kuliah tpti - elista:.

advertisement
KULIAH TPTI
PERTEMUAN KULIAH KE 6-7
TATA CARA PENULISAN
TATA CARA PENULISAN MELIPUTI:
BAHAN DAN UKURAN
PENGETIKAN
PENOMORAN
DAFTAR DAN GAMBAR
BAHASA SERTA
PENULISAN NAMA
A. BAHAN DAN UKURAN
1.
2.
3.
4.
Naskah
Naskah dibuat di atas kertas HVS 80 g/m2 dan tidak boleh
di print bolak-balik.
Sampul
Sampul dibuat dari kertas buffalo atau sejenisnya, dan
sedapat-dapatnya diperkuat dengan karton tebal yang
dilapisi dengan plastik atau bisa jilid laminating. Tulisan
yang tercetak pada sampul, sama dengan yang terdapat
pada halaman judul, Cuma dicetak di atas kertas HVS putih
Warna sampul
Warna sampul disesuaikan dengan warna yang dianjurkan
oleh jurusan. Untuk jurusan Teknik Geologi, FTM ISTA
Yogyakarta memakai sampul warna biru turkis/biru sedang.
Ukuran
Ukuran naskah setelah dijilid adalah: 21 cm x 28 cm
(kuarto). Bila belum dijilid, sebaiknya dipotong 21 cm x 30
cm, untuk memberi kemudahan memotong kertas bagi
penjilid.
B. PENGETIKAN (1)
1.
Jenis huruf
a.
Naskah diketik dengan huruf Pica/Times New Roman
12 (10 huruf dalam 1 inci), dan untuk seluruh naskah
harus dipakai jenis huruf yang sama. Penggunaan
huruf miring atau persegi tidak diperkenankan.
Huruf miring untuk tujuan tertentu (bahasa latin atau
bahasa asing) dinyatakan dengan huruf italic/miring
Lambang, huruf yunani, atau tanda2 yang tidak dapat
diketik, harus ditulis dengan rapi memakai tinta
hitam/rapido.
b.
c.
Lanjutan PENGETIKAN (2)
2.
a.
a.
b.
3.
Bilangan dan satuan
Bilangan diketik dengan angka.
Misalnya 10 g bahan kecuali dipakai pada huruf
permulaan.
Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan
dengan titik, misalnya berat telur 50, 5 g.
Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya
tanpa titik di belakangnya, misal m, g, kg atau cal.
Jarak baris
Jarak antara 2 baris dibuat 2 spasi, kecuali pada
intisari, kutipan langsung, daftar isi, daftar
gambar, daftar tabel serta daftar pustaka, yang
diketik dengan jarak 1 spasi ke bawah.
Lanjutan PENGETIKAN (3)
4.
Batas tepi
Batas-batas pengetikan, ditinjau dari tepi kertas, diatur
sebagai berikut (lihat lampiran).
a.
Tepi atas
Tepi bawah
Tepi kiri
Tepi kanan
b.
c.
d.
: 4 cm
: 3 cm
: 4 cm
: 3 cm
5.
Pengisian ruang
Ruangan yang terdapat pada halaman draf harus
diisi penuh, artinya pengetikan harus mulai dari
batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan dan
jangan sampai ada ruangan yang terbuang,
kecuali pada alinea baru, persamaan, gambar,
tabel, subjudul, atau hal2 yang khusus
Lanjutan PENGETIKAN (4)
6.
Alinea baru
Alinea baru dimulai pada ketikan ke-1 atau ke-6 dari
batas tepi kiri. Untuk alinea baru yang dimulai pada
ketikan ke-1, diberi jarak antara alinea di atas dan di
bawahnya.
7.
Permulaan kalimat
Bilangan, lambang atau rumus kimia yang dipakai untuk
memulai suatu kalimat, harus dieja, misalnya: sepuluh
ekor tikus.
8.
Bab, subbab, anak subbab dan lain-lain
a.
Bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital) semua
dan diatur supaya simetris/letaknya di tengah-tengah,
dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa diakhiri dengan
titik.
Penulisan Bab:
1.
Selalu dimulai pada halaman baru
2.
Nomor bab ditulis dengan angka romawi besar atau
angka arab
3.
Apabila judul bab lebih dari 1 baris, maka penulisannya
disusun seperti bentuk trapesium terbalik dengan jarak
1 spasi
4.
Jarak antara judul bab dengan uraian di bawahnya
adalah 4 spasi
Contoh penulisan bab:
BAB VI
GEOLOGI KAWASAN KARST PACITAN BARAT
SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI KARST
DI INDONESIA
Lanjutan PENGETIKAN (5)
b.
Subbab boleh ditulis secara simetris di tengahtengah, atau bisa dimulai dari tepi kiri awal.
Pada awal kata dimulai dengan huruf besar
(kapital), kecuali kata penghubung dan kata
depan, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat
pertama sesudah subjudul dimulai dengan alinea
baru.
Contoh: III.1 Stratigrafi Regional
3.1 Stratigrafi Regional
b.
Anak subbab diketik mulai dari batas tepi kiri,
tetapi hanya huruf pertama saja yang diketik
dengan huruf besar, tanpa diakhiri dengan titik.
Kalimat pertama sudah anak subjudul dimulai
dengan alinea baru.
contoh: 3.1.1 Satuan batupasir
Lanjutan PENGETIKAN (6)
d.
Sub anak subbab ditulis mulai dari ketikan ke-6
atau tombol tab, diikuti dengan titik. Kalimat
pertama yang menyusul kemudian, diketik
menerus dalam satu baris dengan sub anak
subbab. Kecuali itu sub anak subbab dapat ditulis
langsung berupa kalimat, tetapi yang berfungsi
sebagai sub anak subjudul ditempatkan paling
depan.
Contoh penulisan bab dan lain-lainnya tertera
pada Lampiran.
Contoh: penulisan bab, subbab, anak subbab
BAB II
GEOMORFOLOGI
II.1 Geomorfologi Regional
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
II.2 Geomorfologi Daerah Penelitian
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
II.2.1 Substuan geomorfik dataran banjir (F3)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
II.2.2 Subsatuan geomorfik perbukitan curam menengah (D2)
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
C. PENOMORAN (1)
Bagian ini dibagi menjadi nomor untuk
halaman, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan persamaan/rumus-rumus.
1.
a.
b.
Halaman
Bagian awal laporan, mulai dari halaman judul
sampai halaman intisari, diberi nomor halaman
dengan angka romawi kecil (contoh: i, ii, atau iii).
Bagian utama dan bagian akhir, mulai dari
Pendahuluan (Bab I) sampai ke halaman terakhir
(daftar pustaka) memakai angka arab sebagai
nomor halaman (contoh: 1, 2, atau 25).
c.
d.
Nomor halaman, ditempatkan di sebelah kanan
atas kecuali pada judul atau bab pada bagian
atas halaman itu. Maka nomor halamannya ditulis
di kanan bawah/tengah bawah.
Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari
tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas atau tepi
bawah (lihat Lampiran).
2.
Tabel
Tabel diberi nomor urut dengan angka arab.
Misal: Tabel 1, Tabel 2 atau Tabel 3
3.
Gambar
Gambar dinomori dengan angka arab.
Misal: Gambar 1, Gambar 2 atau Gambar 3
4. Persamaan
Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus
matematis atau reaksi kimia, ditulis dengan angka
arab di dalam kurung dan ditempatkan di dekat
batas tepi kanan.
CaSO4 + K3CO3  CaCO3 + K2SO4
(3)
D. TABEL DAN GAMBAR (1)
1. Tabel
a.
Nomor tabel yang diikuti dengan judul
b.
c.
d.
ditempatkan simetris di atas tabel, tanpa diakhiri
dengan titik (karena bukan kalimat)
Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali kalau
memang panjang, sehingga tidak mungkin diketik
dalam satu halaman. Pada halaman lanjutan
tabel, dicantumkan kata lanjutan dan nomor tabel
tetapi tanpa judul.
Tabel yang lebih dari 2 halaman atau yang harus
dilipat, ditempatkan pada lampiran.
Kolom2 dalam tabel diberi nama dan dijaga agar
pemisahan, antara satu kolom dengan kolom
lainnya cukup tegas/diberi garis.
Lanjutan TABEL DAN GAMBAR (2)
a.
e.
f.
g.
Kalau tabel lebih lebar dari ukuran kertas harus
dibuat memanjang dalam kertas dan bagian atas
tabel/ judul tabel diletakkan di sebelah kiri kertas.
Di atas dan di bawah tabel dipasang garis batas
agar terpisah dari uraian pokok dalam makalah.
Letak tabel dibuat simetris antara batas kanan,
kiri, atas dan bawah.
Keterangan tabel diletakkan di atas tabelnya,
tanpa diakhiri dengan titik
Lanjutan TABEL DAN GAMBAR (3)
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Gambar
Bagan, grafik, peta dan foto semuanya
disebut gambar (tidak dibedakan).
Nomor gambar yang diikuti dengan
judulnya diletakkan simetris di bawah
gambar tanpa diakhiri dengan titik.
Gambar tidak boleh dipenggal
Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan
supaya sewajar-wajarnya (jangan terlalu kurus
atau terlalu gemuk).
Skala pada peta harus dicantumkan agar mudah
dipakai untuk interpolasi dan ekstrapolasi.
Letak gambar diatur supaya simetris terhadap
tepi kanan, kiri, atas dan bawah
E. BAHASA(1)
1. Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang
baku (ada subyek dan predikat, dan supaya lebih
sempurna, ditambah dengan obyek dan keterangan).
2. Bentuk kalimat

Kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau
orang kedua (saya, aku, kami, kita atau engkau), tetapi
dibuat dalam bentuk pasif. Pada penyajian ucapan
terimakasih (pada prakata), saya diganti penulis.
3. Istilah

Istilah yang sering dipakai adalah istilah bahasa
Indonesia yang sudah dibakukan. Jika terpaksa harus
memakai istilah asing, ditulis miring.
Lanjutan BAHASA(2)
4.
a.
b.
c.
d.
e.
Kesalahan yang sering terjadi
Kata penghubung, seperti sehingga dan sedangkan
tidak boleh dipakai sebagai awal kalimat.
Kata depan, misalnya pada, sering dipakai tidak
pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan
subyek (merusak susunan kalimat).
Kata di mana dan dari kerap kurang tepat
pemakaiannya, dan diperlukan tepat seperti kata
where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa
Indonesia bentuk yang demikian tidaklah baku dan
jangan dipakai.
Awalah ke dan di harus dibedakan dengan kata
depan ke dan di.
Tanda baca harus dipergunakan secara tepat.
F. PENULISAN NAMA(1)
Penulisan nama mencakup nama penulis yang diacu dalam
uraian, daftar pustaka, nama yang lebih dari satu kata, nama
dengan garis penghubung, nama yang diikuti dengan
singkatan dan derajat kesarjanaan.
1. Nama penulis yang diacu dalam uraian
Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian, hanya disebutkan
nama akhirnya saja, dan kalau lebih dari 2 orang hanya nama
akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti dengan dkk
atau et al:
a. Menurut Bemmelen (1949), fisiografi Jawa Tengah dibagi
menjadi ............................
b. Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari mineral
lempung dengan kandungan besi yang rendah (Bisri &
Riyanto, 1990)
c.
Mengacu pada Tushadi dkk, 1990 kelompokbagan galian
ini dibagi menjadi subkelompok A dan subkelompok B
Lanjutan PENULISAN NAMA (2)
2.
Nama penulis dalam daftar pustaka

Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan
namanya dan tidak boleh hanya penulis pertama ditambah dkk
atau et al saja
Contoh:
Williams et al., 1982 (tidak boleh disingkat)
Tetapi harus disebutkan lengkap:
William, H., Turner, F.J., & Gilbert, M., 1982, Petrographic an
Introduction to Study of Rock in Thin Section, Freeman W.H and
Company, San Franscisco
Lanjutan PENULISAN NAMA (3)
3.
Nama penulis lebih dari satu suku kata
Jika nama penulis terdiri atas 2 suku kata atau lebih,
cara penulisannya ialah nama akhir diikuti dengan
koma, singkatan nama depan, tengah dan seterusnya,
yang semuanya diberi titik, atau nama akhir diikuti
dengan suku kata nama depan, tengah dan
seterusnya.
Contoh:
Harsono Pringgoprawiro ditulis: Pringgoprawiro, H atau
Pringgoprawiro, Harsono
Sukendar Asikin ditulis Asikin, S.
Lanjutan PENULISAN NAMA (4)
4.
Nama depan dengan garis penghubung
Kalau nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan
garis penghubung di antara kedua suku katanya, maka
keduanya dianggap sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Wartono-Rahardjo ditulis Wartono-Rahardjo
Purbo-Hadiwijoyo ditulis Purbo-Hadiwijoyo
Lanjutan PENULISAN NAMA (5)
5. Nama yang ditulis dengan singkatan
Nama yang ditulis dengan singkatan, dianggap
bahwa singkatan itu menjadi satu dengan suku kata
yang ada di depannya.
Contoh:
Mawardi A.I. ditulis Mawardi A.I.
Williams D. Ross Jr. ditulis Ross Jr., W.D.
6. Derajat kesarjanaan
Derajat kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.
Download