6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran

advertisement
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Berdasarkan
KTSP
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Muhammadiyah
Jenang mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan
sastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Keterampilan Menyimak
b. Keterampilan Berbicara
c. Keterampilan Membaca
d. Keterampilan Menulis
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.
b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Persatuan dan Negara.
c. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakan dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
6
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
7
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperluas budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan mambanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
2. Kemampuan Menulis
a. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (1994:3), menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsungdengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang
produktif dan ekspresif.Pada kegiatan menulis sang penulis harus
trampil memanfaatkan struktur bahasa, dan kosa kata.
Keterampilan menulis ini tidak akan datang sendiri secara otomatis
melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Menulis seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya,
merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman,
waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan
pengajaran langsung. Kesimpulannya bahwa menulis adalah sebuah
keterampilan berbahasa yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung.
b. Tujuan dan Manfaat Menulis
1) Tujuan Menulis
Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan menulis dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
8
a) Mengubah keyakinan pembaca.
b) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca.
c) Merangsang proses berpikir pembaca.
d) Menyenangkan atau menghibur pembaca.
e) Memberitahu pembaca, dan
f) Memotivasi pembaca.
Pendapat lain dikemukakan oleh Tarigan (1994:24-25)
mengklasifikasikan bahwa tujuan penulisan, antara lain:
a) Tujuan Penugasan (assingnment purpose)
b) Tujuan Altruistik (altruistik purpose)
c) Tujuan Persuasi atau meyakinkan atau mendesak disebut
wacana persuasif (Persuasi discourse)
d) Tujuan Memberitahukan atau mengajar disebut wacana
informatif(informational discourse)
e) Tujuan Pernyataan (self-expressive discourse)
f) Tujuan Pernyaan diri (self discourse)
g) Tujuan Kreatif (Creatif discourse)
h) Tujuan
untuk
memecahkan
masalah
(problem-solving
discourse)
Dari pendapat tersebut dapat diuraikan tujuan dari menulis yaitu:
a) Untuk memberikan informasi. Penulis dapat menyebarkan
informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran,
tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Tulisan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
9
yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat
informasi tentang kejadian atau peristiwa.
b) Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca.Penulis dapat
mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang
membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat
tergerak hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut
karena penulis melalui tulisannya berhasil meyakinkan
pembaca.
c) Untuk sarana pendidikan.Guru dan siswa tidak akan pernah
jauh dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku,
merangkum, menulis soal, mengerjakan soal.
d) Untuk memberikan keterangan. Tulisan tersebut berfungsi
untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan
berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.
2) Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmaji (1996:34), yaitu:
a) Kegiatan menulis adalah untuk menemukan sesuatu, dalam
artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di alam
bawah sadar pemikiran kita.
b) Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
c) Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi
dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
10
d) Kegiatan menulis dapat melatih sikap obyektif yang ada pada
diri seseorang.
e) Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih
memecahkan beberapa masalah sekaligus.
f) Kegiatan
menulis
dalam
sebuah
bidang
ilmu
akan
memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya
menjadi penerima informasi.
Dapat disimpulkan bahwa dengan menulis siswa diajak untuk
berpikir lebih runtut dan logis. Dengan menulis siswa dapat
memunculkan ide- ide yang kreatif. Dengan mengetahui cara
menulis yang baik, siswa akan dapat menulis karangan narasi
dengan kalimat efektif karena dengan mengetahui teori menulis
yang baik siswa dapat menulis karangan narasi dengan cara
menuangkan ide- ide yang kreatif dan menuangkannya secara
runtut dan logis.
c.Kemampuan Menulis
Setiap individu yang hidup tentu memiliki kemampuan yang
bervariasi. Kemampuan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti
kondisi
fisik,
kecerdasan,
kekuatan,
kecakapan,
keterampilan. Tanpa adanya faktor-faktor tersebut maka seseorang
tidak dapat melakukannya dengan baik.
Alwi
kecakapan,
(2003:
1023)
kesanggupan,
menyatakan;
kekuatan
“kemampuan
untuk
adalah
menyelesaikan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
11
tugas.” Sama halnya dengandua pendapat di atas, Depdiknas (2005:
707) menyatakan; “kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan
dan kekuatan”. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan dalam
menghasilkan atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannnya
sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Menulis mempunyai peranan yang sangat penting bagi
manusia. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi seperti
halnya berbicara. Dalam prakteknya penggunaan bahasa dalam
menulis tidaklah sama dengan komunikasi lisan. Hal ini karena
bahasa digunakan secara fungsional yaitu pemakaian bahasa
sebagai media interaksi dan transaksi. Dengan demikian, kegiatan
menulis menuntut kecakapan dan kemahiran dalam mengatur
menggunakan
bahasa,
bekerja
dengan
langkah-langkah
terorganisir, gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara
tersurat.
Gie (2002:3) menyatakan; “menulis adalah segenap
rangkaian seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui
bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.” Senada
dengan pendapat di atas, Depdiknas (2005:1219) menyatakan; “
menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.
Yunus (2007: 13) menyatakan; “menulis adalah suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
12
tulis sebagai alat atau medianya.” Berdasarkan pendapat para ahli
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan yang dilakukan seseoarang untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan dengan menggali pengetahuan dan pengalaman
melalui bahasa tulis.
Menulis sendiri bukanlah sesuatu hal yang asing bagi kita.
Ada banyak manfaat yang dapat diambil dari menulis. Manfaat itu
diantaranya dalam hal peningkatana kecerdasan, pengembangan
daya inisiatif dan kreativitas, penumbuh keberanian serta
pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Namun, aktivitas menulis terutama pada materi mengarangbanyak
orang yang tidak menyukainya.
Graves dalam Yunus (2007: 14) menyatakan; “Seseorang
enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa
tidak berbakat menulis dan merasa tidak tahu bagaimana harus
menulis. Ketidaksukaan tak lepas dari pengaruh lingkungan
keluarga dan masyarakat serta pengalaman pembelajaran menulis
atau
mengarang
disekolah
yang
kurang
memotivasi
dan
merangsang minat.”
Berbicara
tentang
pengaruh
lingkungan
di
sekolah
terkadang masih banyak guru bidang studi bahasa Indonessia yang
tidak mampu dalam menulis sebuah karangan sehingga dia kurang
memotivasi dan merangsang minat siswa. Smith (2007: 14)
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
13
menyatakan; “pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di
sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya
gurunya
tidak
dipersiapkan
untuk
terampil
menulis
dan
mengajarkannya”. Untuk menggulangi masalah tersebutmaka guru
dituntut untuk lebih mendalami dan menguasai materi yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
Menurut peneliti walaupun guru SD adalah guru kelas tetap
harus menguasai semua bidang studi, guru harus lebih kreatif
menggali semua materi pelajaran yang akan disampaikan kepada
siswa sehingga guru dapat lebih mempersiapkan metode dan alat
peraga yang sesesuai dan dapat mempermudah siswa menerima
materi pelajaran yang disampaikan.
3. Pembelajaran Menulis Di Sekolah Dasar
Pada pembelajaran menulis mengarang cerita atau narasi di kelas
IIB SD Muhammadiyah Jenang terdapat acuan sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi
Menulis
karangan
pendek
dengan
menceritakan
kembali
apa
yangdisampaikan atau dilihatnya.
b. Kompetensi Dasar
Menceritakan kembali cerita anak yang didengar atau dilihat dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
c. Indikator
1) Menyusun kerangka karangan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
14
2) Menyusun karangan tentang kegiatan siswa sehari-hari dengan
memperhatikan ejaan (huruf besar, tanda titik, koma, dan lainlain) dan penggunakan kalimat yang tidak berulang-ulang.
Santosa (2008:20-21) mengungkapkan bahwa pembelajaran
menulis di Sekolah Dasar terdiri atas dua bagian layaknya pembelajaran
membaca, yakni menulis pemulaan dan menulis lanjut (pendalaman).
Menulis permulaan diawali dari melatih siswa memegang alat tulis,
menarik garis, menulis huruf, suku kata, kata dan kalimat sesuai
gambar, menulis paragraf sederhana, menulis karangan pendek dengan
bantuan berbagai media dengan ejaan yang benar.
Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa
bagian serta tahapan-tahapan dalam pengaplikasiannya. Bagian-bagian
tersebut perlu diaplikasikan sesuai dengan jenjang tingkatan kelas agar
nantinya proses pelaksanaan lebih terkonsep. Begitupun dengan tahaptahap aktivitas menulis, agar lebih memaksimalkan hasil pembelajaran
menulis ini sendiri, maka guru harus mampu mambagi tahapan yang
satu dengan tahapan yang lain agar sesuai dengan kapasitas kemampuan
siswa.
4. Karangan Narasi
a. Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.Finoza (2004:192)
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
15
mengemukakan bahwa karangan merupakan hasil akhir dari
pekerjaan merangkai kata, kalimat dan alinea untuk menjabarkan dan
mengulas topik dan tema tertentu.Pendapat lain dikemukakan oleh
syafie’ie (1988:78), mengemukakan bahwa menulis atau mengarang
pada
hakekatnya
menuangkan
gagasan,
pendapat,
perasaan
keinginan, dan kemauan, serta informasi kedalam tulisan dan
“mengirimkannya” kepada orang lain. Menurut Tarigan (1986:21)
menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa
sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca.
b. Jenis-jenis Karangan
“Karangan merupakan pengutaraan sesuatu secara tersusun dengan
mempergunakan bahasa” (Hasani,2005:1). Karangan merupakan
suatu hasil proses berpikir. Karangan dapat disajikan dalam lima
bentuk atau ragam wacana. Lima macam ragam wacana karangan
sebagai berikut: (1) Deskripsi,(2) Narasi, (3) Eksposisi, (4)
Argumentasi, dan (5) Persuasi.
c. Narasi
1) Pengertian Narasi
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi
terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Tokoh
yang menghadapi suatu konflik juga ada. Ketiga unsur berupa
kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah
narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur- unsur itu disebut
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
16
plot dan alur.Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot dan alur.
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang
bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa
atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu
ke waktu secara runtut (Semi, 2003:29).
Narasi
adalah
suatu
bentuk
wacana
yang
berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang
suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2010:136). Dari dua
pengertian yang diungkapkan oleh Atarsemi dan Kerafbahwa
narasi berusaha menjawab sebuah proses yang terjadi tentang
pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci
berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Narasi adalah suatukarangan yang biasanya dihubunghubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi
atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel. Cerpen,
atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130).
Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya
sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa
rekaan (Rusyana, 1982:2).
Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa
halyang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1.)
berbentuk cerita atau kisahan, 2.) menonjolkan pelaku, 3.) menurut
perkembangan dari waktu ke waktu, 4.) disusun secara sistematis.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
17
Menulis narasi untuk anak-anak akan sangat berbeda dengan
menulis narasi untuk remaja. Narasi untuk orang dewasa umum
akan berbeda dengan menulis narasi untuk kalangan ilmuwan.
Penetapan tujuan juga sangat penting sebelum menulis narasi yaitu
apakah tulisan tersebut mempunyai tujuan menceritakan kehidupan
sehari-hari, atau mempunyai tujuan untuk menceritakan sejarah,
ataukah bertujuan untuk menghibur pembaca.
Pendapat dari para ahli akan memudahkan penulis dalam
menulis narasi sehingga akan menghasilkan sebuah karangan
narasi yang berkualitas. Untuk menghasilkan tulisan narasi yang
berkualitas dan bermutu, menulis narasi adalah menulis kronologi,
artinya sangat memperhatikan dimana cerita itu terjadi dan kapan
kejadian itu terjadi. Menulis karangan narasi dikalangan anak-anak
bahasanya masih sederhana dan struktur kalimatnyapun belun
runtut,maka dengan mempelajari teori tentang menulis karangan
narasi diharapkan peserta ddidk dapat membuat karangan narasi
dengan kalimat efektif dengan baik dan benar, yaitu menulis
karangan narasi dengan menggunakan kalimat yang efektif,
kalimat baku, baik dan benar sesuai dengan EYD dan aturan yang
baku.
2) Ciri-ciri Karangan Narasi
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan
menarik bila tidak ada konflik. Selain alur cerita, konflik dan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
18
susunan kronologis,, ciri-ciri narasi lebih lengkap diungkapkan
oleh Atar Semi (2003:31) sebagai berikut:
a) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis
b) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa
yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi
atau gabungan keduanya.
c) Berdasarkan konfliks, karena tanpa konfliks biasanya narasi
tidak menarik
d) Memiliki nilai estetika.
e) Menekankan susunan secara kronologis.
Menurut Keraf (2000:136) ciri-ciri karangan narasi adalah
sebagai berikut:
a)
Menonjolkan unsur perbuatan
b) Dirangkai dalam urutan waktu
c)
Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
d) Ada konflik
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan
Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita,
menekankan susunan kronologis atau waktu ke waktu dan
memiliki
konflik.
menonjolkan
Perbedaannya,
pelaku.Berdasarkan
Keraf
pendapat
lebih
di
memilih
atas
dapat
disimpulkan ciri-ciri karangan narasi yaitu:
a) Berupa rangkaian kejadian atau peristiwa
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
19
b) Latar yang berupa latar waktu dan tempat terjadinya peristiwa
c) Alasan atau latar belakang pelaku mengalami peristiwa
d) Ada pelaku atau tokoh
e) Menekankan susunan kronologis
Berdasarkan latar belakang yang peneliti ajukan, narasi
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah karangan narasi
anak- anak berdasarkan pengalaman yang benar-benar terjadi
dan dialami sendiri. Karangan narasi yang dibuat harus
menggunkan kalimat efektif yaitu kalimat yang sesuai dengan
aturan baku, dalam menulis karangan narasi tidak boleh
menggunakan kalimat yang berulang- ulang, kalimat dan gaya
bahasanyanya juga harus sesuai dengan gaya bahasa anakanak. Karangan narasi di SD berbeda dengan narasi yang
dibuat oleh orang dewasa, narasi anak SD lebih sederhana dan
ide- idenyapun masih belum luas.Untuk lebih mengenal
tentang jenis- jenis narasi maka peneliti akan menyampaikan
jenis-jenis narasi.
3) Jenis-jenis Karangan Narasi
Secara garis besar besar narasi dapat dibagi menjadi dua
yaitu narasi ekspositorik dan narasi sugestif.
a) Narasi Ekspositorik
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran
penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
20
dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
seseorang.Dalam narasi Ekspositorik, penulis menceritakan suatu
peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang di
tonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil
sampai saat dia atau sampai terakhir kehidupannya.Karangan
narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga
berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan
fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau sifat
obyektif.
b)Narasi Sugestik
Narasi Sugestik adalah narasi yang berusaha untuk
memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga
tampak seolah-olah melihat. Narasi sugestik atau imajinatif
merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sedemikian
rupa sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pada
narasi sugestik kita dapat menyampaikan peristiwa pada suatu
waktu dengan makna yang tersirat atau tersurat dengan bahasa
yang lebih condong ke bahasa figuratif dengan meniti beratkan
penggunaan kata-kata konotatif.Narasi sugestif berupa wacana
fiktif seperti dongeng, cerpen, novel dan roman. Dongeng,
cerpen, novel dan roman merupakan bentuk narasi fiktif dengan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
21
ciri khas yang dimilikinya yaitu adanya alur dan suspensi, latar
dan waktu, tokoh an karakter, sudut pandang dan makna yang
terkandung di dalamnya.Berikut ciri karangan narasi sugestif
mernurut Keraf (1982:138-139) yaitu:
a) Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.
b) Menimbulkan daya khayal.
c) Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampikan
makna, sehingga penalaran dapat dilanggar.
d) Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan meniti
beratkan penggunaan kata-kata konotatif, dan
e) Banyak menggunakan majas/gaya bahasa.
Dari uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa narasi sugestif
lebih condong menjadi sebuah karangan narasi fiktif dan narasi
ekpositorik lebih menekankan kepada karangan berdasarkan
kejadian nyata atau pengalaman sendiri.
c). Langkah-langkah Karangan Narasi
Didalam menulis karangan narasi ada langkah-langkah tertentu
yang harus diikuti agar hasilnya tersusun secara sistematis. Sebelum
menulis karangan narasi, terdapat beberapa langkah yang harus
dilakukan seperti:
1) menentukan tema,
2) mengumpulkan bahan,
3) membuat kerangka karangan,
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
22
4) melakukan revisi, dan
5) menulis naskah.
Dalam menentukan tema harus memilih tema yang memang sudah
dikuasai atau dipahami agar dalam menyusun garis besar mudah.
Langkah selanjutnya yaitu membuat judul-judul pengembangan
cerita. Judul yang dibuat bisa lebih dari satu agar cerita yang dibuat
dapat berkembang dan tidak monoton. Tahap terakhir yaitu
menyusun
cerita
menurut
judul
yang
telah
dipilih.
Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menulis
karangan narasi secara garis besarnya yaitu sebagai berikut:
Pertama, menentukan topik, sebelum mengarang kita harus
menentukan topik.
Kedua, menentukan tujuan, tujuan menulis adalah sesuatu yang
ingin dicapai penulis melalui karangan yang ditulisnya.
Ketiga, mengumpulkan bahan, data sangat diperlukan sebagai
bahan untuk mengembangkan gagasan yang ada dalam
sebuah karangan.
Keempat, menyusun kerangka, kerangka karangan merupakan
sebuah rancangan karangan yang akan ditulis.
Kelima, menyusun kerangka, mengembangkan kerangka adalah
menguraikan menguraikan sebuah rancangan karangan.
Dalam langkah ini, menjabarkan uraian permasalahan,
sehingga bagian-bagian tersebut menjadi lebih jelas.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
23
Keenam, koreksi dan revisi, naskah yang telah ditulis hendaknya
dikoreksi lagi. Ketujuh, menulis naskah yang telah
direvisi.
Menulis karangan narasi tidak sekadar menulis karangan pada
umumnya. Dalam menulis karangan narasi perlu memperhatikan
langkah-langkah penulisan, sehingga akan lebih mudah menulis
dan cerita tersebut akan lebih terarah, karena karangan narasi
merupakan jenis karangan yang bersifat menceritakan.Dari
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
menulis karangan narasi adalah menentukan topik, menentukan
tujuan,
mengumpulkan
bahan,
menyusun
kerangka,
mengembangkan kerangka, koreksi dan revisi, dan menulis naskah
yang telah direvisi.
5. Menulis Kalimat Efektif
1) Pengertian Kalimat Efektif
Menurut Ida Bagus P (2007: 47), bahwa kalimat dikatakan
efektif jika memenuhi dua syarat utama; yaitu (1) struktur kalimat
efektif dan (2) ciri kalimat efektif.
a. Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
a) secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
b) mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara
pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan
pembaca atau penulisnya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
24
b. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Menurut Ida Bagus P (2007: 54-66) bahwa kalimat alimat
efektif memiliki empat sifat atau ciri, yaitu:
a)Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur
gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O),
keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan
dalam
pemakaian
stuktur
bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan
(tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
b) Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai
menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran
ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan
hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
25
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu
mendapatkan hadiah (efektif).
c. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat
dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata
bahasa.Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih
akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan
penghematan, yaitu:
a) Menghilangkan pengulangan subjek.
b) Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi
kata.
c) Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d) Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di
rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku.
(efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
26
d. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah
dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak
efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
e. Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah
kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a) Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan
cara berpikir yang tidak simetris.
b) Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal
secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif
persona.
c) Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Contoh:
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
27
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orangorang
kota
yang
telah
terlanjur
meninggalkan
rasa
kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota
yang sudah menigkatkan rasa kemanusiaan (efektif).
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
f. Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata
atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama
menggunakan
verba.Jika
verba,
kalimat
bentuk
pertama
kedua
juga
menggunakan
menggunakan
kata
kerja
berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan
kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
 Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir
jalan. (tidak efektif)
 Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir
jalan. (efektif)
 Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir
jalan. (efektif)
 Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes.
(tidak efektif)
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
28
 Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
(efektif)
g. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan
dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di
awal kalimat).
Contoh:
 Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan
lagi pada kesempatan lain.
 Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat
membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
 Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa
dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada
dirinya.
 Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa
dan negaranya. (ketegasan)
b) Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
 Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta
rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
(salah
 Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
29
rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
(benar)
c) Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti:
partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas ini.
6. Media Gambar Berseri
1) Pengertian Media
Media adalah alat (Sarana) untuk menyebarluaskan informasi
(Poerwadarmita, 2006: 756). Secara harfiah kata media memiliki arti
“perantara”
atau
“pengantar”.
Association
for
Education
and
Communication Teknologi (AECT) mendefinisikan media sebagai
segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran
informasi. Sedangkan National Education Association (NEC) dalam
Arsyad
(2007:5)
mendefinisikan
sebagai
benda
yang
dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
30
intrumen yang di pergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar,
dapat
mempengaruhi
efektifitas
program
intuktional
(Asnawir dan Usman, 2002: 10).
Media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar (Arsyad
(2007: 5). Media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar menurut Briggs
(dalam Sartono, 2003: 4) Pendapat lain di ungkapkan oleh Ali (1984:
69) yang menyatakan bahwa media pembelajaran diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(message), merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar.
Arsyad (2007:6) mengemukakan beberapa ciri-ciri umum dari
media, antara lain:
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini disebut
dengan hardware (perangkat keras).
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal dengan
software (perangkat lunak).
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audi visual.
4) Media pendidikan memiliki pengertain alat bantu pada proses belajar
baik di dalam maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
31
6) Media pendidikan dapat digunakan secara massal, kelompok besar,
kelompok kecil atau perorangan.
7) Sikap,
perbuatan,
organisasi,
strategi,
dan
manajemen
yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
Dari berbagai pengertian media pembelajaran tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran dari pengirim ke
penerima, sehingga dapat proses belajar dapat berlangsung
2) Urgensi Penggunaan Media
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.
Kegiatan belajar mengajar merupakan komunikasi antara pengajar dengan
peserta didik. Supaya komunikasi tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
dalam proses pembelajaran, digunakan media dalam pembelajaran tersebut.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilainilai praktis (Asnawir dan Usman, 2002:14-15) sebagai berikut:
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa atau mahasiswa. Karena setiap orang mempunyai pengalaman yang
berbeda-beda dan beragam.
b. Media dapat mengatasi ruang kelas. Misalnya benda yang terlalu besar tak
mungkin bisa dibawa ke dalam kelas. Dengan adanya media, kesulitan itu
bisa diatasi.
c. Media memungkinkan adanya adanya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
32
d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang
dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal
yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.
f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
g. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk
belajar.
h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang
konkret sampai kepada yang abstrak.
3) Manfaat Media
Penggunaan
media
dalam
pengajaran
berfungsi
untuk
mempercepat proses belajar mengajar di dalam kelas, dan juga
sebagai alat bantu dalam mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
Sejalan
dengan
hal
tersebut,Sadiman
(2002:
16)
menyebutkan empat fungsi media antara lain sebagai berikut:
(1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistik (dalam bentuk kata-kat tertulis atau lisan belaka).
(2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
(3) penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik.
(4) mempermudah guru dalam memberikan rangsangan dan
menyamakan persepsi serta pengalaman kepada siswa.
Levie dan Lentz dalam Azhar (2007:16) mengemukan empat
fungsi media pembelajaran, khususnya audio visual yaitu:
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
33
(a) Fungsi atensi
Media berfungsi untuk menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi
kepada isi pelajaran.
(b) Fungsi afektif
Media dapat menggugah emosi dan sikap siswa, sehingga membantu
guru dalam menerangkan tentang masalah sosial.
(c) Fungsi kognitif
Media memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang tekandung dalam gambar.
(d) Fungsi kompensatoris
Media memberikan konteks untuk memahami teks sehingga
membantu
siswa
yang
lemah
dalam
membaca
untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media
yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah media yang dapat
memperjelas penyajian materi pendidikan yang akan disampaikan.
Media yang disajikan harus bervariasi agar peserta didik tidak
merasa bosan tetapi dapat membuat peserta didik lebih nyaman
dan termotivasi untuk berkonsentrasi mengikuti pelajaran,
sehingga dapat memperlancar tujuan proses belajar mengajar.
4) Kriteria Pemilihan Media
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
34
Media merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar. Seorang guru harus dapat mempertimbangkan dan memilih
media yang akan digunakan supaya tepat guna. Oleh sebab itu, beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan (Asnawir dan Usman, 2002: 15-16)
antara lain:
a) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Agar tujuan yang ditetapkan bisa
tercapai.
b) Kondisi audiens (siswa) dari subjek belajar menjadi perhatian yang
serius bagi guru yang memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.
c) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan
disampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat dan berhasil guna.
d) Biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang
dengan hasil yang akan dicapai.
Media pembelajaran digunakan untuk mempermudah proses
belajar mengajar. Oleh sebab itu, media pengajaran hendaknya dipandang
sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah
yang dihadapi dalam proses belajar mengajar (Asnawir dan Usman,2002:
19).Media pembelajaran yang diharapkan adalah media pembelajaran yang
mudah difahami dan dapat menarik peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran yang disajikan, sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai.Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar mengajar (Asnawir
dan Usman, 2002: 20) yaitu:
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
35
a) Media pengajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau
didengar.
c) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
d) Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
e) Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses
pembelajaran siswa.
5) Media Gambar Berseri
a) Pengertian Media gambar berseri
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah media berarti
perantara, yaitu perantara antara sumber pesan dengan penerima
pesan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miarso (Indriana
2011:43) bahwa “media merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran,
perasaan,
kemauan
dan
perhatian
siswa
untuk
belajar”.Beberapa hal yang termasuk dalam ke dalam media yaitu
film, televisi, diagram, media cetak, komputer dan juga media
gambar.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran sebisa
mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan
dapat merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh
semua peserta didik yang ada di dalam kelas, dapat ditempel,
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
36
digantung ataupun diproyeksikan.Menurut Rahmawatiningsih
(2010: 5) “media gambar berseri merupakan suatu media visual
yang berisi yakni urutan gambar, antara gambar yang satu dengan
gambar yang lain saling berhubungan dan menyatakan suatu
peristiwa”. Pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
gambar berseri adalah gambar yang mempunyai urutan kejadian
yang memiliki satu kesatuan cerita. Gambar berseri juga dapat
melatih siswa mempertajam imajinasi yang kemudian dituangkan
dalam bentuk tulisan. Semakin tajam daya imajinasi siswa,
semakin berkembang pula siswa dalam melihat kemudian
membahasakan sebuah benda
b)bLangkah-langkah Penggunaan Gambar Berseri
Langkah-langkah penggunaan gambar berseri adalah sebagai
berikut
a) Guru menempelkan gambar berseri dipapan tulis
b) Siswa
secara
berkelompok
menyimak
gambar
yang
ditempelkan guru dipapan tulis
c) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk membantu
siswa memdapatkan ide cerita dan memberikan penguatan
terhadap pembelajaran hari ini
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Upaya yang dilakukan peneliti terkait dengan menulis karangan narasi
dengan menggunakan kalimat efektif melalui media
gambar berseri, pernah
diteliti oleh Windi Widiastuti mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
37
berada di Bandung pada tahun 2013 pernah meneliti di jenjang Sekolah Dasar
yaitu diKelas V SD Negeri Pangulah Baru 1 Kecamatan Kotabaru Karawang.
Hasil menulis karangan narasi dengan penerapan pendekatan kooperatif tipe
think-pair-share ini terlihat adanya peningkatan secara signifikan, walaupun
belum sepenuhnya meningkat dari kriteria penentuan belajar yang terlihat dari
data akhir. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata evaluasi pada setiap siklus.
Hasil evaluasi pada pra siklus sebesar 52, pada siklus pertama cukup meningkat
menjadi sebesar 63, dan pada siklus ketiga meningkat lagi menjadi 72. Pada pra
siklus hanya 14 orang siswa, pada siklus pertama meningkat menjadi 17 orang
siswa (55%) dinyatakan lulus, dan pada siklus kedua menjadi 25 orang siswa
(80%) dinyatakan lulus dengan hasil yang cukup memuaskan.
C. Kerangka Pikir
KONDISI
AWAL
TINDAKAN
KONDISI
AKHIR
Guru:
Siswa :
Belum menggunakan media
pembelajaran gambar berseri
dalam proses pembelajaran
Kemampuan menulis
narasi pada siswa
rendah.
Dalam pembelajaran guru
menggunakan
media
pembelajaran gambar berseri
yang sesuai dengan subtopik
Diduga
dengan
pemanfaatan
media
gambarberseri
dapat
meningkatkan kemampuan
menulis narasi pada siswa
Siklus I :
Dalam
pembelajaran
menulis
narasi
guru
memperbaiki
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
media
gambar berseari
Sirklus II :
Jika Siklus II belum
berhasil dalam
pembelajaran menulis
narasi guru
memperbaiki lagi
proses pembelajaran
dengan pemanfaatan
media gambar berseri
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
38
Pada gambar bagan diatas tampak di dalamnya terdapat dua perangkat
komponen yang dapat dikatakan dua siklus.Bagan diatas menerangkan
pada awal guru menyampaikan pembelajaran tentang merulis karangan
narasi anak masih mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Melihat
kondisi seperti itu maka guru memperbaiki proses pembelajaran pada
siklus I menggunakan metode gambar berseri setelah siklus II diduga baru
usaha memperbaiki pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan metode gambar berseri baru berhasil mendapatkan nilai
yang memuaskan, pada siklus II baru mengalami kemajuan, siswa sudah
dapat menuangkan imajinasinya pada karangan narasi dengan bantuan
metode gambar berseri.
D. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan pada landasan teori yang telah diterapkan maka dapat
dirumuskan hipotesa pada penelitian ini yaitu : “Apabila pembelajaran
menulis karangan narasi dengan menggunakan kalimat efektif dengan
metode gambar berseri dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka
kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas 2B SD Muhammadiyah
Jenang tahun ajaran 2014-2015 akan meningkat”.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Nuryani, FKIP UMP, 2015
Download