strategi dan momentum perlindungan hukum dalam

advertisement
STRATEGI DAN MOMENTUM PERLINDUNGAN
HUKUM DALAM PENGIDENTIFIKASIAN DAN
PENGEKSPLOITASIAN HASIL-HASIL RISET
Hayyan ul Haq
SENTRA HAKI UNRAM
Makalah dipresentasikan pada Perlatihan Pengelola
Gugus Hak Atas Kekayaan Intelektual (TOT-HAKI)
Perguruan Tinggi se-Indonesia, di Hotel Milenium,
Jakarta, 22 September, 2004.
Diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat ,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasional, Republik Indonesia
Tahun 2004
Tujuan
Umum : Mendiskusikan strategi penelusuran hasil-hasil riset dan
strategi perlindungannya dalam regime paten.
Khusus : Mendiskusikan tiga isu utama (Apa, Bagaimana dan
Kapan) yang berkaitan tujuan umum :
– eksistensi,
– strategi atau metode dan
– momentum.
Eksistensi, mengacu pada APA yang yang kita maksudkan dengan
hasil-hasil riset dalam rezim Paten ?, dan MENGAPA ia harus
dilindungi?
Strategi, dan Metode, mengacu pada BAGAIMANA cara
memberikan perlindungan terhadap hasil-hasil riset – penemuan
yang telah dipatenkanMomentum, mengacu pada SAAT dan PILIHAN INSTRUMEN
HUKUM yang dapat diterapkan dalam Melindungi Hasil-Hasil Riset.
EKSISTENSI HASIL-HASIL RISET
DALAM REGIM PATEN
Doktrin Inventor: Konsep Dasar
Pengapresiasian Kreatifitas dan
Produktifitas dalam Pengembangan HasilHasil Riset : Ajaran Lockean
Rasionalisasi dan Justifikasi Tekhnis atas
Hak Paten
– Tekhnis
– Hak Milik Industrial
– Kebijakan Industrial
Kerangka Hukum bagi
Perlindungan Hasil Riset
Aturan dan sumber hukum paten ini dapat
ditemukan baik pada tataran internasional
maupun nasional. Indonesia terikat oleh
kewajiban internasional untuk melindungi paten.
Kerangka Hukum Internasional
– The World Trade Organisation termasuk Trade related on Intellectual Property
Rights (TRIPs)
– The Paris Convention for the Protection of Industrial Property
– The Patent Cooperation Treaty
Kerangka Hukum Nasional
– UU No. 14 Tahun 2001, tentang Paten,
– UU No.18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Peraturan pelaksanaan mencakup:
Peraturan Pemerintah No.32 of 1991, dated June 11, 1991, tentang Impor
Bahan dan produk yang dilindungi paten untuk produksi obat dalam negeri.
Peraturan Pemerintah No.33 of 1991, June 11, 1991, tentang Pendafataran
Khusus Konstultan Paten
Peraturan Pemerintah No.33 of 1991, June 11, 1991, tentang Prosedur
Permohonan Paten.
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.01-HC.02.10, 1991, 31 July, 1991,
tentang Paten Sederhana
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.02-HC.02.10 of 1991, July 31, 1991,
tentang Pelaksanaan Publikasi Paten
Surat Edaran Meneteri Kehakiman No. M.03-HC.02.10 of 1991, 2 Agustus,
1991, tentang Pembayaran untuk Permohonan Paten , Pembaharuan
Paten, pemeriksaan substantive, dan biaya tambahan untuk untuk
kelebihan klaim (SE ini telah ditarik dan diganti dengan Kep.Men.Keh.)
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.04-HC.02.10 of 1991, September 10,
1991, tentang Keadaan, Batas Waktu, dan Administrasi Pembyaran Paten
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.05-HC.02.10, 1991, 3 September,
1991, Tentang Tatacara Pendaftaran Konsultan Paten
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.06-HC.02.10 of 1991, 22 Oktober
1991, tentang Tatacara Pengjuan Permohonan Paten (1991 Decicion on
Patent Application)
RINCIAN KERANGKA HUKUM dalam
PENGEKSPLOITASIAN HASIL RISET
Secara normative dan lebih rinci, kerangka perlindungan
hukum bagi hasil-hasil riset yang telah dipatenkan dapat
ditemukan dalam ketentuan pasal 16, 17 dan 19
Undang-undang No. 14 Tahun 2001.
Dari pasal-pasal tersebut terlihat jelas bahwa system
paten di Indonesia mencakup:
– memberikan hak dan kewenangan penuh pemegang paten
untuk membuat, menjual, mengimpor, menyerahkan, memakai,
menyediakan untuk dijual atau disewakan
– memberikan hak untuk melarang orang lain untuk membuat atau
mengimpor produk yang dipatenkan ke dalam wilayah dimana
produk itu telah dipatenkan atau diproduksi.
Penegakkan Hukum: Penggaran terhadap Hak Eksklusif
Pelanggaran
hak eksklusif sebagai isu inti dalam hal terjadinya pelanggaran.
Bagaimana menentukan pelanggaran.
– Pertama, mengidentifikasi dan mengenal isi dan deskripsi dari
penemuan tersebut,
– selanjutnya memutuskan apa atau bagian mana atau unsur apa dari
paten yang dilanggar.
– Oleh karena itu, pemegang paten harus merinci spesifikasi dan unsur
yang dilindungi dari invensi tersebut
– Konstruksi klaim dalam spesifikasi tersebut harus dinyatakan secara
detail dan jelas.
– Setiap bagian dari klaim yang dinyatakan seharusnya dirumuskan
dalam kata-kata yang jelas dan akurat (fairly based on the matter
described), karena klaim merupakan bagian dari aplikasi, yang
menjelaskan inti invensi yang harus dilindungi.
– Tahapan terpenting dalam menentukan pelanggaran paten adalah
bagaimana mengkonstruksi makna dari klaim yang bersangkutan dan
kemudian dibandingkan dengan tindakan yang dinyatakan atau
dituduhkan dalam pelanggaran tersebut. Dengan demikian ia dapat
dilihat apakah tindakan tersebut masuk ke dalam makna yang dimaksud
dalam klaim tersebut.11
Pengujian Pelanggaran
Klaim diinterpretasikan dalam konteks yang paling luas.
Ini berarti, bahwa klaim tidak semata-mata mengacu pada kata-kata
yang lengkap, tetapi juga mempertimbangkan essensi atau tujuan
dari klaim tersebut.( Konsep spesifikasi ini pertama kali diinspirasi
dan dikonstruksi oleh Lord Diplock dalam Catnic Components Ltd v
Hill and Smith Ltd)
Lord Diplock menegaskan pentingnya beberapa elemen
substansial, seperti:
– (i) kata-kata klaim yang diuji oleh para ahli dalam bidang yang terkait
– (ii) invensi utama yang berkaitan dengan klaim,
– (iii) spesifikasi yang tidak hanya memuat detail invesi, tetapi juga tujuan
dari konstruksi paten.
Lebih jauh, dari kasus the Clarkv Adie (1877) 2 App Cas 315, kita
dapat mempelajari bahwa terdapat tiga cara dalam menentukan
pelanggaran:
– (i) dimana keseluruhan spesifikasi itu digunakan;
– (ii) dimana substansi atau 'pith and marrow' dari invensi tersebut
digunakan; dan
– (iii) dimana subordinate invensi dapat terjadi dalam invensi yang besar.
Pengidentifikasian Hasil-Hasil Riset
dalam Rezim Paten
Kebaruan (Novelty)
Langkah Inventif (Inventive Step)
Dapat Diterapkan dalam Dunia Industri
(Industrial Applicability)
RESIKO KEGAGALAN DALAM
MELINDUNGI HASIL RISET
Kegagalan memastikan perlindungan
terhadap hasil penelitian, rentan terhadap:
– (i) Pelanggaran;
– (ii) Entry-Barrier terhadap produk yang
mengandung paten di negara tujuan pasar;
– (iii) Daya Kompetisi Lemah;
Strategi Dan Momentum
Perlindungan Hasil-hasil Riset
Kecermatan dalam mengkonstruksikan Potensi, Instrumen Hukum,
dan Momentum dalam Pembentukan Perlindungan Hukum
Isu Relevan yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan
strategi perlindungan aset kekayaan intelektual:
–
–
–
–
–
–
–
–
(i) bidang teknis yang terkait;
(ii) bentuk-bentuk hak kekayaan intelektual yang dapat diterapkan;
(iii) bagaimana memonitor kompetisi;
(iv) negara tujuan pasar;
(v) biaya yang tersedia bagi perlindungan;
(vi) beban kerja, biaya dan personil yang diperlukan;
(vii) jangka waktu perlindungan yang diperlukan;
(viii) bagaimana jika membeli atau menjual lisensi atas aset kekayaan
intelektual.
Tahapan Perlindungan Hukum Bagi
Pengoptimasian Hasil Riset
Pra Riset : Mengevaluasi Teknologi dalam
Konteks Paten
Paska Riset : Perolehan Hak melalui
Pendaftaran Permohonan Hak
Pengkesploitasian : Pengkomersialisasian
– Pengidentifikasian subyek, obyek, dan pasar
– Pembuatan Kontrak
Strategi Perlindungan Hukum bagi
Hasil Riset dalam Tahap Pra Riset
(i) pengelolaan aktifitas penelitian
(ii) perlindungan hasil penelitian
(iii) pengeksploitasian hasil penelitian
(iv) perlindungan hukum - pemeliharaan
dan penegakkan - bagi hasil-hasil riset.
PRA RISET: Pengelolaan Aktifitas
Penelitian
membuat rencana aktifitas, tujuan dan
strategi penelitian,
memelihara dan memperbaharui validasi
strategi dan tujuan penelitian,
mengklarifikasi status kepemilikan hukum
hasil penelitian, dan
menjaga kondisi untuk pengamanan
perlindungan hasil.
SAAT RISET DAN PASKA RISET:
Perlindungan hasil-hasil riset
menentukan rencana kegiatan perlindungan hasil
penelitian,
mengevaluasi nilai aset kekayaan intelektual untuk
menentukan jenis dan cakupan perlindungan,
memilih jenis perlindungan yang paling menguntungkan
secara bisnis,
mengamankan hasil penelitian tersebut dengan
memintakan perlindungannya,
melakukan perlindungan atas ide berikutnya, dan
melakukan perlindungan di luar negeri/wilayah target
pemasaran.
PASKA RISET: Pengeksploitasian
hasil-hasil riset yang sudah dilindungi
pengevaluasian nilai riil dari aset tersebut
melalui technological assessment,
– Pembuatan business plan dan feasible study,
sehingga hasil penelitian tersebut siap untuk
diimplementasikan sendiri ataupun diberikan
kepada orang lain
– Cara pelaksanaannya melalui lisensi atau
bentuk pengalihan lain yang paling sesuai
dan menguntungkan bagi teknologi yang
bersangkutan.
Paska Riset: Pemeliharaan dan
penegakkan perlindungan hasil-hasil riset
pemantauan atas pelanggaran yang
dilakukan oleh pihak yang tidak berhak
(infringement watch)
melakukan penegakan hukum atas
kekayaan intelektual dari tindakan
pelanggaran, baik melalui gugatan
ataupun pengaduan ke pihak yang
berwenang.
Cara Pengeksploitasian Hasil Riset
Lisensi : Instrumen Hukum dalam
Pendistribusian –PengkomersialisasianTeknologi
–
–
–
–
–
Definition and Basic Concept
Obyek dalam Perjanjian Lisensi Paten: Invention
Subyek Perjanjian Lisensi: Licensor and Licensee
Tipe dan Model Lisensi Paten
Prinsip-prinsip Umum dalam Perjanjian Lisensi
Konstruksi Hukum Kontrak Lisensi
Paten
Interaksi antara HAKI dan aturan kontrak selalu menjadi isu utama
dalam mendistribusikan asset-aset HAKI di pasar terbuka.
Interaksi tersebut merupakan titik sentral dan utama dalam
mencapai kontrak yang seimbang.
Kontrak sebagai instrument hukum untuk pengembangan dan
pengeksploitasian asset-aset komersial dari informasi dan teknologi.
Dalam lisensi paten, tidak ada ketentuan umum tentang kontrak
standar. Pembatasan pada kontrak dapat bersumber dari teori-teori
hukum kontrak dan kebijakan public, termasuk beberapa kebijakan
yang bersumber dari paten dan bidang HAKI lainnya. Pembatasan
yang lahir dari doktrin HAKI dan kebijakan lain cenderung
dititikberatkan pada penghapusan praktik persaingan curang.
Konstruksi kontrak lisensi yang wajar sangat tergantung pada
bagaimana keadaan ketika kontrak itu dibuat.
Membuat Kontrak Lisensi:
Pengkonstruksian Perlindungan Hukum
Pra Kontrak : Persiapan
– Identifikasi Subyek dan Obyek
– Tetapkan Ruang Lingkup
Pengkomersialisasian Teknologi melalui
Lisensi
– Cermati Implied Lisence dalam Perjanjian
Lisensi
– Pertimbangkan Royalty dan Aspek Finansial
– Arbitrasi dan Ganti Rugi
Kontrak: Dasar Hukum bagi Hak
dan Kewajiban Para Pihak
Penandatanganan kontrak ini merupakan momentum lahirnya hubungan
hukum diantara para pihak.
Kontrak merupakan dasar hubungan hukum yang dibadankan dari aspirasi
dan kehendak para pihak atas dasar praktik bisnis dan prinsip
keseimbangan dalam upaya menjamin kerjasama yang saling
menguntungkan.
Beberapa hal yang perlu dicermati:
– Kalusula yang dapat membatasi pengembangan ekonomi nasional, dan
kemampuan para pihak, pasal 71(1) UU Paten
– Pembatasan praktek bisnis ini dapat bervariasi, beberapa tipe utamanya, antara
lain:
(i) tying clause;
(ii) price fixing
(iii) package licensing
(iv) field of use restrictions and territorial exclusivisity;
(v) grant-back provisions;
(vi) limitations on transferee with respect to research and development,
klausula pengontrolan kualitas, penjualan eksklusif atau perjanjian
representation, pembatasan volume produksi, pembatasan ekspor, dan
pembatasan lainnya.
Komponen Kontrak Lisensi
preamble,
definitions,
scope of license, language
duration and termination of contract,
territory,
parties’ obligation and rights,
know-how,
improvements,
guarantee of results,
purchase,
installation and ownership of plant and equipment,
exploitation of the market,
quality standards,
reports to licensor,
confidentiality,
assignment of rights and obligations,
payment, royalty and other financial considerations,
indemnities,
force majeure,
governing law, settlement of disputes.
Those provisions of licensing patent are summarized from several contracts of patent license.
Lihat: Melville, L.W., 1972, Precedents on Intellectual Property and International Licensing,
London, Sweet & Maxwell; Anderson, Mark, 1996, ; Brookhart, Walter R., et al., 1980, Current
International Legal Aspects of Licensing and Intellectual Property, American Bar Association;
Commonwealth of Australia, 1984, Licensing Australian Technology Overseas, Australian
Government Publishing Service, Canberra.
.
Paska Kontrak: Pelaksanaan,
Pengawasan dan Pengembangan
Perlindungan hukum terhadap hasil-hasil riset
pada tahap paska kontrak ini dapat dilakukan
melalui pelaksanaan, pengawasan dan
pengembangan.
Dalam tahap ini, perlindungan hukum
memerlukan peran struktur hukum dalam
mengelola paten, seperti pemerintah, dan aparat
patent, aparat hukum, polisi, jaksa dan hakim,
bahkan para pihak yang terlibat dalam kontrak.
Larangan klausula mengikat ini
mencakup:
Tie in clauses are clauses and/or practices
restricting the source of supply of raw materials,
spare parts, intermediate products and capital
goods for use with the licensed technology only
from licensor or its designee generally should
not be included in licensing agreement.
Tie-out clauses are restriction in obtaining or
complementary technology through patents and
know how from other licensors with regard to the
sale or manufacture of competing products.
Price Fixing
memuat kluasula dan atau praktik dimana
supplier teknologi diberi hak untuk menentukan
harga jual dari produk yang dibuat, dan biaya
pemeliharaan.
dipraktikan oleh lisensor melalui penjualan
produk yang dilisensikan atau dibuat dengan
menggunakan teknologi yang dilisensikan.
Price fixing dapat menjadi perilaku anti
kompetisi yang sehat.
Package Licensing
Klausula ini mensyaratkan penerimaan teknologi
tambahan yang tidak dikehendaki oleh penerima
teknologi, karena kondisi untuk mendapatkan teknologi,
dan keperluan mendapatkan pembayaran tambahan
untuk teknologi tambahan.
Praktik package licensing ini berkaitan dengan
pelisensian semua paten yang dimiliki dalam bidang
tertentu dan penolakan untuk memberikan lisensi jika
tidak secara keseluruhan.
Dalam hal ini, lisensor mengeksploitasi posisi dominant
dan memaksa lisensee untuk menerima lisensi melebihi
dari apa yang dibutuhkan
Field Use Restriction
Menentukan bidang-bidang tekhnis tertentu
yang dikerjakan oleh lisensee.
Licensor membatasi kompetisi terhadap
licensee atau licensee lainnya.
Penggunaan klausula ini juga dapat mengacu
pada wilayah geografis dan menentukan
wialayah yang didalamnya licensee dapat
menggunakan teknologi.
Dalam kasus tertentu, penerapan klausula ini
secara terbatas dimungkinkan, sepanjang ia
digunakan untuk memelihara kualitas produk
dalam wilayah tertentu.
Klausula Grant Back
mengharuskan lisensee mengembalikan
kembali kepada lisensor inovasi atau hasil
peningkatakan dan pengembangan
teknologi selama masa pelaksanaan
lisensi paten.
Klausula-klausula Lain
berkaitan dengan kontrak penjualan, kerap
dimasukkan ke dalam perjanjian lisensi, seperti
–
–
–
–
–
–
–
–
penjualan atau perwakilan (keagenan),
pembatasan volume produksi,
pembayaran royalty minimum /persyaratan kuantitas,
Pembatasan paska berakhirnya kontrak (post
termination restrictions),
sub licensing restrictions,
klausula non-kompetisi,
full or third line forcing and leveraging dan
pembatasan eksport
PENUTUP
Perlindungan Hasil Riset dapat dilakukan
pada tahap Pra Riset, Saat Riset, dan
Paska Riset
Instrument Hukum yang dapat dilakukan
a.l. Instrumen Normatif yang tertera dalam
UU, dan Kontrak
THE INVENTOR’S WHEEL : PETUNJUK PRAKTIS
MENGHASILKAN UANG DARI SMART IDEAS
Tempatkan keragaman dan tipe-tipe kekayaan intelektual
Pahami keragaman dan tipe-tipe kekayaan intelektual
Jaga kerahasiaan dari smart idea anda sampai ia mendapat
perlindungan secara memadai. Jika anda membicarakan ide anda
dengan orang lain, terapkan atau buat perjanjian menjaga kerahasiaan
Lindungi kekayaan intelektual anda dengan menggunakan sistem IP.
Seorang inventor atau inovator yang arif / strategik, segera
mendapatkan nasihat dari ahli IP yang profesional
Bangun prototipe atau model dari ide anda agar orang lain dapat
melihat ide dan potensi pasar anda secara lebih baik dan jelas.
THE INVENTOR’S WHEEL : PETUNJUK
PRAKTISMENGHASILKAN UANG DARI SMART IDEAS
6. Cermati semua biaya perlindungan dan pengembangan ide anda. Hal ini akan
membantu anda menempatkan nilai pada kekayaan intelektual anda
7. Teliti potensi pasar anda, pahami pihak-pihak potensial yang akan menjadi
mira kerja anda, pabrik yang akan mematerialisaikan dan meproduksi ide anda,
distributor, investor, licensees, pembeli dan konseumen anda
8. Apakah anda memiliki keahlian? Dalam membawa atau menggiring ide anda
ke arah kebutuhan pasar, lebih dari sekadar smart ide. Anda mungkin
memerlukan keahlian business lain untuk menjamin kesuksesan anda
9. Jaga agar pikiran anda selalu terbuka. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk menghasilkan uang dari kekayaan intelektual. Anda dapat
menjual, melisensikan, dan memproduksinya sendiri
10. Tegakkan dan lindungi kekayaan intelektual anda, anda memiliki hak untuk
melindunginya dari penggunaan yang tidak jujur tanpa izin anda.
Download