Dua Budaya, Pertanian dan Industri - Matapencaharian dalam Masyarakat Pesisir Dukuh Tapak, Tugurejo, Tugu, Kota Semarang Astrid Aditika Ningwuri Program Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro, Jl. Imam Bardjo, SH. No. 5 Semarang, Email: [email protected] Abstract This study examines two cultural forms of livelihood in coastal communities Dukuh Tapak, Kelurahan Tugurejo, Semarang. This research purpose is to identify the conditions of each individual and family livelihood, a reason to the dualism of livelihood, and the influence of industry on the social and economic life. This research use a qualitative method, collecting primary data through indepth interviews and observation, secondary data obtained from study of literature and documents. The results showed that Dukuh Tapak's people have a livelihood as factory employees while managing the fish farm as a sideline. Most people who work in factories are women and youth as a bid to shore up their family economy. Industrialization did not significantly affect the socio-economic conditions, in which a sense of kinship and mutual help are still well preserved. While in terms of economic, a family with two types of livelihood tend to be more established than a family with only working either in the industry or the agricultural sector. Keywords: livelihood, industrialization, fish farmers Abstrak Penelitian ini mengkaji bentuk dualisme budaya dalam matapencaharian yang terjadi dalam masyarakat pesisir di Dukuh Tapak, Kelurahan Tugurejo, Kota Semarang dan bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi masing-masing matapencaharian secara individu dan keluarga, hal yang melatarbelakangi terjadinya dualisme matapencaharian, serta bentuk pengaruh industri dalam kehidupan sosial ekonomi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dan pengamatan, sedangkan data sekunder didapat dari studi literatur dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dukuh Tapak memiliki matapencaharian sebagai karyawan pabrik dan tetap mengelola tambak sebagai usaha sampingan. Sementara sebagian besar masyarakat yang bekerja di pabrik adalah wanita dan pemuda sebagai upaya menopang ekonomi keluarga. Industrialisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi sosial ekonomi, di mana rasa kekeluargaan dan gotong-royong masih terjaga dengan baik. Sementara dari segi ekonomi, keluarga yang memiliki dua matapencaharian lebih mapan dibandingkan dengan yang hanya bekerja di sektor industri atau tambak saja. Kata kunci: matapencaharian, industrialisasi, petani tambak I. Sungai Tapak yang bermuara ke Laut Pendahuluan Masyarakat adalah Jawa. Pemilihan lokasi pabrik dekat sekelompok manusia yang tinggal sungai untuk memudahkan dalam menetap di wilayah pesisir atau daerah pembuangan limbah hasil produksi. yang berbatasan Wilayah Kelurahan Tugurejo yang langsung dengan laut. Masyarakat ini dilalui oleh Sungai Tapak adalah RW menggantungkan III dan IV, tetapi RW yang daerahnya secara pesisir geografis hidupnya dari ketersediaan sumberdaya alam yang berbatasan ada, terutama yang berasal dari laut. adalah RW IV yang juga disebut Karena itu, sebagian besar masyarakat sebagai pesisir berprofesi sebagai nelayan. berbatasan Namun, seiring dengan perkembangan warga Dukuh Tapak yang terkena jaman dan berbagai pertimbangan, dampak masyarakat pesisir mulai memelihara pembuangan limbah yang dilakukan ikan dengan membuat tambak-tambak oleh pabrik. Masalah pencemaran rakyat di dekat pantai. Salah satu Sungai Tapak ini sempat mencuat dan daerah yang terdapat banyak tambak menjadi topik hangat tentang sengketa di Kota Semarang adalah Kelurahan lingkungan di Indonesia pada awal Tugurejo. administratif tahun 1990. Sebuah industri pengolah berbatasan bahan dasar minuman yakni PT SDC, langsung dengan Laut Jawa sehingga ditengarai membuang limbah yang dapat dikatakan sebagai salah satu mencemari Sungai Tapak sehingga desa pesisir. Luas wilayah Kelurahan mengakibatkan kematian ikan dan Tugurejo adalah sekitar 862.800 Ha udang pada tambak penduduk. Selain dengan penggunaan lahan terbesar masalah pencemaran, kondisi pesisir sebagai tanah kering (744.007 Ha) dan Dukuh Tapak yang sebagian besar tambak (508 Ha) (BAPPEDA dan BPS terkena abrasi pantai juga membuat Kota Semarang, 2011). warga Kelurahan Sekitar Wilayah Tugurejo tahun 1970, langsung Dukuh Tapak. langsung secara dengan Karena dengan langsung ramai-ramai laut laut, dari menjual terjadi tambaknya ke pihak asing (menurut industrialisasi kawasan pesisir Kota keterangan penduduk, hampir 100% Semarang, salah satunya adalah di tambak di Dukuh Tapak sudah dijual Kelurahan Tugurejo di mana terdapat ke orang Cina). Sampai saat ini, luas 3 tambak yang masih ada di Dukuh pengaruh industri dalam kehidupan Tapak sekitar 50 Ha. sosial ekonomi. Industrialisasi wilayah pesisir tidak hanya menaikkan pertumbuhan II. Metode ekonomi, tetapi juga berdampak pada Metode yang digunakan dalam kehidupan sosial masyarakat, seperti penelitian ini adalah metode kualitatif terjadinya yang menghasilkan data deskriptif perubahan sebagian besar pekerjaan masyarakat yang analisis. Sugiyono (2009) menjelaskan semula bekerja sebagai buruh tani bahwa metode penelitian kualitatif menjadi (Sutrisna, adalah metode yang berdasarkan pada 2008). Sebagian besar masyarakat, tingkat kealamiahan suatu objek, di baik laki-laki maupun wanita, di mana Dukuh sektor observator utama. Metode kualitatif industri terutama untuk perusahaan- disebut juga metode naturalistik, yaitu perusahaan daerah penelitian yang dilakukan pada tempat tersebut. Namun, adanya kesepakatan alamiah dan tidak adanya perlakuan antara pihak asing pembeli tambak khusus. dengan warga, metode kualitatif lebih menekankan pemilik tambak buruh Tapak industri bekerja yang ada di di memperbolehkan dahulu untuk peneliti Hasil Penelitian pengurugan. Hal inilah yang membuat memberikan adanya secara pekerjaan atau sebagai penelitian dengan makna daripada generalisasi data. mengelola tambak sampai adanya “double” bertindak ini bertujuan gambaran rinci untuk deskriptif mengenai dualisme dualisme pekerjaan antara pertanian matapencaharian yang timbul dalam (tambak) masyarakat pesisir Tugurejo, dengan industri dalam Dukuh Tapak, masyarakat pesisir Dukuh Tapak. Kelurahan Penelitian ini untuk Tugu, Kota Semarang. Gambaran masing- tersebut meliputi kondisi masing- mengidentifikasi bertujuan kondisi masing matapencaharian individu dan keluarga, hal Kecamatan secara masing matapencaharian yang individu dan keluarga, secara hal yang melatarbelakangi terjadinya dualisme melatarbelakangi terjadinya dualisme matapencaharian, matapencaharian, serta bentuk serta bentuk 4 pengaruh industri dalam kehidupan terhadap kehidupan keluarga serta sosial ekonomi. masyarakat. Observasi ditujukan pada Kedua matapencaharian aktivitas warga yang berprofesi masyarakat pesisir Dukuh Tapak ini sebagai petambak dan pekerja pabrik. adalah yang Studi literatur dan dokumen dilakukan dan dengan penelusuran bahan dokumen sebagai bercorak petambak pertanian (agraris) pekerja pabrik yang bercorak industri. dan Penelitian dilaksanakan selama bulan dokumen, hasil-hasil penelitian, buku- Desember 2013 sampai Januari 2014. buku, surat kabar/majalah, dan sumber Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder tentang internet berdasarkan matapencahariannya. data primer wawancara Pengumpulan dilakukan melalui mendalam yang yang berupa memiliki arsip, relevansi dengan objek kajian. kondisi masyarakat pesisir Dukuh Tapak pustaka Analisis data dilakukan dengan cara menyusun data hasil penelitian secara sistematis, pengorganisasian data meliputi ke dalam (in-depth kategori, penjabaran ke dalam unit- interview) dan observasi, sedangkan unit, melakukan sintesis, menyusun ke data sekunder didapat dari studi dalam pola, serta memilih mana yang literatur dan dokumen-dokumen yang penting dan akan dipelajari. Tahap berkaitan dengan objek penelitian. selanjutnya Wawancara dilakukan adalah secara mendalam kesimpulan kepada responden sehingga lebih mudah dipahami oleh pedoman diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, perorangan dengan wawancara. Responden dipilih berdasarkan jenis mata- pencahariannya, yaitu petambak dari data menarik yang ada, 2009). III. Hasil dan Pembahasan (pemilik dan buruh), pekerja pabrik, Pertanian Sebagai Ciri Masyarakat serta Pedesaan pemilik bekerja responden di tambak pabrik. ini yang juga Penentuan bertujuan untuk Pertanian merupakan salah satu ciri penting dalam kehidupan mengetahui perbedaan persepsi dalam masyarakat pedesaan. Untuk desa pemilihan pekerjaan dan pengaruhnya pesisir, bentuk pertanian yang terlihat 5 selain pertanian sawah, yaitu budidaya ikan di tambak. Menurut data Kasus pencemaran dan abrasi pantai pada awal tahun 1990 membuat monografi Kelurahan Tugurejo pada banyak akhir bulan Desember 2013, jumlah tambaknya penduduk Tugurejo Namun demikian, warga Dukuh Tapak mencapai 6.567 jiwa, dengan jumlah yang memiliki tambak masih diberi penduduk bekerja kesempatan untuk mengelola tambak mencapai 5.012 jiwa. Penduduk yang sampai adanya pengurugan. Karena berprofesi sebagai petani sendiri ada itulah, 72 jiwa (1,44%) dan sebagai buruh menghasilkan, tambak masih terus tani 201 jiwa (4,01%). Petani di sini dikelola oleh masyarakat. Salah satu termasuk petani ikan atau petambak. alasannya adalah sebagai tabungan Untuk Dukuh Tapak, terdapat sekitar dan memberi pekerjaan bagi orang lain 25 orang yang memiliki tambak yang bekerja sebagai buruh tambak. di Kelurahan yang sudah dengan pekerja (buruh) 1-2 orang per tambaknya (data dari Luas warga menjual lahan pihak asing. kepada selama tambak masih di bisa Kelurahan Kelompok Tugurejo pada tahun 2013 jumlahnya Petambak Sido Rukun tahun 2013). 508 Ha, sedangkan untuk Dukuh Selengkapnya dapat dilihat pada tabel Tapak sendiri hanya tersisa sekitar 50 berikut ini. Ha saja. Tambak-tambak yang ada di Dukuh Tapak biasanya adalah warisan Tabel 1. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Tugurejo Mata Jumlah Pencaharian Penduduk (jiwa) 1 Petani 72 2 Buruh Tani 201 3 Nelayan 7 4 Pengusaha 1 5 Buruh Industri 1.117 6 Buruh 200 Bangunan 7 Pedagang 175 8 Pengangkutan 73 9 Pegawai (PNS, 378 TNI, Polisi) 10 Pensiunan 35 11 Lain-lain 2.753 Jumlah 5.012 Sumber: Monografi Kelurahan Tugurejo, Desember 2013 No. dari orang tua sehingga satu orang hanya memiliki 2 sampai 5 petak saja dengan luas antara 3 – 10 Ha. Menurut data dari Kelompok Petani Tambak Sido Rukun, masih ada sekitar 25 orang warga Dukuh Tapak yang berprofesi sebagai petambak. Namun, di luar itu, ada banyak warga yang tidak memiliki tambak bekerja sebagai buruh di tambak milik orang lain. Untuk satu pemilik tambak biasanya memiliki 2 hingga 3 pekerja 6 bergantung kepada luas tambak yang (sewa mobil), tenaga kerja (5-6 orang), dimiliki. sewa jaring, sewa blong, beli es batu, Jenis kultivan budidaya tambak dan lainnya. Pengeluaran tersebut sebagian besar adalah ikan bandeng, sedikit tertolong karena adanya udang terkadang dicampur dengan udang lokal yang masuk ke tambak akibat windu atau udang Vannamei. Masa aliran pasang air laut. Udang lokal ini panen ikan bandeng antara 3 – 4 bulan harganya dan udang Vannamei antara 2 – 2,5 dibandingkan dengan harga bandeng, bulan. Dalam sekali panen maksimal yaitu Rp. 40.000,00/kg dengan hasil mencapai 5 kuintal bandeng dan 2 maksimal kuintal udang. Pendapatan dari tambak sedangkan bandeng Rp. antara Rp. 12.000,00 – Rp. 15.000,00 2.500.000,00 sampai Rp. 4.500.000,00 per kilonya. Petambak Dukuh Tapak bergantung hasil panen dan harga jual biasanya menjual hasil tambaknya ke saat itu. Namun, hasil tersebut tidak pasar patok atau melalui tengkulak. berkisar antara jauh lebih tinggi setengah harga bila kilogram, bandeng sendiri seimbang dengan pengeluaran untuk Hasil dari tambak yang kurang biaya operasional tambak. Biaya untuk menguntungkan membuat masyarakat pembelian pakan, nutrisi, serta obat- mencari obatan tambak lainnya relatif mahal sebagai pengganti pekerjaan utama. saat ini. Ditambah pengeluaran untuk Rata-rata penduduk Dukuh Tapak tenaga kerja yang bertugas menjaga hanya menjadikan kegiatan budidaya tambak setiap hari, pekerja (buruh) ikan di tambak sebagai pekerjaan tambak digaji sampingan. Kebanyakan sudah bekerja Rp. 50.000,00 per hari. Misalnya di pabrik atau memiliki usaha lain, seorang pemilik tambak mengeluarkan seperti usaha warung atau telur bebek. modal Ismanto, et al. (2012) mengungkapkan ini awal biasanya Rp. 2.500.000,00 alternatif pekerjaan termasuk bibit dan memperoleh hasil alasan Rp. 4.500.000,00 dalam 3-6 bulan Mranggen beralih profesi dari bidang untuk Nilai pertanian, yaitu karena selama ini tersebut belum termasuk pengeluaran pertanian belum bisa memberikan untuk kontribusi tambak kegiatan tradisional. panen, di mana membutuhkan biaya untuk transportasi masyarakat lain lebih kesejahteraannya. Kecamatan baik Biaya bagi produksi 7 yang dikeluarkan tidak sebanding lihat tabel 1.). Sementara itu, sekitar dengan 70% penduduk di Dukuh Tapak jumlah pendapatan yang diterima dari hasil panen. Waktu bekerja panen juga relatif lama, sedangkan Mereka terdiri dari laki-laki dan biaya hidup harus terus dipenuhi. wanita, dengan jumlah tenaga wanita Kondisi seperti sebagai karyawan pabrik. inilah yang lebih besar daripada laki-laki. Rata- sebagian besar rata usia laki-laki yang bekerja di peralihan matapencaharian masyarakat pabrik adalah usia muda, sedangkan Indonesia. pekerja wanita dapat berusia 20 hingga melatarbelakangi 40 tahun ke atas. Industri Sebagai Perkembangan industri di Tapak Penyambung dimulai sekitar tahun 1970an dengan Hidup Masyarakat Pesisir Industrialisasi menaikkan tidak pertumbuhan hanya adanya pembangunan pabrik-pabrik ekonomi, besar seperti PT. Indofood. tetapi juga berdampak pada kehidupan Pertumbuhan industri di kawasan ini sosial seperti semakin pesat karena letaknya yang akibat dekat dengan pantai serta adanya datangnya penduduk yang bekerja di aliran Sungai Tapak yang digunakan pabrik, masyarakat, pertambahan penduduk terjadi ekonomi pola pergeseran sebagai saluran pembuangan limbah masyarakat, pergeseran ke laut. Berdasarkan data Statistik dalam pola hidup serta masalah- Industri Besar dan Sedang Kota masalah lain yang terjadi akibat Semarang 2009, jumlah industri besar perubahan-perubahan tersebut. dan sedang yang ada di Kelurahan Masalah yang seringkali terjadi adalah Tugurejo adalah 7 (tujuh) industri perubahan pekerjaan dari sebagian dengan perincian sebagai berikut. besar masyarakat (terutama yang Tabel 2. Daftar Industri Besar dan Sedang di Kelurahan Tugurejo Tahun 2008 tinggal di pedesaan), yang semula bekerja sebagai buruh tani menjadi buruh industri (pabrik) (Sutrisna, No. Nama Perusahaan 1 Sirup Karya Ciptonyoto Roti Condro Buana Suryosemesta 2008). Sebagian besar penduduk di Kelurahan Tugurejo berprofesi sebagai buruh industri (1.117 jiwa atau 22,9%, 2 Sirup Tenaga Kerja (orang) 46 Roti 160 Produk Utama 8 No. 3 4 5 Lemari Tenaga Kerja (orang) 357 Meubel 90 Bumbu dan Minyak Bumbu Olahan Sablon Keramik Furniture 701 Produk Utama Nama Perusahaan Mebel Kharisma Klasik Indonesia Marie Albert Indonesia Indofood Sukses Makmur 6 Golden Manyaran 7 Barali Citramandiri Jumlah wanita yang berupah murah sebagai bentuk 837 42 2.233 Perusahaan yang membutuhkan kerja biaya pembangunan dan produksi yang besar (Sutrisna, 2008). Istri atau wanita dan pemuda satu alternatif solusi bagi masyarakat miskin untuk bertahan hidup (Elfindri; et al., 2009). Keluarga petambak membutuhkan waktu antara 3 sampai 6 tenaga dari (anak) yang bekerja merupakan salah Sumber: Bappeda Kota Semarang dan BPS Kota Semarang, 2010 banyak konsekuensi bulan sampai tambak yang dimilikinya menghasilkan panen dan cenderung dapat dijual. Kondisi yang demikian memilih warga di sekitar pabrik untuk membuat istri merasa perlu membantu dipekerjakan. Hal ini terkait dengan dengan bekerja. Begitu pula dengan keamanan sebagai anak, terutama anak tertua, apabila lahan telah merasa cukup umur, dia akan pabrik konsekuensi alih pertanian milik Pertumbuhan Indonesia serta fungsi masyarakat. sektor tidak industri sejalan di dengan bekerja untuk membantu menyekolahkan Kehadiran adik-adiknya. industri di lingkungan perkembangan di bidang pertanian, tempat tinggalnya, membuat sebagian bahkan seringkali pertanian dijadikan besar wanita dan pemuda pesisir korban untuk menghidupkan industri. Tapak tertarik bekerja di pabrik. Gaji Sebagian yang cukup (antara Rp. 1.500.000,00 – besar lahan pertanian dialihfungsikan sebagai lahan industri Rp. yang biaya kualifikasi pendidikan yang memenuhi pembangunan besar. Lahan pertanian (sebagian besar warga Dukuh Tapak dibeli dengan harga murah (sekitar hanya lulusan SMP dan SMA, lihat tahun 1988-1990, banyak tambak tabel 3.), serta kemudahan bekerja warga yang dibeli dengan harga Rp. (jarak tempat kerja dengan rumah membutuhkan 2 2.500.000,00 per bulan), 3.000,00 per m ) dan tenaga kerja relatif yang terserap industri lebih banyak disesuaikan dengan urusan keluarga) dekat, jam kerja bisa 9 membuat banyak warga yang lebih masyarakat memilih bekerja di pabrik. Laki-laki Perubahan sebagian besar bekerja sebagai teknisi biasanya diiringi dengan perubahan dan wanita sosial ekonomi pelakunya. Ismanto, et bekerja di bagian produksi karena al. (2012) menemukan bahwa telah lebih rapi dan teliti. terjadi security, sedangkan pesisir Dukuh Tapak. matapencaharian perubahan kekeluargaan Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Tugurejo Jumlah No. Pendidikan Penduduk (jiwa) 1 Perguruan 144 Tinggi 2 Tamat 123 Akademi 3 Tamat SMA 883 4 Tamat SMP 730 5 Tamat SD 1.836 6 Tidak tamat 186 SD 7 Belum tamat 1.343 SD 8 Tidak sekolah 269 Jumlah 5.514 Sumber: Monografi Kelurahan Tugurejo, Desember 2013 Pengaruh Industri dalam Kehadiran industri di tengahtengah masyarakat yang sehari-hari mengandalkan alam sumberdaya sebagai sumber matapencahariannya tentu membawa dampak yang signifikan. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, bagaimana industri perubahan matapencaharian dalam sistem ada dalam masyarakat industri di Kecamatan Mranggen. Sistem kekeluargaan yang ada sedikit merenggang. Gotong- royong dan rasa tolong menolong dalam membantu warga sekarang dilakukan pada hanya komunitas tertentu saja, misalnya seseorang yang membutuhkan bantuan uang lebih memilih meminjam uang di bank daripada meminjam kepada tetangga. Namun, kondisi ini tidak terlihat di masyarakat Dukuh kekeluargaan dan Tapak. Rasa gotong-royong masih tetap lestari. Hal ini antara lain terlihat dari alasan pemilik tambak yang masih menggarap tambaknya Kehidupan Sosial Ekonomi hanya yang ini mempengaruhi utama meskipun dia telah bekerja di pabrik. Mereka sudah menganggap pekerja (buruh) tambak para sebagai keluarganya sendiri karena hampir setiap tahun para pekerja selalu bekerja di bawah pemilik tambak yang sama. Adanya sistem patron-klien antara pemilik tambak dengan pekerja menyebabkan saling ketergantungan 10 antara keduanya. Misalnya ketika IV. PENUTUP pekerja tambak membutuhkan uang, maka pemilik tambak akan Industrialisasi yang terjadi di wilayah pesisir Kota Semarang memberikan pinjaman dan selanjutnya membawa dampak bagi masyarakat akan dipotong dari gaji pekerja tanpa yang tinggal di dalamnya. Masyarakat dikenakan bunga sama sekali. pesisir di Dukuh Tapak lebih Penelitian oleh Ismanto, et al. menggantungkan diri kepada industri (2012) juga mengindikasikan adanya daripada tambak ikan dan udang yang perubahan masyarakat yang lebih selama ini merupakan pekerjaan turun- individualis dan konsumtif, serta mulai temurun. Adanya kasus pencemaran merenggangnya norma-norma agama dan abrasi pantai membuat sebagian dalam masyarakat akibat adanya besar warga Dukuh Tapak menjual Perubahan secara lahan tambaknya kepada pihak asing. ekonomi yang signifikan dan pengaruh Namun, warga masih dapat mengelola dari metropolis membuat masyarakat tambak cenderung lebih sampingan. demikian memang industrialisasi. konsumtif. sebagai Rata-rata warga usaha yang di bekerja di pabrik adalah wanita dan masyarakat Dukuh Tapak, di mana pemuda untuk membantu ekonomi warga yang bekerja di pabrik dan keluarga. Industrialisasi di Dukuh memiliki tambak cenderung lebih Tapak mapan ekonomi signifikan terhadap kondisi sosial dibandingkan dengan warga yang ekonomi, di mana rasa kekeluargaan hanya bekerja di tambak ataupun di dan pabrik. Hal ini dapat dimaklumi dengan baik. Sementara dari segi karena warga yang memiliki dua ekonomi, keluarga yang memiliki dua matapencaharian matapencaharian penghasilan menabung. dari dari terjadi Hal tersebut segi bisa menyisihkan tambak Pekerjaan di untuk bidang industri lebih diutamakan daripada sebagai petambak karena hasil dari pabrik tetap setiap bulannya. tidak berpengaruh gotong-royong dibandingkan masih lebih dengan secara terjaga mapan yang hanya bekerja di sektor industri atau tambak saja. 11 DAFTAR PUSTAKA BAPPEDA dan BPS Kota Semarang. 2010. Statistik Industri Besar dan Sedang Kota Semarang 2009. Bappeda Kota Semarang dan Badan Pusat Statistik Kota Semarang, Semarang, 93 hlm. Elfindri; J. Rumengan; S. Bahrum; T. Dahril; R. Riduan; dan Z. Abidin. 2009. Manajemen Pembangunan Kepulauan dan Pesisir. Baduose Media, 217 hlm. Ismanto, K; H.M. Huda; C. Maulida. 2012. Transformasi Masyarakat Petani Mranggen Menuju Masyarakat Industri. Jurnal Penelitian Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 35-48. Monografi Kelurahan Desember 2013. Tugurejo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung, 380 hlm. Sutrisna, E. 2008. Dampak Industrialisasi Terhadap Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat. Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XII No. 22/Agustus 2008, pp. 1743-1753.