EMBEDDED WIRELESS SENSOR NODE BERBASIS MATCHPORT WI-FI DENGAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA32 1 Andry Ongkinata 1 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – ITB contact: Andry Ongkinata Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – ITB Jl.Ganesha 10 Bandung, 40132 Email: [email protected] Abstrak -Belakangan ini, penggunaan sistem komunikasi nirkabel(wireless) sebagai media komunikasi pada sistem jaringan komputer semakin populer. Hal ini membuat proses pertukaran informasi dan komunikasi menjadi cepat dan mudah di mana TCP/IP merupakan salah satu protokol standar dalam komunikasi. Kebutuhan untuk mengintegrasikan teknologi ini dengan berbagai jenis peralatan elektronik semakin meningkat. Di sisi lain, sebagian besar peralatan elektronik hanya menyediakan akses komunikasi melalui port serial. Tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan salah satu alternatif pembuatan embedded system wireless node berbasis WiFi. Sistem yang dibuat nantinya dapat digunakan untuk melakukan fungsi yang kompleks. Untuk itu dalam sistem ini digunakan mikrokontroler ATMega32. Perancangan dan implementasi embedded wireless sensor node pada tugas akhir ini merupakan integrasi dari beberapa unit. Unit-unit itu antara lain unit MatchPort yang bertindak sebagai server dan juga tranceiver untuk komunikasi jaringan wireless, unit ATMega32 yang digunakan untuk melakukan proses monitoring suhu, dan unit LM35 sebagai pendeteksi suhu. Keywords - embedded wireless sensor node, monitoring, server, Wi-Fi, wireless I. PENDAHULUAN Belakangan ini penggunaan sistem komunikasi nirkabel(wireless) sebagai media komunikasi pada sistem jaringan komputer semakin populer. Hal ini membuat proses pertukaran informasi dan komunikasi menjadi cepat dan mudah di mana TCP/IP merupakan salah satu protokol standar dalam komunikasi. Kebutuhan untuk mengintegrasikan teknologi ini dengan berbagai jenis peralatan elektronik semakin meningkat. Di sisi lain, sebagian besar peralatan elektronik hanya menyediakan akses komunikasi melalui port serial. II. PERANCANGAN Perancangan pada tugas akhir ini bertujuan untuk membuat suatu embedded wireless sensor node di mana dalam implementasinya digunakan untuk membuat aplikasi monitoring suhu berbasis Wi-Fi. Secara garis besar, perancangan embedded wireless sensor node ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu perancangan perangkat keras, perancangan konfigurasi MatchPort dan perancangan perangkat lunak pada ATMega32. Seperti terlihat pada Gambar 1, unit MatchPort harus dirancang sebagai server dan digunakan modul tranceiver dan modul komunikasi serial yang diatur oleh firmware dari MatchPort. Gambaran arsitektur dari konfigurasi MatchPort yang diatur oleh firmware MatchPort ditunjukkan pada Gambar 2. Komunikasi serial diatur oleh driver tersendiri untuk kemudian diteruskan oleh server ke client yang telah terkoneksi dan data dikirimkan ke client melalui tranceiver Wi-Fi. Untuk unit sistem minimum AVR, harus dirancang agar dapat melakukan komunikasi serial serta pembacaan suhu melalui modul ADC yang semuanya itu diatur pada perangkat lunak yang diprogram ke ATMega32 yang digunakan. Gambaran arsitektur perangkat lunak dari ATMega32 ditunjukkan pada Gambar 3. Pada perancangan perangkat lunak ATMega32 ini, terdapat dua buah proses utama. Proses yang pertama adalah proses pada program utama dan proses interrupt timer. Di sini, dapat dikatakan interrupt timer berjalan pada foreground sedangkan program utama berjalan sebagai background. Hal ini dilihat dari sudut pandang di mana interrupt timer memiliki prioritas paling tinggi. Tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan salah satu alternatif pembuatan embedded system wireless node berbasis Wi-Fi. Sistem yang dibuat nantinya dapat digunakan untuk melakukan fungsi yang kompleks. Untuk itu dalam sistem ini digunakan mikrokontroler ATMega32. Dalam tugas akhir ini, penulis akan mengimplementasikan sistem monitoring berupa monitoring suhu berbasis komunikasi Wi-Fi dengan menggunakan embedded system berbasis Matchport Wi-Fi dengan mikrokontroler AVR ATMega32 yang telah dirancang. Gambar 1: Arsitektur embedded wireless sensor node yang dibuat dengan baud rate 9600 bps, bentuk frame berupa 8-bit data, No parity, dan 1 stop-bit. Tidak digunakan flow control pada komunikasi serial MatchPort. MatchPort Connection List Server Wi-Fi tranceiver recv send send Wi-Fi transceiver driver Serial communication driver recv Serial port Gambar 2: Arsitektur kerja firmware pada MatchPort Sistem Mikroprosesor Temperature Data Controller ADC Module Read Temperature Interrupt timer Serial communication driver send recv Serial port Gambar 3: Arsitektur perangkat lunak pada ATMega32 III. IMPLEMENTASI Pada implementasinya, antara ATMega32 dengan MatchPort dihubungkan dengan sebuah kabel serial di mana digunakan untuk proses komunikasi serial antara kedua modul RS-232 dari kedua unit. Untuk pembacaan suhu, digunakan perangkat LM35 yang dihubungkan dengan port A pada ATMega32 menggunakan sebuah kabel pita. Integrasi ketiga unit ini ditunjukkan pada Gambar 4. Konfigurasi yang dilakukan pada MatchPort meliputi konfigurasi server, channel 1, dan WLAN. Konfigurasi server dilakukan untuk menentukan kerja MatchPort sebagai server, konfigurasi channel 1 untuk pengaturan komunikasi serial MatchPort, dan WLAN untuk konfigurasi WLAN dari MatchPort. MatchPort b /g Untuk implementasi perangkat lunak pada tugas akhir ini digunakan bahasa C dengan compiler gcc dari aplikasi WinAVR-20071221. Sesuai dengan perancangan, program utama cukup sederhana di mana melakukan polling terhadap input dari komunikasi serial yang masuk kemudian melakukan parsing input untuk mengetahui input apa yang masuk dan menjalankan perintah sesuai dengan input yang dimasukkan. Sistem hanya dapat menerima tiga buah input yaitu get, start, dan stop. Input get akan membuat sistem melakukan pembacaan suhu dan melaporkan hasilnya. Input start akan membuat sistem melakukan pembacaan suhu dan melaporkan hasilnya secara berkala. Khusus untuk input start ini, disertakan nilai interval pembacaan suhu. Sebagai gambaran, input: start 15. Input ini menandakan sistem akan melakukan pembacaan suhu setiap 15 detik. Input stop akan menghentikan proses pembacaan suhu yang dilakukan secara berkala tadi. IV. PENGUJIAN Untuk melakukan pengujian terhadap sistem, digunakan sebuah PC yang berfungsi sebagai client. Pada PC dibuat sebuah aplikasi menggunakan Win32 API. Aplikasi ini berfungsi untuk melakukan monitoring suhu dari embedded wireless sensor node yang dibuat. Dengan aplikasi ini, user dapat membangun koneksi dengan embedded wireless sensor node dan dapat mengirimkan perintah (command) kepada embedded wireless sensor node untuk melakukan monitoring suhu. Interaksi antara PC dengan embedded wireless sensor node ditunjukkan pada Gambar 5. PC yang digunakan sebagai client harus terhubung ke jaringan yang dapat memiliki akses pada embedded wireless sensor node. Pada pengujian ini, disediakan media konektivitas ke jaringan bagi PC berupa sebuah modul transceiver Wi-Fi. Selain itu, PC juga dapat dihubungkan ke jaringan melalui koneksi ethernet. LM35 MatchPort development board Sistem Minimum AVR Gambar 4: Integrasi dari ketiga unit yang digunakan pada Embedded Wireless Sensor Node Gambar 5: Gambaran interaksi PC dengan Embedded Wireless Sensor Node Pada konfigurasi server, MatchPort dikonfigurasikan untuk mengunakan koneksi wireless, dan juga dengan alamat IP static, dalam implementasi kali ini alamat IP MatchPort adalah 167.205.67.68. Konfigurasi channel 1 pada matchport dibuat agar komunikasi serial pada matchport bekerja Pengujian sistem dilakukan dengan beberapa mode komunikasi antara lain mode komunikasi ad-hoc dan melalui infrastruktur jaringan. Pada komunikasi melalui infrastruktur jaringan, dilakukan percobaan terhadap koneksi dengan multiple client. Pada pengujian dengan multiple client ini, terlihat bahwa jika salah satu client sedang membangun koneksi dengan embedded wireless sensor node, client tersebut dapat berinteraksi dengan baik. Namun di sisi lain, client yang lain, katakanlah client2 tidak dapat membangun koneksi dengan embedded wireless sensor node. Jika koneksi dengan client sebelumnya terputus dan tidak ada koneksi lagi dari client lain, maka client2 tadi dapat membangun koneksi dan dapat berinteraksi dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa server yang berjalan pada unit MatchPort bekerja secara single threat sehingga hanya dapat digunakan untuk melayani satu buah koneksi. Secara umum, hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik dan benar secara fungsional. threat sehingga hanya dapat digunakan untuk melayani satu buah koneksi. Dari pengukuran yang dilakukan, dapat dilihat bahwa baud rate maksimal yang dapat dicapai pada komunikasi serial antara unit MatchPort dengan unit ATMega32 di dalam implementasi embedded wireless sensor node adalah 230400 bps. Nilai ini merupakan nilai maksimum yang valid pada modul komunikasi serial MatchPort. Jadi, bottleneck dari baud rate pada komunikasi serial ini terdapat pada MatchPort. Dari pengukuran kuat arus yang dilakukan dapat dihitung penggunaan daya maksimum. Pengukuran dilakukan pada dua keadaan (state), yaitu saat idle di mana unit belum terkoneksi dengan client manapun, dan saat kerja di mana unit telah terkoneksi dengan sebuah client dan melakukan monitoring suhu. Pada mode idle, unit ATMega32 akan melakukan polling untuk mengecek data serial sedangkan unit MatchPort melakukan polling terhadap koneksi dengan client. Pembagian state ini didasarkan pada software yang diimplementasikan. pada kondisi sistem idle, dan ketika sistem sedang bekerja. Daya maksimum yang dikonsumsi ketika sistem dalam kondisi idle adalah 0,586 Watt dan daya yang dikonsumsi ketika sistem sedang bekerja adalah 0,607 Watt. Dari nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsumsi daya dari sistem ini relatif kecil. V. SARAN Gambar 6: Tampilan aplikasi pada PC V. KESIMPULAN Perancangan dan implementasi embedded wireless sensor node pada tugas akhir ini merupakan integrasi dari beberapa unit. Unit-unit itu antara lain unit MatchPort yang bertindak sebagai server dan juga tranceiver untuk komunikasi jaringan wireless, unit ATMega32 yang digunakan untuk melakukan proses monitoring suhu, dan unit LM35 sebagai pendeteksi suhu. Sistem yang dibangun dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Maka dapat disimpulkan bahwa suatu sistem embedded wireless node berbasis Wi-Fi dapat dibangun dengan mengintegrasikan MatchPort dan mikrokontroler AVR ATMega32. Pada pengujian embedded wireless sensor node yang dibuat pada tugas akhir ini dengan sebuah sistem dengan multiple client, terlihat bahwa jika salah satu client sedang membangun koneksi dengan embedded wireless sensor node, client tersebut dapat berinteraksi dengan baik. Namun di sisi lain, client yang lain, katakanlah client2 tidak dapat membangun koneksi dengan embedded wireless sensor node. Jika koneksi dengan client sebelumnya terputus dan tidak ada koneksi lagi dari client lain, maka client2 tadi dapat membangun koneksi dan dapat berinteraksi dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa server yang berjalan pada unit MatchPort bekerja secara single Jika memang dibutuhkan proses interaksi lebih dari satu client pada perangkat embedded wireless sensor node yang dibuat, maka di sisi client harus terdapat mekanisme untuk dapat memutuskan koneksi setelah menerima data. Jadi setiap client akan membentuk koneksi terlebih dahulu, berinteraksi, kemudian memutuskan koneksinya agar embedded wireless sensor node dapat di akses oleh client yang lain. Perlu dilakukan modifikasi pada perangkat lunak ATMega32 untuk menggunakan mode power sleep pada ATMega32 ketika sedang dalam kondisi idle. Proses ini akan lebih menghemat penggunaan daya pada sistem. Untuk pengembangan selanjutnya, sistem yang telah dibuat dapat diintegrasikan dengan solar cell sebagai sumber catu daya sistem. Mengingat penggunaan daya yang tidak terlalu besar, penggunaan sollar cell dirasa cukup untuk digunakan sebagai sumber catu daya sistem. VI. DAFTAR PUSTAKA [1] E. Comer, Douglas, Computer Networks And Internets Second Edition, Prentice-Hall International Inc. [2] Mulyanta, Edi S., Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Penerbit ANDI. [3] Pardue, Joe. C Programming for Microcontrollers, Smiley Micros. [4] ______________ Datasheet:8 bit AVR Microcontroller with 32K Bytes In-System Programmable Flash, ATmega32 ATmega 32L, Atmel Corporation [5] _____________ MatchPort b/g User Guide, Lantronix. [6] _____________ MatchPort b/g Integration Guide, Lantronix. [7] _____________ MatchPort b/g Quick Start Guide, Lantronix. [8] _____________ Datasheet: LM35 Precision Centigrade Temperature Sensors, National Semiconductor [9] http://www.lantronix.com/learning/networking.html [10] Petzold, Charles, Programming Windows Fifth Edition, Microsoft Programming Series.