BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi bahasa Bajo yang dilaksanakan di desa
Bajo kecamatan Liang, kabupaten Banggai, provinsi Sulawesi Tengah ditemukan tiga bentuk
reduplikasi bahasa Bajo. Ketiga bentuk reduplikasi bahasa Bajo yaitu reduplikasi seluruh,
reduplikasi sebagian, dan reduplikasi disertai afiks. Pengkategorian dilakukan berdasarkan
bentuk reduplikasinya dan makna reduplikasi sebagai proses reduplikasi serta makna
berdasarkan bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Data yang berhasil dikumpulkan diuraikan
sebagai berikut.
4.1 Bentuk Reduplikasi Bahasa Bajo
Bentuk reduplikasi bahasa Bajo yang ditemukan dalam penelitian ini ada tiga bentuk
reduplikasi. Bentuknya yaitu bentuk reduplikasi seluruh, bentuk reduplikasi sebagian, dan
bentuk reduplikasi yang disertai afiks. Bentuk reduplikasi yang disertai afiks dibagi menjadi
tiga yaitu reduplikasi yang disertai prefiks, sufiks dan konfiks. Bentuk perubahan bunyi tidak
ditemukan dalam bahasa Bajo. Di bawah ini akan diuraikan bentuk dan kategori gramatikal
reduplikasi serta makna reduplikasi bahasa Bajo.
4.1.1 Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo
Reduplikasi seluruh adalah reduplikasi yang terjadi pada keseluruhan bentuk dasar.
Reduplikasi seluruh yang dikumpulkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
No
1
2
3
4
5
6
7
Bentuk
Dasar
ala’
anna’
badu
baha
baka
bangngo’
batung
Reduplikasi
ala’-ala’
anna’-anna’
badu-badu
baha-baha
baka-baka
bangngo’-bangngo
batung-batung
Terjemahan
baik
anak
baju
bengkak
luka
bodoh
bangun
→
→
→
→
→
→
→
baik-baik
anak-anak
baju-baju
bengkak-bengkak
luka-luka
bodoh-bodoh
bangun-bangun
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
bigge
bolotu
bono
bulang
buntu
bure’
dangei
dayah
dindeh
due
ebar
engko
geger
handu’
intang
jah
jambang
kummi
lalang
langkou
larah
lime
llou
loong
malasso
mano’
mire
mma
mmpa’
mole
nangis
ngenge
nginung
ngoya’
nguntu’
ningkille
ningkinde
nnang
nyuloh
omah
pae’
pakakas
pere
piddi
puyyang
qoraang
raha’
sandal
sangang
sanggar
bigge-bigge
bolotu-bolotu
bono-bono
bulang-bulang
buntu-buntu
bure’-bure’
dangei-dangei
dayah-dayah
dindeh-dindeh
due-due
ebar-ebar
engko-engko
geger-geger
handu’-handu’
intang-intang
jah-jah
jambang-jambang
kummi-kummi
lalang-lalang
langkou-langkou
larah-larah
lime-lime
llou-llou
loong-loong
malasso-malasso
mano’-mano’
mire-mire
mma-mma
mmpa’-mmpa’
mole-mole
nangis-nangis
ngenge-ngenge
nginung-nginung
ngoya’-ngoya’
nguntu’-nguntu’
ningkille-ningkille
ningkinde-ningkinde
nnang-nnang
nyuloh-nyuloh
omah-omah
pae’-pae’
pakakas-pakakas
pere-pere
piddi-piddi
puyyang-puyyang
qoraang-qoraang
raha’-raha’
sandal-sandal
sangang-sangang
sanggar-sanggar
besar
perahu
pukul
bulan
busuk
cantik
berapa
ikan
dinding
dua
kira
ekor
ribut
handuk
ingat
jam
berak
kencing
jalan
tinggi
mahal
lima
hari
hitam
bagus
ayam
merah
ibu
empat
pulang
menangis
pedas
minum
teriak
kentut
pria
gadis
enam
biru
kerang
pahit
alat
banyak
sakit
jemur
al-quran
jahat
sendal
malam
goreng
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
besar-besar
perahu-perahu
pukul-pukul
bulan-bulan
busuk-busuk
cantik-cantik
berapa-berapa
ikan-ikan
dinding-dinding
dua-dua
kira-kira
ekor-ekor
ribut-ribut
handuk-handuk
ingat-ingat
jam-jam
berak-berak
kencing-kencing
jalan-jalan
tinggi-tinggi
mahal-mahal
lima-lima
hari-hari
hitam-hitam
bagus-bagus
ayam-ayam
merah-merah
ibu-ibu
empat-empat
pulang-pulang
menangis-nangis
pedas-pedas
minum-minum
teriak-teriak
kentut-kentut
pria-pria
gadis-gadis
enam-enam
biru-biru
kerang-kerang
pahit-pahit
alat-alat
banyak-banyak
sakit-sakit
jemur-jemur
alqur’an-al-qur’an
jahat-jahat
sendal-sendal
malam-malam
goreng-goreng
57
58
59
60
61
62
63
64
tikolo
tobe
tuddu
tullu
ubbo
urang
uwwa
uye
tikolo-tikolo
tobe-tobe
tuddu-tuddu
tullu-tullu
ubbo-ubbo
urang-urang
uwwa-uwwa
uye-uye
→
→
→
→
→
→
→
→
kepala
marah
tendang
tiga
buku
hujan
bapak
bernyanyi
kepala-kepala
marah-marah
tendang-tendang
tiga-tiga
buku-buku
hujan-hujan
bapak-bapak
bernyanyi-nyanyi
Berdasarkan hasil penelitian selain bentuk reduplikasi seluruh yang diuraikan di atas
dalam penelitian ditemukan juga bentuk para-para, terjemahannya yaitu ‘rak-rak’. Bentuk
para-para dalam bahasa Bajo tidak dapat disebut reduplikasi seluruh, karena bentuk para
merupakan bentuk yang terikat atau tidak dapat digunakan dalam bahasa Bajo, jika bentuk
para tidak dilekati afiks dan tidak mengalami proses reduplikasi. Misalnya bentuk para
dilekati prefiks menjadi bentuk ma-para, terjemahannya yaitu ‘di rak’.
4.1.2 Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo
Reduplikasi sebagian adalah reduplikasi yang terjadi pada sebagian bentuk dasar.
Bentuk reduplikasi yang ditemukan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Bentuk
Dasar
asu
badoh
bangka
bangko
bangngo
bidah
binatah
bisere
bongko’
botteh
bunge
bui
cungu’
damar
dambi
dambu
dangang
daong
dikki
Reduplikasi
a-asu
ba-badoh
ba-bangka
ba-bangko
ba-bangngo
bi-bidah
bi-binatah
bi-bisere
bo-bongko’
bo-botteh
bu-bunge
bu-bui
cu-cungu’
da-damar
da-dambi
da-dambu
da-dangang
da-daong
di-dikki
Terjemahan
anjing
kerang
mainan
bangku
bodoh
kain
binatang
cerita
bungkuk
nikah
bunga
bui
sedikit
lampu
sebelah
satu
sendiri
daun
kecil
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
anjing-anjing
kerang-kerang
mainan-mainan
bangku-bangku
bodoh-bodoh
kain-kain
binatang-binatang
bercerita-cerita
membungkuk-bungkuk
nikah-nikah
bunga-bunga
bui-bui
sedikit-sedikit
lampu-lampu
sebelah-sebelah
satu-satu
sendiri-sendiri
daun-daun
kecil-kecil
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
dumalang
gonceh
jamaah
jarinni
kappal
karincah
karas
kool
kumpal
kuneh
langkis
lappa
lissang
lai
lobba’
loong
lumma
mandi
mire
ngampuang
ngedo
ngijja’
ningkolo
nyuloh
paluttu’
pinda’
pario
pissi
ringnga’
romah
rumangi
sangei
summe’
tuku
tirrah
undoh
du-dumalang
go-gonceh
ja-jamaah
ja-jarinni
ka-kappal
ka-karincah
ka-karas
ko-kool
ku-kumpal
ku-kuneh
la-langkis
la-lappa
li-lissang
la-llai
lo-lobba’
lo-loong
lu-lumma
ma-mandi
mi-mire
nga-ngampuang
nge-ngedo
ngi-ngijja’
ni-ningkolo
nyu-nyuloh
pa-paluttu’
pi-pinda’
pa-pario
pi-pissi
ri-ringnga’
ro-romah
ru-rumangi
sa-sangei
su-summe’
tu-tuku
ti-tirrah
u-undoh
jalan
gunting
kerja
dingin
kapal
kurus
karas
batuk
kepal
kuning
pantul
payot
asam
lari
lubang
hitam
gemuk
mandi
merah
pesiar
memancing
menggigil
duduk
biru
apung
pendek
periuk
pancing
keram
hutan
berenang
angin
lap
dekat
terang
ular
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
jalan-jalan
gunting-gunting
kerja-kerja
dingin-dingin
kapal-kapal
kurus-kurus
karas-karas
batuk-batuk
berkepal-kepal
kuning-kuning
terpantul-pantul
payot-payot
asam-asam
berlari-lari
lubang-lubang
hitam-hitam
gemuk-gemuk
mandi-mandi
merah-merah
pesiar-pesiar
memancing-mancing
menggigil-gigil
duduk-duduk
biru-biru
terapung-apung
pendek-pendek
periuk-periuk
pancing-pancing
keram-keram
hutan-hutan
berenang-renang
angin-angin
lap-lap
dekat-dekat
terang-terang
ular-ular
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa bahasa Bajo memiliki
reduplikasi sebagian seperti yang terlihat pada data-data di atas. Reduplikasi sebagian
terjadi pada bentuk dasar bahasa Bajo. Bentuk dasar tersebut, misalnya bentuk summe,
terjemahannya lap mengalami reduplikasi sebagian pada awal suku katanya yaitu susumme,yang terjemahannya lap-lap.
Bentuk su- tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo, karena bentuk su-hanya bisa
digunakan pada saat mengalami proses reduplikasi sebagian dalam bahasa Bajo. Hal
tersebut berlaku juga pada bentuk kata yang telah mengalami reduplikasi sebagian bahasa
Bajo seperti data yang diuraikan di atas.
4.1.3 Reduplikasi Disertai Afiks Bahasa Bajo
Reduplikasi disertai afiks adalah reduplikasi yang terjadi pada bentuk dasar dan
disertai penambahan afiks. Bentuk reduplikasi berimbuhan yang ditemukan pada penelitian
ini dibagi menjadi tiga, yaitu reduplikasi yang disertai penambahan prefiks, sufiks dan
konfiks. Data yang ditemukan berdasarkan bentuk reduplikasi berimbuhan akan diuraikan
sebagai berikut.
4.1.3.1 Reduplikasi Disertai Prefiks
Reduplikasi yang disertai prefiks yaitu reduplikasi yang terjadi dengan disertai
prefiks. Prefiks yang ditemukan pada penelitian ini yaitu di-, dipa, dipaka-, dipaki, ma-,
pa-, paka-, paki-, si-, dan ta-. Di bawah ini akan diuraikan bentuk redupliksi yang disertai
prefiks.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Bentuk
Dasar
aga’
ala’
ambur
ando’
bakus
bale’
bilah
bilah
bitte’
boe
buke
bunang
darue
datei
didi’
gantoh
jajou
jejer
kapah
keteng
Reduplikasi
diaga’-aga’
dipaki-pakiala
taambur-ambur
paando’-ando’
sibakus-bakus
tabale’-bale’
dibilah-bilah
mamilah-milah
pabitte’-bitte’
taboe-boe
tabuke-buke
dibunang-bunang
padarue-darue
madatei-datei
dididi’-didi’
tagantoh-gantoh
dipajajou-jajou
pajejer-jejer
pangapah-ngapah
diketeng-keteng
Terjemahan
tunggu
baik
hambur
angguk
peluk
balik
hitung
hitung
lama
bawa
buka
beri
sama
masak
kipas
gantung
sibuk
urut
tuduh
angkat
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
ditunggu-tunggu
memperbaik-baiki
berhambur-hamburan
mengangguk-angguk
berpeluk-pelukan
terbalik-balik
dihitung-hitung
menghitung-hitung
berlama-lama
terbawa-bawa
terbuka-buka
diberi-berikan
disama-samakan
memasak-masak
dikipas-kipas
tergantung-gantung
disibuk-sibukkan
beurut-urut
menuduh-nuduh
diangkat-angkat
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
kite
koe’
konjo
kuar
kumpal
kurah
laong
linguo
linnya’
lipu’
lleh
luppa’
mintidda
mire
missi’
palou
panaya’
peleh
poto
raha’
raha’
rikka’
santa’
selo
sempa
sinnah
sissa’
sumpi’
talou
talou
tando’
tangar
tiba
timba’
toro
tunu
unja’
unjal
uppi’
uro’
takite-kite
takoe-koe
takonjo-konjo
dikuar-kuar
takumpal-kumpal
pakurah-kurah
palaong-laong
palingou-lingou
palinnya’-linnya’
palipu’-lipu
malleh-lleh
diluppa’-luppa’
tamintidda-mintidda
pamire-mire
pamissi’-missi’
dipalou-palou
dipanaya’-panaya’
papeleh-peleh
dipoto-poto
dipaka-pakaraha’
paka-pakaraha’
parikka-rikka’
sisanta’-santa’
manyelo-nyelo
tasempa-sempa
pasinnah-sinnah
tasissa’-sissa’
pasumpi’-sumpi’
dipaki-pakitalou
paki-pakitalou
panando’-nando’
ditangar-tangar
tatiba-tiba
manimba’-nimba’
panoro-noro
tatunu-tunu
paunja’-unja’
diunjal-unjal
tauppi’-uppi’
diuro’-uro’
lihat
sandung
kaget
aduk
remas
kurang
lama
cepat
hilang
keliling
bunyi
tampar
sekali
merah
pancing
panggil
panjat
putar
sambung
rusak
rusak
nyala
pukul
ganti
tendang
senang
sesak
sempit
takut
takut
tanduk
tatap
buang
tembak
tunjuk
bakar
ayun
angkut
mimpi
cium
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
terlihat-lihat
tersandung-sandung
terkaget-kaget
mengaduk-aduk
teremas-remas
dikurang-kurangi
berlama-lama
percepat-cepat
menghilang-hilang
berkeliling-keliling
membunyi-bunyikan
ditampar-tampar
sekali-kali
dimerah-merahi
pemancing-pemancing
dipanggil-panggil
dipanjat-panjat
berputar-putar
disambung-sambung
dirusak-rusaki
dirusak-rusakkan
bernyala-nyala
pukul-pukulan
berganti-ganti
ditendang-tendang
bersenang-senang
bersesak-sesakkan
bersempit-sempitan
ditakut-takuti
menakut-nakuti
menanduk-nanduk
ditatap-tatap
terbuang-buang
menembak-nembak
menunjuk-nunjuk
terbakar-bakar
berayun-ayun
diangkut-angkut
termimpi-mmpi
dicium-cium
Prefiks dipaka- dan paka- hanya bisa dilekatkan pada bentuk raha, selain dari
bentuk raha prefiks paka- tidak dapat digunakan. Begitu pula pada prefiks dipaki- dan
paki- hanya bisa dilekatkan pada bentuk ala’ dan talou.
Selain bentuk yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian ini juga ditemukan
bentuk reduplikasi yang disertai prefiks. Seperti pada bentuk palampar-lampar, matitte-
titte, paleya-leya dan tapiri’-piri’. Bentuk-bentuk ini tidak dapat dipisahkan dengan
prefiks karena bentuk dasarnya tidak dapat berdiri sendiri atau terikat. Dibawah ini akan
dijelaskan keempat bentuk tersebut.
Pertama, bentuk palampar, jika dipisahkan dari prefiks pa- maka bentuk lampar
tidak dapat diartikan dan bentuk ini tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo. Selain
prefiks pa- bentuk lampar bisa juga dilekatkan pada prefiks dipa- + lampar dan menjadi
bentuk dipalampar yang artinya ‘dibiarkan’. Bentuk reduplikasinya menjadi bentuk
dipalampar-lampar yang artinya ‘dibiar-biarkan’.
Kedua, bentuk matitte-titte jika dipisahkan dari prefiks ma-, maka bentuk titte tidak
dapat diartikan dan bentuk ini tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo. Selain prefiks
ma- bentuk titte dapat juga dilekatkan pada prefik pa-. Pada prefiks pa- + titte menjadi
bentuk patitte yang artinya ‘dirapikan’. Bentuk reduplikasinya menjadi patitte-titte yang
artinya ‘dirapi-rapikan’.
Ketiga, bentuk dasar dari reduplikasi paleya-leya yaitu paleya yang artinya ‘tidur’.
Bentuk ini bisa dilekatkan pada prefiks di- + paleya menjadi bentuk dipaleya yang artinya
‘menidurkan’.
Keempat, bentuk tapiri’-piri’ berasal dari bentuk dasar piri’. Bentuk piri’ memiliki
arti yang berbeda saat dilekatkan pada prefiks yang berbeda pula. Misalnya dilekatkaan
pada prefiks di- + piri’ artinya mejadi ‘ditarik’, dan bentuk reduplikasinya menjadi
dipiri’-piri’ yang artinya ‘ditarik-tarik’. Sedangkan pada prefiks ta- + piri artinya menjadi
‘terbirit’, dan proses reduplikasinya tapiri’-piri’yang artinya ‘terbirit-birit’.
4.1.3.2 Reduplikasi Disertai Sufiks
Reduplikasi yang disertai penambahan sufiks adalah redupllikasi yang terjadi
dengan disertai sufiks. Sufiks yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu -ang, -kang, -
nang, -ne dan -tang. Dibawah ini akan diuraikan bentuk reduplikasi yang disertai sufiks
dari data yang terkumpul.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Bentuk
Dasar
ada’
anda
base
cappa
engko
gantoh
ingka’
kitta’
kka’
kuri
laku
muri’
ndi’ne
peta’
piddi’
pinde
rikka’
sehe
timbung
Reduplikasi
ada’-ada’ne
anda-andakang
base-baseang
cappa’-cappa’ne
engko-engkone
gantoh-gantohne
ingka’-ingka’tang
kitta’-kitta’kang
kka’-kka’ne
kuri-kuriang
laku-lakune
muri’-muri’ne
ndi’-ndi’ne
peta’-peta’kang
piddi’-piddiang
pinda-pindaang
rikka’-rikkatang
sehe-sehene
timbu-timbunang
Terjemahan
suka
lempar
basah
jatuh
ekor
gantung
ikat
iris
kakak
main
pacar
murid
adik
halus
sakit
pindah
tempel
timbun
teman
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
suka-sukanya
dilempar-lemparkan
berbasah-basahan
terjatuh-jatuh
ekor-ekornya
tergantung-gantung
diikat-ikatkan
diris-iris
kakak-kakaknya
mainan-mainan
pacar-pacarnya
murid-muridnya
adik-adiknya
dihalus-haluskan
sakit-sakitan
memindah-mindahkan
menempel-nempelkan
ditimbun-timbun
teman-temannya
Selain bentuk reduplikasi yang disertai sufiks di atas, ditemukan juga
bentuk
reduplikasi seperti rupa-rupaang, kurung-kurungang dan memme-memmesang. Sufiks
yang melekat pada bentuk tersebut tidak bisa dikatakan sufiks, karena bentuk tersebut
merupakan bentuk yang berdiri sendiri. Lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.
Bentuk rupa-rupaang yaitu bentuk yang telah direduplikasi dari bentuk dasarnya
yaitu rupaang. Bentuk rupaaang terjemahannya berarti ‘macam’, sedangkan bentuk rupa
tidak dapat diartikan dan tidak lazim penggunaannya dalam bahasa Bajo. Bentuk rupa
dapat digunakan apabila telah mendapat reduplikasi dengan bentuk rupaang menjadi
rupa-rupaang yang terjemahannya berarti ‘bermacam-macam’.
Bentuk dasar kurungang dan memmesang sama halnya dengan bentuk rupaang.
Bentuk memmesang terjemahannya berarti ‘nisan’ sedangkan bentuk kurungang
terjemahannya berarti ‘kurungan’. Bentuk kurungang reduplikasinya menjadi kurung-
kurungang terjemahannya berarti ‘kurungan-kurungan’ dan perlu diketahui bahwa bentuk
kurung dalam bahasa Bajo tidak lazim digunakan, bentuk ini hanya bisa digunakan saat
direduplikasi. Begitu pula yang terjadi pada bentuk reduplikasi memme-memmesang yang
terjemahannya berarti ‘nisan-nisan’, bentuk memme tidak dapat digunakan dan hanya bisa
digunakan apabila telah direduplikasi.
4.1.3.3 Reduplikasi Disertai Konfiks
Reduplikasi yang disertai penambahan konfiks yaitu reduplikasi yang terjadi pada
bentuk dasar yang dilekati konfiks. Konfiks yang ditemukan dalam penelitian ini yakni daang, di-ang, di-kang, di-nang, ka-ne, kasi-ne, ma-ang, ma-kang, dan pa-ne.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Bentuk
Dasar
ambur
anja
cappa
dode
due
gegge
kakas
kurah
lambe
lele
lelle
lime
lubbe
marebe
memong
milli
minnya’
nnang
nangis
nia
pere
pore
rindam
ringi’
runtu
sadiri
sambe’
tampo
tapo’
Reduplikasi
diambur-amburang
dianja-anjaang
macappa-cappakang
didoda-dodaang
kasidue-duene
pagegge-geggene
dikakas-kakasang
dikurang-kurangang
dilambe-lambeang
dilele-leleang
dilelle-lellekang
palime-limene
dilubba-lubbanang
diparebe-rebeang
kasimemong-memongne
mamilli-milliang
diminnya’-minnya’ang
kannang-nangne
manangis-nangisang
mania-niaang
papere-perene
kapore-poreang
dirindam-rindamang
paringi’-ringi’ne
diruntu-runtuang
disadiri-sadirirang
disambe-sambeang
ditampo-tampoang
ditapo-tapokang
Terjemahan
hambur →
gertak
→
jatuh
→
atap
→
dua
→
kuat
→
kibas
→
kurang →
lambai →
gilir
→
kejar
→
lima
→
lepas
→
marah
→
semua
→
jual
→
minyak →
enam
→
tangis
→
datang →
banyak →
pergi
→
rendam →
jengkel →
tabrak
→
beda
→
lempar →
siram
→
sembunyi →
dihambur-hamburkan
digertak-gertakkan
berjatuh-jatuhan
diatap-atapi
kedua-duanya
sekuat-kuatnya
dikibas-kibaskan
dikurang-kurangi
melambai-lambai
bergilir-giliran
dikejar-kejar
kelima-limanya
dilepas-lepaskan
dimarah-marahi
semua-muanya
berjual-jualan
diminyak-minyaki
keenam-enamnya
bertangis-tangisan
berdatang-datangan
sebanyak-banyaknya
kesana-kemari
direndam-rendam
sejengkel-jengkelnya
ditabrak-tabrakkan
dibeda-bedakan
dilempar-lemparkan
disiram-sirami
disembunyi-sembunyikan
30
timba’
ditimba’-timbakang
tembak → ditembak-tembakkan
Berdasarkan uraian-uaraian bentuk reduplikasi yang disertai afiks baik disertai oleh
prefiks, sufik dan konfiks, dapat dikatakan bahwa tidak selamanya afiks yang melekat
pada bentuk bahasa Bajo dikatakan afiks. Hal ini dikarenakan bentuk bahasa Bajo yang
tidak bisa digunakan saat bentuk itu tidak disertai afiks atau mengalami reduplikasi.
Misalnya bentuk kurung dan lampar seperti yang telah diuraikan di atas sebelumnya.
Perlu diketahui juga bahwa afiks yang dilekatkan pada reduplikasi bahasa Bajo
memiliki arti yang berbeda dalam pembentukan kata dan kalimat. Misalnya yang terjadi
pada prefiks pa- jika dilekatkan pada kata nando’ bentuknya menjadi pa-nando’ dan
bentuk reduplikasinya menjadi pa-nando’-nando’, artinya yaitu ‘menanduk-nanduk’.
Sebaliknya prefiks pa- jika dilekatkan pada kata darue menjadi bentuk pa-darue dan
bentuk reduplikasinya menjadi pa-darue-darue, artinya menjadi ‘disama-samakan’.
4.2 Kategori Gramatikal Reduplikasi Bahasa Bajo
Kategori gramatikal reduplikasi bahasa Bajo dalam penelitian ini terbagi empat yaitu
nomina, verba, ajektiva dan numeralia. Keempat kategori tersebut akan diuraikan di bawah
ini berdasarkan bentuk reduplikasinya.
4.2.1 Kategori Gramatikal Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo
Reduplikasi seluruh dalam penelitian ini dibagi menjadi empat kategori gramatikal.
Kategori tersebut adalah reduplikasi seluruh berkategori nomina, reduplikasi seluruh
berkategori verba, reduplikasi seluruh berkategori ajektiva, dan reduplikasi seluruh
berkategori numeralia. Dibawah ini akan diuraikan keempat kategori yang telah disebutkan.
4.2.1.1 Reduplikasi Seluruh Berkategori Nomina
Reduplikasi seluruh berkategori nomina dalam penelitian ini diuraikan dari bentuk
dasar dan hasil reduplikasinya. Reduplikasi seluruh yang berkategori nomina diuraikan
dibawah ini yang disertai terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Bentuk Dasar dan Bentuk
Reduplikasi Seluruh
Berkategori Nomina
anna’
→ anna’-anna’
badu
→ badu-badu
bolotu
→ bolotu-bolotu
bulang → bulang-bulang
dayah
→ dayah-dayah
dindeh → dindeh-dindeh
engko
→ engko-engko
handu’ → handu’-handu’
jah
→ jah-jah
lalang
→ lalang-lalang
llou
→ llou-llou
mano’
→ mano’-mano’
mma
→ mma-mma
ningkille → ningkille-ningkille
ningkinde → ningkinde-ningkinde
omah
→ omah-omah
pakakas → pakakas-pakakas
qoraang → qoraang-qoraang
sandal → sandal-sandal
tikolo
→ tikolo-tikolo
ubbo
→ ubbo-ubbo
urang
→ urang-urang
uwwa
→ uwwa-uwwa
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
Seluruh Berkategori Nomina
anak
→ anak-anak
baju
→ baju-baju
perahu → perahu-perahu
bulan → bulan-bulan
ikan
→ ikan-ikan
dinding → dinding-dinding
ekor
→ ekor-ekor
handuk → handuk-handuk
jam
→ jam-jam
jalan
→ jalan-jalan
hari
→ hari-hari
ayam → ayam-ayam
ibu
→ ibu-ibu
pria
→ pria-pria
gadis → gadis-gadis
kerang → kerang-kerang
alat
→ alat-alat
al-quran → alqur’an-al-qur’an
sendal → sendal-sendal
kepala → kepala-kepala
buku
→ buku-buku
hujan → hujan-hujan
bapak → bapak-bapak
Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh yang
berkategori nomina menunjukkan makna yang berbeda. Bentuk dasar yang telah
mengalami proses reduplikasi akan berbeda makna reduplikasinya dengan makna bentuk
dasarnya. Kata anna’ artinya ‘anak’ merupakan bentuk dasar yang telah mengalami proses
reduplikasi menjadi anna’-anna’ artinya ‘anak-anak’. Makna kedua kata tersebut menjadi
berbeda, namun tetap berkategori yang sama, yaitu kategori nomina. Kata anna’ artinya
‘anak’ menyatakan makna seorang anak, sedangkan kata anna’-anna’ artinya ‘anak-anak’
menyatakan makna berberapa anak.
Hal di atas berlaku pula pada kata-kata yang berhasil dikumpulkan pada
reduplikasi seluruh. Kata badu artinya ‘baju’ mengalami proses reduplikasi menjadi badubadu artinya ‘baju-baju’, dan kata mano’ artinya ‘ayam’ mengalami proses reduplikasi
menjadi mano’-mano’ artinya ‘ayam-ayam’, serta kata ningkinde artinya ‘gadis’
mengalami proses reduplikasi ningkinde-nigkinde artinya ‘gadis-gadis’. Perbedaan contoh
yang diuraikan tersebut hanya terjadi pada makna namun kategorinya tetap sama. Makna
pada reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya lebih banyak menyatakan makna jamak
pada reduplikasinya dan makna tunggal pada bentuk dasarnya.
4.2.1.2 Reduplikasi Seluruh Berkategori Verba
Reduplikasi seluruh berkategori verba dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan
bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut terjadi pembentukan
reduplikasi seluruh yang berkategori verba dan disertai terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bentuk Dasar dan Bentuk
Reduplikasi Seluruh
Berkategori Verba
batung → batung-batung
bono
→ bono-bono
intang
→ intang-intang
jambang → jambang-jambang
kummi → kummi-kummi
mole
→ mole-mole
nangis → nangis-nangis
nginung → nginung-nginung
ngoya’ → ngoya’-ngoya’
nguntu’ → nguntu’-nguntu’
puyyang → puyyang-puyyang
sanggar → sanggar-sanggar
tobe
→ tobe-tobe
tuddu
→ tuddu-tuddu
uye
→ uye-uye
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
Seluruh Berkategori Verba
bangun
→ bangun-bangun
pukul
→ pukul-pukul
ingat
→ ingat-ingat
berak
→ berak-berak
kencing
→ kencing-kencing
pulang
→ pulang-pulang
menangis → menangis-nangis
minum
→ minum-minum
teriak
→ teriak-teriak
kentut
→ kentut-kentut
jemur
→ jemur-jemur
goreng
→ goreng-goreng
marah
→ marah-marah
tendang
→ tendang-tendang
bernyanyi → bernyanyi-nyanyi
Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh yang
berkategori verba menunjukkan makna yang berbeda. Bentuk dasar yang telah mengalami
proses reduplikasi akan berbeda makna reduplikasinya dengan makna bentuk dasarnya.
Kata bono artinya ‘pukul’ merupakan bentuk dasar yang telah mengalami proses
reduplikasi menjadi bono-bono artinya ‘pukul-pukul’. Makna kedua kata tersebut menjadi
berbeda, namun tetap berkategori sama, yaitu berkategori verba. Kata bono artinya ‘pukul’
menyatakan makna melakukan sesuatu gerakan dengan tangan, sedangkan kata bono-bono
artinya ‘pukul-pukul’ menyatakan makna melakukan sesuatu berulang-ulang seperti pada
bentuk dasar.
Hal di atas berlaku pula pada kata-kata yang berhasil dikumpulkan pada
reduplikasi seluruh. Kata nangis artinya ‘menangis’ mengalami proses reduplikasi menjadi
nangis-nangis artinya ‘menangis-nangis’, dan kata ngoya artinya ‘teriak’ mengalami
proses reduplikasi menjadi ngoya’-ngoya’ artinya ‘teriak-teriak’, serta kata uye artinya
‘bernyanyi’ mengalami proses reduplikasi uye-uye artinya ‘bernyanyi-nyanyi’. Perbedaan
contoh yang diuraikan tersebut hanya terjadi pada makna namun kategorinya tetap sama.
Makna pada reduplikasi seluruh berkategori verba dan bentuk dasarnya lebih banyak
menyatakan makna melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar.
4.2.1.3 Reduplikasi Seluruh Berkategori Ajektiva
Reduplikasi seluruh berkategori ajektiva dalam penelitian ini diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar terjadi
pembentukan reduplikasi seluruh berkategori ajektiva yang disertai terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bentuk Dasar dan Bentuk
Reduplikasi Seluruh
Berkategori Ajektiva
ala’
→ ala’-ala’
baha
→ baha-baha
baka
→ baka-baka
bangngo’ → bangngo’-bangngo
bigge
→ bigge-bigge
buntu
→ buntu-buntu
bure’
→ bure’-bure’
geger
→ geger-geger
langkou → langkou-langkou
larah
→ larah-larah
loong
→ loong-loong
malasso → malasso-malasso
mire
→ mire-mire
ngenge → ngenge-ngenge
nyuloh → nyuloh-nyuloh
pae’
→ pae’-pae’
piddi
→ piddi-piddi
Terjemahan Bentuk Dasar dan
Bentuk Reduplikasi Seluruh
Berkategori Ajektiva
baik
→ baik-baik
bengkak → bengkak-bengkak
luka
→ luka-luka
bodoh → bodoh-bodoh
besar → besar-besar
busuk → busuk-busuk
cantik → cantik-cantik
ribut
→ ribut-ribut
tinggi → tinggi-tinggi
mahal → mahal-mahal
hitam → hitam-hitam
bagus → bagus-bagus
merah → merah-merah
pedas → pedas-pedas
biru
→ biru-biru
pahit
→ pahit-pahit
sakit
→ sakit-sakit
18
19
raha’
→
sangang →
raha’-raha’
sangang-sangang
jahat
→ jahat-jahat
malam → malam-malam
Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh bahasa
Bajo yang berkategori ajektiva mengalami perbedaan makna bentuk dasar dan bentuk
reduplikasinya. Kata ala’ artinya ‘baik’ menyatakan makna suatu sifat, sedangkan kata
ala’-ala’ artinya ‘baik-baik’ menyatakan makna suatu sifat seperti pada bentuk dasar.
Perbedaan makna berlaku juga pada kata-kata di atas, misalnya di antaranya kata
baka artinya ‘luka’ menyatakan makna mengalami sesuatu, sedangakan baka-baka artinya
‘luka-luka’ menyatakan makna mengalami atau menderita sesuatu lebih dari seperti pada
bentuk dasar. Perbedaan makna yang terjadi pada bentuk dasar dan bentuk reduplikasi
tidak mengubah kategori gramatikalnya.
4.2.1.4 Reduplikasi Seluruh Berkategori Numeralia
Reduplikasi seluruh berkategori numeralia dalam penelitian ini diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk
menjadi reduplikasi seluruh berkategori ajektiva yang disertai terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Bentuk Dasar dan Bentuk
Reduplikasi Seluruh
Berkategori Numeralia
dangei → dangei-dangei
due
→ due-due
ebar
→ ebar-ebar
lime
→ lime lime
mmpa’ → mmpa’-mmpa’
nnang
→ nnang-nnang
pere
→ pere-pere
tullu
→ tullu-tullu
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
Seluruh Berkategori Numeralia
berapa → berapa-berapa
dua
→ dua-dua
kira
→ kira-kira
lima
→ lima-lima
empat
→ empat-empat
enam
→ enam-enam
banyak → banyak-banyak
tiga
→ tiga-tiga
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh
bahasa Bajo yang berkategori numeralia mengalami perbedaan pada makna bentuk dasar
dan reduplikasinya. Contoh, kata ebar artinya ‘kira’ menyatakan makna suatu dugaan atau
perhitungan, sedangkan kata ebar-ebar artinya ‘kira-kira’ menyatakan makna kurang lebih
atau masih menimbang-nimbang suatu masalah.
Perbedaan makna terlihat juga pada kata-kata di atas, di antaranya kata pere artinya
‘banyak’ menyatakan makna suatu jumlah, sedangkan kata pere-pere artinya ‘banyakbanyak’ menyatakan makna jumlah yang berlebihan. Kata due artinya ‘dua’ menyatakan
makna lambang bilangan, sedangkan bentuk due-due artinya ‘dua-dua’ menyatakan makna
dua demi dua. Perbedaan makna hanya terlihat pada bentuk dasar dan bentuk
reduplikasinya, namun tetap berkategori sama.
4.2.2 Kategori Gramatikal Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo
Reduplikasi sebagian bahasa Bajo dalam penelitan ini yaitu reduplikasi yang terjadi
secara sebagian pada bentuk dasar. Kategori reduplikasi bahasa Bajo dibagi menjadi empat
kategori yaitu nomina, verba, ajektiva dan numeralia. Keempat kategori tersebut diuraikan
dibawah ini.
4.2.2.1 Reduplikasi Sebagian Berkategori Nomina
Reduplikasi sebagian berkategori nomina dalam penelitian ini diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar
tersebut dibentuk menjadi reduplikasi sebagian yang berkategori nomina disertai
terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bentuk Dasar dan Bentuk
Reduplikasi Sebagian
Berkategori Nomina
asu
→ a-asu
badoh → ba-badoh
bangka → ba-bangka
bangko → ba-bangko
bidah → bi-bidah
binatah → bi-binatah
bunge → bu-bunge
bui
→ bu-bui
daong → da-daong
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
Sebagian Berkategori Nomina
anjing
→ anjing-anjing
kerang → kerang-kerang
mainan → mainan-mainan
bangku → bangku-bangku
kain
→ kain-kain
binatang → binatang-binatang
bunga
→ bunga-bunga
bui
→ bui-bui
daun
→ daun-daun
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
damar
gonceh
kappal
karas
lappa
lobba’
pario’
pissi
romah
sangei
summe’
undoh
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
da-damar
go-gonceh
ka-kappal
ka-karas
la-lappa
lo-lobba’
pa-pario’
pi-pissi
ro-romah
sa-sangei
su-summe’
u-undoh
lampu
gunting
kapal
karas
payot
lubang
periuk
pancing
hutan
angin
lap
ular
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
lampu-lampu
gunting-gunting
kapal-kapal
karas-karas
payot-payot
lubang-lubang
periuk-periuk
pancing-pancing
hutan-hutan
angin-angin
lap-lap
ular-ular
Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian sama
halnya dengan reduplikasi seluruh yang memiliki perbedaan makna pada bentuk dasar dan
bentuk reduplikasinya. Contoh, kata damar artinya ‘lampu’ menyatakan makna alat
penerang, sedangkan da-damar artinya ‘lampu-lampu’ menyatakan makna beberapa alat
penerang. Kata tersebut memang berbeda makna, namun berkategori yang sama, yaitu
berkategori nomina.
Perbedaan makna berlaku juga pada kata-kata seperti yang terlihat di atas, namun
berkategori sama yaitu nomina. Di antaranya kata lobba’ artinya ‘lubang’ yang
menyatakan makna suatu celah atau liang, sedangkan lo-lobba artinya ‘lubang-lubang’
menyatakan makna beberapa celah atau liang, dan kata undoh artinya ‘ular’ yang
menyatakan makna suatu jenis binatang melata, sedangkan kata u-undoh menyatakan
makna beberapa jenis binatang melata seperti pada bentuk dasar. Perlu diketahui bahwa
kata undoh artinya ‘ular’ adalah jenis ular laut.
4.2.2.2 Reduplikasi Sebagian Berkategori Verba
Reduplikasi sebagian berkategori verba dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan
bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk menjadi
reduplikasi sebagian berkategori verba disertai terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Bentuk Dasar dan Bentuk
Reduplikasi Sebagian
Berkategori Verba
bisere
→ bi-bisere
bongko’ → bo-bongko’
botteh
→ bo-botteh
dumalang → du-dumalang
jamaah
→ ja-jamaah
kool
→ ko-kool
kumpal
→ ku-kumpal
langkis
→ la-langkis
llai
→ lla-llai
mandi
→ ma-mandi
ngampuang→ nga-ngampuang
ngedo
→ nge-ngedo
ngijja’
→ ngi-ngijja’
ningkolo → ni-ningkolo
rumangi → ru-rumangi
paluttu’ → pa-paluttu’
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
Sebagian Berkategori Verba
cerita
→ bercerita-cerita
bungkuk
→ membungkuk-bungkuk
nikah
→ nikah-nikah
jalan
→ jalan-jalan
kerja
→ kerja-kerja
batuk
→ batuk-batuk
kepal
→ berkepal-kepal
pantul
→ terpantul-pantul
lari
→ berlari-lari
mandi
→ mandi-mandi
pesiar
→ pesiar-pesiar
memancing → memancing-mancing
menggigil → menggigil-gigil
duduk
→ duduk-duduk
berenang
→ berenang-renang
apung
→ terapung-apung
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian
bahasa Bajo berkategori verba terdapat perbedaan pada bentuk dasar dan reduplikasinya.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata llai artinya ‘lari’ menyatakan makna melakukan
sesuatu dengan cepat, sedangkan lla-llai artinya ‘berlari-lari’ menyatakan makna
melakukan sesuatu berkali-kali. Perbedaan bentuk dasar dan reduplikasinya hanya terjadi
pada makna, namun tetap berkategori sama, yaitu verba.
Perbedaan makna seperti yang telah diuraikan di atas berlaku juga pada kata-kata
reduplikasi sebagian bahasa Bajo. Di antaranya, kata bangka artinya ‘mainan’ yang
menyatakan makna suatu alat yang digunakan dalam bermain, sedangkan kata ba-bangka
artinya ‘mainan-mainan’ menyatakan makna beberapa alat yang digunakan untuk bermain.
Terjadi juga perbedaan makna pada kata binatah artinya ‘binatang’ menyatakan makna
suatu makhluk hidup yang dapat berkembang biak atau bergerak, sedangkan bi-binatah
artinya ‘binatang-binatang’ menyatakan makna suatu kumpulan makhluk hidup yang dapat
bergerak dan berkembangbiak.
4.2.2.3 Reduplikasi Sebagian Berkategori ajektiva
Reduplikasi sebagian berkategori ajektiva dalam penelitian ini diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar
tersebut
dibentuk
menjadi
reduplikasi
sebagian
berkategori
ajektiva
disertai
terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bentuk Dasar dan Bentuk
Reduplikasi Sebagian
Berkategori Ajektiva
bangngo → ba-bangngo
dambi
→ da-dambi
dikki
→ di-dikki
jarinni → ja-jarinni
karincah → ka-karincah
kuneh
→ ku-kuneh
lissang → li-lissang
loong
→ lo-loong
lumma → lu-lumma
mire
→ mi-mire
nyuloh → nyu-nyuloh
pinda’
→ pi-pinda’
ringnga’ → ri-ringnga’
tuku
→ tu-tuku
tirrah
→ ti-tirrah
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
Sebagian Berkategori Ajektiva
bodoh
→ bodoh-bodoh
sebelah → sebelah-sebelah
kecil
→ kecil-kecil
dingin
→ dingin-dingin
kurus
→ kurus-kurus
kuning → kuning-kuning
asam
→ asam-asam
hitam
→ hitam-hitam
gemuk → gemuk-gemuk
merah
→ merah-merah
biru
→ biru-biru
pendek → pendek-pendek
keram
→ keram-keram
dekat
→ dekat-dekat
terang
→ terang-terang
Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian bahasa
Bajo yang berkategori
ajektiva ditemukan perbedaan makna pada bentuk dasar dan
reduplikasinya. Contoh, kata jarinni artinya ‘dingin’ menyatakan makna suatu keadaan,
sedangkan kata ja-jarinni artinya ‘dingin-dingin’ menyatakan makna suatu keadaan terasa
lebih seperti pada bentuk dasar.
Perbedaan makna yang terjadi pada reduplikasi sebagian bahasa Bajo yang
berkategori ajektiva tidak mempengaruhi kategori gramatikalnya, dengan kata lain
kategorinya tidak berubah. Selain contoh di atas ada beberapa kata juga yang mengalami
perbedaan makna, di antaranya kata kuneh artinya ‘kuning’ menyatakan makna suatu
warna, sedangkan kata ku-kuneh artinya ‘kuning-kuning’ menyatakan makna suatu warna
yang lebih seperti pada bentuk dasar. Kata tuku artinya ‘dekat’ mengalami perbedaan
makna juga pada bentuk reduplikasinya, yaitu menyatakan makna sesuatu yang tidak jauh,
sedangkan kata tu-tuku artinya ‘dekat-dekat’ menyatakan makna sesuatu lebih seperti pada
bentuk dasar.
4.2.2.4 Reduplikasi Sebagian Berkategori Numeralia
Reduplikasi sebagian berkategori numeralia dalam penelitian ini diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar
tersebut
dibentuk
menjadi
reduplikasi
sebagian
berkategori
numeralia
disertai
terjemahannya.
No
1
2
3
Bentuk Dasar dan Bentuk
Reduplikasi Sebagian
Berkategori Numeralia
cungu’ → cu-cungu’
dambu → da-dambu
dangang → da-dangang
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
Sebagian Berkategori Numeralia
sedikit → sedikit-sedikit
satu
→ satu-satu
sendiri → sendiri-sendiri
Ketiga kata di atas ditemukan dalam penelitian ini dan mengalami perbedaan
makna pada bentuk dasar dan bentuk reduplikasinya. Contoh, kata cungu’ artinya ‘sedikit’
menyatakan makna terbatas atau tidak banyak jumlahnya, sedangkan kata cu-cungu’
artinya ‘sedikit-sedikit’ menyatakan makna sedikit demi sedikit. Perbedaan yang terjadi
pada kata cungu artinya ‘sedikit’ tidak mengalami perubahan kategori gramatikal
meskipun telah mengalami proses reduplikasi.
Perbedaan makna terjadi juga pada kata dambu artinya ‘satu’ menyatakan makna
lambang bilangan, sedangkan kata da-dambu artinya ‘satu-satu’ menyatakan makna satu
demi satu. Perbedaan makna terjadi juga pada kata dangang artinya ‘sendiri’ menyatakan
makna seorang diri atau tidak berteman, sedangkan da-dangang artinya ‘sendiri-sendiri’
menyatakan makna menjadi seperti pada bentuk dasar. Proses reduplikasi sebagian pada
bentuk dasar bahasa Bajo tidak mengalami perubahan kategori gramatikal.
4.2.3 Kategori Gramatikal Reduplikasi Disertai Afiks
Reduplikasi yang disertai afiks dalam penelitan ini yaitu reduplikasi yang terjadi
dengan disertai afiks, baik prefiks, sufiks dan konfiks. Kategori reduplikasi bahasa Bajo
dibagi menjadi empat kategori gramatikal yaitu nomina, verba, ajektiva dan numeralia.
Keempat kategori tersebut diuraikan dibawah ini.
4.2.3.1 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Nomina
Reduplikasi yang disertai afiks dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk
dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk
menjadi reduplikasi disertai penambahan afiks yang berkategori
nomina dan
terjemahannya.
No
Bentuk Dasar
dan Kategorinya
1
2
3
4
5
6
7
8
engko (nomina)
kka’ (nomina)
kuri (nomina)
laku (nomina)
muri’ (nomina)
ndi’ (nomina)
pissi’ (nomina)
sehe (nomina)
Bentuk Reduplikasi
Disertai Afiks
Berkategori Nomina
engko-engkone
kka’-kka’ne
kuri-kuriang
laku-lakune
muri’-muri’ne
ndi’-ndi’ne
pamissi’-missi’
sehe-sehene
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
ekor
kakak
main
pacar
murid
adik
pancing
teman
→
→
→
→
→
→
→
→
ekor-ekornya
kakak-kakaknya
mainan-mainan
pacar-pacarnya
murid-muridnya
adik-adiknya
pemancing-pemancing
teman-temannya
Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai afiks
dalam bahasa Bajo yang berkategori nomina ditemukan perbedaan pada maknanya.
Contoh, kata engko bentuk turunannya engko + ne artinya ‘ekornya’ telah mengalami
reduplikasi menjadi engko-engkone artinya ‘ekor-ekornya’, dan kata pissi’ artinya
‘pancing’ bentuk turunannya pa+pissi yang mengalami peluluhan menjadi pamissi artinya
‘pemancing’, telah mengalami reduplikasi menjadi pamissi-missi artinya ‘pemancingpemancing’.
Makna yang terkandung pada kedua contoh tesebut adalah bentuk dasar engko
artinya ‘ekor’ menyatakan makna suatu bagian yang paling belakang, sedangkan
reduplikasi engko-egkone artinya ‘ekor-ekornya’ menyatakan makna mempunyai sesuatu
seperti pada bentuk dasar. Perbedaan bentuk dan makna tidak mempengaruhi kategori
gramatikalnya. Perbedaan bentuk dan makna berlaku juga pada kata-kata seperti yang
terlihat di atas.
4.2.3.2 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Verba
Reduplikasi disertai afiks berkategori verba dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga bagian yaitu berdasarkan reduplikasi yang disertai prefiks, sufiks dan konfiks.
4.2.3.2.1 Reduplikasi Disertai Prefiks Berkategori Verba
Reduplikasi disertai prefiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan prefiks berkategori
verba disertai terjemahannya.
No
Bentuk Dasar dan
Kategorinya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
ambur (verba)
aga’ (verba)
ala’ (ajektiva)
ando’ (verba)
bakus (verba)
bale’ (verba)
bilah (verba)
bilah (verba)
bitte’ (ajektiva)
boe (verba)
buke (verba)
bunang (verba)
darue (ajektiva)
datei (verba)
didi’ (verba)
gantoh (verba)
jajou (verba)
jejer (nomina)
kapah (verba)
keteng (verba)
Bentuk Reduplikasi
Disertai Prefiks
Berkategori Verba
taambur-ambur
diaga’-aga’
paki-pakiala
paando’-ando’
sibakus-bakus
tabale’-bale’
dibilah-bilah
mamilah-milah
pabitte’-bitte’
taboe-boe
tabuke-buke
dibunang-bunang
Padarue-darue
madatei-datei
dididi’-didi’
tagantoh-gantoh
dipajajou-jajou
pajejer-jejer
pangapah-ngapah
diketeng-keteng
Terjemahan Bentuk Dasar dan
Bentuk Reduplikasi
yang Disertai Prefiks
hambur → berhambur-hamburan
tunggu → ditunggu-tunggu
baik
→ memperbaik-baiki
angguk → mengangguk-angguk
peluk
→ berpeluk-pelukan
balik
→ terbalik-balik
hitung
→ dihitung-hitung
hitung
→ menghitung-hitung
lama
→ berlama-lama
bawa
→ terbawa-bawa
buka
→ terbuka-buka
beri
→ diberi-berikan
sama
→ disama-samakan
masak
→ memasak-masak
kipas
→ dikipas-kipas
gantung → tergantung-gantung
sibuk
→ disibuk-sibukkan
urut
→ beurut-urut
tuduh
→ menuduh-nuduh
angkat → diangkat-angkat
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
kite (verba)
koe’ (verba)
kuar (verba)
kumpal (verba)
kurah (numeralia)
laong (ajektiva)
linguo (ajektiva)
linnya’ (ajektiva)
lipu’ (verba)
lleh (nomina)
luppa’ (verba)
mire (ajektiva)
palou (verba)
panaya’ (verba)
peleh (verba)
poto (verba)
raha’ (ajektiva)
raha’ (ajektiva)
rikka’ (nomina)
santa’ (verba)
selo (verba)
sempa (verba)
sinnah (ajektiva)
sissa’ (ajektiva)
sumpi’ (ajektiva)
konjo (verba)
talou (verba)
talou (verba)
tando’ (verba)
tangar (verba)
tiba (verba)
timba’ (verba)
toro (verba)
tunu (verba)
unja’ (verba)
unjal (verba)
uppi’ (verba )
uro’ (verba)
takite-kite
takoe-koe
dikuar-kuar
takumpal-kumpal
pakurah-kurah
palaong-laong
palingou-lingou
palinnya’-linnya’
palipu’-lipu
malleh-lleh
diluppa’-luppa’
pamire-mire
dipalou-palou
dipanaya’-panaya’
papeleh-peleh
dipoto-poto
dipaka-pakaraha’
paka-pakaraha’
parikka-rikka’
sisanta’-santa’
manyelo-nyelo
tasempa-sempa
pasinnah-sinnah
tasissa’-sissa’
pasumpi’-sumpi’
takonjo-konjo
dipaki-pakitalou
paki-pakitalou
panando’-nando’
ditangar-tangar
tatiba-tiba
manimba’-nimba’
panoro-noro
tatunu-tunu
paunja’-unja’
diunjal-unjal
tauppi’-uppi’
diuro’-uro’
lihat
sandung
aduk
remas
kurang
lama
cepat
hilang
keliling
bunyi
tampar
merah
panggil
panjat
putar
sambung
rusak
rusak
nyala
pukul
ganti
tendang
senang
sesak
sempit
kaget
takut
takut
tanduk
tatap
buang
tembak
tunjuk
bakar
ayun
angkut
mimpi
cium
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
terlihat-lihat
tersandung-sandung
mengaduk-aduk
teremas-remas
dikurang-kurangi
berlama-lama
percepat-cepat
menghilang-hilang
berkeliling-keliling
membunyi-bunyikan
ditampar-tampar
dimerah-merahi
dipanggil-panggil
dipanjat-panjat
berputar-putar
disambung-sambung
dirusak-rusaki
rusak-rusakkan
bernyala-nyala
pukul-pukulan
berganti-ganti
ditendang-tendang
bersenang-senang
bersesak-sesakkan
bersempit-sempitan
terkaget-kaget
ditakut-takuti
menakut-nakuti
menanduk-nanduk
ditatap-tatap
terbuang-buang
menembak-nembak
menunjuk-nunjuk
terbakar-bakar
berayun-ayun
diangkut-angkut
termimpi-mmpi
dicium-cium
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai
prefiks berkategori verba ditemukan perbedaan pada kategori dan maknanya, namun bisa
juga memiliki kesamaan pada kategorinya. Contoh, kata unja’ artinya ‘ayun’ bentuk
turunannya menjadi pa + unja artinya ‘berayun’ telah mengalami reduplikasi menjadi
paunja-unja artinya ‘berayun-ayun’, dan kata laong artinya ‘lama’ bentuk turunannya pa +
laong artinya ‘berlama’ mengalami proses reduplikasi menjadi palaong-laog artinya
‘berlama-lama’.
Kata-kata yang telah diuraikan di atas terjadi perbedaan kategori, dan maknanya,
namun bisa juga memiliki kesamaan pada kategorinya. Kata unja’ artinya ‘ayun’ bentuk
turunannya menjadi pa + unja artinya ‘ber + ayun’ menyatakan makna melakukan gerak
ke depan dan ke belakang, sedangkan makna reduplikasinya menyatakan melakukan gerak
berkali-kali seperti pada bentuk dasar, namun memiliki kesamaan pada kategorinya yaitu
berkategori verba.
Kata laong artinya ‘lama’ berkategori ajektiva menyatakan makna suatu sifat, dan
bentuk turunannya pa + laong artinya ‘berlama’ berkategori verba menyatakan makna
melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar, sedangkan reduplikasinya menjadi palaonglaong artinya ‘berlama-lama’ berkategori verba menyatakan makna melakukan sesuatu
berkali-kali seperti pada bentuk dasar.
4.2.3.2.2 Reduplikasi Disertai Sufiks Berkategori Verba
Reduplikasi disertai sufiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan sufiks yang
berkategori verba disertai terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bentuk dasar
dan
kategorinya
anda (verba)
base (ajektiva)
cappa (verba)
gantoh (verba)
ingka’ (verba)
kitta’ (verba)
pinde (verba)
peta’ (ajektiva)
rikka’ (verba)
timbung (verba)
Bentuk Reduplikasi
Disertai Sufiks
Berkategori Verba
anda-andakang
base-baseang
cappa’-cappa’ne
gantoh-gantohne
ingka’-ingka’tang
kitta’-kitta’kang
pinda-pindaang
peta’-peta’kang
rikka’-rikkatang
timbu-timbunang
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
yang disertai prefiks
lempar → dilempar-lemparkan
basah → berbasah-basahan
jatuh
→ terjatuh-jatuh
gantung → tergantung-gantung
ikat
→ diikat-ikatkan
iris
→ diris-iris
pindah → memindah-mindahkan
halus → dihalus-haluskan
tempel → menempel-nempelkan
timbun → ditimbun-timbun
Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa dalam bahasa Bajo pada
bentuk reduplikasi disertai sufiks berkategori verba ditemukan perbedaan makna dan
kategorinya. Hal tersebut tidak berlaku pada semua kata-kata seperti yang terlihat di atas.
Perbedaan makna lebih banyak ditemukan dibandingkan kategori gramatikalnya. Kategori
gramatikal pada bentuk reduplikasi disertai sufiks biasanya tidak berubah.
Kata ingka artinya ‘ikat’ bentuk turunannya ingka + tang artinya ‘diikatkan’ dan
mengalami reduplikasi menjadi ingka-ingkatang artinya ‘diikat-ikatkan’ memiliki kategori
yang sama yaitu verba, namun maknanya berbeda. Kata base artinya ‘basah’ bentuk
turunannya base + ang artinya ‘berbasahan’, dan mengalami reduplikasi menjadi basebaseang artinya ‘berbasah-basahan’, memiliki makna dan kataegori yang berbeda, pada
bentuk
dasarnya
berkategori
ajektiva,
sedangkan
bentuk
turunan
dan bentuk
reduplikasinya berkategori verba.
Perbedaan makna contoh di atas, yaitu kata ingka artinya ‘ikat’ menyatakan makna
melakukan sesuatu dengan cara melilitkan, sedangkan reduplikasinya ingka-ingkatang
artinya ‘diikat-ikatkan’ menyatakan makna melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar
secara berulang-ulang. Kata base artinya ‘basah’ menyatakan makna menjadi, sedangkan
base-baseang artinya ‘berbasah-basahan’ menyatakan makna melakukan sesuatu berkalikali seperti pada bentuk dasar.
4.2.3.2.3 Reduplikasi Disertai Konfiks Berkategori Verba
Reduplikasi disertai konfiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan konfiks yang
berkategori verba disertai terjemahannya.
No
Bentuk Dasar
dan Kategorinya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
ambur (verba)
anja (verba)
cappa (verba)
dode (nomina)
kakas (verba)
lambe (verba)
lele (verba)
lelle (verba)
lubbe (verba)
marebe (ajektiva)
milli (verba)
minnya’ (nomina)
nangis (verba)
nia (verba)
pore (verba)
rindam (verba)
runtu (verba)
sadiri (ajektiva)
sambe’ (verba)
tampo (verba)
tapo’ (verba)
timba’ (verba)
Bentuk Reduplikasi
Disertai Konfiks
Berkategori Verba
diambur-amburang
dianja-anjaang
macappa-cappakang
didoda-dodaang
dikakas-kakasang
dilambe-lambeang
dilele-leleang
dilelle-lellekang
dilubba-lubbanang
diparebe-rebeang
mamilli-milliang
diminnya’-minnya’ang
manangis-nangisang
mania-niaang
kapore-poreang
dirindam-rindamang
diruntu-runtuang
disadiri-sadirirang
disambe-sambeang
ditampo-tampoang
ditapo-tapokang
ditimba’-timbakang
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
yang Disertai Konfiks
hambur → dihambur-hamburkan
gertak
→ digertak-gertakkan
jatuh
→ berjatuh-jatuhan
atap
→ diatap-atapi
kibas
→ dikibas-kibaskan
lambai → melambai-lambai
gilir
→ bergilir-giliran
kejar
→ dikejar-kejar
lepas
→ dilepas-lepaskan
marah
→ dimarah-marahi
jual
→ berjual-jualan
minyak → diminyak-minyaki
tangis
→ bertangis-tangisan
datang → berdatang-datangan
pergi
→ kesana-kemari
rendam → direndam-rendam
tabrak
→ ditabrak-tabrakkan
beda
→ dibeda-bedakan
lempar → dilempar-lemparkan
siram
→ disiram-sirami
sembunyi → disembunyi-sembunyikan
tembak → ditembak-tembakkan
Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai sufiks
berkategori verba ditemukan perbedaan kategori dan maknanya. Terlihat pada kata
minnya’ artinya ‘minyak’ berkategori nomina bentuk turunannya di + minnya’ + ang
artinya ‘diminyaki’, dan mengalami proses reduplikasi menjadi diminnya’-minnyaang
artinya di ‘minyak-minyaki’ yang berkategori verba.
Persamaan kategori terlihat pada kata runtu artinya ‘tabrak’ bentuk turunannya di +
runtu + ang artinya ‘ditabrakkan’ dan mengalami reduplikasi menjadi diruntu-runtuang
artinya ‘ditabrak-tabrakkan’ kategorinya tetap sama yaitu verba.
Makna kata minnya’ artinya ‘minyak’ menyatakan suatu benda yang dipakai,
reduplikasinya diminnya’-minnya’ang artinya ‘diminyak-minyaki’ menyatakan makna
melakukan sesuatu seperti pada pentuk dasar, sedangkan makna kata runtu artinya ‘tabrak’
menyatakan makna melanggar atau membentur sesuatu dan redupliksinya menjadi
diruntu-runtuang artinya ‘ditabrak-tabrakan’ menyatakan makna melakukan sesuatu
berkali-kali seperti pada bentuk dasar.
4.2.3.3 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Ajektiva
Reduplikasi disertai afiks yang berkategori ajektiva dalam penelitian, ini diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi disertai dengan penambahan afiks dan
terjemahannya.
No
Bentuk Dasar
dan Kategorinya
1
2
3
4
ada’ (ajekiva)
gegge (ajektiva)
piddi’ (ajektiva)
ringi’(ajektiva)
Bentuk Reduplikasi
Disertai Afiks
Berkategori Ajektiva
ada’-ada’ne
pagegge-geggene
piddi’-piddiang
paringi’-ringi’ne
Terjemahan Bentuk Dasar dan
Bentuk Reduplikasi
suka
kuat
sakit
jengkel
→
→
→
→
suka-sukanya
sekuat-kuatnya
sakit-sakitan
sejengkel-jengkelnya
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa bentuk reduplikasi
disertai afiks berkategori ajektiva ditemukan perbedaan pada maknanya. Terlihat pada kata
piddi artinya ‘sakit’ bentuk turunannya piddi + ang artinya ‘sakit + an’ dan megalami
reduplikasi menjadi piddi-piddiang artinya ‘sakit-sakitan’, letak perbedaan pada makna
dan persamaannya pada kategori, yaitu ajektiva.
Kata gegge artinya ‘kuat’ bentuk turunannya pa + gegge + ne artinya ‘sekuatnya’
mengalami proses reduplikasi menjadi pagegge-geggene artinya ‘sekuat-kuatnya’. Uraian
contoh tersebut dapat dikatakan bahwa kata piddi artinya ‘sakit’ menyatakan makna
menderita suatu rasa tidak enak, sedangkan reduplikasinya piddi-piddiang artinya ‘sakitsakitan’ menyatakan makna menjadi menderita sesuatu seperti pada bentuk dasar. Makna
kata gegge artinya ‘kuat’ menyatakan makna memiliki kemampuan, sedangkan
reduplikasinya pagegge-geggene artinya ‘sekuat-kuatnya’ menyatakan makna pada
tingkatan yang lebih dari bentuk dasar.
4.2.3.4 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Numeralia
Reduplikasi disertai afiks berkategori numeralia dalam penelitian ini, diuraikan
berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan afiks berkategori
numeralia disertai terjemahannya.
No
1
2
3
4
5
6
7
Bentuk Dasar
dan Kategorinya
due (numeralia)
kurah (numeralia)
lime (numeralia)
memong (numeralia)
mintidda (numeralia)
nnang (numeralia)
pere (numeralia)
Bentuk Reduplikasi
Disertai Afiks yang
Berkategori Numeralia
kasidue-duene
dikurang-kurangang
palime-limene
kasimemong-memongne
tamintidda-mintidda
kannang-nangne
papere-perene
Terjemahan Bentuk Dasar
dan Bentuk Reduplikasi
yang Berkategori Numeralia
dua
→ kedua-duanya
kurang → dikurang-kurangi
lima
→ kelima-limanya
semua
→ semua-muanya
sekali
→ sekali-kali
enam
→ keenam-enamnya
banyak → sebanyak-banyaknya
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai
afiks berkategori numeralia ditemukan perbedaan pada maknanya, sedangkan kategorinya
tetap sama. Terlihat pada kata due artinya ‘dua’ bentuk turunannya kasi + due + ne
mengalami reuplikasi menjadi kasidue-duene artinya ‘kedua-duanya’. Bentuk dasar dan
reduplikasi pada kata-kata tersebut terdapat perbedaan makna, namun kategorinya tetap
sama, yaitu berkategori ajektiva.
Hal yang sama terlihat juga pada kata mintidda artinya ‘sekali’ bentuk turunannya
ta + mintidda artinya ‘sekali’ mengalami reduplikasi menjadi tamintidda-mintidda artinya
‘sekali-kali’. Makna yang terkandung pada contoh yang telah diuraikan, yaitu kata due
artinya ‘dua’ menyatakan makna lambang bilangan, sedangkan reduplikasinya kasidueduene artinya ‘kedua-duanya’ menyatakan makna sekaligus. Makna kata mintidda artinya
‘sekali’ menyatakan makna satu kali, sedangkan reduplikasi tamintidda-mintidda artinya
‘sekali-kali’ menyatakan makna seperti pada bentuk dasar.
4.3 Makna Reduplikasi Bahasa Bajo Sebagai Proses Reduplikasi
Makna reduplikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah makna yang
terkandung dalam reduplikasi bahasa Bajo. Reduplikasi bahasa Bajo mengalami perubahan
makna gramatikal pada bentuk dasar saat direduplikasi menjadi sebuah kata dan dibentuk
dalam kalimat.
Makna reduplikasi bahasa Bajo sebagai proses reduplikasi dalam penelitian ini
diuraikan berdasarkan bentuk reduplikasinya. Berdasarkan bentuknya proses reduplikasi
bahasa Bajo dibagi menjadi tiga dan disertai makna yang terkandung didalamnya.
Selanjutnya reduplikasi disingkat menjadi R.
1. Reduplikasi seluruh, yaitu reduplikasi secara keseluruhan bentuk dasar. Contoh:
1) bolotu + (R) = bolotu-bolotu, artinya ‘perahu-perahu’ menyatakan makna ‘jamak’.
2) uye + (R) = uye-uye, artinya ‘bernyanyi-nyanyi’ menyatakan makna ‘melakukan
sesuatu seperti pada bentuk dasar’.
3) malasso + (R) = malasso-malasso, artinya ‘bagus-bagus’ menyatakan makna ‘sifat
lebih dari’.
4) ebar + (R) = ebar-ebar, artinya ‘kira-kira’ menyatakan makna ‘belum pasti’.
5) geger + (R) = geger-geger, artinya ‘ribut-ribut’ menyatakan makna ‘melakukan
sesuatu seperti pada bentuk dasar’.
2. Reduplikasi sebagian, yaitu reduplikasi yang terjadi pada sebagian bentuk dasar.
Contoh:
1) bangka + (R) = ba-bangka, artinya ‘mainan-mainan’ menyatakan makna ‘alat yang
digunakan’.
2) bisere + (R) = bi-bisere, artinya ‘bercerita-cerita’ menyatakan makna ‘melakukan
sesuatu seperti pada bentuk dasar’.
3) ringnga + (R) = ri-ringnga, artinya ‘keram-keram’ menyatakan makna ‘mengalami
sesuatu seperti pada bentuk dasar’.
4) cungu’ + (R) = cu-cungu’, artinya ‘sedikit-sedikit’ menyatakan makna ‘setiap kali’.
5) kappal + (R) = ka-kappal, artinya ‘kapal-kapalan’ menyatakan makna ‘menyerupai’.
3. Reduplikasi yang disertai afiks, yaitu reduplikasi yang disertai penambahan afiks baik
prefiks, sufiks, maupun konfiks. Contoh:
1) sehe + (R) + (-ne) = sehe-sehene, artinya ‘teman-temannya’ menyatakan makna
‘jamak’.
2) (si-) + bakus + (R) = sibakus-bakus, artinya ‘berpeluk-pelukan’ menyatakan makna
‘saling’.
3) (pa-) + ringi + (R) + (-ne) = paringi-ringine, artinya ‘sejengkel-jengkelnya’
menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’.
4) (pa-) + lime + (R) + (-ne) = palime-limene, artinya ‘kelima-limanya’ menyatakan
makna ‘sekaligus’.
5) base + (R) + (-ang) = base-baseang, artinya ‘berbasah-basahan’ menyatakan makna
‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’.
Berdasarkan hasil penelitian makna reduplikasi bahasa Bajo dapat juga
dikelompokkan maknanya berdasarkan bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Berdasarkan
bentuknya, maka makna reduplikasi bahasa Bajo terbagi tiga, yaitu makna reduplikasi
seluruh, makna reduplikasi sebagian, dan makna reduplikasi disertai afiks.
4.3.1 Makna Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo
Makna reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah
makna reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat.
1) Menyatakan Makna ‘Jamak’
1. a. Likka ansinine anna iru kuri.
Sudah sejak tadi anak itu bermain.
b. Anna’-anna’ dempe kuri ma bunda mansigi
Anak-anak suka bermain di halaman mesjid.
Bentuk anna’ yang artinya ‘anak’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
seorang anak yang sudah bermain sejak tadi. Sedangkan reduplikasi anna’-anna’
dalam kalimat (b) yang artinya ‘anak-anak’ menyatakan makna ‘jamak’. Dapat
dikatakan bahwa reduplikasi anna’-anna yang artinya ‘anak-anak’ menyatakan
beberapa orang anak yang suka bermain di halaman mesjid.
2. a. Badu madi asa si Minto sikka ma kapene.
Baju yang dipakai Minto sobek tepat diketiaknya.
b. Si Ani ngengke badu-badu mapuyyanang bo na tapa ne urang.
Ani mengangkat baju-baju dijemuran karena hujan akan turun.
Bentuk badu yang artinya ‘baju’ pada kalimat (a) menyatakan sebuah baju
yang dipakai Minto yang sobek. Sedangkan reduplikasi badu-badu yang artinya
‘baju-baju’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa
reduplikasi badu-badu yang artinya ‘baju-baju’ menyatakan beberapa baju yang di
angkat Ani dijemuran.
3. a. Si Erik milli papang dilou na makiala dindeh kakus ma raha’.
Erik membeli papan kemarin untuk memperpaiki dinding kamar mandi yang
rusak.
b. Dindeh-dindeh ruma mbo’ Norma pere bombo lambahne.
Dinding-dinding rumah nenek Norma banyak sarang laba-labanya.
Bentuk dindeh yang artinya ‘dinding’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah
didnding kamar mandi yang akan diperbaiki erik. Sedangkan reduplikasi dindehdindeh yang artinya dinding-dinding dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.
Dapat dikatakan bahwa reduplikasi dindeh-dindeh yang artinyanya ‘dindingdinding’ menyatakan beberapa dinding
rumah nenek Norma yang disarangi laba-
laba.
4. a. Turingah arang lalang ma kampoh Seme.
Cakalang salah satu nama jalan yang ada di Bajo.
b. Lalang-lalang na ka Salakan masi dipakiala.
Jalan-jalan menuju Salakan sementara diperbaiki.
Bentuk lalang yang artinya ‘jalan’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah
jalan yang bernama Cakalang yang ada di desa Bajo. Sedangkan reduplikasi lalanglalang yang artinya ‘jalan-jalan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.
Dapat dikatakan bahwa reduplikasi lalang-lalang yang artinya ‘jalan-jalan’
menyatakan beberapa jalan menuju ke Salakan sedang diperbaiki.
5. a. Si mma’ lagi madatei mano’ beke gangah.
Ibu sedang memasak daging ayam dan sayur.
b. Nia disoho uwwa’ ne munang mano’-mano’ andinta.
Nia ditugaskan memeberi makan ayam-ayam oleh ayahnya.
Bentuk mano’ yang artinya ‘ayam’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
seekor daging ayam dan sayur yang sedang dimasak ibu. Sedangkan mano’-mano’
yang artinya ‘ayam-ayam’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat
dikatakan bahwa reduplikasi mano’-mano’ yang artinya ‘ayam-ayam’ menyatakan
beberapa ayam yang harus diberi makan oleh Nia.
6. a. Si Abu ingge tonang ne mau iye makei sandal sadiriang.
Abu tidak sadar memakai sendal yang berbeda.
b. Sandal-sandal maobral missa ma malasso.
Sendal-sendal diobral tadi tidak ada yang bagus.
Bentuk sandal yang artinya ‘sendal’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
‘sepasang sendal’ yang dipakai secara tidak sengaja oleh abu berbeda atau belainan.
Sedangkan reduplikasi sandal-sandal yang artinya ‘sendal-sendal’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa sandal-sandal yang artinya
‘sendal-sendal’ menyatakan ‘beberapa pasang sendal’ yang diobral tidak menarik
atau bagus.
7. a. Si mma Kia ngarae badu beke saluar si Wawan.
Ibu Kia menjahit baju dan celana Wawan.
b. Mma-mma PKK di palou rapa’ ma balai desa.
Ibu-ibu PKK di undang rapat di balai desa.
Bentuk mma yang artinya ‘ibu’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
seorang ibu yang menjahit baju dan celana Wawan. Sedangkan reduplikasi mmamma yang artinya ‘ibu-ibu’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat
dikatakan bahwa reduplikasi mma-mma yang artinya ibu-ibu menyatakan ‘beberapa
atau seluruh ibu’ PKK diundang untuk mengahadiri rapat di balai desa.
8. a. Si Delli milliang Qoraang ditede ka ndine.
Derli membelikan Al-Quran untuk adiknya.
b. Qoraang-qoraang ma mansigi pere ne ma sikka.
Al-Quran-Al-Quran yang di mesjid sudah banyak yang sobek.
Bentuk qoraang yang artinya ‘Al-Quran’ dalam kalimat (a) menyatakan
sebuah al-quran yang dibeli Derli untuk adiknya. Sedangkan reduplikasi qoraang-
qoraang yang artinya ‘Al-Quran-Al-Quran’ dalam kalimat (b) menyatakan makna
‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa qoraang-qoraang yang artinya ‘Al-Quran-AlQuran’ menyatakan beberapa Al-Quran di mesjid yang sudah sobek.
9. a. Si uwwa Demmang ingge mina pore missi ele timpu banga’.
Bapak Demmang belum pergi memancing karena cuaca buruk.
b. Dabui uwwa-uwwa je kuri jongke manditu.
Tadi malam bapak-bapak itu bermain kartu disini.
Bentuk uwwa yang artinya ‘bapak’ dalam kalimat (a) menyatakan seorang
bapak yaitu bapak Demmang yang belum bisa memancing karena cuaca masih
buruk. Sedangkan reduplikasi uwwa-uwwa yang artinya ‘bapak-bapak’ dalam
kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi uwwauwwa yang artinya ‘bapak-bapak’ menyatakan beberapa orang bapak yang bermain
kartu semalam.
10. a. Si Caca kuto ubbo-ubbo ma nia marajaangne.
Caca tidak suka buku-buku yang bergambar boneka.
b. Si Marni di soho milli ubbo ele gurune.
Marni disuruh membeli buku paket oleh gurunya.
Bentuk ubbo yang artinya ‘buku’ dalam kalimat (a) menyatakan Marni
disuruh membeli sebuah buku paket oleh gurunya. Sedangkan reduplikasi ubboubbo yang artinya ‘buku-buku’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.
Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ubbo-ubbo yang artinya ‘buku-buku’
menyatakan beberapa buku yang bergambar boneka tidak disukai Caca.
11. a. Dayah ma dipadatei si mma ala’ isse ne.
Ikan yang dimasak ibu sangat enak.
b. Dayah-dayah ma tampungang matei memong.
Ikan-ikan yang ada di tampungan sudah mati semua.
Bentuk dayah yang artinya ‘ikan’ dalam kalimat (a) menyatakan satu jenis
ikan yang dimasak ibu begitu enak. Sedangkan reduplikasi dayah-dayah yang
artinya ‘ikan-ikan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat diakatakan
bahwa reduplikasi dayah-dayah yang artinya ‘ikan-ikan’ menyatakan ‘beberapa
jenis ikan’ yang ada di tampungan telah mati semua.
2) Menyatakan makna ‘sifat lebih dari’ dan ‘sifat sering dari’
1. a. Dayah iru anu buntu dadi tiba nu ne.
Ikan itu sudah busuk jadi buang saja.
b. Jambu ma poong puto Karama buntu-buntu.
Jambu di pohonnya om Karama sudah busuk-busuk.
Bentuk buntu yang artinya ‘busuk’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
ikan yang dibuang karena sudah busuk. Sedangkan reduplikasi buntu-buntu yang
artinya ‘busuk-busuk’ dalam kalimat (b) menyatakan sifat lebih dari satu. Dapat
dikatakan bahwa makna reduplikasi buntu-buntu yang artinya ‘busuk-busuk’
menyatakan banyak jambu di pohon om Karama yang busuk.
2. a. Dayah llou itu dadi larah ele timpu goya’.
Ikan sekarang menjadi mahal karena cuaca buruk.
b. Tuku lebaran badu ma pasar dadi larah-larah.
Mendekati lebaran baju di pasar jadi mahal-mahal.
Bentuk larah yang artinya ‘mahal’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
harga ikan yang mahal akibat musim kencang angin atau berombak. Sedangkan
reduplikasi larah-larah yang artinya ‘mahal-mahal’ dalam kalimat (b) menyatakan
sifat lebih dari satu. Dapat dikatakan bahwa makna reduplikasi larah-larah yang
artinya ‘mahal-mahal’ menyatakan bahwa mendekati lebaran baju yang dijual
menjadi lebih mahal.
3. a. Anna’ guru Tamin sa anu bure’.
Anak pak guru Tamin begitu cantik.
b. Anna’ Untika ma KKN ma Seme bure-bure je.
Anak Untika yang KKN di Bajo cantik-cantik.
Bentuk bure’ yang artinya ‘cantik’ dalam kalimat (a) menyatakan seorang
anak Pak guru Tamin yang begitu cantik. Sedangkan reduplikasi bure’-bure’ yang
artinya ‘cantik-cantik’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’. Dapat
dikatakan bahwa reduplikasi bure’-bure’ menyatakan gadis yang KKN di Bajo
‘lebih banyak’ yang cantik.
4. a. Dilou si Nila malaku ijing ele bittahne ma piddi.
Kemarin Nila minta izin karena perutnya sakit.
b. Gigi si Obet ma piddi-pidi dibunang tambar ele mantri dadi ingge lagi piddi.
Gigi Obet yang dulunya sakit-sakit menjadi sembuh setelah diberi obat Pak
mantri.
Bentuk piddi yang artinya ‘sakit’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
sakit yang dialami Nila membuatnya harus minta izin karena tidak dapat masuk
sekolah. Sedangkan reduplikasi piddi-piddi yang artinya ‘sakit-sakit’ dalam kalimat
(b) menyatakan makna ‘sifat sering dari’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi piddipiddi yang artinya ‘sakit-sakit’ menyatakan gigi Obet yang ‘sering sakit’ sudah
sembuh karena obat yang diberi Pak mantri.
3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’
1. a. Mau na pore ka sikole si Usna ginta padolu beke nginung itte’.
Sebelum pergi sekolah Usna sarapan pagi dan minum teh.
b. Si Asara beke sehene nginung-nginung ma deker jambatah.
Asara dan temannya biasa minum-minum di jembatan.
Bentuk nginung yang artinya ‘minum’ dalam kalimat (a) menyatakan
makna ‘melakukan sesuatu seperti kata yang disebutkan’ yaitu si Usna minum teh
dan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Sebaliknya reduplikasi nginungnginug yang artinya ‘minum-minum’ dalam kalimat (b) menyatakan makna
‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’ yaitu minum. Minum-minum yang
dimaksudkan dalam kalimat tersebut yaitu minum-minuman keras yang dilakukan
Asara dan temannya di jembatan.
2. a. Likka ansini si Wawan ingge suppi nangis.
Sejak tadi Wawan tidak berhenti menangis.
b. Nimma ingge tonang ne ai manarua ndi ne jere nangis-nangis likka ansini.
Nirma menjadi bingung melihat adiknya menangis-nangis sejak tadi.
Bentuk nangis yang artinya ‘menangis’ dalam kalimat (b) menyatakan
sesuatu yang dilakukan yaitu Wawan belum berhenti menangis sejak tadi.
Sedangkan reduplikasi nangis-nangis yang artinya ‘menangis-nangis’ dalam kalimat
(b) menyatakan makna ‘sesuatu yang dilakukan sesuai dengan bentuk dasar’. Dapat
dikatakan bahwa Nirma dibuat pusing adiknya yang terus menangis.
4) Menyatakan makna ‘meskipun’, ‘sekaligus’ dan ‘waktu’
1. a. Si Wawan nguta di panginumang tambar ma pae’.
Wawan jadi muntah minum obat karena rasanya yang pahit.
b. Tambar biese ma diinung si Wahyu pae-pae isse’ne.
Pahit-pahit rasa Obat herbal diminum Wahyu juga.
Bentuk pae’ yang artinya ‘pahit’ dalam kalimat (a) menyatakan makna rasa
pahit sebuah obat yang membuat Wawan muntah. Sedangkan reduplikasi pae’-pae’
yang artinya ‘pahit-pahit’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘meskipun’. Dapat
dikatakan bahwa reduplikasi pae’-pae yang artinya ‘pahit-pahit’ menyatakan
meskipun obat herbal rasanya pahit tetap diminum Wahyu.
2. a. Due bulang ne si Irfan ingge’ mayar SPP.
Sudah dua bulan Irfan belum membayar SPP.
b. Si Tika milliang due-due pasang badu ndi’-ndi’ne.
Tika membeli dua-dua pasang baju untuk adik-adiknya.
Bentuk due yang artinya ‘dua’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
‘waktu’ yaitu dua bulan lamanya Irfan belum membayar SPP. Sedangkan
reduplikasi due-due yang artinya ‘dua-dua’ dalam kalimat (b) menyatakana makna
‘sekaligus’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi due-due yang artinya dua-dua
menyatakan Tika membelikan ‘sekaligus dua’ pasang baju untuk adik-adiknya.
3. a. Llou itu tamu likka ma Kalupapi na nia.
Hari ini tamu dari desa Kalupapi akan datang.
b. Si Galanto jamaah ne llou-llou jere kuri jongke.
Si Galanto hari-hari kerjaannya hanya bermain judi.
Bentuk llou yang artinya ‘hari’ dalam kalimat (a) menyatakan makna
‘waktu’ yaitu hari ini akan datang tamu dari desa Kalupapi. Sama halnya dengan
reduplikasi llou-llou dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘waktu’. Dapat dikatakan
bahwa reduplikasi llou-llou yang artinya ‘hari-hari’ menyatakan ‘setiap hari’
Galanto kerjaannya hanya bermain judi.
4.3.2 Makna Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo
Makna reduplikasi sebagian dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah
makna reduplikasi sebagian dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat.
1) Menyatakan makna ‘jamak’
1. a. Puto Trisno miere asu ma nganjaga kokone.
Om Trisno memelihara anjing yang menjaga kebunnya.
b. Lleh a-asu ma nyala dadi si Serli ingge kolene tidor.
Suara anjing-anjing yang menggongong membuat tidur Serli tidak nyenyak.
Bentuk asu yang artinya ‘anjing’ dalam kalimat (a) menyatakan ‘seekor
anjing’ yang dipelihara om Trisno untuk menjaga kebunnya. Sedangkan reduplikasi
a-asu yang artinya ‘anjing-anjing’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.
Dapat dikatakan bahwa reduplikasi
a-asu yang artinya ‘anjing-anjing’
menyatakan suara beberapa anjing yang menggonggong dan membuat Serli tidak
tidur nyenyak.
2. a. Si Heri beke si Rival pore mamie badoh ma Nggalubi.
Heri dan Rival pergi mencari kerang di pulau Nggalubi.
b. Ba-badoh ma tatummu si Heri beke si Rival disadoh due.
Kerang-kerang yang didapat Heri dan Rival dibagi dua.
Bentuk badoh yang artinya ‘kerang’ dalam kalimat (a) menyatakan satu
jenis kerang yang akan dicari Heri dan Rival di pulau Nggalubi. Sedangkan
reduplikasi ba-badoh yang artinya ‘kerang-kerang’ dalam kalimat (b) menyatakan
makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ba-badoh yang artinya ‘kerang-
kerang’ dalam kalimat (b) menyatakan beberapa jenis kerang yang ditemukan Heri
dan Rival serta hasilnya dibagi dua.
3. a. Si Ayya ngala pitu daong serikaya na di pugai tambar.
Ayya mengambil 7 lembar daun sirsak untuk dijadikan obat.
b. Si Ayu marras bunda rumane ma marota ele da-daong.
Ayu menyapu daun-daun yang mengotori halaman rumahnya.
Bentuk daong yang artinya ‘daun’ dalam kalimat (a) menyatakan satu jenis
daun yaitu daun sirsak yang diambil Ayya sebanyak 7 lembar untuk dijadikan obat.
Sedangkan reduplikasi da-daong yang artinya ‘daun-daun’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi da-daong yang
artinya ‘daun-daun’ menyatakan beberapa jenis daun yang mengotori halaman
disapu Ayu.
4. a. Si eye Ani milliang annane karas.
Tante Ani membelikan anaknya kue karas.
b. Muti so dipakirimang ka mma ne ka-karas.
Muti meminta ibunya mengirimkan kue karas-karas.
Bentuk karas yang artinya ‘kue karas’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
tante Ani membelikan anaknya sebuah atau sebungkus kue karas. Sedangkan
reduplikasi ka-karas yang artinya ‘karas-karas’ dalam kalimat (b) menyatakan
makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa Muti meminta ibunya mengirimkan
beberapa buah atau bungkus kue karas.
5. a. Si Rahma di soho uwwane milli pissi ma kios to Tili.
Rahma disuruh ayahnya membeli pancing di kios om Tili
b. Puto Mui pakialane pi-pissi na ma diboe saloh ka dilao.
Om Mui sudah menyiapkan pancing-pancing yang akan dibawanya
memancing besok.
Bentuk pissi yang artinya ‘pancing’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
Rahma diperintah ayahnya membeli sebuah pancing di kios om Tili. Sedangkan
reduplikasi pi-pissi yang artinya ‘pancing-pancing’ dalam kalimat (b) menyatakan
makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi pi-pissi yang artinya ‘pancingpancing’ menyatakan beberapa buah pancing yang disiapkan om Mui untuk
memancing besok.
6. a. Si Kila pasa’ ka romah beke sehene narintah sekko burohne.
Kila masuk ke hutan bersama temannya melihat perangkap burung mereka.
b. Ma Seme pere ro-romah ma di jege ele dapune.
Di Bajo banyak hutan-hutan yang masih dipercayai banyak penunggunya.
Bentuk romah yang artinya ‘hutan’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
sebuah hutan yang dimasuki Kila untuk melihat perangkap burung. Sedangkan
reduplikasi ro-romah yang artinya ‘hutan-hutan’ dalam kalimat (b) menyatakan
makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ro-romah yang artinya ‘hutanhutan’ menyatakan ‘beberapa hutan’ yang ada di desa Bajo masih dipercayai ada
penunggunya.
7. a. Si mma ngala badu ma ingge lagi diasa’ pugei summe ma
dapurang.
Ibu mengambil baju yang sudah tidak dipakai dijadikan lap kotoran di dapur.
b. Si Asria ngoso su-summe ma marota.
Asria mencuci lap-lap yang sudah kotor.
Bentuk summe yang artinya ‘lap’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah
kain yang dipakai ibu untuk dijadikan kain lap kotoran di dapur. Sedangkan
reduplikasi su-summe yang artinya ‘lap-lap’ dalam kalimat (b) menyatakan makna
‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi su-summe yang artinya ‘lap-lap’
menyatakan ‘beberapa kain lap’ kotor yang dicuci Asria.
8. a. Bangko paningkoloang si Marlo ma bunda.
Bangku yang diduduki Marlo berada di depan.
b. Si ppa’ mugei ba-bangko ma buku ruma.
Ayah membuat bangku-bangku di belakang rumah.
Bentuk bangko yang artinya ‘bangku’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
sebuah bangku kelas yang diduduki Marlo. Sedangkan reduplikasi ba-bangko yang
artinya ‘bangku-bangku’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat
dikatakan bahwa reduplikasi ba-bangko yang artinya ‘bangku-bangku’ menyatakan
beberapa bangku yang dibuat ayah di belakang rumah.
9. a. Si Tatok tambanangne bidah ma di asa’ne sambayah ma
mansigi.
Tatok meninggalkan sarung yang dipakainya sembahyang di mesjid.
b. Bi-bidah ma ingge diasa’ dibunang si mma ka mbo’.
Sarung-sarung yang tidak dipakai diberikan ibu kepada nenek.
Bentuk bidah yang artinya ‘sarung’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
sebuah sarung yang ditinggalkan Tatok di mesjid. Sedangkan reduplikasi bi-bidah
yang artinya sarung-sarung dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat
dikatakan bahwa reduplikasi bi-bidah yang artinya ‘sarung-sarung’ menyatakan
beberapa sarung yang diberikan ibu kepada nenek.
2) Menyatakan makna ‘sifat lebih dari’
1. a. Si mma’ milli pot bunge ma dikki.
Ibu membeli pot bunga yang kecil.
b. Bua kadondoh mantri Subur masi di-dikki.
Buah kedondong mantri Subur masih kecil-kecil.
Bentuk dikki yang artinya ‘kecil’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah pot
bunga kecil yang dibeli Ibu. Sedangkan reduplikasi di-dikki yang artinya ‘kecilkecil’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat banyak’. Dapat dikatakan bahwa
reduplikasi di-dikki yang artinya ‘kecil-kecil’ menyatakan buah kedondong milik
mantri Subur masih ‘banyak yang kecil’.
2. a. Bua lansat ma di billi to Batto isse ne lissang.
Buah langsat yang dibeli om Batto rasanya begitu asam.
b. Si Wis dempe nginta bua ma li-lissang.
Wis suka makan buah yang asam-asam.
Bentuk lissang yang artinya ‘asam’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai rasa
asam pada buah langsat yang dibeli om Batto. Sedangkan reduplikasi li-lissang yang
artinya ‘asam-asam’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’. Dapat
dikatakan bahwa reduplikasi li-lissang yang artinya ‘asam-asam’ menyatakan Wis
suka berbagai macam buah yang rasanya asam.
3. a. Badang si Debi karincah likka iyema piddi.
Badan Debi menjadi kurus selepas sakit.
b. Pelem ma indosiar pamaingne ka-karincah bone anu loong-loong.
Film yang di putar di indosiar pemainnya kurus-kurus dan hitam-hitam.
Bentuk karincah yang artinya ‘kurus’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
badan Debi yang ‘menjadi kurus’ selepas sakit. Sedangkan reduplikasi ka-karincah
yang artinya ‘kurus-kurus’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’.
Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ka-karincah yang artinya ‘kurus-kurus’
menyatakan beberapa pemain yang kurus dan hitam-hitam dalam film yang di putar
Indosiar.
3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’
1. a. Si Alwia dempe dumalang beke sehene ka sikole kuto dutai
sepedane.
Alwia lebih senang jalan kaki bersama temanya ke sekolah dibandingkan naik
sepeda.
b. Si Wawan di boe kka’ne du-dumalang mau missa llou.
Wawan selalu di ajak kakaknya jalan-jalan setiap sore.
Bentuk dumalang yang artinya ‘jalan’ dalam kalimat (a) menyatakan
‘makna melakukan sesuatu yaitu Alwia lebih senang berjalan kaki dengan temannya
daripada menggunakan kendaraan ke sekolah. Sedangkan reduplikasi du-dumalang
yang artinya ‘jalan-jalan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu
seperti pada bentuk dasar’ yaitu ‘jalan’.
2. a. Katis nabangang mmane madatei si Wasna pore mandi.
Setelah membantu ibu memasak Wasna langsung mandi.
b. Likka lagi sangang sampe itu si Asrul ingge mina Ma-mandi du.
Sejak pagi tadi sampai sekarang Asrul belum mandi-mandi juga.
Bentuk mandi yang artinya ‘mandi’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
‘melakukan sesuatu’ yaitu Wasna pergi mandi setelah membantu ibunya memasak.
Sedangkan reduplikasi ma-mandi yang artinya ‘mandi-mandi’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan
bahwa reduplikasi ma-mandi yang artinya ‘mandi-mandi’ menyatakan Asrul belum
mandi juga sejak pagi sampai sekarang.
3. a. Ma panarimaang lapor si Novi ningkolo ma siddi mmane.
Saat penerimaan raport Novi duduk di samping ibunya.
b. Si Rici ni-ningkolo ma deker jambatah beke sehene ma maing gitar.
Rici sering duduk-duduk di jembatan bersama temannya sambil bermain
gitar.
Bentuk ningkolo yang artinya ‘duduk’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
melakukan sesuatu yaitu Novi duduk disamping ibunya saat penerimaan raport.
Sedangkan reduplikasi ni-ningkolo yang artinya ‘duduk-duduk’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan
bahwa reduplikasi ni-ningkolo yang artinya ‘duduk-duduk’ menyatakan Rici dan
temannya duduk di jembatan sambil bermain gitar.
4) Menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’ dan ‘mengalami hal
seperti pada bentuk dasar’
1. a. Si Kasma dempene balajar dangang kuto ye na ma kolompo’.
Kasma lebih suka belajar sendiri dibandingkan belajar kelompok.
b. Jamaah ma birra daha jere da-dangang te ma nanggoh iye si tuloh kite
bone ringang.
Pekerjaan yang berat jangan dilakukan sendiri-sendiri baiknya saling
membantu biar mudah.
Bentuk dangang yang artinya ‘sendiri’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai
Kasma lebih suka belajar seorang diri daripada belajar kelompok. Sedangkan
reduplikasi da-dangang yang artinya ‘sendiri-sendiri’ dalam kalimat (b) menyatakan
makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi dadangang yang artinya ‘sendiri-sendiri’ menyatakan, pekerjaan yang dilakukan
seorang diri akan terasa susah atau berat sebaiknya dikerjakan bersama-sama agar
terasa mudah atau ringan.
2. a. Si Kipli milliang puto Roki tambar kool ma apotik.
Kipli membelikan om Roki obat batuk di apotik.
b. Due minggu ne to Roki ko-kool puli.
Sudah dua minggu om Roki batuk-batuk terus.
Bentuk kool yang artinya ‘batuk’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah
obat batuk yang dibelikan Kipli untuk omnya. Sedangkan reduplikasi ko-kool yang
artinya ‘batuk’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘mengalami hal seperti pada
bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ko-kool yang artinya ‘batukbatuk’ menyatakan ‘batuk yang diderita om Roki sudah dua minggu.
4.3.3 Makna Reduplikasi Disertai Afiks
Makna reduplikasi disertai afiks dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah
makna reduplikasi disertai afiks dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat.
1) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu pada bentuk dasar’
1. a. Aga te dolu aku ngalaang boe.
Tunggu sebentar saya ambilkan minuman.
b. Likka ansini ne si Fahri ma diaga-aga ingge mina niaang.
Sudah sejak tadi ditunggu-tunggu Fahri belum datang juga.
Bentuk aga yang artinya ‘tunggu’ dalam kalimat (a) bermakna meminta
atau menyuruh seseorang untuk menunggu. Sedangkan reduplikasi diaga-aga yang
artinya ‘ditunggu-tunggu’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu
seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi diaga-aga yang
artinya ‘ditunggu-tunggu’ Fahri yang yang ditunggu sejak tadi belum juga datang.
2. a. Bitte si Nappi ma pore ka Kalimmantang.
Sudah lama Napri pergi merantau ke Kalimantan.
b. Jangan berlama-lama berendam di air nanti masuk angin.
Daha ko pabitte-bitte ma parindang ma boe ude pasa’ jarinni ko.
Bentuk bitte yang artinya ‘lama’ dalam kalimat (a) bermakna seorang yang
sudah lama merantau ke tempat lain yaitu Kalimantan. Sedangkan reduplikasi
pabitte-bitte yang artinya ‘berlama-lama’ dalam kalimat (b) menyatakan makna
‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi
pabitte-bitte yang artinya ‘berlama-lama’ yaitu menyatakan suatu sikap untuk tidak
lama berendam di air karena bisa masuk angin.
3. a. Min sapulu ne lipu kami pamannaang bo ingge tatummu kami
sinsing si Risma.
Sepuluh kali kami keliling ditempat itu namun tidak ketemu juga cincin milik
Risma.
b. Saya dan Minto masih sempat keliling-liling di lapangan Liang.
Aku beke si Minto masih palipu-lupu ma lapangan Liah.
Bentuk lipu yang artinya ‘keliling’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan
sesuatu yaitu berkeliling mencari cincin Risma yang hilang. Sedangkan reduplikasi
palipu-lipu yang artinya ‘keliling-liling’ dalam kalimat (b) menyatakan makna
‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi
palipu-lipu yang artinya ‘keliling-liling’ menyatakan saya dan Minto yang masih
sempat berkeliling di lapangan Liang.
4. a. Mau nia si mma’ palou nu aku ma ruma si mbo.
Jika mama datang panggil saya di rumahnya nenek.
b. Si Minto dipalou-palou ele si Erik bo ingge’ kalene.
Minto dipanggil-panggil Erik tapi dia tidak mendengarnya.
Bentuk palou yang artinya ‘panggil’ dalam kalimat (a) bermakna meminta
melakukan sesuatu yaitu si saya meminta dirinya dipanggil apabila ibunya datang.
Sedangkan reduplikasi dipalou-palou yang artinya ‘dipanggil-panggil’ dalam
kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’.
Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi dipalou-palou yang artinya ‘dipanggil-panggil’
menyatakan Erik yang memanggil Minto tapi tidak didengarkan.
5. a. Si Ayya talou ma meyoh.
Ayya paling takut sama kucing.
b. Si Ira bisere pelem setang na paki-pakitalou ne si Anti.
Ira sengaja bercerita tentang film horor untuk menakut-nakuti Anti.
Bentuk talou yang artinya ‘takut’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan
yang dialami yaitu rasa takut Ayya terhadap kucing. Sedangkan reduplikasi pakipakitalou yang artinya ‘menakut-nakuti’ dalam kalimat (b) menyatakan makna
‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi
paki-pakitalou yang artinya ‘menakut-nakuti’ menyatakan melakukan hal untuk
menakuti yaitu si Ira becerita tentang film horor untuk membuat takut Anti.
6. a. Ambur nu dakki misis ma diata kompeh bone takite malasso.
Hambur sedikit coklat meses di atas kue biar kelihatan indah.
b. Mau mole tas beke badune jere diambur-amburang batti.
Setiap pulang sekolah seragam dan tasnya dihambur-hamburkan begitu saja.
Bentuk ambur yang artinya ‘hambur’ dalam kalimat (a) bermakna
melakukan suatu hal yaitu menghamburkan coklat meses di atas kue. Sedangkan
reduplikasi ambur-amburang yang artinya ‘dihambur-hamburkan’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar ’. Dapat dikatakan
bahwa,
reduplikasi
ambur-amburang
yang
artinya
‘dihambur-hamburkan’
menyatakan meghamburkan tas dan seragam sekolah sacara berserakan.
7. a. Si Lisna ingge gegge lagi minteh bissi ele birrane.
Lisna sudah tidak kuat memegang besi karena beratnya.
b. Si Dasri pagegge-geggene nyempa bola.
Dasri menendang bola dengan sekuat-kuatnya
Bentuk gegge yang artinya ‘kuat’ dalam kalimat (a) bermakna tidak
memiliki kemampuan yaitu Lisna tidak mampu lagi menahan berat besi yang
dipegangnya. Sedangkan reduplikasi pagegge-geggene yang artinya ‘sekuatkuatnya’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada
bentuk dasar ’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi pagegge-geggene yang artinya
‘sekuat-kuatnya’ menyatakan Dasri menendang bola dengan sekuat tenaganya.
8. a. Si mma marebe mau batung kallauang aku.
Ibu selalu marah jika saya terlambat bangun pagi.
b. Si Acil diparebe-rebeang ele gurune ele takatonang ngaroko ma sikole.
Acil dimarah-marahi gurunya karena ketahuan merokok di sekolah.
Bentuk marebe yang artinya ‘marah’ dalam kalimat (a) bermakna menjadi
kebiasaan yaitu ibu menajdi marah jika saya terlambat bangun pagi. Sedangkan
reduplikasi diparebe-rebeang yang artinya ‘dimarah-marahi’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘melakukan suatu tindakan seperti pada bentuk dasar ’. Dapat
dikatakan bahwa, reduplikasi diparebe-rebeang yang artinya ‘dimarah-marahi’
menyatakan guru memarahi Acil yang ketahuan merokok di sekolah.
9. a. Daha anda’ nu below batu tarua manusie jena.
Jangan main lempar batu sembarangan nanti bisa kena orang lain.
b. Dayah ma ta takoe ma ringgi dianda’-anda’kang ka dialang kas.
Ikan yang terjaring dilempar-lemparkan ke dalam kas.
Bentuk anda’ yang artinya ‘lempar’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan
sesuatu yaitu jangan melempar batu sembarangan nanti kena orang. Sedangkan
reduplikasi dianda’-anda’kang yang artinya ‘dilempar-lemparkan’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan
bahwa,
reduplikasi
dianda’-anda’kang
yang
artinya
‘dilempar-lemparkan’
menyatakan melemparkan ikan yang terjaring ke dalam kas.
2) Menyatakan makna ‘sesuatu yang disengaja’ dan ‘suatu tindakan secara mendadak
atau tiba-tiba’
1. a. Buke nu dolu jendela kamarnu bone pasa’ llou bone ingge
pittah.
Buka jendela kamarmu agar cahaya bisa masuk dan tidak gelap.
b. Daha palalonu pintu tabuke-buke batti.
Jangan biarkan pintu terbuka-buka seperti itu.
Bentuk buka yang artinya ‘buka’ dalam kalimat (a) bermakna meminta
untuk melakukan sesuatu yaitu membuka jendela kamar agar terang dan udara
didalam kamar tidak pengap. Sedangkan reduplikasi tabuke-buke yang artinya
‘terbuka-buka’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sesuatu yang disengaja’.
Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi tabuke-buke yang artinya ‘terbuka-buka’ yaitu
menyatakan pintu sengaja dibiarkan terbuka.
2. a. Si Faiz di konjo ye ele kka’ne.
Faiz dibuat kaget kakaknya.
b. Sito takonjo-konjo makale lleh panimba dayah.
Sito terkaget-kaget mendengar bunyi letusan bom ikan.
Bentuk konjo yang artinya ‘kaget’ dalam kalimat (a) bermakna suatu
tindakan yang dilakukan secara mendadak atau tiba-tiba yaitu Faiz mendadak kaget
karena kakaknya. Sedangkan reduplikasi takonjo-konjo yang artinya ‘terkaget-kaget’
dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘suatu tindakan secara mendadak atau tibatiba’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi takonjo-konjo yang artinya ‘terkagetkaget’ menyatakan Sito tiba-tiba kaget oleh bunyi bom ikan.
3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’
1. a. Sinnah ne llung ne luppe ie nikke.
Hidupnya jadi senang setelah ia menikah.
b. Jere pasinnah-sinnah jamaahnu kuto na nuloh sehenu.
Kerjaanmu hanya bersenang-senang tidak mau membantu teman.
Bentuk sinnah yang artinya ‘senang’ dalam kalimat (a) bermakna suatu
keadan yang dialami yaitu selepas menikah hidupnya menjadi senang. Sedangkan
reduplikasi pasinnah-sinnah yang artinya ‘bersenang-senang’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat
dikatakan bahwa, reduplikasi pasinnah-sinnah yang artinya ‘bersenang-senang’
menyatakan suatu keadaan seseorang yang hanya mau hidup senang dan tidak mau
saling membantu.
2. a. Si Irfan sissa, nappas ne dabui.
Irfan menderita sesak napas semalam.
b. Tuku lebaran panumpang ma mole tasissa’-sissa’ ne.
Mendekati lebaran penumpang yang mudik mulai bersesak-sesakkan.
Bentuk sissa yang artinya ‘sesak’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan
yang diderita yaitu si Irfan menderita sesak nafas semalam. Sedangkan reduplikasi
tasissa’-sissa’ yang artinya ‘bersesak-sesakkan’ dalam kalimat (b) menyatakan
makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan
bahwa, reduplikasi tasissa’-sissa’ yang artinya ‘bersesak-sesakkan’ menyatakan
suatu keadaan yang dialami para penumpang yaitu bersesak-sesakkan saat mudik
menjelang lebaran.
4) Menyatakan makna ‘mengalami suatu keadaan seperti pada bentuk dasar’
a. Uppi below ne Si Linda elene ma nontong pelem setang.
Linda mimpi buruk gara-gara nonton film horor.
b. Pelem setang ma tipi tauppi-uppi si Muti ma tidorne ele beketaloune.
Film horror di televisi sangat menyeramkan sampai Muti termimpi-mimpi
dalam tidurnya.
Bentuk uppi yang artinya ‘mimpi’ dalam kalimat (a) bermakna suatu
keadan yang dialami yaitu Linda mengalami mimpi buruk karena nonton film horor.
Sedangkan reduplikasi tauppi-uppi yang artinya ‘termimpi-mimpi’ dalam kalimat
(b) menyatakan makna ‘mengalami suatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat
dikatakan
bahwa,
reduplikasi
tauppi-uppi
yang
artinya
‘termimpi-mimpi’
menyatakan saking takutnya Muti, film horor yang ditonton terbawa ke dalam
mimpinya.
5) Menyatakan makna ‘jamak’
1. a. Si Wawan tullu kka dindene.
Wawan punya tiga kakak perempuan.
b. Si Wawan limongan ma kka-kkane ma sikole ma kampoh sehe.
Wawan rindu kakak-kakaknya yang sekolah di luar kota.
Bentuk kka’ yang artinya ‘kakak’ dalam kalimat (a) bermakna mempunyai
yaitu Wawan mempunyai tiga orang kakak perempuan. Sedangkan reduplikasi kkakkane yang artinya ‘kakak-kakaknya’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.
Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi kka-kkane yang artinya ‘kakak-kakaknya’
menyatakan Wawan merindukan beberapa orang kakaknya yang sekolah di luar
kota.
2. a. Daha ko kuri ma pamannang ma marota.
Jangan main di tempat yang kotor.
b. Si Faiz perene kuri-kuriang likka ma om Anto.
Faiz sudah banyak menerima main-mainan dari om Anto.
Bentuk kuri yang artinya ‘main’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan
sesuatu yaitu dilarang bermain di tempat yang kotor. Sedangkan reduplikasi kurikuriang yang artinya ‘main-mainan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak ’.
Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi kuri-kuriang yang artinya ‘main-mainan’
menyatakan beberapa mainan yang diberikan om Anto kepada Faiz.
6) Menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’ ‘menjadi tidak berlainan’
1. a. Piddi si mbo Karepo ingge minaang.
Sakit yang diderita nenek Karepo belum juga sembuh.
b. Si kka’ Aini piddi-piddiang likka mole ma Labobo.
Sejak pulang dari Labobo kak Aini sakit-sakitan.
Bentuk piddi yang artinya ‘sakit’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan
yang dialami yaitu nenek Karepo belum sembuh juga dari sakitnya. Sedangkan
reduplikasi piddi-piddiang yang artinya ‘sakit-sakitan’ dalam kalimat (b)
menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa,
reduplikasi piddi-piddiang yang artinya ‘sakit-sakitan’ menyatakan kak Aini
menjadi sakit-sakitan sepulang dari Labobo.
2. a. Sipa’ si Rini sadiri beke kka’ne.
Sifat Rini yang pendiam beda dengan kakaknya.
b. Madialang agama ingge disadiri-sadiriang ma pere doine beke ma missa.
Dalam agama tidak dibeda-bedakan kaya dan miskin.
Bentuk sadiri yang artinya ‘beda’ dalam kalimat (a) bermakna sesuatu yang
berlainan yaitu sifat Rini yang berlainan dengan kakaknya. Sedangkan reduplikasi
disadiri-sadiriang yang artinya ‘dibeda-bedakan’ dalam kalimat (b) menyatakan
makna ‘menjadi tidak berlainan’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi disadirisadiriang yang artinya ‘dibeda-bedakan’ menyatakan dalam agama kaya dan miskin
tidak berlainan semua sama.
7) Menyatakan makna ‘menjadi beramai-ramai’ dan ‘menjadikan seperti pada bentuk
dasar’
a. Si eye Poni ingge dadi nia lebaran taong itu.
Tante Poni tidak jadi datang lebaran tahun ini.
b. Manontong mania-niaang na nontong bola.
Penonton sudah berdatang-datangan untuk menyaksikan final sepakbola.
Bentuk nia yang artinya ‘datang’ dalam kalimat (a) bermakna mempunyai
tujuan yaitu tante Poni tidak jadi datang lebaran tahun ini. Sedangkan reduplikasi
mania-niaang yang artinya ‘berdatang-datangan’ dalam kalimat (b) menyatakan
makna ‘menjadi beramai-ramai’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi mania-niaang
yang artinya ‘berdatang-datangan’ menyatakan para penonton sudah ramai
mendatangi pertandingan final sepakbola.
Download