Journal of Control and Network Systems

advertisement
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) 84-94
Journal of Control and Network Systems
Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone
RANCANG BANGUN ALAT PENGAYUN BAYI BERBASIS
MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN SENSOR SUARA,
KELEMBABAN DAN GAS AMONIA
Cahyati Supriyati Sangaji1) Harianto 2) Madha Christian Wibowo3)
Program Studi/ Jurusan Sistem Komputer
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya
Jalan Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email : 1)[email protected], 2) [email protected], 3)[email protected]
Abstract: Perkembangan teknologi salah satunya terjadi pada peralatan atau perlengkapan bayi yang
bertujuan meringankan pekerjaan para ibu. Sering sekali ibu rumah tangga kelelahan dalam menimang
untuk menidurkan anaknya dan setelah itu meninggalkan anaknya dalam keadaan tertidur di ranjang
untuk melakukan aktivitas yang lain sehingga bila anak tersebut terjaga atau menangis, tidak ada seorang
pun yang bisa menghiburnya. Maka perlu adanya alat yang otomatis dapat menghibur sementara anak
yang terjaga tersebut.Pada metode penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk memberikan penanda dini
kepada ibu bayi ketika bayi yang ada di dalam ayunan terbangun atau bahkan menangis selain itu juga
agar bayi tidak terlalu lama terbangun atau menangis. Perancangan rancang bangun ini berbasis
mikrokontroler yang memperoleh input dari sensor-sensor yang digunakan, data input akan diolah oleh
mikrokontroler, kemudian akan menentukan hasil output yang sesuai dengan data input dan hasil proses
mikrokontroler. Terdapat tiga macam kondisi yang mungkin terjadi pada alat pengayun. Pertama kondisi
saat bayi bersuara/menangis bukan karena buang air, kedua kondisi saat bayi bersuara/menangis karena
buang air dan ketiga kondisi saat bayi bersuara/menangis bukan karena buang air namun masih terdapat
bau amonia dari kasur pengayun. Kemudian hasil rata-rata dari 3 kondisi tersebut adalah 96,67 % untuk
kondisi benar dan 3,33% untuk kondisi salah.
Kata kunci : Ayunan Bayi Otomatis, Suara Bayi, Sensor Suara, Sensor Amonia, Sensor
Kelembaban,otomatis,sistem
Di zaman sekarang ini, perkembangan
dalam bidang teknologi terus dikembangkan agar
memberikan kemudahan untuk meringankan
pekerjaan manusia serta memberikan keuntungan
dalam menghemat tenaga dan waktu dalam
melakukan
suatu
kegiatan.
Selain
itu
perkembangan teknologi tersebut juga diharapkan
memiliki nilai lebih dari teknologi sebelumnya.
Perkembangan teknologi salah satunya terjadi
pada peralatan atau perlengkapan bayi yang
bertujuan meringankan pekerjaan para ibu.
Sering sekali ibu rumah tangga kelelahan
dalam menimang untuk menidurkan anaknya dan
setelah itu meninggalkan anaknya dalam keadaan
tertidur di ranjang untuk melakukan aktivitas yang
lain. Dan akibatnya bila anak tersebut terjaga dan
menangis, tidak ada seorang pun yang bisa
menghiburnya. Untuk membantu meringankan
tugas ibu maka perlu adanya alat yang otomatis
dapat menghibur sementara anak menangis
tersebut. Salah satunya adalah alat penimang
otomatis. (Purba,2013)
Penelitian sebelumnya yang berhubungan
dengan teknologi peralatan otomatis untuk
kebutuhan bayi (Purba,2013) membahas hal yang
berhubungan dengan pendeteksian menggunakan
sensor suara dan sensor kelembaban yang akan
mengayun bayi jika hasil input suara mendeteksi
bayi menangis dan meyalakan alarm jika bayi
buang air jika terdeteksi dari input sensor
kelembaban. Penelitian lain yang berhubungan
dengan
alat
penimang
otomatis
(Rachmadyanti,2010) mengembangkan penelitian
pada gerak motor ayunan bayi yang menggunakan
metode kontrol PID (Proportional Integral
Derivative) controller.
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 84
Berdasarkan beberapa permasalahan yang
berhubungan dengan ibu bayi diatas dan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, maka penyusun
mencoba untuk merancang sebuah alat pengayun
bayi otomatis untuk mengayun sementara bayi
yang terbangun atau bersuara, diikuti dengan
penanda musik ketika bayi terbangun atau
bersuara serta informasi pada layar LCD (Liquid
Crystal Display) jika bayi tidak tertidur kembali.
Alat ini dapat mengayun secara otomatis untuk
sementara sampai ibu bayi datang dan
memberikan penanda kepada ibu bayi. Penanda
pada alat ini bertujuan agar bayi tidak terlalu lama
menangis jika bayi terbangun kemudian menangis.
Tujuan lain dari alat ini adalah untuk memberikan
informasi/alasan
yang
menyebabkan
bayi
bersuara/menangis dari hasil proses deteksi sensor
suara, kelembaban dan amonia pada alat pengayun
tersebut.
MIKROKONTROLER ATMEGA32
Mikrokontroler AVR (Alf and vegard’s
Risc processor) merupakan bagian dari keluarga
mikrokontroler CMOS (Complementary Metal
Oxide Semiconductor) 8-bit buatan Atmel. AVR
(Alf and vegard’s Risc processor) memiliki
arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas
dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 siklus clock. Mikrokontroler
AVR (Alf and vegard’s Risc processor) memiliki
arsitektur Havard, yaitu memisahkan memori
untuk kode program dan memori data. AVR (Alf
and vegard’s Risc processor) berteknologi RISC
(Reduced Instruction Set Computing), sedangkan
seri MCS51 berteknologi CISC (Complex
Instruction Set Computing). AVR (Alf and
vegard’s Risc processor) dapat dikelompokkan
menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega dan
AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori, peripheral,
dan fungsinya. (Sunardi, dkk., 2009). Fitur-fitur
yang dimiliki oleh microcontroller AVR (Alf and
vegard’s Risc processor) ATmega32 adalah
sebagai berikut:
1. Dapat bekerja pada tegangan 4,5 Volt – 5,5
Volt.
2. Merupakan mikrokontroler AVR (Alf and
vegard’s Risc processor)
8 bit
berkemampuan tinggi dengan daya yang
rendah.
3. Memiliki 32 x 8 general purpose working
register.
4. Kecepatan eksekusi program yang dimiliki
cepat karena sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 clock dengan arsitektur
5.
6.
7.
8.
RISC (Reduced Instruction Set Computing)
hamper mencapai 16 MIPS (Million
Instruction Per Second) pada frekuensi 16
MHz (MegaHertz).
Memori data dan program yang tidak mudah
hilang (Nonvolatile
Programand Data
Memories) dengan pemrograman flash
memiliki kapasitas 8 KB (KiloBytes).
Memiliki daya tahan10000 siklus tulis/hapus
program.
Fasilitas timer/counter yang ada pada
mikrokontroler ini terdiri dari dua buah
Timer/Counter 8 bit dan satu buah
Timer/Counter 16 bit.
Memiliki 4 kanal PWM (Pulse Width
Modulation) dan memiliki 6 kanal ADC (
Analog to Digital Converter) 10 bit.
9. Memiliki pemrograman serial
USART (Universal Serial Asyncronous and
Syncronous Receiver Transmitter), On-chip
Analog Comparator, dan interrupt.
SENSOR SUARA
Sensor suara adalah sebuah alat yang
mampu mengubah gelombang Sinusoidal suara
menjadi gelombang sinus energi listrik. Sensor
suara bekerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan
gelombang suara yang mengenai membran sensor
yang menyebabkan bergeraknya membran sensor
yang juga terdapat sebuah kumparan kecil di balik
membran sensor naik dan turun. Oleh karena
kumparan tersebut sebenarnya adalah ibarat
sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia
bergerak naik-turun, ia juga telah membuat
gelombang magnet yang mengalir melewatinya
terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan
menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik
yang dihasilkannya.
SENSOR KELEMBABAN
Sensor DHT11 terdiri dari elemen
polimer kapasitif digunakan untuk mengukur
kelembaban dan sensor temperatur. Didalamnya
juga terdapat memori kalibrasi yang digunakan
untuk menyimpan koefisien kalibrasi hasil
pengukuran sensor. Data hasil pengukuran dari
DHT11 ini berupa digital logic yang diakses
secara serial. DHT11 merupakan sensor digital
untuk temperature dan kelembaban sekaligus yang
memiliki kisaran pengukuran dari 2 – 90 persen
RH (Relative Humidity) dan 0 – 50 derajat celcius.
Data yang diperoleh berupa data pengukuran
temperatur dari lingkungan. Jika, sensor membaca
temperatur makin rendah maka tegangan pull
down yang dialirkan menjadi lebih besar, sehingga
akan menghasilkan Vcc data yang semakin besar,
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 85
data yang dihasilkan dari sensor ini adalah sudah
berupa data digital.
SENSOR AMONIA
Sensor Amonia yang digunakan adalah
sensor MQ137. Materi sensitif dari sensor gas
MQ137 adalah SnO2, dengan konduktivitas yang
lebih rendah di udara bersih. Konduktivitas sensor
akan lebih tinggi seiring dengan meningkatnya
konsentrasi gas. Menggunakan electro circuit
sederhana, Convert perubahan konduktivitas untuk
menyesuaikan sinyal output konsentrasi gas.
Sensor gas MQ137 memiliki sensitivitas tinggi
terhadap Amonia, juga untuk amina organik
lainnya. Sensor ini dapat digunakan untuk
mendeteksi gas yang mengandung Amonia dan
cocok untuk aplikasi yang berbeda. Sensor gas
MQ137 memiliki konfigurasi sensitivitas yang
baik untuk amonia, tahan lama dan memiliki
sirkuit drive circuit sederhana.
LCD (LIQUID CRYSTAL DISPLAY)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah
suatu jenis media tampilan yang menggunakan
kristal cair sebagai penampil utama. LCD (Liquid
Crystal Display) sudah digunakan diberbagai
bidang, misalnya dalam alat-alat elektronik,
seperti kalkulator ataupun layar komputer. Pada
LCD (Liquid Crystal Display)
berwarna
semacam monitor, terdapat banyak sekali titik
cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal
cair sebagai suatu titik cahaya. Walaupun disebut
sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak
memancarkan cahaya sendiri. LCD
(Liquid
Crystal Display) LMB162A merupakan modul
LCD (Liquid Crystal Display) buatan Top way
dengan tampilan 2 x 16 karakter (2 baris x 16
kolom) dengan konsumsi daya rendah, sekitar 5
Volt DC (Direct Current). Modul tersebut
dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain
khusus untuk mengendalikan LCD (Liquid Crystal
Display), sehingga memudahkan melakukan
koneksi dengan AVR (Alf and vegard’s Risc
processor).
METODE
Pada metode penelitian tugas akhir ini
dilakukan untuk memberikan penanda dini kepada
ibu bayi ketika bayi yang ada di dalam ayunan
terbangun atau bahkan menangis selain itu juga
agar bayi tidak terlalu lama terbangun atau
menangis. Perancangan rancang bangun ini
berbasis mikrokontroler yang memperoleh input
dari sensor-sensor yang digunakan, data input
akan diolah oleh mikrokontroler, kemudian akan
menentukan hasil output yang sesuai dengan data
input dan hasil proses mikrokontroler.
Gambar 1. Blok Diagram Perancangan
Sistem rancangan ini akan mulai bekerja
jika terdeteksi suara bayi. Ketika hasil sensor
suara terdeteksi suara bayi dari alat akan
mengayun secara otomatis untuk mengayun
sementara bayi. Selanjutnya setelah alat mengayun
beberapa saat, sensor amonia akan mendeteksi
apakah bayi buang air. Hasil deteksi akan di
sempurnakan dengan sensor kelembaban. Sensor
kelembaban untuk mendeteksi apakah bayi benarbenar buang air atau tidak dengan mendeteksi
apakah kasur ayunan bayi benar-benar basah atau
tidak. Alasan digunakan sensor kelembaban
adalah menghindari kesalahan hasil deteksi ketika
kasur bayi pada pengayun kering namun masih
terdetaksi amonia pada kasur bayi sehingga dapat
meminimalisir kesalahan hasil deteksi sensor. Dari
hasi pengolahan sensor-sensor pada rancang
bangun ini akan diberikan penanda berupa musik
ketika bayi terbangun yang bertujuan untuk
memberikan penanda dini kepada ibu bayi dan
penanda yang diberikan tidak mengganggu bayi
serta informasi yang ditampilkan pada layar LCD
(Liquid Crystal Display).
Untuk kondisi bayi buang air, maka hasil
diperoleh dari hasil akhir deteksi sensor
kelembaban menyatakan kasur ayunan tidak
kering kemudian akan memberikan informasi pada
layar LCD (Liquid Crystal Display) bahwa bayi
telah buang air. Selain itu untuk kondisi bayi tidak
buang air, maka akan dinyatakan bayi terbangun
karena alasan haus atau alasan lain yang juga
akan diberikan informasi kondisi bayi pada layar
LCD (Liquid Crystal Display).
PERANCANGAN
KERAS
PERANGKAT
1. Perancangan Minimum Sistem ATMega32
Minimum sistem milrokontroler adalah sistem
elektronika sederhana yang terdiri dari komponenkomponen dasar yang dirangkai menjadi satu
karena dibutuhkan suatu mikrokontoler agar dapat
berfungsi dengan baik. Suatu mikrokontroler
membutuhkan dua komponen tambahan selain
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 86
power untuk dapat berfungsi. Rangkaian tersebut
adalah Kristal Oscillator (XTAL) dan rangkaian
RESET, kedua rangkaian tersebut pada umumnya
selalu ada pada minimum sistem mikrokontroler.
Rangkaian tambahan lain yang digunakan pada
minimum sistem terutama yang digunakan pada
perancangan ini adalah rangkaian power, rankaian
led indikator dan konektor ISP (In System Chip
Program) untuk mengunduh (download) program
ke
mikrokontroler.
Bagian
inti
yaitu
mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega
32 yang merupakan otak dari minimum sistem.
Pengujian terhadap Minimum Sistem dilakukan
dengan
mendownload
progam
pada
mikrokontroler, jika proses download program
berhasil maka Minimum Sistem dapat bekerja
dengan baik dan dapat digunakan pada
perancangan.
2. Perancangan Sensor Kelembaban
Sensor yang digunakan pada perancangan ini
menggunakan sensor DHT11. Pada perancangan
sensor kelembaban akan digunakan port pin
PORTD pada mikrokontroler. Tepatnya pada pin
PORTD.3 pada mikrokontroler dengan diberi
rangkaian pull up antara sensor dan PORTD.3.
DHT11 termasuk ke dalam kategori sensor yang
mudah digunakan, baik dalam hal protokol
komunikasi maupun wiring hardware. DHT11
hanya membutuhkan 1 jalur pertukaran data
dengan mikrokontroler (one-wire interface),
dimana proses pertukaran data tersebut dilakukan
menggunakan metode PWM (Pulse Width
Modulation) sederhana. Hasil dari pembacaan
sudah berupa data digital yang berasal dari proses
perhitungan clock sinyal high pada saat proses
pembacaan data.
3. Perancangan Sensor Amonia
Pada perancangan ini digunakan sensor MQ 137
yang merupakan sensor analog, sehingga memiliki
nilai output berupa sinyal analog. Untuk sensor
analog akan digunakan port ADC (Analog to
Digital Converter) pada mikrokontroler, yaitu
port
A
pada
mikrokontroler.
Dengan
menggunakan port ADC (Analog to Digital
Converter) maka nilai dari kadar amonia yang
ingin dideteksi akan diketahui nilainya, karena
data yang akan ditampilkan berupa nilai digital.
Satuan nilai kadar amonia yang dideteksi adalah
ppm (part per milion).
4. Perancangan Sensor Suara
Sensor suara dapat bekerja dengan tegangan
masuk antara 4 Volt DC (Direct Current) sampai
dengan 6 Volt DC (Direct Current). Tegangan
masukan telah disesuaikan dengan spesifikasi
tegangan sensor. Sensor suara memiliki 3 pin yang
dihubungkan pada mikrokontroler. Pin pada
sensor berupa input tegangan 5 Volt DC (Direct
Current), Ground dan Output. Output pada sensor
dihubungkan pada mikrokontroler yang digunakan
sebagai input data dari sensor. Chip utama pada
sensor menggunakan LM393 dengan perangkat
input adalah mic kondensator. Sensor bekerja
dengan sinyal aktif low.
5. Perancangan LCD (Liquid Cristal Display)
LCD (Liquid Cristal Display) yang digunakan
adalah LCD dengan karakter 16x2 dengan fungsi
untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan
pada perancangan alat. Pada perancangan
digunakan port B untuk menghubungkan LCD
(Liquid Cristal Display) dengan mikrokontroler.
6. Perancangan Motor Driver
Motor driver yang digunakan pada perancangan
ini adalah rangkaian motor driver dengan IC
(Integrated Circuit) L298. IC (Integrated Circuit)
driver L298 memiliki kemampuan menggerakan
motor DC (Direct Current) sampai arus 4 Ampere
dan tegangan maksimum 12 Volt. Pada rangkaian
pin Enable A dan B untuk mengendalikan
kecepatan motor yang diinputkan dari minimum
sistem berupa sinyal PWM (Pulse Width
Modulation). Input 1 dan 2 pada rangkaian
berguna sebagai pengendali arah putar, yaitu
searah atau berlawanan arah jarum jam sesuai
dengan cara kerja motor yang digunakan pada
perancangan.
7. Perancangan Output Musik/Alaram
Pada perancangan ini output musik digunakan
sebagai penanda bahwa bayi telah terbangun.
Musik ini akan diaktifkan jika motor pengayun
menyala yang menandakan bahwa bayi terbangun.
Musik akan terus diaktifkan jika sistem masih
berjalan. Kemudian musik akan nonaktif jika
selesai melakukan deteksi semua sensor dan
kemudian sensor suara tidak kembali mendeteksi
inputan suara yang menandakan tidak ada input
suara bayi.
PERANCANGAN PERANGKAT MEKANIK
Selain perancangan hardware, dilakukan
juga perancangan mekanik dari rancang bangun
yang tentunya berguna untuk pengujian
keseluruhan sistem pada kondisi yang dibutuhkan
sesuai dengan ide perancangan. Mekanik dari
rancang bangun menggunakan kerangka ayunan
bayi otomatis.
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 87
langsung yang akan disesuaikan dengan berat
beban pada alat pengayun.
2. Perancangan LCD (Liquid Cristal Display)
LCD (Liquid Cristal Display) pada rancangan
digunakan sebagai output untuk informasi kondisi
dari sistem yang telah dibuat. Pada tabel 1 akan
disajikan allocation list pada mikrokontroler.
Tabel 1. Allocation List LCD (Liquid Cristal
Display)
Gambar 2. Mekanik Ayunan bayi
Ayunan bayi otomatis ini memiliki
komponen rangkaian mikrokontroler ayunan
otomatis, sensor rotary, motor DC (Direct
Current) dan speaker. Dalam pembuatan rancang
bangun, panelis hanya memanfaatkan motor pada
mekanik dari ayunan bayi otomatis tersebut yang
nantinya akan diintegrasikan dengan sistem
mikrokontroler ATMega32 yang telah dirancang
oleh penulis.
Gambar 3 Motor Pada Ayunan Bayi
1. Perancangan Motor Pengayun
Pada perancangan motor pengayun digunakan
motor DC (Direct Current) yang telah ada pada
alat pengayun yang menggunakan rangkaian
motor driver L298 untuk menjalankan motor.
Rangkaian motor driver L298 ini akan
dihubungkan dengan mikrokontroler ATMega32.
Sistem kerja dari rancangan diawali dari kontrol
mikrokontroler yang memberikan nilai PWM
(Pulse Width Modulation) dan direction pada
rangkaian motor driver. Dari rangkaian motor
driver L298 yang mendapat input 12 Volt dan
ground pada port input power. Kemudian pada
port input L298 yang dihubungkan dengan
mikrokontroler adalah input direction, PWM
(Pulse Width Modulation), 5 Volt dan Ground.
Selanjutnya pada output rangkaian motor driver
dari rangkaian H-Bridge dihubungkan pada motor
DC (Direct Current)/motor pengayun yang
nantinya akan bekerja berdasarkan kontrol dari
mikrokontroler. Untuk pengaturan besar PWM
(Pulse Width Modulation) untuk perancangan
software dapat dilakukan dengan pengujian
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Alamat
PORTB.0
PORTB.1
PORTB.2
PORTB.4
PORTB.5
PORTB.6
PORTB.7
VCC
GND
IN/OUT
Keterangan
Output
Output
Output
Output
Output
Output
Output
VCC
Ground
RS
RD
EN
D4
D5
D6
D7
5V
Ground
Pada rancangan LCD (Liquid Cristal Display)
akan diletakan pada bagian penyangga atas ayunan
dengan tujuan agar infomasi yang di tampikan
pada LCD (Liquid Cristal Display) mudah untuk
diketahui.
3. Perancangan Sensor Suara
Sensor suara adalah sensor yang digunakan
sebagai input pada rancangan untuk mendeteksi
apakah terdeteksi suara bayi yang terbangun. Pada
rancangan sensor suara akan diletakan dekat
dengan kasur ayunan tepatnya dekat dengan sisi
kepala bayi yang bertujuan agar suara dari bayi
yang terbangun dapat benar-benar terdetaksi dan
memberikan input sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Pada tabel 2 akan disajikan allocation
list pada mikrokontroler.
Tabel 2. Allocation List Sensor Suara
No
Alamat
IN/OUT
1.
2.
3.
PORTC.2
VCC
GND
Input
VCC
Ground
Keterangan
Data Input
5V
Ground
4. Perancangan Sensor Gas Amonia
Pada mikokontroler output sensor di inputkan
pada PORTA, karena sensor yang di gunakan
adalah sensor MQ-137 yang merupakan sensor
dengan output analog. Alasan penggunaan
PORTA adalah untuk mengubah hasil deteksi
sensor menjadi data digital, karena PORTA
merupakan PORT ADC (Analog to Digital
Converter) pada mikrokontroler. Hasil dari
pembacaan ADC (Analog to Digital Converter)
ini akan menjadi dasar kondisi untuk menentukan
apakan sensor gas amonia mendeteksi bau amonia
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 88
pada ayunan bayi atau tidak. Pada rancangan
sensor gas amonia akan diletakan pada bagian
bawah kasur ayunan dekat dengan bagian ompol
bayi namun bagian yang tidak sampai mengenai
ompol bayi agar sensor tidak terkena air,sensor
akan berkurang sensitifitasnya jika terkena air.
Penempatan sensor pada tempat itu bertujuan agar
sensor dapat benar-benar mendeteksi bau amonia
yang berasal dari kencing bayi.
5. Perancangan Sensor Kelembaban
Sensor kelembaban pada rancangan
digunakan sebagai input untuk menentukan hasil
pasti dari hasil deteksi sensor gas amonia. Sensor
ini digunakan dengan tujuan memastikan bahwa
tempat bayi pada ayunan benar-benar basah atau
tidak. Sensor ini akan memberikan kondisi pasti
agar tidak terjadi kesalahan hasil saat sensor gas
amonia mendeteksi bau amonia namun tempat
bayi dalam kondisi kering, sehingga memperkecil
kesalahan dari hasil yang akan di informasikan
pada layar LCD (Liquid Cristal Display). Sensor
kelembaban pada rancangan menggunakan sensor
DHT11 yang merupakan sensor modul yang sudah
dapat
langsung
terintegrasi
dengan
mikrokontroler. Pada port output dari sensor
terdapat 4 pin, yaitu pin VCC, pin DATA, pin NC
dan pin GND. Namun pada perancangan hanya
menggunakan 3 pin, yaitu VCC, DATA dan GND.
Pin DATA akan dihubungkan pada pin
mikrokontroler yang telah diberi rangkaian pull
up. Pembacaan data berasal dari perhitungan nilai
clock saat pembacaan tiap bit data. Pada
perancangan akan digunakan PORTD.3 pada
mikrokontroler.
Pada
rancangan
sensor
kelembaban akan diletakan pada bagian sabuk
pada ayunan bayi dekat ompol bayi dengan tujuan
sensor dapat mendeteksi kelembaban disekitar
tempat kencing bayi dan dapat memberikan input
pasti sehingga hasil dari deteksi sensor dapat di
informasikan secara benar. Pada tabel 3.6 akan
disajikan allocation list pada mikrokontroler. Pada
tabel 3 akan disajikan allocation list pada
mikrokontroler.
Tabel 3. Allocation List Sensor Kelembaban
No
Alamat
IN/OUT
Keterangan
1.
2.
3.
PORTD.3
VCC
GND
Input
VCC
Ground
Data
5V
Ground
6. Perancangan Output Musik/Alaram
Musik pada rancangan merupakan komponen
output yang berfungsi untuk memberikan penanda
bahwa bayi terbangun. Rangkaian ini akan aktif
jika sistem mulai berjalan yang ditandai dengan
adanya input suara yang terdeteksi oleh sensor
suara kemudian mengaktifkan motor pengayun
pertanda bayi terbangun. Pada rangkaian
mikrokontroler output musik dihubungkan pada
PORTC.6 dan PORTC.7. Pada PORTC.6 akan
dijadikan sebagai input positif dan pada PORTC.7
akan dijadikan input negatif pada rangkaian IC
(Integrated Circuit) musik. Komponen speaker
serta rangkaian IC (Integrated Circuit) musik
akan diletakan pada bagian penyangga atas ayunan
dengan tujuan agar hasil suara dari speaker dapat
terdengar dengan jelas.
Tabel 4. Allocation List Rangkaian Musik
No
1.
2.
Alamat
PORTC.6
PORTC.7
PERANCANGAN
LUNAK
IN/OUT
Output
Output
Keterangan
Input Positif
Input Negatif
PERANGKAT
Sebelum membuat listing program pada
CodeVision AVR dilakukan pembuatan project
baru untuk chip tipe ATMega. Setting awal ini
dilakukan untuk langkah awal dalam penulisan
listing program sebelum membuat listing program
untuk proses pada bagian main. Setting wizard
yang dilakukan, disesuaikan dengan kebutuhan
komponen yang digunakan pada perancangan.
Setting dilakukan pada bagian :
1. Setting Wizard Pada CodeVision
AVR
a. Chip
Setting pada bagian chip dilakukan pada
pengaturan chip yang digunakan dan clock yang
digunakan pada rangkaian minimum sistem. Pada
perancangan digunakan chip ATMega32 dan clock
11,0592 MegaHertz.
b. Port
Setting pada bagian port dilakukan hanya pada
PORTC dari setting awal wizard. Dengan
mengganti data direction pada PORTC.6 dan
PORTC.7 menjadi output. Setting ini dilakukan
untuk proses penggunaan pin pada komponen
rangkaian musik.
c. Timer
Setting pada bagian timer dilakukan hanya pada
timer 0 dan timer 1. Pada timer 0 setting dilakukan
hanya pada clock value, gunakan clock value
dengan nilai yang paling besar pada rancangan
menggunakan nilai 110.592,200 kiloHertz. Setting
ini berguna untuk menghitung nilai clock sinyal
high dari sensor kelembaban, digunakan nilai clok
paling besar agar jarak anatara nilai clock bernilai
1 dan 0 cukup jauh. Pada timer 1 lakukan setting
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 89
pada clock value, atur clock yang di butuhkan.
Kemudian setting mode menjadi “Ph. Correct
PWM top=0x00FF” dan OutA beserta OutB
menjadi “Non-Inv”. Setting ini berguna untuk
pengaturan PWM pada port OCR1A dan OCR1B.
d. LCD (Liquid Cristal Display)
Setting pada bagian LCD (Liquid Crystal
Display), mula-mula centang bagian “Enable
Alphanumeric LCD Support” untuk setting
selanjutnya. Kemudian pilih jumlah karakter
sebanyak 16, karena pada perancangan digunakan
LCD (Liquid Crystal Display) 16x2. Lalu setting
port RN, RD, EN, D4, D5, D6, dan D7 menjadi
PORTB sesuai dengan port yang akan
dihubungkan
pada
minimum
sistem
mikrokontroler.
e. ADC
Setting pada bagian ADC (Analog to Digital
Converter), mula-mula centang bagian “ADC
Enable” untuk setting selanjutnya. Kemudian atur
Volt.Ref menjadi “AREF pin” dan atur clock
menjadi “1000,000 kHz”. Setting ini dilakukan
untuk penggunaan pin pada mikrokontroler dari
sensor amonia yang memiliki keluaran berupa
sinyal analog, sehingga membutuhkan konversi
ADC (Analog to Digital Converter) pada
mikrokontroler.
f. 1 Wire
Setting pada bagian 1 Wire, mula-mula pilih
bagian “1 Wire Port” menjadi PORTD. Kemudian
pilih data bit menjadi 3, karena 1 wire pada
perancangan digunakan pada PORTD.3. Setting
ini dilakukan untuk penggunaan pin pada
mikrokontroler dari sensor kelembaban, karena
pada PORTD.3 telah dihubungkan dengan
rangkaian pull up sebagai bagian dari rangkaian
untuk sensor kelembaban.
g. USART
Setting pada bagian USART (Universal Serial
Asyncronous
and
Syncronous
Receiver
Transmitter) yaitu centang pada bagian
“Receiver” dan “Transmitter”, Baud Rate “9600”,
Communication Parameters “8 Data,1 Stop,No
Parity” dan Mode “Asynchronous”. Setting ini
dilakukan untuk proses pengiriman dan
penerimaan data pada LCD (Liquid Crystal
Display) dari hasil pembacaan sensor kelembaban.
2. Perancangan
Program
Pada
mikrokontroler
Gambar 4. Diagram Alir Perancangan
Diagram alir perancangan pada gambar
3.32 dapat dijelaskan bahwa setelah sistem mulai
berjalan, mula-mula dilakukan persiapan deklarasi
variabel input dan output yang akan digunakan
pada proses pembuatan program sistem. Seluruh
sistem tidak akan mulai berjalan jika tidak
terdeteksi input suara sehingga motor pengayun,
penanda musik, sensor amonia, dan sensor
kelembaban akan nonaktif. Kemudian pada layar
LCD (Liquid Crystal Display) akan ditampilkan
keterangan bahwa suara tidak terdeteksi sampai
terdeteksi input suara. Seluruh sistem akan mulai
berjalan jika terdeteksi input suara. Ketika telah
terdeteksi input suara bayi yang terbangun maka
layar LCD (Liquid Crystal Display) akan
menampilkan keterangan bahwa suara terdeteksi
kemudian mengaktifkan motor pengayun dan
penanda musik selama 1 menit. Kemudian
dilakukan deteksi terhadap bau amonia yang
nantinya akan di tampilkan pada layar LCD
(Liquid Crystal Display) dari nilai yang terdeteksi
oleh sensor.
Nilai dari hasil deteksi sensor amonia ini
berasal dari rata-rata 10 data yang tiap datanya
diambil setiap 100ms. Hasil rata-rata tersebut
ditampilkan pada waktu 1000ms setiap 1 kali
perulangan seluruh sistem. Setelah sensor amonia
memperoleh hasil deteksi, selanjutnya akan
dilakukan pendeteksian kelembaban pada kasur
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 90
pengayun. Jika tidak terdeteksi kelembaban pada
kasur pengayun maka layar LCD (Liquid Crystal
Display) akan menampilkan keterangan bahwa
bayi terbangun karena haus/alasan lain, namun
jika terdeteksi terdeteksi kelembaban pada kasur
pengayun maka layar LCD (Liquid Crystal
Display) akan menampilkan keterangan bahwa
bayi terbangun karena buang air. Hasil informasi
yang ditampilkan pada layar LCD (Liquid Crystal
Display) ini berasal dari analisa sensor
kelembaban yang melakukan analisa sebanyak 2
kali sehingga diperoleh hasil nilai kelembaban
awal dan hasil nilai kelembaban akhir.
Proses pengambilan data dari sensor
kelembaban dalam 1 kali analisa dilakukan dengan
melakukan perulangan dari pengambilan data tiap
bit. Pengambilan data tiap bit ini akan
dikelompokkan menjadi 5 segmen. Perulangan
dari pengambilan data tiap bit ini sebanyak 8 kali
sesuai dengan jumlah bit pada 1 byte. 1 segmen/ 1
byte dari data yang diperoleh berasal dari
penjumlahan bit 0 dan 1 yang dihasilkan. Nilai bit
akan bernilai 0 jika nilai delay respon 24 µs dan
nilai bit akan bernilai 1 jika nilai delay respon 70
µs. Data segmen yang di peroleh yang pertama
menghasilkan nilai integer kelembaban, kedua
menghasilkan nilai desimal kelembaban, ketiga
menghasilkan nilai integer suhu, keempat
menghasilkan nilai desimal suhu dan kelima
menghasilkan nilai total kelembaban dan suhu.
Maka perulangan pengambilan data yang
dilakukan adalah 8 kali untuk mengambil data per
bit pada tiap segmen yaitu 8 perulangan dalam 5
perulangan pengambilan data. Sehingga terdapat
40 data bit yang diperoleh dari poses pengambilan
data. Setelah seluruh proses selesai hingga
ditampilkannya informasi kondisi, maka sistem
akan kembali mendeteksi input suara dan
menjalankan proses berulang-ulang sampai tidak
terdeteksi input suara lagi yang nantinya akan
menghentikan proses deteksi sensor selanjutnya.
HASIL DAN PENGUJIAN
Pengujian ini dilakukan sesuai dengan
kondisi- kondisi yang mungkin terjadi terhadap
alat pengayun bayi. Kondisi saat bayi
bersuara/menangis bukan karena buang air
berdasarkan dari hasil deteksi sensor suara dan
sensor amonia yang berada pada nilai normal,
kondisi saat bayi bersuara/menangis karena buang
air (kondisi kasur basah) berdasarkan sensor suara
dan sensor amonia yang berada diatas nilai normal
serta sensor kelembaban yang mendeteksi
kenaikan nilai kelembaban, kondisi saat bayi
bersuara/menangis bukan karena buang air namun
masih terdapat bau amonia dari kasur pengayun
berdasarkan dari hasil deteksi sensor suara dan
sensor amonia yang berada diatas nilai normal
serta sensor kelembaban yang berada pada nilai
normal.
Pengujian
Saat
Kondisi
Bayi
Bersuara/Menangis Bukan Karena Buang Air
Hasil pengujian pada kondisi ini menandakan
sensor suara telah aktif karena mendapatkan input
suara dan hasil dari deteksi sensor amonia
menandakan kondisi normal, serta bukan
merupakan nilai oveload (nilai error). Pengujian
pada kondisi ini dilakukan beberapa kali sebelum
melakukan pengujian menggunakan urine dan
cairan amonia.
Tabel 5 Kondisi 1 Alat Pengayun Bayi ( Kondisi
Normal)
Pengujian
Saat
Kondisi
Bayi
Bersuara/Menangis
Karena
Buang
Air
(Kondisi Kasur Basah)
Hasil pengujian pada kondisi ini menandakan
sensor suara telah aktif karena mendapatkan input
suara. Hasil dari deteksi sensor amonia diharapkan
terdeteksi bau amonia jika kondisi benar atau nilai
kadar amonia diatas nilai range maksimal kondisi
normal yang telah ditentukan, pada perancangan
ini ditetapkan kadar amonia yang terdeteksi diatas
348 nilai ADC (Analog to Digital Converter).
Kemudian sensor kelembaban akan aktif untuk
mendeteksi kondisi kasur ayunan dan hasil yang
diharapkan adalah nilai kelembaban naik dari
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 91
perbandingan kelembaban awal dengan perubahan
kelembaban.
1. Pengujian Kondisi 2 Menggunakan Urine
Tabel 6 Kondisi 2 Alat Pengayun Bayi Menggunakan Urine
Pengujian
Saat
Kondisi
Bayi
Bersuara/Menangis Bukan Karena Buang Air
Namun Masih Terdapat Bau Amonia Dari
Kasur Pengayun
Hasil pengujian pada kondisi ini menandakan
sensor suara telah aktif karena mendapatkan input
suara. Hasil dari deteksi sensor amonia diharapkan
terdeteksi bau amonia jika kondisi benar atau nilai
kadar amonia diatas nilai range maksimal kondisi
normal yang telah ditentukan, pada perancangan
ini ditetapkan kadar amonia yang terdeteksi diatas
nilai ADC (Analog to Digital Converter) 348.
Kemudian sensor kelembaban akan aktif untuk
mendeteksi kondisi kasur ayunan dan hasil yang
diharapkan adalah nilai kelembaban turun atau
tetap dari perbandingan kelembaban awal dengan
perubahan kelembaban.
1. Pengujian Kondisi 3 Menggunakan Urine
Tabel 8 Kondisi 3 Alat Pengayun Bayi Menggunakan Urine
2. Pengujian Kondisi 2 Menggunakan Cairan
Amonia
Tabel 7 Kondisi 2 Alat Pengayun Bayi Menggunakan Cairan
Amonia
2. Pengujian Kondisi 3 Menggunakan Cairan
Amonia
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 92
Tabel 9 Kondisi 3 Alat Pengayun Bayi Menggunakan
Cairan Amonia
maka terjadi kesalahan dari laporan akhir analisa
seluruh sensor. Pada kondisi ini akan di laporkan
bahwa alasan bayi terbangun kerena haus/kondisi
lain jika hasil deteksi sensor kelembaban benar
dan alasan bayi terbangun kerena buang air jika
hasil deteksi sensor kelembaban salah. Kemudian
dari semua hasil pengujian yang telah dilakukan
dapat dianalisa jumlah dan persentase kondisi
benar dan salah pada tiap kondisi. Hasil analisa
pada semua kondisi yang telah dilakukan dapat
dilihat pada tabel 10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Semua kondisi
KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian berkali-kali
untuk kondisi-kondisi yang mungkin terjadi pada
alat pengayun bayi maka dapat disimpulkan
bahwa ada 3 kondisi yang mungkin terjadi.
Kondisi pertama saat sensor suara aktif, sensor
amonia mendeteksi kadar amonia kemudian
dilakukan deteksi sensor kelembaban, pada
kondisi ini akan dilaporkan bahwa alasan bayi
terbangun kerena haus/kondisi lain. Kondisi kedua
saat sensor suara aktif, sensor amonia mendeteksi
kadar amonia dan sensor kelembaban juga aktif.
Dari hasil kondisi ini diharapkan hasil nilai sensor
kelembaban akan naik jika nilai sensor
kelembaban tetap maka terjadi kesalahan dari
laporan akhir analisa seluruh sensor. Pada kondisi
ini akan di laporkan bahwa alasan bayi terbangun
kerena buang air jika hasil deteksi sensor
kelembaban benar dan alasan bayi terbangun
kerena haus/kondisi lain jika hasil deteksi sensor
kelembaban salah.
Kondisi ketiga saat sensor suara aktif,
sensor amonia mendeteksi kadar amonia dan
sensor kelembaban juga aktif. Dari hasil kondisi
ini diharapkan hasil nilai sensor kelembaban akan
turun atau tetap jika nilai sensor kelembaban naik
Berdasarkan hasil perancangan sistem dan
seluruh pengujian yang telah dilakukan untuk
semua kondisi yang mungkin terjadi pada alat
pengayun bayi, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Kondisi yang mungkin terjadi pada alat
pengayun
adalah
saat
kondisi
bayi
bersuara/menangis bukan karena buang air,
saat kondisi bayi bersuara/menangis karena
buang
air
dan
saat
kondisi
bayi
bersuara/menangis bukan karena buang air
namun masih terdapat bau amonia dari kasur
pengayun. Kemudian hasil rata-rata dari 3
kondisi tersebut adalah 96,67 % untuk kondisi
benar dan 3,33% untuk kondisi salah.
2. Sistem akan mulai bekerja jika sensor suara
dapat dengan baik mendeteksi input suara,
yang nantinya akan mengayun secara otomatis
dan mengaktifkan penanda bahwa terdeteksi
input suara. Kemudian akan dilakukan deteksi
dari sensor-sensor yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dari hasil akhir analisa
sensor-sensor
yang
digunakan
pada
perancangan.
SARAN
Dari kesimpulan yang telah dibuat, maka
agar alat pengayun dapat bekerja sesuai dengan
kondisi yang di harapkan, maka hal yang perlu
dipertibangkan adalah :
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 93
1. Diperlukan penggantian sensor amonia yang
dapat mendeteksi kadar amonia yang bahkan
sangat kecil.
2. Dapat dilakukan pergantian model ayunan
yang nantinya dilakukan penyesuaian dari
letak sensor-sensor yang digunakan.
3. Dapat dilakukan analisa dari sensor suara
untuk memastikan kondisi yang sesuai dengan
input suara. Misalnya tertawa, menangis,
bicara dan sebagainya. Hal ini tentu saja akan
menyesuaikan sensor suara yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
china-total.com. [online], (http://www.chinatotal.com/Product/meter/gas-sensor/
MQ137.pdf, diakses tanggal 15 Februari
2015).
Madhawirawan, Ahwadz Fauzi. 2012. Trainer
Mikrokontroler Atmega32 Sebagai Media
Pembelajaran Pada Kelas XI Program
Keahlian Audio Video Di Smk Negeri3
Yogyakarta, Jurnal UNY Yogyakarta.
Mardani, Putri. 2015. Pengembangan Sistem
Monitoring Pada Building automation system
(BAS) Berbasis Web di Fakultas Teknik
Universitas ANDALAS, Jurnal Universitas
ANDALAS.
Purba, Nando Agustinus. 2013. Rancang Bangun
Alat Pengayun Bayi Dengan Sensor Suara dan
Kelambaban, Jurnal UNSRAT Manado.
Rachmadyanti, Nita. Kontrol PID Untuk
Pengaturan Kecepatan Motor Pada Prototype
Ayunan Bayi Otomatis, Jurnal Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
Cahyati Supriyati Sangaji, Harianto, Madha Christian Wibowo
JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 94
Download