BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisi tentang hal-hal yang mendasari dilakukannya
penelitian serta pengidentifikasian masalah penelitian. Komponen-komponen
yang terdapat dalam bab pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian.
1.1.
Latar Belakang
Kinerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3) telah dituntut dengan ketat
oleh para pemangku kepentingan (pelanggan, pemerintah, masyarakat, LSM,
karyawan) dan menjadi faktor-faktor esensial bagi keunggulan kompetitif
organisasi. Kesadaran mengenai pentingnya K3 perlu digugah, ditingkatkan dan
bahkan dibudayakan, mengingat bahwa K3 adalah bagian dari hak asasi manusia.
Pemahaman dan pelaksanaan K3 diperusahaan sangat berkaitan dengan
perlindungan tenaga kerja terhadap kecelakaan dan kesehatan kerja yang tidak
lain merupakan fungsi dari pelaksanaan K3 di tempat kerja, didukung dengan
kondisi di dunia industri yang semakin modern akan diikuti oleh penerapan
teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan makin komplek dan rumit,
tenaga kerja yang semakin ahli dan terampil. Namun tidak selamanya penerapan
teknologi tinggi dan penggunaan bahan yang beraneka macam dalam suatu
industri diikuti dengan selaras oleh keterampilan dan keahlian tenaga kerjanya
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
yang mengoperasikan peralatan dan mempergunakan bahan dalam proses industry
tersebut. Penerapan K3 dalam perusahaan menjadi sangat penting karena K3 erat
kaitannya dengan suatu kemungkinan bahaya yang besar, berupa kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja.
ILO memperkirakan bahwa tiap tahun sekitar 24 juta orang meninggal
karena kecelakaan dan penyakit di lingkungan kerja termasuk didalamnya
360.000 kecelakaan fatal dan diperkirakan 1,95 juta disebabkan oleh penyakit
fatal yang timbul di ligkungan kerja. Hal tersebut berarti bahwa pada akhir tahun
hampir 1 juta pekerja akan mengalami kecelakaan kerja dan sekitar 5.500 pekerja
meninggal akibat kecelakaan atau penyakit di lingkungan kerja.Dalam sudut
pandang ekonomi, 4% atau senilai USD 1,25 Trilyun dari Global Gross Domestic
Prodct (GDP) dialokasikan untuk biaya dari kehilangan waktu kerja akibat
kecelakaan dan penyakit di lingkungan kerja, kompensasi untuk para pekerja,
terhentinya produksi, dan biaya-biaya pengobatan pekerja. Potensi bahaya
kecelakaan kerja diperkirakan menyebabkan 651.000 angka kematian, terutama di
negara-negara berkembang. Bahkan angka tersebut mungkin dapat lebih besar lagi
jika sistem pelaporan dan notifikasi nya lebih baik (Nur Kamri, 2011).
PT Jamsostek menyatakan dalam tahun 2012 setiap hari ada 9 pekerja
peserta Jamsostek yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja, sementara total
kecelakaan kerja pada tahun yang sama 103.000 kasus. Masih tingginya angka
kecelakaan kerja tersebut akibat masih terjadinya pengabaian atas keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan perusahaan. Dia mengungkapkan bahwa
di Indonesia hanya 2,1 persen dari 15.000 perusahaan berskala besar yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
menerapkan sistem manajemen K3 (PT. Jamsostek, 2012). Bahkan ada
perusahaan yang menganggap program K3 hanya akan menjadi tambahan beban
biaya perusahaan.
Langkah dalam pendekatan modern mengenai pengelolaan K3 dimulai
dengan diperhatikannya dan diikutkannya K3 sebagai bagian dari manajemen
perusahaan. Sistem Manajemen K3 seperti yang didefinikan dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi PerMen RI.No. 05/MEN/1996 adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Dalam tahap perencanaan SMK3
terdapat proses identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko bahaya dan
pengendalian / mitigasi dari resiko/bahaya yang muncul.
Berdasarkan penelitian (Purwanto et al, 2013) bahwa penerapan
manajemen proses LK3 (Lingkungan & K3) meningkatkan Kinerja LK3 yang
selanjutnya
meningkatkan
Keunggulan
kompetitif
dan
dapat
mencapai
peningkatan kinerja finansial. Keuntungan pelaksanaan SMK3 bagi dunia usaha
adalah menghindari bisnis interruption, meningkatkan produktivitas, menghindari
citra buruk, persaingan bisnis, kelangsungan usaha dan bagi pekerja, pekerjan
yang aman dalam bekerja, selamat, produktif, terhindar dari cidera/meninggal
dunia dan sejahtera. Pelaksanaan SMK3 dengan melakukan Identifikasi Resiko
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
bahaya, penilaian resiko dan pengendaliannya pada tahap perencanaannya
merupakan langkah awal yang baik agar standar penerapan SMK3 di unit operasi
menjadi maksimal. Menurut Walker (2002) Manajemen K3 yang efektif yaitu
perlindungan orang, properti, proses, dan lingkungan – tergantung sebanyak pada
pemahaman dan pengendalian pengaruh-pengaruh risiko rendah seperti halnya
pada pemahaman dan mengendalikan risiko besar. Kita perlu lebih memahami
semua aspek risiko untuk terus meningkatkan upaya keselamatan kita. Dalam
rangka upaya menyatukan persepsi dan pola pandang serta antisipasi untuk
mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, maka dipandang perlunya dilaksanakan Sistem Manajemen K3 PerMen
RI.No. 05/MEN/1996 oleh semua perusahaan.
PT. KS telah mempunyai SMK3 dalam menjalankannya sejak Tahun 2000
(Div HSE PT. KS, 2014) untuk keseluruhan Pabrik Eksisting diantaranya Pabrik
Besi Spons, Pabrik Slab Baja, Pabrik Billet Baja, Pabrik Baja Lembaran Panas,
Pabrik Baja Lembaran Dingin dan Pabrik Batang Kawat. Penerapan SMK3 di
Proses produksi eksisting telah mencapai capaian performance sebesar 88 dari
nilai total 100 pada tahun 2013. Dalam penerapan SMK3 diawali dengan
perencanaan berupa Regristrasi K3 dimana berfungsi sebagai tahapan risk
manajement, yaitu identifikasi resiko bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
bahaya. Penerapan SMK3 telah mampu menurunkan nilai LTIFR (Loss Time
Injury Frekuensi Rate) dari tahun ketahun, berikut grafik LTIFR dari tahun 2013
hingga 2015 yang menunjukkan penurunan angka. CL adalah Control Line
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
merupakan angka batasan atas yang digunakan PT.KS saat ini (Tahun 2014 –
Sekarang) berdasarkan angka kecenderungan LTIFR di tahun-tahun sebelumnya.
0,7
0,6
LT IFR
CL
0,58
0,5
0,47
0,37
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0
2013
2014
s/d Des 2015
Gambar 1.1. Pencapaian LTIFR PT. KS
Sumber : PT. KS (2016)
PT. KS dalam upaya peningkatan kapasitas dan produktivitasnya akan
melaksanakan program perluasan dengan membangun Pabrik Blast Furnace
Complex yang terdiri dari Pabrik Proses Utama yaitu Blast Furnace Plant,
Sintering Plant, dan Coke Oven Plant serta Pabrik Proses Pendukung seperti
General Facilities Plant, Byproduct Plant, Raw Material Storage dan lain-lain.
Ketiga pabrik tersebut merupakan proses produksi baru di PT. KS dalam
menghasilkan bahan baku baja agar dapat berkompetisi dengan industri baja
dunia. Hot metal yang dihasilkan dari Komplek Blast Furnace akan digunakan
sebagai bahan baku Electric Arc Furnace di Steelmaking Plant (Pabrik Slab &
Billet Baja).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Dalam mempersiapkan proses produksinya nanti, Blast Furnace Complex
harus mempunyai sistem manajemen proses yang berbasis sistem manajemen K3
untuk mendukung kinerja produksi dan kinerja K3 agar target bendera emas dan
zero accident tercapai. Penerapan SMK3 dengan diawali Perencanaan yang baik
dan matang dalam hal identifikasi resiko bahaya, penilaian dan pengendalian
resiko bahaya diharapkan meningkatkan keunggulan kompetitif, sebagai
implementasi Sistem manajemen Keselamatan Kerja dan juga sesuai dengan
Kebijakan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu :
1. Menggalakkan perlindungan lingkungan dan keselamatan kesehatan kerja
dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja serta memenuhi peraturan dan perundangan yang berlaku dan
perbaikan berkelanjutan
2. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan mengupayakan
metode pencegahan terhadap kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasi permasalahan tentang penerapan Sistem Manajemen K3 pada
Blast Furnace Complex PT. KS antara lain:
1. Pada pengembangan pabrik baru di PT. KS belum dilakukannya perancangan /
perencanaan penerapan sistem manajemen K3 di proses produksinya berupa
identifikasi resiko bahaya, penilaian dan pengendalian resiko bahaya di Blast
Furnace Complex yang terintegrasi dengan SMK3 di Pabrik eksisting lainnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
di PT. KS untuk mencapai keefektifan kinerja di proses produksi secara
menyeluruh.
Dalam pembuatan tesis ini, dilakukan pembatasan penelitian dengan ruang
lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Aspek penelitian di batasi 3 Main Plant dalam Blast Furnace Complex
2. Hasil akhir tidak membuat prosedur baru atas prosedur yang sudah ada pada
SMK3 PT. KS.
1.3.
Perumusan Masalah
Setelah diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka mengingat masalah yang begitu banyak dan
keterbatasan pengetahuan, waktu dan biaya, maka peneliti yang menganalisis
tentang sistem manajemen K3 di Blast Furnace Complex terintegrasi dengan
SMK3 PT. KS perlu dilakukan. Secara khusus hal-hal yang ingin dijawab dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa Identifikasi potensi bahaya di dalam setiap proses produksi di Blast
Furnace Complex?
2. Apa penilaian tingkat risiko bahaya disetiap proses produksi Blast Furnace
Complex?
3. Bagaimana pengendalian dari bahaya yang ada di setiap proses produksi Blast
Furnace Complex?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka maksud dari penelitian ini adalah
mencari dan usulan dalam permasalahan penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja,
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi potensi bahaya pada proses produksi Blast Furnace Complex.
2. Menilai tingkat risiko bahaya pada proses produksi Blast Furnace Complex
3. Mengembangkan / merancang sistem pengendalian dari keadaan bahaya dan
mitigasi pada saat terjadi bahaya diproses produksi Blast Furnace Complex.
1.5. Manfaat & Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui potensi bahaya dan metode
pengendaliannya di proses produksi Blast Furnace Complex melalui Sistem
Manajemen K3 sehingga berpotensi besar terhadap performance pencapaian
kinerja SMK3 PT. KS, diraihnya Bendera Emas dan peningkatan kinerja K3 di
proses produksi.
Manfaat dan kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Membantu perusahaan dalam memperoleh identifikasi potensi bahaya K3
Blast Furnace Complex.
2. Membantu perusahaan dalam memperoleh penilaian tingkat risiko bahaya
Blast Furnace Complex.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
3. Membantu perusahaan dalam memperoleh pengendalian bahaya dan
mitigasi pada saat terjadi bahaya di proses produksi Blast Furnace Complex.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download