ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008) Oleh Faizah NIM : 105081002470 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Faizah NIM: 105081002470 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M. Si NIP. 150. 317. 955 NIP. 150. 368. 746 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks Pada Tahun 2006-2008) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Faizah NIM: 105081002470 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Titi Dewi Warninda, SE, M. Si Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP. 150. 317. 955 NIP. 150. 368. 746 Penguji Ahli Dr. Yahya Hamza, MM NIP. 130. 676. 334 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/ 2009 M Hai ini Selasa Tanggal 09 Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Faizah NIM: 105081002470 dengan judul skripsi. ”ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM” (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 09 Juni 2009 Tim Penguji Ujian Komprehensif Indoyama Nasaruddin, SE., MAB Titi Dewi Warninda, SE, M.Si Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul Hamid. MS Penguji Ahli م إ ان ام QS. Al Fatihah : 5 “Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” QS. Al Mujadalah: 11 “…..Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat……” Q.S. Al-Insyirah: 6-8 “Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Allah kamu berharap” QS. Ali Imran: 200 “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjkan perkara-perkara kebajikan) dan kuatkanlah kesabaran kamu (lebih daripada kesabaran musuh di medan perjuangan) dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu berjaya.” HR. Thabrani dari Aisyah Rasulullah saw bersabda: “Tiada suatu kebahagiaan bagi orang yang keluar rumah untuk menuntut ilmu selain Allah SWT akan memudahkan jalan ke syurga” “Dari sekian banyak nikmat di dunia, cukuplah Islam sebagai nikmat bagimu. Dari sekian banyakkesibukan, cukuplah ketaatan sebagai kesibukan bagimu. Dari sekian banyak pelajaran, cukuplah kematian sebagai pelajaran bagimu”. DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Data Pribadi Nama : Faizah Tempat/ tanggal Lahir : Jakarta, 09 November 1986 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. FF No.6 Rt 009/ 05 Sukabumi Selatan Kebon Jeruk Jakarta Barat 11560 No. Telepon II. III. : 021-97386329 Pendidikan Formal 2009 Universitas Islam Negeri Jakarta 2005 SMU Negeri 85 Jakarta 2002 MTs Negeri 12 Jakarta 1999 SDI Al- Falah 1 Petang Pendidikan Informal 2008 Financial Investment Industry Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta 2007 Introduction to Capital Market Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta 2006 Praktikum Qira’at dan Ibadah Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, Juni 2009 ABSTRACTION FAIZAH, Analysis Announcement Influence of Announcement Dividend on Price Share (Case Study On Jakarta Islamic Indeks 2006- 2008). Thesis, Jakarta : Program Management study, majoring in Management, Faculty of Economy and Social Sciences, Jakarta Islamic State University, 2009 Intention of research is to get answer which can be trusted about difference of price of share before and hereafter announcement of dividend at companies consistent listed of Jakarta Islamic Index. . Method of this research is method of survey with approach of causal comparative. Statistic method of this research is paired samples T Test, before this with data of normal method. Variable in this research are price of share before dividend announcement and price of share hereafter the dividend announcement. Population in this research are consistent / listed companies of Jakarta Islamic Index during year 2006 until year 2008. Technique intake of sample which use in this research is purposive sampling. Data of announcement of cash dividend for period 2006 until 2008, while price of share taken away from price list of daily share during 15 day of commerce before and hereafter the dividend announcement. Result of statistic method paired samples T Test are not difference which is significance between share price before announcement of dividend and the price of share after announcement of dividend. Matter this means that dividend distribution is not only one factor get influence of price of share. Before research by Nurmala (2006), result of research are dividend policy are not influence on stock price. There are many factors are not research more influence to change stock price besides dividend policy. Keyword : dividend and stock price ABSTRAK FAIZAH, Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008). Skripsi, Jakarta : Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakuktas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri, 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang dapat dipercaya tentang perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks. Uji statistik yang digunakan adalah uji dua sampel berpasangan, dengan terlebih dahulu dilakukan uji pembuktian normalitas data. Variabel dalam penelitian ini adalah harga saham sebelum pengumuman dividen dan harga saham sesudah pengumuman dividen. Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan-perusahaan yang konsisten atau terdaftar di Jakarta Islamic Indeks dan pengumuman dividen selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Data untuk pengumuman dividen diambil dari surat pemberitahuan pengumuman dividen tunai untuk periode 2006-2008, sedangkan data harga saham diambil dari daftar harga saham harian selama 15 hari perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman dividen. Hasil uji dua sampel ditemukan, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman dividen. Hal ini berarti bahwa dividen bukanlah satu-satunya faktor yang mempaengaruhi harga saham perusahaan. Penelitian sebelumnya oleh Nurmala (2006), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Banyak faktorfaktor lain yang tidak diteliti yang lebih mempengaruhi perubahan harga saham diluar kebijakan dividen. Kata-kata kunci : dividen dan harga saham KATA PENGANTAR Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya yang tiada terkira yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam segala hal. Shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hiadayatullah Jakarta. Peneliti mencoba untuk menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen pada saham-saham perusahaan Jakarta Islamic Indeks. Atas dasar itulah maka disusun skripsi dengan judul: ”ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008)” Penyusunan skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai derajat Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyusun skripsi ini, banyak kendala yang dihadapi kendala yang dihadapi dalam menyelesaikannya tetapi berkat Ridho, Hidayah dan curahan Rahmat-Nya yang begitu berlimpah dan juga dukungan dari berbagai pihak, peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan juga telah membimbing peneliti selama menempuh pendidikan di FEIS UIN Jakarta, terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Indoyama Nasaruddin, SE., MAB selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen.. 3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek I bagian Akademik dan juga selaku pembimbing I, terimakasih atas bimbingan dan dorongan yang diberikan selama ini sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku pembimbing II, terimakasih atas bimbingan dan segala motivasi yang selalu diberikan yang berguna bagi penulis. 5. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak H. Mustopa dan Ibu Alm. Hj. Asiah yang tidak akan ada seseorang yang bisa menggantikan posisi ibu dalam hati dan hidupku selamanya. Terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, motivasi dan doa yang begitu berharga dan tidak bisa tergantikan dengan apapun juga. Tiada yang lebih indah di dunia ini jika tanpa dirimu di sisiku, Ibu. 6. Kakakku tercinta: Kak Munziroh (chief andalan), Kak Fathiah (teruslah berinovasi dalam setiap masakanmu), Kak Hj. Fauziah (tetap semangat wonder womanku), Abangku Hasbiallah (kapan kasih keponakan buatku), dan Abang Fahrul (bosan jadi pegawai). Buat Abang iparku tercinta: Abang Abdul Muiz (teman nonton tv), Abang Baihaki (yang punya Blok A), dan Abang H. Doni (thanks atas motivasinya selama ini). Buat Kakak iparku: Kak Liana (entrepreneur sejati), dan Kak Hesty (Ms. Yellow), tentunya buat keponakan-keponakanku tersayang: Ahmad Khoirully (beginner enterpreneur), Ahmad Subhan (download boys), Alm Faris Akbar, M. Ihsanul Azzam (kapan minum jus lagi di rumahmu), Salman al Farisi (Toys Hollic), Muhamad Azka Fathan (dede lucu), Salsabila (pindah sekolah ke Al-Azhar juga akhirnya), Syafira Nurul Aulia (Masuk les bimbel akhirnya), Naura Shahira (playgroup nih), dan Shabrina Yasmin (punya dede baru nih), juga buat mbak ku Ruminah (Minshe) yang setia mengabdi (tolong volume suaramu dikecilkan sedikit). Terimakasih atas segala kasih sayang, cinta, doa dan motivasi yang telah kalian berikan. Tanpa kalian apalah artinya semua ini. Tetaplah selalu menjadi bagian dalam hidupku. 7. Habibiku Muhammad Yusuf yang selalu memberikan limpahan cinta, kasih sayang, dan doa dan tidak juga pernah lelah memberikan motivasi kepada penulis. Buat Ibu Suharni, Bapak Ibrahim, Teh tetty, Abang Aji, Dessy, A Iis, Kak Ita dan adekku tersayang Wida. Terimakasih atas kasih sayang dan doanya selama ini. 8. Teman-temanku tercinta Budi, Wido, Umam dan Sigit (Gank yang jalan bareng kalau cuma ada traktiran aja) terimakasih atas semangat yang sudah ditularkan. Umam terimakasih telah menjadi teman seperjalanan yang begitu baik. Budi terimakasih atas segala masukan dan semangatnya. Wido teman seperjuanganku teman magang dan kompre bareng, terimakasih telah menjadi tempat untuk curahan hati selama ini. Sigit terimakasih atas doa dan motivasinya selama ini. 9. Enny safitri (counter pulsa berjalan), Vini dini (Ms Heboh), Fitriawati (akhwat yang pendiam) Susi anggreyani (Guru Privat), Firman Muttaqin (Anak kos yang aneh), Abdul Rosyid (aktivis sejati), Asmawi (anak betawi cengkareng), Abu Bakar Shiddiq (cowok gemulai), Ridho (Dude Herlino wanna be), Aris, Yoko (temen kompre bareng), Indra, Agustiarman, Anwar, Taufan, Tuti, Farha, Lela dan semua anak manajemen B. Terimakasih sudah menjadi teman yang begitu baik selama ini. 10. Anak Manajemen keuangan A: Imam Akbar (salut buat ketekunannya selama ini), Rahmawaty Afriliana (anak Depok asli), Ibeh (anak kosan), Thian (Juragan MLM), Roey (Mr. Fashionista), Utha (si kalem), Andri (bandar pulsa), dahlan (anak betawi asli), Ridwan (Ikhwan mnj keu A), Here, Idel, Intan, Lesda, Maharis, Fauzi (si bawel) dan semua anak manajemen keuangan A angkatan 2005. Akhir kata, kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya skripsi ini tepat pada waktunya, penulis berharap semoga diberikan pahala oleh Allah SWT atas ketulusan dan keikhlasannya dalam membantu penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jakarta, Juni 2009 Penulis, Faizah DAFTAR ISI Hal DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………….......................... i ABSTRACT ……………………………………………………………… ii ABSTRAK ……………………………………………………………… iii KATA PENGANTAR …………………………………………………….. iv DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vii DAFTAR TABEL …………………………………………………………. x DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xiii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………………………… 1 B. Perumusan Masalah ………………………………. 14 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………… 14 1. Tujuan Penelitian ……………………………. 14 2. Manfaat Penelitian …………………………… 15 TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis ……………………………….... 16 1. Keputusan keuangan dan Fungsi Manajemen keuangan …………………………………. 16 2. Kebijakan Dividen …………………………… 18 3. Dividen sebagai sinyal indikator …………….. 29 4. Prosedur pembagian dividen ………………… 30 5. Sekilas mengenai saham ……………………... 33 6. Sekilas mengenai Jakarta Islamic Indeks ……. 43 7. Investasi dalam perspektif syariah …………… 47 8. Pasar Modal Syariah ………………………… 51 a. Pengertian Pasar Modal Syariah ………… 51 b. Instrumen Pasar Modal Syariah ………… 55 c. Saham Syariah ………………………….. 56 BAB III BAB IV 9. Penelitian Terdahulu ………………………… 58 10. Kerangka Pemikiran ………………………… 61 11. Hipotesis ……………………………………. 65 METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………….. 66 B. Metode Penentuan Sampel ………………………. 67 C. Metode Pengumpulan Data ………………………… 68 D. Metode Analisis Data ………………………………. 69 E. Desain Penelitian …………………………………… 70 F. Operasional Variabel Penelitian …………………… 71 PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. B. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………. 75 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia …………………… 75 2. Sejarah Jakarta Islamic Indeks ………………….. 76 3. Gambaran Umum Perusahaan-perusahaan JII ….. 79 Penemuan dan Pembahasan 1. Deskripsi harga saham masing-masing perusahaan Sebelum pengumuman dividen …………………. 81 2. Harga saham sebelum pengumuman dividen …... 81 3. Deskripsi harga saham masing-masing perusahaan Sesudah pengumuman dividen …………………. BAB V 4. Harga saham sesudah pengumuman dividen ……. 99 5. Pengujian Persyaratan Data …………………….. 115 6. Pengujian Hipotesis ……………………………. 117 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………. 120 B. Saran ……………………………………………… 122 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 96 xiv DAFTAR TABEL No. Keterangan Hal 4.1 9 Perusahaan Jakarta Islamic Indeks (JII) 82 4.2 Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 84 4.3 Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 84 4.4 Harga Saham PT Bumi Resources Tbk 85 4.5 Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk 86 4.6 Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 87 4.7 Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 87 4.8 Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk 88 4.9 Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk 89 Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk 90 4.11 Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk 90 4.12 Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 92 4.13 Descriptive Statistics PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 92 4.14 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 93 4.15 Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 94 4.16 Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk 95 4.17 Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk 95 4.18 Harga Saham PT United Tractors Tbk 96 4.19 Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk 97 4.20 Distribusi Frekuensi Harga Saham Sebelum Pengumuman Div 97 4.21 Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 100 4.22 Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 100 4.23 Harga Saham PT Bumi Resources Tbk 101 4.24 Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk 102 4.25 Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 103 No. 4.10 Keterangan Hal 4.26 Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 103 4.27 Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk 104 4.28 Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk 105 4.29 Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk 106 4.30 Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk 106 4.31 Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 107 4.32 Descriptive Statistics PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 107 4.33 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 109 4.34 Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 109 4.35 Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk 110 4.36 Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk 111 4.37 Harga Saham PT United Tractors Tbk 112 4.38 Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk 112 4.39 Distribusi Frekuensi Harga Saham Sesudah Pengumuman Div 113 4.40 Hasil Pengujian Paired Sample T Test pada taraf sig α = 0,05 118 DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Hal 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 65 4.1 Grafik Histogram Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen 98 4.2 Grafik Histogram Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen 114 4.3 HasiL Uji Normalitas Harga Saham 116 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Keterangan 1 Data Pengumuman Dividen 2 Data Rata-rata Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen 3 Data Rata-rata Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen 4 Perhitungan Distribusi Frekuensi Harga Saham Sebelum 5 Perhitungan Distribusi Frekuensi Harga Saham Sesudah 6 Perhitungan Mean 7 Perhitungan Modus 8 Perhitungan Median 9 Perhitungan Paired Sample T Test 10 Descriptive Statistics BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas melarang aktivitas penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki (9:33). Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw bersabda, ”Ketahuilah, Siapa yang memelihara anak yatim, sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia menginvestasikannya (membisniskannya), janganlah ia membiarkan harta itu idle, sehingga harta itu terus berkurang lantaran zakat. Hal ini akan mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya karena harta yang diinvestasikan tidak dikenakan zakat kecuali keuntungannya saja. Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu pengejawantahan dari seruan 1 Allah tentang investasi tersebut. Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini. Keputusan Pendanaan perusahaan menyangkit keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Secara umum, dana dapat diperoleh dari luar perusahaan (external financing) maupun dari dalam perusahaan (internal financing). Keputusan tentang external financing sering disebut sebagai keputusan pendanaan, sedangkan internal financing menyangkut kebijakan dividen (Suad Husnan 253: 1996). Menurut Nurmala (2006), Perusahaan harus memaksa relevansi antara laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali (retained earning to be reinvested) dengan laba yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen (revenue that divided to the share holders as dividend). Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan kebijakan dividen yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Akibatnya, dividen yang diterima pemegang saham atau investor bisa dan tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung. Kebijakan deviden sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur financial, arus dan posisi likuiditas. 2 Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan deviden yang berbeda-beda, karena kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Sebaliknya, maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertimbangkan antara besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan. Untuk itu, peranan seorang manajer keuangan sangat penting dalam memutuskan apakah kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan baik bagi nilai perusahaan di masa mendatang dimata para investor. Kebijakan dividen yang menghasilkan tingkat dividen yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor dan secara tidak langsung memberikan informasi kepada para investor bahwa kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba perusahaan semakin meningkat. Informasi yang demikian akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan di pasar modal dan akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Nurmala, 2006). Menurut Michell Suharli (2007), Keputusan mengenai dividen dalam suatu perusahaan merupakan hal yang menarik untuk dibahas karena keputusan tersebut berkaitan dengan masalah yang tidak kalah pentingnya, yaitu keputusan investasi dan pembelanjaan. Pembagian deviden yang terlalu kecil berfluktuasi dan mungkin akan menurunkan minat investor terhadap perusahaan. Sebaliknya pembayaran dividen 3 yang terlalu besar pada saat perusahaan masih membutuhkan dana untuk investasi akan menghambat laju pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan dalam pembagian dividen harus ditangani dengan penuh pertimbangan yang matang, sehingga setiap keputusan yang diharapkan tidak akan merugikan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Ariesty Kuntorowati dan Heru Agustanto (1996-97 : 25) Setiap investor yang melakukan investasi saham di pasar modal mengharapkan adanya dividen dan capital gain. Capital Gain yaitu selisih antara nilai jual dengan nilai beli saham apabila investor menjual saham tersebut. Sebaliknya investor selalu menghindari terjadinya capital loss yaitu kerugian karena harga saham pada saat dijual lebih rendah daripada harga saham pada saat dibeli. Investor juga mengharapkan dividen sebagai imbalan investasinya. Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Harga saham yang beragam pada umumnya mencerminkan keadaan keadaan fundamental perusahaan pada periode tertentu. Analisis fundamental mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Suad Husnan: 307, 2005). Namun adakalanya perubahan harga saham tidak begitu mencerminkan keadaan fundamental perusahaan pada periode tertentu. Harga saham lebih 4 dipengaruhi oleh faktor ekstern di luar faktor fundamental, seperti kondisi makro ekonomi, stabilitas politik, kebijakan pemerintah dalam dunia industri dan usaha atau faktor sejenis yang terjadi pada perusahaan merupakan variabel yang bisa ikut memicu arah pergerakan kurs saham. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perdagangan saham selain pembagian dividen. Faktor-faktor tersebut antara lain: supply and demand saham di pasar modal, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat atau laba per lembar saham, proyeksi laba, kemampuan perusahaan dalam memberikan dividen kepada investor, pembagian dividen yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, tingkat resiko dan pengembalian serta tingkat suku bunga (Usman Marzuki, 1990). Faktor yang pertama adalah permintaan dan penawaran saham di pasar modal. Harga saham sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan investor terhadap saham tersebut. Semakin tinggi permintaan investor terhadap suatu saham maka akan semakin tinggi pula harga dari saham perusahaan tersebut. Faktor kedua yang mempengaruhi harga saham adalah laba per lembar saham yang diproyeksikan. Seorang investor akan menerima laba atas saham yang dimiliki. Semakin tinggi EPS (Earning Per Share) yang diberikan perusahaan, maka investor akan semakin percaya pada kemampuan perusahaan untuk memberikan tingkat pengembalian yang cukup baik. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya dan pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. 5 Faktor ketiga yang mempengaruhi harga saham adalah proyeksi laba. Investor akan melakukan investasi pada perusahan yang mempunyai profit atau laba yang cukup baik. Melihat hal yang demikian investor tidak ragu-ragu untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain tingkat profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi harga saham dan pada akhirnya volume transaksi pada saham akan mengalami peningkatan. Faktor keempat yang mempengaruhi harga saham adalah perusahaan dalam memberikan dividen kepada kemampuan investor. Pembagian dividen merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor selain capital gain. Kemampuan perusahaan memberikan dividen mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan oleh investor pada perusahaan tersebut. Faktor kelima yang mempengaruhi harga saham adalah pembagian dividen yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Perusahaan yang membayarkan deviden meningkat dibandingkan tahun lalu mempunyai arti perusahaan berusaha memberikan sinyal yang baik mengenai prospek perusahaan di masa depan. Sebaliknya jika perusahaan memotong nilai dividen akan dianggap sebagai signal buruk, karena akan dianggap sebagai kekurangan likuiditas. Faktor keenam yang mempengaruhi harga saham adalah tingkat resiko usaha. Resiko usaha ini diantaranya adalah risk event, yaitu risiko bahwa suatu event akan meningkatkan risiko kegagalan perusahaan, seperti rekapitalisasi atau leverage buy out. Contoh rekapitalisasi: sebuah perusahaan menanamkan kembali modalnya ke 6 dalam perusahaan lain yang memiliki saham biasa yang mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi dibanding surat berharga lainnya. Dengan kata lain perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif (reinvestasi). Faktor ketujuh yang mempengaruhi harga saham adalah tingkat suku bunga. Pengaruh tingkat suku bunga akan mempengaruhi perdagangan saham yaitu mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi. Apabila suku bunga naik, maka investor akan mendapatkan hasil yang besar dari obligasi sehingga mereka akan menjual saham mereka untuk ditukar dengan obligasi. Penukaran demikian atas naiknya suku bunga akan menurunkan perdagangan saham. Michell Suharli (2007), Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat. Bagi para pemegang saham atau investor, deviden kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham yang diterbitkan perusahaan lain. Bagi pihak manajemen, dividen kas merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan. Oleh karenanya kesempatan untuk melakukan investasi dengan kas yang dibagikan sebagai dividen tersebut menjadi berkurang. Bagi kreditor, dividen kas dapat menjadi signal mengenai kecukupan kas perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pokok pinjaman. Perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan. Menurut Jensen & Meckling (1976), Pertimbangan menjadi semakin rumit apabila kepentingan berbagai pihak diakomodasi. Di satu sisi ada pihak yang cenderung berharap pembayaran dividen lebih besar atau sebaliknya. Umumnya 7 pihak manajemen menahan kas untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi. Maksudnnya pengurangan hutang akan mengurangi cash flow berupa interest expense atau investasi dapat memberikan pengembalian berupa cash flow bagi perusahaan. Di sisi lain, pemegang saham mengharapkan deviden kas dalam jumlah relatif besar karena ingin menikmati hasil investasi pada saham perusahaan (Michell Suharli, 2007). Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah. Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Peningkatan indeks pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase indeks pada JII lebih besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, 8 dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam. Menurut Alhabshi Syed Othman (2003), Dalam konteks pasar modal syariah, idealnya pasar modal syariah itu tidak mengandung transaksi ribawi, transaksi yang meragukan (gharar), dan saham perusahaan yang bergerak pada bidang yang diharamkan. Pasar modal syariah harus bebas dari transaksi yang tidak beretika dan amoral, seperti manipulasi pasar, transaksi yang memanfaatkan orang dalam (insider trading), menjual saham yang belum dimiliki dan membelinya belakangan (short selling). Sementara itu Obaidullah Mohammed (2001), mengemukakan etika di pasar modal syariah, yaitu setiap orang bebas melakukan akad (freedom contract) selama masih sesuai syariah, bersih dari unsur riba (freedom from al-riba), gharar (excessive uncertainty), al-qimar/judi (gambling), al-maysir (unearned income), manipulasi dan kontrol harga (price control and manipulation), dan tidak merugikan kepentingan publik (unrestricted public interest), juga harga terbentuk secara fair (entitlement to transact at fair price) dan terdapat informasi yang akurat, cukup dan apa adanya (entitlement to equal, adequate, and accurate infromation). Intinya adalah pasar modal syariah harus membuang jauh-jauh setiap transaksi yang berlandaskan spekulasi. Inilah bedanya dengan pasar modal konvensional yang meletakkan spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Beik, Irfan Syauqi (2003), menjelaskan perihal spekulasi ini, pertama, spekulasi hakikatnya bukanlah kegiatan investasi, kedua, spekulasi menyebabkan peningkatan pendapatan bagi sekelompok masyarakat tanpa memberikan konstribusi 9 apapun baik yang bersifat positif maupun produktif, ketiga, spekulasi merupakan sumber penyebab krisis keuangan, dan keempat, spekulasi datang dari mental “ingin cepat kaya”. Dalam mekanisme transaksi produk pasar modal syariah, Beik, Irfan Syauqi (2003), mengemukakan wacana bahwa transaksi pembelian dan penjualan saham tidak boleh dilakukan secara langsung. Dalam pasar modal konvensional investor dapat membeli atau menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk mempermainkan harga. Akibatnya perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan karena nilai intrinsik saham itu sendiri. Hal ini dilarang dalam Islam. Untuk itu dalam proses perdagangan saham, emiten memberikan otoritas kepada agen di lantai bursa, selanjutnya agen tersebut bertugas untuk mempertemukan emiten dengan calon investor tetapi bukan untuk menjual dan membeli saham secara langsung. Kemudian saham tersebut dijual/dibeli karena sahamnya memang tersedia dan berdasarkan prinsip first come - first served. Menurut Nurul Huda (2007 : 65), Para fuqaha yang membolehkan jual beli saham mengatakan bahwa saham sesuai dengan terminologi yang melekat padanya, maka saham yang dimiliki oleh seseorang menunjukkan sebuah bukti kepemilikan atas perusahaan tertentu yang berbentuk aset, sehingga saham merupakan cerminan kepemilikan atas aset tertentu. Logika tersebut dijadikan dasar pemikiran bahwa saham dapat diperjualbelikan sebagaimana layaknya barang dan dibolehkan secara syariah dan hukum positif yang berlaku. 10 jual beli saham Aturan dan norma jual beli saham tetap mengacu kepada pedoman jual beli barang pada umumnya, yaitu terpenuhinya rukun, syarat, aspek ‘an-taradhin, serta terhindar dari unsur maysir, gharar, riba, haram, dhulm, ghisy, dan najasy. Praktik forward contract, short selling, option, insider trading (instrumen- derivatif) merupakan transaksi yang dilarang secara syariah dalam dunia pasar modal. Selain hal-hal tersebut konsep preferred stock atau saham istimewa juga cenderung tidak diperbolehkan secara syariah karena dua alasan yang dapat diterima secara konsep syariah, dua alasan tersebut yaitu: 1) Adanya keuntungan tetap (predeterminant revenue) yang dikategorikan oleh kalangan ulama sebagai riba, 2) Pemilik saham preferen mendapatkan hak istimewa terutama pada saat perusahaan dilikuidasi. Hal tersebut dianggap mengandung unsur ketidakadilan. Efek-efek derivatif merupakan transaksi yang dilarang secara syariah dalam dunia pasar modal sehingga hal ini membuat investor syariah berinvestasi hanya pada efek-efek utama. Setiap investor yang melakukan invetasi saham di pasar modal mengharapkan adanya deviden dan capital gain. Dalam perspektif syariah investor syariah lebih menyukai pembagian dividen dibandingkan dengan capital gain. Hal ini dikarenakan dividen dianggap menjadi pilihan utama bagi investor syariah. Capital gain masih mengandung unsur gharar dan maysir. Secara sederhana risiko disamakan dengan ketidakpastian (gharar) dan dilarang. Menurut Suwailem (1999), membedakan risiko menjadi dua tipe, yaitu risiko pasif dan risiko responsif. Risiko Pasif , seperti game of chance atau spekulan, hanya mengandalkan kepada faktor keberuntungan. Spekulan berani mengahadapi sesuatu 11 yang derajat kepastiannya tinggi tanpa perhitungan; sedangkan risiko responsif, seperti game of skill atau pelaku bisnis, memungkinkan adanya distribusi probabilitas hasil keluaran (outcomes) dan senantiasa menghitung-hitung risiko dengan risiko dengan return yang diterimanya. Seseorang dianggap spekulatif apabila ia ditenggarai memiliki motif memanfaatkan ketidakpastian tersebut untuk keuntungan jangka pendek. Dengan karakteristik tersebut, maka investor yang diterjun di pasar perdana dengan motivasi mendapatkan capital gain semata-mata ketika saham dilepas di pasar sekunder, bisa masuk ke dalam golongan spekulan (Sapta : 2002). Menurut Nurul Huda (2007), Spekulasi dilarang bukan karena ketidakpastian yang ada di hadapannya, melainkan cara orang menggunakan ketidakpastian tersebut. Manakala ia menanggalkan sense of responsibility dan rule of law-nya untuk memperoleh keuntungan semata-mata dari adanya ketidakpastian. Maysir secara etimologi bermakna mudah. Maysir merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan syariah. Dalam kitab Al-Mu’jam al-Wasith, kata maysir diartikan sebagai bentuk permainan yang mengandung unsure perjudian (judi). Terkait dengan perjudian (maysir) hal ini merupakan termasuk ke dalam game of chance yang dilakukan tanpa usaha. Itulah yang dilarang dalam konsep gharar dan maysir dalam Islam, Al-gharar dan maysir 12 sendiri adalah konsep yang sangat berkaitan dengan mudharat, negative result, atau bahaya (hazard). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi permasalahan yang akan dipaparkan adalah sebagai berikut : 1). Harga saham perusahaan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham di Pasar Modal 2). Harga saham perusahaan dipengaruhi, antara lain: a). Laba per lembar saham yang diproyeksikan b). Kemampuan perusahaan dalam memberikan deviden kepada investor c). Pembagian deviden yang selalu meningkat dari tahun ke tahun d). Tingkat resiko usaha e). Tingkat suku bunga. Pada penelitian ini hanya dibatasi pada point b yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan dividen kepada investor. Dalam penelitian ini objek penelitian penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan yang konsisten terdaftar atau listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) dari tahun 2006-2008 yang mengeluarkan dividen. Yang secara konsisten membagikan dividen tunai (cash dividend) dari tahun 2006-2008. Metode analisis data yang digunakan adalah Uji beda dua rata-rata berpasangan (Paired Sample Ttest). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini melihat pengumuman dividen terhadap harga saham yang lebih dikhususkan pada saham-saham yang konsisten listed dalam Jakarta Islamic Indeks pada tahun 20062008 13 B. Perumusan Masalah Perubahan harga saham perusahaan terutama di pasar modal sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan investor terhadap saham tersebut. Semakin tinggi permintaan investor terhadap suatu saham maka akan semakin tinggi pula harga dari saham perusahaan tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan harga saham pada saat sebelum dan sesudah pengumuman deviden pada saham konsisten listed yang ke dalam JII (Jakarta Islamic Indeks) ? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman deviden pada saham-saham perusahaan Jakarta Islamic Indeks 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat: 14 a. Bagi Peneliti Memperoleh wawasan dan pengetahuan mendalam tentang pengaruh pengumuman deviden terhadap harga saham di JII dan penelit i memperoleh gambaran dan analisis mengenai pembayaran deviden yang diterapkan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia. b. Bagi Perusahaan Dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dividen dan diharapkan dapat digunakan untuk membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan dalam menentukan besarnya dividen yang dibayarkan. c. Bagi Akademis Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian sejenis pada ruang dan waktu yang berbeda dan juga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan dividen. d. Bagi Investor Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal khususnya instrumen saham. 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis A. 1 Keputusan Keuangan dan Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Suad Husnan (1996: 6), ada 3 (tiga) keputusan keuangan yang harus diambil oleh seorang manajer keuangan, yakni : 1) Penggunaan Dana sebagai keputusan investasi 2) Memperoleh Dana sebagai keputusan investasi 3) Pembagian Laba sebagai kebijakan dividen Dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi dianggap paling penting. Seseorang akan mengalokasikan dananya untuk investasi dengan harapan akan menerima keuntungan di masa yang akan datang (Keown, 2004). Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelin, 2001 dalam Michell Suharli, 2007). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas yaitu dapat menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil seperti tanah, emas, mesin atau bangunan ataupun investasi pada aset finansial seperti deposito, saham maupun obligasi. Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga 16 16 atas sejumlah asset-aset pihak penerbit serat berharga tersebut. Aset finansial atau disebut dengan sekuritas yang mudah diperdagangkan (marketable securities) adalah aset-aset finansial yang bisa diperdagangkan dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang murah pada pasar yang terorganisir (Husnan, 2001). Menurut Menurut Suad Husnan (1996: hal 7), Keputusan invetasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Manajer keuangan bertanggung jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap jenis asset perusahaan. Keputusan pendanaan akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan. Manajer keuangan bertanggung jawab agar pembiayaan investasi perusahaan optimal, menentukan kebutuhan dana untuk investasi yang efisien, mempertahankan komposisi sumber dana yang optimal, menentukan sumber dana yang akan digunakan apakah berasal dari modal sendiri ataukah modal asing, manajer keuangan juga harus bisa melihat pengaruh keputusan pembelanjaan perusahaan terhadap nilai perusahaan serta manajer keuangan juga harus menentukan bentuk insentif terbaik untuk meningkatkan prestasi manajemen. Kebijakan dividen akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan. Apabila manajer keuangan memutuskan untuk membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen, maka ketergantungan terhadap sumber dana eksternal menjadi semakin besar. Sebaliknya apabila manajer keuangan 17 memandang bahwa perusahaan telah memiliki financial leverage yang tidak menguntungkan, maka sebaliknya laba yang diperoleh ditahan untuk memperbaiki struktur modal perusahaan (Suad Husnan, 1996: 7). Dalam hal ini peneliti membatasi permasalahan yang ada di manajemen keuangan. Dengan mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan laba perusahaan (dividen) yang akan dibagikan kepada investornya. A. 2 Kebijakan Dividen Dividen menurut Akuntan Indonesisa (2004) dalam PSAK No.23 merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu (Michell Suharli, 2007) Ross (1997) mendefinisikan dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Artinya hanya perusahaan yang membukukan keuntungan dapat membagikan dividen karena dividen diambil dari keuntungan perusahaan (Michell Suharli, 2007). Menurut Agus Sartono (281: 1994), Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan dividen adalah kebijakan yang dikaitkan dengan penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan 18 yang berguna untuk pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar Menurut Lani Siaputra dan Adwin Surja Atmadja (2006), Interaksi permintaan dan penawaran di bursa efek, yang pada dasarnya ditentukan oleh aktiva yang diwakilinya, menghasilkan harga saham keseimbangan (equilibrium price) atau yang biasa diistilahkan dengan market value. Harga ekuilibrium ini merefleksikan tindakan kolektif dari pembeli dan penjual yang didasarkan pada informasi yang tersedia. Saat informasi baru tersedia, pembeli dan penjual diasumsikan segera melakukan aksi dengan mempertimbangkan informasi tersebut, sehingga tercipta suatu keseimbangan baru. Menurut Gitman (2000), Proses penyesuaian pasar terhadap informasi baru dapat dipandang dari tingkat keuntungan (required return). Dalam teori Efficiency Market Hyphotesis, harga saham bereaksi terhadap informasi yang ada, termasuk didalamnya adalah informasi tentang pembagian dividen. Informasi tentang pembagian dividen dipercaya akan dapat mempengaruhi perilaku harga saham di bursa akibat dari aksi investor yang menginginkan keuntungan dari kejadian (moment) tersebut. 19 Menurut Keown (2004), Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih sesudah pajak (EAT) adalah rasio pembayaran dividen (DPR), yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara dividen Dividen Per lembar Saham (DPS) dengan Laba Per Lembar Saham (LPS). Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama dari kebijakan deviden perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran deviden dengan penambahan laba ditahan perusahaan (James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR, 270: 2007). Menurut Suharli (2004), kebijakan dividen merupakan kebijakan yang memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat yaitu bagi pemegang saham atau investor dan pihak perusahaan. Sedangkan Menurut Stice et al (2005) mengartikan dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik (Michell Suharli, 2007) 20 Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen yang paling tepat untuk perusahaan. Kolb (1983), menyebutkan 3 teori sebagai berikut : a. Residual Theory. Penekanan teori ini adalah pada investasi modal dengan anggapan bahwa dividen merupakan seridu (akhir) dari proses investasi modal (capital investment process). Bertolak dari anggapan tersebut maka teori ini menganjurkan agar dividen dibayarkan dari sisa dana yang digunakan untuk investasi modal. b. Indifference Theory. Teori ini dilandasi anggapan bahwa dividen bukan faktor yang relevan terhadap nilai sahan. Teori ini dipelopori oleh Miller dan Modigliani (1961) yang berpendapat bahwa hanya pendapatan yang relevan bagi pemegang saham. Karena itu, dividen dibayar tidak ada pengaruhnya bagi kemakmuran para pemegang saham. Teori ini menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : 1) Tidak ada pajak atas dividen dan capital gain. 2) Tidak ada biaya penerbitan (floation cost) jika mengeluarkan tambahan saham. 3) Tidak ada biaya transaksi. c. Bird in the hand theory. Teori ini mengatakan bahwa pemegang saham tidak peduli (not indifferent) terhadap dividen dan perubahan pandapatan perusahaan. Bagi pemegang saham, kebijaksanaan dividen 21 adalah relevan terhadap nilai saham. Teori ini didukung oleh Lintner dan Gordon yang mengatakan bahwa pemegang saham menilai $ 1 dividen yang diterima lebih tinggi daripada $ 1 pendapatan yang ditahan. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (262: 2007), Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu antara lain : 1. Kebutuhan Dana Perusahaan Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran dividen. 2. Likuiditas perusahaan Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena deviden merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar. 22 3. Kemampuan untuk meminjam Posisi likuiditas perusahaan dapat diatasi dengan kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam jangka pendek. Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas perusahaan. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan memerlukan untuk membayar pendanaan dividen juga tinggi. melalui hutang, Jika perusahaan manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan. Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar dividen. 4. Batasan-batasan dalam Kontrak Utang Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian pinjaman sering kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan tersebut ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang. Biasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai persentase maksimum laba ditahan kumulatif (yang diinvestasikan kembali) dalam perusahaan. 23 5. Pengendalian Perusahaan Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi dapat mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh jumlah saham yang beredar. 6. Keadaan Pemegang Saham Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir beberapa faktor penting yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternatif, dan preferensi pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini atau menerimanya di masa datang. 7. Aturan-aturan Hukum Aturan-aturan hukum ini berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan. a. Aturan Penurunan Nilai Modal 24 Walaupun hukum negara bagian di AS berbeda-beda, banyak negara bagian yang melarang pembayaran dividen. Jika dividen ini akan menurunkan nilai modal. Beberapa negara bagian mendefinisikan modal sebagai total nilai nominal saham biasa. Negara-negara bagian lainnya mendefinisikan modal tidak hanya meliputi total nilai nominal saham biasa, tetapi juga tambahan modal disetor. b. Aturan Insolvensi Beberapa negara bagian melarang pembayaran dividen tunai jika perusahaan mengalami insolvensi. Insolvensi didefinisikan secara hukum sebagai kewajiban total perusahaan yang melebihi aktivanya “dalam penilaian wajar”, ataupun dari sudut pandang yang “hampir sama” (secara teknis) adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membayar para kreditornya ketika kewajibannya jatuh tempo. c. Aturan Penahanan Laba yang Berlebihan Penahanan laba yang berlebihan (undue retention) berarti penahanan dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan investasi perusahaan untuk saat ini dan masa depan. Tujuan hukum ini adalah mencegah perusahaan menahan laba demi menghindari pajak. 25 Jenis-jenis Kebijakan Dividen Besaran dividen tergantung kebijakan dividen msing-masing perusahaan. Menurut (Naveli dalam Michell Suharli, 2007), Secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari tiga kebijakan ini, yaitu : 1. Ratio Pembayaran Dividen Terhadap Laba Yang Stabil (Constant Dividend Payout Ratio) Terdapat beberapa cara mengatur dividen payout ratio yang dibagikan secara tetap dalam persentase atau ratio tertentu, yaitu : a. Membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan tahunan b. Menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun sama dengan jumlah persentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya, dan c. Menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang. 2. Jumlah Yang Stabil (Stable Amount Per Share) Kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba yang tinggi. Perusahaan yang menganut kebijakan dividen akan memberikan dividen dalam jumlah nilai rupiah yang relatif stabil per lembar sahamnya. 26 3. Reguler Dividend Plus Extra Dalam kebijakan ini, perusahaan akan memberikan suatu tingkat dividen yang relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti dan memberikan tambahan apabila perusahaan membukukan laba yang cukup tinggi. Menurut James C. Van Horne et al (2007), Salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan distribusi kas ke pemegang saham dalam periode kemakmuran adalah dengan mengumumkan: 1. Dividen Reguler yaitu dividen yang biasanya diharapkan akan dibayar oleh perusahaan. 2. Dividen Ekstra yaitu dividen yang tidak rutin yang dibayarkan kepada para pemegang saham di samping dividen regular. Dividen ini diberikan dalam situasi yang khusus. Dengan mengumumkan dividen ekstra, perusahaan memberi tahu para investor bahwa dividen tidaklah naik dari tingkat dividen yang telah ditentukan sebelumnya. Pengumuman dividen ekstra akan sangat sesuai terutama bagi perusahaan yang memiliki laba berfluktuasi. Pengunaan dividen ekstra memungkinkan perusahaan mempertahankan catatan yang stabil atas dividen regular dan juga memungkinkan distribusi beberapa keuntungan yang didapat perusahaan. Menurut James C. Van Horne dan John. M. Wachowicz, JR (288: 2007), Dividen saham (stock dividend) merupakan pembayaran berupa saham biasa tambahan kepada para pemegang saham. Seringkali digunakan sebagai pengganti 27 atau tambahan dari dividen tunai. Dividen ini tidak lebih dari sekedar perpindahan catatan pembukuan dalam akun ekuitas pemegang saham di neraca perusahaan. Proporsi kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan tetap tidak berubah. Badan pengatur akuntansi membedakan antara dividen saham kecil dengan dividen saham besar (James C. Van Horne dan John. M. Wachowicz, JR 289: 2007). 1. Dividen Saham Kecil Jika dividen saham mewakili kenaikan kurang dari (biasanya) 25% saham biasa yang sebelumnya beredar, maka akan disebut sebagai dividen saham dalam persentase kecil. Akuntansi untuk dividen saham jenis ini akan meliputi perpindahan jumlah dari laba ditahan ke saham biasa dan tambahan modal disetor. 2. Dividen Saham Besar Dividen saham besar biasanya 25% atau lebih dari saham biasa sebelumnya yang beredar dan harus diperlakukan dengan cara berbeda. Dividen saham besar diharapkan untuk secara material mengurangi harga pasar per lembar saham. 28 A.3 Dividen Sebagai Indikator Atau Sinyal Propek Perusahaan Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman besarnya dividen yang dibagikan. Suluh Pramastuti ( 2007 : hal 1), Dividend signaling theory menjelaskan bahwa informasi tentang dividen yang dibayarkan digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan di masa mendatang. Sinyal perubahan dividen dapat dilihat dari reaksi harga saham. Prinsip signaling ini mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric information. Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal. Dalam kenyataannya manajer cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang prospek perusahaan dibanding dengan investor atau pemegang saham. 29 Akibatnya, investor menilai bahwa capital gain lebih berisiko dibanding dengan dividen dalam bentuk khas. Dalam kenyataannya sering terjadi bahwa pembayaran dividen selalu diikuti oleh kenaikan harga saham, sedangkan penurunan dividen akan diikuti dengan penurunan harga saham. Kenyataan ini menunjukkan bahwa investor secara keseluruhan lebih menyukai pembayaran dividen daripada capital gain. Tetapi Miller-Modigliani melihat kecenderungan ini dengan menyatakan bahwa karena perusahaan cenderung enggan untuk menurunkan tingkat dividen mereka, sehingga perusahaan hanya akan meningkatkan dividen apabila prospek keuntungan di masa datang lebih baik atau paling tidak stabil. Miller-Modigliani selanjutnya berpendapat bahwa kenaikan dividen ini oleh investor dilihat sebagai signal bahwa prospek perubahan di masa datang lebih baik. Sebaliknya penurunan dividen akan dilihat sebagai tanda bahwa propek perusahaan menurun (Ariesty Kuntorowati dan Heru Agustanto, 2000). A. 4 Prosedur Pembagian Dividen Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang saham. Pembagian dividen dapat dilakukan secara kuartalan ataupun tahunan, tergantung kebijaksanaan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaaan. Menurut Weston dan Brigham, 1998 dalam R. Andi Sularso, 2003: Adapun prosedur pembagian dividen yang actual adalah pada tanggal pengumuman, tanggal pencatatan pemegang saham, tanggal ex-dividend dan tanggal pembayaran dividen. 30 a. Tanggal Pengumuman ( Declaration Date) Tanggal pengumuman adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembagian dividen. Misalnya pada tanggal 14 November 2007 direksi ABC mengadakan pertemuan dan mengumumkan pembagian dividen kuartalan tetap sebesar Rp 40 per saham untuk dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 8 Desember 2007 dengan pembayaran dilakukan pada tanggal 2 Januari 2008. b. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (holder of record date) Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana kepemilikan saham ditentukan sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen dibagikan atau hari terakhir pada saat perusahaan mencatat semua pemegang saham yang terdaftar agar berhak menerima dividen yang dibagikan. Setelah berakhirnya jam kerja pada tanggal pencatatan pemegang saham (8 Desember 2007), perusahaan menutup buku transfer sahamnya dan menyusun daftar pemegang saham mulai tanggal itu. Apabila PT ABC memberitahukan penjualan dan transfer beberapa saham sebelum pukul 5 sore pada tanggal 8 Desember, Pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tanggal ini adalah pemegang saham yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran. Jika pemberitahuan yang diterima pada atau sesudah tanggal 9 Desember, pemilik saham lama menerima cek dividen. 31 c. Tanggal Pemisahan Dividen (Ex-Dividend Date) Tanggal pemisahan dividen adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Untuk mencegah timbulnya konflik, industri pasar modal telah menetapkan suatu konversi yang mengumumkan bahwa saham masih memiliki hak atas dividen hingga empat hari kegiatan bisnis sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Pada hari keempat sebelum tanggal tersebut, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen. Dalam hal ini tanggal ex-dividen adalah 4 hari sebelum tanggal 8 Desember, yaitu tanggal 4 Desember 2007. d. Tanggal Pembayaran Dividen (Dividend Payment atau Distribution Date) Tanggal pembayaran dividen adalah tanggal pada saat dividen dibayarkan kepada para pemegang saham. Perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen. Dalam hal ini perusahaan akan mengirimkan ceknya kepada pemegang saham tercatat pada tanggal 2 Januari 2008. Prosedur pembagian dividen tersebut mengakibatkan adanya perbedaan respon investor dalam bertransaksi di pasar modal. Hal ini dapat diindikasikan dengan bervariasinya harga saham dari declaration date sampai setelah ex-dividend date. Pihak manajemen memberikan dividen memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa 32 kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen (Michell Suharli, 2007). A. 5 Sekilas Mengenai Saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal ataupun persentase tertentu. Menurut Subagyo (1997), saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Hal yang sama juga diungkapkan Alma (1997), yang mendefinisikan saham sebagai surat keterangan tanda turut serta dalam perseroan. Para pemegang andil merupakan pemilik perusahaan yang dapat menikmati keuntungan perusahaan sebanding dengan modal yang disetorkannya. Selain dari dividen yang dapat diperoleh para pemegang saham, nilai keuntungan yang merupakan selisih positif harga beli dan harga jual saham juga merupakan benefit selanjutnya yang dapat dinikmati oleh para pemegang saham. Selain manfaat yang bersifat financial, para pemegang saham (stock holder) juga memiliki benefit yang bersifat non finansial, yaitu hak suara dalam aktivitas perusahaan. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tahun 1985 menjelaskan dalan transaksi jual beli di bursa efek, saham merupakan instrument yang paling dominan atau yang paling sering diperdagangkan. Tanggung jawab pemegang saham atas utang-utang 33 perusahaan terbatas maksimal sampai jumlah nilai saham yang dimiliki, karena alasan inilah perusahaan seperti ini disebut perseroan terbatas. Pada umumnya saham yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan (emiten) yang melakukan penawaran umum (Initial Public Offering) ada dua macam, yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock). Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak tersebut meliputi hak atas menerima deviden, dan memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan (Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, 59: 2007) Menurut Ali Arifin (2004), Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai : 1. Nilai Nominal (Pari), merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan. 2. Nilai Dasar, Pada prinsipnya harga dasar saham ditentukan dari harga perdana pada saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham antara lain: Right Issue, Stock split dan warrant. 3. Nilai Pasar, Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. 34 Menurut Ali Arifin (2004), Jenis-Jenis Saham terdiri dari : a. Saham Biasa Adalah saham yang memberikan pemegangnya hak suara serta hak atas bagian laba yang besarnya berubah-ubah tergantung dari besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Para pemegang saham pada suatu perusahaan mempunyai hak-hak yang melekat dalam pemilikan saham biasa yang dijamin oleh undang-undang. Hak tersebut timbul karena peraturan yang dibuat oleh pihak yang mempunyai wewenang, misalnya Bapepam mewakili pemerintah Indonesia dalam mengatur pasar modal dan mempengaruhi hak pemegang saham. Hak-hak pemegang saham biasa antara lain: 1). Setiap pemegang saham mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan. Dengan ketentuan satu saham satu suara. 2). Sebagai pemegang saham mempunyai hak untuk memilih direktur perusahaan. 3). Mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli saham pada perusahaan yang bersangkutan sebelum dibeli investor baru. 4). Pemegang saham diberi hak atas laba bersih perusahaan sebagai hasil atas dana yang diinvestasikan. 5). Pemengang saham biasa mempunyai hak untuk melihat atau mengetahui hasil RUPS dan daftar pemegang saham suatu perusahaan. 35 6). Pemegang saham biasa mempunyai akses tidak terbatas untuk mengetahui pembukuan keuangan, kecuali kalau dibatasi oleh suatu keadaan tertentu. Misal pemegang saham adalah pesaing perusahaan. 7). Pada kasus likuidasi perusahaan, tanggung jawab pemegang saham terhadap kewajiban perusahaan hanya sebesar saham yang dimilikinya. Sebelum kita memutuskan untuk memilih saham biasa sebagai investasi, sebaiknya juga mengetahui kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan investasi saham biasa (common stock) adalah: Kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Bila, perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar, maka ada kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar juga, yang dibayarkan dalam bentuk rupiah atau saham atau perusahaan akan menahan laba tersebut untuk diinvestasikan kembali, hal itu akan menaikkan harga saham tersebut di pasar. Disamping penghasilan dari dividen, pemilik saham juga ada kemungkinan mendapat penghasilan dari capital gain. Kelemahan investasi saham biasa (common stock) adalah: Saham biasa mempunyai tingkat penghasilan yang tidak terhingga, maka resikonya pun paling tinggi. Karena pemodal memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit bangkrut. Secara normal, artinya diluar 36 kebangkrutan, resiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan menderita capital loss (kerugian yang ditanggung investor karena harga beli sahamnya lebih rendah daripada harga jual sahamnya Saham biasa mencakup kepemilikan dalam perusahaan. Adapun pemegang obligasi dan saham preferen dapat dipandang sebagai kreditur, sedangkan pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan. Saham biasa tidak memiliki masa jatuh tempo, melainkan akan tetapi ada selama perusahaan berdiri. Saham biasa juga tidak memiliki batas atas terhadap pembayaran dividennya. Pembayaran dividen harus diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan sebelum dividen diumumkan. Jika terjadi kebangkrutan, pemegang saham biasa selaku pemilik perusahaan tidak dapat menagih aktiva sebelum pihak kreditor perusahaan termasuk pemegang obligasi dan saham preferen telah dipenuhi kewajibannya. Namun, kewajiban pemegang saham biasa tetap terbatas pada jumlah investasi mereka. Menurut Arthur J. Keown, 1997: hal 294 berpendapat bahwa pemegang saham biasa diberikan hak didahulukan (Preemptive Rights) yaitu memberikan hak kepada pemegang saham untuk mempertahankan presentasi / proporsi kepemilikannya dalam perusahaan. Jika perusahaan menerbitkan saham-saham baru, para pemegang saham umum adalah orang yang ditawari pertama kali dan mempunyai hak untuk menolak. Jika pemegang saham memiliki 25 persen saham 37 perusahaan, ia berhak membeli 25 persen saham baru. Sertifikat yang diterbitkan untuk pemegang saham memberikan mereka pilihan untuk membeli sejumlah saham baru pada harga tertentu dalam periode dua sampai sepuluh minggu yang disebut hak (Rights). Hak ini dapat digunakan (biasanya pada harga yang ditetapkan manajemen di bawah harga saham biasa di pasar), dapat kadaluwarsa atau dapat dijual di pasar. b. Saham Preferen Adalah suatu sekuritas hibrida dengan karakteristik saham biasa dan obligasi. Saham preferen disebut sebagai sekuritas hibrida / sekuritas campuran (hybrid security) karena ia memiliki banyak karakteristik baik dari saham biasa ataupun obligasi. Saham preferen sama dengan saham biasa karena sama-sama tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, dividen yang tidak dibayarkan tidak akan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan, dan dividen tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Ciri-ciri saham istimewa adalah : 1). Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam hal menerima dividen. 2). Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi. 3). Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap. 38 4). Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu. 5). Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). 6). Saham istimewa kumulatif, artinya dividen yang tidak dibayarkan oleh perusa-haan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut membagikan dividen, maka perusahaan harus membayarkan dividen terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001), terdapat beberapa sudut pandang untuk membedakan saham : 1. Ditinjau dari cara peralihannya : a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. 39 b. Saham Atas Nama (Registered Stocks) Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu 2. Ditinjau dari kinerja perdagangan : a. Blue – Chip Stocks Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income Stocks Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi. c. Growth Stocks ?· (Well-Known) Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. 40 ?× (Lesser-Known) Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten. d. Speculative Stock Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. e. Counter Cyclical Stockss Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Menurut Weston dan Brigham (1993: 26), Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah : 1. Proyeksi Laba Investor akan melakukan investasi pada perusahan yang mempunyai profit atau laba yang cukup baik. Melihat hal yang demikian investor tidak ragu-ragu untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain tingkat 41 profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi harga saham dan pada akhirnya volume transaksi pada saham akan mengalami peningkatan. 2. Earning Per Share (EPS) Seorang investor akan menerima laba atas saham yang dimiliki. Semakin tinggi EPS (Earning Per Share) yang diberikan perusahaan, maka investor akan semakin percaya pada kemampuan perusahaan untuk memberikan tingkat pengembalian yang cukup baik. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya dan pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. 3. Tingkat resiko dan pengembalian Resiko usaha ini diantaranya adalah risk event, yaitu risiko bahwa suatu event akan meningkatkan risiko kegagalan perusahaan, seperti rekapitalisasi atau leverage buy out. Contoh rekapitalisasi: sebuah perusahaan menanamkan kembali modalnya ke dalam perusahaan lain yang memiliki saham biasa yang mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi dibanding surat berharga lainnya. Dengan kata lain perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif (reinvestasi). 4. Kebijakan pembagian dividen Pembagian deviden merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor selain capital gain. Kemampuan perusahaan memberikan dividen 42 mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan oleh investor pada perusahaan tersebut dan pembagian deviden yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Perusahaan yang membayarkan dividen meningkat dibandingkan tahun lalu mempunyai arti perusahaan berusaha memberikan sinyal yang baik mengenai prospek perusahaan di masa depan. Sebaliknya jika perusahaan memotong nilai dividen akan dianggap sebagai signal buruk, karena akan dianggap sebagai kekurangan likuiditas. 5. Tingkat suku bunga Pengaruh tingkat suku bunga akan mempengaruhi perdagangan saham yaitu mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi. Apabila suku bunga naik, maka investor akan mendapatkan hasil yang besar dari obligasi sehingga mereka akan menjual saham mereka untuk ditukar dengan obligasi. Penukaran demikian atas naiknya suku bunga akan menurunkan perdagangan saham. A. 6 Sekilas Mengenai Jakarta Islamic Indeks (JII) Di Indonesia, perkembangan instrumen syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Dana Reksa Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang 43 mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah. Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100. Penentuan kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah DIM. Pemilihan Saham untuk Indeks Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan Dewan Pengawas Syariah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII harus melalui filter syariah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-saham tersebut dapat masuk ke dalam JII. Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip hukum syariah Islam adalah : 44 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional. 3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. 4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. Selain filter syariah, saham yang yang masuk ke dalam JII harus melalui beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing sehingga sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan kriteria saham-saham emiten yang menjadi komponen daripada Jakarta Islamic Index tersebut adalah : 1. Memilih kumpulan saham dengan jenis-jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitaliasi terbesar). 2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90% (sembilan puluh persen). 45 3. Memilih 60 (enam puluh) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. 4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah lini bisnisnya menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham spekulatif yang 46 cukup likuid. Sebagian saham-saham spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah. Perhitungan JII dilakukan PT Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang ditetapkan dengan bobot kapitalisasi pasar (Market Capitalization Weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaianpenyesuaian (adjustment) yang dilakukan oleh adanya perubahan terhadap data emiten yaitu corporate action. JII menggunakan tanggal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal 100. Dengan indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah. A. 7 Investasi Dalam Perspektif Syariah Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi proses tadrij. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual karena menggunakan norma syariah, sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal. Oleh karenanya investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (al Hasyr : 18). 47 Arti “hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)” ditafsirkan dengan: “hitung dan instropeksilah diri kalian sebelum diinstropeksi dan lihatlah apa yang telah kalian simpan (invest) untuk diri kalian dari amal saleh (after here investment) sebagai bekal kalian menuju hari perhitungan amal pada hari kiamat untuk keselamatan diri di depan Allah” (Katsir, 2000 dalam Huda dan Nasution, 2007:18). Demikian Allah memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya yang beriman untuk melakukan investasi akhirat dengan melakukan amal saleh sejak dini sebagai bekal untuk menghadapi hari perhitungan. Beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah Islam dalam investasi keuangan yang ditawarkan menurut Pontjowinoto (2003) dalam Huda dan Nasution (2007:23) sebagai berikut: a. Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat dan menghindari setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang memberikan manfaat akan dilakukan bagi hasil. b. Uang sebagai alat penukaran bukan komoditas perdagangan di mana fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu barang atau harta. Sedangkan manfaat atau keuntungan yang ditimbulkannya berdasarkan atas pemakaian barang atau harta yang dibeli dengan uang tersebut. c. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja. 48 d. Risiko yang menimbulkan mungkin risiko timbul yang harus besar dikelola atau sehingga melebihi tidak kemampuan menanggung risiko. e. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia menanggung risiko. f. Manajemen yang diterapkan adalah manajemen islami yang tidak mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Agama Islam juga sangat menganjurkan usaha kerjasama dalam setiap aktivitas yang menguntungkan. Allah SWT menganjurkan terhadap semua bentuk aktivitas bisnis. Dengan mendukung aktivitas bisnis, Allah SWT juga berarti mendukung upaya-upaya pencarian dan pengumpulan kekayaan. Diantara ayat-ayat Al-Quran yang penting dan secara langsung menggambarkan dunia bisnis sebagai wilayah yang menguntungkan yaitu yang artinya: “padahal Allah SWT telah menghalakan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS Al-Baqarah 2:275) “… kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…” (QS An-Nisa’ 4:29) Nabi Muhammad saw juga berkali-kali mengatakan bahwa bisnis adalah aktivitas yang diberkahi. Salah satu contoh sabdanya sebagai berikut: “Para pedagang yang jujur akan mendapat perlindungan dari Allah SWT di hari pembalasan nanti.” (HR Dhailani). 49 Islam mendorong masyarakat kearah usaha nyata dan produktif yaitu melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Lebih lanjut Islam memberikan dorongan untuk melakukan investasi dengan jumlah yang lebih besar dan lebih banyak dari motivasi konvensional. Bila secara konvensional terdapat motif profit-taking dan inflasi, dalam syariah Islam disamping dua hal tersebut ditambah dengan adanya kewajiban zakat dan larangan mendiamkan asset. Setiap harta ada zakatnya, dimana jika harta tersebut didiamkan lambat laun akan habis termakan zakatnya. Hal ini akan mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya karena harta yang diinvestasikan tidak dikenakan zakat kecuali keuntungannya saja. Dalam Al-Quran Allah SWT menegaskan yang artinya: “…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (baik sebagai komoditi maupun mata uang) dan tidak menyalurkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung, dan punggung mereka, ‘inilah harta benda kalian yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kalian simpan itu.” (QS At-Taubah ayat 34-35). Aktivitas perdagangan dan usaha yang sesuai dengan syariah adalah kegiatan usaha yang tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang haram seperti makanan haram, perjudian atau kemaksiatan. Selain itu juga menghindari cara perdagangan dan usaha yang dilarang, termasuk yang tergolong praktik riba, gharar dan maysir. 50 Kenyataannya tidak semua aktivitas perdagangan dan usaha memenuhi ketentuan syariah. Untuk itu fatwa ulama diperlukan guna memastikan pemenuhan kualifikasi tersebut. Fatwa mengenai halal-haram transaksi keuangan syariah di Indonesia ditetapkan Majelis Ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional (DSN) dengan bantuan tenaga praktisi dan penerapannya dilaksanakan dengan bantuan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia adalah beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Perbankan syariah semakin marak setelah diterbitkan UU No 10/1998 yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system atau bank konvensional dapat mendirikan divisi syariah. Dengan adanya Undang-undang tersebut bank-bank konvensional mulai melirik dan membuka unit usaha syariah. Tak heran jika perkembangan perbankan syariah cukup pesat. Faktor utama yang mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia di masa mendatang adalah jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim. Selain itu adanya peningkatan kesadaran umat Islam dalam berinvestasi sesuai syariah. A. 8 Pasar Modal Syariah a. Pengertian Pasar Modal Syariah Secara teoritis pasar modal (capital market) didefiniskan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, dalam bentuk modal sendiri (stock) 51 maupun hutang (bond), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (Privat sector). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (Financial market), dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka panjang maupun jangka pendek, baik bersifat negotiable maupun non negotiable. Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip syariah (Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI dalam Auliyah dan Hamzah, 2005). Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal yang bila diukur dari waktunya merupakan modal jangka panjang. Oleh karena itu bagi emiten sangat menguntungkan mengingat masa pengembaliannya relatif panjang, baik yang bersifat kepemilikan maupun yang bersifat hutang. Khusus untuk modal bersifat kepemilikan, jangka waktunya lebih panjang jika dibandingkan dengan yang bersifat hutang. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis syariah. Pasar modal syariah tidak hanya ada dan berkembang di 52 Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Lembaga keuangan yang pertama kali menaruh perhatian di dalam mengoperasikan portofolionya dengan manajemen portofolio syariah di pasar modal syariah adalah Amanah Income Fund yang didirikan bulan Juni 1986 oleh para anggota the North American Islamic Trust yang bermarkas di Indiana, Amerika Serikat. Wacana mengenai pasar modal syariah ini disambut dengan antusias di seluruh belahan bumi ini mulai dari kawasan Timur Tengah, Eropa, Asia dan Amerika. Beberapa negara yang proaktif dalam mengembangkan pasar modal yang berprinsipkan syariah dan konsisten dalam menerapkan syariah Islam dalam sendi kehidupannya adalah Bahrain Stock di Bahrain, Amman Financial Market di Amman, Muscat Securities Kuwait Stock Exchange di Kuwait dan Kuala Lumpur Stock Exchange di Malaysia. Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index. Menurut metwally (1995: 177), fungsi dari keberadaan pasar modal syariah : 1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya. 2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas. 3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya. 53 4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional. 5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham. Sedangkan karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah (Metwally, 1995: 178-179) adalah sebagai berikut: 1. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek. 2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat diperjualbelikan melalui pialang. 3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di Bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan. 4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali. 5. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST 6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST 7. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah. 54 8. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode perdagangan setelah menentukan HST. 9. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan dengan harga HST. b. Instrumen Pasar Modal Syariah Investasi keuangan syariah harus disertai dengan kegiatan sektor riil atau transaksi yang mendasari (underlying transaction). Untuk itu, penciptaan instrumen investasi syariah dalam pasar modal adalah dari sekuritasi aset/proyek (asset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan, sekuritasi utang (debt securitisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli (al dayn) atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan, sekuritasi modal (equity securitisation), merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham. Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah dalam pasar perdana adalah muqaradah/mudharabah funds, saham biasa (common stock), muqaradah/mudharabah Bonds. Karena instrumen pasar modal tersebut diperdagangkan di pasar perdana, maka prinsip dasar pasar perdana adalah semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al dayn), dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil investasi akan diterima pemodal (shohibul 55 maal), tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi dari waktu (Harahap, 2001 dalam Auliyah dan Hamzah, 2005). Sedangkan untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan dari prinsip dasar pasar perdana, yaitu tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks), suatu efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat) yang diperoleh dari efek tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan, tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan menjadikan objek transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrument pasar modal yang jelas diharamkan syariah adalah preferred stock (saham istimewa), forward contract, option. c. Saham Syariah Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha. Menurut Dewan Syariah Nasioanal (DSN), saham adalah suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks. 56 Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional No. 20 dalam Auliyah dan Hamzah (2005) tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi pasar (market capitalization) dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali. Prinsip Dasar Saham Syariah 1. Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas. 2. Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik. 3. Tidak boleh ada pembeda jenis saham, karena risiko harus ditanggung oleh semua pihak. 4. Prinsip bagi hasil laba-rugi. 5. Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi. Pedoman Syariah 1. Uang tidak boleh menghasilkan uang. Uang hanya boleh berkembang bila diinvestasikan dalam aktivitas ekonomi. 57 2. Hasil dari kegiatan ekonomi diukur dengan tingkat keuntungan investasi. Keuntungan ini dapat diestimasikan tetapi tidak ditetapkan di depan. 3. Uang tidak boleh dijual untuk memperoleh uang. 4. Saham dalam perusahaan, kegiatan mudharabah atau partnership/musyarakah dapat diperjualbelikan dalam rangka kegiatan investasi dan bukan untuk spekulasi dan untuk tujuan perdagangan kertas berharga. 5. Instrumen finansial islami, seperti saham, dalam suatu venture atau perusahaan, dapat diperjualbelikan karena ia mewakili bagian kepemilikan atas aset dari suatu bisnis. 6. Beberapa batasan dalam perdagangan sekuritas seperti itu antara lain: a. Nilai per share dalam suatu bisnis harus didasarkan pada hasil appraisal atas bisnis yang bersangkutan, b. Transaksi tunai, harus segera diselesiakan sesuai dengan kontrak. A. 9 PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang mengkaji masalah pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham pernah diteliti oleh : Lani Siaputra (Alumnus FE Universitas Kristen Petra, Surabaya) dan Adwin Surja Atmadja (Staf Pengajar FE Universitas Kristen Petra, Surabaya) Penelitian ini 58 bertujuan untuk menganalisis pengaruh ex-dividen date terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Jakarta. Periode penelitian selama 30 hari, yaitu 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah ex-dividend date yang dianalisa dengan menggunakan metode event study melalui aplikasi uji beda dua rata-rata berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata harga saham sebelum ex-dividend date dan nilai rata-rata harga saham sesudah ex-dividend date secara statistic berbeda signifikan. Hal ini mengindikasikan, bahwa terjadi pergerakan harga saham yang signifikan selama antara dua periode observasi tersebut akibat pengumuman pembagian dividen. Lebih lanjut, besarnya perubahan harga saham tersebut secara statistik tidak berbeda dengan nilai dividen per lembar saham yang dibagikan. Nurmala (2006, Dosen STIE Bina Warga Palembang), untuk perusahaan- perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta tahun 2006. Tujuan penelitian ini untuk mengatasi kebijakan dividen dan pengaruhnya pada perusahaan otomotif. Populasi penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996 sampai tahun 2000) yang mengumumkan Earning Per Share, Dividen Per Share dan Closing Price. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa tingginya harga saham tidak mempengaruhi kebijakan dividen yang diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tersebut, karena harga saham bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen. 59 R. Andi Sularso (2003, Staf Pengajar Fakultas Ekonomi - Universitas Jember), Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengumuman exdividend date di Bursa Efek Jakarta, dengan mengambil sampel 14 saham. Sampel dibagi menjadi dua, yaitu dividen naik dan dividen turun. Periode penelitian selama 120 hari yang dibagi menjadi dua periode yaitu periode estimasi selama 90 hari dan periode peristiwa selama 30 haritermasuk 15 hari sebelum dan sesudah event. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study yang akan mengamati pergerakan harga saham di pasar modal. Edi Subiyantoro (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi - Universitas Merdeka Malang) dan Fransisca Andreani (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen - Universitas Kristen Petra). Penelitian terhadap pengaruh beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan jasa perhotelan yang terdaftar di pasar modal Indonesia didasarkan atas suatu pendekatan terhadap pertumbuhan tetap dari devidend discount model. Penelitian ini menggunakan analisa regresi maka diketahui bahwa harga saham dipengaruhi oleh book value equity per share dan return on equity. Faktor-faktor lain seperti return on asset (ROA), debt to equity ratio, stock return, market risk dan return on the market index ternyata tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara umum, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang relatif lemah terhadap variasi harga saham. Ini berarti bahwa variasi harga saham ditentukan oleh faktor-faktor lainnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini terfokus pada saham-saham perusahaan yang termasuk ke dalam JII (Jakarta Islamic 60 Indeks) selama empat tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2008. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ada atau tidaknya perbedaan harga saham pada periode sebelum pengumuman dan sesudah pengumuman dividen dan untuk melihat sejauh apakah pengaruh pengumuman deviden terhadap harga saham. A. 10 KERANGKA PEMIKIRAN Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon pasar, sebab seringkali dividen sebagai indikator prospek perusahaan dan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang menetapkan kebijakan membayar dividen pertama kali (dividend initiations) merupakan sinyal yang baik dan pasar akan merespon positif. Manajer perusahaan tidak akan membayar dividen kalau mereka tidak yakin dengan pertumbuhan laba dan arus kas masa depan. Sebaliknya kebijakan perusahaan untuk menghapus dividen pertama kalinya (dividend omissions) merupakan sinyal yang buruk, sehingga pasar akan bereaksi negatif. Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Oleh karena itu, manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi yang baik mengenai perusahaannya kepada masyarakat luas, misalnya melalui jumpa pers maupun memasang pengumuman di media cetak. Namun pihak luar sebenarnya tidak mengetahui kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut. Bila manajer dapat memberikan sinyal yang meyakinkan kepada publik, maka publik juga akan terkesan dan hal ini akan tercermin melalui 61 harga sekuritas. Bila manajemen mengumumkan kenaikan dividen yang dibagikan, investor akan menangkap informasi ini sebagai sinyal bahwa prospek perusahaan atau kondisi keuangannya relatif baik untuk masa mendatang. Namun jika manajemen mengumumkan penurunan dividen, hal ini akan dijadikan sinyal oleh investor bahwa kondisi perusahaan relatif tidak baik di masa mendatang. Ditinjau dari sudut pandang perusahaan, keputusan untuk membagikan dividen memerlukan banyak sekali pertimbangan karena dividen yang relatif kecil merupakan laba ditahan yang disisihkan dengan jumlah yang relatif besar dan jika laba ditahan ditingkatkan maka hal ini dapat dijadikan sarana untuk memperkuat posisi perusahaan. Namun apabila dividen tidak dibagikan, hal ini akan mengecewakan investor yang berharap akan memperoleh dividen. Keputusan untuk berinvestasi saham dapat menjadi hal yang tidak menarik lagi bagi mereka Pembagian dividen dapat mengakibatkan terjadinya perubahan harga saham. Pembayaran dividen cenderung diikuti dengan kenaikan harga saham sedangkan penurunan dividen selalu diikuti dengan menurunnya harga saham. Dividen seringkali digunakan sebagai indicator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman besarnya dividen yang dibagikan. Pengumuman dividen seringkali dianggap memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi positif dan reaksi negatif. Pasar akan 62 bereaksi positif bila terjadi kenaikan dividen dan pasar akan bereaksi negatif bila terjadi penurunan dividen. Penelitian ini mengangkat fenomena gejala perubahan harga saham yang dipengaruhi pengumuman deviden. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian persyaratan yaitu dengan menggunakan uji normalitas hal ini untuk melihat apakah data yang digunakan berdistribusi normal. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis dengan Uji Paired Sample T Test untuk memperoleh hipotesis apakah ada pengaruh atau tidak pengumuman dividen terhadap harga saham. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: 63 Kebijakan Deviden Pengumuman Deviden Harga Saham Sebelum Pengumuman Sesudah Pengumuman Uji Persyaratan : - Normalitas Uji beda dua rata-rata berpasangan (Paired Sample T-test) Hipotesis Kesimpulan Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran 64 A. 11 HIPOTESIS Hipotesis yang akan diuji diberi symbol Ho (Hipotesis nol) dan disertai Ha (Hipotesis altenatif). Jika dari pengujian didapat hasil Ho diterima, maka secara otomatis Ha ditolak. Perumusan hipotesis berdasarkan masalah penelitian adalah sebagai berikut : Ho : Tidak adanya perbedaan harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman deviden pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII). Ha : Terdapat perbedaan harga saham sebelum pengumuman deviden dengan harga saham sesudah pengumuman deviden pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII). 65 BAB III METODOLOGI PENENLITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan sebelumnya merupakan event study, yang bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh berdasarkan suatu peristiwa (event). Mengacu pada penelitian sebelumnya, penelitian ini juga dilakukan berdasarkan suatu peristiwa (event), dengan adanya informasi pengumuman dividen. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari dua variabel, yaitu harga saham sebagai variabel bebas (Y) atau (independent variable) dan kebijakan dividen sebagai variabel tidak bebas (X) atau (dependent variable). Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Fokus penelitian merupakan saham emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Objek yang diteliti adalah saham perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII). 3. Saham perusahaan yang konsisten secara terus menerus terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). 4. Saham perusahaan yang membagikan cash dividen atau dividen tunai. 5. Periode yang diteliti dari Januari 2006 sampai Desember 2008. 66 6. Variabel dependen adalah kebijakan dividen. 7. Variabel independen adalah harga saham. B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan maksud untuk tujuan tertentu (peneliti). Kriterianya sebagai berikut : 1. Saham emiten yang halal berdasarkan ketentuan syariah, kehalalan suatu saham disahkan oleh Dewan Pengawas Syariah. 2. Saham-saham tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) dari tahun 2006-2008, dan mengeluarkan dividen. Emiten yang terpilih adalah yang secara konsisten dan terus-menerus membagikan dividen dari periode tahun 2006 sampai 2008 4. Data tanggal pengumuman dividen selama periode tersebut tersedia di bursa; dan 5. Adanya kecukupan data dan kelengkapan data harga saham harian selama periode 2006-2008 dari emiten yang mengumumkan dividen tersebut. 67 C. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data guna melengkapi penelitian ini, maka penulis melakukan teknik pengumpulan data. 1. Adapun teknik pengumpulan data ada dua cara, yaitu : a. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan menggunakan data yang ada di Bursa Efek Indonesia. Data variabel harga saham diperoleh di Bursa Efek Indonesia dan situs yahoo finance. Data variabel kebijakan deviden diperoleh melalui JSX Book (Jakarta Stock Exchange) tahun 2006 - 2008 di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia. Variabel kebijakan deviden terdiri dari cash dividend atau dividen tunai, tanggal pengumuman dividen (announcement date), Cum Date, Ex Divident Date, Recording Date dan Payment Date. b. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penulis juga mengadakan penelitian kepustakaan. Pengumpulan data ini dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnaljurnal serta tesis yang berkaitan dengan penelitian ini. 68 D. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data sampel terambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diidentifikasikan dari grafik scatter plot. Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam dependen variabel dan independen variabel ataupun keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak. 2. Uji Hipotesis Uji Hipotesis dilakukan dengan Uji Paired T-Test yaitu untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok sampel. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh X 1 dan X 2 maka terlebih dahulu harus dicari harga t tabel dengan taraf signifikasi aA= 0,05. Rumus Paired Sample T Test (Sarwoko: 125-126, 2007) : t = XD -• µ‘D SD Dimana: XD = Perbedaan rata-rata sampel berpasangan µÁ D = Perbedaan rata-rata populasi berpasangan SD = Standar error dari perbedaan rata-rata sampel berpasangan 69 (?ÕX D) ² SD = ?öX²D – n N (n-1) Dengan parameter statistic sebagai berikut : Ho : Tidak adanya perbedaan harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman deviden pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII). Ha : Terdapat perbedaan harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman deviden pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII). Dengan criteria pengujian sebagai berikut : Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel E. Desain Penelitian Desain penelitian digunakan untuk memberikan arah atau gambaran dari penelitian tersebut, dimana variabel ini adalah perkembangan harga saham sebelum dan sesudah pembayaran dividen. Perkembangan Harga Saham : 70 Dimana : X1 : Sebelum Pengumuman Deviden ( H -ú15 ) X2 : Sesudah Pengumuman Deviden ( H + 15 ) Jangka waktu penelitian merujuk pada penelitian Lani Saputra dan Adwin Surja Atmadja (2006). Jangka waktu penelitian yang terlalu lama akan mengakibatkan terjadinya bias, sedangkan jika jangka waktu pendek tidak akan mencerminkan fluktuasi harga saham, berdasarkan informasi yang ada di dapat jangka waktu 15 hari cukup efektif untuk melihat pergerakan sampai stabilnya harga saham dan adanya kecukupan waktu untuk melihat seberapa besar pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham. F. Operasional Variabel Penelitian Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data documenter di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). 1. Variabel Harga Saham a. Definisi Konseptual Harga saham adalah suatu nilai yang secara sederhana menggambarkan rata-rata turun atau naiknya harga saham pada suatu waktu atau periode tertentu. Harga saham akan dilihat perkembangannya baik itu sebelum maupun seseudah dilakukan pembayaran dividen, karena pembayaran dividen 71 merupakan termasuk salah satu faktor yang memperngaruhi harga saham. b. Definisi Operasional Harga saham perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islam Indeks merupakan data sekunder, yang datanya dapat langsung diambil dari kurs harian pada saat closing price selama 15 hari sebelum dan sesudah pengumuman dividen, jangka waktu penelitian yang terlalu lama akan mengakibatkan terjadinya bias, sedangkan jika jangka waktu pendek tidak akan mencerminkan fluktuasi harga saham, berdasarkan informasi yang ada di dapat jangka waktu 15 hari cukup efektif untuk melihat pergerakan sampai stabilnya harga saham. 2. Pembayaran Deviden a. Definisi Konseptual Pembayaran dividen adalah kemampuan perusahaan dalam membagikan laba. Besarnya dividen yang dibayarkan ditentukan dalam rapat pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase tertentu atas nilai nominal saham. Peningkatan pembayaran deviden akan memberikan informasi kepada para pemegang saham bahwa perusahaan yakin akan 72 arus kas yang cukup besar pada masa yang akan datang untuk menanggung tingkat deviden yang tinggi. b. Definisi Operasional Pembayaran dividen merupakan data sekuder yang datanya dapat diambil langsung dari daftar perusahaan yang membayarkan dividen kepada investor pada tahun 2006-2008. 3. Informasi Informasi adalah semua bentuk pemberitaan baik di dalam pasar modal maupun di luar pasar modal (media lain) yang diterima oleh investor dengan harapan dapat digunakan sebagai dasar atau acuan dalam pengambilan keputusannya. Informasi di pasar modal terdiri atas informasi yang dipublikasikan (public information) dan informasi yang tidak dipublikasikan (private information). Informasi yang dipublikasikan, yaitu informasi yang sudah diketahui oleh masyarakat umum dan memang sengaja untuk diberitahukan. Informasi yang tidak dipublikasikan, yaitu informasi yang hanya diketahui oleh kelompok tertentu dan bersifat rahasia. Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari oleh pelaku pasar modal untuk keperluan pengambilan 73 keputusan investasi, informasi karena keberadaan yangdipublikasikan ataupun informasi yang baik tidak dipublikasikan sangat berkaitan dengan perubahan harga saham. Untuk itu investor harus memperoleh informasi yang merata dan transparan, sehingga dapat mengambil keputusan kapan saat membeli dan menjual sahamnya dengan harga yang wajar. Penilaian tersebut mengakibatkan harga saham berubah dengan cepat sesuai dengan informasi yang tersedia di pasar. Informasi yang tersedia tersebut telah tercakup dalam harga saham yang lalu. Agar investor dapat memperoleh return maka investor harus mempergunakan berbagai bentuk analisis berdasarkan informasi yang diperoleh. Dalam menganalisis penenlitian ini, informasi yang digunakan sebagai event adalah informasi yang dipublikasikan, khususnya informasi mengenai pengumuman dividen karena adanya pengumuman dividen diperkirakan dapat mempengaruhi perubahan harga saham yang pada akhirnya akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan. 74 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa saham di Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu bursa tempat dimana orang memperjualbelikan efek di Indonesia. Pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya melakukan pengabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan nama baru Bursa Efek Indonesia. PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pertama kali berdiri pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, yang kemudian dibentuk ulang melalui Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951, dan selanjutnya dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 1952. selama dua dasawarsa kemudian BEJ mengalami pasang surut yang ditandai pula oleh pemberhentian kegiatan sepanjang decade 60-an dan awal 70-an. Pada tahun 1977, pemerintah Indonesia menghidupkan kembali BEJ dengan mencatatkan saham 13 perusahaan PMA. Namun demikian, baru sekitar decade 80-an dan awal 90-an, BEJ benar-benar berkembang menjadi bursa efek seperti yang kita kenal sekarang sebagai Bursa Efek Indonesia. 75 Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris Indonesia Stock Exchange (ISX) adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES), di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur Utama BES Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem baru yang akan disediakan OMX. 2. Sejarah Jakarta Islamic Index Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lainlain. Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). 76 Dewasa ini perkembangan produk investasi yang sesuai dengan syariah semakin pesat. Hal ini dipicu antara lain dengan terbongkarnya skandal diberbagai lembaga keuangan dunia yang telah membuka mata banyak orang mengenai pentingnya menjalankan bisnis yang menekankan pada etika dan moralitasnya. Bersamaan dengan fenomena tersebut, disisi lain mulai bangkit minat para investor untuk menanamkan dananya pada instrumen-instrumen keuangan yang berdasarkan syariah. Salah satu realisasi instrument investasi yang sesuai syariah adalah indeks yang berisikan sahamsaham perusahaan emiten yang yang menjalankan bisnis yang tidak bertentangan dengan syariah, yang dapat digunakan sebagai benchmark dalam mengelola portofolio saham-saham syariah. Menurut Achsien (2000), pengembang pertama indeks syariah dan equity fund seperti Reksa Dana adalah Amerika Serikat, setelah The Amana Fund diluncurkan The North American Islamic Trust sebagai equity fund pertama di dunia tahun 1986, tiga tahun kemudian Dow Jones Islamic Index meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index (DJIM). Di Indonesia perkembangan instrument syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Dana Reksa Invesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah. Penentuan 77 kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah DIM. Ruang lingkup kegiatan usahan emiten yang bertentangan dengan prinsip hukum syariah Islam adalah : a) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b) Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional. c) Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. d) Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Selain kritetia diatas, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII Bursa Efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi emiten yaitu : 1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga (tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitalisasi besar). 2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90% (Sembilan puluh persen). 78 3. Memilih 60 (enam puluh) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. 4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengn urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen index pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan di-monitoring secara terus menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia. 3. Gambaran Umum Perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index (JII) Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal kedalam suatu perusahaan. penyertaan modal dilakukan melanggar prinsip-prinsip Sementara dalam prinsip syariah, pada perusahaan-perusahaan syariah, seperti bidang yang tidak perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain. Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinisp syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Indeks (JII) yang merupakan 30 79 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional (DSN). Indeks JII dipersiapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM). Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks. Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah kapitalisasi pasar (market capitalization) dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali. 80 Terdapat 9 perusahaan yang konsisten dan memenuhi kriteria penentuan sampel. Sehingga penulis hanya menggunakan 9 perusahaan, yaitu antara lain : TABEL 4.1 9 Perusahaan JII No. Kode Nama Emiten Keterangan 1 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk tetap 2 BUMI BUMI Resources Tbk tetap 3 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk tetap 4 INCO International Nickel Indonesia Tbk tetap 5 KLBF Kalbe Farma Tbk tetap 6 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tetap 7 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk tetap 8 UNTR United Tractors Tbk tetap 9 UNVR Unilever Indonesia Tbk tetap Sumber : www.idx.co.id B. Penemuan dan Pembahasan 1. Deskripsi Harga Saham Masing-masing Perusahaan Sebelum Pengumuman Dividen a. Aneka Tambang (Persero) Tbk Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) T bk terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008, 81 dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 13550 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 3125. Nilai harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mengalami peningkatan pada tahun 2007 tetapi pada tahun 2008 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. Deviasi standar tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di tahun 2006 sebesar 579,753 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 66,592. 82 Tabel 4. 2 Harga Saham PT Aneka Tambang Tbk Hari ANTM 2006 ANTM 2007 ANTM 2008 -15 5550 13300 3200 -14 5650 13000 3175 -13 5600 12750 3225 -12 5000 13200 3225 -11 5000 13350 3200 -10 5250 13050 3250 -9 4950 13300 3175 -8 4800 13550 3125 -7 3975 13400 3150 -6 4000 13200 3175 -5 4075 13150 3175 -4 4425 13150 3250 -3 4575 12850 3300 -2 4450 12950 3375 -1 4225 12850 3125 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 3 Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 2006 ANTM 2007 N 15 15 Minimum 3975 12750 Maximum 5650 13550 Mean 4768,33 13136,67 Std. Deviation 579,753 227,146 ANTM 2008 15 3125 3375 3208,33 66,592 Valid N (listwise) 15 Sumber: Output SPSS b. PT. Bumi Resources Berdasarkan Tabel 4.4 dan 4.5 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Bumi Resources Tbk terjadi di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006, dimana 83 nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 8500 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 890 Nilai harga saham PT trend kenaikan sepanjang Bumi Resources Tbk menunjukkan periode penelitian yang dilakukan, Sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Bumi Resources Tbk mengalami peningkatan. Deviasi standar tertinggi PT Bumi Resources Tbk PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 424,601 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 11,872. Tabel 4. 4 Harga Saham PT Bumi Resources Hari BUMI 2006 BUMI 2007 BUMI 2008 -15 890 1590 7400 -14 940 1670 7500 -13 910 1700 7150 -12 900 1620 8300 -11 910 1500 8400 -10 910 1500 8200 -9 910 1500 8200 -8 920 1410 8300 -7 930 1430 8400 -6 920 1410 8450 -5 920 1430 8500 -4 920 1430 8450 -3 910 1420 8400 -2 920 1460 8050 -1 910 1480 8100 Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI) 84 Tabel 4. 5 Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk N BUMI 2006 BUMI 2007 BUMI 2008 Valid N (listwise) 15 Minimum 890 Maximum 940 Mean 914,67 Std. Deviation 11,872 1410 7150 1700 8500 1503,33 8120,00 96,560 424,601 15 15 15 Sumber : Output SPSS c. PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk Berdasarkan Tabel 4.6 dan 4.7 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terjadi di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006, dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 6700 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 3875. Nilai harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terus meningkat, dan pada tahun 2008 harga saham mengalami peningkatan namun tidak terlalu besar. Deviasi standar tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 365,800 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 83,559. 85 Tabel 4. 6 Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Hari INTP 2006 INTP 2007 INTP 2008 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 4200 4025 4025 4025 3925 4000 4025 3975 3975 3950 4025 3875 3875 3900 3900 5750 5700 5450 5450 5550 5700 5900 5700 5500 5550 5450 5450 5550 5600 5600 6700 6550 6100 5850 5850 5850 5800 5850 5900 5750 5600 5600 5450 5850 5300 Sumber:BEI Tabel 4. 6 Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk N INTP 2006 INTP 2007 INTP 2008 Valid N (listwise) 15 15 15 15 Minimum 3875 5450 5300 Maximum 4200 5900 6700 Mean 3980,00 5593,33 5866,67 Std. Deviation 83,559 133,452 365,800 Sumber: Output SPSS d. PT International Nickel Indonesia Tbk Berdasarkan Tabel 4.8 dan 4.9 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT International Nickel Indonesia Tbk terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008, dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 54350 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 6950. 86 Nilai harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terus meningkat, sedangkan pada tahun 2008 harga saham mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. Deviasi standar tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terjadi di tahun 2007 sebesar 2411,347 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 412,166. Tabel 4. 8 Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk Hari INCO 2006 INCO 2007 INCO 2008 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 17150 17150 18100 18250 18100 17700 17800 18100 18200 18300 18400 17800 18200 17650 17350 54350 51300 47000 48100 48050 49150 50000 47700 50000 50750 50750 47550 45800 46800 45100 7050 6950 7250 7050 7300 7700 7950 8500 8500 8750 9300 9300 9250 9150 9450 Sumber: Bursa Efek Indonesia 87 Tabel 4. 9 Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk N INCO 2006 INCO 2007 INCO 2008 Valid N (listwise) 15 15 15 15 Minimum 17150 Maximum 18400 Mean 17883,33 Std. Deviation 412,166 45100 6950 54350 9450 48826,67 8230,00 2411,347 952,028 Sumber: Output SPSS e. PT Kalbe Farma Tbk Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan PT Kalbe Farma mengumumkan bahwa pada tahun 2006 PT Kalbe Farma tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham dan telah disetujui bersama bahwa laba bersih akan dimasukkan dan dibukukan sebagai laba ditahan. Berdasarkan Tabel 4.10 dan 4. 11 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Kalbe Farma Tbk terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008, dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 1260 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 830. Nilai harga saham PT Kalbe Farma Tbk, sepanjang tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Kalbe Farma Tbk mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya 88 sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. Deviasi standar tertinggi PT Kalbe Farma Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 15,055dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 12,344. Tabel 4. 10 Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk Hari -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 Sumber: BEI KLBF 2007 KLBF 2008 1240 1240 1250 1230 1240 1220 1240 1230 1230 1230 1230 1230 1220 1260 1260 840 830 830 850 840 850 850 860 870 860 870 860 860 880 870 Tabel 4. 11 Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk N KLBF 2007 KLBF 2008 15 15 Valid N (listwise) 15 89 Minimum 1220 830 Maximum 1260 880 Mean 1236,67 854,67 Std. Deviation 12,344 15,055 Sumber: Output SPSS f. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Berdasarkan Tabel 4. 12 dan 4. 13 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk terjadi di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006, dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 13050 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 2625. Nilai harga saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk terus mengalami peningkatan. Deviasi standar tertinggi PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 599,246 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 266,838. 90 Tabel 4. 12 Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Hari PTBA 2006 PTBA 2007 PTBA 2008 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 Sumber: BEI 4000 3675 3600 3700 3525 3300 3175 3150 3250 3000 3075 3125 2900 2750 2625 4225 4300 4400 4275 3950 3900 3975 4025 3800 3725 3675 3600 3625 3700 3725 13050 11950 11550 11650 11350 11000 11150 11300 11400 11550 11500 11300 10900 10700 10450 Tabel 4. 13 Descriptive Statistics PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2006 PTBA 2007 PTBA 2008 N 15 15 Minimum 2625 3600 Maximum 4000 4400 Mean 3256,67 3926,67 Std. Deviation 381,078 266,838 15 10450 13050 11386,67 599,246 Valid N (listwise) 15 Sumber: Output SPSS g. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Berdasarkan Tabel 4. 14 dan 4. 15 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , 91 dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 9850 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 6750. Nilai harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami peningkatan, namun di tahun 2008 harga saham mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. Deviasi standar tertinggi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk terjadi di tahun 2006 sebesar 243,975 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 59,362. 92 Tabel 4. 14 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Hari TLKM 2006 TLKM 2007 TLKM 2008 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 7400 7300 7350 6950 7050 7150 7250 7250 7500 7400 7400 7450 7500 6800 6750 9850 9700 9750 9750 9650 9700 9750 9800 9700 9700 9750 9800 9700 9850 9700 7750 7750 7550 7500 7350 7500 7550 7550 7750 7950 7950 8150 7850 7950 7950 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 15 Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk N TLKM 2006 TLKM 2007 TLKM 2008 Valid N (listwise) 15 15 15 Minimum 6750 9650 7350 Maximum 7500 9850 8150 Mean 7233,33 9743,33 7736,67 Std. Deviation 243,975 59,362 228,713 15 Sumber: Output SPSS h. PT Unilever Indonesia Tbk Berdasarkan Tabel 4. 16 dan 4. 17 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Unilever Indonesia Tbk terjadi di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana 93 nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 7050 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 4000. Nilai harga saham PT Unilever Indonesia Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan. Deviasi standar tertinggi PT Unilever Indonesia Tbk terjadi di tahun 2007 sebesar 219,415 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 96,115. Tabel 4. 16 Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk Hari UNVR 2006 UNVR 2007 UNVR 2008 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 4300 4200 4025 4175 4000 4050 4050 4050 4125 4200 4225 4275 4450 4550 4375 6250 6250 6250 6200 6300 6250 6050 6100 6000 5750 5700 5700 5900 5950 5800 6700 6850 6850 6850 6650 6750 6850 6900 6750 6850 6800 6750 6850 6900 7050 Sumber: Bursa Efek Indonesia 94 Tabel 4. 17 Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk UNVR 2006 UNVR 2007 N 15 Minimum 4000 Maximum 4550 Mean 4203,33 Std. Deviation 163,900 15 5700 6300 6030,00 219,415 UNVR 2008 15 6650 7050 6823,33 96,115 Valid N (listwise) 15 Sumber: Output SPSS i. PT United Tractors Tbk Berdasarkan Tabel 4. 18 dan 4. 19 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT United Tractors Tbk terjadi di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 7050 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 4250 Nilai harga saham PT United Tractors Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT United Tractors Tbk mengalami kenaikan. Deviasi standar tertinggi PT United Tractors Tbk terjadi di tahun 2006 sebesar 282,916 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 91,548. 95 Tabel 4. 18 Harga Saham PT United Tractors Tbk Hari UNTR 2006 UNTR 2007 UNTR 2008 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 4800 4825 4800 5000 4800 5000 4700 4700 4575 4300 4300 4250 4250 4250 4350 6050 6100 6000 5750 5700 5700 5900 5950 5800 5750 5850 5800 5850 5650 5650 6850 6850 6850 6650 6750 6850 6900 6750 6850 6800 6750 6850 6900 7050 6900 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 19 Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk N UNTR 2006 UNTR 2007 UNTR 2008 Valid N (listwise) 15 15 15 15 Minimum 4250 5650 6650 Maximum 5000 6100 7050 Mean 4593,33 5833,33 6836,67 Std. Deviation 282,916 142,261 91,548 Sumber: Output SPSS 2. Deskripsi Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen Dari data yang diperoleh untuk harga saham sebelum pengumuman dividen dengan rentang = 47972, banyaknya kelas = 6, panjang kelas interval = 7995, rata-rata = 7758,61 , modus = 5.159,81, median = 30.196,2. (pada lampiran 4-8). Distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut : 96 Tabel 4. 20 Distribusi Frekuensi Harga Saham Sebelum Pengumuman Deviden Batas Bawah Frekuensi Frekuensi No. Interval Kelas ( X1 ) Kelas Interval Relatif ( % ) Absolut 1 855 2 -P 8.849 21 854.5 80,77 8.850 -¼ 16.844 3 8849,5 11,54 3 16.845 -* 24.839 1 16844,5 3,85 4 24.840 -– 32.834 -– 24839,5 -– 5 32.835 - 40.832 - 32834,5 - 6 40.833 -Þ 48.827 1 40832,5 3,85 Jumlah 26 Sumber : Pengolahan Data 97 100 Sedangkan grafik histogram harga saham sebelum pengumuman deviden adalah sebagai berikut : - 3 1 0 21 854.5 8849,5 16844,5 24839,5 32834,5 40832,5 Harga Saham (X1) Gambar 4.1 Grafik Histogram Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen (X1) Dari gambar histogram tersebut tampak bahwa harga saham sebelum pengumuman dividen pada interval kelas 855 – 8.849 mencapai frekuensi tertinggi 80,77 %. 98 3. Deskripsi Harga Saham Masing-masing Perusahaan Sesudah Pengumuman Dividen a. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Berdasarkan Tabel 4. 21 dan 4. 22 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 16150 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 2375. Nilai harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk , sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mengalami kenaikan, sedangkan di tahun 2008 harga saham mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. Deviasi standar tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di tahun 2007 sebesar 815,008 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 306,021. 99 Tabel 4. 21 Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Hari ANTM 2006 ANTM 2007 ANTM 2008 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 5550 5650 5600 5000 5000 5250 4950 4800 3975 4000 4075 4425 4575 4450 4225 16150 15800 15900 15750 15900 15850 15800 15750 15050 14800 15050 14650 14500 14000 13400 2375 2475 2500 2450 2775 2925 2925 3025 3000 3025 2925 2975 3500 3100 3100 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 22 Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Pesero) Tbk N ANTM 2006 ANTM 2007 ANTM 2008 15 15 15 Valid N (listwise) 15 Minimum 3975 13400 2375 Maximum 5650 16150 3500 Mean 4768,33 15223,33 2871,67 Std. Deviation 579,753 815,008 306,021 Sumber: Output SPSS b. PT Bumi Resources Tbk Berdasarkan Tabel 4. 23 dan 4. 24 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Bumi Resources Tbk terjadi di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana 100 nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 7200 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 810. Nilai harga saham PT Bumi Resources Tbk , sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Bumi Resources Tbk terus mengalami kenaikan. Deviasi standar tertinggi PT Bumi Resources Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 383,344 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 14,541. Tabel 4. 23 Harga Saham PT Bumi Resources Tbk No. BUMI 2006 BUMI 2007 BUMI 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 830 810 820 830 830 830 820 830 860 860 830 830 830 850 850 1940 1890 1840 1860 1880 1820 1860 1890 1880 1920 1750 1750 1700 1600 1560 6450 6350 5950 6000 6050 6350 6300 5900 6350 6800 6900 6650 6650 6800 7200 Sumber: Bursa Efek Indonesia 101 Tabel 4. 24 Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk N BUMI 2006 BUMI 2007 BUMI 2008 Valid N (listwise) 15 15 15 15 Minimum 810 1560 5900 Maximum 860 1940 7200 Mean 834,00 1809,33 6446,67 St. Deviation 14,541 114,484 383,344 Sumber: Ouput SPSS c. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Berdasarkan Tabel 4. 25 dan 4. 26 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terjadi di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 6700 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 3875. Nilai harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk , sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terus mengalami kenaikan. Deviasi standar tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 232,584 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 85,496. 102 Tabel 4.25 Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Hari 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. INTP 2006 3900 3950 3975 3875 3950 3975 4125 4325 4375 4350 4400 4375 4300 4300 4400 INTP 2007 5550 5700 5750 5750 5650 5650 5800 5600 5500 5600 5600 5600 5700 5750 5600 INTP 2008 5900 5950 6000 6000 6150 6400 6150 6250 6350 6400 6300 6450 6450 6500 6700 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 26 Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk N INTP 2006 INTP 2007 INTP 2008 Valid N (listwise) Minimum 3875 5500 5900 15 15 15 Maximum 4400 5800 6700 Mean 4171,67 5653,33 6263,33 Std. Deviation 209,563 85,496 232,584 15 Sumber: Output SPSS d. PT International Nickel Indonesia Tbk Berdasarkan Tabel 4. 27 dan 4. 28 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT International Nickel Indonesia Tbk terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 103 sebesar Rp 64200 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 5850. Nilai harga saham PT International Nickel Indonesia Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT International Nickel Indonesia Tbk mengalami kenaikan, sedangkan harga saham di tahun 2008 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. Deviasi standar tertinggi PT International Nickel Indonesia Tbk terjadi di tahun 2007 sebesar 1482,373 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 534,344. Tabel 4. 27 Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk Hari INCO 2006 INCO 2007 INCO 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 20400 21000 21250 20200 19050 18950 18950 18900 18350 18300 18300 17700 17600 17600 17350 64200 62950 59500 60000 61350 62850 60150 59200 59750 60100 59900 59850 59850 61100 60050 7100 7250 7550 7650 7300 6950 6200 5850 6200 6400 6500 6350 6700 6950 7000 104 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 28 Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk N 15 15 Minimum 17350 59200 Maximum 21250 64200 Mean 18926,67 60720,00 Std. Deviation 1257,388 1482,373 15 5850 7650 6796,67 534,344 INCO 2006 INCO 2007 INCO 2008 Valid N (listwise) 15 Sumber: Output SPSS e. PT Kalbe Farma Tbk Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan PT Kalbe Farma mengumumkan bahwa pada tahun 2006, PT Kalbe Farma tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham dan telah disetujui bersama bahwa laba bersih akan dimasukkan dan dibukukan sebagai laba ditahan. Berdasarkan Tabel 4. 29 dan 4. 30 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Kalbe Farma Tbk terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 1270 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 760. Nilai harga saham PT Kalbe Farma Tbk, sepanjang tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Kalbe Farma Tbk mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya 105 sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. Deviasi standar tertinggi PT Kalbe Farma Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 16,762 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 11,255 Tabel 4. 29 Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk Hari 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. KLBF 2007 1230 1240 1240 1250 1230 1250 1270 1230 1240 1240 1230 1230 1240 1230 1230 KLBF 2008 780 800 790 800 810 760 760 760 760 770 780 760 780 770 770 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 30 Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk N KLBF 2007 KLBF 2008 Valid N (listwise) 15 15 15 Sumber: Output SPSS 106 Minimum 1230 Maximum 1270 Mean 1238,67 Std. Deviation 11,255 760 810 776,67 16,762 f. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Berdasarkan Tabel 4. 31 dan 4. 32 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 15350 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 3025. Nilai harga saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk terus mengalami kenaikan. Deviasi standar tertinggi PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 655,163 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 211,429. Tabel 4. 31 Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Hari 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. PTBA 2006 3350 3300 3350 3375 3225 3100 3100 3100 3250 3025 3550 3475 3750 3650 3400 PTBA 2007 5250 4925 4925 4850 4600 4575 4750 4900 4850 4500 4350 4375 4175 4200 4200 Sumber: Bursa Efek Indonesia 107 PTBA 2008 15350 14850 14650 15000 14800 15100 15250 14150 14250 14450 14700 14600 13900 13650 12900 Tabel 4. 32 Descriptive Statistics PT Tambang Batubaa Bukit Asam Tbk N 15 15 Minimum 3025 4175 Maximum 3750 5250 Mean 3333,33 4628,33 Std. Deviation 211,429 325,531 PTBA 2008 15 12900 15350 14506,67 655,163 Valid N (listwise) 15 PTBA 2006 PTBA 2007 Sumber: Output SPSS g. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Berdasarkan Tabel 4. 33 dan 4. 34 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 11450 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 6900. Nilai harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami kenaikan, sedangkan di tahun 2008 harga saham PT Telekomunikasi Indonesia mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. 108 Deviasi standar tertinggi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk terjadi di tahun 2007 sebesar 435,753 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 114,746. Tabel 4. 33 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Hari TLKM 2006 TLKM 2007 TLKM 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 7300 7350 7400 7400 7450 7150 7200 7150 7100 7400 7300 7300 7250 7400 7450 11000 11050 11350 11300 11000 11300 11450 10900 10600 10500 10500 10400 10550 10350 10000 6900 7350 7700 7500 7400 7300 7400 7350 7350 7650 7550 7300 7300 7400 7500 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 34 Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk N TLKM 2006 TLKM 2007 TLKM 2008 15 15 15 Valid N (listwise) 15 Sumber: Output SPSS 109 Minimum 7100 10000 6900 Maximum 7450 11450 7700 Mean 7306,67 10816,67 7396,67 Std. Deviation 114,746 435,753 185,614 h. PT Unilever Indonesia Tbk Berdasarkan Tabel 4. 35 dan 4. 36 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT Unilever Indonesia Tbk di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 7200 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 3675. Nilai harga saham PT Unilever ndonesia Tbk, tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT sepanjang Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan, sedangkan di tahun 2008 harga saham PT Unilever Indonesia mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan. Deviasi standar tertinggi PT Unilever Indonesia Tbk terjadi di tahun 2007 sebesar 370,649 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 74,322. 110 Tabel 4. 35 Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk Hari UNVR 2006 UNVR 2007 UNVR 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 4000 4050 4125 4100 4150 4150 4175 3825 3675 3725 3900 3950 3900 4050 4125 7200 7000 7150 7050 6900 6850 6950 6800 6800 6850 6300 6250 6350 6200 6100 6750 6750 6850 6750 6650 6750 6700 6750 6800 6950 6850 6750 6750 6700 6700 Sumber: Bursa Efek Indonesia. Tabel 4. 36 Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk N UNVR 2006 UNVR 2007 UNVR 2008 Valid N (listwise) 15 15 15 15 Minimum 3675 6100 6650 Maximum 4175 7200 6950 Mean 3993,33 6716,67 6763,33 Std. Deviation 159,370 370,649 74,322 Sumber: Output SPSS i. United Tractors Tbk Berdasarkan Tabel 4. 37 dan 4. 38 dapat diketahui bahwa harga saham rata-rata tertinggi PT United Tractors Tbk di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan 2008 yaitu sebesar Rp 6950 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 4000. 111 Nilai harga saham PT United Tractors Tbk, sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT United Tractors Tbk mengalami kenaikan. Deviasi standar tertinggi PT United Tractors Tbk terjadi di tahun 2007 sebesar 282,337 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 85,496. Tabel 4. 37 Harga Saham PT United Tractors Tbk Hari UNTR 2006 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. UNTR 2007 4200 4025 4175 4000 4050 4050 4050 4125 4200 4225 4275 4450 4550 4375 4700 UNTR 2008 6950 6800 6800 6850 6300 6250 6350 6200 6100 6300 6250 6250 6250 6200 6300 6750 6850 6750 6650 6750 6700 6750 6800 6950 6850 6750 6750 6700 6700 6600 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel 4. 38 Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk N UNTR 2006 UNTR 2007 UNTR 2008 15 15 15 Valid N (listwise) 15 112 Minimum 4000 6100 6600 Maximum 4700 6950 6950 Mean 4230,00 6410,00 6753,33 Std. Deviation 207,494 282,337 85,496 Sumber: Output SPSS 4. Deskripsi Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen Dari data yang diperoleh untuk harga saham sesudah pengumuman dividen dengan rentang = 59943, banyaknya kelas = 6, panjang kelas interval = 9991 , rata-rata = 8435,62 , Modus = 6.298,53 , Median = 30.749,5. (pada lampiran 4-8). Distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut : No. Tabel 4.39 Distribusi Frekuensi Harga Saham Sesudah Pengumuman Deviden Frekuensi Frekuensi Batas Bawah Interval Kelas ( X1 ) Relatif ( % Kelas Interval Absolut ) 1 777 -@ 10.767 21 776.5 80,77 2 3 10.768 20.759 - 20.758 -ñ 30.749 4 -ñ 10.767,5 20.758,5 15,39 -ñ 4 30.750 -É 40.740 -É 30.749,5 -É 5 40.741 -¡ 50.731 -¡ 40.740,5 -¡ 6 50.732 -z 60.722 1 50.731,5 3,85 Jumlah 26 Sumber : Pengolahan Data 113 100 Sedangkan grafik histogram harga saham sesudah pengumuman deviden adalah sebagai berikut : 21 4 1 776.5 10767,5 20758,5 30749,5 40740,5 50731,5 Harga Saham (X2) Gambar 4.2 Grafik Histogram Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen ( X2) 114 3. Pengujian Persyaratan Data Sebelum dilakukan pengolahan data dalam uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data, yaitu uji normalitas. a. Uji Normalitas Data Uji Normalitas data digunakan untuk menentukan apakah seluruh data yang akan diolah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diidentifikasikan dari grafik scatter plot. Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam dependen variabel dan independen variabel ataupun keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Menurut Singgih Santoso (2004 : 124) ada beberapa cara untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah : 1). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut memenuhi asumsi normalitas. 2.) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut 115 tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian penelitian ini, berdasarkan pengumuman deviden terhadap harga saham syariah adalah sebagai berikut: Gambar 4.3. Hasil Uji Normalitas Sumber : Output SPSS Dari hasil scatter plot di atas dapat diketahui bahwa data tersebut telah terdistribusi normal karena titik-titik yang menyebar berada di sekitar garis diagonal. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan telah memenuh asumsi normalitas data. 116 4. Pengujian Hipotesis Setelah persyaratan selanjutnya adalah pengolahan melaksanakan data dipenuhi, pengujian hipotesis langkah untuk mempermudahkannya maka digunakan program SPSS 15.0 dengan menggunakan uji paired T- Test atau paired sample test. Dari perhitungan Paired T- Test (lampiran 9) diperoleh hasil : X1 = 7758,61 n ?U = 26 X2 = 8435,62 n2 = 26 T hitung = 1,396 T tabel (a(= 0,05 ; dk = 25) = 1,71 Karena t hitung < t tabel maka tolak Ha pada taraf signifikan an = 0,05. Hal ini berarti hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan rata-rata harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman dividen ditolak. Apabila Ha ditolak, maka artinya H0 diterima. Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata harga saham sesudah pengumuman dividen. Hasil pengujian dengan uji- T dapat dilihat pada tabel berikut: 117 Tabel 4.40 Hasil Pengujian Paired T- Test pada taraf signifikan af = 0,05 Variabel Dk T Hitung T Tabel Kesimpulan X1 X2 25 1,396 1,71 Terima Ho Sumber : Pengolahan Data Keterangan : t tabel 1,71 untuk dk = 25 dengan taraf signifikan a’= 0,05 X1 = Harga saham sebelum pengumuman dividen X2 = Harga saham sesudah pengumuman dividen Berdasarkan hasil perhitungan yang telah diuraikan, diketahui tidak adanya perbedaan harga saham biasa sebelum pengumuman dividen pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek Indonesia. Dari perhitungan itu pula, maka hasil penelitian ini dapat diinterpretasikan bahwa pengumuman dividen tidak dapat mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga saham biasa. Hal ini mengindikasikan bahwa pembagian dividen bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga saham biasa perusahaan tetapi masih ada faktorfaktor lainnya yang mempengaruhi harga saham biasa perusahaan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perdagangan saham selain pembagian deviden. Faktor-faktor tersebut antara lain: supply and demand saham di pasar modal, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat atau laba per 118 lembar saham, proyeksi laba, tingkat resiko dan pengembalian serta tingkat suku bunga. Namun adakalanya perubahan harga saham tidak begitu mencerminkan keadaan fundamental perusahaan pada periode tertentu. Harga saham lebih dipengaruhi oleh faktor ekstern di luar faktor fundamental seperti kondisi makro. Kondisi makro tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kebijakan fiskal, kondisi sosial politik, tingkat bunga serta kondisi politik luar negeri, stabilitas politik, kebijakan pemerintah dalam dunia industri dan usaha atau faktor sejenis yang terjadi pada perusahaan merupakan variabel yang bisa ikut memicu arah pergerakan kurs saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dividen bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan tetapi masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham perusahaan sehingga dapat dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan pada harga saham perusahaan. Penelitian yang sebelumnya oleh Nurmala (2006), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Banyak faktor-faktor lain yang tidak diteliti yang lebih mempengaruhi perubahan harga saham diluar kebijakan dividen. Faktorfaktor tersebut antara lain kondisi perekonomian di Indonesia yang tidak stabil. 119 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah disajikan dalam bab IV maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman dividen pada perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil uji hipotesis dengan uji- T diperoleh t hitung sebesar 1,396 sedangkan t tabel = 1,71 (pada taraf signifikan aØ = 0,05 ; dk = 25). Hipotesis nol diterima apabila t hitung < t tabel, sedangkan hipotesis penelitian ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah pengumuman dividen pada perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan pada 26 sampel harga saham perusahaan yang temasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sebelum pengumuman dividen yaitu 7758,61 sedangkan rata-rata harga saham sesudah pengumuman dividen yaitu 8435,63 tetapi dari hasil uji yang 120 dilakukan terdapat t hitung < t tabel yaitu 1,396 < 1,71 sehingga hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan dalam pembagian dividen tunai kepada investor yaitu antara lain perusahaan: Aneka Tambang pada pembagian dividen tahun 2008, International Nickel Indonesia pada pembagian dividen tahun 2008, Indocement Tunggal Prakasa pada pembagian dividen tahun 2007, dan United Tractors pada pembagian dividen tahun 2007. Pembagian dividen yang mengalami penurunan dalam pembayaran dividen tunai. Hal ini dapat dianggap sebagai signal buruk karena perusahaan akan dianggap sebagai kekurangan likuiditas sedangkan pembagian dividen yang mengalami peningkatan memberikan sinyal yang baik mengenai prospek perusahaan di masa depan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pasar merupakan pasar yang efisien. Dimana keadaan ini sebagai bentuk dari efisiensi setengah kuat (semi strong). Dengan kata lain, keadaan dimana harga-harga bukan hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang lalu melainkan semua informasi yang dipublikasikan. Indifference Theory melandasi anggapan bahwa dividen bukan faktor yang relevan terhadap nilai saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembayaran atas dividen tidak perlu dilakukan, karena tidak akan berpengaruh terhadap kemakmuran para pemegang saham dan juga tidak akan menaikkan harga saham suatu perusahaan. 121 B. SARAN Hasil penelitian ini tentunya masih terdapat banyak kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain terbatasnya sampel yang diambil, sehingga belum dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar, dan jangka waktu penelitian hanya tiga tahun dengan meneliti 15 hari sebelum pengumuman dividen dan 15 hari sesudah pengumuman dividen. Dengan kelemahan penelitian maka saran yang akan disampaikan yaitu : 1. Manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan teliti kebijakan dividen yang nantinya akan dipilih. Apabila terdapat pengumuman yang berhubungan dengan dividen yang merupakan hasil dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) maka langsung diberitahukan kepada BEI atau Bapepam agar semua pihak baik pemegang saham maupun calon investor dapat memanfaatkannya dengan mengambil tindakan secara cepat dan tepat. 2. Diharapkan calon investor sebelum mengambil keputusan sebelum melakukan investasi dan menganalisa kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pihak investor. Dari keempat tanggal prisedur pembagian dividen tersebut yang paling penting adalah tanggal pengumuman dividen (announcement date). Hal ini dikarenakan para pemegang saham dihadapkan pada suatu pilihan untuk menjual kepemilikannya ataukah menahannya. Pengambilan keputusan pemegang saham dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah dividen. Apabila dividen 122 yang akan diterimanya kecil dibandingkan dengan capital gain maka kemungkinan besar pemegang saham lebih memilih untuk menjualnya kembali. Pengumuman dividen dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : melalui surat kabar atau media cetak, diumumkan di papan bursa olej Bursa Efek Indonesia (BEI), Internet, dan lain-lain. Oleh karena itu maka pilih media yang benar-benar efektif dan efisien bagi para pemegang saham. 3. Bagi peneliti dan mahasiswa yang berminat dalam bidang pasar modal diharapkan meneliti lebih lanjut dengan mengambil sampel yang lebih banyak dan jangka waktu penelitian yang lebih lan sehingga dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. 123 DAFTAR PUSTAKA Al- Qur’an Al-Karim A. Kolb Burton. 1983. “Pinciples of Financial Management”, Business Publications. Texas Alhabshi, Syed Othman. ”Towards an Islamic Capital Market”. 2003 Ali Arifin. 2004. “Membaca Saham” Penerbit Andi: Yogyakarta. Ariesty Kuntorowati dan Heru Agustanto. 2000. Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta. Beik, Irfan Syauqi. 2003, Prinsip Pasar Modal Syariah, Republika Online 21 Maret. C. Van Horne, James and M. Wachowicz, John. 1998. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat C. Van Horne James and M. Wachowiez JR John. 2007. Fundamentals of Financial Management. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Buku 2 Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat. Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, Hendy M. 2001. ”Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab”, Salemba Empat: Jakarta. Gitman, Lawrence J., 2003. ”Principles of Management Finance”. Tenth Edition, Addison Wesley, Boston. Huda, Nurul dan Edwin Nasution, Mustafa. 2007. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Husnan, Suad. 1996. Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFEYogyakarta Ikatan Akuntansi Indonesia. 1994. “Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan”, IAI, Jakarta J. Keown, Arthur and F. Scott, David dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat 124 Lany Saputra dan Adwin Surya Atmadja. 2006. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Metwally. 1995. ”Teori dan Praktik Ekonomi Islam”, Bangkita Daya Insani, Jakarta. Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham PerusahaanPerusahaan Otomotif Di Bursa Efek Indonesia. Palembang : STIE Bina Warga Obaidullah, Mohammed. 2001. “Etchiss and Efficiency in Islamic Stock Market International Journal of Islamic Financial Services, volume 3, No.2, JuliSept. R. Andi Sularso. 2003. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex-Devidend Date Di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sapta Utama, Bey. 2003. ”Perbandingan Alokasi Investasi di Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan Konvensional”. Thesisi Program Pasca Sarjana. PSKTTIUI, Jakarta. Sartono, Agus. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFEYogyakarta Sarwoko. 2007. “Statistik Inferensi Untuk Ekonomi dan Bisnis”, Yogyakarta: Penerbit Andi. Subagyo, dkk. 1997. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. STIE YKPN. Yogyakarta. Subiyantoro, Edi dan Francisca Andreani. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Ekonomi Manajemen Suluh Pramastuti. 2007. Analisis Kebijakan Dividen : Pengujian Dividend Signalling Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Yogyakarta : FE Program Pasca SarjanaUniversitas Gadjah Mada. Usman, Marzuki. 1990. ”Permintaan dan Penawaran Saham”, Jakarta: Management Usahawan. Weston, J.F, Thomas Copeland. 1993. “Accounting Management”, Erlangga: Jakarta 125