HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PENERAPAN INISIASI MENYUSU DINI DI DISTRIK PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI *Sri Widayatni *Ayu Wuryanti *) Staf Pengajar Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK Inisiasi menyusu dini adalah proses alami mengembalikan manusia untuk menyusu, yaitu dengan memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri dalam satu jam pertama dalam kehidupannya. IMD sangat bermanfaat sekali untuk menurunkan angka kematian bayi. Penerapan bidan dalam melaksanakan IMD dipengaruhi oleh pengetahuan bidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan terhadap penerapan IMD di Distrik Purwantoro Kabupaten Wonogiri. Desain penelitian yang digunakan bersifat analitik dengan menggunakan metode cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu). Dari populasi 77, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 orang.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu dengan mengambil sampel berdasar kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Pengukuran hanya dilakukan sekali saja dengan menggunakan kuesioner. Teknik uji validitas dan reliabilitas menggunakan sistem SPSS (Statistical Product and Service Solution) Versi 16.00, analisa data dalam bentuk prosentase.Kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang IMD dalam kategori baik yaitu 57 responden (95%), kategori cukup 3 responden (5%) kategori kurang tidak ada.Sedangkan responden yang menerapkan IMD sebanyak 46 responden (76,6%) dan yang tidak menerapkan IMD 14 responden (23,4%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan bidan terhadap penerapan IMD karena chi-square hitung <chi-square tabel.Saran peneliti agar bidan meningkatkan pengetahuan lagi sehingga semua bidan menerapkan IMD. Kata Kunci: Hubungan, Pengetahuan dan IMD Kepustakaan: 19 (2001 – 2011) A. LATAR BELAKANG Dewasa ini di Indonesia angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran hidup, itu artinya dalam satu tahun sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum usia satu tahun. Tingginya angka kematian bayi banyak disebabkan karena terserang penyakit infeksi oleh karena itu inisiasi atau pemberian ASI langsung pada bayi lahir, dapat mencegah kematian anak karena penyakit menular (Soraya, 2005). Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan tunggal dan terbaik yang memenuhi semua tumbuh kembang bayi hingga berusia 6 bulan, seiring ASI yang pertama keluar warna kuning yang mengandung zat-zat penting yang tidak dapat diperoleh dari sumber-sumber lain termasuk susu formula. ASI dapat memenuhi 31% kebutuhan energi perharinya, sedangkan protein terpenuhi 38%, vitamin A 45%, dan vitamin C 95% maka dengan memberikan ASI dapat mencegah terjadinya malnutrisi pada bayi (Suari, 2008: 4). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami mengembalikan bayi manusia untuk menyusu, yaitu dengan memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sendiri, dalam satu jam pertama dalam kehidupannya. Sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain yang mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Hal itu terjadi jika segera setelah lahir, bayi dibiarkan kontak kulit dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam untuk menjamin langsungnya proses menyusu yang benar. Dengan menyusui secara baik dan benar maka kematian bayi serta gangguan perkembangan bayi dapat dikurangi. Tindakan menyusu dini juga akan sangat membantu tercapainya MDG’s nomor empat yaitu mengurangi kematian anak karena menyusui dini dalam satu jam pertama setelah melahirkan akan mengurangi kematian bayi baru lahir (Roesli,2008). Bayi yang tidak memulai IMD sampai lewat 24 jam, menunjukkan 2,5 kali meninggal dibandingkan dengan bayi yang inisiasi dalam 1 jam pertama baik yang diberi ASI partial maupun ekslusif. 16 % kematian neonatal dapat dicegah bila bayi diberi ASI eksklusif sejak hari pertama. 22 % kematian neonatal dapat dicegah bila bayi baru lahir memulai menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir (Edmond et al, 2006). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 24 Desember 2012 terhadap 18 bidan di Bulukerto, Puh Pelem, Kismantoro, Purwantoro dan Slogohimo diperoleh data semua bidan sudah berpendidikan DIII dan sudah mengetahui tentang IMD. Meskipun demikian pelaksanaan IMD tidak mendapatkan hasil yang optimal bahkan dari 18 bidan yang diwawancarai ada 6 bidan yang sama sekali tidak melakukan IMD. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesabaran dan ketelatenan para bidan dalam melaksanakan IMD. mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Azwar. A, 2003:40). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik, karena dalam penelitian ini membahas tentang hubungan pengetahuan bidan terhadap penerapan inisiasi menyusu dini dan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) yang artinya subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010:38). B. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis penelitian ini adalah: Hipotesis dalam penelitian ini ada hubungan positif antara pengetahuan bidan terhadap penerapan IMD. C. METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah macam atau jenis penelitian tertentu yang terpilih untuk dilaksanakan dalam rangka D. HASIL DAN BAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Karakteristik Responden Hasil penelitian yang dilaksanakan di Distrik Purwantoro pada bulan Maret sampai Mei 2013 dengan jumlah responden sebanyak 60 dengan penyajian data sebagai berikut : Karakteristik umur KATEGORI FREKUENSI <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Total 0 30 30 60 PROSENTASE (%) 0 50 50 100 Karakteristik umur bidan di Distrik Purwantoro yang berumur 20-35 tahun sebanyak 30 orang (50%), yang berumur diatas 35 tahun sebanyak 30 orang (50%) dan tidak ada yang berumur dibawah 20 tahun. Karakteristik pendidikan KATEGORI D1 DIII DIV S1 S2 Total FREKUENSI 4 55 0 1 0 60 PROSENTASE (%) 6.6 91.6 0 1.6 0 100 Karakteristik pendidikan bidan di Distrik Purwantoro yang paling banyak adalah berpendidikan DIII yaitu sebanyak 55 orang (91.6%), yang berpendidikan D1 4 orang (6,6%) dan yang berpendidikan S1 sebanyak 1 orang (1.6%). Karakteristik berdasarkan pernah atau tidak memperoleh informasi KATEGORI FREKUENSI PROSENTASE (%) Pernah 60 100 Tidak pernah 0 0 60 100 Total Dari 60 responden terdapat 60 responden (100%) yang pernah memperoleh informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini dan 0 responden (0%) yang tidak pernah memperoleh informasi tentang IMD. Karakteristik berdasarkan sumber informasi tentang IMD KATEGORI Media Pengalaman melihat Teman sejawat lainnya Total FREKUENSI 40 7 3 0 60 PROSENTASE (%) 66.6 11.6 5 0 100 Sebanyak 40 bidan mendapatkan informasi melalui media (66.6%), melalui pengalaman melihat sebanyak 7 (11.6%) dan melalui teman sejawat sebanyak 3 bidan (5%). b. Pengetahuan Bidan tentang IMD Kategori Frekuensi Baik Cukup Kurang baik Total 57 3 0 60 Prosentase (%) 95 5 0 100 Pengetahuan bidan mengenai pengertian IMD adalah baik dengan prosentase yang didapat mencapai 95% sedangkan yang berpengetahuan cukup 5% dan yang berpengetahuan kurang baik 0%. c. Penerapan IMD KATEGORI FREKUENSI Menerapkan Tidak menerapkan Total 46 14 60 PROSENTASE (%) 76,6 23,3 100 Diketahui bahwa dari 60 bidan yang menerapkan IMD sebanyak 46 bidan (76,6%) sedangkan yang tidak menerapkan IMD sebanyak 14 bidan (23,3%). d. Hubungan Pengetahuan bidan terhadap penerapan IMD Berdasarkan perbandingan Chi-Square Hitung dengan ChiSquare tabel, dari hasil analisis diperoleh Chi-Square Hitung pengetahuan sebesar 56,067 dan penerapan 17,067, sementara diketahui bahwa nilai Chi-Square Tabel untuk = 0,05 df=1 sebesar 3,841. Karena Chi-Square Hitung >Chi-Square Tabel maka H0 ditolak dan menerima H1. Sedangkan dari nilai Asymp.Sig dengan = 0,05,nilai pengetahuan adalah 0,340 dan penerapan 0,210, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai Asymp.Sig. Sehingga ada hubungan antara pengetahuan bidan di Distrik Purwantoro terhadap penerapan terhadap IMD karena chi-square hitung >chi-square tabel. Dengan demikian diputuskan untuk menolak H0 danmenerimaH1. 2. Bahasan a. Pengetahuan Bidan di Distrik Purwantoro Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa sebanyak 95% responden berpengetahuan baik. Karena rata-rata usia bidan masih muda,mayoritas pendidikan DIII dan sudah mendapatkan informasi tentang IMD.Sedangkan bidan yang berpengetahuan cukup adalah 5% yaitu rata-rata bidan yang lulusan D1 dan bidan yang mendapat informasi tentang IMD dari teman sejawat atau belum mendapatkan pelatihan tentang IMD. Begitu juga dengan bidan yang usianya diatas 35 tahun. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan bidan yang baik sangat dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan informasi. Sedangkan pengetahuan bidan yang masuk dalam kategori cukup jika dilihat dari karakteristis responden dari cara perolehan informasi yang didapat oleh bidan sebagian didapat dari pengalaman melihat 11,6% dan dari teman sejawat 5% sehingga informasi yang didapat kurang lengkap.Sehingga ada yang kurang mengetahui atau kurang memahami tentang IMD. b. Penerapan bidan terhadap IMD Dari hasil penelitian 60 bidan,46 bidan (76,66) menerapkan IMD. Angka ini menunjukkan bahwa penerapan IMD di distrik Purwantoro termasuk dalam kategori baik. Faktor penolong persalinan khususnya bidan yang ditunjang oleh pengetahuan dan pemberian ASI dini dengan IMD merupakan faktor dominan untuk ibu dan bayi. Karena di Distrik Purwantoro mayoritas pertolongan persalinan ditangani oleh tenaga Bidan. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari ketua IBI Distrik Purwantoro, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri juga sudah mengadakan sosialisasi dan pelatihan pada bidan tentang IMD. Meskipun belum pada seluruh bidan. Sedangkan yang tidak menerapkan IMD 14 responden (23,3%). Berdasarkan tabulasi data tentang penerapan IMD, responden yang tidak menerapkan IMD sebagian besar terdapat dalam 1 puskesmas atau puskesmas lain yang secara geografi bersebelahan. Data ini sangat berhubungan sekali dengan teori yang dikemukakan oleh Erfandi (2009) dan hendra (2008) yang peneliti tulis dalam BAB II, bahwa lingkungan baik lingkungan fisik, lingkungan biologis,maupun sosial sangat berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan yang sama. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik antar individu yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku seseorang. c. Hubungan Pengetahuan bidan terhadap penerapan IMD Pada penelitian ini ada hubungan antara pengetahuan bidan di Distrik Purwantoro terhadap penerapan terhadap IMD karena chi-square hitung (56,067 dan 17,067) >chisquare tabel (3,841) . Dari analisis diketahui Asymp. Sig adalah 0,340 dan 0,210, dimana nilai tersebut lebih besar dari pada nilai α = 0,05. Dengan demikian diputuskan untuk menolak H0 danmenerimaH1. E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Setelah dilakukan penelitian Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Bidan Terhadap Penerapan IMD Di Distrik Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2012” ini selesai, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: a. Pengetahuan bidan di Distrik Purwantoro tentang penerapan IMD dalam kriteria baik sebesar 95% b. Bidan yang menerapkan IMD sebesar 76,66 % c. Sehingga ada hubungan antara pengetahuan bidan terhadap penerapan IMD di Distrik Purwantoro karena Chi-square Hitung (56,067 dan17,067) > dari Chi-square Tabel (3,841).Asymp.Sig adalah 0,340 dan 0,210 > dari Asymp.Sig 0,05 yang berarti menolak H0 dan menerima H1. 2. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Bagi institusi pendidikan untuk menambah informasi dan pengetahuan mahasiswa sediakan referensi tentang Inisiasi Menyusu Dini yang lebih lengkap. 2. Bagi Instansi Kesehatan Bagi instansi kesehatan diharapkan dapat mengadakan pelatihan IMD kepada Bidan secara menyeluruh. 3. Bagi Bidan Bagi bidan diharapkan menerapkan metode IMD dalam persalinan. 4. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat membuat penelitian yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arka. D. (2010). Hukum Perizinan. Retrieved th Februari 22 , 2010,from http://dewaarka.wordpress. com/2010/05/25/hukumperizinan/. Aw, Hendra. (2008). Konsep Pengetahuan. Retrieved Januari 27th,2011,fromhttp://ajangb erkarya.wordpress.com/200 8/06/07/konseppengetahuan/. Azwar, A. (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Batam: Binarupa Aksara. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis. Jakarta: Salemba Mardika. Erfandi. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan. Retrieved Januari 27th, 2011,from http://forbetterhealth.wordp ress.com/2009/04/19/penge ta-huan-dan-faktor-faktoryang-mempengaruhi/. Febri. (2011). Pengertian Bidan. Retrieved Januari 16th, 2012,from http://www.bidanshop.blog spot.com Kirana. (2002). Manfaat ASI eksklusif. Retrieved Januari 27th , from http://www.bidanindonesia. org.id Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. . (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pakpahan, H. (2010). Tingkat pengetahuan. Retrieved Januari 27th, 2011,from http://ilmucomputer2.blogs pot.com/2009/10/tingkatpengetahuan.html. Roesli, U. (2008).Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. Soraya. (2005). Penyebab kematian bayi. Retrieved Januari 27th , 2011, from http://www.soraya.wodpres s.com/penyebab-kematianbayi. Yusuf. M. (2009). Konsep Pengetahuan. Retrieved Januari 27th, 2011,from http://www.zonateknik.co.c c/2009/12/konseppengetahuan.html.