BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi bahasa Bajo yang dilaksanakan di desa Bajo kecamatan Liang, kabupaten Banggai, provinsi Sulawesi Tengah ditemukan tiga bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Ketiga bentuk reduplikasi bahasa Bajo yaitu reduplikasi seluruh, reduplikasi sebagian, dan reduplikasi disertai afiks. Pengkategorian dilakukan berdasarkan bentuk reduplikasinya dan makna reduplikasi sebagai proses reduplikasi serta makna berdasarkan bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Data yang berhasil dikumpulkan diuraikan sebagai berikut. 4.1 Bentuk Reduplikasi Bahasa Bajo Bentuk reduplikasi bahasa Bajo yang ditemukan dalam penelitian ini ada tiga bentuk reduplikasi. Bentuknya yaitu bentuk reduplikasi seluruh, bentuk reduplikasi sebagian, dan bentuk reduplikasi yang disertai afiks. Bentuk reduplikasi yang disertai afiks dibagi menjadi tiga yaitu reduplikasi yang disertai prefiks, sufiks dan konfiks. Bentuk perubahan bunyi tidak ditemukan dalam bahasa Bajo. Di bawah ini akan diuraikan bentuk dan kategori gramatikal reduplikasi serta makna reduplikasi bahasa Bajo. 4.1.1 Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo Reduplikasi seluruh adalah reduplikasi yang terjadi pada keseluruhan bentuk dasar. Reduplikasi seluruh yang dikumpulkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. No 1 2 3 4 5 6 7 Bentuk Dasar ala’ anna’ badu baha baka bangngo’ batung Reduplikasi ala’-ala’ anna’-anna’ badu-badu baha-baha baka-baka bangngo’-bangngo batung-batung Terjemahan baik anak baju bengkak luka bodoh bangun → → → → → → → baik-baik anak-anak baju-baju bengkak-bengkak luka-luka bodoh-bodoh bangun-bangun 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 bigge bolotu bono bulang buntu bure’ dangei dayah dindeh due ebar engko geger handu’ intang jah jambang kummi lalang langkou larah lime llou loong malasso mano’ mire mma mmpa’ mole nangis ngenge nginung ngoya’ nguntu’ ningkille ningkinde nnang nyuloh omah pae’ pakakas pere piddi puyyang qoraang raha’ sandal sangang sanggar bigge-bigge bolotu-bolotu bono-bono bulang-bulang buntu-buntu bure’-bure’ dangei-dangei dayah-dayah dindeh-dindeh due-due ebar-ebar engko-engko geger-geger handu’-handu’ intang-intang jah-jah jambang-jambang kummi-kummi lalang-lalang langkou-langkou larah-larah lime-lime llou-llou loong-loong malasso-malasso mano’-mano’ mire-mire mma-mma mmpa’-mmpa’ mole-mole nangis-nangis ngenge-ngenge nginung-nginung ngoya’-ngoya’ nguntu’-nguntu’ ningkille-ningkille ningkinde-ningkinde nnang-nnang nyuloh-nyuloh omah-omah pae’-pae’ pakakas-pakakas pere-pere piddi-piddi puyyang-puyyang qoraang-qoraang raha’-raha’ sandal-sandal sangang-sangang sanggar-sanggar besar perahu pukul bulan busuk cantik berapa ikan dinding dua kira ekor ribut handuk ingat jam berak kencing jalan tinggi mahal lima hari hitam bagus ayam merah ibu empat pulang menangis pedas minum teriak kentut pria gadis enam biru kerang pahit alat banyak sakit jemur al-quran jahat sendal malam goreng → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → besar-besar perahu-perahu pukul-pukul bulan-bulan busuk-busuk cantik-cantik berapa-berapa ikan-ikan dinding-dinding dua-dua kira-kira ekor-ekor ribut-ribut handuk-handuk ingat-ingat jam-jam berak-berak kencing-kencing jalan-jalan tinggi-tinggi mahal-mahal lima-lima hari-hari hitam-hitam bagus-bagus ayam-ayam merah-merah ibu-ibu empat-empat pulang-pulang menangis-nangis pedas-pedas minum-minum teriak-teriak kentut-kentut pria-pria gadis-gadis enam-enam biru-biru kerang-kerang pahit-pahit alat-alat banyak-banyak sakit-sakit jemur-jemur alqur’an-al-qur’an jahat-jahat sendal-sendal malam-malam goreng-goreng 57 58 59 60 61 62 63 64 tikolo tobe tuddu tullu ubbo urang uwwa uye tikolo-tikolo tobe-tobe tuddu-tuddu tullu-tullu ubbo-ubbo urang-urang uwwa-uwwa uye-uye → → → → → → → → kepala marah tendang tiga buku hujan bapak bernyanyi kepala-kepala marah-marah tendang-tendang tiga-tiga buku-buku hujan-hujan bapak-bapak bernyanyi-nyanyi Berdasarkan hasil penelitian selain bentuk reduplikasi seluruh yang diuraikan di atas dalam penelitian ditemukan juga bentuk para-para, terjemahannya yaitu ‘rak-rak’. Bentuk para-para dalam bahasa Bajo tidak dapat disebut reduplikasi seluruh, karena bentuk para merupakan bentuk yang terikat atau tidak dapat digunakan dalam bahasa Bajo, jika bentuk para tidak dilekati afiks dan tidak mengalami proses reduplikasi. Misalnya bentuk para dilekati prefiks menjadi bentuk ma-para, terjemahannya yaitu ‘di rak’. 4.1.2 Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo Reduplikasi sebagian adalah reduplikasi yang terjadi pada sebagian bentuk dasar. Bentuk reduplikasi yang ditemukan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Bentuk Dasar asu badoh bangka bangko bangngo bidah binatah bisere bongko’ botteh bunge bui cungu’ damar dambi dambu dangang daong dikki Reduplikasi a-asu ba-badoh ba-bangka ba-bangko ba-bangngo bi-bidah bi-binatah bi-bisere bo-bongko’ bo-botteh bu-bunge bu-bui cu-cungu’ da-damar da-dambi da-dambu da-dangang da-daong di-dikki Terjemahan anjing kerang mainan bangku bodoh kain binatang cerita bungkuk nikah bunga bui sedikit lampu sebelah satu sendiri daun kecil → → → → → → → → → → → → → → → → → → → anjing-anjing kerang-kerang mainan-mainan bangku-bangku bodoh-bodoh kain-kain binatang-binatang bercerita-cerita membungkuk-bungkuk nikah-nikah bunga-bunga bui-bui sedikit-sedikit lampu-lampu sebelah-sebelah satu-satu sendiri-sendiri daun-daun kecil-kecil 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 dumalang gonceh jamaah jarinni kappal karincah karas kool kumpal kuneh langkis lappa lissang lai lobba’ loong lumma mandi mire ngampuang ngedo ngijja’ ningkolo nyuloh paluttu’ pinda’ pario pissi ringnga’ romah rumangi sangei summe’ tuku tirrah undoh du-dumalang go-gonceh ja-jamaah ja-jarinni ka-kappal ka-karincah ka-karas ko-kool ku-kumpal ku-kuneh la-langkis la-lappa li-lissang la-llai lo-lobba’ lo-loong lu-lumma ma-mandi mi-mire nga-ngampuang nge-ngedo ngi-ngijja’ ni-ningkolo nyu-nyuloh pa-paluttu’ pi-pinda’ pa-pario pi-pissi ri-ringnga’ ro-romah ru-rumangi sa-sangei su-summe’ tu-tuku ti-tirrah u-undoh jalan gunting kerja dingin kapal kurus karas batuk kepal kuning pantul payot asam lari lubang hitam gemuk mandi merah pesiar memancing menggigil duduk biru apung pendek periuk pancing keram hutan berenang angin lap dekat terang ular → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → jalan-jalan gunting-gunting kerja-kerja dingin-dingin kapal-kapal kurus-kurus karas-karas batuk-batuk berkepal-kepal kuning-kuning terpantul-pantul payot-payot asam-asam berlari-lari lubang-lubang hitam-hitam gemuk-gemuk mandi-mandi merah-merah pesiar-pesiar memancing-mancing menggigil-gigil duduk-duduk biru-biru terapung-apung pendek-pendek periuk-periuk pancing-pancing keram-keram hutan-hutan berenang-renang angin-angin lap-lap dekat-dekat terang-terang ular-ular Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa bahasa Bajo memiliki reduplikasi sebagian seperti yang terlihat pada data-data di atas. Reduplikasi sebagian terjadi pada bentuk dasar bahasa Bajo. Bentuk dasar tersebut, misalnya bentuk summe, terjemahannya lap mengalami reduplikasi sebagian pada awal suku katanya yaitu susumme,yang terjemahannya lap-lap. Bentuk su- tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo, karena bentuk su-hanya bisa digunakan pada saat mengalami proses reduplikasi sebagian dalam bahasa Bajo. Hal tersebut berlaku juga pada bentuk kata yang telah mengalami reduplikasi sebagian bahasa Bajo seperti data yang diuraikan di atas. 4.1.3 Reduplikasi Disertai Afiks Bahasa Bajo Reduplikasi disertai afiks adalah reduplikasi yang terjadi pada bentuk dasar dan disertai penambahan afiks. Bentuk reduplikasi berimbuhan yang ditemukan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu reduplikasi yang disertai penambahan prefiks, sufiks dan konfiks. Data yang ditemukan berdasarkan bentuk reduplikasi berimbuhan akan diuraikan sebagai berikut. 4.1.3.1 Reduplikasi Disertai Prefiks Reduplikasi yang disertai prefiks yaitu reduplikasi yang terjadi dengan disertai prefiks. Prefiks yang ditemukan pada penelitian ini yaitu di-, dipa, dipaka-, dipaki, ma-, pa-, paka-, paki-, si-, dan ta-. Di bawah ini akan diuraikan bentuk redupliksi yang disertai prefiks. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Bentuk Dasar aga’ ala’ ambur ando’ bakus bale’ bilah bilah bitte’ boe buke bunang darue datei didi’ gantoh jajou jejer kapah keteng Reduplikasi diaga’-aga’ dipaki-pakiala taambur-ambur paando’-ando’ sibakus-bakus tabale’-bale’ dibilah-bilah mamilah-milah pabitte’-bitte’ taboe-boe tabuke-buke dibunang-bunang padarue-darue madatei-datei dididi’-didi’ tagantoh-gantoh dipajajou-jajou pajejer-jejer pangapah-ngapah diketeng-keteng Terjemahan tunggu baik hambur angguk peluk balik hitung hitung lama bawa buka beri sama masak kipas gantung sibuk urut tuduh angkat → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → ditunggu-tunggu memperbaik-baiki berhambur-hamburan mengangguk-angguk berpeluk-pelukan terbalik-balik dihitung-hitung menghitung-hitung berlama-lama terbawa-bawa terbuka-buka diberi-berikan disama-samakan memasak-masak dikipas-kipas tergantung-gantung disibuk-sibukkan beurut-urut menuduh-nuduh diangkat-angkat 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 kite koe’ konjo kuar kumpal kurah laong linguo linnya’ lipu’ lleh luppa’ mintidda mire missi’ palou panaya’ peleh poto raha’ raha’ rikka’ santa’ selo sempa sinnah sissa’ sumpi’ talou talou tando’ tangar tiba timba’ toro tunu unja’ unjal uppi’ uro’ takite-kite takoe-koe takonjo-konjo dikuar-kuar takumpal-kumpal pakurah-kurah palaong-laong palingou-lingou palinnya’-linnya’ palipu’-lipu malleh-lleh diluppa’-luppa’ tamintidda-mintidda pamire-mire pamissi’-missi’ dipalou-palou dipanaya’-panaya’ papeleh-peleh dipoto-poto dipaka-pakaraha’ paka-pakaraha’ parikka-rikka’ sisanta’-santa’ manyelo-nyelo tasempa-sempa pasinnah-sinnah tasissa’-sissa’ pasumpi’-sumpi’ dipaki-pakitalou paki-pakitalou panando’-nando’ ditangar-tangar tatiba-tiba manimba’-nimba’ panoro-noro tatunu-tunu paunja’-unja’ diunjal-unjal tauppi’-uppi’ diuro’-uro’ lihat sandung kaget aduk remas kurang lama cepat hilang keliling bunyi tampar sekali merah pancing panggil panjat putar sambung rusak rusak nyala pukul ganti tendang senang sesak sempit takut takut tanduk tatap buang tembak tunjuk bakar ayun angkut mimpi cium → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → terlihat-lihat tersandung-sandung terkaget-kaget mengaduk-aduk teremas-remas dikurang-kurangi berlama-lama percepat-cepat menghilang-hilang berkeliling-keliling membunyi-bunyikan ditampar-tampar sekali-kali dimerah-merahi pemancing-pemancing dipanggil-panggil dipanjat-panjat berputar-putar disambung-sambung dirusak-rusaki dirusak-rusakkan bernyala-nyala pukul-pukulan berganti-ganti ditendang-tendang bersenang-senang bersesak-sesakkan bersempit-sempitan ditakut-takuti menakut-nakuti menanduk-nanduk ditatap-tatap terbuang-buang menembak-nembak menunjuk-nunjuk terbakar-bakar berayun-ayun diangkut-angkut termimpi-mmpi dicium-cium Prefiks dipaka- dan paka- hanya bisa dilekatkan pada bentuk raha, selain dari bentuk raha prefiks paka- tidak dapat digunakan. Begitu pula pada prefiks dipaki- dan paki- hanya bisa dilekatkan pada bentuk ala’ dan talou. Selain bentuk yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian ini juga ditemukan bentuk reduplikasi yang disertai prefiks. Seperti pada bentuk palampar-lampar, matitte- titte, paleya-leya dan tapiri’-piri’. Bentuk-bentuk ini tidak dapat dipisahkan dengan prefiks karena bentuk dasarnya tidak dapat berdiri sendiri atau terikat. Dibawah ini akan dijelaskan keempat bentuk tersebut. Pertama, bentuk palampar, jika dipisahkan dari prefiks pa- maka bentuk lampar tidak dapat diartikan dan bentuk ini tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo. Selain prefiks pa- bentuk lampar bisa juga dilekatkan pada prefiks dipa- + lampar dan menjadi bentuk dipalampar yang artinya ‘dibiarkan’. Bentuk reduplikasinya menjadi bentuk dipalampar-lampar yang artinya ‘dibiar-biarkan’. Kedua, bentuk matitte-titte jika dipisahkan dari prefiks ma-, maka bentuk titte tidak dapat diartikan dan bentuk ini tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo. Selain prefiks ma- bentuk titte dapat juga dilekatkan pada prefik pa-. Pada prefiks pa- + titte menjadi bentuk patitte yang artinya ‘dirapikan’. Bentuk reduplikasinya menjadi patitte-titte yang artinya ‘dirapi-rapikan’. Ketiga, bentuk dasar dari reduplikasi paleya-leya yaitu paleya yang artinya ‘tidur’. Bentuk ini bisa dilekatkan pada prefiks di- + paleya menjadi bentuk dipaleya yang artinya ‘menidurkan’. Keempat, bentuk tapiri’-piri’ berasal dari bentuk dasar piri’. Bentuk piri’ memiliki arti yang berbeda saat dilekatkan pada prefiks yang berbeda pula. Misalnya dilekatkaan pada prefiks di- + piri’ artinya mejadi ‘ditarik’, dan bentuk reduplikasinya menjadi dipiri’-piri’ yang artinya ‘ditarik-tarik’. Sedangkan pada prefiks ta- + piri artinya menjadi ‘terbirit’, dan proses reduplikasinya tapiri’-piri’yang artinya ‘terbirit-birit’. 4.1.3.2 Reduplikasi Disertai Sufiks Reduplikasi yang disertai penambahan sufiks adalah redupllikasi yang terjadi dengan disertai sufiks. Sufiks yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu -ang, -kang, - nang, -ne dan -tang. Dibawah ini akan diuraikan bentuk reduplikasi yang disertai sufiks dari data yang terkumpul. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Bentuk Dasar ada’ anda base cappa engko gantoh ingka’ kitta’ kka’ kuri laku muri’ ndi’ne peta’ piddi’ pinde rikka’ sehe timbung Reduplikasi ada’-ada’ne anda-andakang base-baseang cappa’-cappa’ne engko-engkone gantoh-gantohne ingka’-ingka’tang kitta’-kitta’kang kka’-kka’ne kuri-kuriang laku-lakune muri’-muri’ne ndi’-ndi’ne peta’-peta’kang piddi’-piddiang pinda-pindaang rikka’-rikkatang sehe-sehene timbu-timbunang Terjemahan suka lempar basah jatuh ekor gantung ikat iris kakak main pacar murid adik halus sakit pindah tempel timbun teman → → → → → → → → → → → → → → → → → → → suka-sukanya dilempar-lemparkan berbasah-basahan terjatuh-jatuh ekor-ekornya tergantung-gantung diikat-ikatkan diris-iris kakak-kakaknya mainan-mainan pacar-pacarnya murid-muridnya adik-adiknya dihalus-haluskan sakit-sakitan memindah-mindahkan menempel-nempelkan ditimbun-timbun teman-temannya Selain bentuk reduplikasi yang disertai sufiks di atas, ditemukan juga bentuk reduplikasi seperti rupa-rupaang, kurung-kurungang dan memme-memmesang. Sufiks yang melekat pada bentuk tersebut tidak bisa dikatakan sufiks, karena bentuk tersebut merupakan bentuk yang berdiri sendiri. Lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini. Bentuk rupa-rupaang yaitu bentuk yang telah direduplikasi dari bentuk dasarnya yaitu rupaang. Bentuk rupaaang terjemahannya berarti ‘macam’, sedangkan bentuk rupa tidak dapat diartikan dan tidak lazim penggunaannya dalam bahasa Bajo. Bentuk rupa dapat digunakan apabila telah mendapat reduplikasi dengan bentuk rupaang menjadi rupa-rupaang yang terjemahannya berarti ‘bermacam-macam’. Bentuk dasar kurungang dan memmesang sama halnya dengan bentuk rupaang. Bentuk memmesang terjemahannya berarti ‘nisan’ sedangkan bentuk kurungang terjemahannya berarti ‘kurungan’. Bentuk kurungang reduplikasinya menjadi kurung- kurungang terjemahannya berarti ‘kurungan-kurungan’ dan perlu diketahui bahwa bentuk kurung dalam bahasa Bajo tidak lazim digunakan, bentuk ini hanya bisa digunakan saat direduplikasi. Begitu pula yang terjadi pada bentuk reduplikasi memme-memmesang yang terjemahannya berarti ‘nisan-nisan’, bentuk memme tidak dapat digunakan dan hanya bisa digunakan apabila telah direduplikasi. 4.1.3.3 Reduplikasi Disertai Konfiks Reduplikasi yang disertai penambahan konfiks yaitu reduplikasi yang terjadi pada bentuk dasar yang dilekati konfiks. Konfiks yang ditemukan dalam penelitian ini yakni daang, di-ang, di-kang, di-nang, ka-ne, kasi-ne, ma-ang, ma-kang, dan pa-ne. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bentuk Dasar ambur anja cappa dode due gegge kakas kurah lambe lele lelle lime lubbe marebe memong milli minnya’ nnang nangis nia pere pore rindam ringi’ runtu sadiri sambe’ tampo tapo’ Reduplikasi diambur-amburang dianja-anjaang macappa-cappakang didoda-dodaang kasidue-duene pagegge-geggene dikakas-kakasang dikurang-kurangang dilambe-lambeang dilele-leleang dilelle-lellekang palime-limene dilubba-lubbanang diparebe-rebeang kasimemong-memongne mamilli-milliang diminnya’-minnya’ang kannang-nangne manangis-nangisang mania-niaang papere-perene kapore-poreang dirindam-rindamang paringi’-ringi’ne diruntu-runtuang disadiri-sadirirang disambe-sambeang ditampo-tampoang ditapo-tapokang Terjemahan hambur → gertak → jatuh → atap → dua → kuat → kibas → kurang → lambai → gilir → kejar → lima → lepas → marah → semua → jual → minyak → enam → tangis → datang → banyak → pergi → rendam → jengkel → tabrak → beda → lempar → siram → sembunyi → dihambur-hamburkan digertak-gertakkan berjatuh-jatuhan diatap-atapi kedua-duanya sekuat-kuatnya dikibas-kibaskan dikurang-kurangi melambai-lambai bergilir-giliran dikejar-kejar kelima-limanya dilepas-lepaskan dimarah-marahi semua-muanya berjual-jualan diminyak-minyaki keenam-enamnya bertangis-tangisan berdatang-datangan sebanyak-banyaknya kesana-kemari direndam-rendam sejengkel-jengkelnya ditabrak-tabrakkan dibeda-bedakan dilempar-lemparkan disiram-sirami disembunyi-sembunyikan 30 timba’ ditimba’-timbakang tembak → ditembak-tembakkan Berdasarkan uraian-uaraian bentuk reduplikasi yang disertai afiks baik disertai oleh prefiks, sufik dan konfiks, dapat dikatakan bahwa tidak selamanya afiks yang melekat pada bentuk bahasa Bajo dikatakan afiks. Hal ini dikarenakan bentuk bahasa Bajo yang tidak bisa digunakan saat bentuk itu tidak disertai afiks atau mengalami reduplikasi. Misalnya bentuk kurung dan lampar seperti yang telah diuraikan di atas sebelumnya. Perlu diketahui juga bahwa afiks yang dilekatkan pada reduplikasi bahasa Bajo memiliki arti yang berbeda dalam pembentukan kata dan kalimat. Misalnya yang terjadi pada prefiks pa- jika dilekatkan pada kata nando’ bentuknya menjadi pa-nando’ dan bentuk reduplikasinya menjadi pa-nando’-nando’, artinya yaitu ‘menanduk-nanduk’. Sebaliknya prefiks pa- jika dilekatkan pada kata darue menjadi bentuk pa-darue dan bentuk reduplikasinya menjadi pa-darue-darue, artinya menjadi ‘disama-samakan’. 4.2 Kategori Gramatikal Reduplikasi Bahasa Bajo Kategori gramatikal reduplikasi bahasa Bajo dalam penelitian ini terbagi empat yaitu nomina, verba, ajektiva dan numeralia. Keempat kategori tersebut akan diuraikan di bawah ini berdasarkan bentuk reduplikasinya. 4.2.1 Kategori Gramatikal Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo Reduplikasi seluruh dalam penelitian ini dibagi menjadi empat kategori gramatikal. Kategori tersebut adalah reduplikasi seluruh berkategori nomina, reduplikasi seluruh berkategori verba, reduplikasi seluruh berkategori ajektiva, dan reduplikasi seluruh berkategori numeralia. Dibawah ini akan diuraikan keempat kategori yang telah disebutkan. 4.2.1.1 Reduplikasi Seluruh Berkategori Nomina Reduplikasi seluruh berkategori nomina dalam penelitian ini diuraikan dari bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Reduplikasi seluruh yang berkategori nomina diuraikan dibawah ini yang disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Seluruh Berkategori Nomina anna’ → anna’-anna’ badu → badu-badu bolotu → bolotu-bolotu bulang → bulang-bulang dayah → dayah-dayah dindeh → dindeh-dindeh engko → engko-engko handu’ → handu’-handu’ jah → jah-jah lalang → lalang-lalang llou → llou-llou mano’ → mano’-mano’ mma → mma-mma ningkille → ningkille-ningkille ningkinde → ningkinde-ningkinde omah → omah-omah pakakas → pakakas-pakakas qoraang → qoraang-qoraang sandal → sandal-sandal tikolo → tikolo-tikolo ubbo → ubbo-ubbo urang → urang-urang uwwa → uwwa-uwwa Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Seluruh Berkategori Nomina anak → anak-anak baju → baju-baju perahu → perahu-perahu bulan → bulan-bulan ikan → ikan-ikan dinding → dinding-dinding ekor → ekor-ekor handuk → handuk-handuk jam → jam-jam jalan → jalan-jalan hari → hari-hari ayam → ayam-ayam ibu → ibu-ibu pria → pria-pria gadis → gadis-gadis kerang → kerang-kerang alat → alat-alat al-quran → alqur’an-al-qur’an sendal → sendal-sendal kepala → kepala-kepala buku → buku-buku hujan → hujan-hujan bapak → bapak-bapak Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh yang berkategori nomina menunjukkan makna yang berbeda. Bentuk dasar yang telah mengalami proses reduplikasi akan berbeda makna reduplikasinya dengan makna bentuk dasarnya. Kata anna’ artinya ‘anak’ merupakan bentuk dasar yang telah mengalami proses reduplikasi menjadi anna’-anna’ artinya ‘anak-anak’. Makna kedua kata tersebut menjadi berbeda, namun tetap berkategori yang sama, yaitu kategori nomina. Kata anna’ artinya ‘anak’ menyatakan makna seorang anak, sedangkan kata anna’-anna’ artinya ‘anak-anak’ menyatakan makna berberapa anak. Hal di atas berlaku pula pada kata-kata yang berhasil dikumpulkan pada reduplikasi seluruh. Kata badu artinya ‘baju’ mengalami proses reduplikasi menjadi badubadu artinya ‘baju-baju’, dan kata mano’ artinya ‘ayam’ mengalami proses reduplikasi menjadi mano’-mano’ artinya ‘ayam-ayam’, serta kata ningkinde artinya ‘gadis’ mengalami proses reduplikasi ningkinde-nigkinde artinya ‘gadis-gadis’. Perbedaan contoh yang diuraikan tersebut hanya terjadi pada makna namun kategorinya tetap sama. Makna pada reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya lebih banyak menyatakan makna jamak pada reduplikasinya dan makna tunggal pada bentuk dasarnya. 4.2.1.2 Reduplikasi Seluruh Berkategori Verba Reduplikasi seluruh berkategori verba dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut terjadi pembentukan reduplikasi seluruh yang berkategori verba dan disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Seluruh Berkategori Verba batung → batung-batung bono → bono-bono intang → intang-intang jambang → jambang-jambang kummi → kummi-kummi mole → mole-mole nangis → nangis-nangis nginung → nginung-nginung ngoya’ → ngoya’-ngoya’ nguntu’ → nguntu’-nguntu’ puyyang → puyyang-puyyang sanggar → sanggar-sanggar tobe → tobe-tobe tuddu → tuddu-tuddu uye → uye-uye Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Seluruh Berkategori Verba bangun → bangun-bangun pukul → pukul-pukul ingat → ingat-ingat berak → berak-berak kencing → kencing-kencing pulang → pulang-pulang menangis → menangis-nangis minum → minum-minum teriak → teriak-teriak kentut → kentut-kentut jemur → jemur-jemur goreng → goreng-goreng marah → marah-marah tendang → tendang-tendang bernyanyi → bernyanyi-nyanyi Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh yang berkategori verba menunjukkan makna yang berbeda. Bentuk dasar yang telah mengalami proses reduplikasi akan berbeda makna reduplikasinya dengan makna bentuk dasarnya. Kata bono artinya ‘pukul’ merupakan bentuk dasar yang telah mengalami proses reduplikasi menjadi bono-bono artinya ‘pukul-pukul’. Makna kedua kata tersebut menjadi berbeda, namun tetap berkategori sama, yaitu berkategori verba. Kata bono artinya ‘pukul’ menyatakan makna melakukan sesuatu gerakan dengan tangan, sedangkan kata bono-bono artinya ‘pukul-pukul’ menyatakan makna melakukan sesuatu berulang-ulang seperti pada bentuk dasar. Hal di atas berlaku pula pada kata-kata yang berhasil dikumpulkan pada reduplikasi seluruh. Kata nangis artinya ‘menangis’ mengalami proses reduplikasi menjadi nangis-nangis artinya ‘menangis-nangis’, dan kata ngoya artinya ‘teriak’ mengalami proses reduplikasi menjadi ngoya’-ngoya’ artinya ‘teriak-teriak’, serta kata uye artinya ‘bernyanyi’ mengalami proses reduplikasi uye-uye artinya ‘bernyanyi-nyanyi’. Perbedaan contoh yang diuraikan tersebut hanya terjadi pada makna namun kategorinya tetap sama. Makna pada reduplikasi seluruh berkategori verba dan bentuk dasarnya lebih banyak menyatakan makna melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar. 4.2.1.3 Reduplikasi Seluruh Berkategori Ajektiva Reduplikasi seluruh berkategori ajektiva dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar terjadi pembentukan reduplikasi seluruh berkategori ajektiva yang disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Seluruh Berkategori Ajektiva ala’ → ala’-ala’ baha → baha-baha baka → baka-baka bangngo’ → bangngo’-bangngo bigge → bigge-bigge buntu → buntu-buntu bure’ → bure’-bure’ geger → geger-geger langkou → langkou-langkou larah → larah-larah loong → loong-loong malasso → malasso-malasso mire → mire-mire ngenge → ngenge-ngenge nyuloh → nyuloh-nyuloh pae’ → pae’-pae’ piddi → piddi-piddi Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Seluruh Berkategori Ajektiva baik → baik-baik bengkak → bengkak-bengkak luka → luka-luka bodoh → bodoh-bodoh besar → besar-besar busuk → busuk-busuk cantik → cantik-cantik ribut → ribut-ribut tinggi → tinggi-tinggi mahal → mahal-mahal hitam → hitam-hitam bagus → bagus-bagus merah → merah-merah pedas → pedas-pedas biru → biru-biru pahit → pahit-pahit sakit → sakit-sakit 18 19 raha’ → sangang → raha’-raha’ sangang-sangang jahat → jahat-jahat malam → malam-malam Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh bahasa Bajo yang berkategori ajektiva mengalami perbedaan makna bentuk dasar dan bentuk reduplikasinya. Kata ala’ artinya ‘baik’ menyatakan makna suatu sifat, sedangkan kata ala’-ala’ artinya ‘baik-baik’ menyatakan makna suatu sifat seperti pada bentuk dasar. Perbedaan makna berlaku juga pada kata-kata di atas, misalnya di antaranya kata baka artinya ‘luka’ menyatakan makna mengalami sesuatu, sedangakan baka-baka artinya ‘luka-luka’ menyatakan makna mengalami atau menderita sesuatu lebih dari seperti pada bentuk dasar. Perbedaan makna yang terjadi pada bentuk dasar dan bentuk reduplikasi tidak mengubah kategori gramatikalnya. 4.2.1.4 Reduplikasi Seluruh Berkategori Numeralia Reduplikasi seluruh berkategori numeralia dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk menjadi reduplikasi seluruh berkategori ajektiva yang disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Seluruh Berkategori Numeralia dangei → dangei-dangei due → due-due ebar → ebar-ebar lime → lime lime mmpa’ → mmpa’-mmpa’ nnang → nnang-nnang pere → pere-pere tullu → tullu-tullu Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Seluruh Berkategori Numeralia berapa → berapa-berapa dua → dua-dua kira → kira-kira lima → lima-lima empat → empat-empat enam → enam-enam banyak → banyak-banyak tiga → tiga-tiga Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh bahasa Bajo yang berkategori numeralia mengalami perbedaan pada makna bentuk dasar dan reduplikasinya. Contoh, kata ebar artinya ‘kira’ menyatakan makna suatu dugaan atau perhitungan, sedangkan kata ebar-ebar artinya ‘kira-kira’ menyatakan makna kurang lebih atau masih menimbang-nimbang suatu masalah. Perbedaan makna terlihat juga pada kata-kata di atas, di antaranya kata pere artinya ‘banyak’ menyatakan makna suatu jumlah, sedangkan kata pere-pere artinya ‘banyakbanyak’ menyatakan makna jumlah yang berlebihan. Kata due artinya ‘dua’ menyatakan makna lambang bilangan, sedangkan bentuk due-due artinya ‘dua-dua’ menyatakan makna dua demi dua. Perbedaan makna hanya terlihat pada bentuk dasar dan bentuk reduplikasinya, namun tetap berkategori sama. 4.2.2 Kategori Gramatikal Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo Reduplikasi sebagian bahasa Bajo dalam penelitan ini yaitu reduplikasi yang terjadi secara sebagian pada bentuk dasar. Kategori reduplikasi bahasa Bajo dibagi menjadi empat kategori yaitu nomina, verba, ajektiva dan numeralia. Keempat kategori tersebut diuraikan dibawah ini. 4.2.2.1 Reduplikasi Sebagian Berkategori Nomina Reduplikasi sebagian berkategori nomina dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk menjadi reduplikasi sebagian yang berkategori nomina disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Sebagian Berkategori Nomina asu → a-asu badoh → ba-badoh bangka → ba-bangka bangko → ba-bangko bidah → bi-bidah binatah → bi-binatah bunge → bu-bunge bui → bu-bui daong → da-daong Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Sebagian Berkategori Nomina anjing → anjing-anjing kerang → kerang-kerang mainan → mainan-mainan bangku → bangku-bangku kain → kain-kain binatang → binatang-binatang bunga → bunga-bunga bui → bui-bui daun → daun-daun 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 damar gonceh kappal karas lappa lobba’ pario’ pissi romah sangei summe’ undoh → → → → → → → → → → → → da-damar go-gonceh ka-kappal ka-karas la-lappa lo-lobba’ pa-pario’ pi-pissi ro-romah sa-sangei su-summe’ u-undoh lampu gunting kapal karas payot lubang periuk pancing hutan angin lap ular → → → → → → → → → → → → lampu-lampu gunting-gunting kapal-kapal karas-karas payot-payot lubang-lubang periuk-periuk pancing-pancing hutan-hutan angin-angin lap-lap ular-ular Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian sama halnya dengan reduplikasi seluruh yang memiliki perbedaan makna pada bentuk dasar dan bentuk reduplikasinya. Contoh, kata damar artinya ‘lampu’ menyatakan makna alat penerang, sedangkan da-damar artinya ‘lampu-lampu’ menyatakan makna beberapa alat penerang. Kata tersebut memang berbeda makna, namun berkategori yang sama, yaitu berkategori nomina. Perbedaan makna berlaku juga pada kata-kata seperti yang terlihat di atas, namun berkategori sama yaitu nomina. Di antaranya kata lobba’ artinya ‘lubang’ yang menyatakan makna suatu celah atau liang, sedangkan lo-lobba artinya ‘lubang-lubang’ menyatakan makna beberapa celah atau liang, dan kata undoh artinya ‘ular’ yang menyatakan makna suatu jenis binatang melata, sedangkan kata u-undoh menyatakan makna beberapa jenis binatang melata seperti pada bentuk dasar. Perlu diketahui bahwa kata undoh artinya ‘ular’ adalah jenis ular laut. 4.2.2.2 Reduplikasi Sebagian Berkategori Verba Reduplikasi sebagian berkategori verba dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk menjadi reduplikasi sebagian berkategori verba disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Sebagian Berkategori Verba bisere → bi-bisere bongko’ → bo-bongko’ botteh → bo-botteh dumalang → du-dumalang jamaah → ja-jamaah kool → ko-kool kumpal → ku-kumpal langkis → la-langkis llai → lla-llai mandi → ma-mandi ngampuang→ nga-ngampuang ngedo → nge-ngedo ngijja’ → ngi-ngijja’ ningkolo → ni-ningkolo rumangi → ru-rumangi paluttu’ → pa-paluttu’ Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Sebagian Berkategori Verba cerita → bercerita-cerita bungkuk → membungkuk-bungkuk nikah → nikah-nikah jalan → jalan-jalan kerja → kerja-kerja batuk → batuk-batuk kepal → berkepal-kepal pantul → terpantul-pantul lari → berlari-lari mandi → mandi-mandi pesiar → pesiar-pesiar memancing → memancing-mancing menggigil → menggigil-gigil duduk → duduk-duduk berenang → berenang-renang apung → terapung-apung Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian bahasa Bajo berkategori verba terdapat perbedaan pada bentuk dasar dan reduplikasinya. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata llai artinya ‘lari’ menyatakan makna melakukan sesuatu dengan cepat, sedangkan lla-llai artinya ‘berlari-lari’ menyatakan makna melakukan sesuatu berkali-kali. Perbedaan bentuk dasar dan reduplikasinya hanya terjadi pada makna, namun tetap berkategori sama, yaitu verba. Perbedaan makna seperti yang telah diuraikan di atas berlaku juga pada kata-kata reduplikasi sebagian bahasa Bajo. Di antaranya, kata bangka artinya ‘mainan’ yang menyatakan makna suatu alat yang digunakan dalam bermain, sedangkan kata ba-bangka artinya ‘mainan-mainan’ menyatakan makna beberapa alat yang digunakan untuk bermain. Terjadi juga perbedaan makna pada kata binatah artinya ‘binatang’ menyatakan makna suatu makhluk hidup yang dapat berkembang biak atau bergerak, sedangkan bi-binatah artinya ‘binatang-binatang’ menyatakan makna suatu kumpulan makhluk hidup yang dapat bergerak dan berkembangbiak. 4.2.2.3 Reduplikasi Sebagian Berkategori ajektiva Reduplikasi sebagian berkategori ajektiva dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk menjadi reduplikasi sebagian berkategori ajektiva disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Sebagian Berkategori Ajektiva bangngo → ba-bangngo dambi → da-dambi dikki → di-dikki jarinni → ja-jarinni karincah → ka-karincah kuneh → ku-kuneh lissang → li-lissang loong → lo-loong lumma → lu-lumma mire → mi-mire nyuloh → nyu-nyuloh pinda’ → pi-pinda’ ringnga’ → ri-ringnga’ tuku → tu-tuku tirrah → ti-tirrah Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Sebagian Berkategori Ajektiva bodoh → bodoh-bodoh sebelah → sebelah-sebelah kecil → kecil-kecil dingin → dingin-dingin kurus → kurus-kurus kuning → kuning-kuning asam → asam-asam hitam → hitam-hitam gemuk → gemuk-gemuk merah → merah-merah biru → biru-biru pendek → pendek-pendek keram → keram-keram dekat → dekat-dekat terang → terang-terang Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian bahasa Bajo yang berkategori ajektiva ditemukan perbedaan makna pada bentuk dasar dan reduplikasinya. Contoh, kata jarinni artinya ‘dingin’ menyatakan makna suatu keadaan, sedangkan kata ja-jarinni artinya ‘dingin-dingin’ menyatakan makna suatu keadaan terasa lebih seperti pada bentuk dasar. Perbedaan makna yang terjadi pada reduplikasi sebagian bahasa Bajo yang berkategori ajektiva tidak mempengaruhi kategori gramatikalnya, dengan kata lain kategorinya tidak berubah. Selain contoh di atas ada beberapa kata juga yang mengalami perbedaan makna, di antaranya kata kuneh artinya ‘kuning’ menyatakan makna suatu warna, sedangkan kata ku-kuneh artinya ‘kuning-kuning’ menyatakan makna suatu warna yang lebih seperti pada bentuk dasar. Kata tuku artinya ‘dekat’ mengalami perbedaan makna juga pada bentuk reduplikasinya, yaitu menyatakan makna sesuatu yang tidak jauh, sedangkan kata tu-tuku artinya ‘dekat-dekat’ menyatakan makna sesuatu lebih seperti pada bentuk dasar. 4.2.2.4 Reduplikasi Sebagian Berkategori Numeralia Reduplikasi sebagian berkategori numeralia dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk menjadi reduplikasi sebagian berkategori numeralia disertai terjemahannya. No 1 2 3 Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Sebagian Berkategori Numeralia cungu’ → cu-cungu’ dambu → da-dambu dangang → da-dangang Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi Sebagian Berkategori Numeralia sedikit → sedikit-sedikit satu → satu-satu sendiri → sendiri-sendiri Ketiga kata di atas ditemukan dalam penelitian ini dan mengalami perbedaan makna pada bentuk dasar dan bentuk reduplikasinya. Contoh, kata cungu’ artinya ‘sedikit’ menyatakan makna terbatas atau tidak banyak jumlahnya, sedangkan kata cu-cungu’ artinya ‘sedikit-sedikit’ menyatakan makna sedikit demi sedikit. Perbedaan yang terjadi pada kata cungu artinya ‘sedikit’ tidak mengalami perubahan kategori gramatikal meskipun telah mengalami proses reduplikasi. Perbedaan makna terjadi juga pada kata dambu artinya ‘satu’ menyatakan makna lambang bilangan, sedangkan kata da-dambu artinya ‘satu-satu’ menyatakan makna satu demi satu. Perbedaan makna terjadi juga pada kata dangang artinya ‘sendiri’ menyatakan makna seorang diri atau tidak berteman, sedangkan da-dangang artinya ‘sendiri-sendiri’ menyatakan makna menjadi seperti pada bentuk dasar. Proses reduplikasi sebagian pada bentuk dasar bahasa Bajo tidak mengalami perubahan kategori gramatikal. 4.2.3 Kategori Gramatikal Reduplikasi Disertai Afiks Reduplikasi yang disertai afiks dalam penelitan ini yaitu reduplikasi yang terjadi dengan disertai afiks, baik prefiks, sufiks dan konfiks. Kategori reduplikasi bahasa Bajo dibagi menjadi empat kategori gramatikal yaitu nomina, verba, ajektiva dan numeralia. Keempat kategori tersebut diuraikan dibawah ini. 4.2.3.1 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Nomina Reduplikasi yang disertai afiks dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk menjadi reduplikasi disertai penambahan afiks yang berkategori nomina dan terjemahannya. No Bentuk Dasar dan Kategorinya 1 2 3 4 5 6 7 8 engko (nomina) kka’ (nomina) kuri (nomina) laku (nomina) muri’ (nomina) ndi’ (nomina) pissi’ (nomina) sehe (nomina) Bentuk Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Nomina engko-engkone kka’-kka’ne kuri-kuriang laku-lakune muri’-muri’ne ndi’-ndi’ne pamissi’-missi’ sehe-sehene Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi ekor kakak main pacar murid adik pancing teman → → → → → → → → ekor-ekornya kakak-kakaknya mainan-mainan pacar-pacarnya murid-muridnya adik-adiknya pemancing-pemancing teman-temannya Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai afiks dalam bahasa Bajo yang berkategori nomina ditemukan perbedaan pada maknanya. Contoh, kata engko bentuk turunannya engko + ne artinya ‘ekornya’ telah mengalami reduplikasi menjadi engko-engkone artinya ‘ekor-ekornya’, dan kata pissi’ artinya ‘pancing’ bentuk turunannya pa+pissi yang mengalami peluluhan menjadi pamissi artinya ‘pemancing’, telah mengalami reduplikasi menjadi pamissi-missi artinya ‘pemancingpemancing’. Makna yang terkandung pada kedua contoh tesebut adalah bentuk dasar engko artinya ‘ekor’ menyatakan makna suatu bagian yang paling belakang, sedangkan reduplikasi engko-egkone artinya ‘ekor-ekornya’ menyatakan makna mempunyai sesuatu seperti pada bentuk dasar. Perbedaan bentuk dan makna tidak mempengaruhi kategori gramatikalnya. Perbedaan bentuk dan makna berlaku juga pada kata-kata seperti yang terlihat di atas. 4.2.3.2 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Verba Reduplikasi disertai afiks berkategori verba dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu berdasarkan reduplikasi yang disertai prefiks, sufiks dan konfiks. 4.2.3.2.1 Reduplikasi Disertai Prefiks Berkategori Verba Reduplikasi disertai prefiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan prefiks berkategori verba disertai terjemahannya. No Bentuk Dasar dan Kategorinya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ambur (verba) aga’ (verba) ala’ (ajektiva) ando’ (verba) bakus (verba) bale’ (verba) bilah (verba) bilah (verba) bitte’ (ajektiva) boe (verba) buke (verba) bunang (verba) darue (ajektiva) datei (verba) didi’ (verba) gantoh (verba) jajou (verba) jejer (nomina) kapah (verba) keteng (verba) Bentuk Reduplikasi Disertai Prefiks Berkategori Verba taambur-ambur diaga’-aga’ paki-pakiala paando’-ando’ sibakus-bakus tabale’-bale’ dibilah-bilah mamilah-milah pabitte’-bitte’ taboe-boe tabuke-buke dibunang-bunang Padarue-darue madatei-datei dididi’-didi’ tagantoh-gantoh dipajajou-jajou pajejer-jejer pangapah-ngapah diketeng-keteng Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi yang Disertai Prefiks hambur → berhambur-hamburan tunggu → ditunggu-tunggu baik → memperbaik-baiki angguk → mengangguk-angguk peluk → berpeluk-pelukan balik → terbalik-balik hitung → dihitung-hitung hitung → menghitung-hitung lama → berlama-lama bawa → terbawa-bawa buka → terbuka-buka beri → diberi-berikan sama → disama-samakan masak → memasak-masak kipas → dikipas-kipas gantung → tergantung-gantung sibuk → disibuk-sibukkan urut → beurut-urut tuduh → menuduh-nuduh angkat → diangkat-angkat 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 kite (verba) koe’ (verba) kuar (verba) kumpal (verba) kurah (numeralia) laong (ajektiva) linguo (ajektiva) linnya’ (ajektiva) lipu’ (verba) lleh (nomina) luppa’ (verba) mire (ajektiva) palou (verba) panaya’ (verba) peleh (verba) poto (verba) raha’ (ajektiva) raha’ (ajektiva) rikka’ (nomina) santa’ (verba) selo (verba) sempa (verba) sinnah (ajektiva) sissa’ (ajektiva) sumpi’ (ajektiva) konjo (verba) talou (verba) talou (verba) tando’ (verba) tangar (verba) tiba (verba) timba’ (verba) toro (verba) tunu (verba) unja’ (verba) unjal (verba) uppi’ (verba ) uro’ (verba) takite-kite takoe-koe dikuar-kuar takumpal-kumpal pakurah-kurah palaong-laong palingou-lingou palinnya’-linnya’ palipu’-lipu malleh-lleh diluppa’-luppa’ pamire-mire dipalou-palou dipanaya’-panaya’ papeleh-peleh dipoto-poto dipaka-pakaraha’ paka-pakaraha’ parikka-rikka’ sisanta’-santa’ manyelo-nyelo tasempa-sempa pasinnah-sinnah tasissa’-sissa’ pasumpi’-sumpi’ takonjo-konjo dipaki-pakitalou paki-pakitalou panando’-nando’ ditangar-tangar tatiba-tiba manimba’-nimba’ panoro-noro tatunu-tunu paunja’-unja’ diunjal-unjal tauppi’-uppi’ diuro’-uro’ lihat sandung aduk remas kurang lama cepat hilang keliling bunyi tampar merah panggil panjat putar sambung rusak rusak nyala pukul ganti tendang senang sesak sempit kaget takut takut tanduk tatap buang tembak tunjuk bakar ayun angkut mimpi cium → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → → terlihat-lihat tersandung-sandung mengaduk-aduk teremas-remas dikurang-kurangi berlama-lama percepat-cepat menghilang-hilang berkeliling-keliling membunyi-bunyikan ditampar-tampar dimerah-merahi dipanggil-panggil dipanjat-panjat berputar-putar disambung-sambung dirusak-rusaki rusak-rusakkan bernyala-nyala pukul-pukulan berganti-ganti ditendang-tendang bersenang-senang bersesak-sesakkan bersempit-sempitan terkaget-kaget ditakut-takuti menakut-nakuti menanduk-nanduk ditatap-tatap terbuang-buang menembak-nembak menunjuk-nunjuk terbakar-bakar berayun-ayun diangkut-angkut termimpi-mmpi dicium-cium Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai prefiks berkategori verba ditemukan perbedaan pada kategori dan maknanya, namun bisa juga memiliki kesamaan pada kategorinya. Contoh, kata unja’ artinya ‘ayun’ bentuk turunannya menjadi pa + unja artinya ‘berayun’ telah mengalami reduplikasi menjadi paunja-unja artinya ‘berayun-ayun’, dan kata laong artinya ‘lama’ bentuk turunannya pa + laong artinya ‘berlama’ mengalami proses reduplikasi menjadi palaong-laog artinya ‘berlama-lama’. Kata-kata yang telah diuraikan di atas terjadi perbedaan kategori, dan maknanya, namun bisa juga memiliki kesamaan pada kategorinya. Kata unja’ artinya ‘ayun’ bentuk turunannya menjadi pa + unja artinya ‘ber + ayun’ menyatakan makna melakukan gerak ke depan dan ke belakang, sedangkan makna reduplikasinya menyatakan melakukan gerak berkali-kali seperti pada bentuk dasar, namun memiliki kesamaan pada kategorinya yaitu berkategori verba. Kata laong artinya ‘lama’ berkategori ajektiva menyatakan makna suatu sifat, dan bentuk turunannya pa + laong artinya ‘berlama’ berkategori verba menyatakan makna melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar, sedangkan reduplikasinya menjadi palaonglaong artinya ‘berlama-lama’ berkategori verba menyatakan makna melakukan sesuatu berkali-kali seperti pada bentuk dasar. 4.2.3.2.2 Reduplikasi Disertai Sufiks Berkategori Verba Reduplikasi disertai sufiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan sufiks yang berkategori verba disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bentuk dasar dan kategorinya anda (verba) base (ajektiva) cappa (verba) gantoh (verba) ingka’ (verba) kitta’ (verba) pinde (verba) peta’ (ajektiva) rikka’ (verba) timbung (verba) Bentuk Reduplikasi Disertai Sufiks Berkategori Verba anda-andakang base-baseang cappa’-cappa’ne gantoh-gantohne ingka’-ingka’tang kitta’-kitta’kang pinda-pindaang peta’-peta’kang rikka’-rikkatang timbu-timbunang Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi yang disertai prefiks lempar → dilempar-lemparkan basah → berbasah-basahan jatuh → terjatuh-jatuh gantung → tergantung-gantung ikat → diikat-ikatkan iris → diris-iris pindah → memindah-mindahkan halus → dihalus-haluskan tempel → menempel-nempelkan timbun → ditimbun-timbun Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa dalam bahasa Bajo pada bentuk reduplikasi disertai sufiks berkategori verba ditemukan perbedaan makna dan kategorinya. Hal tersebut tidak berlaku pada semua kata-kata seperti yang terlihat di atas. Perbedaan makna lebih banyak ditemukan dibandingkan kategori gramatikalnya. Kategori gramatikal pada bentuk reduplikasi disertai sufiks biasanya tidak berubah. Kata ingka artinya ‘ikat’ bentuk turunannya ingka + tang artinya ‘diikatkan’ dan mengalami reduplikasi menjadi ingka-ingkatang artinya ‘diikat-ikatkan’ memiliki kategori yang sama yaitu verba, namun maknanya berbeda. Kata base artinya ‘basah’ bentuk turunannya base + ang artinya ‘berbasahan’, dan mengalami reduplikasi menjadi basebaseang artinya ‘berbasah-basahan’, memiliki makna dan kataegori yang berbeda, pada bentuk dasarnya berkategori ajektiva, sedangkan bentuk turunan dan bentuk reduplikasinya berkategori verba. Perbedaan makna contoh di atas, yaitu kata ingka artinya ‘ikat’ menyatakan makna melakukan sesuatu dengan cara melilitkan, sedangkan reduplikasinya ingka-ingkatang artinya ‘diikat-ikatkan’ menyatakan makna melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar secara berulang-ulang. Kata base artinya ‘basah’ menyatakan makna menjadi, sedangkan base-baseang artinya ‘berbasah-basahan’ menyatakan makna melakukan sesuatu berkalikali seperti pada bentuk dasar. 4.2.3.2.3 Reduplikasi Disertai Konfiks Berkategori Verba Reduplikasi disertai konfiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan konfiks yang berkategori verba disertai terjemahannya. No Bentuk Dasar dan Kategorinya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 ambur (verba) anja (verba) cappa (verba) dode (nomina) kakas (verba) lambe (verba) lele (verba) lelle (verba) lubbe (verba) marebe (ajektiva) milli (verba) minnya’ (nomina) nangis (verba) nia (verba) pore (verba) rindam (verba) runtu (verba) sadiri (ajektiva) sambe’ (verba) tampo (verba) tapo’ (verba) timba’ (verba) Bentuk Reduplikasi Disertai Konfiks Berkategori Verba diambur-amburang dianja-anjaang macappa-cappakang didoda-dodaang dikakas-kakasang dilambe-lambeang dilele-leleang dilelle-lellekang dilubba-lubbanang diparebe-rebeang mamilli-milliang diminnya’-minnya’ang manangis-nangisang mania-niaang kapore-poreang dirindam-rindamang diruntu-runtuang disadiri-sadirirang disambe-sambeang ditampo-tampoang ditapo-tapokang ditimba’-timbakang Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi yang Disertai Konfiks hambur → dihambur-hamburkan gertak → digertak-gertakkan jatuh → berjatuh-jatuhan atap → diatap-atapi kibas → dikibas-kibaskan lambai → melambai-lambai gilir → bergilir-giliran kejar → dikejar-kejar lepas → dilepas-lepaskan marah → dimarah-marahi jual → berjual-jualan minyak → diminyak-minyaki tangis → bertangis-tangisan datang → berdatang-datangan pergi → kesana-kemari rendam → direndam-rendam tabrak → ditabrak-tabrakkan beda → dibeda-bedakan lempar → dilempar-lemparkan siram → disiram-sirami sembunyi → disembunyi-sembunyikan tembak → ditembak-tembakkan Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai sufiks berkategori verba ditemukan perbedaan kategori dan maknanya. Terlihat pada kata minnya’ artinya ‘minyak’ berkategori nomina bentuk turunannya di + minnya’ + ang artinya ‘diminyaki’, dan mengalami proses reduplikasi menjadi diminnya’-minnyaang artinya di ‘minyak-minyaki’ yang berkategori verba. Persamaan kategori terlihat pada kata runtu artinya ‘tabrak’ bentuk turunannya di + runtu + ang artinya ‘ditabrakkan’ dan mengalami reduplikasi menjadi diruntu-runtuang artinya ‘ditabrak-tabrakkan’ kategorinya tetap sama yaitu verba. Makna kata minnya’ artinya ‘minyak’ menyatakan suatu benda yang dipakai, reduplikasinya diminnya’-minnya’ang artinya ‘diminyak-minyaki’ menyatakan makna melakukan sesuatu seperti pada pentuk dasar, sedangkan makna kata runtu artinya ‘tabrak’ menyatakan makna melanggar atau membentur sesuatu dan redupliksinya menjadi diruntu-runtuang artinya ‘ditabrak-tabrakan’ menyatakan makna melakukan sesuatu berkali-kali seperti pada bentuk dasar. 4.2.3.3 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Ajektiva Reduplikasi disertai afiks yang berkategori ajektiva dalam penelitian, ini diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi disertai dengan penambahan afiks dan terjemahannya. No Bentuk Dasar dan Kategorinya 1 2 3 4 ada’ (ajekiva) gegge (ajektiva) piddi’ (ajektiva) ringi’(ajektiva) Bentuk Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Ajektiva ada’-ada’ne pagegge-geggene piddi’-piddiang paringi’-ringi’ne Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi suka kuat sakit jengkel → → → → suka-sukanya sekuat-kuatnya sakit-sakitan sejengkel-jengkelnya Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa bentuk reduplikasi disertai afiks berkategori ajektiva ditemukan perbedaan pada maknanya. Terlihat pada kata piddi artinya ‘sakit’ bentuk turunannya piddi + ang artinya ‘sakit + an’ dan megalami reduplikasi menjadi piddi-piddiang artinya ‘sakit-sakitan’, letak perbedaan pada makna dan persamaannya pada kategori, yaitu ajektiva. Kata gegge artinya ‘kuat’ bentuk turunannya pa + gegge + ne artinya ‘sekuatnya’ mengalami proses reduplikasi menjadi pagegge-geggene artinya ‘sekuat-kuatnya’. Uraian contoh tersebut dapat dikatakan bahwa kata piddi artinya ‘sakit’ menyatakan makna menderita suatu rasa tidak enak, sedangkan reduplikasinya piddi-piddiang artinya ‘sakitsakitan’ menyatakan makna menjadi menderita sesuatu seperti pada bentuk dasar. Makna kata gegge artinya ‘kuat’ menyatakan makna memiliki kemampuan, sedangkan reduplikasinya pagegge-geggene artinya ‘sekuat-kuatnya’ menyatakan makna pada tingkatan yang lebih dari bentuk dasar. 4.2.3.4 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Numeralia Reduplikasi disertai afiks berkategori numeralia dalam penelitian ini, diuraikan berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan afiks berkategori numeralia disertai terjemahannya. No 1 2 3 4 5 6 7 Bentuk Dasar dan Kategorinya due (numeralia) kurah (numeralia) lime (numeralia) memong (numeralia) mintidda (numeralia) nnang (numeralia) pere (numeralia) Bentuk Reduplikasi Disertai Afiks yang Berkategori Numeralia kasidue-duene dikurang-kurangang palime-limene kasimemong-memongne tamintidda-mintidda kannang-nangne papere-perene Terjemahan Bentuk Dasar dan Bentuk Reduplikasi yang Berkategori Numeralia dua → kedua-duanya kurang → dikurang-kurangi lima → kelima-limanya semua → semua-muanya sekali → sekali-kali enam → keenam-enamnya banyak → sebanyak-banyaknya Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai afiks berkategori numeralia ditemukan perbedaan pada maknanya, sedangkan kategorinya tetap sama. Terlihat pada kata due artinya ‘dua’ bentuk turunannya kasi + due + ne mengalami reuplikasi menjadi kasidue-duene artinya ‘kedua-duanya’. Bentuk dasar dan reduplikasi pada kata-kata tersebut terdapat perbedaan makna, namun kategorinya tetap sama, yaitu berkategori ajektiva. Hal yang sama terlihat juga pada kata mintidda artinya ‘sekali’ bentuk turunannya ta + mintidda artinya ‘sekali’ mengalami reduplikasi menjadi tamintidda-mintidda artinya ‘sekali-kali’. Makna yang terkandung pada contoh yang telah diuraikan, yaitu kata due artinya ‘dua’ menyatakan makna lambang bilangan, sedangkan reduplikasinya kasidueduene artinya ‘kedua-duanya’ menyatakan makna sekaligus. Makna kata mintidda artinya ‘sekali’ menyatakan makna satu kali, sedangkan reduplikasi tamintidda-mintidda artinya ‘sekali-kali’ menyatakan makna seperti pada bentuk dasar. 4.3 Makna Reduplikasi Bahasa Bajo Sebagai Proses Reduplikasi Makna reduplikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah makna yang terkandung dalam reduplikasi bahasa Bajo. Reduplikasi bahasa Bajo mengalami perubahan makna gramatikal pada bentuk dasar saat direduplikasi menjadi sebuah kata dan dibentuk dalam kalimat. Makna reduplikasi bahasa Bajo sebagai proses reduplikasi dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk reduplikasinya. Berdasarkan bentuknya proses reduplikasi bahasa Bajo dibagi menjadi tiga dan disertai makna yang terkandung didalamnya. Selanjutnya reduplikasi disingkat menjadi R. 1. Reduplikasi seluruh, yaitu reduplikasi secara keseluruhan bentuk dasar. Contoh: 1) bolotu + (R) = bolotu-bolotu, artinya ‘perahu-perahu’ menyatakan makna ‘jamak’. 2) uye + (R) = uye-uye, artinya ‘bernyanyi-nyanyi’ menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. 3) malasso + (R) = malasso-malasso, artinya ‘bagus-bagus’ menyatakan makna ‘sifat lebih dari’. 4) ebar + (R) = ebar-ebar, artinya ‘kira-kira’ menyatakan makna ‘belum pasti’. 5) geger + (R) = geger-geger, artinya ‘ribut-ribut’ menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. 2. Reduplikasi sebagian, yaitu reduplikasi yang terjadi pada sebagian bentuk dasar. Contoh: 1) bangka + (R) = ba-bangka, artinya ‘mainan-mainan’ menyatakan makna ‘alat yang digunakan’. 2) bisere + (R) = bi-bisere, artinya ‘bercerita-cerita’ menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. 3) ringnga + (R) = ri-ringnga, artinya ‘keram-keram’ menyatakan makna ‘mengalami sesuatu seperti pada bentuk dasar’. 4) cungu’ + (R) = cu-cungu’, artinya ‘sedikit-sedikit’ menyatakan makna ‘setiap kali’. 5) kappal + (R) = ka-kappal, artinya ‘kapal-kapalan’ menyatakan makna ‘menyerupai’. 3. Reduplikasi yang disertai afiks, yaitu reduplikasi yang disertai penambahan afiks baik prefiks, sufiks, maupun konfiks. Contoh: 1) sehe + (R) + (-ne) = sehe-sehene, artinya ‘teman-temannya’ menyatakan makna ‘jamak’. 2) (si-) + bakus + (R) = sibakus-bakus, artinya ‘berpeluk-pelukan’ menyatakan makna ‘saling’. 3) (pa-) + ringi + (R) + (-ne) = paringi-ringine, artinya ‘sejengkel-jengkelnya’ menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. 4) (pa-) + lime + (R) + (-ne) = palime-limene, artinya ‘kelima-limanya’ menyatakan makna ‘sekaligus’. 5) base + (R) + (-ang) = base-baseang, artinya ‘berbasah-basahan’ menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Berdasarkan hasil penelitian makna reduplikasi bahasa Bajo dapat juga dikelompokkan maknanya berdasarkan bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Berdasarkan bentuknya, maka makna reduplikasi bahasa Bajo terbagi tiga, yaitu makna reduplikasi seluruh, makna reduplikasi sebagian, dan makna reduplikasi disertai afiks. 4.3.1 Makna Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo Makna reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah makna reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat. 1) Menyatakan Makna ‘Jamak’ 1. a. Likka ansinine anna iru kuri. Sudah sejak tadi anak itu bermain. b. Anna’-anna’ dempe kuri ma bunda mansigi Anak-anak suka bermain di halaman mesjid. Bentuk anna’ yang artinya ‘anak’ dalam kalimat (a) menyatakan makna seorang anak yang sudah bermain sejak tadi. Sedangkan reduplikasi anna’-anna’ dalam kalimat (b) yang artinya ‘anak-anak’ menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi anna’-anna yang artinya ‘anak-anak’ menyatakan beberapa orang anak yang suka bermain di halaman mesjid. 2. a. Badu madi asa si Minto sikka ma kapene. Baju yang dipakai Minto sobek tepat diketiaknya. b. Si Ani ngengke badu-badu mapuyyanang bo na tapa ne urang. Ani mengangkat baju-baju dijemuran karena hujan akan turun. Bentuk badu yang artinya ‘baju’ pada kalimat (a) menyatakan sebuah baju yang dipakai Minto yang sobek. Sedangkan reduplikasi badu-badu yang artinya ‘baju-baju’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi badu-badu yang artinya ‘baju-baju’ menyatakan beberapa baju yang di angkat Ani dijemuran. 3. a. Si Erik milli papang dilou na makiala dindeh kakus ma raha’. Erik membeli papan kemarin untuk memperpaiki dinding kamar mandi yang rusak. b. Dindeh-dindeh ruma mbo’ Norma pere bombo lambahne. Dinding-dinding rumah nenek Norma banyak sarang laba-labanya. Bentuk dindeh yang artinya ‘dinding’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah didnding kamar mandi yang akan diperbaiki erik. Sedangkan reduplikasi dindehdindeh yang artinya dinding-dinding dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi dindeh-dindeh yang artinyanya ‘dindingdinding’ menyatakan beberapa dinding rumah nenek Norma yang disarangi laba- laba. 4. a. Turingah arang lalang ma kampoh Seme. Cakalang salah satu nama jalan yang ada di Bajo. b. Lalang-lalang na ka Salakan masi dipakiala. Jalan-jalan menuju Salakan sementara diperbaiki. Bentuk lalang yang artinya ‘jalan’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah jalan yang bernama Cakalang yang ada di desa Bajo. Sedangkan reduplikasi lalanglalang yang artinya ‘jalan-jalan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi lalang-lalang yang artinya ‘jalan-jalan’ menyatakan beberapa jalan menuju ke Salakan sedang diperbaiki. 5. a. Si mma’ lagi madatei mano’ beke gangah. Ibu sedang memasak daging ayam dan sayur. b. Nia disoho uwwa’ ne munang mano’-mano’ andinta. Nia ditugaskan memeberi makan ayam-ayam oleh ayahnya. Bentuk mano’ yang artinya ‘ayam’ dalam kalimat (a) menyatakan makna seekor daging ayam dan sayur yang sedang dimasak ibu. Sedangkan mano’-mano’ yang artinya ‘ayam-ayam’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi mano’-mano’ yang artinya ‘ayam-ayam’ menyatakan beberapa ayam yang harus diberi makan oleh Nia. 6. a. Si Abu ingge tonang ne mau iye makei sandal sadiriang. Abu tidak sadar memakai sendal yang berbeda. b. Sandal-sandal maobral missa ma malasso. Sendal-sendal diobral tadi tidak ada yang bagus. Bentuk sandal yang artinya ‘sendal’ dalam kalimat (a) menyatakan makna ‘sepasang sendal’ yang dipakai secara tidak sengaja oleh abu berbeda atau belainan. Sedangkan reduplikasi sandal-sandal yang artinya ‘sendal-sendal’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa sandal-sandal yang artinya ‘sendal-sendal’ menyatakan ‘beberapa pasang sendal’ yang diobral tidak menarik atau bagus. 7. a. Si mma Kia ngarae badu beke saluar si Wawan. Ibu Kia menjahit baju dan celana Wawan. b. Mma-mma PKK di palou rapa’ ma balai desa. Ibu-ibu PKK di undang rapat di balai desa. Bentuk mma yang artinya ‘ibu’ dalam kalimat (a) menyatakan makna seorang ibu yang menjahit baju dan celana Wawan. Sedangkan reduplikasi mmamma yang artinya ‘ibu-ibu’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi mma-mma yang artinya ibu-ibu menyatakan ‘beberapa atau seluruh ibu’ PKK diundang untuk mengahadiri rapat di balai desa. 8. a. Si Delli milliang Qoraang ditede ka ndine. Derli membelikan Al-Quran untuk adiknya. b. Qoraang-qoraang ma mansigi pere ne ma sikka. Al-Quran-Al-Quran yang di mesjid sudah banyak yang sobek. Bentuk qoraang yang artinya ‘Al-Quran’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah al-quran yang dibeli Derli untuk adiknya. Sedangkan reduplikasi qoraang- qoraang yang artinya ‘Al-Quran-Al-Quran’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa qoraang-qoraang yang artinya ‘Al-Quran-AlQuran’ menyatakan beberapa Al-Quran di mesjid yang sudah sobek. 9. a. Si uwwa Demmang ingge mina pore missi ele timpu banga’. Bapak Demmang belum pergi memancing karena cuaca buruk. b. Dabui uwwa-uwwa je kuri jongke manditu. Tadi malam bapak-bapak itu bermain kartu disini. Bentuk uwwa yang artinya ‘bapak’ dalam kalimat (a) menyatakan seorang bapak yaitu bapak Demmang yang belum bisa memancing karena cuaca masih buruk. Sedangkan reduplikasi uwwa-uwwa yang artinya ‘bapak-bapak’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi uwwauwwa yang artinya ‘bapak-bapak’ menyatakan beberapa orang bapak yang bermain kartu semalam. 10. a. Si Caca kuto ubbo-ubbo ma nia marajaangne. Caca tidak suka buku-buku yang bergambar boneka. b. Si Marni di soho milli ubbo ele gurune. Marni disuruh membeli buku paket oleh gurunya. Bentuk ubbo yang artinya ‘buku’ dalam kalimat (a) menyatakan Marni disuruh membeli sebuah buku paket oleh gurunya. Sedangkan reduplikasi ubboubbo yang artinya ‘buku-buku’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ubbo-ubbo yang artinya ‘buku-buku’ menyatakan beberapa buku yang bergambar boneka tidak disukai Caca. 11. a. Dayah ma dipadatei si mma ala’ isse ne. Ikan yang dimasak ibu sangat enak. b. Dayah-dayah ma tampungang matei memong. Ikan-ikan yang ada di tampungan sudah mati semua. Bentuk dayah yang artinya ‘ikan’ dalam kalimat (a) menyatakan satu jenis ikan yang dimasak ibu begitu enak. Sedangkan reduplikasi dayah-dayah yang artinya ‘ikan-ikan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat diakatakan bahwa reduplikasi dayah-dayah yang artinya ‘ikan-ikan’ menyatakan ‘beberapa jenis ikan’ yang ada di tampungan telah mati semua. 2) Menyatakan makna ‘sifat lebih dari’ dan ‘sifat sering dari’ 1. a. Dayah iru anu buntu dadi tiba nu ne. Ikan itu sudah busuk jadi buang saja. b. Jambu ma poong puto Karama buntu-buntu. Jambu di pohonnya om Karama sudah busuk-busuk. Bentuk buntu yang artinya ‘busuk’ dalam kalimat (a) menyatakan makna ikan yang dibuang karena sudah busuk. Sedangkan reduplikasi buntu-buntu yang artinya ‘busuk-busuk’ dalam kalimat (b) menyatakan sifat lebih dari satu. Dapat dikatakan bahwa makna reduplikasi buntu-buntu yang artinya ‘busuk-busuk’ menyatakan banyak jambu di pohon om Karama yang busuk. 2. a. Dayah llou itu dadi larah ele timpu goya’. Ikan sekarang menjadi mahal karena cuaca buruk. b. Tuku lebaran badu ma pasar dadi larah-larah. Mendekati lebaran baju di pasar jadi mahal-mahal. Bentuk larah yang artinya ‘mahal’ dalam kalimat (a) menyatakan makna harga ikan yang mahal akibat musim kencang angin atau berombak. Sedangkan reduplikasi larah-larah yang artinya ‘mahal-mahal’ dalam kalimat (b) menyatakan sifat lebih dari satu. Dapat dikatakan bahwa makna reduplikasi larah-larah yang artinya ‘mahal-mahal’ menyatakan bahwa mendekati lebaran baju yang dijual menjadi lebih mahal. 3. a. Anna’ guru Tamin sa anu bure’. Anak pak guru Tamin begitu cantik. b. Anna’ Untika ma KKN ma Seme bure-bure je. Anak Untika yang KKN di Bajo cantik-cantik. Bentuk bure’ yang artinya ‘cantik’ dalam kalimat (a) menyatakan seorang anak Pak guru Tamin yang begitu cantik. Sedangkan reduplikasi bure’-bure’ yang artinya ‘cantik-cantik’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi bure’-bure’ menyatakan gadis yang KKN di Bajo ‘lebih banyak’ yang cantik. 4. a. Dilou si Nila malaku ijing ele bittahne ma piddi. Kemarin Nila minta izin karena perutnya sakit. b. Gigi si Obet ma piddi-pidi dibunang tambar ele mantri dadi ingge lagi piddi. Gigi Obet yang dulunya sakit-sakit menjadi sembuh setelah diberi obat Pak mantri. Bentuk piddi yang artinya ‘sakit’ dalam kalimat (a) menyatakan makna sakit yang dialami Nila membuatnya harus minta izin karena tidak dapat masuk sekolah. Sedangkan reduplikasi piddi-piddi yang artinya ‘sakit-sakit’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat sering dari’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi piddipiddi yang artinya ‘sakit-sakit’ menyatakan gigi Obet yang ‘sering sakit’ sudah sembuh karena obat yang diberi Pak mantri. 3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’ 1. a. Mau na pore ka sikole si Usna ginta padolu beke nginung itte’. Sebelum pergi sekolah Usna sarapan pagi dan minum teh. b. Si Asara beke sehene nginung-nginung ma deker jambatah. Asara dan temannya biasa minum-minum di jembatan. Bentuk nginung yang artinya ‘minum’ dalam kalimat (a) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti kata yang disebutkan’ yaitu si Usna minum teh dan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Sebaliknya reduplikasi nginungnginug yang artinya ‘minum-minum’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’ yaitu minum. Minum-minum yang dimaksudkan dalam kalimat tersebut yaitu minum-minuman keras yang dilakukan Asara dan temannya di jembatan. 2. a. Likka ansini si Wawan ingge suppi nangis. Sejak tadi Wawan tidak berhenti menangis. b. Nimma ingge tonang ne ai manarua ndi ne jere nangis-nangis likka ansini. Nirma menjadi bingung melihat adiknya menangis-nangis sejak tadi. Bentuk nangis yang artinya ‘menangis’ dalam kalimat (b) menyatakan sesuatu yang dilakukan yaitu Wawan belum berhenti menangis sejak tadi. Sedangkan reduplikasi nangis-nangis yang artinya ‘menangis-nangis’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sesuatu yang dilakukan sesuai dengan bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa Nirma dibuat pusing adiknya yang terus menangis. 4) Menyatakan makna ‘meskipun’, ‘sekaligus’ dan ‘waktu’ 1. a. Si Wawan nguta di panginumang tambar ma pae’. Wawan jadi muntah minum obat karena rasanya yang pahit. b. Tambar biese ma diinung si Wahyu pae-pae isse’ne. Pahit-pahit rasa Obat herbal diminum Wahyu juga. Bentuk pae’ yang artinya ‘pahit’ dalam kalimat (a) menyatakan makna rasa pahit sebuah obat yang membuat Wawan muntah. Sedangkan reduplikasi pae’-pae’ yang artinya ‘pahit-pahit’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘meskipun’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi pae’-pae yang artinya ‘pahit-pahit’ menyatakan meskipun obat herbal rasanya pahit tetap diminum Wahyu. 2. a. Due bulang ne si Irfan ingge’ mayar SPP. Sudah dua bulan Irfan belum membayar SPP. b. Si Tika milliang due-due pasang badu ndi’-ndi’ne. Tika membeli dua-dua pasang baju untuk adik-adiknya. Bentuk due yang artinya ‘dua’ dalam kalimat (a) menyatakan makna ‘waktu’ yaitu dua bulan lamanya Irfan belum membayar SPP. Sedangkan reduplikasi due-due yang artinya ‘dua-dua’ dalam kalimat (b) menyatakana makna ‘sekaligus’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi due-due yang artinya dua-dua menyatakan Tika membelikan ‘sekaligus dua’ pasang baju untuk adik-adiknya. 3. a. Llou itu tamu likka ma Kalupapi na nia. Hari ini tamu dari desa Kalupapi akan datang. b. Si Galanto jamaah ne llou-llou jere kuri jongke. Si Galanto hari-hari kerjaannya hanya bermain judi. Bentuk llou yang artinya ‘hari’ dalam kalimat (a) menyatakan makna ‘waktu’ yaitu hari ini akan datang tamu dari desa Kalupapi. Sama halnya dengan reduplikasi llou-llou dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘waktu’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi llou-llou yang artinya ‘hari-hari’ menyatakan ‘setiap hari’ Galanto kerjaannya hanya bermain judi. 4.3.2 Makna Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo Makna reduplikasi sebagian dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah makna reduplikasi sebagian dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat. 1) Menyatakan makna ‘jamak’ 1. a. Puto Trisno miere asu ma nganjaga kokone. Om Trisno memelihara anjing yang menjaga kebunnya. b. Lleh a-asu ma nyala dadi si Serli ingge kolene tidor. Suara anjing-anjing yang menggongong membuat tidur Serli tidak nyenyak. Bentuk asu yang artinya ‘anjing’ dalam kalimat (a) menyatakan ‘seekor anjing’ yang dipelihara om Trisno untuk menjaga kebunnya. Sedangkan reduplikasi a-asu yang artinya ‘anjing-anjing’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi a-asu yang artinya ‘anjing-anjing’ menyatakan suara beberapa anjing yang menggonggong dan membuat Serli tidak tidur nyenyak. 2. a. Si Heri beke si Rival pore mamie badoh ma Nggalubi. Heri dan Rival pergi mencari kerang di pulau Nggalubi. b. Ba-badoh ma tatummu si Heri beke si Rival disadoh due. Kerang-kerang yang didapat Heri dan Rival dibagi dua. Bentuk badoh yang artinya ‘kerang’ dalam kalimat (a) menyatakan satu jenis kerang yang akan dicari Heri dan Rival di pulau Nggalubi. Sedangkan reduplikasi ba-badoh yang artinya ‘kerang-kerang’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ba-badoh yang artinya ‘kerang- kerang’ dalam kalimat (b) menyatakan beberapa jenis kerang yang ditemukan Heri dan Rival serta hasilnya dibagi dua. 3. a. Si Ayya ngala pitu daong serikaya na di pugai tambar. Ayya mengambil 7 lembar daun sirsak untuk dijadikan obat. b. Si Ayu marras bunda rumane ma marota ele da-daong. Ayu menyapu daun-daun yang mengotori halaman rumahnya. Bentuk daong yang artinya ‘daun’ dalam kalimat (a) menyatakan satu jenis daun yaitu daun sirsak yang diambil Ayya sebanyak 7 lembar untuk dijadikan obat. Sedangkan reduplikasi da-daong yang artinya ‘daun-daun’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi da-daong yang artinya ‘daun-daun’ menyatakan beberapa jenis daun yang mengotori halaman disapu Ayu. 4. a. Si eye Ani milliang annane karas. Tante Ani membelikan anaknya kue karas. b. Muti so dipakirimang ka mma ne ka-karas. Muti meminta ibunya mengirimkan kue karas-karas. Bentuk karas yang artinya ‘kue karas’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai tante Ani membelikan anaknya sebuah atau sebungkus kue karas. Sedangkan reduplikasi ka-karas yang artinya ‘karas-karas’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa Muti meminta ibunya mengirimkan beberapa buah atau bungkus kue karas. 5. a. Si Rahma di soho uwwane milli pissi ma kios to Tili. Rahma disuruh ayahnya membeli pancing di kios om Tili b. Puto Mui pakialane pi-pissi na ma diboe saloh ka dilao. Om Mui sudah menyiapkan pancing-pancing yang akan dibawanya memancing besok. Bentuk pissi yang artinya ‘pancing’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai Rahma diperintah ayahnya membeli sebuah pancing di kios om Tili. Sedangkan reduplikasi pi-pissi yang artinya ‘pancing-pancing’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi pi-pissi yang artinya ‘pancingpancing’ menyatakan beberapa buah pancing yang disiapkan om Mui untuk memancing besok. 6. a. Si Kila pasa’ ka romah beke sehene narintah sekko burohne. Kila masuk ke hutan bersama temannya melihat perangkap burung mereka. b. Ma Seme pere ro-romah ma di jege ele dapune. Di Bajo banyak hutan-hutan yang masih dipercayai banyak penunggunya. Bentuk romah yang artinya ‘hutan’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah hutan yang dimasuki Kila untuk melihat perangkap burung. Sedangkan reduplikasi ro-romah yang artinya ‘hutan-hutan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ro-romah yang artinya ‘hutanhutan’ menyatakan ‘beberapa hutan’ yang ada di desa Bajo masih dipercayai ada penunggunya. 7. a. Si mma ngala badu ma ingge lagi diasa’ pugei summe ma dapurang. Ibu mengambil baju yang sudah tidak dipakai dijadikan lap kotoran di dapur. b. Si Asria ngoso su-summe ma marota. Asria mencuci lap-lap yang sudah kotor. Bentuk summe yang artinya ‘lap’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah kain yang dipakai ibu untuk dijadikan kain lap kotoran di dapur. Sedangkan reduplikasi su-summe yang artinya ‘lap-lap’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi su-summe yang artinya ‘lap-lap’ menyatakan ‘beberapa kain lap’ kotor yang dicuci Asria. 8. a. Bangko paningkoloang si Marlo ma bunda. Bangku yang diduduki Marlo berada di depan. b. Si ppa’ mugei ba-bangko ma buku ruma. Ayah membuat bangku-bangku di belakang rumah. Bentuk bangko yang artinya ‘bangku’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah bangku kelas yang diduduki Marlo. Sedangkan reduplikasi ba-bangko yang artinya ‘bangku-bangku’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ba-bangko yang artinya ‘bangku-bangku’ menyatakan beberapa bangku yang dibuat ayah di belakang rumah. 9. a. Si Tatok tambanangne bidah ma di asa’ne sambayah ma mansigi. Tatok meninggalkan sarung yang dipakainya sembahyang di mesjid. b. Bi-bidah ma ingge diasa’ dibunang si mma ka mbo’. Sarung-sarung yang tidak dipakai diberikan ibu kepada nenek. Bentuk bidah yang artinya ‘sarung’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah sarung yang ditinggalkan Tatok di mesjid. Sedangkan reduplikasi bi-bidah yang artinya sarung-sarung dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi bi-bidah yang artinya ‘sarung-sarung’ menyatakan beberapa sarung yang diberikan ibu kepada nenek. 2) Menyatakan makna ‘sifat lebih dari’ 1. a. Si mma’ milli pot bunge ma dikki. Ibu membeli pot bunga yang kecil. b. Bua kadondoh mantri Subur masi di-dikki. Buah kedondong mantri Subur masih kecil-kecil. Bentuk dikki yang artinya ‘kecil’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah pot bunga kecil yang dibeli Ibu. Sedangkan reduplikasi di-dikki yang artinya ‘kecilkecil’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat banyak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi di-dikki yang artinya ‘kecil-kecil’ menyatakan buah kedondong milik mantri Subur masih ‘banyak yang kecil’. 2. a. Bua lansat ma di billi to Batto isse ne lissang. Buah langsat yang dibeli om Batto rasanya begitu asam. b. Si Wis dempe nginta bua ma li-lissang. Wis suka makan buah yang asam-asam. Bentuk lissang yang artinya ‘asam’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai rasa asam pada buah langsat yang dibeli om Batto. Sedangkan reduplikasi li-lissang yang artinya ‘asam-asam’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi li-lissang yang artinya ‘asam-asam’ menyatakan Wis suka berbagai macam buah yang rasanya asam. 3. a. Badang si Debi karincah likka iyema piddi. Badan Debi menjadi kurus selepas sakit. b. Pelem ma indosiar pamaingne ka-karincah bone anu loong-loong. Film yang di putar di indosiar pemainnya kurus-kurus dan hitam-hitam. Bentuk karincah yang artinya ‘kurus’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai badan Debi yang ‘menjadi kurus’ selepas sakit. Sedangkan reduplikasi ka-karincah yang artinya ‘kurus-kurus’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ka-karincah yang artinya ‘kurus-kurus’ menyatakan beberapa pemain yang kurus dan hitam-hitam dalam film yang di putar Indosiar. 3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’ 1. a. Si Alwia dempe dumalang beke sehene ka sikole kuto dutai sepedane. Alwia lebih senang jalan kaki bersama temanya ke sekolah dibandingkan naik sepeda. b. Si Wawan di boe kka’ne du-dumalang mau missa llou. Wawan selalu di ajak kakaknya jalan-jalan setiap sore. Bentuk dumalang yang artinya ‘jalan’ dalam kalimat (a) menyatakan ‘makna melakukan sesuatu yaitu Alwia lebih senang berjalan kaki dengan temannya daripada menggunakan kendaraan ke sekolah. Sedangkan reduplikasi du-dumalang yang artinya ‘jalan-jalan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’ yaitu ‘jalan’. 2. a. Katis nabangang mmane madatei si Wasna pore mandi. Setelah membantu ibu memasak Wasna langsung mandi. b. Likka lagi sangang sampe itu si Asrul ingge mina Ma-mandi du. Sejak pagi tadi sampai sekarang Asrul belum mandi-mandi juga. Bentuk mandi yang artinya ‘mandi’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai ‘melakukan sesuatu’ yaitu Wasna pergi mandi setelah membantu ibunya memasak. Sedangkan reduplikasi ma-mandi yang artinya ‘mandi-mandi’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ma-mandi yang artinya ‘mandi-mandi’ menyatakan Asrul belum mandi juga sejak pagi sampai sekarang. 3. a. Ma panarimaang lapor si Novi ningkolo ma siddi mmane. Saat penerimaan raport Novi duduk di samping ibunya. b. Si Rici ni-ningkolo ma deker jambatah beke sehene ma maing gitar. Rici sering duduk-duduk di jembatan bersama temannya sambil bermain gitar. Bentuk ningkolo yang artinya ‘duduk’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai melakukan sesuatu yaitu Novi duduk disamping ibunya saat penerimaan raport. Sedangkan reduplikasi ni-ningkolo yang artinya ‘duduk-duduk’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ni-ningkolo yang artinya ‘duduk-duduk’ menyatakan Rici dan temannya duduk di jembatan sambil bermain gitar. 4) Menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’ dan ‘mengalami hal seperti pada bentuk dasar’ 1. a. Si Kasma dempene balajar dangang kuto ye na ma kolompo’. Kasma lebih suka belajar sendiri dibandingkan belajar kelompok. b. Jamaah ma birra daha jere da-dangang te ma nanggoh iye si tuloh kite bone ringang. Pekerjaan yang berat jangan dilakukan sendiri-sendiri baiknya saling membantu biar mudah. Bentuk dangang yang artinya ‘sendiri’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai Kasma lebih suka belajar seorang diri daripada belajar kelompok. Sedangkan reduplikasi da-dangang yang artinya ‘sendiri-sendiri’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi dadangang yang artinya ‘sendiri-sendiri’ menyatakan, pekerjaan yang dilakukan seorang diri akan terasa susah atau berat sebaiknya dikerjakan bersama-sama agar terasa mudah atau ringan. 2. a. Si Kipli milliang puto Roki tambar kool ma apotik. Kipli membelikan om Roki obat batuk di apotik. b. Due minggu ne to Roki ko-kool puli. Sudah dua minggu om Roki batuk-batuk terus. Bentuk kool yang artinya ‘batuk’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah obat batuk yang dibelikan Kipli untuk omnya. Sedangkan reduplikasi ko-kool yang artinya ‘batuk’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘mengalami hal seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ko-kool yang artinya ‘batukbatuk’ menyatakan ‘batuk yang diderita om Roki sudah dua minggu. 4.3.3 Makna Reduplikasi Disertai Afiks Makna reduplikasi disertai afiks dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah makna reduplikasi disertai afiks dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat. 1) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu pada bentuk dasar’ 1. a. Aga te dolu aku ngalaang boe. Tunggu sebentar saya ambilkan minuman. b. Likka ansini ne si Fahri ma diaga-aga ingge mina niaang. Sudah sejak tadi ditunggu-tunggu Fahri belum datang juga. Bentuk aga yang artinya ‘tunggu’ dalam kalimat (a) bermakna meminta atau menyuruh seseorang untuk menunggu. Sedangkan reduplikasi diaga-aga yang artinya ‘ditunggu-tunggu’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi diaga-aga yang artinya ‘ditunggu-tunggu’ Fahri yang yang ditunggu sejak tadi belum juga datang. 2. a. Bitte si Nappi ma pore ka Kalimmantang. Sudah lama Napri pergi merantau ke Kalimantan. b. Jangan berlama-lama berendam di air nanti masuk angin. Daha ko pabitte-bitte ma parindang ma boe ude pasa’ jarinni ko. Bentuk bitte yang artinya ‘lama’ dalam kalimat (a) bermakna seorang yang sudah lama merantau ke tempat lain yaitu Kalimantan. Sedangkan reduplikasi pabitte-bitte yang artinya ‘berlama-lama’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi pabitte-bitte yang artinya ‘berlama-lama’ yaitu menyatakan suatu sikap untuk tidak lama berendam di air karena bisa masuk angin. 3. a. Min sapulu ne lipu kami pamannaang bo ingge tatummu kami sinsing si Risma. Sepuluh kali kami keliling ditempat itu namun tidak ketemu juga cincin milik Risma. b. Saya dan Minto masih sempat keliling-liling di lapangan Liang. Aku beke si Minto masih palipu-lupu ma lapangan Liah. Bentuk lipu yang artinya ‘keliling’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan sesuatu yaitu berkeliling mencari cincin Risma yang hilang. Sedangkan reduplikasi palipu-lipu yang artinya ‘keliling-liling’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi palipu-lipu yang artinya ‘keliling-liling’ menyatakan saya dan Minto yang masih sempat berkeliling di lapangan Liang. 4. a. Mau nia si mma’ palou nu aku ma ruma si mbo. Jika mama datang panggil saya di rumahnya nenek. b. Si Minto dipalou-palou ele si Erik bo ingge’ kalene. Minto dipanggil-panggil Erik tapi dia tidak mendengarnya. Bentuk palou yang artinya ‘panggil’ dalam kalimat (a) bermakna meminta melakukan sesuatu yaitu si saya meminta dirinya dipanggil apabila ibunya datang. Sedangkan reduplikasi dipalou-palou yang artinya ‘dipanggil-panggil’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi dipalou-palou yang artinya ‘dipanggil-panggil’ menyatakan Erik yang memanggil Minto tapi tidak didengarkan. 5. a. Si Ayya talou ma meyoh. Ayya paling takut sama kucing. b. Si Ira bisere pelem setang na paki-pakitalou ne si Anti. Ira sengaja bercerita tentang film horor untuk menakut-nakuti Anti. Bentuk talou yang artinya ‘takut’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan yang dialami yaitu rasa takut Ayya terhadap kucing. Sedangkan reduplikasi pakipakitalou yang artinya ‘menakut-nakuti’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi paki-pakitalou yang artinya ‘menakut-nakuti’ menyatakan melakukan hal untuk menakuti yaitu si Ira becerita tentang film horor untuk membuat takut Anti. 6. a. Ambur nu dakki misis ma diata kompeh bone takite malasso. Hambur sedikit coklat meses di atas kue biar kelihatan indah. b. Mau mole tas beke badune jere diambur-amburang batti. Setiap pulang sekolah seragam dan tasnya dihambur-hamburkan begitu saja. Bentuk ambur yang artinya ‘hambur’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan suatu hal yaitu menghamburkan coklat meses di atas kue. Sedangkan reduplikasi ambur-amburang yang artinya ‘dihambur-hamburkan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar ’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi ambur-amburang yang artinya ‘dihambur-hamburkan’ menyatakan meghamburkan tas dan seragam sekolah sacara berserakan. 7. a. Si Lisna ingge gegge lagi minteh bissi ele birrane. Lisna sudah tidak kuat memegang besi karena beratnya. b. Si Dasri pagegge-geggene nyempa bola. Dasri menendang bola dengan sekuat-kuatnya Bentuk gegge yang artinya ‘kuat’ dalam kalimat (a) bermakna tidak memiliki kemampuan yaitu Lisna tidak mampu lagi menahan berat besi yang dipegangnya. Sedangkan reduplikasi pagegge-geggene yang artinya ‘sekuatkuatnya’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar ’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi pagegge-geggene yang artinya ‘sekuat-kuatnya’ menyatakan Dasri menendang bola dengan sekuat tenaganya. 8. a. Si mma marebe mau batung kallauang aku. Ibu selalu marah jika saya terlambat bangun pagi. b. Si Acil diparebe-rebeang ele gurune ele takatonang ngaroko ma sikole. Acil dimarah-marahi gurunya karena ketahuan merokok di sekolah. Bentuk marebe yang artinya ‘marah’ dalam kalimat (a) bermakna menjadi kebiasaan yaitu ibu menajdi marah jika saya terlambat bangun pagi. Sedangkan reduplikasi diparebe-rebeang yang artinya ‘dimarah-marahi’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan suatu tindakan seperti pada bentuk dasar ’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi diparebe-rebeang yang artinya ‘dimarah-marahi’ menyatakan guru memarahi Acil yang ketahuan merokok di sekolah. 9. a. Daha anda’ nu below batu tarua manusie jena. Jangan main lempar batu sembarangan nanti bisa kena orang lain. b. Dayah ma ta takoe ma ringgi dianda’-anda’kang ka dialang kas. Ikan yang terjaring dilempar-lemparkan ke dalam kas. Bentuk anda’ yang artinya ‘lempar’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan sesuatu yaitu jangan melempar batu sembarangan nanti kena orang. Sedangkan reduplikasi dianda’-anda’kang yang artinya ‘dilempar-lemparkan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi dianda’-anda’kang yang artinya ‘dilempar-lemparkan’ menyatakan melemparkan ikan yang terjaring ke dalam kas. 2) Menyatakan makna ‘sesuatu yang disengaja’ dan ‘suatu tindakan secara mendadak atau tiba-tiba’ 1. a. Buke nu dolu jendela kamarnu bone pasa’ llou bone ingge pittah. Buka jendela kamarmu agar cahaya bisa masuk dan tidak gelap. b. Daha palalonu pintu tabuke-buke batti. Jangan biarkan pintu terbuka-buka seperti itu. Bentuk buka yang artinya ‘buka’ dalam kalimat (a) bermakna meminta untuk melakukan sesuatu yaitu membuka jendela kamar agar terang dan udara didalam kamar tidak pengap. Sedangkan reduplikasi tabuke-buke yang artinya ‘terbuka-buka’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sesuatu yang disengaja’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi tabuke-buke yang artinya ‘terbuka-buka’ yaitu menyatakan pintu sengaja dibiarkan terbuka. 2. a. Si Faiz di konjo ye ele kka’ne. Faiz dibuat kaget kakaknya. b. Sito takonjo-konjo makale lleh panimba dayah. Sito terkaget-kaget mendengar bunyi letusan bom ikan. Bentuk konjo yang artinya ‘kaget’ dalam kalimat (a) bermakna suatu tindakan yang dilakukan secara mendadak atau tiba-tiba yaitu Faiz mendadak kaget karena kakaknya. Sedangkan reduplikasi takonjo-konjo yang artinya ‘terkaget-kaget’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘suatu tindakan secara mendadak atau tibatiba’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi takonjo-konjo yang artinya ‘terkagetkaget’ menyatakan Sito tiba-tiba kaget oleh bunyi bom ikan. 3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’ 1. a. Sinnah ne llung ne luppe ie nikke. Hidupnya jadi senang setelah ia menikah. b. Jere pasinnah-sinnah jamaahnu kuto na nuloh sehenu. Kerjaanmu hanya bersenang-senang tidak mau membantu teman. Bentuk sinnah yang artinya ‘senang’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan yang dialami yaitu selepas menikah hidupnya menjadi senang. Sedangkan reduplikasi pasinnah-sinnah yang artinya ‘bersenang-senang’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi pasinnah-sinnah yang artinya ‘bersenang-senang’ menyatakan suatu keadaan seseorang yang hanya mau hidup senang dan tidak mau saling membantu. 2. a. Si Irfan sissa, nappas ne dabui. Irfan menderita sesak napas semalam. b. Tuku lebaran panumpang ma mole tasissa’-sissa’ ne. Mendekati lebaran penumpang yang mudik mulai bersesak-sesakkan. Bentuk sissa yang artinya ‘sesak’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan yang diderita yaitu si Irfan menderita sesak nafas semalam. Sedangkan reduplikasi tasissa’-sissa’ yang artinya ‘bersesak-sesakkan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi tasissa’-sissa’ yang artinya ‘bersesak-sesakkan’ menyatakan suatu keadaan yang dialami para penumpang yaitu bersesak-sesakkan saat mudik menjelang lebaran. 4) Menyatakan makna ‘mengalami suatu keadaan seperti pada bentuk dasar’ a. Uppi below ne Si Linda elene ma nontong pelem setang. Linda mimpi buruk gara-gara nonton film horor. b. Pelem setang ma tipi tauppi-uppi si Muti ma tidorne ele beketaloune. Film horror di televisi sangat menyeramkan sampai Muti termimpi-mimpi dalam tidurnya. Bentuk uppi yang artinya ‘mimpi’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan yang dialami yaitu Linda mengalami mimpi buruk karena nonton film horor. Sedangkan reduplikasi tauppi-uppi yang artinya ‘termimpi-mimpi’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘mengalami suatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi tauppi-uppi yang artinya ‘termimpi-mimpi’ menyatakan saking takutnya Muti, film horor yang ditonton terbawa ke dalam mimpinya. 5) Menyatakan makna ‘jamak’ 1. a. Si Wawan tullu kka dindene. Wawan punya tiga kakak perempuan. b. Si Wawan limongan ma kka-kkane ma sikole ma kampoh sehe. Wawan rindu kakak-kakaknya yang sekolah di luar kota. Bentuk kka’ yang artinya ‘kakak’ dalam kalimat (a) bermakna mempunyai yaitu Wawan mempunyai tiga orang kakak perempuan. Sedangkan reduplikasi kkakkane yang artinya ‘kakak-kakaknya’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi kka-kkane yang artinya ‘kakak-kakaknya’ menyatakan Wawan merindukan beberapa orang kakaknya yang sekolah di luar kota. 2. a. Daha ko kuri ma pamannang ma marota. Jangan main di tempat yang kotor. b. Si Faiz perene kuri-kuriang likka ma om Anto. Faiz sudah banyak menerima main-mainan dari om Anto. Bentuk kuri yang artinya ‘main’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan sesuatu yaitu dilarang bermain di tempat yang kotor. Sedangkan reduplikasi kurikuriang yang artinya ‘main-mainan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak ’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi kuri-kuriang yang artinya ‘main-mainan’ menyatakan beberapa mainan yang diberikan om Anto kepada Faiz. 6) Menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’ ‘menjadi tidak berlainan’ 1. a. Piddi si mbo Karepo ingge minaang. Sakit yang diderita nenek Karepo belum juga sembuh. b. Si kka’ Aini piddi-piddiang likka mole ma Labobo. Sejak pulang dari Labobo kak Aini sakit-sakitan. Bentuk piddi yang artinya ‘sakit’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan yang dialami yaitu nenek Karepo belum sembuh juga dari sakitnya. Sedangkan reduplikasi piddi-piddiang yang artinya ‘sakit-sakitan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi piddi-piddiang yang artinya ‘sakit-sakitan’ menyatakan kak Aini menjadi sakit-sakitan sepulang dari Labobo. 2. a. Sipa’ si Rini sadiri beke kka’ne. Sifat Rini yang pendiam beda dengan kakaknya. b. Madialang agama ingge disadiri-sadiriang ma pere doine beke ma missa. Dalam agama tidak dibeda-bedakan kaya dan miskin. Bentuk sadiri yang artinya ‘beda’ dalam kalimat (a) bermakna sesuatu yang berlainan yaitu sifat Rini yang berlainan dengan kakaknya. Sedangkan reduplikasi disadiri-sadiriang yang artinya ‘dibeda-bedakan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘menjadi tidak berlainan’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi disadirisadiriang yang artinya ‘dibeda-bedakan’ menyatakan dalam agama kaya dan miskin tidak berlainan semua sama. 7) Menyatakan makna ‘menjadi beramai-ramai’ dan ‘menjadikan seperti pada bentuk dasar’ a. Si eye Poni ingge dadi nia lebaran taong itu. Tante Poni tidak jadi datang lebaran tahun ini. b. Manontong mania-niaang na nontong bola. Penonton sudah berdatang-datangan untuk menyaksikan final sepakbola. Bentuk nia yang artinya ‘datang’ dalam kalimat (a) bermakna mempunyai tujuan yaitu tante Poni tidak jadi datang lebaran tahun ini. Sedangkan reduplikasi mania-niaang yang artinya ‘berdatang-datangan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘menjadi beramai-ramai’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi mania-niaang yang artinya ‘berdatang-datangan’ menyatakan para penonton sudah ramai mendatangi pertandingan final sepakbola.