konsep tuhan88-90_karen-amstrong-sejarah

advertisement
Sejarah Tuhan
perintah Musa kepada orang-orang Israel, "Sebab engkaulah umat
yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN,
Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat
kesayangan-Nya. "34
Ketika menyebut kembali Shema pada masa sekarang, orang
Yahudi memberinya interpretasi monoteistik: Yahweh Allah kami
yang Satu dan unik. Tradisi Deuteronomis belum lagi mencapai
perspektif ini. "Yahweh ehad" tidak berarti Allah itu Esa, melainkan
bahwa Yahweh adalah satu-satunya allah yang diizinkan untuk disembah. Tuhan-tuhan lain masih merupakan sebuah ancaman: pemujaan mereka sangat atraktif dan bisa memalingkan orang Israel dari
Yahweh, Tuhan yang pencemburu. Jika mereka mematuhi hukumhukum Yahweh, dia akan memberkati mereka dan menganugerahkan
kesejahteraan, tetapi jika mereka berkhianat, akibatnya akan sangat
merusak:
TUHAN akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung
bumi ke ujung bumi; di sanalah engkau akan beribadah kepada allah
lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, yakni
kepada kayu dan batu .... Hidupmu akan terkatung-katung .... Pada
waktu pagi engkau akan berkata: Ah, kalau malam sekarang! Dan
pada waktu malam engkau akan berkata: Ah kalau pagi sekarang!
Karena kejut memenuhi hatimu, dan karena apa yang dilihat matamu.35
Ketika Raja Yosia dan rakyatnya mendengar ini di akhir abad
ketujuh, mereka sedang menghadapi sebuah ancaman politik baru.
Mereka telah berhasil menahan serangan tentara Asyur dan dengan
demikian telah terhindar dari nasib seperti sepuluh suku utara, yang
harus memikul hukuman yang digambarkan oleh Musa. Akan tetapi,
pada 606 SM, Raja Nabupolasar dari Babilonia akan menghancurkan
Asyur dan mulai membangun kerajaannya sendiri.
Dalam iklim yang sangat tidak aman ini, kebijakan Kitab Ulangan
memberi pengaruh besar. Bukannya mematuhi perintah-perintah
Yahweh, dua raja terakhir Israel secara sengaja justru mencumbui
bencana. Yosia segera memulai sebuah pembaruan, bertindak dengan
semangat yang patut diteladani. Semua gambaran, berhala, dan
simbol-simbol kesuburan dicampakkan keluar Kuil dan dibakar. Yosia
juga meruntuhkan patung besar Asyera dan menghancurkan kamarkamar pelacur Kuil, yang menenun pakaian untuk Asyera di sana.
Semua tempat suci kuno di negeri itu, yang telah menjadi pusat
88
Tuhan yang Satu
paganisme, dihancurkan. Sejak saat itu para rahib hanya diizinkan
melakukan upacara kurban untuk Yahweh di Kuil Yerusalem yang
telah disucikan. Para penulis tawarikh, yang merekam pembaruan
Yosia sekitar 300 tahun kemudian, memberikan deskripsi yang lugas:
Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan di hadapannya [Yosia]; ia menghancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya; ia meremukkan
dan menghancurluluhkan tiang-tiang suci berhala, patung-patung
pahatan dan patung-patung tuangan, dan menghamburkannya ke atas
kuburan orang-orang yang mempersembahkan kurban kepada berhalaberhala itu. Tulang-tulang para imam dibakarnya di atas mezbah-mezbah
mereka. Demikianlah ia mentahrirkan Yehuda dan Yerusalem. Juga di
kota-kota Manasye, Efraim dan Simeon, sampai di kota-kota Naftali,
yang di mana-mana telah menjadi reruntuhan, ia merobohkan segala
mezbah dan tiang berhala, meremukkan segala patung pahatan serta
menghancurkan semua pedupaan di seluruh tanah Israel.*
Ini jauh dari kekhidmatan penerimaan Buddha atas dewa-dewa
yang dia rasa tidak diinginkannya lagi. Penghancuran habis-habisan
ini tumbuh dari kebencian yang berakar dari rasa cemas dan takut
yang terpendam.
Para pembaru telah menulis ulang sejarah Israel. Kitab-kitab sejarah Yosua, Hakim-hakim, Samuel, dan Raja-raja direvisi sesuai dengan
ideologi baru dan, kemudian, para editor Pentateukh menambahkan
bagian-bagian yang memberi tafsiran Deuteronomis atas mitos Pembebasan kepada narasi J dan E yang lebih tua. Yahweh kini adalah
perancang perang suci pemusnahan di Kanaan. Orang Israel diberi
tahu bahwa pribumi Kanaan tidak akan berdiam di negeri mereka,37
sebuah kebijakan yang oleh Yosua diimplementasikan melalui cara
yang betul-betul tidak suci:
Pada waktu itu Yosua datang dan melenyapkan orang Enak dari
pegunungan, dari Hebron, Debir, dan Anab, dari seluruh pengunungan
Yehuda dan dari seluruh pegunungan Israel. Mereka dan kota-kota
mereka ditumpas oleh Yosua. Tidak ada lagi orang Enak ditinggalkan
hidup di negeri orang Israel; hanya di Gaza, di Gat, dan di Asdod
masih ada yang tertinggal.38
Sebenarnya kita tidak tahu apa-apa tentang penaklukan Kanaan
oleh Yosua dan Hakim-hakim, meski tak diragukan bahwa banyak
darah yang telah ditumpahkan. Akan tetapi, sekarang pertumpahan
89
Sejarah Tuhan
darah itu telah diberi alasan religius. Bahaya dari teologi keterpilihan
semacam itu, yang tidak dibenarkan dalam perspektif transenden
seorang Yesaya, diperlihatkan dengan jelas dalam peperangan suci
yang telah mencoreng sejarah monoteisme. Alih-alih menjadikan
Tuhan sebagai simbol untuk menantang prasangka kita dan memaksa
kita untuk berkontemplasi tentang kekurangan din sendiri, teologi
itu bisa digunakan untuk menguatkan kebencian egoistik kita dan
membuatnya menjadi absolut. Teologi ini menggambarkan Tuhan
berperilaku persis seperti kita, seakan-akan dia hanyalah seorang
manusia lain. Tuhan semacam itu tampaknya akan lebih menarik
dan populer daripada Tuhannya Amos dan Yesaya, yang menuntut
kritik diri yang keras.
Orang Yahudi acap dikritik atas kepercayaan bahwa mereka
adalah Umat Pilihan, namun para pengkritik melakukan kesalahan
yang sama melalui penyangkalan yang menghasut kebencian terhadap penyembahan berhala di masa biblikal. Ketiga agama monoteistik telah mengembangkan teologi keterpilihan yang mirip pada
periode-periode berbeda dalam sejarah mereka, kadang dengan
akibat yang lebih parah daripada yang dibayangkan dalam kitab
Yosua. Orang Kristen Barat khususnya agak terlalu yakin bahwa
mereka adalah umat pilihan Tuhan. Selama abad kesebelas dan kedua
belas, Pasukan Salib mencari alasan untuk membenarkan perang
suci mereka melawan Yahudi dan Muslim dengan menyebut diri
sebagai Umat Pilihan baru, yang mengambil alih tugas yang telah
gagal dijalankan oleh Yahudi. Teologi keterpilihan kaum Calvinis
telah banyak berperan dalam mendorong orang Amerika untuk mempercayai bahwa mereka sebangsa dengan Tuhan. Seperti dalam Kerajaan Yehudanya Yosia, kepercayaan semacam itu cenderung tumbuh
pada masa kerawanan politik ketika orang-orang dihantui ketakutan
akan kehancuran mereka sendiri. Mungkin karena alasan ini, kepercayaan itu tampak mendapatkan nyawa baru dalam berbagai bentuk
fundamentalisme yang lazim di kalangan Yahudi, Kristen, dan Muslim
pada saat tulisan ini dibuat. Tuhan yang personal seperti Yahweh
dapat dimanipulasi untuk menegaskan dirinya yang terkepung dengan
cara ini, sedangkan tuhan yang impersonal seperti Brahman tidak
dapat melakukan hal itu.
Kita mesti mencatat bahwa tidak semua orang Israel memegang
Deuteronomisme pada masa-masa yang menggiring ke penghancuran
Yerusalem oleh Nebukadnezar pada 587 SM dan pengusiran orang
90
Download