BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia disatu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, salah satu caranya yaitu melalui pendidikan. Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Sebagai penanggung jawab pendidikan, peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan memiliki posisi yang sangat penting dan strategis. Masyarakat merupakan lingkungan pertama bagi sekolah, semua siswa yang berada di sekolah berasal dari masyarakat sekitar sekolah. Selama ini masyarakat sebagai bagian dari pengelola pendidikan di sekolah seringkali sebagai pelengkap. Sekolah merupakan kepanjangan pemerintah seringkali memposisikan masyarakat sebagai pelengkap kebijakan sekolah. Peran masyarakat yang semestinya sejajar dengan sekolah, belum tampak bahkan dimarjinalkan. 1 Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Mutu (quality) dewasa ini merupakan isu penting yang dibicarakan hampir dalam semua sektor kehidupan, di kalangan bisnis, pemerintahan, sistem pendidikan, dan sektor- sektor lainnya. Dalam konteks pendidikan, apabila seseorang mengatakan sekolah itu bermutu, maka bisa 1 Subakir dan Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah (Kerjasama Pemerintah RI dan UNICEFUNESCO), 2001, hlm 8. 1 2 dimaknai bahwa lulusannya baik, gurunya baik, gedungnya baik, dan itu bermutu atau tidak seseorang memberikan simbol-simbol dengan sebutan-sebutan tertentu, misalnya sekolah unggulan, sekolah teladan, sekolah percontohan dan lain sebagainya.2 Menurut Pleffer dan Coote sebagaimana dikutip Aan Komariah, secara esensial istilah mutu menunjukkan kepada sesuatu ukuran penilaian atau penghargaanyang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau kinerjanya.3 Menurut B. Suryobroto, konsep mutu mengandung pengertian makna derajat (tingkat keunggulan satu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barangmaupun jasa), baik yang tangible maupun intangible.4 Dalam dunia bisnis, mutu akan selalu terkait dengan proses terjadinya suatu produk barang, maupun jasa dalam keseluruhan rangkaian proses, yakni bagaimana barang atau jasa tersebut dihasilkan dan disajikan kepada customer, dari mulai input bahan baku yang akan diproses, kemudian proses menjadikan bahan baku menjadi bahan jadi, sampai pada output barang/jasa yang dihasilkan. Mutu dalam konteks pendidikan, berkaitan dengan upaya memberikan pelayanan yang paripurna, dan memuaskan bagi para pemakai jasa pendidikan. Dalam sistem penyelengggaraaan pendidkan, aspek mutu (quality) juga akan selalu berkaitan dengan bagaimana input peserta didik, proses penyelenggaraan pendidikan dengan fokus layanan peserta didik, sampai bagaimana output lulusan yang dihasilkan.5 Manajemen sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan adanya partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas. Partisipatif dimaksudkan bahwa semua agenda pengembangan dan peningkatan mutu sekolah melibatkan berbagai pihak seperti pengelola sekolah, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang ikut berkepentingan dalam pendidikan, mulai perencanaan, pelaksanaan, dan 2 Muhammad Fathurrohman, Implementasi Management Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, Teras, Yogyaakarta, 2012, hlm. 42. 3 Aan Komariyah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership; Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm. 9. 4 Amin Wijaya Tunggal, Audit Mutu (Quality Auditing), Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm 2. 5 Bedjo Sujanto, Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum: Mengorek Kegelisahan Guru, Sagung Seto, Jakarta, 2007, hlm. 116. 3 pelaporan. Adanya transparansi atau keterbukaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam pelaporan yang merupakan pertanggung jawaban pengelola sekolah dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah. Dengan adanya partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas maka akan lahir rasa memiliki, kepercayaan, dan partisipasi dari masyarakat. 6 Istilah masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah peran orang tua, lingkungan rumah, masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat industri (perusahaan) di lingkungan sekolah. Banyak yang belum memperhatikan peran masyarakat industri (perusahaan) di lingkungan sekolah. Padahal mereka mempunyai program yang bisa berkaitan dengan pihak sekolah atau pendidikan dan sosial, progam tersebut adalah Coorporate social responsibility atau biasa disingkat CSR. Coorporate social responsibility merupakan suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. Hal ini juga didukung dengan disahkannnya Rancangan Undang-Undang Perseroan Terbatas (RUU PT) yang telah menuai pro dan kontra, terutama terhadap Pasal 74 tentang tanggung jawab 6 Muhammad Fathurrohman, Implementasi Management Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, hlm. 9. 4 sosial dan lingkungan, yang rumusannya, “perseroan dibidang / berkaitan dengan SDA (Sumber Daya Alam) wajib melaksanakan CSR. Perseroan yang tidak melaksanakan CSR dikenai sangsi sesuai peraturan perundang-undangan ”. Menurut Hendrik Budi Untung, A.B Susanto, dan makna Ani Marlina, sebagaimana dikutip oleh Priyanto Susiloadi, mendefinisikan CSR (Coorporate social responsibility) sebagai kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia khususnya masyarakat sekitar dan lingkungan secara berkelanjutan berdasarkan prosedur yang tepat dan profesional. 7 Karena eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat, ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentuka keberhasilan pembangunan bangsa. Menurut Syed Nawab Haider Naqvi dan Afzalur Rahman sebagaimana yang dikutip oleh Heri Sudarsono dalam bukunya konsep ekonomi Islam, mengatakan bahwa dalam sistem ekonomi Islam, negara mempunyai tanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat secara umum. Islam juga mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada sesama lapisan maasyarakat, karena kekayaan meruapakan amanah dari Alllah SWT yang diberiksn manusia untuk digunakan dalam kebaikan. 8 7 Priyanto Susiloadi, Implementasi Corporate Social Responsibility Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, Volume 4, Nomor 2 Oktober 2008 hlm.125 8 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, Ekonisa, Yogyakarta, 2002, hlm 98. 5 Didalam Q. S An- Nahl ayat 71 Allah berfirman : Artinya : Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan ) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah? (Q.S An- Nahl ayat 71). Program CSR yang dijalankan oleh perusahaan di Indonesia sangat beragam, secara umum ada tujuh bidang program garapan CSR, masing-masing adalah Agro bisnis, pendidikan, kesehatan, pendaya gunaan usaha kecil menengah, infrastruktur, pelestarian alam dan budaya, serta penguatan kapasitas kemasyarakatan dan pemerintah. Ketujuh bidang garapan tersebut, perusahaan berusaha mengemas program kegiatan yang menarik dan berkelanjutan, sehingga dapat mengangkat reputasi dan citra perusahaan. 9 Salah satu perusahaan yang mempunyai program CSR untuk pendidikan adalah PT. Djarum. PT. Djarum merupakan salah satu jenis Persereon Terbatas (PT) yang ada di Indonesia, yang bergerak pada produksi rokok kretek. Perusahaan rokok ini harus peduli dan peka terhadap lingkungan sosial. Oleh Karena itu, PT. Djarum mempunyai beberapa program CSR. Dimana CSRnya berdiri diatas empat pilar : Pertama, niat baik, Kedua, lingkungan dan sosial, Ketiga, Keseimbangan, Keempat, kesinambungan usaha ataupun pembangunan. 9 Hendrik Budi Untung, Coorporate Social Responsibility, Sinar Grafika, 2008, hlm. 4 6 Seluruh aktifitas CSR perusahaan ini termanage dalam Djarum Foundation, dimana ada 5 program garapan CSR didalamnya, yaitu : bakti sosial, bakti budaya, bakti lingkungan, bakti olah raga dan bakti pendidikan. Didalam Djarum bakti pendidikan, terdapat beberapa kegiatan/program juga, antara lain: Djarum beasiswa plus/ Beswan Djarum, Bantuan fasilitas pendidikan di beberapa universitas (Universitas Muria Kudus, Universitas Diponegoro, Universitas Paramadina, dan lain-lain) 10 dan di Kudus salah satu program CSR Djarum bakti pendidikan adalah kegiatan Djarum Peduli Madrasah (DPM). Progam Djarum Peduli Madrasah (DPM) ini sasarannya adalah Madrasah Ibtidaiyyah (MI) dan Madrasah Diniyyah (Madin) yang berada di kabupaten Kudus, sebagai komunitas eksternal perusahaan. Dedikasi tinggi dengan memberikan bantuan kepada para guru berupa jaket dan jam dinding, adapun siswa berupa buku tulis dan tas sekolah bagi siswa teladan yang belajar di madrasah tersebut, dengan harapan bisa memotivasi proses kegiatan belajar mengajar di madrasah tersebut. Dalam satu tahun program ini berjalan 3-4 gelombang, dimana setiap gelombang mencakup madrasah- madrasah satu kecamatan setempat. Melihat fakta data atau kenyataan di atas, maka peneliti ingin menelaah lebih dalam mengenai Corporate Social Responsibility dalam meningkatkan mutu madrasah. Maka peneliti mengambil dengan judul penelitian yaitu “Peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Meningkatkan Mutu Madrasah di Kudus (Studi Kasus Program Djarum Peduli Madrasah di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus)” Dipilihnya MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus sebagai tempat penelitian, karena di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dipilih untuk melakukan kerjsama dalam peduli lingkungan dengan PT. Djarum Kudus untuk melaksanakan program Djarum Peduli Madrasah. Selain itu juga MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari 10 http://www.djarumfoundation.org/program_details.php?page=pendidikan diakses tanggal 11/12/2014 7 Gebog Kudus merupakan salah satu madrasah yang menjadi tempat droping barang bantuan untuk madrasah se kecamatan Gebog pada tahun 2014. B. Fokus Penelitian Gejala dalam pandangan kualitatif adalah bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Untuk itu, pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah peran Corporate Social Responsibiilty dalam meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus, karena situasi sosial ini di dalam kelas adalah ruang kelas, guru-siswa, serta aktiviktas proses belajar mengajar. Sehingga fokus penelitian ini adalah: 1. Bentuk Corporate Social Responsibilty (CSR) dalam meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah 2. Bagaimana pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (CSR) pada program Djarum Peduli Madrasah di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus. 3. Apa saja kendala dan solusi yang dialami dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (CSR) program Djarum Peduli Madrasah, dan bagaimana solusinya. C. Rumusan Masalah Melihat latar belakang dan fokus penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk Corporate Social Responsibilty (CSR) dalam meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah (DPM) ? 8 2. Bagaimana pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (CSR) pada program Djarum Peduli Madrasah di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus? 3. Apa saja kendala yang dialami dan solusi yang ditawarkan dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (CSR) program Djarum Peduli Madrasah, dan bagaimana solusinya? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bentuk Corporate Social Responsibilty (CSR) dalam meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (CSR) pada program Djarum Peduli Madrasah di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus. 3. Untuk mengetahui kendala yang dialami dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (CSR) program Djarum Peduli Madrasah, dan bagaimana solusinya. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki nilai akademis yang dapat menambah informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai peran Corporate Sosial Responsibilty dalam meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah. b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai peran Corporate Sosial Responsibilty dalam meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah. 9 c. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan potensi menulis karya-karya ilmiah, sehingga dapat menjadi bekal yang berguna di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Untuk Sekolah Memberikan gambaran akan pentingnya peran Corporate Sosial Responsibilty dalam meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus. Selain itu, pihak sekolah/madrasah dapat menjalin kerjasama dengan masyarakat industri/perusahaan untuk bersamasama meningkatkan mutu sekolah dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. b. Untuk Guru Memberikan input atau masukan bagi guru untuk dapat meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus. c. Untuk Siswa Dapat memberikan pengetahuan bagi siswa dapat meningkatkan mutu madrasah pada program Djarum Peduli Madrasah di MI NU Tsamrotul Wathon Gondosari Gebog Kudus.