8 Potensi Insulin Plant (Vernonia amygdalina) sebagai Obat Alami Diabetes Mellitus Penyakit diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik kronis yang disebabkan oleh defisiensi maupun resistensi insulin. Diperkirakan terdapat 177 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes dan kemungkinan akan bertambah lebih dari dua kali lipat pada 2030 (Organisasi Kesehatan Dunia, WHO). Vernonia amygdalina merupakan salah satu tanaman herbal alami yang memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan salah satunya untuk pengobatan diabetes mellitus, tanaman tersebut dikenal dengan sebutan ‘insulin plant’. Gaya hidup terutama masalah makanan dan minuman menjadi faktor penyebab paling utama dari diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang semakin meningkat jumlah penderitanya termasuk di Indonesia. Tingginya jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia disebabkan oleh perilaku makan yang terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat [1]. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) jumlah penderita diabetes mencapai 8,6% dari 220 juta populasi di Indonesia. Gambar 1. Dua jenis tipe berdasarkan penyebab diabetes mellitus Diabetes mellitus (DM) memiliki 2 tipe (Gambar 1), yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 merupakan diabetes karena faktor keturunan dan diabetes tipe 2 karena faktor life style/gaya hidup. Gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi DM. Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin, yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Tiap pankreas mengandung kurang lebih 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Bagian endokrin pankreas memproduksi, menyimpan, dan mengeluarkan hormon dari pulau Langerhans. Pulau Langerhans mengandung 4 kelompok sel khusus, yaitu alfa, beta, delta, dan sel F. Sel alfa menghasilkan glukagon, sedangkan sel beta menghasilkan insulin. Kedua hormon ini membantu mengatur metabolisme. Sel delta menghasilkan somatostatin (faktor penghambat pertumbuhan hipotalamik) yang bisa mencegah sekresi glukagon dan insulin. [1]. Pada diabetes tipe 1 glukosa menumpuk di dalam darah karena tidak bisa diolah menjadi energi akibat kekurangan insulin sedangkan diabetes tipe 2 glukosa menumpuk dalam darah karena tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh meskipun sel pankreas memproduksi insulin yang mencukupi. Penderita diabetes mengalami kelainan metabolisme yang www.iribb.org | Maret 2015 | 3(1), 8-12 Dian M. A., S.P. & Firda D., S.T. - Peneliti PPBBI 9 disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada sel-sel β pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas, sehingga hormon insulin disekresikan dalam jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama sekali. Diabetes mellitus juga dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan sensitifitas reseptor hormon insulin pada sel [2]. Hormon insulin sangat berperan dalam metabolisme glukosa di dalam darah dan sel tubuh. Diabetes mellitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah hingga melebihi batas normal atau hiperglikemia dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari 126 mg/Dl atau 126 mg % dalam kondisi puasa dari makanan, dan lebih dari 200 mg/dL atau 200 mg % dalam kondisi normal) dan dapat menyerang banyak orang di semua lapisan masyarakat [1]. Glukosa terbentuk dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Kemudian glukosa akan diserap melalui dinding usus dan disalurkan dalam darah. Setelah makan, kadar glukosa dalam darah akan lebih tinggi, melebihi glukosa yang dibutuhkan dalam proses pembentukan energi tubuh. Untuk mencegah meningginya glukosa dengan tiba-tiba, insulin (hormon yang diproduksi sel beta pankreas) berfungsi menyimpan glukosa (glikogen) dalam hati dan sel-sel otot. Jika kadar gula menurun maka simpanan glikogen akan kembali ke dalam darah. Proses ini membutuhkan glukagon. Glikogen yang disimpan dalam hati bisa bertahan 8-10 jam. Apabila tidak digunakan dalam tempo yang ditentukan maka simpanan ini akan berubah menjadi lemak [2].Insulin adalah hormon anabolik (pembentuk) utama tubuh dan memiliki berbagai efek lain selain menstimulasi transpor glukosa, insulin juga meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel menstimulasi sintesis protein dan glukosa insulin yang menghambat glukoneogenesis, sintesa glukosa ke tubuh kita, membangun protein, dan mempertahankan kadar glukosa plasma rendah. [2] Hormon insulin sangat diperlukan oleh tubuh dalam pengolahan glukosa menjadi energi. Salah satu penyebab meningkatnya kadar gula darah tersebut adalah menurunnya fungsi kerja dari hormon insulin yang terdapat dalam tubuh. Penyebab lain timbulnya penyakit diabetes mellitus antara lain faktor kegemukan, faktor lingkungan, faktor keturunan, dan penggunaan obat [3]. Pengurangan kadar glukosa dalam darah bagi penderita diabetes mellitus biasa dilakukan dengan pemberian insulin, agen hipoglikemia oral sintetis ataupun tanaman herbal. Diketahui banyak jenis sayuran konsumsi di sekitar lingkungan kita yang memiliki aktifitas biologi menguntungkan dalam mencegah ataupun mengobati penyakit dalam tubuh [3]. Pengobatan herbal saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat. Selain sebagai sumber bahan pengobatan alami, herbal juga diketahui efektif mengobati beberapa penyakit. Produk herbal mengandung unsur farmakologis aktif seperti minyak esensial, tanin, alkaloid, saponin, glikosida, antraquinon dan flavonoid yang berpartisipasi dalam interaksi obat herbal [4]. Dalam upaya menurunkan kadar glukosa darah, penderita diabetes dapat mengkonsumsi tanaman obat sebagai bentuk pengobatan herbal. Tanaman obat yang diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah diantaranya brotowali, mahkota dewa, sambiloto, biji gambas, insulin plant dan sebagainya. Berdasarkan pengalaman penderita diabetes di Indonesia, Vernonia amygdalina atau yang biasa disebut insulin plant (Gambar 2) memiliki keefektifan yang tinggi dalam mengobati penyakit diabetes mellitus dengan mengkonsumsi bagian daun dari tanaman tersebut. www.iribb.org | Maret 2015 | 3(1), 8-12 Dian M. A., S.P. & Firda D., S.T. - Peneliti PPBBI 10 Gambar 2. Tanaman Vernonia amygdalina atau insulin plant Pada Gambar 2. dapat dilihat bentuk tanaman Vernonia amygdalina memiliki daun yang agak bulat dengan batang berkayu, tanaman tersebut berasal dari Nigeria dan tumbuh di zona ekologi dataran Afrika [5]. V. amygdalina dikenal secara luas di beberapa negara yaitu Cina, Afrika, Malaysia, Singapura dan Nigeria sebagai sayuran, olahan makanan dan ekstrak aqueous sebagai tonik berbagai penyakit [5][6][7][3]. V. amygdalina memiliki karakteristik aroma, rasa getir dan kandungan kimia sebagai obat [6]. Penelitian mengenai farmakologis menunjukan ekstrak daun dari tanaman V. amygdalina mengandung hypoglycemic dan hypolipidaemic yang dapat digunakan sebagai pengontrol kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus [3]. Disamping memperlihatkan aktifitas hypoglycemic, V. amygdalina juga aman dikonsumsi sebagai makanan ataupun obat karena tidak menunjukan efek berlawanan dengan hati dan ginjal. Beberapa penelitian telah membuktikan khasiat dan kandungan dari V. amygdalina. Tanaman tersebut juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati sakit gigi, radang gusi, rematisme [8], anti malaria, anti diare, penyakit kelamin, penyakit usus, antioksidan [6]. Selain sebagai pengobatan pada manusia, tanaman tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan proteksi hama dan penyakit tanaman karena diketahui mengandung zat antimikroba [9]. Perbanyakan V. amygdalina pada umumnya dilakukan dengan setek batang (vegetatif) [10]. Dalam pengembangan teknik stek batang memiliki kendala yaitu terbatasnya jumlah bibit yang dapat diproduksi dan didistribusikan dalam waktu relatif singkat. Teknologi kultur in vitro dapat menjadi salah satu alternatif perbanyakan yang bertujuan untuk menghasilkan bibit tanaman klonal secara masal dalam waktu yang relatif singkat dan bebas hama dan penyakit. Adapun faktor penting dalam keberhasilan perbanyakan melalui kultur in vitro yaitu bahan tanam dan kondisi lingkungan kultur in vitro (unsur hara makro dan mikro, cahaya, kelembaban dan zat pengatur tumbuh). www.iribb.org | Maret 2015 | 3(1), 8-12 Dian M. A., S.P. & Firda D., S.T. - Peneliti PPBBI 11 Gambar 3. Kultur in vitro V. amigdalina Saat ini Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) telah mengembangkan beberapa tanaman herbal sebagai obat diabetes mellitus salah satunya V. amygdalina. Teknologi kultur in vitro telah digunakan untuk perbanyakan tanaman tersebut (Gambar 3), sehingga ketersediaan bibit tanaman V. amygdalina akan selalu terpenuhi. Dengan berbagai khasiat tanaman V. amygdalina khususnya untuk pengobatan diabetes mellitus, maka PPBBI akan terus melakukan pengembangan agar dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Tanaman herbal adalah obat alami ”tanpa” efek samping. Masihkah kita mengkonsumsi obat-obatan kimia yang bisa berefek samping merusak tubuh di masa depan? Referensi 1. Hasnah. 2009. Pencegahan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Media gizi pangan. vol. VII. Edisi 1 Januari – juni 2009. 2. Pusat Komunikasi Publik Kementrian Kesehatan Indonesia. 2009. Prevalensi diabeter melitus di Indonesia mencapai 213 orang per tahun. http://www.depkes.go.id (Diakses pada 4 Maret 2015, pukul : 14.09) 3. Sunday JJ, Spencer NCO, Kingsley O, Akintola AA, Binyelum N, Favour AO. 2012. Possible revival of atrophied islet cells of the pancreas by Vernonia amygdalina in alloxan induced diabetic rats. Journal of Applied Pharmaceutical Science Vol. 2 (9). pp. 127-131. 4. Owolabi MA, Adeniji EA, Oribayo OO, Akindehin OE. 2013. Effects of Vernonia amygdalina Aqueous Leaf Extract on the Pharmacokinetics of Nifedipine in Rabbits. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry Vol. 2 No. 1. 5. Alawa CBI, Adamu AM, Gefub JO, Ajanusic OJ, Abdud PA, Chiezeyb NP. 2010. In vivo efficacy of Vernonia amygdalina (Compositae) against natural helminth infection in Bunaji (Bos indicus) Calves. Pakistan Veterinary Journal. 2010. 30(4): 215-218. 6. Abioye VF, Akande EA, Aluko BO. 2014. Effects of Different Local Debittering Methods on Some Chemical Components and Antioxidants in Bitter Leaf (Vernonia amygdalina). Int. J. Res. Chem. Environ. Vol.4 Issue 1 January 2014 (96-101). 7. Anibijuwon II, Oladejo BO, Adetitun DO, Kolawole OM. 2012. Antimicrobial Activities of Vernonia amygdalina Against Oral Microbes. Global Journal of Pharmacology 6 (3): 178-185. 8. Ibrahim G, Abdurahman GM, Ibrahim H, Ibrahim NDG, Magaji MG. 2011. Toxicity and analgesic effects of Vernonia amygdalina del. (Asteraceae) leaf extract on mice. International Journal of Advance Pharmaceutical and Biological Sciences Vol. 1(1). 9. Asawalam EF and Hassanali A. 2006. Constituents of the essential oil of Vernonia amygdalina as maize weevil protectants. Tropical and Subtropical Agroecosystems. 6 (2006): 95 – 102. www.iribb.org | Maret 2015 | 3(1), 8-12 Dian M. A., S.P. & Firda D., S.T. - Peneliti PPBBI 12 10. Anowi CF, Obi JC, Onyegbule AF, Utoh-Nedosa UA. 2011. The antibacterial activity of the crude extract of Vernonia amygdalina del (Asteraceae) leaf. IJPI’S Journal of Pharmacognosy and Herbal Formulations Vol 1 (6). www.iribb.org | Maret 2015 | 3(1), 8-12 Dian M. A., S.P. & Firda D., S.T. - Peneliti PPBBI