Dua Budaya, Pertanian dan Industri - E

advertisement
Dua Budaya, Pertanian dan Industri
- Matapencaharian dalam Masyarakat Pesisir Dukuh Tapak,
Tugurejo, Tugu, Kota Semarang
Astrid Aditika Ningwuri
Program Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro,
Jl. Imam Bardjo, SH. No. 5 Semarang, Email: [email protected]
Abstract
This study examines two cultural forms of livelihood in coastal communities
Dukuh Tapak, Kelurahan Tugurejo, Semarang. This research purpose is to
identify the conditions of each individual and family livelihood, a reason to the
dualism of livelihood, and the influence of industry on the social and economic
life. This research use a qualitative method, collecting primary data through indepth interviews and observation, secondary data obtained from study of
literature and documents. The results showed that Dukuh Tapak's people have a
livelihood as factory employees while managing the fish farm as a sideline. Most
people who work in factories are women and youth as a bid to shore up their
family economy. Industrialization did not significantly affect the socio-economic
conditions, in which a sense of kinship and mutual help are still well preserved.
While in terms of economic, a family with two types of livelihood tend to be more
established than a family with only working either in the industry or the
agricultural sector.
Keywords: livelihood, industrialization, fish farmers
Abstrak
Penelitian ini mengkaji bentuk dualisme budaya dalam matapencaharian yang
terjadi dalam masyarakat pesisir di Dukuh Tapak, Kelurahan Tugurejo, Kota
Semarang dan bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi masing-masing
matapencaharian secara individu dan keluarga, hal yang melatarbelakangi
terjadinya dualisme matapencaharian, serta bentuk pengaruh industri dalam
kehidupan sosial ekonomi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dan pengamatan,
sedangkan data sekunder didapat dari studi literatur dan dokumen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dukuh Tapak memiliki
matapencaharian sebagai karyawan pabrik dan tetap mengelola tambak sebagai
usaha sampingan. Sementara sebagian besar masyarakat yang bekerja di pabrik
adalah wanita dan pemuda sebagai upaya menopang ekonomi keluarga.
Industrialisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi sosial
ekonomi, di mana rasa kekeluargaan dan gotong-royong masih terjaga dengan
baik. Sementara dari segi ekonomi, keluarga yang memiliki dua matapencaharian
lebih mapan dibandingkan dengan yang hanya bekerja di sektor industri atau
tambak saja.
Kata kunci: matapencaharian, industrialisasi, petani tambak
I.
Sungai Tapak yang bermuara ke Laut
Pendahuluan
Masyarakat
adalah
Jawa. Pemilihan lokasi pabrik dekat
sekelompok manusia yang tinggal
sungai untuk memudahkan dalam
menetap di wilayah pesisir atau daerah
pembuangan limbah hasil produksi.
yang
berbatasan
Wilayah Kelurahan Tugurejo yang
langsung dengan laut. Masyarakat ini
dilalui oleh Sungai Tapak adalah RW
menggantungkan
III dan IV, tetapi RW yang daerahnya
secara
pesisir
geografis
hidupnya
dari
ketersediaan sumberdaya alam yang
berbatasan
ada, terutama yang berasal dari laut.
adalah RW IV yang juga disebut
Karena itu, sebagian besar masyarakat
sebagai
pesisir berprofesi sebagai nelayan.
berbatasan
Namun, seiring dengan perkembangan
warga Dukuh Tapak yang terkena
jaman dan berbagai pertimbangan,
dampak
masyarakat pesisir mulai memelihara
pembuangan limbah yang dilakukan
ikan dengan membuat tambak-tambak
oleh pabrik. Masalah pencemaran
rakyat di dekat pantai. Salah satu
Sungai Tapak ini sempat mencuat dan
daerah yang terdapat banyak tambak
menjadi topik hangat tentang sengketa
di Kota Semarang adalah Kelurahan
lingkungan di Indonesia pada awal
Tugurejo.
administratif
tahun 1990. Sebuah industri pengolah
berbatasan
bahan dasar minuman yakni PT SDC,
langsung dengan Laut Jawa sehingga
ditengarai membuang limbah yang
dapat dikatakan sebagai salah satu
mencemari Sungai Tapak sehingga
desa pesisir. Luas wilayah Kelurahan
mengakibatkan kematian ikan dan
Tugurejo adalah sekitar 862.800 Ha
udang pada tambak penduduk. Selain
dengan penggunaan lahan terbesar
masalah pencemaran, kondisi pesisir
sebagai tanah kering (744.007 Ha) dan
Dukuh Tapak yang sebagian besar
tambak (508 Ha) (BAPPEDA dan BPS
terkena abrasi pantai juga membuat
Kota Semarang, 2011).
warga
Kelurahan
Sekitar
Wilayah
Tugurejo
tahun
1970,
langsung
Dukuh
Tapak.
langsung
secara
dengan
Karena
dengan
langsung
ramai-ramai
laut
laut,
dari
menjual
terjadi
tambaknya ke pihak asing (menurut
industrialisasi kawasan pesisir Kota
keterangan penduduk, hampir 100%
Semarang, salah satunya adalah di
tambak di Dukuh Tapak sudah dijual
Kelurahan Tugurejo di mana terdapat
ke orang Cina). Sampai saat ini, luas
3
tambak yang masih ada di Dukuh
pengaruh industri dalam kehidupan
Tapak sekitar 50 Ha.
sosial ekonomi.
Industrialisasi
wilayah
pesisir
tidak hanya menaikkan pertumbuhan
II. Metode
ekonomi, tetapi juga berdampak pada
Metode yang digunakan dalam
kehidupan sosial masyarakat, seperti
penelitian ini adalah metode kualitatif
terjadinya
yang menghasilkan data deskriptif
perubahan
sebagian
besar
pekerjaan
masyarakat
yang
analisis. Sugiyono (2009) menjelaskan
semula bekerja sebagai buruh tani
bahwa metode penelitian kualitatif
menjadi
(Sutrisna,
adalah metode yang berdasarkan pada
2008). Sebagian besar masyarakat,
tingkat kealamiahan suatu objek, di
baik laki-laki maupun wanita, di
mana
Dukuh
sektor
observator utama. Metode kualitatif
industri terutama untuk perusahaan-
disebut juga metode naturalistik, yaitu
perusahaan
daerah
penelitian yang dilakukan pada tempat
tersebut. Namun, adanya kesepakatan
alamiah dan tidak adanya perlakuan
antara pihak asing pembeli tambak
khusus.
dengan
warga,
metode kualitatif lebih menekankan
pemilik
tambak
buruh
Tapak
industri
bekerja
yang
ada
di
di
memperbolehkan
dahulu
untuk
peneliti
Hasil
Penelitian
pengurugan. Hal inilah yang membuat
memberikan
adanya
secara
pekerjaan
atau
sebagai
penelitian
dengan
makna daripada generalisasi data.
mengelola tambak sampai adanya
“double”
bertindak
ini
bertujuan
gambaran
rinci
untuk
deskriptif
mengenai
dualisme
dualisme pekerjaan antara pertanian
matapencaharian yang timbul dalam
(tambak)
masyarakat
pesisir
Tugurejo,
dengan
industri
dalam
Dukuh Tapak,
masyarakat
pesisir Dukuh Tapak.
Kelurahan
Penelitian
ini
untuk
Tugu, Kota Semarang. Gambaran
masing-
tersebut meliputi kondisi masing-
mengidentifikasi
bertujuan
kondisi
masing
matapencaharian
individu
dan keluarga, hal
Kecamatan
secara
masing
matapencaharian
yang
individu
dan keluarga,
secara
hal
yang
melatarbelakangi terjadinya dualisme
melatarbelakangi terjadinya dualisme
matapencaharian,
matapencaharian,
serta
bentuk
serta
bentuk
4
pengaruh industri dalam kehidupan
terhadap kehidupan keluarga serta
sosial ekonomi.
masyarakat. Observasi ditujukan pada
Kedua
matapencaharian
aktivitas
warga
yang
berprofesi
masyarakat pesisir Dukuh Tapak ini
sebagai petambak dan pekerja pabrik.
adalah
yang
Studi literatur dan dokumen dilakukan
dan
dengan penelusuran bahan dokumen
sebagai
bercorak
petambak
pertanian
(agraris)
pekerja pabrik yang bercorak industri.
dan
Penelitian dilaksanakan selama bulan
dokumen, hasil-hasil penelitian, buku-
Desember 2013 sampai Januari 2014.
buku, surat kabar/majalah, dan sumber
Data yang digunakan meliputi
data primer dan data sekunder tentang
internet
berdasarkan
matapencahariannya.
data
primer
wawancara
Pengumpulan
dilakukan
melalui
mendalam
yang
yang
berupa
memiliki
arsip,
relevansi
dengan objek kajian.
kondisi masyarakat pesisir Dukuh
Tapak
pustaka
Analisis data dilakukan dengan
cara menyusun data hasil penelitian
secara
sistematis,
pengorganisasian
data
meliputi
ke
dalam
(in-depth
kategori, penjabaran ke dalam unit-
interview) dan observasi, sedangkan
unit, melakukan sintesis, menyusun ke
data sekunder didapat dari studi
dalam pola, serta memilih mana yang
literatur dan dokumen-dokumen yang
penting dan akan dipelajari. Tahap
berkaitan dengan objek penelitian.
selanjutnya
Wawancara
dilakukan
adalah
secara
mendalam
kesimpulan
kepada
responden
sehingga lebih mudah dipahami oleh
pedoman
diri sendiri dan orang lain (Sugiyono,
perorangan
dengan
wawancara.
Responden
dipilih
berdasarkan
jenis
mata-
pencahariannya,
yaitu
petambak
dari
data
menarik
yang
ada,
2009).
III. Hasil dan Pembahasan
(pemilik dan buruh), pekerja pabrik,
Pertanian Sebagai Ciri Masyarakat
serta
Pedesaan
pemilik
bekerja
responden
di
tambak
pabrik.
ini
yang
juga
Penentuan
bertujuan
untuk
Pertanian merupakan salah satu
ciri
penting
dalam
kehidupan
mengetahui perbedaan persepsi dalam
masyarakat pedesaan. Untuk desa
pemilihan pekerjaan dan pengaruhnya
pesisir, bentuk pertanian yang terlihat
5
selain pertanian sawah, yaitu budidaya
ikan
di
tambak.
Menurut
data
Kasus pencemaran dan abrasi
pantai pada awal tahun 1990 membuat
monografi Kelurahan Tugurejo pada
banyak
akhir bulan Desember 2013, jumlah
tambaknya
penduduk
Tugurejo
Namun demikian, warga Dukuh Tapak
mencapai 6.567 jiwa, dengan jumlah
yang memiliki tambak masih diberi
penduduk
bekerja
kesempatan untuk mengelola tambak
mencapai 5.012 jiwa. Penduduk yang
sampai adanya pengurugan. Karena
berprofesi sebagai petani sendiri ada
itulah,
72 jiwa (1,44%) dan sebagai buruh
menghasilkan, tambak masih terus
tani 201 jiwa (4,01%). Petani di sini
dikelola oleh masyarakat. Salah satu
termasuk petani ikan atau petambak.
alasannya adalah sebagai tabungan
Untuk Dukuh Tapak, terdapat sekitar
dan memberi pekerjaan bagi orang lain
25 orang yang memiliki tambak
yang bekerja sebagai buruh tambak.
di
Kelurahan
yang
sudah
dengan pekerja (buruh) 1-2 orang per
tambaknya
(data
dari
Luas
warga
menjual
lahan
pihak
asing.
kepada
selama
tambak
masih
di
bisa
Kelurahan
Kelompok
Tugurejo pada tahun 2013 jumlahnya
Petambak Sido Rukun tahun 2013).
508 Ha, sedangkan untuk Dukuh
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
Tapak sendiri hanya tersisa sekitar 50
berikut ini.
Ha saja. Tambak-tambak yang ada di
Dukuh Tapak biasanya adalah warisan
Tabel 1. Mata Pencaharian Penduduk
Kelurahan Tugurejo
Mata
Jumlah
Pencaharian
Penduduk (jiwa)
1 Petani
72
2 Buruh Tani
201
3 Nelayan
7
4 Pengusaha
1
5 Buruh Industri
1.117
6 Buruh
200
Bangunan
7 Pedagang
175
8 Pengangkutan
73
9 Pegawai (PNS,
378
TNI, Polisi)
10 Pensiunan
35
11 Lain-lain
2.753
Jumlah
5.012
Sumber: Monografi Kelurahan Tugurejo,
Desember 2013
No.
dari orang tua sehingga satu orang
hanya memiliki 2 sampai 5 petak saja
dengan luas antara 3 – 10 Ha. Menurut
data dari Kelompok Petani Tambak
Sido Rukun, masih ada sekitar 25
orang warga Dukuh Tapak yang
berprofesi sebagai petambak. Namun,
di luar itu, ada banyak warga yang
tidak memiliki tambak bekerja sebagai
buruh di tambak milik orang lain.
Untuk satu pemilik tambak biasanya
memiliki
2
hingga
3
pekerja
6
bergantung kepada luas tambak yang
(sewa mobil), tenaga kerja (5-6 orang),
dimiliki.
sewa jaring, sewa blong, beli es batu,
Jenis kultivan budidaya tambak
dan lainnya. Pengeluaran tersebut
sebagian besar adalah ikan bandeng,
sedikit tertolong karena adanya udang
terkadang dicampur dengan udang
lokal yang masuk ke tambak akibat
windu atau udang Vannamei. Masa
aliran pasang air laut. Udang lokal ini
panen ikan bandeng antara 3 – 4 bulan
harganya
dan udang Vannamei antara 2 – 2,5
dibandingkan dengan harga bandeng,
bulan. Dalam sekali panen maksimal
yaitu Rp. 40.000,00/kg dengan hasil
mencapai 5 kuintal bandeng dan 2
maksimal
kuintal udang. Pendapatan dari tambak
sedangkan
bandeng
Rp.
antara Rp. 12.000,00 – Rp. 15.000,00
2.500.000,00 sampai Rp. 4.500.000,00
per kilonya. Petambak Dukuh Tapak
bergantung hasil panen dan harga jual
biasanya menjual hasil tambaknya ke
saat itu. Namun, hasil tersebut tidak
pasar patok atau melalui tengkulak.
berkisar
antara
jauh
lebih
tinggi
setengah
harga
bila
kilogram,
bandeng
sendiri
seimbang dengan pengeluaran untuk
Hasil dari tambak yang kurang
biaya operasional tambak. Biaya untuk
menguntungkan membuat masyarakat
pembelian pakan, nutrisi, serta obat-
mencari
obatan tambak lainnya relatif mahal
sebagai pengganti pekerjaan utama.
saat ini. Ditambah pengeluaran untuk
Rata-rata penduduk Dukuh Tapak
tenaga kerja yang bertugas menjaga
hanya menjadikan kegiatan budidaya
tambak setiap hari, pekerja (buruh)
ikan di tambak sebagai pekerjaan
tambak
digaji
sampingan. Kebanyakan sudah bekerja
Rp. 50.000,00 per hari. Misalnya
di pabrik atau memiliki usaha lain,
seorang pemilik tambak mengeluarkan
seperti usaha warung atau telur bebek.
modal
Ismanto, et al. (2012) mengungkapkan
ini
awal
biasanya
Rp.
2.500.000,00
alternatif
pekerjaan
termasuk bibit dan memperoleh hasil
alasan
Rp. 4.500.000,00 dalam 3-6 bulan
Mranggen beralih profesi dari bidang
untuk
Nilai
pertanian, yaitu karena selama ini
tersebut belum termasuk pengeluaran
pertanian belum bisa memberikan
untuk
kontribusi
tambak
kegiatan
tradisional.
panen,
di
mana
membutuhkan biaya untuk transportasi
masyarakat
lain
lebih
kesejahteraannya.
Kecamatan
baik
Biaya
bagi
produksi
7
yang dikeluarkan tidak sebanding
lihat tabel 1.). Sementara itu, sekitar
dengan
70% penduduk di Dukuh Tapak
jumlah
pendapatan
yang
diterima dari hasil panen. Waktu
bekerja
panen juga relatif lama, sedangkan
Mereka terdiri dari laki-laki dan
biaya hidup harus terus dipenuhi.
wanita, dengan jumlah tenaga wanita
Kondisi
seperti
sebagai
karyawan pabrik.
inilah
yang
lebih besar daripada laki-laki. Rata-
sebagian
besar
rata usia laki-laki yang bekerja di
peralihan matapencaharian masyarakat
pabrik adalah usia muda, sedangkan
Indonesia.
pekerja wanita dapat berusia 20 hingga
melatarbelakangi
40 tahun ke atas.
Industri
Sebagai
Perkembangan industri di Tapak
Penyambung
dimulai sekitar tahun 1970an dengan
Hidup Masyarakat Pesisir
Industrialisasi
menaikkan
tidak
pertumbuhan
hanya
adanya pembangunan pabrik-pabrik
ekonomi,
besar
seperti
PT.
Indofood.
tetapi juga berdampak pada kehidupan
Pertumbuhan industri di kawasan ini
sosial
seperti
semakin pesat karena letaknya yang
akibat
dekat dengan pantai serta adanya
datangnya penduduk yang bekerja di
aliran Sungai Tapak yang digunakan
pabrik,
masyarakat,
pertambahan
penduduk
terjadi
ekonomi
pola
pergeseran
sebagai saluran pembuangan limbah
masyarakat,
pergeseran
ke laut.
Berdasarkan data Statistik
dalam pola hidup serta masalah-
Industri Besar dan Sedang Kota
masalah lain yang terjadi akibat
Semarang 2009, jumlah industri besar
perubahan-perubahan
tersebut.
dan sedang yang ada di Kelurahan
Masalah yang seringkali terjadi adalah
Tugurejo adalah 7 (tujuh) industri
perubahan pekerjaan dari sebagian
dengan perincian sebagai berikut.
besar
masyarakat
(terutama
yang
Tabel 2. Daftar Industri Besar dan
Sedang di Kelurahan Tugurejo Tahun
2008
tinggal di pedesaan), yang semula
bekerja sebagai buruh tani menjadi
buruh
industri
(pabrik)
(Sutrisna,
No.
Nama Perusahaan
1
Sirup Karya
Ciptonyoto
Roti Condro Buana
Suryosemesta
2008). Sebagian besar penduduk di
Kelurahan Tugurejo berprofesi sebagai
buruh industri (1.117 jiwa atau 22,9%, 2
Sirup
Tenaga
Kerja
(orang)
46
Roti
160
Produk
Utama
8
No.
3
4
5
Lemari
Tenaga
Kerja
(orang)
357
Meubel
90
Bumbu dan
Minyak
Bumbu
Olahan
Sablon
Keramik
Furniture
701
Produk
Utama
Nama Perusahaan
Mebel Kharisma
Klasik Indonesia
Marie Albert
Indonesia
Indofood Sukses
Makmur
6
Golden Manyaran
7
Barali Citramandiri
Jumlah
wanita yang berupah murah sebagai
bentuk
837
42
2.233
Perusahaan yang membutuhkan
kerja
biaya
pembangunan dan produksi yang besar
(Sutrisna, 2008).
Istri atau wanita dan pemuda
satu alternatif solusi bagi masyarakat
miskin untuk bertahan hidup (Elfindri;
et al., 2009). Keluarga petambak
membutuhkan waktu antara 3 sampai
6
tenaga
dari
(anak) yang bekerja merupakan salah
Sumber: Bappeda Kota Semarang dan BPS
Kota Semarang, 2010
banyak
konsekuensi
bulan
sampai
tambak
yang
dimilikinya menghasilkan panen dan
cenderung
dapat dijual. Kondisi yang demikian
memilih warga di sekitar pabrik untuk
membuat istri merasa perlu membantu
dipekerjakan. Hal ini terkait dengan
dengan bekerja. Begitu pula dengan
keamanan
sebagai
anak, terutama anak tertua, apabila
lahan
telah merasa cukup umur, dia akan
pabrik
konsekuensi
alih
pertanian
milik
Pertumbuhan
Indonesia
serta
fungsi
masyarakat.
sektor
tidak
industri
sejalan
di
dengan
bekerja
untuk
membantu
menyekolahkan
Kehadiran
adik-adiknya.
industri
di
lingkungan
perkembangan di bidang pertanian,
tempat tinggalnya, membuat sebagian
bahkan seringkali pertanian dijadikan
besar wanita dan pemuda pesisir
korban untuk menghidupkan industri.
Tapak tertarik bekerja di pabrik. Gaji
Sebagian
yang cukup (antara Rp. 1.500.000,00 –
besar
lahan
pertanian
dialihfungsikan sebagai lahan industri
Rp.
yang
biaya
kualifikasi pendidikan yang memenuhi
pembangunan besar. Lahan pertanian
(sebagian besar warga Dukuh Tapak
dibeli dengan harga murah (sekitar
hanya lulusan SMP dan SMA, lihat
tahun 1988-1990, banyak
tambak
tabel 3.), serta kemudahan bekerja
warga yang dibeli dengan harga Rp.
(jarak tempat kerja dengan rumah
membutuhkan
2
2.500.000,00
per
bulan),
3.000,00 per m ) dan tenaga kerja
relatif
yang terserap industri lebih banyak
disesuaikan dengan urusan keluarga)
dekat,
jam
kerja
bisa
9
membuat banyak warga yang lebih
masyarakat
memilih bekerja di pabrik. Laki-laki
Perubahan
sebagian besar bekerja sebagai teknisi
biasanya diiringi dengan perubahan
dan
wanita
sosial ekonomi pelakunya. Ismanto, et
bekerja di bagian produksi karena
al. (2012) menemukan bahwa telah
lebih rapi dan teliti.
terjadi
security,
sedangkan
pesisir Dukuh Tapak.
matapencaharian
perubahan
kekeluargaan
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk
Kelurahan Tugurejo
Jumlah
No. Pendidikan
Penduduk
(jiwa)
1 Perguruan
144
Tinggi
2 Tamat
123
Akademi
3 Tamat SMA
883
4 Tamat SMP
730
5 Tamat SD
1.836
6 Tidak tamat
186
SD
7 Belum tamat
1.343
SD
8 Tidak sekolah
269
Jumlah
5.514
Sumber: Monografi Kelurahan Tugurejo,
Desember 2013
Pengaruh
Industri
dalam
Kehadiran industri di tengahtengah masyarakat yang sehari-hari
mengandalkan
alam
sumberdaya
sebagai
sumber
matapencahariannya tentu membawa
dampak yang signifikan. Seperti yang
telah
dijabarkan
sebelumnya,
bagaimana
industri
perubahan
matapencaharian
dalam
sistem
ada
dalam
masyarakat industri di Kecamatan
Mranggen. Sistem kekeluargaan yang
ada
sedikit
merenggang.
Gotong-
royong dan rasa tolong menolong
dalam membantu
warga sekarang
dilakukan
pada
hanya
komunitas
tertentu saja, misalnya seseorang yang
membutuhkan bantuan uang lebih
memilih meminjam uang di bank
daripada meminjam kepada tetangga.
Namun, kondisi ini tidak terlihat di
masyarakat
Dukuh
kekeluargaan
dan
Tapak.
Rasa
gotong-royong
masih tetap lestari. Hal ini antara lain
terlihat dari alasan pemilik tambak
yang masih menggarap tambaknya
Kehidupan Sosial Ekonomi
hanya
yang
ini
mempengaruhi
utama
meskipun dia telah bekerja di pabrik.
Mereka
sudah
menganggap
pekerja
(buruh)
tambak
para
sebagai
keluarganya sendiri karena hampir
setiap
tahun
para
pekerja
selalu
bekerja di bawah pemilik tambak yang
sama. Adanya sistem patron-klien
antara pemilik tambak dengan pekerja
menyebabkan saling ketergantungan
10
antara keduanya. Misalnya ketika
IV. PENUTUP
pekerja tambak membutuhkan uang,
maka
pemilik
tambak
akan
Industrialisasi yang terjadi di
wilayah
pesisir
Kota
Semarang
memberikan pinjaman dan selanjutnya
membawa dampak bagi masyarakat
akan dipotong dari gaji pekerja tanpa
yang tinggal di dalamnya. Masyarakat
dikenakan bunga sama sekali.
pesisir
di
Dukuh
Tapak
lebih
Penelitian oleh Ismanto, et al.
menggantungkan diri kepada industri
(2012) juga mengindikasikan adanya
daripada tambak ikan dan udang yang
perubahan masyarakat
yang lebih
selama ini merupakan pekerjaan turun-
individualis dan konsumtif, serta mulai
temurun. Adanya kasus pencemaran
merenggangnya norma-norma agama
dan abrasi pantai membuat sebagian
dalam
masyarakat
akibat
adanya
besar warga Dukuh Tapak menjual
Perubahan
secara
lahan tambaknya kepada pihak asing.
ekonomi yang signifikan dan pengaruh
Namun, warga masih dapat mengelola
dari metropolis membuat masyarakat
tambak
cenderung
lebih
sampingan.
demikian
memang
industrialisasi.
konsumtif.
sebagai
Rata-rata
warga
usaha
yang
di
bekerja di pabrik adalah wanita dan
masyarakat Dukuh Tapak, di mana
pemuda untuk membantu ekonomi
warga yang bekerja di pabrik dan
keluarga. Industrialisasi di Dukuh
memiliki tambak cenderung lebih
Tapak
mapan
ekonomi
signifikan terhadap kondisi sosial
dibandingkan dengan warga yang
ekonomi, di mana rasa kekeluargaan
hanya bekerja di tambak ataupun di
dan
pabrik. Hal ini dapat dimaklumi
dengan baik. Sementara dari segi
karena warga yang memiliki dua
ekonomi, keluarga yang memiliki dua
matapencaharian
matapencaharian
penghasilan
menabung.
dari
dari
terjadi
Hal
tersebut
segi
bisa
menyisihkan
tambak
Pekerjaan
di
untuk
bidang
industri lebih diutamakan daripada
sebagai petambak karena hasil dari
pabrik tetap setiap bulannya.
tidak
berpengaruh
gotong-royong
dibandingkan
masih
lebih
dengan
secara
terjaga
mapan
yang hanya
bekerja di sektor industri atau tambak
saja.
11
DAFTAR PUSTAKA
BAPPEDA dan BPS Kota Semarang.
2010. Statistik Industri Besar
dan Sedang Kota Semarang
2009. Bappeda Kota Semarang
dan Badan Pusat Statistik Kota
Semarang, Semarang, 93 hlm.
Elfindri; J. Rumengan; S. Bahrum; T.
Dahril; R. Riduan; dan Z.
Abidin. 2009. Manajemen
Pembangunan Kepulauan dan
Pesisir. Baduose Media, 217
hlm.
Ismanto, K; H.M. Huda; C. Maulida.
2012.
Transformasi
Masyarakat Petani Mranggen
Menuju Masyarakat Industri.
Jurnal Penelitian Vol. 9, No. 1,
Mei 2012. Hlm. 35-48.
Monografi
Kelurahan
Desember 2013.
Tugurejo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Penerbit CV. Alfabeta,
Bandung, 380 hlm.
Sutrisna,
E.
2008.
Dampak
Industrialisasi Terhadap Aspek
Sosial Ekonomi Masyarakat.
Jurnal Industri dan Perkotaan
Volume XII No. 22/Agustus
2008, pp. 1743-1753.
Download