BAB 1 PENGANTAR 1. 1 Latar Belakang Tanah merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, hal ini karena tanah merupakan sumber daya alam terbatas dan tidak terbarukan namun digunakan untuk menunjang berbagai aktivitas manusia baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Tanah merupakan bahan baku utama dalam mengawali proses pembangunan suatu infrastuktur. Tanpa adanya tanah maka pembangunan tidak dapat dilaksanakan. Sifat tanah yang terbatas dan tidak terbarukan tersebut menjadikan persediaan dan luasnya tetap namun permintaan akan tanah terus meningkat seiring dengan tingginya jumlah pertumbuhan penduduk dan pesatnya perkembangan kota. Hal ini menjadikan tanah memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dipengaruhi oleh tingkat demand (permintaan) and supply (penawaran). Tanah dalam arti yuridis adalah sebagai permukaan bumi yang telah diberikan batasan resmi oleh Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Konsep tanah berdasarkan Hukum Tanah Nasional (HTN) terdiri dari dua jenis yakni, tanah negara dan tanah hak. Tanah negara ialah tanah yang dilekati dengan sesuatu hak. Definisi ini memberikan pengertian bahwa tanah-tanah yang dilekati oleh suatu Hak Atas Tanah (HAT) tercantum dalam Pasal 16 UUPA. Pengertian dari tanah hak ialah tanah yang dilekati oleh suatu HAT dan diatur dalam Pasal 16 UUPA. HAT oleh masyarakat umumnya, dikenal dengan Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) (Sumardjono, 2008: 144). 1 Tanah tidak hanya memiliki hak, namun juga memiliki nilai dan harga. Nilai tanah (land value) merupakan perwujudan dari kemampuan sehubungan dengan pemanfaatan dan penggunaan tanah (Berry, et al., 1993). Nilai tanah terdiri dari dua jenis yakni tanah yang diusahakan (improved land) dan tanah yang tidak diusahakan (unimproved land). Nilai tanah yang diusahakan ialah harga tanah ditambah dengan harga bangunan yang terdapat diatasnya. Pengertian nilai tanah yang tidak diusahakan adalah harga tanah tanpa bangunan diatasnya (Sukanto, 1985). Harga tanah (land prize) salah satu refleksi dari nilai tanah dan sering digunakan sebagai indeks bagi nilai tanah. Definisi singkat ini dapat diartikan bahwa harga merupakan cerminan dari nilai tanah tersebut. Menurut Kurdinanto, dkk. (2007) menjelaskan bahwa tanah memiliki hubungan erat dengan rumah, bangunan atau tanaman yang berdiri diatasnya, sehingga pada hakekatnya benda-benda yang berdiri diatasnya merupakan kesatuan dari tanah tersebut. Adanya investasi pada tanah secara terus-menerus mengakibatkan harga tanah juga meningkat. Hal ini disebabkan karena harga tanah merupakan harga pasar tidak sempurna (imperfect market), yang artinya bahwa harga tanah tidak mungkin turun karena tidak berimbangnya supply and demand (Lucky, 1997). Sebidang tanah akan memiliki nilai atau harga yang tinggi apabila terletak pada lokasi yang strategis (aktivitas ekonomi tinggi, mudah dijangkau dan tersedia infrastruktur yang lengkap). Harga tanah bergerak turun seiring jarak dari pusat kota (produktif) ke arah pedesaan (konsumtif). Pada daerah sub-sub pusat kota, harga tanah tersebut naik kemudian turun mengikuti jarak dan tingkat aktivitas diatasnya (Lucky, 1997). 2 Berkembangnya kota-kota besar di Indonesia serta semakin pesatnya pertumbuhan kawasan industri khusunya di Kota Semarang, menjadikan kota ini mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk. Data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik Kota Semarang menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk. Sumber: BPS, 2003-2013 (diolah) Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Semarang Tahun 2003 – 2013 Semarang merupakan Ibukota Jawa Tengah yang memiliki luas 373,70 Km2 dan terbagi menjadi 16 kecamatan serta 177 kelurahan. Kota ini terletak antara garis 6°50’ - 7°10’ lintang selatan (LS) dan garis 109°35’ - 110°50’ bujur timur (BT). Sebelah barat Kota Semarang dibatasi Kabupaten Kendal, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa (BPS, 2014: 2). Salah satu kecamatan yang terletak di sebelah barat Kota Semarang ialah Kecamatan Ngaliyan. Sebelum menjadi sebuah kecamatan, Ngaliyan merupakan kelurahan di dalam wilayah Kecamatan Tugu. Seiring dengan berjalannya waktu 3 serta melihat potensi luas wilayah dan pengembangannya akhirnya Ngaliyan berubah menjadi sebuah kecamatan. Ngaliyan memiliki letak strategis karena menjadi penghubung antara Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Terlebih kawasan ini lokasinya cukup tinggi menjadikannya bebas banjir dan sangat cocok untuk dijadikan kawasan hunian. Ngaliyan juga memiliki fasilitas umum yang memadai seperti adanya pasar tradisional, sarana peribadatan, terminal angkutan umum, sekolah umum dan pusat kesehatan. Melihat potensi yang dimiliki menunjukkan bahwa Kecamatan Ngaliyan merupakan daerah yang berkembang. Kawasan Industri Candi Semarang merupakan kompleks perkantoran dan pergudangan yang berdiri di atas lahan seluas 450 hektar dan bebas banjir yang terletak di Kawasan Jalan Gatot Subroto, Purwoyoso, Ngaliyan Semarang. Kawasan industri lain yang sedang dibangun untuk memenuhi permintaan pasar akan lokasi kawasan industri ialah Kawasan Industri Jababeka. PT. Jababeka merupakan perusahaan pengembang kawasan industri yang berpusat di Kota Tangerang dan saat ini sedang membangun kawasan industrinya di Ngaliyan, Semarang. Berbagai perusahaan nasional dan multinasional dari 30 negara diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Australia, Jepang, Cina, Taiwan, Singapura, Malaysia dll dan telah mempekerjakan lebih dari 700.000 pekerja serta 4.300 ekspatriat yang awalnya berpusat di Tangerang dan menjadi mitra bisnis PT. Jababeka, saat ini mulai beralih mendirikan pabrik di Ngaliyan, Semarang. Hal ini selain Ngaliyan letaknya strategis dan aksesnya yang mudah karena dekat dengan jalan utama menuju Jakarta juga karena upah buruh yang relatif lebih murah serta harga tanah di Semarang separuh dibandingkan dengan di Jabodetabek (Darmono, 2015). 4 Melihat kondisi pertumbuhan industri yang menjanjikan didukung dengan lokasi strategis di Kecamatan Ngaliyan, PT. XYZ1 yang terletak di Kecamatan Ngaliyan saat ini memiliki lahan kosong seluas 8.759 m2. Salah satu metode penilaian terhadap lahan kosong adalah dengan menggunakan metode Land Development Analysis (LDA). Menurut Supardi, dkk. (2010: 120-121) metode land development analysis dapat digunakan apabila lahan yang dinilai terletak di daerah yang telah berkembang, di mana data pasar yang wajar dari lahan di daerah tersebut sulit diperoleh, tetapi data pasar untuk jenis properti yang telah dikembangkan dapat diperoleh, seperti sewa rumah, ruko, perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan (mall) dan lain-lain. Metode land develeopment analysis mengasumsikan lahan/tanah yang dikembangkan menjadi properti sebagaimana data yang tersedia di pasar dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Penerapan metode ini, untuk menentukan indikasi pendapatan atau nilai pasar tanah yang tertinggi dan terbaik, dengan menentukan proyeksi pendapatan bersih yang diperoleh selama jangka waktu investasi/pengembangan, dengan dikurangi biaya pengembangan (development cost) dan di present value-kan. Menurut Supriyanto (2005: 24) penerapan metode Land Development Analysis (LDA) untuk menentukan nilai dari suatu properti (tanah dan bangunan) yaitu dengan menggunakan residual method (teknik nilai sisa). Residual method terdapat 3 (tiga) teknik untuk memperoleh indikasi nilai, dalam penerapannya tergantung pada data yang tersedia, jika data bangunan yang tersedia maka menggunakan teknik nilai sisa tanah, apabila tanah yang diketahui maka rnenggunakan teknik nilai sisa bangunan dan teknik nilai sisa properti. Dengan 1 PT. XYZ adalah bukan nama yang sesungguhnya 5 menggunakan Analisis High and Best Use (HBU) dan teknik Land Development Analisis (LDA) diharapkan pengembangan atas lahan kosong milik PT. XYZ menjadi lebih optimal dan memberikan keuntungan yang maksimal. 1.1.1 Rumusan Masalah Kecamatan Ngaliyan berada pada posisi yang strategis karena menjadi penghubung antara Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Dengan adanya potensi dan perkembangan di Kawasan Ngaliyan sebagai pusat kota sebelah barat Kota Semarang menjadikan Kawasan Ngaliyan sebagai kota satelit. Selain itu, lokasinya yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini bebas banjir dan sangat cocok untuk dijadikan kawasan hunian. Kecamatan Ngaliyan dulu dikenal sebagai sentra produksi jambu batu (klutuk) karena hampir seluruh area pertanian di sana merupakan kebun jambu. Seiring dengan perkembangan zaman, area kebun jambu kini sebagian besar telah beralih fungsi menjadi kawasan komersil. PT. XYZ merupakan salah satu pengembang properti di Kawasan Ngaliyan yang masih memiliki lahan kosong yang belum dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dilihat bagaimana seharusnya lahan kosong dapat memberikan manfaat yang besar bagi PT. XYZ, dan dapat memberikan keuntungan yang paling maksimal. 1.2 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan metode Residual Method antara lain: Skarzynski (2006) menjelaskan bahwa Residual Method merupakan salah satu metode penilaian properti yang sering digunakan untuk menilai real estate agar menghasilkan keuntungan yang maksimal. Guna 6 memudahkan pembaca memahmi residual method maka Skarzynski memberikan dua contoh penilaian dengan metode ini, pertama penilaian rumah yang dibangun dari hasil agunan bank dan kedua ialah penilaian gedung perkantoran dengan mempertimbangkan kemampuan atau daya beli konsumen. Hasil yang diperoleh dari dua penilaian objek yang berbeda dengan menggunakan metode residual ialah bahwa metode ini merupakan alat penting untuk menilai properti selama proses pembangunan investasi berlangsung. Metode ini berlaku untuk bangunan kecil atau rumah (pada contoh 1), bangunan besar atau gedung (pada contoh 2) serta bangunan mixed (lebih kompleks). Seluruhnya memerlukan data pembanding dari pasar sekitar real estate yang merupakan bagian dari penilaian property. Penggunaan metode residual memerlukan skill dan pengalaman mengukur berdasarkan kondisi bangunan oleh sebab itu penilaian menggunakan metode residual harus dilakukan oleh penilai properti yang berpengalaman dengan berbagai macam pendekatan penilaian. Metode residual selain digunakan menilai real estate agar menghasilkan keuntungan yang maksimal, metode ini juga dapat digunakan untuk memaksimalkan business value dari suatu real estate, sehingga dihasilkan business value lebih tinggi dibandingkan dengan real estate value-nya. Penelitian ini mengambil contoh sebuah restaurant, dengan menggunakan metode residual nilai bisnis dari restaurant mampu diprediksi lebih tinggi dan lebih menghasilkan banyak keuntungan dibandingkan dengan nilai properti (bangunan fisik) dari restaurant tersebut. Lima strategi untuk memaksimalkan business value dan meminimalkan real estate value yakni dengan cara: 1. operating real estate is a business; 2. goodwill is a part of real estate value a. loyalti b. brand c. we are 7 better; 3. franchise and branch on hotels and shopping center; 4. equity yields applied to the entire Nett Operating Income (NOI) as a cap rate; 5. the cost approach equals value (Miller, 2005). Manfaat lain yang diperoleh dengan menggunakan metode residual ialah mampu mengkorelasikan antara sewa pasar dan harga tanah pada lokasi yang berbeda melalui regression analysis. Hasil korelasi antara sewa pasar dan harga tanah pada lokasi yang berbeda menghasilkan indikasi nilai yang lebih reliable (Wolverton, 1993). Boyd dan Boyd (2012) menguji pengukuran komponen tanah di Australia untuk shopping center dari investasi properti sebagai ad valorem berbasis pajak serta menggunakan perbandingan data pasar sebelum membangun sebuah model untuk menemukan kriteria yang spesifik dengan melakukan perbandingan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai komponen tanah dari sebagian besar shopping center di Australia didapatkan dari perbandingan tanah kosong dan peningkatan penjualan menggunakan variabel-variabel dari Moving Annual Turnover (MAT) dan Gross Lettable Area (GLA) sebagai variabel kunci dari penilaian. Penilaian tanah kosong yang akan dibangun sebuah shopping center dengan menggunakan price quality regression mengindikasikan bahwa penyewa bersedia membayar sewa bila 3 elemen seperti lokasi, kualitas dan kondisi dari suatu tanah kosong yang akan dibangun sebuah shopping center tersebut disimulasikan dapat memberikan banyak keuntungan (Wincott, 2012). Financially feasible land residual technique mampu mengestimasi penjualan resort dan villa dari tahun ke tahun berapa jumlah unit yang terjual sampai terjual habis, nilai tanah didapatkan 8 dari total penjualan dikurangi dengan total biaya hasilnya dibagi luas tanah per m2 (Schwartz, 2011). Penjelasan bisa diringkas seperti pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Ringkasan Literatur No Penulis 1 Skarzynski (2006) Judul Metodologi Residual Method of Property Valuation. Residual Method. Temuan 1. metode residual merupakan alat penting untuk menilai properti selama proses pembangunan investasi berlangsung; 2. penggunaan metode residual harus dilakukan oleh penilai properti yang memiliki banyak pengalaman dengan berbagai macam pendekatan penilaian seperti a. comparable properties approach , b. the revenue generating approach , c. the cost approach; 3. penggunaan metode residual memerlukan skill dan pengalaman teknik mengukur berdasarkan kondisi bangunan dan kemampuan untuk memperhitungkan nilai wajar; 4. penggunaan metode residual yang tepat memerlukan data pembanding dari pasar sekitar real estate yang merupakan bagian dari penilaian properti melihat dari harga transaksi dan sewa. 2 Miller (2005) The Land Residual Theory and the Absence of a Business Value for Real Estate as an Operating Bussines. The Land Residual Theory. Penelitian ini menghasilkan 5 strategi untuk memaksimalkan business value dan meminimalkan real estate value : 1. operating real estate is a business; 2. goodwill is a part of real estate value a. loyalti b. brand c. we are better; 3. franchise and branch on hotels and shopping center; 4. equity yields applied to the entire Net Operating Income (NOI) as a cap rate; 5. the cost approach equals value. 3 Wolverton (1993) Case Study : an Alternative Technique to Residual method the Land Residual Method. menggunakan analisis regresi. Hasil korelasi antara sewa pasar dan harga tanah pada lokasi yang berbeda menghasilkan indikasi nilai yang lebih reliable. 4 Boyd and Boyd Valuing the Land Component of (2012) Improved Investment Property. 5 Wincott (2012) An Alternative Sales Analysis Approach Price Quality Regression. for Vacant Land Valuation. Penyewa bersedia membayar sewa bila 3 elemen seperti lokasi,kualitas dan kondisi dari suatu tanah kosong yang akan dibangun sebuah shopping center tersebut disimulasikan dapat memberikan banyak keuntungan. 6 Schwartz (2011) Valuing Surplus Resort Development Land in Today's Market. Mengestimasi penjualan resort dan villa dari tahun ke tahun berapa jumlah unit yang terjual sampai terjual habis,nilai tanah di dapatkan dari total penjualan di kurangi dengan total biaya hasilnya dibagi luas tanah per m2. Menguji pengukuran komponen tanah dari investasi properti sebagai ad valorem berbasis pajak. Financially Feasible Land Residual Technique. Nilai komponen tanah dari sebagian besar shopping center di Australia di dapatkan dari perbandingan tanah kosong dan peningkatan penjualan menggunakan variabel-variabel dari Moving Annual Turnover (MAT) dan Gross Lettable Area (GLA) sebagai variabel kunci dari penilaian. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian yang digunakan oleh Schwartz (2011). Perbedaan penelitian ini dengan Schwartz (2011) terletak pada tata guna lahan, analisis yang digunakan, waktu penelitian, lokasi dan objek penelitian. Jadi penelitian yang akan dilakukan mencoba menganalisis 9 penggunaan tertinggi dan terbaik dan land development analysis terhadap lahan kosong milik PT. XYZ di Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Hasil analisis penggunaan tertinggi dan terbaik dan land development analysis dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang konsep penilaian tanah kosong dengan teknik land development analisis untuk menghasilkan indikasi nilai pasar tanah. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk. 1. Menganalisis penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use) pada lahan kosong milik PT. XYZ di Kecamatan Ngaliyan, Semarang. 2. Menganalisis indikasi nilai pasar tanah milik PT. XYZ di Kecamatan Ngaliyan, Semarang menggunakan pendekatan pendapatan dengan teknik Land Development Analysis (LDA). 3. Menganalisis perbedaan antara indikasi nilai pasar tanah yang dihasilkan menggunakan pendekatan data pasar dan indikasi nilai pasar tanah yang dihasilkan menggunakan pendekatan pendapatan dengan teknik Land Development Analysis (LDA). 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi sumbangan pemikiran bagi PT. XYZ terhadap penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use) untuk keputusan berinvestasi terhadap suatu tanah yang akan dikembangkan. Mengetahui indikasi nilai pasar tanah milik PT. XYZ dengan menggunakan teknik Land Development Analysis (LDA) di Kecamatan Ngaliyan, Semarang. 10 Penelitian ini juga diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang penilaian tanah kosong menggunakan teknik land development analysis terhadap pengembangan properti. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I pengantar, memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, menguraikan tentang landasan teori, dan kerangka penelitian. Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang desain penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional, dan alat analisis. Bab IV Analisis, menguraikan tentang deskripsi data yang digunakan, dan pembahasan penelitian. Bab V Simpulan dan Saran, menguraikan hasil kesimpulan penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya. 11 12