PANDUAN PENYUSUNAN SKRIPSI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN DISUSUN OLEH : TIM AKADEMIK FPIK UNPAD 2012 1 BAB I PENDAHULUAN Skripsi didefinisikan sebagai suatu karya ilmiah seorang mahasiswa calon sarjana stratum satu (S1) yang ditulis berdasarkan kegiatan penelitiannya dan berisi seluruh aspek yang mencakup persiapan, perencanaan, pelaksanaan, hasil, pembahasan dan kesimpulan penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, merupakan kegiatan yang terencana, terarah, sistematik, dan terkendali. Di dalam pelaksanaannya berupaya untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu masalah dalam bidang perikanan atau ilmu kelautan, dengan menggunakan metode ilmiah, untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Data dan informasi tersebut dapat berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti di lapangan, baik melalui wawancara maupun hasil pengukuran langsung. Data sekunder dapat diperoleh dari karya tulis (penelitian) pihak lain, seperti publikasi ilmiah, jurnal dan majalah ilmiah. Skripsi merupakan suatu tugas akhir (final assignment) dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitiannya. Penelitian yang mendasari penulisan skripsi ini, dapat berupa penelitian dasar (basic research) atau penelitian terapan (applied research), yang terutama didasari oleh minat intelektual mahasiswa. Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi berbeda bentuk, proses belajar-mengajarnya, dan cara penilaiannya. Keseluruhan isi skripsi pada dasarnya merupakan pengembangan dari proposal penelitian yang telah diseminarkan dalam seminar usulan penelitian, serta telah dilaksanakan sesuai dengan proposal tersebut. Proses penyusunan proposal penelitian sampai dengan penulisan skripsi dikerjakan oleh mahasiswa dan dibimbing oleh komisi pembimbing. Seluruh isi skripsi menjadi tanggung jawab penuh mahasiswa yang menyusunnya, meskipun mahasiswa tidak lepas dari bimbingan komisi 1 pembimbingnya. Tinggi-rendahnya mutu skripsi menunjukkan mahasiswa dan proses bimbingan oleh para pembimbingnya. 2 kualitas BAB II PENYAJIAN ISI SKRIPSI 2.1 Sampul Luar Sampul luar merupakan bagian paling depan dari skripsi. Dalam sampul ini semua huruf kapital dan tebal atau bold, kecuali nama spesies dan nama kultivar serta letaknya simetris. Judul skripsi ditempatkan pada baris paling atas. Ukurannya paling besar dan mencolok sesuai dengan tempat yang tersedia, dengan jarak sekitar 4-5 cm dari tepi atas kertas, disesuaikan dengan jumlah baris judul. Jenis huruf yang dapat digunakan Times New Roman (Lampiran 1). Judul yang panjang ditulis menjadi dua baris atau lebih, dengan pemotongan judul yang logis dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia (Lampiran 2). Jarak antar baris dalam judul disesuaikan dengan ukuran hurufnya serta tidak diakhiri titik. Jika ada anak judul, dicetak dua spasi di bawah judul utama, yang berukuran satu tingkat lebih rendah dari judul utamanya. Di bawah judul dicetak perkataan skripsi, dengan jenis huruf yang sama dengan judul, dan ukurannya standar. Letak kata ‘Skripsi’ kurang-lebih 5 cm di bawah judul, atau kira-kira 2,5 cm dari baris anak judul yang paling bawah. Di bawah kata skripsi yang berjarak 3,5 cm dicetak nama penulis. Nama penulis disajikan lengkap, tidak disingkat, sebagai contoh A. Hadadi ditulis Achmad Hadadi. Satu setengah spasi di bawahnya dicetak NPM serta diikuti nomornya. Simbul (lambang universitas) Unpad bergaris tengah sekitar 3,5 cm. Letaknya di tengah-tengah di antara baris NPM dan baris nama universitas (Universitas Padjadjaran). Nama lembaga diurut dengan jarak satu spasi, mulai dari universitas (UNIVERSITAS PADJADJARAN), nama fakultas (FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN), nama program studi (PROGRAM STUDI PERIKANAN atau PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN), dan nama kota (JATINANGOR). Di bawahnya berjarak dua spasi dicetak tahun penyusunan skripsi, dan jarak dari tepi bawah kertas 3,5 cm. Jenis dan ukuran huruf dari nama penulis, NPM dan nama lembaga sama dengan kata skripsi. Penyajian pada 3 sampul luar harus diperhatikan keseimbangan jarak margin atas, bawah, kiri dan kanan serta estetikanya. 2.2 Sampul Dalam Penyajian pada sampul dalam sama dengan sampul luar. Hanya di bawah kata skripsi, dengan jarak dua spasi, dicantumkan kalimat penjelasan berikut: “Diajukan untuk Menempuh Sidang Ujian Sarjana” (Lampiran 3). Pada halaman ini tidak diberi tanda nomor, tetapi dihitung sebagai halaman pertama (i). 2.3 Lembar Pernyataan Lembar pernyataan ditempatkan sebelum lembar pengesahan skripsi ditik dengan spasi satu. Lembar Lembar pernyataan berisi pernyataan penulis tentang keaslian tulisannya dan bukan merupakan hasil plagiarisme. Contoh Lembar Pernyataan tersebut berbunyi : PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ............................ adalah hasil karya saya dengan bimbingan dari komisi pembimbing. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya orang lain yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Jatinangor, Maret 2011 Jumadil Akhir NPM 230210080026 2.4. Lembar Pengesahan Pengetikan pada lembar pengesahan (halaman persetujuan pembimbing) mengacu pada pola yang telah ditentukan. Kata “judul” dan judul skripsi dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan ditik di batas pola bagian atas, dengan jarak antar baris satu spasi dan baris kedua judul dimulai sejajar dengan huruf awal judul skripsi. Satu setengah spasi di bawahnya ditik penulis dan nama penulis. Dengan jarak yang sama di bawahnya ditik NPM dan nomornya. Mulai 4 dari judul sampai dengan nomor pokok mahasiswa digunakan huruf kapital, semuanya dicetak tebal (bold). Bagian persetujuan pembimbing ditik dengan memperhatikan keseimbangan pada halaman ini. Tempat dan tanggal persetujuan ditik di tengahtengah. Di bawahnya ditik kata ‘Menyetujui’ dengan tanda baca titik-ganda (:) dan huruf awalnya dengan huruf kapital. Di bawahnya lagi, di sebelah kiri ditik ‘Komisi Pembimbing’, dan di bawah kata ‘Komisi Pembimbing’ ditulis ‘Ketua’ nama ketua dan NIP-nya. dan berturut-turut ke bawah Di bawah NIP ketua di tulis ‘Anggota’ (tanpa menyebutkan anggota satu atau dua) dengan jarak yang disesuaikan dengan keseimbangan halaman. Di sebelah kanan, sejajar dengan tulisan ‘Komisi Pembimbing’ ditik ‘Dekan’ (tanpa menyebut nama fakultas) dan di bawahnya nama dan NIP dekan. Nama dekan maupun pembimbing tidak digarisbawahi. Gelar yang dicantumkan dalam dokumen resmi termasuk skripsi hanya gelar tertinggi (Keputusan Menteri Penddikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 178/U/2001, tentang gelar dan sebutan lulusan perguruan tinggi), juga untuk komisi pembimbing, penelaah, dan lainnya. Di bawah setiap nama dekan, dan pembimbing ditik NIP yang bersangkutan tanpa titik, tiga ketukan tik kemudian dicetak nomornya (contoh: NIP 19620413 198603 2 003). Baris paling akhir dari halaman ini adalah NIP dari anggota pembimbing yang terakhir. Halaman ini tidak diberi nomor, tetapi dihitung sebagai halaman ii (Lampiran 4). 2.5 Abstrak Awal baris dari alinea pertama pada abstrak tidak menjorok ke dalam (rata kiri), yang berisi nama penulis, kemudian di dalam tanda kurung ditulis: “Dibimbing oleh: nama pembimbing lengkap tanpa gelar”. Setelah itu tahun dan judul skripsi. Pengetikannya digunakan huruf besar dan kecil, sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, serta berjarak satu spasi. Abstrak hanya berisi satu alinea saja dan berisi intisari yang menyangkut tujuan, metode, dan kesimpulan. Abstrak dalam skripsi merupakan keharusan yang disajikan di halaman sebelum kata pengantar. Abstrak ini diperlukan untuk 5 para pembaca yang ingin mengetahui keseluruhan materi skripsi secara ringkas. Abstrak dilengkapi dengan kata kunci yang minimal terdiri dari tiga kata. Kata kunci harus mempertimbangkan kemudahan dalam mencari katalog pustaka apabila abstrak ini dipublikasikan baik pada terbitan cetak atau jurnal maupun elektronik. Panjang abstrak skripsi sekitar 150-200 kata (Lampiran 5). 2.6 Abstract Abstract merupakan bagian dari skripsi, penyajian seluruhnya dalam bahasa Inggris. Pengetikan abstract pada halaman baru setelah halaman abstrak, yang isinya sama dengan abstrak. Abstract ditujukan bagi mereka yang kurang paham bahasa Indonesia, dan ingin mengetahui gambaran singkat keseluruhan isi skripsi. 2.7 Kata Pengantar Kata pengantar berisi ungkapan rasa syukur penulis yang telah menyelesaikan skripsinya. Materi, waktu dan tempat penelitian dapat diungkapkan disini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada komisi pembimbing/wali, para penelaah, Dekan FPIK, Ketua Program studi beserta stafnya, perseorangan atau lembaga yang telah memberikan saran-saran ataupun bantuannya kepada penulis. Ungkapan khusus terhadap orangtua, yang selalu mendo’akan anaknya disamping dorongan moril dan materil yang diberikannya. Ungkapan lain yang dianggap sangat penting dapat diterakan disini. Alinea terakhir berisi do’a untuk semua pihak (pembimbing dan lainnya) yang telah memberikan masukannya. Harapan penulis, berkaitan dengan skripsi ini. Di sebelah kanan bawah berjarak tiga spasi dicantumkan tempat, dan waktu (bulan dan tahun) selesai penulisan, sebelum konsultasi dengan tim pembimbing. Di bawahnya dengan jarak yang sama dicantumkan nama penulis lengkap. 2.8 Daftar Isi Daftar isi memuat keseluruhan materi karya tulis yang bersangkutan mulai dari halaman daftar tabel (setelah daftar isi) sampai dengan riwayat hidup penulis 6 (Lampiran 6). Penyajian isi dimaksudkan untuk memudahkan pembaca mencari materi serta nomor halaman yang bersangkutan setelah daftar isi tersebut, sehingga abstrak, abstract, kata pengantar, dan daftar isi tidak perlu dicantumkan lagi. Di bawah tajuk utama yang berjarak tiga spasi, mulai dari batas pola sebelah kiri ditik kata 'Bab', dan 'Halaman' di pinggir kanannya dengan huruf awal kapital dan selanjutnya kecil, sehingga huruf terakhir kata ‘Halaman’ berada pada batas pola. Dengan jarak yang sama sebesar 1,5 spasi ditik tajuk daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran secara berurutan ke bawah dengan huruf kapital semuanya dan dicetak tebal (tidak di bawah kata bab). Di bawah daftar lampiran, secara berurutan ke bawah ditik: tajuk pendahuluan, kajian pustaka, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Anak tajuk dan anak anak-tajuk berikutnya ditik berurutan di bawah tajuk pokok yang bersangkutan. Jarak tajuk dengan seluruh bagiannya sebesar satu spasi. Jarak suatu tajuk dengan baris terakhir dari tajuk/anak tajuk sebelumnya sebesar 1,5 spasi, dengan jarak yang sama pula selanjutnya ditik tajuk daftar pustaka dan lampiran. Nomor tajuk pokok (nomor bab) dengan angka romawi besar, yang letaknya di bagian pinggir sebelah kiri. Bagian akhir dari nomor bab tersebut rata dengan huruf akhir dari kata 'Bab' di atasnya. Setiap nomor bab diakhiri titik. Jarak titik tersebut dengan huruf awal tajuk yang bersangkutan sebanyak dua ketukan tik. Semua huruf awal tajuk mulai dari daftar tabel sampai dengan lampiran ditik rata dari atas ke bawah, juga rata dengan semua nomor awal anak tajuk dan nomor awal anak anak tajuk. Setiap tajuk dan anak tajuk (dan seterusnya) disambung dengan pengetikan titik-titik (tanpa jarak), yang dimulai setelah dua ketukan tik dari akhir tajuk dan diakhiri sekitar lima ketukan tik sebelum lajur nomor halaman yang bersangkutan. Tajuk pokok yang mempunyai anak tajuk (dan seterusnya), tidak perlu dicantumkan nomor halamannya. Pengetikan anak tajuk dan anak anaktajuk yang lebih dari satu baris, pemotongannya paling dekat sekitar 10 ketukan tik sebelum lajur nomor halaman yang bersangkutan. Nomor halaman mulai dari atas (angka romawi kecil) sampai dengan nomor halaman dari riwayat hidup 7 (angka arab) ditik rata kanan sejajar dengan huruf terakhir dari kata 'Halaman' yang ada di atasnya. 2.9 Daftar Tabel Daftar tabel berisi semua judul tabel yang terdapat dalam bagian pokok skripsi, sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui di halaman berapa tabel tersebut berada. Di bawah tajuk utama berjarak tiga spasi, mulai di tepi kiri pola ditik kata 'Nomor', di tengahnya 'Judul' (dicetak miring) dan ditepi kanan ditik 'Halaman'. Pengetikan angka (urutan nomor tabel) 1, 2 dan seterusnya lurus ke bawah menurut angka satuannya, kira-kira di tengah-tengah kata 'Nomor'. Judul tabel ditik dengan huruf kapital setiap awal katanya kecuali kata sambung, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Pengetikan judul tabel kira-kira setelah sepuluh ketukan tik dari pinggir kiri pola, sehingga tidak dimulai di bawah kata ‘Nomor’. Jarak antara judul tabel dan tabel lainnya 1,5 spasi. Cara penyajian lainnya seperti pada daftar isi (Lampiran 7). 2.10 Daftar Gambar Daftar gambar berisi semua judul gambar dan grafik, yang terdapat dalam bagian pokok skripsi, sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui letak gambar atau grafik tersebut berada. Cara penyajian daftar gambar sama dengan daftar tabel. Bila hanya terdapat satu gambar dan kaitannya dengan uraian tidak erat, sebaiknya diletakkan di lampiran. Daftar gambar yang isinya sedikit (kira-kira sepertiga halaman), penyajiannya dapat disatukan dengan daftar tabel, jika daftar tabel juga isinya sedikit (Lampiran 7). 2.11 Daftar Lampiran Daftar lampiran memuat judul-judul yang mencerminkan data penunjang yang ditunjuk dalam uraian naskah, seperti: tabel, gambar, analisis statistik, bagan atau tata letak percobaan, kronologis kegiatan penelitian, peta lokasi, hasil pengamatan, petunjuk teknis (misalnya cara pembuatan ransum), dan sejenisnya 8 yang menunjang, yang sekiranya tidak tepat jika disajikan dalam uraian. Riwayat hidup penulis diterakan pada lampiran terakhir. Cara penyajian daftar lampiran sama dengan daftar tabel. 2.12 Pendahuluan Bab ini merupakan awal bagian pokok, yang mengacu kepada struktur penulisan ilmiah yang ditata ke dalam beberapa sub bab berikut: (1) Latar Belakang (2) Identifikasi Masalah (3) Tujuan (4) Kegunaan (5) Kerangka Pemikiran (6) Hipotesis Latar Belakang. Sub-bab ini bernomor 1.1 dan ditik di pinggir kiri pola. Latar belakang mencerminkan alur pemikiran yang dinamis, mengapa suatu fenomena (gejala alam, gejala sosial) yang dijumpai dapat menggugah niat atau panggilan untuk melakukan percobaan penelitian. Sehubungan dengan ini, peneliti harus merasa yakin, bahwa fenomena yang dijumpai itu merupakan masalah yang masih aktual dan relevan dengan keadaan sekarang. Hal tersebut dapat diperoleh dengan jalan mencari informasi dari kepustakaan yang terbaru atau berkonsultasi dengan pakar ilmiah yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang bersangkutan. Dari pihak peneliti, pengungkapan bagian ini dapat didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan berikut: (a) apa yang telah diketahui, teoritis maupun faktual, dari masalah yang diteliti? (b) adakah permasalahan disitu, apakah ada keraguan yang terdapat pada permasalahan itu? (c) bagian mana yang menarik dari masalah yang diteliti? (d) apakah mungkin secara teknis masalah itu diteliti? Pada prinsipnya latar belakang percobaan penelitian dapat menjawab pertanyaan, mengapa masalah itu diteliti? 9 Identifikasi masalah. Sub bab ini bernomor 1.2 dan pengetikannya seperti sub bab 1.1. Identifikasi masalah merupakan penjabaran dari masalah, menjadi beberapa sub masalah yang spesifik dan biasanya dirumuskan dalam kalimat tanya. Bentuk rumusan identifikasi masalah yang berupa kalimat tanya itu akan mengarah kepada contoh berikut: (1) faktor atau faktor-faktor apakah yang mempengaruhi fenomena? (2) bagaimana pengaruh masing-masing faktor terhadap fenomena? (3) sejauhmana gabungan faktor-faktor berpengaruh terhadap fenomena Tujuan. Sub bab ini bernomor 1.3 dan ditik seperti sub bab 1.1. Perumusan tujuan dinyatakan dalam kalimat deklaratif, yang mengumumkan bagaimana gambaran kegiatan operasional percobaan penelitiannya. Dengan mengacu kepada contoh perumusan identifikasi masalah, dapat diikuti pedoman perumusan masalah sebagai berikut : (a) dipelajari faktor atau faktor-faktor apa yang terlibat dalam fenomena, (b) dipelajari karakteristik faktor-faktor dalam pengaruhnya pada fenomena, (c) sejauhmana terdapat pengaruh gabungan faktor-faktor tertentu terhadap fenomena. Kegunaan. Sub bab kegunaan bernomor 1.4, pengetikannya sejalan dengan sub bab 1.1. Sub bab ini merupakan penajaman spesifikasi sumbangan hasil percobaan penelitian terhadap nilai manfaat praktis, juga sumbangan ilmiahnya bagi perkembangan ilmu . Kerangka Pemikiran. Sub bab kerangka pemikiran dan hipotesis bernomor 1.5 dan pengetikannya sejalan dengan sub bab 1.1. Kerangka pemikiran adalah dukungan dasar teoritis, dalam rangka memberi jawaban premis yang berupa kesimpulan hasil penelitian para pakar ilmiah terdahulu, namun yang sampai sekarang masih berlaku, dalam arti belum pernah dibantah pihak lain. Penyajiannya dalam bentuk risalah singkat yang lebih menonjolkan sikap dan pandangan pribadi mengenai suatu fenomena yang disoroti secara krisis analisis (esei argumentasi). 10 Hipotesis. Apabila kerangka pemikiran yang didukung oleh premis- premis telah tersusun, maka dengan penggunaan metode logika berpikir deduktif, dapat ditarik kesimpulan khusus (hipotesis) dari kesimpulan umum (premispremis). Mengingat bahwa premis-premis tersebut merupakan sumber informasi yang dapat dipercaya kebenaran ilmiahnya, maka dengan sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premis-premis itu mempunyai kepastian kebenaran pula. Penelitian-penelitian yang bersifat eksploratif diperbolehkan untuk tidak menggunakan hipotesis. 2.13 Kajian Pustaka Kajian Pustaka berisi ungkapan-ungkapan hasil telaah kepustakaan yang berkaitan erat (relevan) dengan identifikasi masalah dan hipotesis. Bertitik tolak dari hal itu, masing-masing aspek diulas berdasarkan atas kepustakaan yang terbaru, lengkap dengan nama penulis, tahun, dan pernyataannya . Selain itu, dilakukan pula sorotan kritis analitis sebagai sikap dan pandangan pribadi, baik yang bersifat penunjang maupun yang bertentangan. Disamping memberi bobot citra tertentu kepada pelaku percobaan, kajian pustaka mempunyai fungsi yang penting, yaitu sebagai landasan pembanding hasil percobaan itu sendiri. Cakupan kajian pustaka harus menyentuh publikasi ilmiah tahun yang terakhir, sesuai dengan tahun penyu-sunan karya ilmiah yang bersangkutan. Di dalam kajian pustaka ini, kutipan yang disajikan dapat berupa kutipan langsung atau serapan. Kutipan langsung yang dimasukkan di dalam uraian (teks) lebih dari tiga baris, ditik terpisah dari teks dengan jarak satu spasi, dengan ukuran huruf satu tingkat lebih kecil dari ukuran standar, serta dicantumkan juga nama penulis dan tahun. Jarak dengan teks di atas dan di bawah kutipan langsung ini sebesar 1,5 spasi. Kutipan pustaka sebaiknya berupa serapan, disajikan oleh pengutip dengan cara dan gaya bahasanya sendiri agar secara keseluruhan enak dibaca, tanpa mengubah materinya, namun tetap diikuti oleh nama penulis dan tahunnya. Antara penulis dan tahunnya tidak dibubuhkan tanda baca koma, kecuali jika dua orang penulis atau lebih yang berbeda judul serta tahun penulisannya). 11 Pencantuman nama penulis di belakang pernyataannya, tidak akan mengganggu pembaca menghayati isinya. Jika nama penulis sangat penting dapat diletakkan di depan pernyataannya. Contohnya jika ada penemuan baru atau membantah pernyataan penulis sebelumnya, dan yang sejenis dengan itu. Beberapa contoh kutipan dapat diperhatikan dalam sajian berikut ini: (1) Nama penulisnya satu orang atau dua orang, nama keluarga atau marga penulis dicantumkan di belakang pernyataannya: a. Akuakultur adalah produksi, pengolahan, dan pemasaran organisme biologis dari sistem akuatik (Wheaton 1977). b. ……………….……………….……… (Hoar dan Randall 1999). (2) Jika dua orang penulis yang bernama keluarga sama dan menulis dua judul tulisan pada tahun yang sama pula, maka kutipannya disajikan sesuai dengan yang tercantum dalam daftar pustaka (di akhir angka tahun diberi urutan abjad yang bersangkutan): ……………………………………….………….. (Wheaton 1977a). ..………………………………………………… (Wheaton 1977b). Hal ini berlaku juga bagi tiga orang penulis atau lebih yang karya ilmiahnya pada tahun yang sama dengan kelompok penulis yang lainnya (tiga orang atau lebih), dengan catatan nama keluarga penulis yang pertama dari dua kelompok tersebut sama. (3) Jika penulisnya terdiri atas tiga orang atau lebih, baik di awal maupun penyajian selanjutnya nama penulis yang disajikan hanya satu orang, kemudian ditambah et al. dan tahun di belakang pernyataannya: ………………………………………….………. (Hoar et al. 1994). Hal ini mengikuti prinsip ekonomi dalam penulisan dan harus konsisten, kecuali penyajian dalam daftar pustaka, semua nama penulis lengkap dicantumkan. (4) Jika kutipan dari laporan dinas atau lembaga, maka nama dinas atau lembaga tersebut dicantumkan di belakang pernyataannya: Produksi gurami di Jawa Barat ……. (Diskan Prop. Jabar 1996). (1) Jika nama keluarga atau marga penulisnya sulit diketahui atau sama sekali tidak digunakan nama keluarganya, misalnya: Sunarto dan Sri Wahyuni tahun 1999 ditulis: ...................................................... (Sunarto dan Wahyuni 1999). (6) Jika penulisnya wanita yang mencantumkan namanya tanpa diketahui nama keluarga atau nama suaminya, maka untuk keseragaman dan 12 prinsip ekonomi bahasa tulisan, digunakan nama akhir dari nama penulis tersebut, misalnya Zahidah Hasan dan Dani Kuswardani Rohadi 1994, ditullis: .......................................................... (Hasan dan Rohadi 1994). (7) Jika kutipan materi yang sama dari dua orang penulis atau lebih, maka antara kedua penulis digunakan batas tanda baca koma: …………………………… (Hasan dan Husen 2001, Sidik 2003). 2.14 Tabel dan Gambar Judul tabel dan gambar tidak diakhiri dengan titik. Judul tabel ditempatkan satu spasi di atas tabelnya, sedangkan judul gambar 1,5 spasi di bawah gambarnya. Jika hanya satu baris, maka judul itu harus ditempatkan simetris di tengah halaman, jika panjang atau lebih dari satu baris maka dimulai dari batas pola sebelah kiri. Semua tabel dan gambar diberi nomor secara berurutan. Jika tabel atau gambar itu diselipkan di antara teks dalam satu halaman, tempatkanlah tiga spasi di bawah alinea yang menunjuk tabel atau gambar yang bersangkutan, dan tiga spasi di atas alinea berikutnya, sehingga tidak mengganggu uraian di dalam alinea yang bersangkutan. Tata letak dan susunannya dalam halaman yang bersangkutan harus diatur dan disajikan secara cermat, lengkap, rapih, serasi dan sederhana, sehingga pantas dipandang dan mudah dipahami. Tabel harus mencakup materi dalam judul tabelnya, sehingga tanpa melihat judul, tabel mudah dibaca. Jika ukuran tabel atau gambar lebih besar dari satu halaman, dapat diperkecil sampai 75%, selama huruf-huruf serta angka-angkanya masih jelas terbaca. Penyajian tabel diusahakan tidak banyak menggunakan garis-garis pembatas secara horizontal maupun vertikal, serta tidak dipotong menjadi dua halaman, agar tidak mengganggu estetika dan pemahamannya. Jangan sekali-kali menempel tabel atau gambar pada halaman teks, kecuali foto dengan perekat dan cara penempatannya yang baik. Foto organisme yang dibuat harus tercantum alat ukur sebagai pembanding. Jika keterangan gambar diperlukan, tempatkanlah di ruangan yang kosong atau di bawah judulnya. Demikian pula, jika diperlukan pencantuman sumber dari 13 mana tabel atau gambar itu dikutip, tempatkanlah satu spasi di bawah garis dasar tabel atau di bawah judul gambar (Lampiran 8 dan 9). 2.15 Bahan dan Metode Bab ini bernomor (III), cara pengetikannya seperti bab-bab sebelumnya, demikian pula pengetikan sub babnya. Bab ini mencakup tempat dan waktu percobaan, bahan dan alat yang digunakan, model dan rancangan penelitian serta metode uji yang akan digunakan. Penyajian pelaksanaan percobaan dalam bentuk uraian, yang mencakup sumber, cara penentuan serta teknik pengumpulan data. Pendeskripsian, penetapan definisi atau asumsi, penetapan variabel berikut sub variabelnya yang terlibat dan sifatnya (independen, dependen) serta tolok ukur dengan alat dan cara pengamatannya, merupakan perangkat kelengkapan penetapan desain percobaan secara utuh. Hal ini berguna bagi pelaku lain, yang berminat ikut menilai kelayakan desain, dapat pula mencontohnya untuk percobaan sendiri, atau menguji dan memverifikasinya lebih lanjut. 2.16 Hasil dan Pembahasan Bab ini bernomor (IV), cara pengetikan dan penyajiannya seperti bab-bab terdahulu. Bab ini menampilkan hasil penelitian yang datanya sudah diolah dan dianalisis. Masing-masing aspek yang telah diteliti disajikan dan disusun secara verbal mengikuti sistematika tertentu. Setiap aspek yang bersangkutan diberi sub judul, kemudian data hasil penelitiannya dinyatakan dalam tabel, berikut tabel-tabel penjabaran dari peringkat masing-masing signifikansinya dan sering pula dengan gambar. Setelah dilakukan interpretasi atau ditarik kesimpulan fragmenter, hasilnya harus dibandingkan dengan hasil penelitian pakar terdahulu, sampai sejauh mana hal itu sejalan atau menyimpang, bahkan mungkin bertolak belakang. Setelah itu, dibandingkan dengan yang telah diulas dalam Kajian Pustaka. Seandainya yang ada tidak sejalan atau bertentangan, maka harus dicari alasannya (mengapa, dimana, dan bagaimana) hal tersebut dapat terjadi. 14 2.17 Kesimpulan dan Saran Bab ini bernomor (V), cara pengetikan dan penyajiannya juga seperti babbab terdahulu. Apabila dari hasil percobaannya tidak mengajukan saran atau rekomendasi atas dasar kesimpulan hasil percobaannya, maka judul ini cukup ditik Kesimpulan (di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak ada Simpulan). Di dalam penyusunan kesimpulan, harus didahulukan kesimpulan umum sebagai generalisasi hasil penelitian. Jumlahnya sesuai dengan materinya, kesimpulan umum cenderung bersifat kualitatif. Dalam pelaksanaannya, lebih didahulukan kesimpulan-kesimpulan khusus yang terkait dengan tiap-tiap aspek yang diteliti, sebagaimana yang diarahkan oleh acuan dalam masing-masing hipotesis yang bersangkutan. Kesimpulan ini merupakan kristalisasi hasil analisis dan interpretasinya, serta memuat jawaban atas masalah yang dikemukakan dalam identifikasi masalah dan eksplorasi lebih jauh dari hipotesis yang dikemukakan. Informasi yang disampaikan dalam kesimpulan bisa berupa pendapat baru, koreksi atas pendapat lama, pengukuhan pendapat lama, atau menumbangkan pendapat lama. Saran atau rekomendasi diangkat dari kesimpulan umum dan khusus, sebagai konsekuensi tujuan fungsional percobaan penelitian, yaitu menghasilkan nilai manfaat praktis dan nilai sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu. Nilai manfaat praktis dirumuskan berupa tindak lanjut yang operasional dapat dilaksanakan. Saran hendaknya bersifat kongkrit, realistis, dan terarah, serta mudah dilaksanakan; sedangkan nilai sumbangan ilmiahnya, materinya dapat dikemukakan secara eksplisit atau berupa saran-saran khusus untuk percobaan lebih lanjut. 2.18 Daftar Pustaka Dalam daftar pustaka berisi yang diacu oleh penulis untuk melengkapi/menunjang hasil penelitiannya, yang akan dituangkan dalam karya tulisnya (skripsi). Jika penulis menyusun skripsinya hasil kajian suatu topik tertentu berdasarkan atas pustaka yang berkaitan dengan topik tanpa melakukan penelitian. Penyajian daftar pustaka disusun berdasarkan abjad tidak bernomor, penyajiannya pada halaman baru setelah bab kesimpulan dan saran. Di dalam 15 daftar pustaka tercantum semua pustaka yang dikutip dalam skripsi, disajikan secara konsisten dan lengkap. Pustaka disusun berdasarkan nama penulisnya secara alfabetik, menurut urutan huruf awal serta huruf berikutnya dari nama keluarga penulis (jika diperlukan bagian selanjutnya yang menyusun pustaka tersebut). Pengetikan setiap pustaka dimulai dari pinggir kiri pola, kecuali baris kedua dan seterusnya menjorok ke dalam sejauh 0,5 inci (3.8). Secara umum pedoman penyajian pustaka dalam daftar pustaka urutannya seperti berikut ini : (1) Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan ditik lengkap, dimulai dengan nama belakangnya (nama keluarga/marga) kemudian koma, lalu diikuti singkatan nama depannya serta diakhiri dengan titik. Nama penulis ke dua dan seterusnya dimulai singkatan nama awalnya kemudian diikuti nama keluarganya lalu titik. Di antara dua nama penulis diletakkan koma. Nama penulis (penulis-penulis) yang sama pada dua buah pustaka atau lebih, maka nama penulis pada pustaka ke dua (dan selanjutnya) tidak ditulis lagi, diganti dengan garis bawah sepanjang 0,5 inci dan diakhiri titik (.). (2) Sejauh dua ketukan tik dari titik terakhir (setelah nama penulis), ditik tahun terbit kemudian diakhiri dengan titik (.). (3) Dua ketukan tik kemudian setelah (2) dicantumkan judul text-book atau judul artikel dengan huruf kapital pada setiap awal katanya, kecuali kata sambung dan diakhiri titik. (4) Apabila pustaka yang dikutip adalah suatu artikel yang diambil dari text-book atau hasil simposium/seminar/lokakarya/prosiding atau sejenisnya, maka dua ketukan tik setelah titik, dicetak kata ‘Dalam’ kemudian titik ganda, setelah itu diikuti nama editornya (lengkap) yang dimulai dari singkatan nama awal kemudian nama keluarganya. Di belakang nama editor ditik ‘Ed.’ dalam tanda kurung dan diikuti koma. Satu ketukan tik setelah koma ditik judul text-book/hasil simposium/lokakarya/prosiding atau sejenisnya, kemudian koma. Setelah itu, jika ada untuk text-book atau buku dicantumkan volumenya (Vol.) lalu titik. (5) Nama penerbit ditik berjarak dua ketukan tik setelah judul buku, lalu dicantumkan kota penerbit setelah tanda koma, lalu diakhiri titik. Untuk hasil 16 symposium/lokakarya/prosiding dan sejenisnya sebelum nama penerbit dicantumkan tempat dan tanggal pertemuan ilmiah tersebut, dan diakhiri titik. (6) Halaman (jumlah/kisaran halaman) yang dicantumkan erat kaitannya dengan isi textbook atau suatu artikel. Untuk text-book dicantumkan jumlah halamannya (contoh: 469 hlm.), sedangkan untuk artikel (bagian dari suatu buku) dicantumkan kisaran halamannya (sebagai contoh: Hlm. 7-14). (7) Pengetikan judul artikel yang berasal dari jurnal/bulletin dan sejenisnya, setelah diakhiri dengan titik, dua ketukan kemudian ditik nama jurnalnya. Nama jurnal (ditik besar-kecil) diakhiri dengan tanda koma, kemudian volumenya, jarak satu ketukan tik dalam tanda kurung dicantumkan nomornya, lalu titik ganda atau koma (,) secara konsisten. Setelah itu, ditik kisaran halaman sesuai dengan letak artikel di dalam jurnal yang bersangkutan. Jurnal/bulletin/sejenisnya tidak perlu dicantumkan lembaga dan kota penerbitnya, karena secara nasional maupun internasional nama suatu jurnal/bulletin hanya ada satu dan diakui. (8) Jika kutipan berasal dari laporan suatu lembaga (tanpa nama penulis-nya), maka penyajian dalam daftar pustaka urutannya sebagai berikut: nama lembaga, tahun, judul laporan, kota tempat lembaga, dan jumlah halaman. (9) Secara umum judul karya ilmiah yang dicetak miring dalam daftar pustaka adalah semua judul yang tercantum di sampul luar suatu buku. Buku tersebut dapat berupa text-book, prosiding, bulletin, jurnal, atau bentuk lainnya. Cara penyajian pustaka dalam daftar pustaka disesuaikan dengan bahasa Indonesia yang digunakan dalam skripsi yang bersangkutan, seperti dalam contoh berikut ini : (a) Textbook/buku: Murty, A. S. 1966. Toxicity of Pesticides to Fish. Vol II. CRC Press, Boca Raton, Florida, USA. 143 p. (b) Hasil Simposium Donaldson, E. M., G. A. Hunter, G. van der Kraak dan H, M. Dye. 1982. Application of LH-RH and LH-RH Analogues to the Induced Final Maturation and Ovulation of Coho Salmon (Oncorhyhus kisutch). Dalam: H. J. Th. Goos dan J. J. Richter (Ed.), Proceedings of the International Symposium on Reproductive Physiology of Fish, 2-6 17 August 1982, Wageningen, The Netherlands. Pudoc, Wageningen. p. 177-180. (c) Jurnal: Soutward, A. J. 1955. Observations on the Ciliary Currents of the Jelly-fish Aurelia aurita L. Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom, 34 (2): 201-216. [atau: 34, 2, 201-216]. (d) Laporan suatu lembaga: Suku Dinas Perikanan Jakarta Utara. 1991. Laporan Tahunan 1990/1991. Jakarta. 88 hlm. (e) Beberapa karya ilmiah dalam tahun yang sama: Seorang penulis yang menulis beberapa tulisan dalam tahun yang sama dapat dibedakan dengan memberi tanda huruf kecil (a, b, dst.) pada akhir angka tahunnya, seperti dalam contoh berikut: Ricker, W. E. 1980a. Causes of the Decrease in Age and Size …… Ricker, W. E. 1980b. Changes in the Age and Size of Chum S ........ (f) Beberapa karya ilmiah dalam tahun yang berbeda: Apabila seorang penulis membuat beberapa karya ilmiah dalam tahun yang berbeda, tahun disusun berdasarkan urutan dari tahun yang lama ke yang baru. (g) Penulis yang tidak tercantum di dalam karya ilmiahnya: Karya ilmiah/tulis yang tidak dicantumkan nama penulisnya, maka dalam penyajian kutipan/daftar pustaka, cantumkan nama lembaga atau perusahaan yang menerbitkannya, tidak digunakan kata Anonymous. 2.19 Lampiran Lampiran 1, 2, dan seterusnya, masing-masing disajikan pada halaman baru setelah halaman tajuk lampiran, ditik mulai dari pojok kiri atas (batas pola). Cara penyajian tabel dan gambar pada lampiran, sama dengan uraian pada sub bab tabel dan gambar, kecuali letak semua judul dalam lampiran berada di atas (seperti pada lampiran pedoman ini). 18 2.20 Riwayat Hidup Isi riwayat hidup ditik mulai dari tempat dan tanggal lahir penulis, nama kedua orang tua lengkap tidak disingkat dengan gelar (bila ada), anak ke berapa, riwayat pendidikan, pengalaman kerja (bila ada), serta jabatan bila perlu. Di awal alinea sebelah kiri direkatkan foto berwarna penulis yang bersangkutan dengan ukuran 4 cm x 6 cm (Lampiran 10). 19 BAB III KETENTUAN PENGETIKAN 3.1 Jenis dan Ukuran Kertas Jenis kertas yang digunakan adalah HVS putih A4 berukuran 80 g. Dalam keadaan tertentu kertas yang digunakan dapat melebihi ukuran A4, misalnya data dalam tabel yang telah diperkecil sampai font 10 (masih jelas terbaca) ukurannya masih melebihi A4. Kertas dapat dilipat di bagian kanan atau bagian bawah, kirakira 1 cm lebih pendek pada bagian yang dilipat. Jika diperlukan jenis kertas pembatas antar bab dapat digunakan kertas dorslah (doorslag) dengan warna biru muda, sesuai dengan warna sampul luar. 3.2 Tata Letak Naskah Naskah skripsi ditik pada satu muka halaman dalam satu pola (lay out) tertentu. Pola tersebut berjarak 4 cm dari pinggir kiri, 4 cm dari pinggir atas, 3 cm dari pinggir bawah, dan 3 cm dari pinggir kanan kertas. Pola tersebut digunakan sejak awal hingga akhir pengetikan skripsi (11). 3.3 Huruf dan Tinta Pengetikan skripsi dapat digunakan mesin tik listrik (elektronik) dengan pita yang baru, namun sekarang banyak digunakan komputer atau laptop. Sangat dianjurkan untuk menggunakan word processor pada komputer dalam pengetikan skripsi, karena selain sangat efisien dalam perbaikan skripsi, juga seorang sarjana dituntut untuk mahir dalam menggunakan komputer. Pengetikan dengan menggunakan word processor dapat menampilkan jarak antar kata secara otomatis. Jika diinginkan rata pinggir kanan, jarak antar kata diusahakan sama kira-kira satu ketukan tik, sehingga tidak mengurangi estetika penulisan (Lampiran 12). Jenis huruf yang digunakan dalam komputer bermacam-macam dan terlalu banyak untuk diterakan di sini. Jenis huruf yang digunakan dalam pembuatan skripsi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad ditetapkan adalah Times New Roman 12 pt dengan jarak antar baris 1.5 lines, serta dengan aturan-aturan 20 yang ada dalam pedoman ini. Pedoman ini dapat pula digunakan untuk penulisan karya ilmiah lainnya di lingkungan fakultas. 3.4 Tajuk dan Penomorannya Tajuk adalah suatu pokok bahasan tertentu. Dalam skripsi ini terdapat beberapa tajuk utama yang secara berurutan disusun sebagai berikut: abstrak, abstract, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, pendahuluan, kajian pustaka, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar pustaka, glosari, serta lampiran. Tajuk utama ditik simetris pada batas pola bagian atas, kecuali pengetikan tajuk lampiran pada satu halaman kertas sebelum penyajian lampirannya, yang berjarak tiga spasi di atas tengah-tengah halaman kertas tersebut. Seluruhnya ditik kapital dan tebal (bold). Tajuk utama yang bernomor ditik simetris, 1,5 spasi di bawah batas pola bagian atas. Di atas tajuk utama tersebut (pada batas pola) ditik simetris kata bab (kapital) dan nomor babnya (angka romawi besar). 3.5 Anak Tajuk dan Penomorannya Beberapa tajuk utama dibagi menjadi anak tajuk atau sub bab, dan anak tajuk dibagi lagi menjadi anak anak-tajuk atau sub sub-bab. pembagian anak anak-tajuk selanjutnya yang berlebihan, Hindarkan yang dapat membingungkan. Pengetikan anak tajuk dan anak anak-tajuk dengan huruf kapital pada setiap awal katanya, kecuali kata sambung, nama spesies dan sejenisnya. Penomoran anak tajuk digunakan angka arab yang diawali dengan angka yang besarannya sama dengan nomor bab yang bersangkutan. Setelah itu, diberi titik (.), kemudian angka yang sesuai dengan urutan anak tajuk pada bab yang bersangkutan (tanpa titik). Judul anak tajuk dimulai setelah tiga ketukan tik dari nomor anak tajuk yang bersangkutan. Pengetikannya dimulai dari batas pola sebelah kiri. Pembagian, penomoran, serta pengetikan anak anak tajuk selanjutnya, digunakan pedoman yang sama. Anak tajuk dan anak anak tajuk pada akhir suatu halaman harus bergabung dengan sebagian alinea pertamanya. Sekurang-kurangnya memuat dua baris utuh 21 dari alinea tersebut. Jika pada akhir suatu halaman hanya memuat satu baris alinea pertamanya, maka penyajian-nya dipindahkan ke halaman berikutnya. 3.6 Nomor Halaman Setiap halaman yang ada isinya (pernyataan) diberi nomor atau dihitung. Angka yang digunakannya adalah angka romawi kecil dan angka arab. Angka romawi kecil digunakan pada bagian pengantar, yaitu mulai dari halaman judul bagian dalam sampai dengan halaman terakhir dari daftar lampiran. Pada halaman judul (sampul bagian dalam) dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu dicantumkan, tetapi tetap dihitung. Angka arab digunakan mulai dari pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dari skripsi dengan ukuran satu tingkat lebih kecil dari ukuran teksnya, agar nomor halaman tidak terlihat mencolok. Pada halaman yang bertajuk utama, nomor halaman ditik di tengah bawah (bottom), tiga spasi di bawah pola. Nomor halaman pada halaman tidak bertajuk utama ditik di kanan atas (top right), tiga spasi di atas pola, tanpa imbuhan apaapa. 3.7 Kalimat dan Alinea Setiap kalimat diawali dengan huruf kapital pada kata pertamanya dan diakhiri dengan titik. Kalimat yang disusun mengikuti kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Gunakan kalimat pasif yang baik (informatif) dan betul serta pendek, yang biasanya terdiri atas subyek, predikat, obyek, dan keterangan. Hindarkan penggunaan kalimat-kalimat perintah, yang biasa-nya digunakan pada buku penuntun praktikum. Pada awal kalimat tidak boleh menggunakan kata sambung, seperti: ‘dan’, ‘sedangkan’, ‘maka’, ‘tetapi’, dan ‘sehingga’. Selain itu, juga jangan mengawali dengan ‘angka’, ‘singkatan satuan’, dan sejenisnya. Jika terpaksa tulislah menurut ucapannya atau artinya. Contoh: - 5 m di atas ….… ditulis: Lima meter di atas ….… - pH ……………..… ditulis: Derajat keasaman ….…. 22 Beberapa kalimat disusun membentuk satu alinea. Alinea dan paragraf terdiri atas minimal dua kalimat atau lebih yang berkaitan erat. Apabila kalimat berikutnya tidak seerat kaitannya dengan kalimat-kalimat sebelumnya, maka dibuat alinea baru. Awal alinea dimulai 0,5 inci (satu tab) dari pinggir pola. Kalimat dalam alinea tidak dibatasi, namun tidak mengaburkan uraian dalam alinea tersebut. Penulisan pada awal baris tidak boleh dimulai dengan tanda baca, satuan, dan sejenisnya. Tanda baca seperti: koma, titik-koma, titik-ganda, titik, tanda seru, tanda tanya, garis miring, kurung tutup, dan tanda kutip tutup berada pada awal baris, karena kesalahan jarak pengetikan. Pengetikan satuan, seperti: cm, m, km, ml, L, g, kg, ha, dan oC, tidak dipisahkan barisnya dengan angkanya. Hindarkan pula mengawali atau mengakhiri baris dengan satu atau dua huruf potongan kata, misalnya: - -i dari kata diwarnai - u- dari kata usulan - pa- dari kata pada - de- dari kata dengan, kecuali dua huruf awalan atau akhiran yang dapat memberikan estetika yang lebih baik. Usahakan paling sedikit tiga huruf untuk mengawali atau mengakhiri suatu baris, contoh: - but potongan dari kata tersebut, dan - tum- dari kata tumbuh. Pemotongan kata di akhir baris hendaknya dilakukan menurut kaidah- kaidah bahasa Indonesia, bahasa daerah atau bahasa asing. Contoh pemotongan kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia: - mis- alnya - adal- ah - perika- nan, dan pemotongan kata dari nama orang, lembaga atau nama latin untuk tumbuhan dan hewan. Pemotongan kata antar halaman hindarkan pula, karena bisa 23 menggangu pembacaannya (pemahamannya). Dianjurkan agar kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang terdiri atas dua suku kata tidak dipotong. Tanda potong (-) hendaknya langsung ditik setelah huruf akhir potongan suku kata sebelumnya, jangan diselingi loncatan ketukan tik atau ditik di bawah huruf akhir potongan suku kata sebelumnya. Hindarkan tanda potong pada baris yang berurutan lebih dari dua buah. Hindarkan pula pemotongan simbul atau angka pada akhir baris yang dapat mengubah makna, contoh: - Rp dan 50,00 dari Rp50,00 - Rp10.000, dan 50 dari Rp10.000,50 - 46- dan 59% dari 46-59%. Pemisahan lain pada akhir baris yang bisa mengganggu ucapannya agar dihindarkan, seperti: - singkatan nama orang dan nama keluarganya (lanjutannya), A. B. dan Gamma dari A. B. Gamma - nama orang dan gelarnya: Ir. dan Avian dari Ir. Avian, - angka dan satuannya, 46 dan kg dari 46 kg, 59 dan m dari 59 m. Pemotongan kata terutama ditujukan untuk peningkatan estetika penyajian, antara lain meratakan pinggir kanan naskah. Jika pinggir sebelah kanan naskah diusahakan rata, maka jarak antar kata tidak terlalu lebar. Jika jarak antar kata terlalu lebar, maka pada baris tersebut tidak perlu dipaksakan rata kanan. Hal tersebut dapat terjadi akibat nama lembaga, nama negara, nama spesies atau pernyataan lainnya yang berada diakhir baris serta tidak mencukupi, sehingga harus dipindahkan ke baris berikutnya. 3.8 Angka dan Satuan Ukuran Besaran yang diikuti satuan ukuran disajikan dengan angka dan singkatan satuan yang baku, contoh: 4 mm, 5 cm, 6 m, 29 L, 7 g, 10 kg, 100 ppm dan 59 ha. Singkatan satuan tidak diakhiri titik kecuali diakhir kalimat. Penggunaannya secara konsisten dari awal hingga akhir penulisan skripsi. Khusus singkatan satuan liter ditik L (huruf kapital), untuk menghindari kesalahan interpretasi antara angka satu (1) dan satuan liter (l) yang serupa pada jenis-jenis huruf 24 tertentu. Satuan yang merupakan bagian dari satu liter, singkatannya tetap ditulis dengan huruf kecil, mililiter ditulis ml. Pernyataan ukuran dalam suatu volume tertentu (konsentrasi dan dosis) dinyatakan menurut ucapannya, atau singkatannya. Pernyataan seperti: - dua gram per liter ditulis 2 gL-1, - dua puluh kilogram per hektar ditulis 20 kg ha-1, - telur 35.000 butir per ekor per tahun ditulis telur 35.000 butir ekor -1th-1, - 500 pohon per meter persegi ditulis 500 pohon(m2)-1, - 6 ton per hektar per tahun ditulis 6 ton ha-1th-1, Pengetikan satuan sebaiknya tidak diselingi kata bendanya. Contoh: - 100 kg urea per ha ditulis: urea 100 kg ha-1, - 100 kg N per ha ditulis: N 100 kg ha-1. Angka tanpa singkatan satuan ukuran yang besarnya di bawah angka sepuluh, ditulis menurut ucapannya, misalnya: - enam orang tidak ditulis: 6 orang, - tujuh bulan tidak ditulis: 7 bulan, - sembilan minggu, tidak ditulis: 9 minggu, - satu hari tidak ditulis: 1 hari. Jika besaran angkanya lebih dari sembilan ditulis angkanya, misalnya: - 29 orang, - 10 bulan, - 59 minggu. Suatu deretan angka sejenis yang kurang dan lebih dari 10 ditulis angkanya. Contoh: Ikan-ikan yang diangkut dari kapal ke tempat pelelangan ikan terdiri atas: 59 keranjang cumi-cumi, 102 keranjang tongkol dan 9 ekor ikan pari. Pernyataan angka digunakan juga untuk penulisan penanggalan, persentase, waktu dan rangkaian bilangan cacah. Pernyataan satuan yang baku selain singkatan satuan, yaitu berupa simbul satuan. Pengetikan simbul satuan ditik rapat dengan angka yang bersangkutan. Contohnya: - 29 Oktober 2010, - 59 persen ditulis 59% (yang sejenis 46o/oo), - 10 bulan, 25 - halaman 245, - tujuh derajat ditulis 7o, - 37 derajat Celsius ditulis 37oC (yang sejenis oF dan oR), - 6 derajat lintang utara ditulis 6o LU (yang sejenis 16o BT), - sembilan ribu rupiah ditulis Rp9.000,00. Pernyataan ‘waktu’ yang berkaitan dengan jam ditulis dengan ‘pukul’, misalnya pukul 10:00 (sesuai dengan jam digital) bukan jam 10:00. Jam digunakan untuk menunjukkan benda, atau waktu yang digunakan (jam tangan, tiga jam). Secara umum pengelompokan satuan dasar dikenal tujuh satuan dasar utama, yang dikemukakan oleh Rifai (2001): Satuan dasar yang dianut secara universal memakai Satuan Sistem Internasional (biasa disingkat SI dari Systeme international d’unites). Dalam sistem ini dikenal tujuh satuan dasar utama untuk mengukur panjang (meter m), massa (kilogram kg), waktu (sekon atau detik s), arus listrik (ampere A), kuantitas zat (mol), suhu termo-dinamika (Kelvin K) dan intensitas cahaya (candela cd). Satuan-satuan lain diturunkan dari satuan dasar tersebut dengan menambahkan kata yang menunjukkan sistem perpangkatan sepuluh (yang terbanyak dipakai adalah mega-, kilo-, hekto-, deka-, desi-, senti-, mili-, mikro-, nano-, dan seterusnya). Satuan dasar lain yang mulai sering dipakai tulisan ilmiah berbahasa Inggris untuk waktu adalah menit (min), jam (h), hari (d). Tanda desimal dinyatakan dengan koma, misalnya: - taraf nyata uji coba 0,05 dan 0,01; - bobot ikan 0,95 kg ekor-1. Penggunaan tanda titik untuk batas ribuan yang menyatakan jumlah, seperti: - 2.775 kg, - 1.000, dan - 35.250. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: - Penulis dilahirkan pada tahun 1946 di Bandung, - NIP 130345285, - halaman 4659, - nomor rekening Taplus 0202224659. 26 3.9 Spasi Naskah skripsi ditik pada satu muka halaman. Jarak antar baris bervariasi, bergantung kepada letak dan kedudukan baris. Jarak antar baris terdiri atas: 1 spasi (single), 1,5 spasi (1.5 lines), 2,5 spasi, 3 spasi dan 4,5 spasi pada MS Word. Pengetikan naskah secara umum dengan penggunaan jarak antar baris 1,5 spasi. Rincian jarak antar baris yaitu seperti berikut ini: (a) Jarak satu spasi berlaku bagi jarak antar baris pada: - semua judul yang lebih dari satu baris (termasuk judul skripsi, tajuk utama dan anak tajuk, tabel, gambar, lampiran), - semua keterangan dan sumbernya, - nama lembaga dan tempatnya dalam sampul, - NIP dan nama pembimbingnya dalam halaman pengesahan, - alinea pertama dalam abstrak (abstract) yang berisi penulis, tahun dan judul, - tajuk utama dengan anak tajuk dan anak anak-tajuk yang bersangkutan dalam daftar isi, catatan kaki, - kutipan teks asli dengan ukuran huruf satu tingkat lebih kecil, - jarak antara judul tabel dengan tabelnya, serta - antar baris pada setiap pustaka (dalam daftar acuan). (b) Jarak 1,5 spasi berlaku bagi pengetikan: - seluruh isi skripsi, mulai dari bagian penghantar (abstrak, abstract, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran), - baris pertama dengan anak tajuk atau anak anak-tajuk, jarak antar baris, antar alinea, gambar dan judulnya, jarak antar pustaka dalam daftar pustaka, dan - lampiran (lampiran-lampirannya termasuk riwayat hidup), (c) Jarak dua spasi berlaku bagi pengetikan: antara tulisan skripsi dengan keterangan di bawahnya pada sampul dalam skripsi, nama tempat (JATINANGOR) dan tahun di bawahnya pada sampul luar dan dalam. (d) Jarak 2,5 spasi berlaku bagi pengetikan: alinea pertama dan ke-dua dalam abstrak dan abstract. 27 (e) Jarak tiga spasi berlaku bagi pengetikan: - baris pertama dengan tajuk utamanya, - baris terakhir uraian dengan anak-tajuk atau anak anak-tajuk berikutnya. - uraian di atas dan di bawah tabel/gambar/rumus, - baris pertama pada lampiran dengan judul lampirannya, - nama penulis dengan tempat dan tanggal penulisannya dalam kata pengantar. (f) Jarak 4,5 spasi berlaku bagi pengetikan jarak antara: - NPM dengan tempat dan waktu pengesahan skripsi, - kata ‘Menyetujui’ dengan kata ‘Komisi Pembimbing’ dan ‘Dekan’, serta tempat untuk membubuhkan tanda tangan dalam halaman pengesahan. 3.10 Jarak Ketukan Spasi (Tik) Jarak ketukan tik ketentuannya sebagai berikut: (a) Tanpa jarak ketukan tik, berlaku bagi singkatan yang diambil huruf awal-nya saja (misalnya: SWT, RI, PT, IPB), tanda kurung dengan kata atau angka yang dikurungnya, tanda baca (koma, titik-koma, titik-ganda dan titik) dengan kata sebelumnya, titik-titik yang menghubungkan semua judul dalam daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dengan nomor halamannya, serta angka dengan simbul satuannya. (b) Jarak satu ketukan tik berlaku bagi jarak satu kata dengan kata berikut-nya dalam satu kalimat; kata berikutnya setelah tanda baca koma, titik bukan akhir kalimat (Nasution, A. H.), dan tanda baca lainnya dalam satu kalimat (seperti kurung tutup dan tanda petik). (c) Jarak dua ketukan tik berlaku setelah tajuk dengan titik-titik sebelum nomor halaman yang bersangkutan dalam daftar isi, setelah tanda baca titik-ganda, titik-koma, kurung tutup dari suatu pembagian tertentu dan titik pada akhir kalimat. (d) Jarak tiga ketukan tik berlaku bagi jarak NPM dan nomornya dalam sampul, NIP dan nomornya, antara titik nomor bab dan judul tajuk utamanya serta 28 antara nomor sub bab dan tajuknya dalam daftar isi serta dalam uraian naskah. (e) Jarak 0,5 inci (satu tab) berlaku bagi setiap awal alinea dari pinggir pola, baris ke-dua dan seterusnya pada penyajian setiap pustaka dalam daftar acuan menjorok ke dalam (indentation) dari pinggir kiri pola. (f) Ketentuan lain: setiap anak tajuk beserta turunannya, judul tabel, judul gambar, dan judul lampiran yang lebih dari satu baris, maka baris yang kedua dimulai tepat di bawah huruf pertama anak tajuk (judul) tersebut, serta penyajian sejenis itu. 3.11 Singkatan Seorang penulis kadang-kadang menggunakan singkatan-singkatan tertentu, antara lain: (2) Singkatan author spesies ditik tegak pada pengetikan nama spesies hewan atau tumbuhan, misalnya: Cyprinus carpio L., dan Oryza spp. (sp. dan spp. bukan nama spesies, tapi pengganti nama spesies) (3) Singkatan et alii ditik et al. (dibaca et al sesuai ejaan bukan “et ol” ) yang diakui internasional, artinya ‘dan kawan-kawan’. Penggunaannya secara konsisten dari awal hingga akhir penulisan skripsi. Untuk tulisan berbahasa Indonesia digunakan singkatan dkk. (4) Singkatan editor ditik Ed. di dalam tanda kurung baik untuk satu orang editor sedangkan untuk lebih dari satu editor disingkat Eds. (5) Singkatan nama jurnal ditik sesuai dengan teladan pada jurnal yang bersangkutan, biasanya tertera di kiri atau kanan atas setiap halaman. 3.12 Cetak Miring Pencetakan miring digunakan untuk singkatan asing, nama spesies, kata asing dan kata daerah (kata yang bukan berasal dari bahasa Indonesia) yang diselipkan dalam teks seperti: over fishing, et al., a priori, a posteriori, vide, pare, impun, beureum panon, jeler, gill net, Cyprinus carpio L., dan Decapterus macrosoma Blkr. 29 Pencetakan miring yang lainnya digunakan dalam daftar pustaka, yaitu pada semua judul buku atau karya tulis yang ada pada sampul luar (textbook, jurnal, buletin, prosiding dan sejenisnya). Kata ‘Judul’ dalam daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran dicetak miring di tengah-tengah diantara kata ‘Nomor’ dan ‘Halaman’, semata-mata untuk estetika penyajian. 3.13 Koreksi Galat Pada pengetikan dengan komputer, kesalahan (galat) mudah diperbaiki kemudian dicetak ulang. Perbaikan galat tidak diperkenankan dengan tipp-ex, cara penempelan atau direvisi dengan tulisan tinta, pensil dan sejenisnya, 30 DAFTAR PUSTAKA Atmadilaga, D. 1969. Struktur Penulisan Ilmiah. Landasan, metode dan teknik penulisan karya ilmiah, skripsi, tesis, disertasi. Program Pasca Sarjana Unpad. 33 hlm. Fakultas Pertanian Unpad. 1978. Pedoman Menulis Tesis. Fakutas Pertanian Universitas Padjadjaran. Badan Penerbit & Bursa Buku Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. 36 hlm. Farabi, A. A. 2000. Pengaruh Kepadatan Telur terhadap Derajat Penetasan dan Kelangsungan Hidup Larva Bawal Air Tawar (Colosoma macropomum Cuvier 1818). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Partanian Unpad, Jatinangor. 37 hlm. Rumawas, F. 1977. Tata Cara Mengutip dan Membuat Daftar Pustaka. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 13 hlm. Universitas Padjadjaran. 1994. Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana Universitas Padjadjaran. Lampiran SK Rektor Unpad, Nomor: 12/PT06.h/Kep/I/1993, tanggal 28 Januari 1993. 55 hlm. Universitas Padjadjaran. 2011. Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana Universitas Padjadjaran. Unpad, Bandung. 52 hlm. 31 Lampiran 1. Contoh Sampul Luar PENGARUH KEPADATAN TELUR TERHADAP DERAJAT PENETASAN DAN LAJU KELANGSUNGAN HIDUP LARVA BAWAL AIR TAWAR SKRIPSI ALIEN KARLINA NPM 230110060030 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2011 32 Lampiran 2. Contoh Penulisan Judul yang Tidak Tepat Pemotongan yang salah: PENGARUH KEPADATAN TELUR TERHADAP DERAJAT PENETASAN DAN LAJU KELANGSUNGAN HIDUP LARVA BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) (kata di akhir baris, nama ilmiah terpotong ) Seharusnya: PENGARUH KEPADATAN TELUR TERHADAP DERAJAT PENETASAN DAN LAJU KELANGSUNGAN HIDUP LARVA BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) Penempatan nama ilmiah dan pemotongan yang salah: DAYA BIUS EKSTRAK ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa) TERHADAP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) (ekstrak anggur laut bukan Caulerpa ....) Seharusnya: DAYA BIUS EKSTRAK ANGGUR LAUT TERHADAP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) DERAJAT PENETASAN TELUR IKAN MAS (Cyprinus carpio) PADA BERBAGAI SUHU MEDIA (telur ikan bukan ikan) Seharusnya: DERAJAT PENETASAN TELUR IKAN MAS PADA BERBAGAI SUHU MEDIA 33 Lampiran 3. Contoh Sampul Dalam PENGARUH KEPADATAN TELUR TERHADAP DERAJAT PENETASAN DAN LAJU KELANGSUNGAN HIDUP LARVA BAWAL AIR TAWAR SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Sidang Ujian Sarjana ALIEN KARLINA NPM 230110060030 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2011 34 Lampiran 4. Contoh Lembar Pengesahan JUDUL : PENGARUH KEPADATAN TELUR TERHADAP DERAJAT PENETASAN DAN LAJU KELANGSUNGAN HIDUP LARVA BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) PENULIS : NPM ALIEN KARLINA : 230110060030 Jatinangor, 29 Oktober 2011 Menyetujui: Komisi Pembimbing: Dekan, Ketua, Dr. Ir.Sunarto, MSi. NIP 19680325 199403 1 005 Dr. Ir. Ayi Yustiati, MSc. NIP 19620413 198603 2 003 Anggota, Ankiq Taufikurrohman S, S.Si., MT NIP 19791103 200312 1 002 35 Lampiran 5. Contoh Abstrak ABSTRAK Alien Karlina (Dibimbing oleh: Sunarto dan Ankiq Taufikurrohman). 2011. Pengaruh Kepadatan Telur terhadap Derajat Penetasan dan Kelangsungan Hidup Larva Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Penelitian ini dilakukan di Panti Pembenihan, Komplek Kolam Percobaan Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Padjadjaran, Jatinangor . Pelaksanaannya dimulai dari tanggal sampai dengan 26 Juli 2011. Universitas 6 Juni 2011 Percobaan kepadatan telur dilakukan untuk mengetahui jumlah telur bawal air tawar per satuan luas yang derajat penetasan dan kelangsungan hidupnya paling tinggi. Kepadatan telur yang diuji adalah 60, 80, 100, 120, dan 140 butir/L. Wadah plastik yang digunakan untuk penetasan sekaligus tempat pemeliharaan larva berkapasitas 5 L yang diisi air sebanyak 3 L. Rancangan pecobaan yang digunakan adalah rancangan acak leng-kap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Parameter yang diamati adalah derajat penetasan, kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil percobaan kepadatan telur bawal air tawar 100 butir/L yang ditetaskan dengan sistem air tergenang menunjukkan hasil terbaik. Derajat penetasannya sebesar 71,83% dan kelangsungan hidup larvanya sebesar 68,9%. Kata kunci : Derajat Penetasan, Kelangsungan Hidup,Bawal Air Tawar 36 Lampiran 6. Contoh Daftar Isi DAFTAR ISI Bab Halaman DAFTAR TABEL .……………………………………….…………. x DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..…. xi DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………….…... xii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .……………...………………………………… 1.2 Identifikasi Masalah …….……….………….………………… 1.3 Tujuan ………………….………….…………………………… 1.4 Kegunaan ………….. …………………….………………..…. 1.5 Kerangka Pemikiran ….……………………………………..… 1.6 Hipotesis ……………………………………………………….. 1 2 2 2 3 4 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bawal Air Tawar ……….……………………………………… 2.2 Sifat, Ukuran dan Perkembangan Telur ……………………….. 2.3 Kepadatan Telur ……….………………………………………. 2.4 Penetasan Telur ……….……………………………………….. 2.5 Kelangsungan Hidup …………………………………………… 2.6 Kualitas Air ………………..…………………..……………….. 5 6 7 8 9 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu …………….…………….…..……………. 3.2 Alat dan Bahan .…………….…………………..……………… 3.3 Prosedur ..………………….…………………………………... 3.3.1 Persiapan Alat dan Bahan …………………………………… 3.3.2 Proses Pemijahan ………………………………………….... 3.3.3 Proses Penetasan ……………………………………………. 3.3.4 Pemeliharaan Larva …………………………………………. 3.4 Metode …………………………………………………………. 3.5 Pengamatan …..….……………………………………………. 3.5.1 Kualitas Air ……………………………..…………………….. 3.5.2 Derajat Penetasan ……………………………………………. 3.5.3 Kelangsungan Hidup …….………………..………..………... 11 11 12 12 12 13 14 14 15 16 16 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Derajat Penetasan Telur …………………….………….……… 4.2 Kelangsungan Hidup …………..…………………..………….. 18 21 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……………..…………………………...….……… 5.2 Saran ……………..……………………….………………..…… 37 24 24 DAFTAR PUSTAKA ………..…………………….….………… 25 LAMPIRAN ……………….……………………………………. 27 RIWAYAT HIDUP …………………………………………….. 41 38 Lampiran 7. Contoh Daftar Tabel dan Daftar Gambar DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1 Daftar Analisis Sidik Ragam ……………………………….............. 14 2 Parameter Kualitas Air ………………………………………….......... 16 3 Derajat Penetasan Telur Bawal Air Tawar pada Kepadatan Telur yang Berbeda ………………………………............ 17 4 Kualitas Air pada Setiap Perlakuan ………………………………….. 18 5 Kelangsungan Hidup Larva Bawal Air Tawar pada Kepadatan Telur yang Berbeda ……………………………................ 20 6 Rata-rata Jumlah Larva Bawal Air Tawar pada Akhir Percobaan ………………………………………………………. 21 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 1 Bagan Telur Ikan dengan Rongga Perivitelline ..………………… 6 2 Perkembangan Embrio dan Larva Ikan …………………………… 8 3 Grafik Derajat Penetasan Telur Bawal Air Tawar pada Kepadatan Telur yang Berbeda …………………………….. 18 Grafik Kelangsungan Hidup Larva Bawal Air Tawar pada Kepadatan Telur yang Berbeda …………………………….. 21 4 39 Lampiran 8. Contoh Tabel (judul tabel tidak seperti ini: Pengaruh A terhadap B) Tabel 2. Kelangsungan Hidup Larva Bawal Air Tawar (Hari Ke-10) Perlakuan (butir/L) Jml Telur Awal (butir) I 1 60 180 141 126 125 135 131,75 73,18 2 80 240 171 180 162 178 172,75 72,0 3 100 300 193 230 216 223 215,5 71,83 4 120 360 257 207 234 252 237,5 65,98 5 140 420 174 291 273 184 230,5 54,88 No Jumlah larva Ulangan (ekor) II III IV 40 Rata-rata Ekor % Lampiran 9. Contoh Gambar (Judul gambar yang salah pada gambar di bawah ini adalah : “ Proses pengepakan lobster sistem kering”. Judul harus kondisi sesaat dan menunjukan apa yang tertera dalam gambar sedangkan proses ditempatkan pada uraian gambar), judul yang benar adalah : Gambar 1. Lobster yang Telah Dipak dengan Sistem Kering (Sumber: Andika, 2011) 41 Lampiran 10. Contoh Riwayat Hidup RIWAYAT HIDUP Penulis sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara yang dilahirkan di Tasikmalaya, pada tanggal 2 Juni Foto berwarna ukuran 4 cm x 6 cm 1962, dari pasangan Bapak Jojo dan Ibu Ikoh. Pendidikan yang telah ditempuh penulis, dimulai dari Sekolah Dasar Tawangbanteng III, lulus pada tahun 1976; kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri Cisayong, Tasikmalaya, lulus tahun 1980. Setelah itu, dilanjutkan ke Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Bogor, lulus tahun 1983. Penulis bekerja di Dinas Perikanan Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Pada tahun 1993, mendapat tugas belajar di Akademi Penyuluhan Pertanian Bogor, yang kelulusannya berhasil dicapai pada tahun 1996. Pada tahun itu juga penulis diberi kesempatan lagi untuk melanjutkan tugas belajarnya, dan diterima sebagai mahasiswa Jurusan Perikanan Fakultas Bandung, melalui program ekstensi. 42 Pertanian Universitas Padjadjaran Lampiran 11. Contoh Pola (Lay-out) Pengetikan TEPI KERTAS ATAS 4 cm 4 cm 3 cm T E P I NASKAH K E R T A S K I R I 3 cm TEPI KERTAS BAWAH 43 Lampiran 12. Contoh Estetika Pengetikan (1) Estetika kurang baik pada bagian kanan naskah a. Pengetikan tanpa pemotongan kata: Skripsi merupakan suatu tugas akhir (final assignment) dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitiannya. Penelitian yang mendasari penulisan skripsi ini, dapat berupa penelitian dasar (basic research) atau penelitian terapan (applied research), yang terutama didasari oleh minat intelektual mahasiswa. Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi berbeda… b. Pengetikan tanpa pemotongan kata serta menyangkut angka berikut satuannya dan nama lembaga yang tidak boleh dipotong: Produksi udang di seluruh Gebang Ilir pada tahun lalu sebesar 2.500 ton/th, sehingga petani tambak di daerah tersebut berencana mengalihkan sebagian budidayanya dari bandeng ke udang (Dinas Perikanan 2000). Hal ini dapat menimbulkan dampak ke daerah sekitarnya … (2) Estetika lebih baik dari (1) dengan pemotongan kata yang sesuai dengan aturan Skripsi merupakan suatu tugas akhir (final assignment) dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan mahasiswa dalam melaku- kan penelitiannya. Penelitian yang mendasari penulisan skripsi ini, dapat berupa penelitian dasar (basic research) atau penelitian terapan (applied research), yang terutama didasari oleh minat intelektual mahasiswa. Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi berbeda bentuk . Produksi udang di seluruh Gebang Ilir pada tahun lalu sebesar 2.500 ton/th, sehingga petani tambak di daerah tersebut berencana mengalihkan sebagian budidayanya dari bandeng ke udang (Dinas Perikanan 2000). Hal ini dapat menimbulkan dampak ke daerah sekitarnya. Dampak … 44 (3) Estetika kurang baik pada bagian tengah naskah dengan sistem rata kanan a. Pengetikan tanpa pemotongan kata: Skripsi merupakan suatu tugas akhir (final assignment) dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitiannya. Penelitian yang mendasari penulisan skripsi ini, dapat berupa penelitian dasar (basic research) atau penelitian terapan (applied research), yang terutama didasari oleh minat intelektual mahasiswa. Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi berbeda b. Pengetikan tanpa pemotongan kata serta menyangkut angka berikut satuannya dan nama lembaga yang tidak boleh dipotong: Produksi udang di seluruh Gebang Ilir pada tahun lalu sebesar 2.500 ton/th, sehingga petani tambak di daerah tersebut berencana mengalihkan sebagian budidayanya dari bandeng ke udang (Dinas Perikanan 2000). Hal ini dapat menimbulkan dampak ke daerah sekitarnya, (4) Estetika lebih baik dari (3) dengan cara pemotongan kata Skripsi merupakan suatu tugas akhir (final assignment) dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan mahasiswa dalam melaku-kan penelitiannya. Penelitian yang mendasari penulisan skripsi ini, dapat berupa penelitian dasar (basic research) atau penelitian terapan (applied research), yang terutama didasari oleh minat intelektual mahasiswa. Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi berbeda bentuk. Produksi udang di seluruh Gebang Ilir pada tahun lalu sebesar 2.500 ton/th, sehingga petani tambak di daerah tersebut berencana mengalihkan sebagian budidayanya dari bandeng ke udang (Dinas Perikanan 2000). Hal ini dapat menimbulkan dampak ke daerah sekitarnya. Dampak .. 45