pengumuman yudisium fkip 2017

advertisement
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
PROGRAM STUDI : - PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN)
- PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
STATUS TERAKREDITASI
Alamat: Jl. Yos Sudarso 107 Pabean, Dringu Telp. (0335) 422715 – Probolinggo 67271
PENGUMUMAN YUDISIUM
Nomor : 86/B.3.4/FKIP-UPM/V/2017
A. PERSYARATAN YUDISIUM :
1. Pengumpulan revisi ujian skripsi dan sudah ditandatangani pengesahan
dosen penguji paling lambat 13 Mei 2017.
2. Persyaratan Yudisium:
a. Mengisi formulir yudisium
b. Fotocopy bukti lunas dari Biro II (sampai April 2017)
c. Fotocopy KHS (nilai harus lengkap).
d. Pengumpulan skripsi 3 eksemplar, artikel skripsi (contoh terlampir)
dan CD beserta lunas biaya penjilidan Rp 100.000,- ke fakultas (Wakil
Dekan II)
e. Mengisi formulir yudisium dilengkapi pas foto:
Laki-laki
: jaz berdasi
Perempuan
: kebaya sanggul
f. Fotocopy legalisir ijazah SMA
g. Fotocopy biaya yudisum Rp 175.000,- ke fakultas (Wakil Dekan II)
h. Paling lambat pendaftaran yudisium tanggal 13 Mei 2017
i.
Pelaksanaan Yudisium pada Sabtu, 20 Mei 2017 berpakaian putih hitam
beralmamater (gladi bersih 1 hari sebelumnya).
Probolinggo, 2 Mei 2017
D e k a n,
ttd
Dr. M. SULTHON, M. A.
NIP. 197205152006041003.
CONTOH
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI GOTONG ROYONG MELALUI KEARIFAN
BUDAYA LOKAL PETIK LAUT KECAMATAN MAYANGAN KOTA
PROBOLINGGO DALAM MATA PELAJARAN IPS
(STUDI PADA KELAS V SDN SUKABUMI 4 KOTA PROBOLINGGO)
Ludfi Arya Wardana, S.Pd., M.Pd/0857 366 717 46/
[email protected]
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Panca Marga Probolinggo
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) pembelajaran nilai-nilai gotong royong
dalam mata pelajaran IPS kelas V SDN Sukabumi 4 Kota Probolinggo, (2) nilai-nilai kearifan
budaya lokal Petik Laut Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, (3) implementasi nilai-nilai
gotong royong melalui kearifan budaya lokal petik laut pada mata pelajaran IPS kelas V SDN
Sukabumi 4 Kota Probolinggo. Data dikumpulkan dengan metode penelitian kualitatif dengan
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan tokoh masyarakat,kepala sekolah, urusan
kurikulum, dan guru. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif dan analisis hasil yang
dipakai adalah menggunakan kualitatif dengan analisis data non statistik, dalam bentuk paparan
deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pembelajaran nilai-nilai gotong royong
menunjukan bahwa sebagaian siswa sudah mencerminkan karakter gotong royong; (2) nilai-nilai
kearifan budaya lokal petik laut yang dimiliki, seperti: (a) nilai kebersamaan, (b) nilai tenggang
rasa, dan (c) nilai gotong royong; (3) implementasi nilai-nilai gotong royong melalui kearifan
budaya lokal petik laut menunjukan bahwa siswa melakukan dengan kegiatan kerja bakti,
kerjasama membuang sampah tanpa memandang status sosial, dan mampu berbagi ketika istirahat
tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, status sosial, agama maupun perbedaan umur.
Kata kunci: nilai-nilai gotong royong, budaya petik laut, pembelajaran IPS.
Abstract: The purpose of this research to describe (1) learning the values of mutual cooperation in
the social studies grade V SDN Sukabumi 4, Probolinggo, (2) the values of local culture wisdom
Sea quotation District of Mayangan Probolinggo city, (3) the implementation of the values of
mutual cooperation through local culture wisdom sea quotation in social studies grade V SDN
Sukabumi 4 Probolinggo city. Data were collected with a qualitative research method by
observation, interviews, and documentation with community leaders, school principals, curriculum
matters, and teachers. Type of research is descriptive and analytical results to use qualitative nonstatistical data analysis, in the form of descriptive exposure. The results showed that (1) learning
the values of mutual cooperation shows that students are already reflecting in part the character
of mutual aid; (2) the values of local culture wisdom sea quotation, such as: (a) the value of
togetherness, (b) the value of tolerance, and (c) the value of mutual cooperation; (3) the
implementation of the values of mutual cooperation through local culture wisdom quotation sea
showed that the students do with the activities of voluntary work, cooperation throw trash
regardless of social status, and were able to share during a break, regardless of their gender,
social status, religion or age difference.
Keywords: the values of mutual cooperation, cultural sea quotation, social studies
dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan
PENDAHULUAN
Masyarakat
sebagai
disekitarnya. Ini merupakan sikap positif yang harus di
masyarakat yang heterogen dimulai dari Sabang sampai
lestarikan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
Merauke.
kokoh dan kuat.
Di
Indonesia
dalam
dikenal
masing-masing
kesatuan
kemasyarakatan yang membentuk bangsa, baik yang
Kearifan budaya lokal berupa petik laut
berskala kecil ataupun besar, terjadi proses-proses
merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan.
pembentukan dan perkembangan budaya yang berfungsi
Pelestarian budaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
sebagai penanda jati diri bangsa tersebut. Di Indonesia
pengenalan pada pendidikan dasar. Pendidikan dasar
proses-proses demikian itu telah terjadi sejak zaman
(sekolah dasar) merupakan lahan yang efektif dalam
prasejarah, pada berbagai (suku) bangsa yang menghuni
pengenalan budaya petik laut karena dalam dunia SD
berbagai kawasan di dalam wilayah Indonesia sekarang
dapat melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
ini.
(IPS) yang disitu disisipkan materi-materi tentang
Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan
yang
tidak
terpisahkan,
manusia
Mencermati paparan di atas peneliti melakukan
merupakan pendukung kebudayaan. Setiap makhluk
studi pendahuluan berupa wawancara. Berdasarkan hasil
manusia akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya
wawancara yang telah diinformasikan oleh Bapak
akan
demikian
Kamsi Arianto, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah
Mencermati
SDN Sukabumi 4 Kota Probolinggo pada tanggal 06
konsepnya, antara lain dikemukakan C. Kluckhohn
Juni 2016, tepatnya pada hari senin jam 09.00 di ruang
(dalam
kepala sekolah SDN
diwariskan
seterusnya
untuk
(Poerwanto,
Poerwanto,
dan
makhluk
budaya petik laut.
keturunannya,
2010:87-88).
2010:76),
ditekankan
bahwa
kebudayaan merupakan proses belajar dan bukan
Sukabumi 4 Kota Probolinggo, mengungkapkan bahwa
sesuatu yang diwariskan secara
biologis. Oleh
peserta didik disekolahnya dalam memahami suatu
karenanya kebudayaan merupakan pola tingkah laku
budaya yang ada di sekitar lingkungan khususnya di
yang dipelajari dan disampaikan dari satu generasi ke
Kota Probolinggo sendiri sangat kurang. Ini disebabkan
generasi berikutnya. Contoh yang paling nyata adalah
kurangnya pengetahuan dan wawasan dari peserta didik
dalam hal kebersamaan atau budaya gotong royong
dalam menerima pelajaran. Salah satunya juga yaitu
yang terkandung dalam nilai-nilai kearifan budaya lokal
kurangnya rasa ingin tahu yang mengakibatkan peserta
petik laut.
didik acuh tak acuh akan nilai budaya disekitar terkait
Nilai-nilai budaya petik laut memiliki sikap
pembelajaran yang diberikan. Hal ini sangat diperlukan
gotong royong. Masyarakat yang melakukan kegiatan
suatu inovasi dan motivasi bagi pendidik untuk
budaya petik laut dilakukan dengan adanya kesadaran
memberikan suatu pembelajaran yang lebih baik lagi.
setiap masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Ida
cara gotong royong. Nilai-nilai budaya petik laut mulai
Ayu Komang Sintia Dewi (2014) hasil penelitiannya
dilakukan menjadi bagian hidup masyarakat pesisir
menunjukan bahwa latar belakang pemertahanan tradisi
khususnya Kota Probolinggo. Budaya petik
laut
Petik Laut di Desa Pekutatan berkaitan erat aspek-aspek
tersebut, kita bisa menemukan sikap gotong royong ini
dari tradisi Petik Laut yang dapat di pakai untuk
karena mungkin di daerah lain tidak ada sikap ini
pengembangan
suplemen
sejarah
bahari
dan
pembelajaran. Selain itu, peneliitian terdahulu yang
tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dilakukan oleh Tomi Latu Farisa (2010) menunjukkan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
bahwa ritual Petik Laut Muncar, yang merupakan
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
ekspresi spiritual komunitas nelayan pesisir Muncar, di
berbagai metode alamiah.
masa ini telah mengalami transformasi menjadi ajang
Penelitian ini jenis penelitian adalah kualitatif
pesta rakyat. Transformasi ini berakibat dua hal.
deskriptif karena mendeskripsikan suatu fenomena yang
Pertama, ritual ini menjadi ruang tempat munculnya
terjadi disuatu tempat. Kualitatif deskriptif dalam
konflik
Desa
penelitian kualitatif bertujuan untuk mengembangkan
kedungrejo (dan pesisir Muncar pada umumnya),
pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang
Kedua, ritual ini menjadi ruang terbuka bagi masuknya
diteliti sehingga sifat penelitianya eksploratif dokumen.
berbagi kelompok kepentingan sosial ekonomi yang
Sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai
terpenuhi kepentingannya karena semakin besarnya
suatu totalitas sesuai dengan latar belakang atau
skala pesta rakyat yang menyertai penyelenggaraan
konteksnya masing-masing dengan maksud memahami
ritual Petik Laut.
berbagai kaitan yang ada diantara unsur-unsur yang
di
keseharian
masyarakat
nelayan
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik
untuk
melakukan
penelitian
dengan
judul
terkandung di dalamnya.
Penelitian
deskriptif
ini
peneliti
sebagai
“Implementasi Nilai-Nilai Gotong Royong melalui
instrumen utama sekaligus pengumpul data, sekaligus
Kearifan
Kecamatan
sebagai observer partisipan. Penelitian ini dilakukan
Mayangan Kota Probolinggo dalam Mata Pelajaran IPS
oleh peneliti dengan hadir secara langsung ke lapangan.
(Studi pada Kelas V SDN Sukabumi 4 Kota
Penelitian dilakukan di SDN Sukabumi 4 Kota
Probolinggo)”.
Probolinggo yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta
Budaya
Lokal
Petik
Laut
Nomor 72 Kota Probolinggo.
Setiap penelitian bertujuan mencari data yang
METODE
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dan
sebenar-benarnya melalui sumber data. Sumber data
jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau
kualitatif
ini
tindakan orang yang diamati atau diwawancarai. Maka
bermaksud mengetahui dan mendeskripsikan secara
sumber data dari penelitian ini adalah tokoh masyarakat,
rinci tentang Implementasi Nilai-nilai Gotong Royong
guru dan Kepala Sekolah 3 di SDN Sukabumi 4 Kota
melalui Budaya Petik Laut Kecamatan Mayangan Kota
Probolinggo. Pengumpulan data dengan cara observasi,
Probolinggo dalam pembelajaran IPS. Peneliti akan
wawancara mendalam, dan dokumentasi.
yang
digunakan
dalam
penelitian
melakukan kegiatan di lapangan sejak dari penjajakan
Pada peneltian ini analisa dilakukan dengan
lokasi penelitian, studi orientasi sampai dengan kegiatan
cara reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
studi secara terfokus.
Tahap selanjutnya pengecekan keabsahan data, tahap ini
Penelitian kualitatif menurut Moleong, Lexy J.
dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan kecukupan
(2007:6) adalah penelitian yang bermaksud untuk
referensial sehingga mendapatkan data yang sesuai
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
dengan harapan. Selanjutnya, tahap-tahap penelitian
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
dari persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian.
Selain itu wawancara yang dilakukan pada kepala
sekolah menunjukkan siswa memiliki kepeduliam
HASIL PENELITIAN
Data tentang pembelajaran IPS gotong royong
diperoleh dari
observasi
kegiatan para
nelayan,
terhadap temannya, serta guru memberi contoh yang
baik untuk siswa. Urusan kurikulum menjelaskan bahwa
wawancara tokoh masyarakat serta dokumentasi foto.
guru
Siswa
pembelajaran beracuan pada RPP. Karakter yang
diberikan
pembelajaran
dengan
memberi
bersifat
relative
memberikan
muncul,
luar kelas dan di dalam kelas.
kekeluargaan muncul saat siswa peduli akan kesulitan
Pembelajaran nilai-nilai gotong royong dalam mata
yang dihadapi teman dan orang lain, dan upaya untuk
pelajaran IPS kelas V SDN Sukabumi 4 Kota
bersama-sama memberikan solusi atau jalan keluar dari
Probolinggo
masalah yang ada.
Karakter
sesama
Hasil observasi mengenai kemauan tolong
wawancara
tentang
menolong dan kerja sama menunjukkan siswa diberikan
pembelajaran gotong royong menunjukkan siswa sangat
kesempatan untuk leluasa dalam mencerminkan sikap
memiliki rasa empati dan antusias dalam memberikan
tersebut di luar dan dalam kelas. Hal ini didukung hasil
bantuan kepada yang membutuhkan seperti di luar kelas
wawancara kepada guru PPKN tentang pembelajaran
dan membantu kesulitan seperti di dalam kelas. Hasil
gotong royong, menunjukkan siswa sangat antusias dan
wawancara yang dilakukan kepada urusan kurikulum
semangat sling tolong menolong dalam kegiatan kerja
tentang karakter yang muncul dalam pembelajaran
bakti disekolah dikarenakan tidak adanya pembelajaran.
gotong royong, siswa sikap tenggang rasa atau peduli
Selain itu hasil wawancara dengan kepala sekolah
itu di luar kelas dan di dalam kelas kadang-kadang
menunjukkan hal yang sama terlihat siswa antusias
kurang peduli tetapi masih ada sebagian. Untuk guru
memberi pertolongan dan guru antusisas memberi
sendiri
untuk
arahan. Kepala urusan kurikulum berpendapat bahwa
menumbuhkan rasa peduli karena guru bersifat relatif
sikap tersebut muncul dalam suatu kegiatan secara
dan dalam memberikan pembelajaran guru beracuan
bersama-sama. Karakter yang muncul, seperti: Tolong
pada RPP.
Menolong
berdasarkan
masih
butuh
tenggang
Kekeluargaan.
rasa
manusia,
sikap
Sikap
dalam
kesempatan untuk leluasa dalam melakukan interaksi di
Mengenai
seperti:
dan
hasil
konsistensi
guru
Karakter yang muncul, seperti: Sikap
Dan
Bekerja
Sama.
Karakter
tolong
Kekeluargaan. Karakter kekeluargaan muncul saat siswa
menolong dan bekerjasama muncul saat siswa bersama-
peduli akan kesulitan yang dihadapi teman dan orang
sama kerja bakti membersihkan mushola. Sikap
lain, dan upaya untuk bersama-sama memberikan solusi
berkorban untuk kepentingan bersama
atau jalan keluar dari masalah yang ada. Hasil observasi
Hasil
observasi
peneliti
mengenai
sikap
sikap kekeluargaan dan silahturahmi sesama manusia
berkorban untuk kepentingan bersama mrnunjukkan
menunjukkan
dalam
siswa diberikan kesempatan untuk menunjukkan sikap
pembelajaran agar memiliki rasa kekeluargaan. Hal ini
berkorban untuk kepentingan bersama di dalam atau di
didukung hasil wawancara guru menunjukkan siswa
luar kelas. Hal ini juga didukung hasil wawancara guru
sangat memiliki rasa empati dan tanggung jawab pada
menunjukkan siswa sangat antusias dan bersemangat
diriny dan pada teman dalam memberikan contoh
dalam memberikan bantuan kepada yang membutuhkan
sebagai penanggung jawab di dalam dan di luar kelas.
dengan lebih mementingkan kepentingan bersama
siswa
diberi
pemahaman
daripada kepentingan pribadi. Selain itu wawancara
Sukabumi 4. Hasil observasi yang dilakukan peneliti
yang dilakukan kepada kepala sekolah menunjukkan
Pada kegiatan memperingati budaya lokal petik laut
sikap berkorban tergantng dari individualnya karena
yaitu dengan mengadakan lomba petik laut ini warga
tidak semua orang memiliki sikap tersebut. gurupun
diajak untuk ikut berpartisipasi dalam memeriahkan dan
memberikan bimbingan dan pemahaman kepada siswa.
memperingati tradisi yang sudah ada sejak turun
Urusan kurikulum menjelaskan bahwa guru sendiri
temurun. Dan dalam perlombaannya warga membagi
masih butuh konsistensi guru untuk menumbuhkan rasa
beberapa kelompok yang terdiri dari sepuluh orang atau
peduli
dalam
lebih dalam melombakannya. Kegiatan ini diusahakan
memberikan pembelajaran guru beracuan pada RPP.
adanya kerja keras dan kerjasama dari kelompok dalam
Karakter yang muncul, seperti: Berkorban Untuk
melakukan kegiatan tersebut. Hasil wawancara kepada
Kepentingan Bersama. Karakter tenggang rasa muncul
tokoh masyarakat tentang nilai-nilai kearifan budaya
saat siswa memberikan bantuan.
lokal petik laut, Pada waktu adanya lomba petik laut itu
karena
guru
bersifat
relatif
dan
Hasil observasi karakter kesadaran duduk sama
rendah berdiri
menunjukkan siswa
mengikuti dan meramaikan acaranya. Seperti pada saat
diharapkan dapat menunjukkan sikap duduk sama
lomba mendayung dan menghias kapal mereka sangat
rendah, berdiri sama tinggi. Hal ini juga didukung hasil
memperlihatkan rasa gotong royongnya karena dalam
wawancara guru menunjukkan siswa memiliki rasa
lomba ini membutuhkan kerjasama dari satu tim untuk
kesadaran tidak membeda-bedakan teman yang satu dan
menyelesaikannya. Berbagai data yang telah dihimpun
yang lain. Selain itu wawancara yang dilakukan pada
dengan observasi, wawancara, dokumentasi dapat
kepala sekolah menunjukkan siswa tidak menonjolkan
disimpulkan menunjukkan bahwa kegiatan lomba petik
walaupun sebenarnya mereka mampu tapi mereka tidak
laut dengan mendayung kapal secara bersama-sama
memperlihatkannya karena semua tetap sama memiliki
untuk mencapai finish dan menghias kapal seindah
harkat dan derajat yang sama pula. Dan guru disini sama
mungkin. Karakter yang muncul, seperti: Nilai Gotong
selalu memberikan motivasi dan ajaran kepada mereka
Royong. Karakter nilai gotong royong muncul saat
agar tidak salah dalam bertindak. Urusan kurikulum
warga dan para nelayan menunjukkan upaya sungguh-
menjelaskan
butuh
sungguh dalam mendayung dan menghias kapal, dan
konsistensi guru untuk menumbuhkan rasa peduli
warga serta para nelayan sangat antusias dalam
karena guru bersifat relatif dan dalam memberikan
berpartisipasi memperingati tradisi budaya lokal petik
pembelajaran guru beracuan pada RPP. Karakter sikap
laut. Karakter yang muncul, seperti: Tenggang rasa.
duduk sama rendah, berdiri sama tinggi bahwa semua
Karakter tenggang rasa muncul saat siswa memberikan
orang memiliki harkat dan derajat yang sama muncul
santunan dan bantuan, dan upaya untuk bersama-sama
saat siswa bersama-sama membaur tanpa membeda-
merasakan, memahami kesulitan yang dialami orang
bedakan satu sama lain.
lain.
Nilai-nilai
sama tinggi,
warga nelayan mayangan sangat antusias dalam
bahwa
kearifan
guru
sendiri
budaya
lokal
masih
Petik
Laut
Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo
Hasil penelitian tentang implementasi nilainilai gotong royong mata pelajaran IPS kelas SDN
Implementasi nilai-nilai gotong royong melalui
kearifan budaya lokal petik laut pada mata
pelajaran IPS kelas V SDN Sukabumi 4 Kota
Probolinggo
Hasil observasi nilai kebersamaan melalui
membantu sesama baik di luar kelas dan di dalam kelas.
sikap kekeluargaan dan silahturahmi sesama manusia
Siswa diharapkan dapat menunjukkan sikap tenggang
menujukkan siswa diberikan pembelajaran dengan
rasa pada diri siswa sendiri. Hal ini juga di dukung hasil
diberikan tugas kerja kelompok dan mencerminkan nilai
wawancara kepada guru, siswa sangat antusias dalam
kebersamaan siswa diberikan ajaran untuk dapat
melakukan kegiatan dan tugas yang diberikannya seperti
mencerminkan dan menumbuhkan nilai kebersamaan
tugas laporan lapangan secara kelompok baik di luar
melalui sikap kekeluargaan dan silaturahmi sesama
kelas dan di dalam kelas untuk mencerminkan rasa
manusia dalam melakukan interaksi di luar kelas dan di
tenggang rasa. Selain itu, wawancara yang dilakukan
dalam kelas. Hal ini juga di dukung hasil wawancara
kepada Kepala Sekolah, nilai yang ada siswa memiliki
kepada guru menunjukkan siswa
kebersamaan
melalui
sikap
memiliki
nilai
rasa ketiga nilai seperti nilai kebersamaan, nilai
kekeluargaan
dan
tenggang rasa dan nilai gotong royong yang dapat
silaturahmi sesama manusia seperti yang terlihat di luar
dilihat
kelas maupun di dalam kelas saat bekerja sama
memberikan
mengerjakan tugas. Selain itu, wawancara
kurikulum
yang
dari kegiatan siswa
seperti kerja
bakti,
santunan,
gotong
royong.
Urusan
menjelaskan
bahwa
terdapat
adanya
dilakukan kepada Kepala Sekolah menunjukkan siswa
peningkatan pada diri siswa dan siswa sangat antusias
siswa memiliki rasa ketiga nilai tersebut seperti nilai
apabila dalam penerapan atau praktek belajar yang
kebersamaan, nilai tenggang rasa dan nilai gotong
diberikan
royong yang dapat dilihat dari kegiatan siswa seperti
kebudayaan petik lautnya sendiri siswa kebanyakan
kerja bakti, memberikan santunan, gotong royong.
kurang tahu. Berbagai data yang telah dihimpun dengan
Urusan kurikulum menjelaskan bahwa Siswa dalam
observasi, wawancara, dokumentasi dapat disimpulkan
pengimplementasian nilai-nilai itu sendiri terdapat
menunjukkan bahwa kegiatan belajar kelompok ini
adanya peningkatan pada diri siswa dan siswa sangat
mencerminkan rasa solidaritas dan empati siswa yang
antusias apabila dalam penerapan atau praktek belajar
tertanam dalam dirinya ada. Karakter yang muncul,
yang diberikan oleh guru secara berkelompok. Dan
seperti: Nilai Tenggang rasa. Karakter tenggang rasa
kebudayaan petik lautnya sendiri siswa kebanyakan
muncul saat siswa bersama-sama mengerjakan tugas
kurang tahu. Berbagai data yang telah dihimpun dengan
kelompok
observasi, wawancara, dokumentasi dapat disimpulkan
menyelesaikannya secara bersama-sama.
menunjukkan bahwa kegiatan belajar bersamasama atau
belajar
kelompok
ini
secara
diberikan
berkelompok.
oleh
guru
Dan
dan
Hasil observasi mengenai sikap gotong royong
melalui kemauan tolong-menolong dan bekerja sama
kebersamaannya ada. Karakter yang muncul, seperti:
menunjukkan siswa diberikan pembelajaran dengan
Nilai
memberikan
Karakter
mencerminkan
yang
guru
nilai
Kebersamaan.
hal
oleh
Nilai
Kebersamaan
kesempatan
untuk
leluasa
dalam
muncul saat siswa belajar secara bersama-sama atau
melakukan interaksi di luar kelas dan di dalam kelas.
belajar kelompok dengan antusias membantu satu sama
Siswa diharapkan dapat menunjukkan sikap gotong
lain.
royong pada diri siswa sendiri. Hal ini juga di dukung
Hasil observasi mengenai nilai tenggang rasa
hasil wawancara kepada guru menunjukkan siswa
menunjukkan siswa diberikan pembelajaran dengan
sangat memiliki bersemangat dalam bersama-sama
diberikan kesempatan untuk dapat merasakan dan
melakukan kegiatan kerja bakti seperti yang terlihat di
luar kelas ataupun di dalam kelas. Selain itu, wawancara
bagi jasmani atau rohani, 10) dikehendaki masyarakat,
yang dilakukan kepada Kepala Sekolah menjelaskan
11) berhubungan dengan apresiasi atau minat.
menunjukkan siswa sangat memiliki bersemangat dalam
Pada pembelajaran Gotong Royong dalam mata
bersama-sama melakukan kegiatan kerja bakti seperti
pelajaran IPS kelas V SDN Sukabumi 4 Mayangan,
yang terlihat di luar kelas ataupun di dalam kelas. Selain
Probolinggo kegiatan belajar yang dilakukan siswa
itu, wawancara yang dilakukan kepada Kepala Sekolah.
antara lain yaitu belajar kelompok dengan di berikan
Urusan kurikulum menjelaskan bahwa Siswa dalam
tugas membuat laporan lapangan yang tercermin suatu
pengimplementasian nilai-nilai itu sendiri terdapat
karakter yang di dalam pembelajaran 75 Gotong
adanya peningkatan pada diri siswa dan siswa sangat
Royong. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003
antusias apabila dalam penerapan atau praktek belajar
pasal 3 menyebutkan pendidikan nasional berfungsi
yang diberikan oleh guru secara berkelompok. Dan
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
kebudayaan petik lautnya sendiri siswa kebanyakan
bangsa yang bermartabat. Ada 9 pilar pendidikan
kurang tahu. Berbagai data yang telah dihimpun dengan
berkarakter, diantaranya adalah: 1) Cinta Tuhan dan
observasi, wawancara, dokumentasi dapat disimpulkan
segenap ciptaanya, 2) Tanggung jawab, kedisiplinandan
menunjukkan bahwa kegiatan kerja bakti, memberikan
kemandirian, 3) Kejujuran/amanah dan kearifan, 4)
santunan kepada orang yang mengalami kesulitan dan
Hormat dan santun, 5) Dermawan suka menolong dan
membutuhkan bantuan dan hal ini mencerminkan nilai
gotong royong/kerjasama, 6) Percaya diri, kreatif dan
gotong royong sesamanya ada. Karakter yang muncul,
bekerja keras, 7) Kepemimpinan dan keadilan, 8) Baik
seperti: Nilai gotong Royong. Karakter gotong royong
dan rendah hati, 9) Toleransi kedamaian dan kesatuan.
muncul saat siswa bersama-sama melakukan kerja bakti
Pengimplementasinnya sudah sesuai dengan
dan bersama-sama memberikan santuna dan bantuan,
tercerminnya nilai-nilai antara lain: Nilai Kebersamaan,
dan upaya untuk bersama-sama merasakan, memahami
Nilai Tenggang Rasa, dan Nilai Gotong Royong.
kesulitan yang dialami orang lain.
Karakter nilai yang muncul pertama pada saat peserta
didik bersama-sama bekerja bakti baik membersihkan
dan memperbaiki taman di lingkungan Sekolah 76 tanpa
PEMBAHASAN
Fungsi dari Nilai-Nilai Kearifan Budaya Lokal
ada paksaan dari pihak manapun. Kedua, para peserta
Petik Laut Kec. Mayangan sudah mencakup 11 fungsi
didik SDN Sukabumi 4 Mayangan, Probolinggo mau
nilai dari nilai itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Setiadi,
membantu
Hakam, dan Effendi (2006:124) mengatakan fungsi nilai
melakukan pekerjaan,
sebagai berikut: 1) menyempurnakan manusia, 2)
mengangkat bak sampah secara bersamasama untuk
memuaskan hasrat manusia dan menyebabkan manusia
memindahkan sampah yang ada ke tempat sampah.
tertarik, 3) 74 untuk menilai, 4) untuk bertingkah laku,
Ketiga, para peserta didik kelas V SDN Sukabumi 4
5) pembimbing menyeleksi tujuan atau perilaku, 6)
toleran terhadap perbedaan terbukti dengan saling
memandang sesuatu yang penting dalam hidup, 7)
menghargainya setiap warga sekolah dengan perbedaan
menggerakkan perilaku atau perbuatan dan menolak
status sosial. Keempat, para peserta didik kelas V SDN
perbuatan,
menyebabkan
Sukabumi 4 menghargai perbedaan terbukti dengan
pertimbangan dan jadi standar atau prinsip, 9) berguna
adanya kesadaran dari peserta didik jika berbagi tidak
8)
menggerakkan
atau
sesamanya
apabila
misalnya
kesulitan
saat
kerja
dalam
bakti
lah harus melihat perbedaan. Perbedaan jenis kelamin,
perilaku siswa terutama dalam implementasi nilai-nilai
status sosial, agama maupun perbedaan umur.
kearifan budaya lokal terkait materi gotong royong, dan
orang tua hendaknya menjadi tauladan bagi anak-
SIMPULAN DAN SARAN
anaknya, meningkatkan bimbingan dan pengarahan
Simpulan
belajar serta menciptakan suasana keluarga yang penuh
Disimpulkan nilai-nilai kearifan budaya lokal
petik laut yang dimiliki oleh kelas V SDN Sukabumi 4
dengan keharmonisan, kedamaian dan kasih sayang
rangka menciptakan prestasi beajar anak.
Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo seperti (1)
nilai kebersamaan, (2) nilai tenggang rasa, dan (3) nilai
Daftar Pustaka
gotong royong semakin baik da nada perubahan itu
Ayu Komang Sintia Dewi, Ida. 2014. Pemertahanan
Tradisi Budaya Petik Laut oleh Nelayan Hindu
dan Islam di Desa Pekutatan, Jembrana - Bali.
(Online),
dalam
ProQuest
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/arti
cle/viewFile/4153/3272, diakses 21 April 2016.
dibuktikan dengan adanya perubahan sikap dengan
melakukan berbagai kegiatan seperti kerja bakti, belajar
kelompok dan memberi santunan.
Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini,
dapat
disarankan siswa hendaknya menyadari akan kewajiban
sebagai pelajar, pewaris, dan penerus bangsa, yaitu
belajar
dengan baik,
mengikuti pengarahan dan
bimbingan dari orang tua dan guru serta patuh terhadap
orang tua atau guru agar mencapai potensi yang baik.
Dapat mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam sebuah
tradisi budaya yang ada utamanya di daerah sendiri
karena tradisi budaya merupakan jati diri bangsa dan
harus tetap dijaga dan dilestarikan, guru hendaknya
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undangundang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Latu Farisa, Tomi. 2010. Ritual Petik Laut Dalam Arus
Perubahan Sosial di Desa Kedungrejo, Muncar,
Banyuwangi,
Probolinggo,
Skripsi
S1.
Yogyakarta : Prodi Sosiologi Agama Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
(Online),
http://digilib.uin.suka.ac.id/3405/1/BAB%20I,V,
%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, diakses 21
April 2016.
lebih memanfaatkan fungsi RPP sebagai guru agar lebih
siap dalam melakukan pembelajaran,
membentuk
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
kompetensi, dan karakter siswa dengan perencanaan
yang matang. Guru dapat menjadi motivator yang dapat
membangkitkan gairah dan semangat belajar serta
Poerwanto, Hari. 2010. Kebudayaan dan Lingkungan
dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
mendorong siswa untuk belajar, dengan menggunakan
variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta
menunjang pembentukan karakter secara utuh dengan
mengenalkan nilai-nilai kearifan budaya lokal yang ada
terkait materi gotong royong, sekolah yang diteliti
berusaha lebih baik dalam mengevaluasi kebijakannya,
khususnya dalam program pembinaan sikap dan
Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia: Kajian
Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Download