. Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain melalui penyuluhan massal, penyuluhan keluarga, penyuluhan kelompok dan penyuluhan perorangan: 1) Penyuluhan massal Penyuluhan massal dilakukan dengan memanfaatkan sarana/budaya yang ada di masyarakat, seperti: media tradisional, dengan memanfaatkan budaya setempat, seperti; wayang, lenong, srimulat, dll media cetak, misalnya, tabloit dengan menggunakan bahasa lokal media elektonika, seperti radio, televisi (bila memungkinkan) 2) Penyuluhan keluarga Dalam melakukan penyuluhan keluarga mencakup semua anggota keluarga yang berpengaruh terhadap ibu seperti: Ayah, ibu, anak, anggota keluarga lainnya (pengasuh anak, kakek, nenek, mertua). 3) Penyuluhan kelompok Untuk penyuluhan kelompok dapat dilakukan pada: Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PKK Organisasi Wanita, misalnya Dharma Pertiwi, Dharma Wanita, dll Kelompok khusus seperti, arisan, pengajian, dll. 4) Penyuluhan perorangan Penyuluhan perorangan dapat dilakukan kepada: Ibu-ibu balita Tokoh: Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dll Pamong: Kepala dusun, Kepala desa, Camat, dll. Petugas: Kesehatan, BKKBN, Pertanian, Guru, dll Swasta dan pengusaha Isi materi penyuluhan a.l: manfaat ASI Eksklusif bagi tumbuh kembang dan kecerdasan anak pentingnya kolostrum bagi kesehatan bayi pemberian ASI penting untuk kesehatan ibu, misalnya dapat menghindari kanker payudara dan untuk menjarangkan kehamilan (KB) meningkatkan kasih sayang antara ibu dan bayi bagi wanita pekerja, usahakan tetap memberikan ASI pada anaknya dengan cara khusus tidak memberikan makanan pralakteal Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil a.l: mengikut sertakan suami dan anggota keluarga lain yang berpengaruh seperti kakek, nenek, mertua, pengasuh anak, dll. informasikan kepada ibu hamil, jangan melakukan pengurutan payudara secara berlebihan lakukan pemeriksaan terhadap kelainan payudara misalnya puting datar dan puting tenggelam. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu memberikan penyuluhan a.l: penggunaan materi KIE yang tepat menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh masyarakat melakukan persiapan tempat/ruangan memasang poster/leaflet di tempat yang mudah dilihat pesan-pesan gizi disesuaikan dengan umur bayi bagi ibu yang perilakunya sudah baik dalam memberikan ASI diberi pujian dan bagi yang belum sesuai diberi pengertian cara yang persuasif. III. PEMANTAUAN ASI EKSKLUSIF 1. Indikator pemantauan Dalam pemantauan ini pemberian ASI Eksklusif digunakan kode sebagai berikut: AE1 AE2 AE3 = Apabila sampai berumur hanya diberikan ASI saja = Apabila sampai berumur hanya diberikan ASI saja = Apabila sampai berumur 1 bulan 2 bulan 3 bulan AE4 hanya diberikan ASI saja = Apabila sampai berumur hanya diberikan ASI saja 4 bulan 2. Sasaran pemantauan Sasaran pemantauan ASI Eksklusif adalah ibu-ibu yang melahirkan bayi pada periode Januari - Desember setiap tahun (kohort tahunan) 3. Instrumen pemantauan Register kohort balita dan anak pra sekolah (0-72 bulan) 4. Pelaksana pemantauan Petugas\Puskesmas 5. Waktu pemantauan Pemantaun dilaksanakan setiap bulan sesuai kegiatan Posyandu. 6. Cara pemantauan 1) kutip kolom 11-22 (sesuai bulan pelaksanaan posyandu) register kohort balita dan anak pra sekolah (0-72 bulan) 2) rekapitulasi AE4 3) mengolah data dan menghitung proporsi AE4 4) menyajikan data dalam bentuk diagram ataupun peta 7. Pengolahan data Rumus: Jumlah bayi yang diberikan ASI saja sampai umur\4 bulan (AE4) % AE4 ----------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100% = Jumlah seluruh bayi yang berumur 4 bulan contoh sbb: 1) jumlah data AE4 (yaitu bayi yang hanya diberikan ASI saja sampai umur 4 bulan) misalnya 30 orang 2) jumlah bayi yang berumur 4 bulan, misalnya 80 orang 3) hitung persentase menyusui eksklusif sampai bayi 4 bulan sbb: 30 Persentase AE4 = ------------------ x 100% = 50% 60 Catatan: Cara menghitung persentase AE1, AE2 dan AE3 sama seperti di atas. Setelah selesai proses penghitungan, maka klasifikasikan hasil monitoring adalah sebagai berikut: warna hijau (baik), bila persentase AE4 80% warna kuning (sedang) bila persentase AE4 antara 50% - < 80% warna merah (kurang) bila persentase AE4 < 50% 8. Penyajian data Penyajian data dilakukan dalam bentuk: a) Diagram balok Hasil pengolahan data disajikan berupa diagram balok dengan menggunakan warna seperti tersebut di atas. Penyajian data diharapkan dapat menggambarkan kecenderungan situasi pemberian ASI Eksklusif dari waktu ke waktu. contoh: Kecenderungan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu “Galuh” 100% 80% 60% 40% 20% 0% Jan Peb Mar April Mei b) Peta Penyajian data untuk menggambarkan situasi pemberian ASI Eksklusif dapat juga dilakukan dalam bentuk peta. Contoh: Peta pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Kecamatan Sewon, DIY Bulan Agustus, 1997 Bahan rujukan informasi penting yang berkaitan dengan perilaku ASI Eksklusif 1. Apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif ? Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif yaitu perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 4 (empat) bulan. 2. Apa yang dimaksud dengan kolostrum ? Kolostrum (susu pertama) adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah bayi lahir (4-7 hari), berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk kesehatan bayi. 3. Apa manfaat kolostrum bermanfaat bagi kesehatan bayi ? Kolostrum sangan bermanfaat bagi kesehatan bayi karena dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare, dan membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi pertama yang berwarna hitam kehijauan. 4. Mengama menyusui selalu dianjurkan dan apa manfaat pemberian ASI ? Karena ASI makanan yang lengkap zat gizinya bagi bayi. Manfaat ASI: • ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi • ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi, berguna untuk kecerdasan dan pertumbuhan. • ASI mengandung asam amino essensial yang sangat penting untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi (berkaitan dengan kecerdasan bayi), terutama sampai usia bayi 6 bulan. Bila pada periode tersebut terjadi kekurangan gizi, akan terjadi penurunan jumlah sel otak sebanyak 15-20%. • ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi • ASI selalu aman dan bersih • ASI tidak pernah basi • ASI mempunyai suhu yang tepat, sehingga dapat langsung diberikan kepada bayi setiap saat • ASI mengandung zat antibodi sehingga menghindarkan bayi dari alergi dan diare Manfaat menyusui: • Lebih mudah pemberiannya (ekonomis dan praktis) • Menyusui mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan anak • Menyusui dapat menjarangkan kelahiran (cara alamiah penunjang KB) jika bayi disusui hanya ASI saja selama 4 bulan pertama, tanpa diselingi makanan lainnya • Menghindarkan ibu dari kemungkinan timbulnya kanker payudara • Uterus cepat pulih • Ibu lebih sehat dan bayi tidak kegemukan • • Mencegah timbulnya Diabetes Millitus pada masa bayi/anak-anak Interaksi antara ibu dan bayi yang penting untuk perkembangan kejiwaan/mental anak 5. Apakah yang dimaksud dengan makanan pralakteal ? Makanan pralakteal adalah makanan dan minuman yang diberikan kepada bayi sebelum ASI keluar. Jenis-jenis makanan minuman tersebut a.l: air kelapa, air tajin, madu, pisang, nasi yang dikunyah oleh ibunya, pepaya, dll. 6. Mengapa pemberian makanan dan minuman pralakteal berbahaya bagi bayi ? Pemberian makanan dan minuman pralateal berbahaya bagi bayi karena: • Saluran pencernaan bayi belum cukup kuat untuk mencernakan makanan atau minuman selain ASI • Makanan atau minuman lain sering mengandung kuman yang bisa membuat bayi sakit Jadi tidak boleh memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi selain ASI sampai dengan usia 4 bulan, agar pertumbuhan dan kesehatan bayi tetap terjaga baik. 7. Mengapa hanya ASI saja yang diberikan kepada bayi sejak lahir hingga umur 4 bulan: • ASI saja cukup. Pada periode usia bayi 0-4 bulan, kebutuhan gizi bayi baik kualitas maupun kuantitas terpenuhi dari ASI saja, tanpa harus diberikan makanan ataupun minuman lainnya • Pemberian makanan lain akan mengganggu produksi ASI dan mengurangi kemampuan bayi untuk menghisap. Daya cerna bayi hanya cocok untuk ASI • Zat kekebalan dalam ASI maksimal dan dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi • Asam lemak esensial dalam ASI bermanfaat untuk pertumbuhan otak, sehingga merupakan dasar perkembangan kecerdasan bayi dikemudian hari 8. Kapan ibu mulai menyusui bayinya ? • Ibu harus menyusui bayinya sesegera mungkin yaitu pada periode 30 menit setelah bayi lahir, karena daya hisap bayi pada saat itu paling kuat • Sentuhlah mulut dengan puting, sehingga bayi terangsang untuk menghisap, meskipun ASI belum keluar. Melalui perlekatan antara ibu dan bayi, perlakuan tersebut akan mempercepat proses pengeluaran ASI • Hisapan bayi akan merangsang keluarnya ASI. 9. Berapa lama ibu harus menyusui bayinya ? • Susuilah bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi • Menyusui dilakukan secara bergantian antara kedua payudara sampai kosong hingga bayi tenang dan puas, biasanya + 10 menit. 10. Bagaimana cara menghentikan bayi menyusui ? Menghentikan bayi menyusui dapat dilakukan dengan cara: Bila bayi selesai disusui tapi mulutnya masih melekat pada puting susu ibu, dapat dilakukan dengan menekan sudut mulut bayi dengan salah satu jari dan bayi akan melepas puting dengan perlahan. 11. Bagaimana cara menyendawakan bayi setalah disusui ? Menyendawakan bayi dapat dilakukan dengan cara: Meletakkan bayi pada bahu ibu atau telungkup sampai bersendawa. 12. Bagaimana cara meningkatkan produksi ASI ? Cara meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut: • Melakukan persiapan menyusui saat ibu sedang hamil • Susuilah bayi segera setalah bayi lahir • Susuilah bayi sesering mungkin. Semakin sering bayi menghisap puting susu, semakin banyak ASI yang keluar • Susuilah bayi dari kedua payudara yang kiri dan kanan secara bergantian pada setiap kali menyusui • Jangan memberikan makanan dan minuman lain selain ASI sampai dengan usia bayi 4 bulan. 13. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyusui ? Keberhasilan menyusui sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sbb: • Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui • Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari) dan makan lebih banyak makanan bergizi. Usahakan makan 2 kali lebih banyak dari pada biasanya dan makan makanan yang segar dan bervariasi setiap hari • Ibu dalam keadaan pikiran yang tenang, tentram dan santai • Perhatikan cara meletakkan bayi dan melekatkan puting pada mulut bayi dengan benar • Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi ASI • Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting 14. Apa yang dimaksud dengan laktasi ? Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI 15. Bagaimana cara menyusui yang baik dan benar ? Cara menyusui yang baik dan benar dapat dilakukan sbb: • Sebelum menyusui, sebaiknya ibu mencuci tangan terlebih dahulu • Bersihkan puting susu dengan air hangat, kemudian dilap dengan kain yang bersih • Letakkan kepala bayi pada lengkung siku dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan (lihat gambar pada lampiran) • • • • • Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus Waktu mulai menyusui, peganglah bagian bawah payudara dengan keempat jari, dan ibu jari diletakkan di bagian atas payudara Setuhkan puting pada bibir atau pipi bayi untuk merangsang agar mulut bayi terbuka lebar Masukkan seluruh puting dan sebahagian lingkaran di sekitar puting (areola) ke mulut bayi Ibu dan bayi harus berada dalam keadaan santai, tenang dan nyaman 16. Bagaimana cara menyimpan ASI ? ASI dapat disimpan dalam wadah yang bersih (steril), tertutup dan dapat tahan sampai: 6 jam pada suhu kamar. Sebelum diberikan kepada bayi dengan sendok atau gelas, ASI dapat dihangatkan dengan merendam wadah ASI dalam mangkok atau panci berisi air hangat/panas. 17. Bagaimana cara mengatasi puting datar dan terbenam ? Puting datar dan terbenam dapat diatasi dengan cara: Setiap selesai mandi pada periode kehamilan di atas 7 bulan, puting susu ditariktarik sampai menonjol atau dengan bantuan pompa susu. Setelah lahir, penarikan puting susu jangan dilakukan berlebihan. 18. Bagaimana cara mengatasi puting lecet dan nyeri ? Untuk mengatasi puting lecet dan nyeri dapat dilakukan hal-hal sbb: • Mulai menyusui pada puting yang tidak lsakit • Susi sebelum bayi sangat lapar • Jangan membersihkan puting susu dengan sabun atau alkohol • Perbaiki posisi bayi pada saat menyusui • Perhatikan cara melepas mulut bayi dari puting • Keluarkan sedikit ASI untuk dioleskan pada puting selesai menyusui • Biarkan puting kering sebelum memakai BH • Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas • Usahakan bayi menghisap sampai aerola 19. Bagaimana cara mengatasi payudara bengkak dan puting nyeri ? Untuk mengatasi payudara bengkak dan puting nyeri dapat dilakukan hal-hal sbb: • Susuilah bayi setiap kali meminta • Keluarkan ASI dengan pompa atau tangan • Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat • Perbaiki cara meletakkan bayi (tubuh bayi menghadap perut ibu) dan cara meletakkan bayi (letak mulut pada areola). 20. Bagaimana cara menyapih yang baik ? • Kurangi frekuensi menyusui secara bertahap • • • • Tambah frekuensi makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dan makanan selingan Jadwal menyusui terakhir, pada malam hari dihentikan Tetap berikan perhatian dan kasih sayang Menyapih sebaiknya di mulai pada masa anak berusia diatas 2 tahun. PENGERTIAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PENGERTIAN Pemberian ASI Eksklusif Bayi hanya diberikan ASI saja, langsung atau tidak langsung (diperas). Secara keseluruhan, pemberian ASI Eksklusif mencakup hal-hal sbb: 1. Hanya ASI sampai umur 4 bulan 2. Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir 3. Tidak memberikan makanan pralakteal seperti air gula atau air tajin kepada bayi baru lahir 4. Menyusui sesuai kebutuhan bayi (on demand) 5. Berikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari-hari pertama, yang bernilai gizi tinggi) kepada bayi 6. Menyusui sesering mungkin, termasuk pemberian ASI pada malam hari 7. Cairan lain yang dibolehkan hanya vitamin/mineral dan obat dalam bentuk drops atau sirup (WHO/Unicef, 1989). Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) Disamping ASI, bayi diberikan makanan lain berupa makanan padat atau setengah cair, termasuk susu. Definisi MP-ASI adalah makanan yang diberikan disamping ASI kepada bayi mulai usia 4 bulan untuk mencapai kecukupan gizinya. Cara mengatasi permasalahan menyusui a. Puting susu datar dan terpendam Cara mangatasinya: Puting susu ditarik-tarik sampai menonjol, kalau perlu dengan bantuan pompa susu. b. Puting lecet adan nyeri Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara menghisap yang salah, puting susu belum meregang (belum siap untuk disusui), dan hisapan bayi sangat kuat. Cara mengatasinya: • Mulai menyusui pada puting yang tidak sakit • Susui sebelum bayi sangat lapar agar menghisapnya tidak terlalu kuat • Perbaiki cara menghisap, bibir bayi menutupi areola diantara gusi atas dan bawah • Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alkohol • Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari puting setelah selesai menyusui. Letakkan jari kelingking di sudut bawah • Keluarkan sedikit ASI untuk dioles pada puting selesai menyusui • Biarkan puting kering sebelum memakai BH • Kalau lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas • Usahakan bayi menghisap sampai kebagian hitam disekitar puting (aerola). c. Payudara bengkak Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang disertai rasa nyeri. Cara mengatasinya: • Susuilah bayi sesuai kebutuhan • Susuilah bayi tanpa dijadwal sesuai kebutuhan • Keluarkan ASI dengan pompa atau manual dengan tangan bila produksi ASI melebihi kebutuhan bayi • Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat • Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal. d. Saluran ASI tersumbat Cara mengatasinya: • Kelurakan ASI dengan tangan/pompa • Kompres air hangat sebelum menyusui, kompres air dingin setelah menyusui e. Radang payudara Terjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan. Tanda-tandanya adalah: • Kulit payudara tampak lebih merah • Payudara mengeras • Nyeri dan berbenjol-benjol Cara mengatasinya: • Tetap menyusui bayi • Bila disrtai demam dan nyeri dapat diberi obat penurun demam dan menghilangkan rasa nyeri • Bila belum berhasil segera rujuk ke Puskesmas • Lakukan perawatan payudara secara baik dan teratur. f. Payudara abses Abses pada payudara disebabkan karena radang payudara. Untuk sementara payudara yang abses tidak dipakai untuk menyusui. Rujuk ke Puskesmas. Setalah sembuh bayi dapat menyusui kembali. g. Produksi ASI kurang • Ibu perlu menjaga ketenangan pikiran • Cukup istirahat dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya • Makanan ibu cukup bergizi • Tingkatkan frekuensi menghisap/menyusui h. Bingung puting Bila ibu bekerja atau karena sesuatu hal bayi terpaksa diberikan susu buatan, berikan dengan sendok, jangan dengan dot susu botol karena menyusui dari dot berlainan dengan puting ibu. Ini untuk menghindari agar bayi tidak bingung puting. Mempertahankan dan mempertinggi produksi ASI. Merawat payudara dan senam payudara. Memperhatikan makanan ibu menyusui. Ibu menyusui makan lebih banyak dari biasanya dan minum 6-8 gelas sehari. Banyak istirahat. Menjaga ketenangan pikiran dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya. Teruskan menyusui. Hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Relaktasi Apabila menyusui terhenti untuk sementara karena sesuatu sebab dan ibu ingin menyusui lagi, maka caranya adalah dengan memberikan kesempatan pada bayi menghisap payudara 8-10 kali sehari, tiap kali selama 15 menit. Apabila puting menjadi nyeri atau lecet, teruskan pemberian ASI tetapi waktunya lebih pendek, yaitu 2-3 menit tiap kali. Kalau ASI belum keluar, beri susu formula pengganti ASI sebagai tambahan. Rata-rata ASI diproduksi lagi setelah 1-2 minggu.