1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Komposisi

advertisement
BAB I
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Komposisi pemegang saham di perusahaan publik tidak selamanya tetap.
Selalu ada peluang untuk terjadi perubahan susunan pemegang saham, bahkan
perubahan di level pemegang saham pengendali sekalipun. Dalam perjalanan
waktu karena sebab-sebab tertentu pemegang saham utama atau pendiri (founders)
bisa saja mengalihkan kepemilikannya ke pihak lain.
Pada tahun 2002, Pemerintah RI melalui Kementerian BUMN melepas
41,92 persen saham PT Indosat Tbk (ISAT) ke Temasek Holding Pte. Ltd.
seharga Rp12.950 per saham atau Rp5,62 triliun yang kemudian pada Juni 2008
dilepas lagi oleh Temasek Holding ke Qatar Telecom (QTEL) senilai 2,4 miliar
dolar Singapura atau USD1,8 miliar.
Contoh lain adalah langkah Putera
Sampoerna yang melepas hampir seluruh sahamnya di PT HM Sampoerna Tbk
(HMSP) ke Philip Morris, produsen rokok asal Amerika Serikat. Jika ditelusuri,
masih banyak contoh lain yang bisa digali.
Perjalanan sebuah perusahaan publik memang tidak bisa diterka, karena
hal itu menyangkut sikap manusia yang mengendalikannya. Pada satu kurun
waktu tertentu pihak pengendali sangat antusias untuk mengembangkan
perusahaan seolah-olah seluruh waktunya akan dihabiskan untuk perusahaan.
Namun, pada kurun waktu yang lain karena berbagai alasan seperti himpitan
1
2
utang atau karena ingin kosentrasi di bisnis lain pihak pengendali melepas
mayoritas sahamnya ke pihak lain.
Salah satu perusahaan publik yang berpotensi terjadi perubahan komposisi
pemegang sahamnya adalah PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk. Tabel di bawah
ini menunjukkan informasi pemegang saham PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk.
Tabel 1.1
Komposisi Pemegang Saham PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk.
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Persentase
Ditempatkan dan Kepemilikan
Jumlah
(nilai Nominal
Disetor Penuh
(persen)
Rp. 125)
Non Manajemen
PT TEMAS Lestari Rp1.001.633.468
87.78
Rp125.204.183.500
Manajemen
Harto Khusumo
Rp246.532
00.02
Rp30.816.500
Sutikno Khusumo
Rp1.385.750
00.12
Rp173.218.750
Rp137.764.250
12.08
Rp17.220.531.250
Publik
Rp1.141.030.000
100.00
Rp142.628.750.000
Jumlah
Sumber : Laporan Tahunan PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk. 2012.
PT TEMAS Lestari telah memiliki saham sebesar 87.78 persen saham
perusahaan, normalnya sebagai pemilik saham mayoritas, PT TEMAS Lestari
akan sangat bersemangat untuk mengembangkan perusahaan semaksimal
mungkin. Sangat mungkin pula PT TEMAS Lestari ingin menjadi pemilik tunggal
perusahaan. Hal ini bisa dilakukan melalui aksi korporasi yaitu tender offer.
Rencana
tender offer PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk. ini dapat
dikatakan menarik untuk
diteliti. Penulis menyatakan demikian karena
perusahaan selalu tumbuh dan melakukan ekspansi usaha dibuktikan dengan
3
adanya perbaruan armada kapal. Dengan keadaan yang demikian, adalah suatu
kecenderungan yang alamiah bagi perusahaan untuk melakukan tender offer.
Lebih lanjut tender offer ini dapat berujung pada dua keadaan. Pertama,
tender offer akan mengakibatkan perusahaan yang bersangkutan go private,
meninggalkan pasar modal seutuhnya, seperti yang terjadi pada PT Aqua Golden
Mississippi. Kedua, tender offer tidak mengakibatkan perusahaan yang
bersangkutan go private, seperti pada kasus Sampoerna yang diakuisisi oleh
Phillip Morris.
1.1.1 Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapa nilai pasar wajar
saham publik sebesar 12,08 persen PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk. Nilai
pasar yang dimaksud adalah pasca dilakukannya tender offer.
1.2 Keaslian Penelitian
Berbagai penelitian tentang harga saham perusahaan finansial yang sudah
dilakukan sebelumnya antara lain.
1.
Wijaya (2008) melakukan penelitian atas Pengaruh Rasio Modal Saham
Terhadap Return Saham. Penelitian ini menggunakan metoda Analisis
Regresi Linier Berganda, Pengujian Hipotesis dengan Menggunakan Uji T,
Uji F, dan Uji R2. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa secara simultan
(secara bersama-sama), semua variabel independen (ROE, PER, dan PTBV)
secara signifikan dan positif tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen (return).
4
2.
Muthamainnah
(2007)
melakukan
penelitian
atas
Penentuan
Nilai
Wajar/Intrinsik Saham PT Wijaya Karya untuk Tujuan Initial Public
Offering. Penelitian ini menggunakan Discounted Cash Flow dan Relative
Valuation. Penelitian tersebut menyimpulkan nilai intrinsik per lembar saham
PT Wijaya Karya adalah sebesar Rp222,00 dengan range nilai antara
Rp122,00 sampai dengan Rp310,00. Harga penawaran pada saat IPO sebesar
Rp420,00 adalah overvalued dan harga pasar sekarang sebesar
Rp540,00
adalah overvalued.
3.
Jing, Nissim, dan Thomas (2002) melakukan penelitian untuk menilai
penyertaan modal di perusahaan dengan menggunakan multiples (angka
pengganda). Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari harga, analisis
peramalan dari para analisis dan earning per share dari saham-saham yang
ada di IBES selama tahun 1982 sampai dengan 1999. Hasil dari penelitian ini
adalah bahwa multiples (angka pengganda) yang berdasarkan poryeksi
earning
dapat menjelaskan harga yang wajar dari seluruh sampel data.
Setelah itu earning berdasarkan data historis berada di tempat kedua
sementara itu aliran kas dan book value di urutan selanjutnya serta yang
paling akhir adalah multiple yang berasal dari penjualan.
4.
Jennergen (2006) melakukan penelitian dalam penggunaan continuing value
atau nilai terminal di dalam menilai perusahaan dengan menggunakan model
discounted cash flow (
DCF). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
komponen dari nilai terminal khususnya yang berkaitan dengan capital
expenditure dan tax saving due to depreciation property, plan and equipment.
5
Hasil dari penelitian tersebut adalah model yang digunakan untuk
menghitung nilai terminal cukup sederhana dan konsisten.
5.
Deloof (2002) melakukan penelitian atas hasil penilaian yang dilakukan oleh
bank investasi dan pasar modal pada perusahaan yang melakukan penawaran
saham perdana (IPO). Data yang digunakan adalah hasil penilaian yang
dilakukan oleh bank investasi dan pasar modal atas 33 perusahaan melakukan
IPO di Belgia dalam kurun waktu 1993-2000. Penelitian ini bertujuan untuk
menginvestigasi penilaian yang dilakukan oleh underwriter terhadap
33
perusahaan yang melakukan IPO di pasar modal Belgia dalam kurun waktu
1993 – 2000 kemudian dibandingkan dengan harga yang ditawarkan dan
harga saham pada 1 bulan pertama setelah didaftarkan. Hasil dari penelitian
tersebut adalah bahwa para underwriter tersebut menggunakan beberapa
pendekatan atau metoda yang digunakan dalam menilai saham di mana
metoda discounted cash flow adalah yang paling populer digunakan. Untuk
menentukan harga penawaran biasanya menggunakan Discounted Dividend
Model (DDM). Metoda ini tidak berarti lebih baik atau buruk dibanding
dengan metoda lain, namun dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
penilaian yang menggunakan DDM cenderung menghasilkan nilai yang
underestimate, sementara itu metoda DCF menghasilkan nilai yang tidak
bias. Hasil ini mengindikasikan bahwa underwriter cenderung menghasilkan
nilai di bawah pada saat IPO karena menggunakan DDM.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, dapat
ditarik kesimpulan bahwa metoda yang sering digunakan adalah metoda
6
discounted cash flow. Pada penelitian kali ini peneliti juga menggunakan
pendekatan yang sama yaitu pendekatan pendapatan dengan menggunakan
metoda discounted cash flow, tetapi yang membedakannya adalah objek yang
dijadikan penelitian yaitu menganalisis nilai saham publik PT. Pelayaran
Tempuran Emas Tbk. dalam rangka penawaran tender (tender offer).
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Beberapa Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah.
1. Mengestimasi nilai pasar wajar saham publik sebesar 12,08 persen pada PT.
Pelayaran Tempuran Emas Tbk. dalam rangka tender offer.
2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan yang memperkaya referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya pada bidang yang sejenis atau terkait, khususnya
tentang nilai saham.
1.3.2 Manfaat penelitian
1. Memberikan masukan bagi para praktisi penilai dalam menentukan nilai pasar
wajar dalam rangka tender offer (pembelian kembali saham publik yang
beredar).
2. Sebagai sarana bagi akademisi untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang
penilaian usaha, terutama pendalaman dalam penilaian saham.
3. Bagi investor dan masyarakat pada umumnya, hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan
investasi.
7
4. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan tentang
evaluasi efektivitas pemberlakuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terbaru
tentang tender offer.
1.4 Sistematika Penelitian
Penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I adalah pengantar yang akan
disampaikan uraian tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah,
keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan. Dalam Bab II adalah tinjauan pustaka dan alat analisis yang akan
dipaparkan tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian,
landasan teori, dan alat analisis yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.
Bab III adalah analisis data yang berisi tentang gambaran umum perusahaan,
analisis makro ekonomi dan industri, serta proses penilaian saham dengan
menggunakan beberapa pendekatan dan metoda yang berbeda berdasarkan
analisis data yang sudah diperoleh. Bab IV merupakan bab terakhir yang berisi
kesimpulan dan saran atas hasil penelitian. Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis
yang didapatkan dari penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian, saran yang
disampaikan sebagai sumbangan pemikiran, dan keterbatasan dari penelitian yang
dilakukan.
Download