Khusus D4 Akuntansi Manajerial 63 BAB VIII BIAYA MODAL DANKEBIJAKAN DIVIDEN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Di dalam bab akan diperkenalkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa Polnes Jurusan Akuntansi. Dalam pembahasan ini akan memperkenalkan cost of capital, dan cost of capital dalam penggunaan berbagai metode pemulihan investasi, laba ditahan versus dividen, dividen saham, berbagai kebijakan dividen, stock dividen dan stock splits, serta pembelian kembali saham, disamping itu juga diharapkan mahasiswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berhubungan bab ini. Pendekatan Untuk Pencapaian Tujuan Pembelajaran (Isi) Setelah mempelajari materi ini diharapkan pada mahasiswa akan dapat : 1. menjelaskan pengertian cost of capital;; 2. menjelaskan baya penggunaan dana dari berbagai sumber dana secara Individual; 3. menjelaskan fungsi cost of capital dalam penggunaan berbagai metode memulihan investasi; 4. menjelaskan pengertian laba ditahan “versus dividen”; 5. menjelaskan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen saham perusahaan; 6. menjelaskan berbagai macam kebijakan dividen; 7. menjelaskan pengertian stock dividen, stock splits, dan pembelian kembali saham; 8. menyelesaikan latihan bab 8. 1. Pengertian Cost of Capital Konsep cost of capital (biaya penggunaan modal atau biaya modal) merupakan konsep yang sangat pentingnya dalam pembelanjaan perusahaan.Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Kebanyakan orang beranggapan bahwa biaya penggunaan adalah besarnya tingkat bunga yang ditetapkan dalam kontrak (actual intrest). Hal ini benar jika jumlah uang yang diterima sama besarnya dengan jumlah nominal utangnya. Tetapi sering terjadi bahwa jumlah uang yang diterima itu lebih kecil daripada jumlah nominal utangnya. Dalam hal jumlah hasil penjualan saham preferen lebih kecil daripada harga nominalnya, besarnya biaya penggunaan modal dari saham preferen atau biaya saham preferen (cost of prefered stock) adalah lebih besar daripada tingkat dividen yang telah ditetapkan sebelumnya. Kalau perusahaan menggunakan dana berasal dari laba ditahan (retained earning) haruslah disadari bahwa itupun ada biayanya, yaitu besar rate of return (tingkat pendapatan investasi yang diharapkan diterima oleh para investor, kalau mereka menginvestasikan sendiri atau rate of return yang diharapkan Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara 63 Khusus D4 Akuntansi Manajerial 64 diterima dari saham (expected rate return on the stock). Biaya penggunaan modal yang berasal dari laba ditahan disebut cost of retained earning. Biaya penggunaan modal yang dimaksudkan di sini adalah biaya modal yang sifatnya eksplisit. Biaya penggunaan modal yang eksplisit dari suatu sumber dana sama dengan discount rate yang dapat menjadikan nilai sekarang (present value) dari dana neto yang diterima perusahaan dari suatu sumber dana yang sama dengan nilai sekarang dari semua dana yang harus dibayarkan, karena penggunaan dana tersebut beserta pelunasannya. Pembayaran atau out flows itu adalah dalam bentuk pembayaran bunga, pembayaran utang pokok atau prinsipal, atau dividen. Perhitungan biaya penggunaan modal dapat didasarkan atas perhitungan sebelum pajak (before tax) atau perhitungan sesudah pajak (after tax basis). Biaya modal rata-rata (average cost of capital) biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yaitu dengan membandingkan rate of return dari suatu usul investasi tersebut dengan cost of capital-nya. Oleh karena itu perhitungan rate of return didasarkan sesudah pajak, maka sewajarnya kalau membandingkannya dengan perhitungan dasar sesudah pajak.Dalam perhitungan cost of capital selanjutnya akan didasarkan atas perhitungan sesudah pajak (after tax basis). 2. Biaya penggunaan Dana dari Berbagai Sumber Dana Secara Individual Biaya penggunaan dana dari berbagai sumber dana secara individual dapat dibagi atas. 1. Biaya Penggunaan Modal yang Berasal dari Utang Jangka Pendek Pada dasarnya utang jangka pendek terdiri dari utang dagang (trade accounts payable), utang wesel dan kredit jangka pendek dari bank. Biaya kredit perdagangan (trade credit) adalah explisit. Kalau kita gagal membayar tepat pada waktunya, kita hilangkan kesempatan untuk mendapatkan cash discount. Kalau suatu perusahaan biasanya kehilangan kesempatan mendapatkan cash discount selama setahun, biaya explicit-nya dari kredit dagang tersebut dapat dihitung dengan membandingkan cash discount yang hilang dengan jumlah rata-rata utang dagang selama setahun. Contoh, suatu bank akan memberikan kredit jangka pendek kepada suatu perusahaan sebesar Rp1.000.000,00 dengan tingkat bunga 2% per bulan selama 8 bulan. Bank menetapkan syarat bahwa aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama umur kredit, besarnya premi asuransi tersebut sebesar Rp50.000,00, jumlah uang dibayarkan oleh bank kepada perusahaan sebesar Rp1.000.000,00 - (bunga selama 8 bulan + premi asuransi) Rp1.000.000,00 – (Rp160.000,00 + Rp50.000,00) = Rp790.000,00. Beban yang seharusnya ditanggung oleh penerima kredit sebesar Rp210.000,00 yaitu Rp160.000,00 + Rp50.000,00. Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 65 Dengan demikian biaya kredit sebelum pajak (before tax cost of dedt) selama 210.000 100 26,582% 8 bulan: 790.000 26,582 3,323% Biaya kredit sebelum pajak per tahun 8 Misalnya tarif pajak ditetapkan 50%, maka biaya sesudah pajak 3,323% (1 0,5) 1,6615% per bulan 2. Biaya Penggunaan Modal yang Berasal dari Utang Jangka Panjang Dalam perhitungan biaya penggunaan utang jangka panjang dan umurnya adalah dalam bentuk obligasi. Kita pun harus menghubungkan dana yang kita terima dengan pengeluaran kas karena penggunaan dana tersebut. Contoh, kita akan mengeluarkan obligasi dengan harga nominal per lembar Rp10.000,00 yang mempunyai umur 10 tahun. Hasil penjualan obligasi neto yang kita terima sebesar Rp9.700,00. bunga atau kupon obligasi per tahunnya 4%. Berapa besarnya biaya obligasi tersebut? Dengan menggunakan rumus short cut atau atas dasar kira-kira (approximate method). Ada empat langkah perhitungan cost of bonds jika menggunakan metode ini, yaitu: a. Mengadakan estimasi jumlah rata-rata dari dana yang tersedia bagi kita selama 10 tahun. b. Menghitung biaya rata-rata tahunan (averge amount cost) dari penggunaan dana tersebut. c. Menghitung persentase biaya rata-rata per tahun dari jumlah dana rata-rata yang tersedia. d. Menyesuaikan biaya obligasi itu atas dasar sesudah pajak (after tax basis) Berdasarkan data tersebut di atas kita dapat menghitung cost of bonds, yakni sebagai berikut: a. Dana rata-rata yang tersedia yang akan digunakan selama 10 tahun 9.700 10.000 Rp 9.850,00 adalah sebesar 2 b. Kita harus memperhatikan biaya ekstra sebesar Rp300,00 yaitu selisih antara dana yang diterima (yang efektif dapat digunakan) dengan jumlah dana yang harus dibayar kembali sesudah 10 tahun. Rp 300,00 Jika biaya ekstra distor secara merata = Rp30,00, yaitu 10 ditambahkan pada bunga yang setiap tahunnya dibayarkan. Dengan demikian maka setiap tahun selama 10 tahun kita harus membayar beban sebesar Rp400,00 (4% x Rp10.000,00) plus Rp30,00 (biaya ekstra) sehingga berjumlah Rp430,00 (average annual cost) c. Menghitung persentase biaya tahunan rata-rata dari jumlah dana ratarata yang tersedia. Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 66 430 100 4,36% 9.850 Biaya obligasi sebelum pajak ini dapat pula dihitung secara investasi dalam obligasi yakni sebagai berikut. Biaya obligasi sebelum pajak 10.000 9.700 400 30 430 100 4,36 9.700 10.000 9.850 9.850 2 400 d. Sebagai langkah terakhir adalah menyesuaikan biaya obligasi sebelum pajak atas dasar sesudah pajak. Apabila tingkat pajak 40%, maka biaya sesudah pajak =4,36 (1,0 – 0,4) = 2,62% 3. Biaya penggunaan modal yang berasal dari saham preferen 4. Biaya penggunaan modal yang berasal dari Laba yang ditahan (cost retained Earning) 5. Biaya penggunaan modal yang berasal dari emis saham biasa baru 3. Fungsi Cost of Capital dalam Penggunaan Berbagai Metode Pemulihan Investasi Sering kita jumpai istilah cost of capital atau biaya penggunaan modal dalam uraian pemilihan berbagai metode pemilihan investasi yang mendasarkan pada “Discounted Cash Flow”, yaitu metode net present value, profitabity Indeks, dan Internal Rate Of Returnt (IRR). Dalam metode ini menegaskan pada fungsi Cost of capitaldalam berbagai metode. Dan pengertian cost of capital disini dimaksudkan sebagai biaya penggunaan yang menyeluruh (over all cost of capital) atau weighted Cost Of Capital. Net Present Value, dan Profitability Indeks merupakan untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu investasi, sehingga cost of capital berfungsi sebagai “discount rate”, yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari pricees dari pengeluaran investasi. Apabila nilai sekarang dari suatu proceeds atas dasar discount rate tersebut, yaitu sebesar cost of capital lebih besar daripada nilai sekarang dari pengeluaran investasinya sehingga nilai sekarang neto atau net present valuenya positif, maka usul investasi tersebut dapat diterima. Apabila ada perubahan biaya dari usul proyek investasi lebih besar daripada C.O.C-nya, maka usul proyek investasi Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 67 tersebut harus ditolak. Kalau ada beberapa usul dari C.O.C, tersebut dan itulah usul-usul investasi yang dapat diterima. Contoh Ali sebagai pemimpin suatu perusahaan sedang mempertimbangkan empat (4) usulan proyek investasi, yaitu: Usul Investasi Proyek A Proyek B Proyek C Proyek D Cost Of Capital 10 % Besarnya Dana Investasi yang diperlukan Rp.10.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Estimasi Rate Of Returnt 15 % 13 % 8% 5% Berdasarkan C.O.C, sebesar 10 %, maka kita hanya akan memilih usul-usul proyek investasi A, B saja yang diterima, karena rate of Returnnya masingmasing lebih besar dari pada C.O.C-nya. Sedangkan usul proyek investasi C dan D harus ditolak, karena rate of returnnya lebih kecil daripada C.O.C-nya. Contoh tersebut jika digambarkan diagramnya akan nampak sebagai berikut. 25 % Rate of Teturn 20 % 15 % - 25 % Cost Of Capital 10 % 5% - A B C D 0 5 10 15 20 (x Rp.1.000.000,00 Investasi Gambar 8.1 25 4. Laba Ditahan “Versus Dividen” Laba ditahan (Retained Earning) adalah merupakan laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu yang belum dapat dibagikan kepada pemilik modal oleh masing-masing pesero. Laba ditahan sebagai salah satu sumber paling penting untuk membiayai perusahaan, sedangkan Dividen Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 68 merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor. Semua perusahaan membutuhkan adanya pertumbuhan perusahaan, namu semua sebagian laba bagi perusahaan juga mempunyai kewajiban dalam membayarkan dividen yang akan dibagikan kepada masing-masing pemegang sahamnya, sehingga kedua tujuan tersebut agar sukar dicapai, karena kedua tujuan tersebut saling bertentangan. Dikatakan saling bertentangan, karena semakin tinggi jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka semakin kecil pula jumlah laba yang ditahan mengendap dalam perusahaan, sebaliknya semakin besar laba ditahan yang mengendap dalam perusahaan, maka semakin kecil pula jumlah dividen yang akan dibagikan kepada masing-masing pemegang sahamnya. Persentase dari laba yang akan diterima pemegang saham disebut sebagai cash dividen, hal ini disebut sebagai payout ratio, sehingga semakin tinggi payout yang ditetapkan perusahaan, maka semakin kecil dana yang tersedia dalam perusahaan atau dengan kata lain semakin kecil dana yang tertanam dalam perusahaan, sehingga memiliki keterbatasan dalam mengembangkan kegiatan operasional usaha perusahaan tersebut. Disini peranan manajemen keuangan untuk menetapkan alokasi laba bersih setelah pajak untuk menentukan berapa besarnya laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan berapa besarnya laba ditahan sebagai dana cadangan yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional normal perusahaan. 5. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Saham Perusahaan Adapun faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan dapat dibagi atas : a. Posisi likuiditas perusahaan b. Kebutuhan dana untuk membayar utang c. Tingkat pertumbuhan perusahaan d. Pengawasan terhadap perusahaan. ad.a. Posisi likuiditas perusahaan Posisi kas atau likuiditas dalam perusahaan merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibagikan/dibayar kepada masing-masing pemegang saham. ad.b. Kebutuhan dana untuk membayar utang Apabila perusahaan mempunyai/memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perusahaan, maka sebelumnya harus sudah ada perencanaan lebih awal, sehingga dapat membayar kembali utang-utang yang segerah jatuh tempo, sebagai alternatif lain yang harus disediakan perusahaan adalah dana sendiri yang bersal dari laba Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 69 ditahan, yang disediakan perusahaan sebagai cadangan bagi perusahaan, untuk memenuhi semua kewajiban terhadap pihak ketiga yang segerah jatuh tempo. Jika perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya diambil dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian laba untuk ditahan, dengan tujuan untuk kepentingan pembayaran utang yang segerah jatuh tempo tersebut. ad.c. Tingkat pertumbuhan perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar kebutuhan dana untuk membiayai perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut biasanya perusahaan lebih senang menahan labanya daripada membayarkan sebagian dividen kepada pemegang saham, mengingat batasan-batasan operasional yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. ad.d. Pengawasan terhadap perusahaan. Variabel yang penting lainnya adalah pengendalian atau pengawasan terhadap perusahaan, ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai expansinya dengan dana yang bersal dari internal perusahaan Kebijakan tersebut dilakukan atas pertimbangan, kalau expansi dibiayai dengan dana abstrak yang berasal dari penjualan saham baru, maka akan melemahkan pengendalian dari kelompok dominasi di dalam perusahaan 6. Berbagai Macam Kebijakan Dividen Ada beberapa macam dividen yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu : a. Kebijakan dividen yang stabil. b. Kebijakan menetapkan jumlah dividen, minimal plus jumlah ekstra tertentu. c. Kebijakan dividen, menetapkan dividen payout ratio yang konstan d. Kebijakan dividen yang fleksibel. ad.a. Kebijakan dividen yang stabil. adalah merupakan suatu kebijakan dimana jumlah perlembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif sama, sekalipun laba setiap tahun tetap berfluktuasi/berubah-ubah. Dividen yang stabil ini, jika dipertahan untuk beberapa tahun kemudian laba yang diperoleh perusahaan semakin baik relatif permanen, maka besarnya dividen perlembar saham dapat dinaikan. ad.b. Kebijakan menetapkan jumlah dividen, minimal plus jumlah ekstra tertentu. adalah perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen terhadap pemegang saham, diberikan batas yang minimal untuk setiap lembar saham, dengan catatan disamping dividen dibayarkan kepada para pemeBab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 70 gang saham, juga diberikan tambahan ekstra diluar dividen yang dibayar kan, besar kecilnya jumlah dividen yang akan dibayarkan tergantung pada besar kecilnya jumlah lembar saham yang dimiliki oleh masingmasing pemegang saham, dan atau tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. ad.c. Kebijakan dividen, menetapkan dividen payout ratio yang konstan adalah perusahaan yang menjalankan kebijakan dengan menetapkan rasio dividen yang dibayarkan dengan persentase konstan (tetap) sebesar 50 %, yang berarti jumlah dividen perlembar saham dibayarkan setiap tahunnya berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih setelah pajak setiap tahun. ad.d. Kebijakan dividen yang fleksibel. adalah penetapan rasio pembayaran dividen setiap tahun berubah, disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan tersebut, sehingga besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sangat tergantung dari besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh setiap tahunnya. 7. Stock Dividen, Stock Splits, dan Pembelian Kembali Saham a. Stock Dividen Salah satu persoalan yang penting dalam politik dividen adalah masalah yang berhubungan dengan stock dividen. Stock dividen sebetulnya hanya merupakan pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock), bukan dalam bentuk kas. Dengan demikian stock dividen hanya merupakan pemberian tambahan saham kepada para pemegang saham. Dan pemberian stock dividen tidak akan merubah modal sendiri, melainkan merubah struktur modal sendiri dari perusahaan. Dan penetapan stock dividen berarti merupakan suatu kapitalisasi dari sebagian laba ditahan, ini berarti jumlah laba ditahan akan berkurang sebesar jumlah laba yang dikapitalisasi. Contoh PT Citra Mandiri di Samarinda menetapkan pemberian stock dividen yang mempunyai struktur modal sendiri sebagai berikut. Saham biasa (nominal) Rp.1.000,-/lbr saham x Rp.4.000,-Rp 4.000.000,Agio saham (capital surplus) …………………………… Rp 2.000.000,Laba ditahan sebasar ……………………………………. Rp14.000.000,Jumlah Modal sendiri sebesar ……………………… … Rp20.000.000,Misal memberian stock dividen ditetapkan sebesar 10 %, yaitu sebanyak 400 lembar saham (10 % x 4.000 lbr) saham, harga pasar saham PT Citra Mandiri sebesar Rp1.500,-/lembar. Untuk memiliki 400 lembar saham. Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 71 Sehingga struktur modal sendiri dari PT Citra Mandiri setelah adanya penetapan pemberian stock dividen akan nampak sebagai berikut. Saham biasa nominal Rp.1.000,-/lembar saham 4.400 Rp 4.400.000,Agio Saham (Capital Surplus) ……………………. Rp 2.200.000,Laba ditahan sebesar ……………………………… Rp13.000.000,Jumlah Modal sendiri sebesar …………………….. Rp20.000.000,Stock dividen seharga Rp.600.000,- yaitu diperoleh dari hasil perkalian jumlah lembar saham (400 lbr x Rp1.500,-) dipindahkan dari laba ditahan ke rekening saham biasa dan capital surplus. Oleh karena itu nilai nominalnya tetap sama, yaitu sebesar Rp1.000,- perlembarnya, maka tambahan jumlah lembar saham biasa mengakibatkan tambahan saham biasa sebesar Rp.400.000,- diperoleh dari 400 lbr. x Rp1.000,- dan sisanya sebesar Rp.200.000,- yaitu (Rp600.000,- Rp400.000,-) ditambahkan pada capital surplus. Perusahaan lebih suka menahan kas lebih banyak untuk membiayai usahanya selama ada kesempatan terutama yang bertujuan untuk keperuan investasi yang mungkin dapat meningkatkan laba bagi perusahaan. Perusahaan pada saat melakukan stock dividen, maka terlebih dahulu dilakukan pengumuman terutama ditujukan pada pemegang saham, kalau saham perusahaan bersumber dari beberapa orang pemegang saham. Sekarang bagaimana kalau dividen ditinjau dari sudut pandang saham, apakah dengan pemberian stock dividen pemegang saham akan naik ?, untuk menjawab pertanyaan ini secara teoritis mengatakan bahwa bertambahnya jumlah lembar saham yang diterima sebagai stock dividen tidak akan menaikan pendapatan bagi para pemegang saham, dan bahkan dengan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar, maka pendapatan perlembar saham akan berkurang secara proporsional. Untuk lebih jelasnya berikut diberikan contoh dengan berpedoman pada contoh di atas, adalah sebagai berikut : Contoh Diketahui bahwa laba yang akan dibagikan sebagai cash dividen sebesar Rp4.000.000,- sebelum ada stock dividen, maka pendapatan perlembar saham sebesar sbb. Rp4.000.000,= Rp1.000,00 embar 4.000 Kemudian setelah ada stock dividen, maka jumlah lembar saham menjadi berubah, yaitu 4.400 lembar saham, ini berarti pendapatan perlembar saham setelah ada stock dividen menjadi berubah, yaitu. Rp4.000.000,= Rp.909,00 4.400 lembar. Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 72 Ditetapkan bahwa pemberian stock dividen b. Stock Splits adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah yang lebih banyak, serta diikuti pengurangan nilai nominal perlembar secara proporsional. Untuk memahami stock splits ini, maka berikut diberikan contoh dengan tetap merujuk pada Contoh diatas, yaitu : Sebelum ada stock splits: Saham biasa nominal (Rp1.000,-/lembar) saham 4.000 = Rp 4.000.000,Agio saham (Capital Surplus) ……………………. = Rp 2.000.000,Laba ditahan ……………………………………… = Rp14.000.000,Jumlah Modal Sendiri Sebesar ………………… = Rp20.000.000,Setelah ada Stock Splits, maka : Saham biasa (nominal Rp500,-/lbr. Saham 8.000,- lembarRp4.000.000,Agio saham (capital surplus) ……………………… Rp 2.000.000,Laba ditahan …………………………………… Rp14.000.000,Jumlah modal sendiri sebesar ……………………… Rp20.000.000,Dengan demikian perubahan hanya terletak pada nilai nominal saham dan diakui pada perubahan jumlah lembar saham, namun pada prinsipnya sama saja, karena kita melihat jumlah aktiva saham yang dimiliki itu sama saja, demikian pula dengan laba ditahan. c. Pembelian Kembali Saham (Purchasing of Stock) Perusahaan mempunyai kas yang berlebihan, disatu pihak tidak memiliki kesempatan untuk melakukan investasi yang mendatangkan laba bagi perusahaan, dilain pihak maka cara paling baik dilakukan bagi kepentingan pemegang saham adalah mendistribusikan dananya. Pendistribusian dana tersebut dapat dijalankan dengan pembelian kembali saham atau dengan cara membayar kembali dana tersebut sebagai cash dividen kepada para pemegang saham. Apabila tidak ada pajak penghasilan (orang pribadi) dan biaya transaksi, secara teoritis tidak ada bedanya antara kedua alternatif tersebut. Contoh Suatu perusahaan mempunyai pendapatan sebesar harga pasar sbb: Laba setelah Pajak sebesar …………………… Rp 1.000.000,Jumlah lembar saham yang beredar ………………… Rp 10.000,Pendapatan perlembar saham …………………… Rp 100,Harga saham per lembar (ex- dividen) ……………… Rp 1.425,Price/earning rasio ………………………………….. Rp 1.425,- Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 73 Misalnya: Perusahaan akan mendistribusikan Rp750.000,- dengan cara pemberian cash atau pembelian kembali saham. Kalau investor menghendaki cash dividen dan nilai dari saham sebelum dividen dan yang dibayarkan adalah Rp75.000,- yaitu dividen yang diharapkan, dengan perhitungan sebagai berikut. Rp750.000,Plus Rp1.425,- (Harga pasar) sehingga menjadi Rp1.500,10.000 lbr. Contoh Perusahaan memilih mengadakan pembelian kembali saham dan membuat tawaran kepada pemegang saham dengan harga sebesar Rp.1.500,- maka jumlah yang dapat dibeli dengan nilai Rp.750.000,- adalah sebanyak 500 lbr. Pendapatan perlembar. Saham setelah pembelian kembali saham akan berubah menjadi. Rp1.000.000,= Rp105,26 10.000 – 500. Apabila price/earning rasio tetap 14,25 maka harga pasar dari saham tersebut sebelum dividen akan menjadi 14,25 x Rp105,26 = Rp1.500,yaitu sama dengan harga pasar saham sebelum dividen menggunakan pendistribusian dana atau dengan cara membayarkan sebagian cash dividen. Dalam contoh di atas equilibrium purchace price juga adalah sebesar Rp.1.500,- perlembar saham. Secara teoritis harga equilibrium yang ditawarkan dalam pembelian kembali saham adalah sbb: P P = PX + S Dimana P = Harga Equilibrium pembelian kembali saham PX = Harga perlembar saham atas dasar ex-dividen D = Jumlah dana yang akan didistribusikan S = Jumlah lembar saham yang beredar sebelum ada pendistrIbusian dana. Kalau angka-angka di atas kita masukan dalam rumus tersebut, hasilnya akan menjadi : Rp.1.000.000,P = Rp.1.425,- + = Rp.1.425,- + Rp.75,- = Rp.1.500,10.000 Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 74 Rp.1.000.000,P= = Rp105,26 10.000 – 500 Apabila ditawarkan harga lebih rendah dari Rp1.500,- pemegang saham yang menjual sahamnya akan menderita kerugian dalam bentuk berkurangnya kekayaan dibandingkan dengan mereka yang mempertahankan sahamnya. Harga yang lebih tinggi akan mengakibatkan adanya retribusi dari kekayaan yang lebih mendatangkan keuntungan bagi mereka yang menjual sahamnya. Saham yang lebih tinggi akan mengakibatkan adanya restribusi dari kekayaan yang lebih menguntungkan dibanding dengan mereka yang menjual sahamnya. Cara yang ditempuh perusahaan dalam pembelian kembali saham yang dilakukan dalam praktik, yaitu dikenal dalam dua cara, yaitu : 1. Melalui tender offer 2. Melalui pembelian kembali saham di Pasar. a.d.1. Melalui tender offer yaitu perusahaan yang mengajukkan penawaran resmi kepada pemegang saham untuk membeli kembali sejumlah lembar saham dengan harga tertentu. ad.2. Melalui pembelian kembali saham di Pasar yaitu dilakukan melalui makelar dengan cara yang sama, seperti investor yang lain. Latihan 8 Soal 1 PT. Muara Sungai Mahakam dalam memenuhi sumber dana investasinya yang menghabiskan dana sebesar Rp.800.000.000,00 dari beberapa sumber dana. Jumlah masing-masing sumber pendanaan dan karakteristiknya adalah : a. Obligasi senilai Rp.200.000.000,00 Obligasi yang dikeluarkan dengan nilai nominal sebesar Rp.200.000,00 per lembar, dengan bunga 20 % per tahun dan berjangka waktu selama 5 tahun. Obligasi dijual dengan harga Rp.185.000,00 per lembar. Pajak 30 %. b. Saham Preferen senilai Rp.160.000.000,00 Saham preferen dijual dengan harga Rp.12.500,- per lembar dengan memberikan dividen secara tetap harga pasar Rp.9.000,- per lembar, dengan memberikan dividen secara tetap sebesar Rp.1.800,- per lembar. Biaya emisi sebesar Rp.250,- per lembar. Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 75 c. Saham biasa senilai Rp.440.000.000,- Saham ini laku dijual dengan harga pasar Rp.9.000,- per lembar, dan dividen akan dibayarkan sebesar Rp.1.250,- per lembar dengan pertumbuhan 4 %. Diminta a. Berapa biaya modal individual b. Berapa biaya modal rata-rata tertimbang Soal 2 PT Maju Lagi merencanakan sebuah proyek investasi yang diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp900.000.000,-. Dana tersebut Rp100.000.000, merupakan modal kerja, dan sisanya modal tetap dengan nilai residu diperkirakan sebesar Rp200.000.000,- dan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun. Proyeksi penjualan selama usia ekonomis diperkirakan sebagai berikut : Tahun 1 Rp450.000.000,Tahun 2 Rp500.000.000,Tahun 3 Rp550.000.000,Tahun 4 Rp600.000.000,Tahun 5 Rp650.000.000,Struktur biaya pada proyek ini adalah biaya variabel 40 %, dan biaya tetap tunai selain penyusutan sebesar Rp30.000.000,- per tahun. Pajak yang diperhitungkan sebesar 30 %. Kebutuhan dana untuk investasi sebesar Rp900.000.000,- dana tersebut terdiri dari beberapa sumber dana dengan komposisi dan karakteristik sebagai berikut : 1. Obligasi senilai Rp270.000.000,Obligasi yang dikeluarkan dengan nilai nominal sebesar Rp250.000,- per lembar, dengan bunga 20 % per tahun dan berjangka selama 5 tahun. Obligasi dijual dengan harga Rp225.000,- per lembar. 2. Saham Preferen senilai Rp180.000.000,Saham Preferen dijual dengan harga Rp10.000,- per lembar dengan memberikan dividen secara tetap sebesar Rp1.500,- per lembar. Biaya emisi Rp150,- per lembar. 3. Saham biasa senilai Rp450.000.000,Saham ini laku dijual dengan harga pasar Rp7.500,- per lembar , dan dividen akan dibayarkan sebesar Rp900,- per lembar dengan pertumbuhan 5 %. Diminta Apakah proyek tersebut layak ? (cost of capital dibulatkan satuan persen penuh ke atas) Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 76 Soal 3 PT Subur Rezeki tahun lalu memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp240.000.000,- dari laba tersebut akan membagikannya sebagai dividen tunai sebesar Rp78.000.000,- Laba tersebut telah tumbuh dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6 % per tahun selama 5 tahun. Tahun ini perusahaan memperoleh laba sebesar Rp320.000.000,-. Kesempatan untuk menginvestasikan dana yang ada senilai Rp300.000.000,-. Hitunglah dividen yang dibayarkan bila perusahaan menggunakan kebijakan : a. Dividen payout ratio yang konstan b. Pertumbuhan dividen yang stabil c. Residual dividen bila dipertahankan debt to total ratio 40 %. Bab.viii. Biaya modal dan kebijakandividen (akuntansi .polnes. La Ode Hasiara