ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM

advertisement
ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008)
Oleh
Faizah
NIM : 105081002470
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Faizah
NIM: 105081002470
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Titi Dewi Warninda, SE, M. Si
NIP. 150. 317. 955
NIP. 150. 368. 746
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
ANALISIS PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks Pada Tahun 2006-2008)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Faizah
NIM: 105081002470
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Titi Dewi Warninda, SE, M. Si
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
NIP. 150. 317. 955
NIP. 150. 368. 746
Penguji Ahli
Dr. Yahya Hamza, MM
NIP. 130. 676. 334
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/ 2009 M
Hai ini Selasa Tanggal 09 Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Faizah NIM: 105081002470 dengan judul skripsi. ”ANALISIS
PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM” (Studi Kasus Pada Jakarta
Islamic Indeks, Tahun 2006-2008). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indoyama Nasaruddin, SE., MAB
Titi Dewi Warninda, SE, M.Si
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS
Penguji Ahli
‫م إ
ان ام‬
QS. Al Fatihah : 5
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”
QS. Al Mujadalah: 11
“…..Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat……”
Q.S. Al-Insyirah: 6-8
“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah urusanmu dengan
sungguh-sungguh, dan hanya kepada Allah kamu berharap”
QS. Ali Imran: 200
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjkan
perkara-perkara kebajikan) dan kuatkanlah kesabaran kamu (lebih daripada kesabaran musuh di medan
perjuangan) dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu berjaya.”
HR. Thabrani dari Aisyah
Rasulullah saw bersabda: “Tiada suatu kebahagiaan bagi orang yang keluar rumah untuk menuntut ilmu
selain Allah SWT akan memudahkan jalan ke syurga”
“Dari sekian banyak nikmat di dunia, cukuplah Islam sebagai nikmat bagimu. Dari sekian
banyakkesibukan, cukuplah ketaatan sebagai kesibukan bagimu. Dari sekian banyak pelajaran, cukuplah
kematian sebagai pelajaran bagimu”.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Data Pribadi
Nama
: Faizah
Tempat/ tanggal Lahir
: Jakarta, 09 November 1986
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. FF No.6 Rt 009/ 05 Sukabumi Selatan
Kebon Jeruk Jakarta Barat 11560
No. Telepon
II.
III.
: 021-97386329
Pendidikan Formal
2009
Universitas Islam Negeri Jakarta
2005
SMU Negeri 85 Jakarta
2002
MTs Negeri 12 Jakarta
1999
SDI Al- Falah 1 Petang
Pendidikan Informal
2008
Financial Investment Industry Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta
2007
Introduction to Capital Market Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta
2006
Praktikum Qira’at dan Ibadah Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, Juni 2009
ABSTRACTION
FAIZAH, Analysis Announcement Influence of Announcement Dividend on Price Share
(Case Study On Jakarta Islamic Indeks 2006- 2008). Thesis, Jakarta : Program Management
study, majoring in Management, Faculty of Economy and Social Sciences, Jakarta Islamic
State University, 2009
Intention of research is to get answer which can be trusted about difference of price
of share before and hereafter announcement of dividend at companies consistent listed of
Jakarta Islamic Index.
. Method of this research is method of survey with approach of causal comparative.
Statistic method of this research is paired samples T Test, before this with data of normal
method. Variable in this research are price of share before dividend announcement and price
of share hereafter the dividend announcement. Population in this research are consistent /
listed companies of Jakarta Islamic Index during year 2006 until year 2008. Technique
intake of sample which use in this research is purposive sampling. Data of announcement of
cash dividend for period 2006 until 2008, while price of share taken away from price list of
daily share during 15 day of commerce before and hereafter the dividend announcement.
Result of statistic method paired samples T Test are not difference which is
significance between share price before announcement of dividend and the price of share
after announcement of dividend. Matter this means that dividend distribution is not only one
factor get influence of price of share.
Before research by Nurmala (2006), result of research are dividend policy are not
influence on stock price. There are many factors are not research more influence to change
stock price besides dividend policy.
Keyword : dividend and stock price
ABSTRAK
FAIZAH, Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Kasus
Pada Jakarta Islamic Indeks, Tahun 2006-2008). Skripsi, Jakarta : Program Studi
Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakuktas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam
Negeri, 2009.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang dapat dipercaya
tentang perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks.
Uji statistik yang digunakan adalah uji dua sampel berpasangan, dengan terlebih
dahulu dilakukan uji pembuktian normalitas data. Variabel dalam penelitian ini adalah harga
saham sebelum pengumuman dividen dan harga saham sesudah pengumuman dividen.
Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan-perusahaan yang konsisten
atau terdaftar di Jakarta Islamic Indeks dan pengumuman dividen selama tahun 2006 sampai
dengan tahun 2008. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Data untuk pengumuman dividen diambil dari surat pemberitahuan
pengumuman dividen tunai untuk periode 2006-2008, sedangkan data harga saham diambil
dari daftar harga saham harian selama 15 hari perdagangan sebelum dan sesudah
pengumuman dividen.
Hasil uji dua sampel ditemukan, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah
pengumuman dividen. Hal ini berarti bahwa dividen bukanlah satu-satunya faktor yang
mempaengaruhi harga saham perusahaan.
Penelitian sebelumnya oleh Nurmala (2006), hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Banyak faktorfaktor lain yang tidak diteliti yang lebih mempengaruhi perubahan harga saham diluar
kebijakan dividen.
Kata-kata kunci : dividen dan harga saham
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat-Nya yang tiada terkira yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam
segala hal. Shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Karena pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dalam rangka memenuhi
sebagian persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hiadayatullah Jakarta.
Peneliti mencoba untuk menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah
pengumuman dividen pada saham-saham perusahaan Jakarta Islamic Indeks.
Atas dasar itulah maka disusun skripsi dengan judul: ”ANALISIS PENGUMUMAN
DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Indeks,
Tahun 2006-2008)” Penyusunan skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai
derajat Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam menyusun skripsi ini, banyak kendala yang dihadapi kendala yang dihadapi
dalam menyelesaikannya tetapi berkat Ridho, Hidayah dan curahan Rahmat-Nya yang
begitu berlimpah dan juga dukungan dari berbagai pihak, peneliti mampu menyelesaikan
skripsi ini.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan juga
telah membimbing peneliti selama menempuh pendidikan di FEIS UIN Jakarta, terutama
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Indoyama Nasaruddin, SE., MAB selaku Ketua Jurusan Program Studi
Manajemen..
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek I bagian Akademik dan juga selaku
pembimbing I, terimakasih atas bimbingan dan dorongan yang diberikan selama ini
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku pembimbing II, terimakasih atas bimbingan
dan segala motivasi yang selalu diberikan yang berguna bagi penulis.
5. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak H. Mustopa dan Ibu Alm. Hj. Asiah yang tidak akan
ada seseorang yang bisa menggantikan posisi ibu dalam hati dan hidupku selamanya.
Terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, motivasi dan doa yang begitu berharga dan
tidak bisa tergantikan dengan apapun juga. Tiada yang lebih indah di dunia ini jika tanpa
dirimu di sisiku, Ibu.
6. Kakakku tercinta: Kak Munziroh (chief andalan), Kak Fathiah (teruslah berinovasi
dalam setiap masakanmu), Kak Hj. Fauziah (tetap semangat wonder womanku),
Abangku Hasbiallah (kapan kasih keponakan buatku), dan Abang Fahrul (bosan jadi
pegawai). Buat Abang iparku tercinta: Abang Abdul Muiz (teman nonton tv), Abang
Baihaki (yang punya Blok A), dan Abang H. Doni (thanks atas motivasinya selama ini).
Buat Kakak iparku: Kak Liana (entrepreneur sejati), dan Kak Hesty (Ms. Yellow),
tentunya buat keponakan-keponakanku tersayang: Ahmad Khoirully (beginner
enterpreneur), Ahmad Subhan (download boys), Alm Faris Akbar, M. Ihsanul Azzam
(kapan minum jus lagi di rumahmu), Salman al Farisi (Toys Hollic), Muhamad Azka
Fathan (dede lucu), Salsabila (pindah sekolah ke Al-Azhar juga akhirnya), Syafira Nurul
Aulia (Masuk les bimbel akhirnya), Naura Shahira (playgroup nih), dan Shabrina
Yasmin (punya dede baru nih), juga buat mbak ku Ruminah (Minshe) yang setia
mengabdi (tolong volume suaramu dikecilkan sedikit). Terimakasih atas segala kasih
sayang, cinta, doa dan motivasi yang telah kalian berikan. Tanpa kalian apalah artinya
semua ini. Tetaplah selalu menjadi bagian dalam hidupku.
7. Habibiku Muhammad Yusuf yang selalu memberikan limpahan cinta, kasih sayang, dan
doa dan tidak juga pernah lelah memberikan motivasi kepada penulis. Buat Ibu Suharni,
Bapak Ibrahim, Teh tetty, Abang Aji, Dessy, A Iis, Kak Ita dan adekku tersayang Wida.
Terimakasih atas kasih sayang dan doanya selama ini.
8. Teman-temanku tercinta Budi, Wido, Umam dan Sigit (Gank yang jalan bareng kalau
cuma ada traktiran aja) terimakasih atas semangat yang sudah ditularkan. Umam
terimakasih telah menjadi teman seperjalanan yang begitu baik. Budi terimakasih atas
segala masukan dan semangatnya. Wido teman seperjuanganku teman magang dan
kompre bareng, terimakasih telah menjadi tempat untuk curahan hati selama ini. Sigit
terimakasih atas doa dan motivasinya selama ini.
9. Enny safitri (counter pulsa berjalan), Vini dini (Ms Heboh), Fitriawati (akhwat yang
pendiam) Susi anggreyani (Guru Privat), Firman Muttaqin (Anak kos yang aneh), Abdul
Rosyid (aktivis sejati), Asmawi (anak betawi cengkareng), Abu Bakar Shiddiq (cowok
gemulai), Ridho (Dude Herlino wanna be), Aris, Yoko (temen kompre bareng), Indra,
Agustiarman, Anwar, Taufan, Tuti, Farha, Lela dan semua anak manajemen B.
Terimakasih sudah menjadi teman yang begitu baik selama ini.
10. Anak Manajemen keuangan A: Imam Akbar (salut buat ketekunannya selama ini),
Rahmawaty Afriliana (anak Depok asli), Ibeh (anak kosan), Thian (Juragan MLM),
Roey (Mr. Fashionista), Utha (si kalem), Andri (bandar pulsa), dahlan (anak betawi
asli), Ridwan (Ikhwan mnj keu A), Here, Idel, Intan, Lesda, Maharis, Fauzi (si bawel)
dan semua anak manajemen keuangan A angkatan 2005.
Akhir kata, kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya skripsi ini tepat
pada waktunya, penulis berharap semoga diberikan pahala oleh Allah SWT atas ketulusan
dan keikhlasannya dalam membantu penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Jakarta, Juni 2009
Penulis,
Faizah
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………..........................
i
ABSTRACT ………………………………………………………………
ii
ABSTRAK
………………………………………………………………
iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….
x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian …………………………
1
B.
Perumusan Masalah ……………………………….
14
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………
14
1. Tujuan Penelitian …………………………….
14
2. Manfaat Penelitian ……………………………
15
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teoritis ………………………………....
16
1. Keputusan keuangan dan Fungsi Manajemen
keuangan ………………………………….
16
2. Kebijakan Dividen ……………………………
18
3. Dividen sebagai sinyal indikator ……………..
29
4. Prosedur pembagian dividen …………………
30
5. Sekilas mengenai saham ……………………...
33
6. Sekilas mengenai Jakarta Islamic Indeks …….
43
7. Investasi dalam perspektif syariah ……………
47
8. Pasar Modal Syariah …………………………
51
a. Pengertian Pasar Modal Syariah …………
51
b. Instrumen Pasar Modal Syariah …………
55
c. Saham Syariah …………………………..
56
BAB III
BAB IV
9. Penelitian Terdahulu …………………………
58
10. Kerangka Pemikiran …………………………
61
11. Hipotesis …………………………………….
65
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian ………………………..
66
B.
Metode Penentuan Sampel ……………………….
67
C.
Metode Pengumpulan Data …………………………
68
D.
Metode Analisis Data ……………………………….
69
E.
Desain Penelitian ……………………………………
70
F.
Operasional Variabel Penelitian ……………………
71
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A.
B.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……….
75
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ……………………
75
2. Sejarah Jakarta Islamic Indeks …………………..
76
3. Gambaran Umum Perusahaan-perusahaan JII …..
79
Penemuan dan Pembahasan
1. Deskripsi harga saham masing-masing perusahaan
Sebelum pengumuman dividen ………………….
81
2. Harga saham sebelum pengumuman dividen …...
81
3. Deskripsi harga saham masing-masing perusahaan
Sesudah pengumuman dividen ………………….
BAB V
4. Harga saham sesudah pengumuman dividen …….
99
5. Pengujian Persyaratan Data ……………………..
115
6. Pengujian Hipotesis …………………………….
117
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ……………………………………….
120
B.
Saran ………………………………………………
122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
96
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal
4.1
9 Perusahaan Jakarta Islamic Indeks (JII)
82
4.2
Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
84
4.3
Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
84
4.4
Harga Saham PT Bumi Resources Tbk
85
4.5
Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk
86
4.6
Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
87
4.7
Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
87
4.8
Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk
88
4.9
Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk
89
Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk
90
4.11
Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk
90
4.12
Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
92
4.13
Descriptive Statistics PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
92
4.14
Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
93
4.15
Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
94
4.16
Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk
95
4.17
Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk
95
4.18
Harga Saham PT United Tractors Tbk
96
4.19
Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk
97
4.20
Distribusi Frekuensi Harga Saham Sebelum Pengumuman Div
97
4.21
Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
100
4.22
Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
100
4.23
Harga Saham PT Bumi Resources Tbk
101
4.24
Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk
102
4.25
Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
103
No.
4.10
Keterangan
Hal
4.26
Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
103
4.27
Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk
104
4.28
Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk
105
4.29
Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk
106
4.30
Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk
106
4.31
Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
107
4.32
Descriptive Statistics PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
107
4.33
Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
109
4.34
Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
109
4.35
Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk
110
4.36
Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk
111
4.37
Harga Saham PT United Tractors Tbk
112
4.38
Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk
112
4.39
Distribusi Frekuensi Harga Saham Sesudah Pengumuman Div
113
4.40
Hasil Pengujian Paired Sample T Test pada taraf sig α = 0,05
118
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal
2.1
Skema Kerangka Pemikiran
65
4.1
Grafik Histogram Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen
98
4.2
Grafik Histogram Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen
114
4.3
HasiL Uji Normalitas Harga Saham
116
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Keterangan
1
Data Pengumuman Dividen
2
Data Rata-rata Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen
3
Data Rata-rata Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen
4
Perhitungan Distribusi Frekuensi Harga Saham Sebelum
5
Perhitungan Distribusi Frekuensi Harga Saham Sesudah
6
Perhitungan Mean
7
Perhitungan Modus
8
Perhitungan Median
9
Perhitungan Paired Sample T Test
10
Descriptive Statistics
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan,
karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga
mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas melarang aktivitas
penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki (9:33). Dalam sebuah hadits, Nabi
Muhammad Saw bersabda, ”Ketahuilah, Siapa yang memelihara anak yatim,
sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia menginvestasikannya
(membisniskannya), janganlah ia membiarkan harta itu idle, sehingga harta itu terus
berkurang
lantaran zakat.
Hal ini akan mendorong
setiap muslim untuk
menginvestasikan hartanya karena harta yang diinvestasikan tidak dikenakan zakat
kecuali keuntungannya saja.
Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan
suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya
dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di
pasar modal. Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Institusi pasar modal syariah merupakan
salah satu
pengejawantahan
dari seruan
1
Allah tentang
investasi tersebut.
Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini.
Keputusan Pendanaan perusahaan menyangkit keputusan tentang bentuk dan komposisi
pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Secara umum, dana dapat
diperoleh dari luar perusahaan (external financing) maupun dari dalam
perusahaan (internal financing). Keputusan tentang external financing sering disebut
sebagai keputusan pendanaan, sedangkan internal financing menyangkut kebijakan
dividen (Suad Husnan 253: 1996).
Menurut Nurmala (2006), Perusahaan harus memaksa relevansi antara laba
yang ditahan untuk diinvestasikan kembali (retained earning to be reinvested) dengan
laba yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen (revenue
that divided to the share holders as dividend). Pertumbuhan perusahaan dan dividen
adalah kedua hal yang diinginkan perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan
yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan kebijakan
dividen yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi
pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar, berarti semakin sedikit laba
yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan
laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, kalau perusahaan ingin menahan sebagian
besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk
pembayaran dividen adalah semakin kecil. Akibatnya, dividen yang diterima
pemegang saham atau investor bisa dan tidak sebanding dengan risiko yang mereka
tanggung. Kebijakan deviden sangat penting karena mempengaruhi kesempatan
investasi perusahaan, harga saham, struktur financial, arus dan posisi likuiditas.
2
Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa
(performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan
kebijakan deviden yang berbeda-beda, karena kebijakan deviden berpengaruh
terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang
sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup
untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang.
Sebaliknya, maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertimbangkan antara besarnya laba
yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan. Untuk itu, peranan seorang
manajer keuangan sangat penting dalam memutuskan apakah kebijakan dividen yang
diambil oleh perusahaan baik bagi nilai perusahaan di masa mendatang dimata para
investor. Kebijakan dividen yang menghasilkan tingkat dividen yang semakin
bertambah dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor dan
secara tidak langsung memberikan informasi kepada para investor bahwa kemampuan
perusahaan dalam menciptakan laba perusahaan semakin meningkat. Informasi yang
demikian akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan di pasar
modal dan akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Nurmala, 2006).
Menurut Michell Suharli (2007), Keputusan mengenai dividen dalam suatu
perusahaan merupakan hal yang menarik untuk dibahas karena keputusan tersebut
berkaitan dengan masalah yang tidak kalah pentingnya, yaitu keputusan investasi dan
pembelanjaan. Pembagian deviden yang terlalu kecil berfluktuasi dan mungkin akan
menurunkan minat investor terhadap perusahaan. Sebaliknya pembayaran dividen
3
yang terlalu besar pada saat perusahaan masih membutuhkan dana untuk investasi
akan menghambat laju pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan
dalam pembagian dividen harus ditangani dengan penuh pertimbangan yang matang,
sehingga setiap keputusan yang diharapkan tidak akan merugikan sehingga tujuan
perusahaan akan tercapai yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
Ariesty Kuntorowati dan Heru Agustanto (1996-97 : 25) Setiap investor yang
melakukan investasi saham di pasar modal mengharapkan adanya
dividen dan
capital gain. Capital Gain yaitu selisih antara nilai jual dengan nilai beli saham
apabila investor menjual saham tersebut. Sebaliknya investor selalu menghindari
terjadinya capital loss yaitu kerugian karena harga saham pada saat dijual lebih
rendah daripada harga saham pada saat dibeli. Investor juga mengharapkan dividen
sebagai imbalan investasinya. Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang
dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan
jumlah lembar saham yang dimilikinya.
Harga saham yang beragam pada umumnya mencerminkan keadaan keadaan
fundamental perusahaan pada periode tertentu. Analisis fundamental mencoba untuk
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham (Suad Husnan: 307, 2005).
Namun adakalanya perubahan harga saham tidak begitu mencerminkan
keadaan fundamental perusahaan pada periode tertentu. Harga saham lebih
4
dipengaruhi oleh faktor ekstern di luar faktor fundamental, seperti kondisi makro
ekonomi, stabilitas politik, kebijakan pemerintah dalam dunia industri dan usaha atau
faktor sejenis yang terjadi pada perusahaan merupakan variabel yang bisa ikut
memicu arah pergerakan kurs saham.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perdagangan saham selain
pembagian dividen. Faktor-faktor tersebut antara lain: supply and demand saham di
pasar modal, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat atau laba
per lembar saham, proyeksi laba, kemampuan perusahaan dalam memberikan dividen
kepada investor, pembagian dividen yang selalu meningkat dari tahun ke tahun,
tingkat resiko dan pengembalian serta tingkat suku bunga (Usman Marzuki, 1990).
Faktor yang pertama adalah permintaan dan penawaran saham di pasar modal.
Harga saham sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan investor terhadap
saham tersebut. Semakin tinggi permintaan investor terhadap suatu saham maka akan
semakin tinggi pula harga dari saham perusahaan tersebut.
Faktor kedua yang mempengaruhi harga saham adalah laba per lembar saham
yang diproyeksikan. Seorang investor akan menerima laba atas saham yang dimiliki.
Semakin tinggi EPS (Earning Per Share) yang diberikan perusahaan, maka investor
akan semakin percaya pada kemampuan perusahaan untuk memberikan tingkat
pengembalian yang cukup baik. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan
investasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya dan pada akhirnya akan berdampak
pada kenaikan harga saham.
5
Faktor ketiga yang mempengaruhi harga saham adalah proyeksi laba. Investor
akan melakukan investasi pada perusahan yang mempunyai profit atau laba yang
cukup baik. Melihat hal yang demikian investor tidak ragu-ragu untuk melakukan
investasi pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain tingkat profitabilitas perusahaan
akan mempengaruhi harga saham dan pada akhirnya volume transaksi pada saham
akan mengalami peningkatan.
Faktor keempat yang mempengaruhi harga saham adalah
perusahaan dalam memberikan dividen kepada
kemampuan
investor. Pembagian dividen
merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor selain capital gain.
Kemampuan perusahaan memberikan dividen mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian atas investasi yang telah
dilakukan oleh investor pada perusahaan tersebut.
Faktor kelima yang mempengaruhi harga saham adalah pembagian dividen
yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Perusahaan yang membayarkan deviden
meningkat dibandingkan
tahun
lalu
mempunyai
arti perusahaan
berusaha
memberikan sinyal yang baik mengenai prospek perusahaan di masa depan.
Sebaliknya jika perusahaan memotong nilai dividen akan dianggap sebagai signal
buruk, karena akan dianggap sebagai kekurangan likuiditas.
Faktor keenam yang mempengaruhi harga saham adalah tingkat resiko usaha.
Resiko usaha ini diantaranya adalah risk event, yaitu risiko bahwa suatu event akan
meningkatkan risiko kegagalan perusahaan, seperti rekapitalisasi atau leverage buy
out. Contoh rekapitalisasi: sebuah perusahaan menanamkan kembali modalnya ke
6
dalam perusahaan lain yang memiliki saham biasa yang mempunyai tingkat resiko
yang lebih tinggi dibanding surat berharga lainnya. Dengan kata lain perusahaan
melakukan investasi yang bersifat spekulatif (reinvestasi).
Faktor ketujuh yang mempengaruhi harga saham adalah tingkat suku bunga.
Pengaruh tingkat suku bunga akan mempengaruhi perdagangan saham yaitu
mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi. Apabila suku
bunga naik, maka investor akan mendapatkan hasil yang besar dari obligasi sehingga
mereka akan menjual saham mereka untuk ditukar dengan obligasi. Penukaran
demikian atas naiknya suku bunga akan menurunkan perdagangan saham.
Michell Suharli (2007), Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki
dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat. Bagi para pemegang
saham atau investor, deviden kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka
berupa kepemilikan saham yang diterbitkan perusahaan lain. Bagi pihak manajemen,
dividen kas merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan. Oleh
karenanya kesempatan untuk melakukan investasi dengan kas yang dibagikan sebagai
dividen tersebut menjadi berkurang. Bagi kreditor, dividen kas dapat menjadi signal
mengenai kecukupan kas perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi
pokok pinjaman. Perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen
diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan.
Menurut Jensen & Meckling (1976), Pertimbangan menjadi semakin rumit
apabila kepentingan berbagai pihak diakomodasi. Di satu sisi ada pihak yang
cenderung berharap pembayaran dividen lebih besar atau sebaliknya. Umumnya
7
pihak manajemen menahan kas untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi.
Maksudnnya pengurangan hutang akan mengurangi cash flow berupa interest expense
atau investasi dapat memberikan pengembalian berupa cash flow bagi perusahaan. Di
sisi lain, pemegang saham mengharapkan deviden kas dalam jumlah relatif besar
karena ingin menikmati hasil investasi pada saham perusahaan (Michell Suharli,
2007).
Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen
pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan
peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment
Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000
yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara
syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan
saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip
syariah.
Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan
meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index (JII).
Peningkatan indeks pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase indeks pada JII lebih
besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah
pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal
syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi,
8
dan aplikasi
bersumber dari nilai epistemologi Islam.
Menurut Alhabshi Syed Othman (2003), Dalam konteks pasar modal syariah,
idealnya pasar modal syariah itu tidak mengandung transaksi ribawi, transaksi yang
meragukan (gharar), dan saham perusahaan yang bergerak pada bidang yang
diharamkan. Pasar modal syariah harus bebas dari transaksi yang tidak beretika dan
amoral, seperti manipulasi pasar, transaksi yang memanfaatkan orang dalam (insider
trading), menjual saham yang belum dimiliki dan membelinya belakangan (short
selling).
Sementara itu Obaidullah Mohammed (2001), mengemukakan etika di pasar
modal syariah, yaitu setiap orang bebas melakukan akad (freedom contract) selama
masih sesuai syariah, bersih dari unsur riba (freedom from al-riba), gharar (excessive
uncertainty), al-qimar/judi (gambling), al-maysir (unearned income), manipulasi dan
kontrol harga (price control and manipulation), dan tidak merugikan kepentingan
publik (unrestricted public interest), juga harga terbentuk secara fair (entitlement to
transact at fair price) dan terdapat informasi yang akurat, cukup dan apa adanya
(entitlement to equal, adequate, and accurate infromation). Intinya adalah pasar
modal syariah harus membuang jauh-jauh setiap transaksi yang berlandaskan
spekulasi. Inilah bedanya dengan pasar modal konvensional yang meletakkan
spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan.
Beik, Irfan Syauqi (2003), menjelaskan perihal spekulasi ini, pertama,
spekulasi hakikatnya bukanlah kegiatan investasi, kedua, spekulasi menyebabkan
peningkatan pendapatan bagi sekelompok masyarakat tanpa memberikan konstribusi
9
apapun baik yang bersifat positif maupun produktif, ketiga, spekulasi merupakan
sumber penyebab krisis keuangan, dan keempat, spekulasi datang dari mental “ingin
cepat kaya”.
Dalam mekanisme transaksi produk pasar modal syariah, Beik, Irfan Syauqi
(2003), mengemukakan wacana bahwa transaksi pembelian dan penjualan saham
tidak boleh dilakukan secara langsung. Dalam pasar modal konvensional investor
dapat membeli atau menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker
atau pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk mempermainkan
harga. Akibatnya perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan
karena nilai intrinsik saham itu sendiri. Hal ini dilarang dalam Islam. Untuk itu dalam
proses perdagangan saham, emiten memberikan otoritas kepada agen di lantai bursa,
selanjutnya agen tersebut bertugas untuk mempertemukan emiten dengan calon
investor tetapi bukan untuk menjual dan membeli saham secara langsung. Kemudian
saham tersebut dijual/dibeli karena sahamnya memang tersedia dan berdasarkan
prinsip first come - first served.
Menurut Nurul Huda (2007 : 65), Para fuqaha yang membolehkan jual beli
saham mengatakan bahwa saham sesuai dengan terminologi yang melekat padanya,
maka saham yang dimiliki oleh seseorang menunjukkan sebuah bukti kepemilikan
atas perusahaan tertentu yang berbentuk aset, sehingga saham merupakan cerminan
kepemilikan atas aset tertentu. Logika tersebut dijadikan dasar pemikiran bahwa
saham dapat diperjualbelikan sebagaimana layaknya barang dan
dibolehkan secara syariah dan hukum positif yang berlaku.
10
jual beli saham
Aturan dan norma jual beli saham tetap mengacu kepada pedoman jual beli
barang pada umumnya, yaitu terpenuhinya rukun, syarat, aspek ‘an-taradhin, serta
terhindar dari unsur maysir, gharar, riba, haram, dhulm, ghisy, dan najasy. Praktik
forward contract, short selling, option, insider trading (instrumen- derivatif)
merupakan transaksi yang dilarang secara syariah dalam dunia pasar modal. Selain
hal-hal tersebut konsep preferred stock atau saham istimewa juga cenderung tidak
diperbolehkan secara syariah karena dua alasan yang dapat diterima secara konsep
syariah, dua alasan tersebut yaitu: 1) Adanya keuntungan tetap (predeterminant
revenue) yang dikategorikan oleh kalangan ulama sebagai riba, 2) Pemilik saham
preferen mendapatkan hak istimewa terutama pada saat perusahaan dilikuidasi. Hal
tersebut dianggap mengandung unsur ketidakadilan.
Efek-efek derivatif merupakan transaksi yang dilarang secara syariah dalam
dunia pasar modal sehingga hal ini membuat investor syariah berinvestasi hanya pada
efek-efek utama. Setiap investor yang melakukan invetasi saham di pasar modal
mengharapkan adanya deviden dan capital gain. Dalam perspektif syariah investor
syariah lebih menyukai pembagian dividen dibandingkan dengan capital gain. Hal ini
dikarenakan dividen dianggap menjadi pilihan utama bagi investor syariah. Capital
gain masih mengandung unsur gharar dan maysir. Secara sederhana risiko
disamakan dengan ketidakpastian (gharar) dan dilarang.
Menurut Suwailem (1999), membedakan risiko menjadi dua tipe, yaitu risiko
pasif dan risiko responsif. Risiko Pasif , seperti game of chance atau spekulan, hanya
mengandalkan kepada faktor keberuntungan. Spekulan berani mengahadapi sesuatu
11
yang derajat kepastiannya tinggi tanpa perhitungan; sedangkan risiko responsif,
seperti game of skill atau pelaku bisnis, memungkinkan adanya distribusi probabilitas
hasil keluaran (outcomes) dan senantiasa menghitung-hitung risiko dengan risiko
dengan return yang diterimanya. Seseorang dianggap spekulatif apabila ia ditenggarai
memiliki motif memanfaatkan ketidakpastian tersebut untuk keuntungan jangka
pendek. Dengan karakteristik tersebut, maka investor yang diterjun di pasar perdana
dengan motivasi mendapatkan capital gain semata-mata ketika saham dilepas di
pasar sekunder, bisa masuk ke dalam golongan spekulan (Sapta : 2002).
Menurut Nurul Huda (2007), Spekulasi dilarang bukan karena ketidakpastian
yang ada di hadapannya, melainkan cara orang menggunakan ketidakpastian tersebut.
Manakala ia menanggalkan sense of responsibility dan rule of law-nya untuk
memperoleh keuntungan semata-mata dari adanya ketidakpastian.
Maysir secara etimologi bermakna mudah. Maysir merupakan bentuk objek
yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan
sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah akan
tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki,
walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan syariah. Dalam
kitab Al-Mu’jam al-Wasith, kata maysir diartikan sebagai bentuk permainan yang
mengandung unsure perjudian (judi). Terkait dengan perjudian (maysir)
hal ini
merupakan termasuk ke dalam game of chance yang dilakukan tanpa usaha. Itulah
yang dilarang dalam konsep gharar dan maysir dalam Islam, Al-gharar dan maysir
12
sendiri adalah konsep yang sangat berkaitan dengan mudharat, negative result, atau
bahaya (hazard).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi permasalahan
yang akan dipaparkan adalah sebagai berikut : 1). Harga saham perusahaan
dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham di Pasar Modal 2). Harga saham
perusahaan dipengaruhi, antara lain: a). Laba per lembar saham yang diproyeksikan
b). Kemampuan perusahaan dalam memberikan deviden kepada investor c).
Pembagian deviden yang selalu meningkat dari tahun ke tahun d). Tingkat resiko
usaha e). Tingkat suku bunga.
Pada penelitian ini hanya dibatasi pada point b yaitu kemampuan perusahaan
dalam memberikan dividen kepada investor. Dalam penelitian ini objek penelitian
penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan yang konsisten terdaftar
atau listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung dalam Jakarta Islamic
Indeks (JII) dari tahun 2006-2008 yang mengeluarkan dividen. Yang secara konsisten
membagikan dividen tunai (cash dividend) dari tahun 2006-2008. Metode analisis
data yang digunakan adalah Uji beda dua rata-rata berpasangan (Paired Sample Ttest). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
melihat pengumuman dividen terhadap harga saham yang lebih dikhususkan pada
saham-saham yang konsisten listed dalam Jakarta Islamic Indeks pada tahun 20062008
13
B.
Perumusan Masalah
Perubahan harga saham perusahaan terutama
di pasar modal
sangat
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan investor terhadap saham tersebut.
Semakin tinggi permintaan investor terhadap suatu saham maka akan semakin tinggi
pula harga dari saham perusahaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya,
yaitu sebagai berikut:
1.
Apakah terdapat perbedaan harga saham pada saat sebelum dan sesudah
pengumuman deviden pada saham konsisten listed yang ke dalam JII (Jakarta
Islamic Indeks) ?
C.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Menganalisis perbedaan
harga
saham sebelum
dan sesudah
pengumuman deviden pada saham-saham perusahaan Jakarta Islamic
Indeks
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
bermanfaat:
14
a. Bagi Peneliti
Memperoleh wawasan dan pengetahuan mendalam tentang pengaruh
pengumuman deviden terhadap harga saham di JII dan penelit i
memperoleh gambaran dan analisis mengenai pembayaran deviden
yang diterapkan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam penentuan
kebijakan dividen dan diharapkan dapat digunakan untuk membantu
manajer keuangan dalam pengambilan keputusan dalam menentukan
besarnya dividen yang dibayarkan.
c. Bagi Akademis
Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian
sejenis pada ruang dan waktu yang berbeda dan juga dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan
dividen.
d. Bagi Investor
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan investasi di pasar modal khususnya instrumen
saham.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teoritis
A. 1
Keputusan Keuangan dan Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Suad Husnan (1996: 6), ada 3 (tiga) keputusan keuangan
yang harus diambil oleh seorang manajer keuangan, yakni :
1)
Penggunaan Dana sebagai keputusan investasi
2)
Memperoleh Dana sebagai keputusan investasi
3)
Pembagian Laba sebagai kebijakan dividen
Dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi dianggap paling
penting. Seseorang akan mengalokasikan dananya untuk investasi dengan
harapan akan menerima keuntungan di masa yang akan datang (Keown,
2004).
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang (Tandelin, 2001 dalam Michell Suharli, 2007).
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas yaitu
dapat menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil seperti tanah, emas,
mesin atau bangunan ataupun investasi pada aset finansial seperti deposito,
saham maupun obligasi. Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga
16
16
atas sejumlah asset-aset pihak penerbit serat berharga tersebut. Aset finansial
atau disebut dengan sekuritas yang mudah diperdagangkan (marketable
securities) adalah aset-aset finansial yang bisa diperdagangkan dengan mudah
dan dengan biaya transaksi yang murah pada pasar yang terorganisir (Husnan,
2001).
Menurut Menurut Suad Husnan (1996: hal 7),
Keputusan
invetasi
akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan
mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara
aktiva lancar dengan aktiva tetap. Manajer keuangan bertanggung jawab
menentukan perimbangan yang optimal setiap jenis asset perusahaan.
Keputusan pendanaan akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan.
Manajer keuangan bertanggung jawab agar pembiayaan investasi perusahaan
optimal,
menentukan
kebutuhan dana
untuk investasi yang efisien,
mempertahankan komposisi sumber dana yang optimal, menentukan sumber
dana yang akan digunakan apakah berasal dari modal sendiri ataukah modal
asing, manajer keuangan juga harus bisa melihat pengaruh keputusan
pembelanjaan perusahaan terhadap nilai perusahaan serta manajer keuangan
juga harus menentukan bentuk insentif terbaik untuk meningkatkan prestasi
manajemen. Kebijakan dividen akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan.
Apabila manajer keuangan memutuskan untuk membagikan laba yang
diperoleh dalam bentuk dividen, maka ketergantungan terhadap sumber dana
eksternal menjadi semakin besar. Sebaliknya apabila manajer keuangan
17
memandang bahwa perusahaan telah memiliki financial leverage yang tidak
menguntungkan, maka sebaliknya laba yang diperoleh ditahan untuk
memperbaiki struktur modal perusahaan (Suad Husnan, 1996: 7).
Dalam hal ini peneliti membatasi permasalahan
yang ada di
manajemen keuangan. Dengan mengemukakan beberapa konsep
yang
berkaitan dengan laba perusahaan (dividen) yang akan dibagikan kepada
investornya.
A. 2
Kebijakan Dividen
Dividen menurut Akuntan Indonesisa (2004) dalam PSAK No.23
merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai
dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu (Michell Suharli, 2007)
Ross (1997) mendefinisikan dividen sebagai pembayaran kepada
pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam
bentuk saham maupun tunai. Artinya hanya perusahaan yang membukukan
keuntungan dapat membagikan dividen karena dividen diambil dari
keuntungan perusahaan (Michell Suharli, 2007).
Menurut Agus Sartono (281: 1994), Kebijakan dividen merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan.
Secara definisi, kebijakan dividen adalah kebijakan yang dikaitkan dengan
penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan
18
yang berguna untuk pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila
perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan
mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana
intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk
menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern
akan semakin besar
Menurut Lani Siaputra dan Adwin Surja Atmadja (2006), Interaksi
permintaan dan penawaran di bursa efek, yang pada dasarnya ditentukan oleh
aktiva
yang
diwakilinya,
menghasilkan
harga
saham
keseimbangan
(equilibrium price) atau yang biasa diistilahkan dengan market value. Harga
ekuilibrium ini merefleksikan tindakan kolektif dari pembeli dan penjual yang
didasarkan pada informasi yang tersedia. Saat informasi baru tersedia,
pembeli
dan
penjual
diasumsikan
segera
melakukan
aksi
dengan
mempertimbangkan informasi tersebut, sehingga tercipta suatu keseimbangan
baru.
Menurut Gitman (2000), Proses penyesuaian pasar terhadap informasi
baru dapat dipandang dari tingkat keuntungan (required return). Dalam teori
Efficiency Market Hyphotesis, harga saham bereaksi terhadap informasi yang
ada, termasuk didalamnya adalah informasi tentang pembagian dividen.
Informasi tentang pembagian dividen dipercaya akan dapat mempengaruhi
perilaku harga saham di bursa akibat dari aksi investor yang menginginkan
keuntungan dari kejadian (moment) tersebut.
19
Menurut Keown (2004), Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk
menilai besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba
bersih sesudah pajak (EAT) adalah rasio pembayaran dividen (DPR), yaitu
rasio yang menunjukkan perbandingan antara dividen Dividen Per lembar
Saham (DPS) dengan Laba Per Lembar Saham (LPS).
Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang dapat
ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan
menahan laba laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan
juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen
saat ini. Jadi, aspek utama dari kebijakan deviden perusahaan adalah
menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran deviden dengan
penambahan laba ditahan perusahaan (James C. Van Horne dan John M.
Wachowicz, JR, 270: 2007).
Menurut Suharli (2004), kebijakan dividen merupakan kebijakan yang
memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat yaitu
bagi pemegang saham atau investor dan pihak perusahaan.
Sedangkan Menurut Stice et al (2005) mengartikan dividen sebagai
pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan
jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik (Michell Suharli,
2007)
20
Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam
menentukan kebijakan dividen yang paling tepat untuk perusahaan. Kolb
(1983), menyebutkan 3 teori sebagai berikut :
a. Residual Theory. Penekanan teori ini adalah pada investasi modal
dengan anggapan bahwa dividen merupakan seridu (akhir) dari proses
investasi modal (capital investment process). Bertolak dari anggapan
tersebut maka teori ini menganjurkan agar dividen dibayarkan dari sisa
dana yang digunakan untuk investasi modal.
b. Indifference Theory. Teori ini dilandasi anggapan bahwa dividen
bukan faktor yang relevan terhadap nilai sahan. Teori ini dipelopori
oleh Miller dan Modigliani (1961) yang berpendapat bahwa hanya
pendapatan yang relevan bagi pemegang saham. Karena itu, dividen
dibayar tidak ada pengaruhnya bagi kemakmuran para pemegang
saham.
Teori ini menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1) Tidak ada pajak atas dividen dan capital gain.
2) Tidak ada biaya penerbitan (floation cost) jika mengeluarkan
tambahan saham.
3) Tidak ada biaya transaksi.
c. Bird in the hand theory. Teori ini mengatakan bahwa pemegang saham
tidak peduli (not indifferent) terhadap dividen dan perubahan
pandapatan perusahaan. Bagi pemegang saham, kebijaksanaan dividen
21
adalah relevan terhadap nilai saham. Teori ini didukung oleh Lintner
dan Gordon yang mengatakan bahwa pemegang saham menilai $ 1
dividen yang diterima lebih tinggi daripada $ 1 pendapatan yang
ditahan.
Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (262: 2007), Terdapat
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu antara lain :
1. Kebutuhan Dana Perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan
untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih
dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang
menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran dividen.
2. Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam
kebijakan dividen. Karena deviden merupakan arus kas keluar, maka semakin
besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin
memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar
mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan
membayar dividen dalam jumlah yang besar.
22
3. Kemampuan untuk meminjam
Posisi likuiditas perusahaan dapat diatasi dengan kemampuan perusahaan
untuk meminjam dalam jangka pendek. Kemampuan meminjam dalam jangka
pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas perusahaan.
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan
pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga
kemampuan
memerlukan
untuk
membayar
pendanaan
dividen juga tinggi.
melalui
hutang,
Jika perusahaan
manajemen
tidak
perlu
mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan
memperbesar kemampuan membayar dividen.
4. Batasan-batasan dalam Kontrak Utang
Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan
perusahaan tersebut membayar hutangnya. Syarat perjanjian utang (covenant)
sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian pinjaman sering
kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan tersebut ditentukan
oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan
membayar utang. Biasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai
persentase maksimum laba ditahan kumulatif (yang diinvestasikan kembali)
dalam perusahaan.
23
5. Pengendalian Perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka
perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui
penjualan
sahamnya
untuk
membiayai
kesempatan
investasi
yang
menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada
kemungkinan kelompok
pemegang saham tertentu
tidak lagi dapat
mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai menjadi
berkurang dari seluruh jumlah saham yang beredar.
6. Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen
biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan
dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir beberapa faktor penting yang
mempengaruhi kebijakan dividen adalah kesempatan investasi yang tersedia,
ketersediaan dan biaya modal alternatif, dan preferensi pemegang saham
untuk menerima pendapatan saat ini atau menerimanya di masa datang.
7. Aturan-aturan Hukum
Aturan-aturan hukum ini berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi
(kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan. a.
Aturan Penurunan Nilai Modal
24
Walaupun hukum negara bagian di AS berbeda-beda, banyak negara
bagian yang melarang pembayaran dividen. Jika dividen ini akan
menurunkan nilai modal. Beberapa negara bagian mendefinisikan
modal sebagai total nilai nominal saham biasa. Negara-negara bagian
lainnya mendefinisikan modal tidak hanya meliputi total nilai nominal
saham biasa, tetapi juga tambahan modal disetor.
b. Aturan Insolvensi
Beberapa negara bagian melarang pembayaran dividen tunai jika
perusahaan mengalami insolvensi. Insolvensi didefinisikan secara
hukum sebagai kewajiban total perusahaan yang melebihi aktivanya
“dalam penilaian wajar”, ataupun dari sudut pandang yang “hampir
sama”
(secara teknis) adalah ketidakmampuan perusahaan untuk
membayar para kreditornya ketika kewajibannya jatuh tempo.
c. Aturan Penahanan Laba yang Berlebihan
Penahanan laba yang berlebihan (undue retention) berarti penahanan
dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan investasi perusahaan
untuk saat ini dan masa depan. Tujuan hukum ini adalah mencegah
perusahaan menahan laba demi menghindari pajak.
25
Jenis-jenis Kebijakan Dividen
Besaran dividen tergantung kebijakan dividen msing-masing perusahaan. Menurut
(Naveli dalam Michell Suharli, 2007), Secara umum kebijakan dividen yang
ditempuh perusahaan adalah salah satu dari tiga kebijakan ini, yaitu :
1. Ratio Pembayaran Dividen Terhadap Laba Yang Stabil (Constant Dividend
Payout Ratio)
Terdapat beberapa cara mengatur dividen payout ratio yang dibagikan secara
tetap dalam persentase atau ratio tertentu, yaitu :
a. Membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan
tahunan
b. Menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun sama dengan
jumlah persentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya, dan
c. Menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.
2. Jumlah Yang Stabil (Stable Amount Per Share)
Kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap.
Kebijakan ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
laba yang tinggi. Perusahaan yang menganut kebijakan dividen akan
memberikan dividen dalam jumlah nilai rupiah yang relatif stabil per lembar
sahamnya.
26
3. Reguler Dividend Plus Extra
Dalam kebijakan ini, perusahaan akan memberikan suatu tingkat dividen yang
relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti dan memberikan tambahan
apabila perusahaan membukukan laba yang cukup tinggi.
Menurut James C. Van Horne et al (2007), Salah satu cara perusahaan untuk
meningkatkan distribusi kas ke pemegang saham dalam periode kemakmuran adalah
dengan mengumumkan:
1. Dividen Reguler yaitu dividen yang biasanya diharapkan akan dibayar oleh
perusahaan.
2. Dividen Ekstra yaitu dividen yang tidak rutin yang dibayarkan kepada para
pemegang saham di samping dividen regular. Dividen ini diberikan dalam
situasi yang khusus.
Dengan mengumumkan dividen ekstra, perusahaan memberi tahu para
investor bahwa dividen tidaklah naik dari tingkat dividen yang telah ditentukan
sebelumnya. Pengumuman dividen ekstra akan sangat sesuai terutama bagi
perusahaan
yang
memiliki
laba
berfluktuasi.
Pengunaan
dividen
ekstra
memungkinkan perusahaan mempertahankan catatan yang stabil atas dividen regular
dan juga memungkinkan distribusi beberapa keuntungan yang didapat perusahaan.
Menurut James C. Van Horne dan John. M. Wachowicz, JR (288: 2007),
Dividen saham (stock dividend) merupakan pembayaran berupa saham biasa
tambahan kepada para pemegang saham. Seringkali digunakan sebagai pengganti
27
atau tambahan dari dividen tunai. Dividen ini tidak lebih dari sekedar perpindahan
catatan pembukuan dalam akun ekuitas pemegang saham di neraca perusahaan.
Proporsi kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan tetap tidak berubah.
Badan pengatur akuntansi membedakan antara dividen saham kecil dengan dividen
saham besar (James C. Van Horne dan John. M. Wachowicz, JR 289: 2007).
1.
Dividen Saham Kecil
Jika dividen saham mewakili kenaikan kurang dari (biasanya) 25% saham
biasa yang sebelumnya beredar, maka akan disebut sebagai dividen saham
dalam persentase kecil. Akuntansi untuk dividen saham jenis ini akan
meliputi perpindahan jumlah dari laba ditahan ke saham biasa dan tambahan
modal disetor.
2.
Dividen Saham Besar
Dividen saham besar biasanya 25% atau lebih dari saham biasa sebelumnya
yang beredar dan harus diperlakukan dengan cara berbeda. Dividen saham
besar diharapkan untuk secara material mengurangi harga pasar per lembar
saham.
28
A.3
Dividen Sebagai Indikator Atau Sinyal Propek Perusahaan
Dalam
melakukan
penilaian
terhadap
perusahaan,
investor
sangat
membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah
satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan pengumuman
pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor
untuk mengambil
keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek
perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan,
maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan
sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan kinerjanya kepada investor
dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman besarnya dividen yang dibagikan.
Suluh Pramastuti ( 2007 : hal 1), Dividend signaling theory menjelaskan
bahwa informasi tentang dividen yang dibayarkan digunakan oleh investor sebagai
sinyal perusahaan di masa mendatang. Sinyal perubahan dividen dapat dilihat dari
reaksi harga saham. Prinsip signaling ini mengajarkan bahwa setiap tindakan
mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric information.
Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang
lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal.
Dalam kenyataannya manajer cenderung memiliki informasi yang lebih baik
tentang prospek perusahaan dibanding dengan investor atau pemegang saham.
29
Akibatnya, investor menilai bahwa capital gain lebih berisiko dibanding dengan
dividen dalam bentuk khas. Dalam kenyataannya sering terjadi bahwa pembayaran
dividen selalu diikuti oleh kenaikan harga saham, sedangkan penurunan dividen akan
diikuti dengan penurunan harga saham. Kenyataan ini menunjukkan bahwa investor
secara keseluruhan lebih menyukai pembayaran dividen daripada capital gain. Tetapi
Miller-Modigliani melihat kecenderungan ini dengan menyatakan bahwa karena
perusahaan cenderung enggan untuk menurunkan tingkat dividen mereka, sehingga
perusahaan hanya akan meningkatkan dividen apabila prospek keuntungan di masa
datang lebih baik atau paling tidak stabil. Miller-Modigliani selanjutnya berpendapat
bahwa kenaikan dividen ini oleh investor dilihat sebagai signal bahwa prospek
perubahan di masa datang lebih baik. Sebaliknya penurunan dividen akan dilihat
sebagai tanda bahwa propek perusahaan menurun (Ariesty Kuntorowati dan Heru
Agustanto, 2000).
A. 4
Prosedur Pembagian Dividen
Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang
saham. Pembagian dividen dapat dilakukan secara kuartalan ataupun tahunan,
tergantung kebijaksanaan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaaan.
Menurut Weston dan Brigham, 1998 dalam R. Andi Sularso, 2003:
Adapun prosedur pembagian dividen yang actual adalah pada tanggal pengumuman,
tanggal pencatatan pemegang saham, tanggal ex-dividend dan tanggal pembayaran
dividen.
30
a. Tanggal Pengumuman ( Declaration Date)
Tanggal pengumuman
adalah tanggal
pada saat direksi perusahaan
mengumumkan rencana pembagian dividen. Misalnya pada tanggal 14
November 2007 direksi ABC mengadakan pertemuan dan mengumumkan
pembagian dividen kuartalan tetap sebesar Rp 40 per saham untuk dibayarkan
kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 8 Desember 2007 dengan
pembayaran dilakukan pada tanggal 2 Januari 2008.
b. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (holder of record date)
Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana kepemilikan saham ditentukan
sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen dibagikan atau hari terakhir
pada saat perusahaan mencatat semua pemegang saham yang terdaftar agar
berhak menerima dividen yang dibagikan. Setelah berakhirnya jam kerja pada
tanggal pencatatan pemegang saham (8 Desember 2007), perusahaan menutup
buku transfer sahamnya dan menyusun daftar pemegang saham mulai tanggal
itu. Apabila PT ABC memberitahukan penjualan dan transfer beberapa saham
sebelum pukul 5 sore pada tanggal 8 Desember, Pemegang saham yang
mencatatkan dirinya pada tanggal ini adalah pemegang saham yang
memperoleh dividen pada tanggal pembayaran. Jika pemberitahuan yang
diterima pada atau sesudah tanggal 9 Desember, pemilik saham lama
menerima cek dividen.
31
c. Tanggal Pemisahan Dividen (Ex-Dividend Date)
Tanggal pemisahan dividen adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode
berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari
kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Untuk mencegah timbulnya konflik,
industri pasar modal telah menetapkan suatu konversi yang mengumumkan
bahwa saham masih memiliki hak atas dividen hingga empat hari kegiatan
bisnis sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Pada hari keempat
sebelum tanggal tersebut, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen.
Dalam hal ini tanggal ex-dividen adalah 4 hari sebelum tanggal 8 Desember,
yaitu tanggal 4 Desember 2007.
d. Tanggal Pembayaran Dividen (Dividend Payment atau Distribution Date)
Tanggal pembayaran dividen adalah tanggal pada saat dividen dibayarkan
kepada para pemegang saham. Perusahaan benar-benar mengirimkan cek
dividen. Dalam hal ini perusahaan akan mengirimkan ceknya kepada
pemegang saham tercatat pada tanggal 2 Januari 2008.
Prosedur pembagian dividen tersebut mengakibatkan adanya perbedaan
respon investor dalam bertransaksi di pasar modal. Hal ini dapat diindikasikan
dengan bervariasinya harga saham dari declaration date sampai setelah ex-dividend
date.
Pihak manajemen memberikan dividen memberikan sinyal mengenai
keberhasilan perusahaan membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa
32
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan.
Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak
membayarkan dividen (Michell Suharli, 2007).
A. 5
Sekilas Mengenai Saham
Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang
melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal ataupun persentase tertentu.
Menurut Subagyo (1997), saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas.
Hal yang sama juga diungkapkan Alma (1997), yang mendefinisikan saham
sebagai surat keterangan tanda turut serta dalam perseroan. Para pemegang andil
merupakan pemilik perusahaan yang dapat menikmati keuntungan perusahaan
sebanding dengan modal yang disetorkannya. Selain dari dividen yang dapat
diperoleh para pemegang saham, nilai keuntungan yang merupakan selisih positif
harga beli dan harga jual saham juga merupakan benefit selanjutnya yang dapat
dinikmati oleh para pemegang saham. Selain manfaat yang bersifat financial, para
pemegang saham (stock holder) juga memiliki benefit yang bersifat non finansial,
yaitu hak suara dalam aktivitas perusahaan.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tahun 1985 menjelaskan dalan transaksi jual
beli di bursa efek, saham merupakan instrument yang paling dominan atau yang
paling sering diperdagangkan. Tanggung jawab pemegang saham atas utang-utang
33
perusahaan terbatas maksimal sampai jumlah nilai saham yang dimiliki, karena alasan
inilah perusahaan seperti ini disebut perseroan terbatas.
Pada umumnya saham yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan (emiten) yang
melakukan penawaran umum (Initial Public Offering) ada dua macam, yaitu saham
biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock). Perbedaan saham ini
berdasarkan pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak tersebut meliputi hak
atas menerima deviden, dan memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi
setelah dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan (Nurul Huda dan Mustafa
Edwin Nasution, 59: 2007)
Menurut Ali Arifin (2004), Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai :
1. Nilai Nominal (Pari), merupakan nilai yang tercantum dalam
sertifikat saham yang bersangkutan.
2. Nilai Dasar, Pada prinsipnya harga dasar saham ditentukan dari
harga perdana pada saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar
ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan
emiten yang berhubungan dengan saham antara lain: Right Issue,
Stock split dan warrant.
3. Nilai Pasar, Merupakan harga suatu saham pada pasar yang
sedang berlangsung.
34
Menurut Ali Arifin (2004), Jenis-Jenis Saham terdiri dari :
a.
Saham Biasa
Adalah saham yang memberikan pemegangnya hak suara serta hak atas
bagian laba yang besarnya berubah-ubah tergantung dari besarnya laba yang
diperoleh perusahaan.
Para pemegang saham pada suatu perusahaan mempunyai hak-hak yang
melekat dalam pemilikan saham biasa yang dijamin oleh undang-undang. Hak
tersebut timbul karena peraturan yang dibuat oleh pihak yang mempunyai wewenang,
misalnya Bapepam mewakili pemerintah Indonesia dalam mengatur pasar modal dan
mempengaruhi hak pemegang saham.
Hak-hak pemegang saham biasa antara lain:
1).
Setiap pemegang saham mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) tahunan. Dengan ketentuan satu saham satu suara.
2).
Sebagai pemegang
saham
mempunyai
hak
untuk
memilih
direktur
perusahaan.
3).
Mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli saham pada perusahaan yang
bersangkutan sebelum dibeli investor baru.
4).
Pemegang saham diberi hak atas laba bersih perusahaan sebagai hasil atas
dana yang diinvestasikan.
5).
Pemengang saham biasa mempunyai hak untuk melihat atau mengetahui hasil
RUPS dan daftar pemegang saham suatu perusahaan.
35
6).
Pemegang saham biasa mempunyai akses tidak terbatas untuk mengetahui
pembukuan keuangan, kecuali kalau dibatasi oleh suatu keadaan tertentu.
Misal pemegang saham adalah pesaing perusahaan.
7).
Pada kasus likuidasi perusahaan, tanggung jawab pemegang saham terhadap
kewajiban perusahaan hanya sebesar saham yang dimilikinya.
Sebelum kita memutuskan untuk memilih saham biasa sebagai investasi, sebaiknya
juga mengetahui kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihan investasi saham biasa (common stock) adalah:
Kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Bila,
perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar, maka ada
kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang
besar juga, yang dibayarkan dalam bentuk rupiah atau saham atau perusahaan
akan menahan laba tersebut untuk diinvestasikan kembali, hal itu akan
menaikkan harga saham tersebut di pasar. Disamping penghasilan dari
dividen, pemilik saham juga ada kemungkinan mendapat penghasilan dari
capital gain.
Kelemahan investasi saham biasa (common stock) adalah:
Saham biasa mempunyai tingkat penghasilan yang tidak terhingga, maka
resikonya
pun paling tinggi. Karena pemodal memiliki hak klaim yang
terakhir, bila perusahaan penerbit bangkrut. Secara normal, artinya diluar
36
kebangkrutan, resiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu
tidak menerima pembayaran dividen dan menderita capital loss (kerugian
yang ditanggung investor karena harga beli sahamnya lebih rendah daripada
harga jual sahamnya
Saham biasa mencakup kepemilikan dalam perusahaan. Adapun pemegang
obligasi dan saham preferen dapat dipandang sebagai kreditur, sedangkan pemegang
saham biasa merupakan pemilik perusahaan.
Saham biasa tidak memiliki masa jatuh tempo, melainkan akan tetapi ada
selama perusahaan berdiri. Saham biasa juga tidak memiliki batas atas terhadap
pembayaran dividennya. Pembayaran dividen harus diumumkan oleh dewan
komisaris perusahaan sebelum dividen diumumkan. Jika terjadi kebangkrutan,
pemegang saham biasa selaku pemilik perusahaan tidak dapat menagih aktiva
sebelum pihak kreditor perusahaan termasuk pemegang obligasi dan saham preferen
telah dipenuhi kewajibannya. Namun, kewajiban pemegang saham biasa tetap
terbatas pada jumlah investasi mereka.
Menurut Arthur J. Keown, 1997: hal 294 berpendapat bahwa pemegang
saham biasa diberikan hak didahulukan (Preemptive Rights) yaitu memberikan hak
kepada
pemegang
saham
untuk
mempertahankan
presentasi
/
proporsi
kepemilikannya dalam perusahaan. Jika perusahaan menerbitkan saham-saham baru,
para pemegang saham umum adalah orang yang ditawari pertama kali dan
mempunyai hak untuk menolak. Jika pemegang saham memiliki 25 persen saham
37
perusahaan, ia berhak membeli 25 persen saham baru. Sertifikat yang diterbitkan
untuk pemegang saham memberikan mereka pilihan untuk membeli sejumlah saham
baru pada harga tertentu dalam periode dua sampai sepuluh minggu yang disebut hak
(Rights). Hak ini dapat digunakan (biasanya pada harga yang ditetapkan manajemen
di bawah harga saham biasa di pasar), dapat kadaluwarsa atau dapat dijual di pasar.
b.
Saham Preferen
Adalah suatu sekuritas hibrida dengan karakteristik saham biasa dan
obligasi. Saham preferen disebut sebagai sekuritas
hibrida / sekuritas campuran
(hybrid security) karena ia memiliki banyak karakteristik baik dari saham biasa
ataupun obligasi. Saham preferen sama dengan saham biasa karena sama-sama tidak
memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, dividen yang tidak dibayarkan tidak
akan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan, dan dividen tidak dapat
mengurangi pembayaran pajak.
Ciri-ciri saham istimewa adalah :
1).
Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak
terlebih dahulu dalam hal menerima dividen.
2).
Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak
menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.
3).
Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh
penghasilan dalam jumlah yang tetap.
38
4).
Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang
diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi
dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli
kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu.
5).
Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak
mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6).
Saham istimewa kumulatif, artinya dividen yang tidak dibayarkan oleh
perusa-haan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang
saham
istimewa
tersebut.
Jika
suatu
saat
perusahaan
tidak
membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika perusahaan
tersebut membagikan dividen, maka perusahaan harus membayarkan
dividen terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang
saham biasa.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001), terdapat beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham :
1.
Ditinjau dari cara peralihannya :
a.
Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara
hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
39
b.
Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di
mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu
2.
Ditinjau dari kinerja perdagangan :
a.
Blue – Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen.
b.
Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan
pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen
tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan
potensi.
c.
Growth Stocks
?·
(Well-Known)
Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi.
40
?×
(Lesser-Known)
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri,
namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini
berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
d.
Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e.
Counter Cyclical Stockss
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini
tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang
tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
Menurut Weston dan Brigham (1993: 26), Faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham adalah :
1. Proyeksi Laba
Investor akan melakukan investasi pada perusahan yang mempunyai profit atau
laba yang cukup baik. Melihat hal yang demikian investor tidak ragu-ragu untuk
melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain tingkat
41
profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi harga saham dan pada akhirnya
volume transaksi pada saham akan mengalami peningkatan.
2. Earning Per Share (EPS)
Seorang investor akan menerima laba atas saham yang dimiliki. Semakin tinggi
EPS (Earning Per Share) yang diberikan perusahaan, maka investor akan
semakin percaya pada kemampuan perusahaan untuk memberikan tingkat
pengembalian yang cukup baik. Hal ini akan mendorong investor untuk
melakukan investasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya dan pada akhirnya
akan berdampak pada kenaikan harga saham.
3. Tingkat resiko dan pengembalian
Resiko usaha ini diantaranya adalah risk event, yaitu risiko bahwa suatu event
akan meningkatkan risiko kegagalan perusahaan, seperti rekapitalisasi atau
leverage buy out. Contoh rekapitalisasi: sebuah perusahaan menanamkan kembali
modalnya ke dalam perusahaan lain yang memiliki saham biasa yang mempunyai
tingkat resiko yang lebih tinggi dibanding surat berharga lainnya. Dengan kata
lain perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif (reinvestasi).
4. Kebijakan pembagian dividen
Pembagian deviden merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor selain capital gain. Kemampuan perusahaan memberikan dividen
42
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
mampu memberikan
tingkat
pengembalian atas investasi yang telah dilakukan oleh investor pada perusahaan
tersebut dan pembagian deviden yang selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Perusahaan yang membayarkan dividen meningkat dibandingkan tahun lalu
mempunyai arti perusahaan berusaha memberikan sinyal yang baik mengenai
prospek perusahaan di masa depan. Sebaliknya jika perusahaan memotong nilai
dividen akan dianggap
sebagai signal buruk, karena akan dianggap sebagai
kekurangan likuiditas.
5. Tingkat suku bunga
Pengaruh tingkat suku bunga akan mempengaruhi perdagangan saham yaitu
mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi. Apabila
suku bunga naik, maka investor akan mendapatkan hasil yang besar dari obligasi
sehingga mereka akan menjual saham mereka untuk ditukar dengan obligasi.
Penukaran demikian atas naiknya suku bunga akan menurunkan perdagangan
saham.
A. 6
Sekilas Mengenai Jakarta Islamic Indeks (JII)
Di Indonesia, perkembangan instrumen syariah di pasar modal sudah terjadi
sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diprakarsai dana
reksa. Selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Dana Reksa
Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang
43
mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi
ketentuan tentang hukum syariah.
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham
yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis
saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. JII telah dikembangkan sejak tanggal
3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan
Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret
2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang
digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham
yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995
dengan nilai dasar 100. Penentuan kriteria dari komponen JII tersebut disusun
berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah DIM.
Pemilihan Saham untuk Indeks
Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan Dewan Pengawas
Syariah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII harus melalui filter syariah
terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM, ada 4 syarat
yang harus dipenuhi agar saham-saham tersebut dapat masuk ke dalam JII. Ruang
lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip hukum syariah
Islam adalah :
44
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
Selain filter syariah, saham yang yang masuk ke dalam JII harus melalui beberapa
proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing sehingga sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan dalam menentukan kriteria saham-saham emiten yang
menjadi komponen daripada Jakarta Islamic Index tersebut adalah :
1.
Memilih kumpulan saham dengan jenis-jenis usaha utama yang
tidak bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah
tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam
saham-saham 10 berkapitaliasi terbesar).
2.
Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva
maksimal sebesar 90% (sembilan puluh persen).
45
3.
Memilih 60 (enam puluh) saham dari susunan di atas berdasarkan
urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar
selama satu tahun terakhir.
4.
Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor
untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat
bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa
efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas
saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor
yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi
investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur
dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam
memilih portofolio saham yang halal.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan
komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan
perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus
berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah lini bisnisnya
menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks.
Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain.
Semua prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham spekulatif yang
46
cukup likuid. Sebagian saham-saham spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata
nilai perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.
Perhitungan JII dilakukan PT Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan
metode perhitungan indeks yang ditetapkan dengan bobot kapitalisasi pasar (Market
Capitalization Weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaianpenyesuaian (adjustment) yang dilakukan oleh adanya perubahan terhadap data
emiten yaitu corporate action. JII menggunakan tanggal perhitungan 1 Januari 1995
dengan nilai awal 100. Dengan indeks ini diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah.
A. 7
Investasi Dalam Perspektif Syariah
Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi
proses tadrij. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai
pengetahuan juga bernuansa spiritual karena menggunakan norma syariah, sekaligus
merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal. Oleh karenanya investasi sangat
dianjurkan bagi setiap muslim. Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah yang
artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (al Hasyr : 18).
47
Arti “hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat)” ditafsirkan dengan: “hitung dan instropeksilah diri kalian
sebelum diinstropeksi dan lihatlah apa yang telah kalian simpan (invest) untuk diri
kalian dari amal saleh (after here investment) sebagai bekal kalian menuju hari
perhitungan amal pada hari kiamat untuk keselamatan diri di depan Allah” (Katsir,
2000 dalam Huda dan Nasution, 2007:18). Demikian Allah memerintahkan kepada
seluruh hamba-Nya yang beriman untuk melakukan investasi akhirat
dengan
melakukan amal saleh sejak dini sebagai bekal untuk menghadapi hari perhitungan.
Beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah Islam dalam investasi
keuangan yang ditawarkan menurut Pontjowinoto (2003) dalam Huda dan Nasution
(2007:23) sebagai berikut:
a. Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat dan
menghindari setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang
memberikan manfaat akan dilakukan bagi hasil.
b. Uang sebagai alat penukaran bukan komoditas perdagangan di mana
fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan
daya beli suatu barang atau harta. Sedangkan manfaat atau keuntungan
yang ditimbulkannya berdasarkan atas pemakaian barang atau harta
yang dibeli dengan uang tersebut.
c. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau
unsur penipuan di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak
sengaja.
48
d. Risiko
yang
menimbulkan
mungkin
risiko
timbul
yang
harus
besar
dikelola
atau
sehingga
melebihi
tidak
kemampuan
menanggung risiko.
e. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung risiko.
f. Manajemen yang diterapkan adalah manajemen islami yang tidak
mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia
serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Agama Islam juga sangat menganjurkan usaha kerjasama dalam setiap
aktivitas yang menguntungkan. Allah SWT menganjurkan terhadap semua bentuk
aktivitas bisnis. Dengan mendukung aktivitas bisnis, Allah SWT juga berarti
mendukung upaya-upaya pencarian dan pengumpulan kekayaan. Diantara ayat-ayat
Al-Quran yang penting dan secara langsung menggambarkan dunia bisnis sebagai
wilayah yang menguntungkan yaitu yang artinya:
“padahal Allah SWT telah menghalakan jual beli dan mengharamkan riba…”
(QS Al-Baqarah 2:275)
“… kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
kamu…” (QS An-Nisa’ 4:29)
Nabi Muhammad saw juga berkali-kali mengatakan bahwa bisnis adalah
aktivitas yang diberkahi. Salah satu contoh sabdanya sebagai berikut:
“Para pedagang yang jujur akan mendapat perlindungan dari Allah SWT di hari
pembalasan nanti.” (HR Dhailani).
49
Islam mendorong masyarakat kearah usaha nyata dan produktif yaitu
melakukan investasi dan melarang
membungakan uang.
Lebih lanjut
Islam
memberikan dorongan untuk melakukan investasi dengan jumlah yang lebih besar
dan lebih banyak dari motivasi konvensional. Bila secara konvensional terdapat motif
profit-taking dan inflasi, dalam syariah Islam disamping dua hal tersebut ditambah
dengan adanya kewajiban zakat dan larangan mendiamkan asset. Setiap harta ada
zakatnya, dimana jika harta tersebut didiamkan lambat laun akan habis termakan
zakatnya. Hal ini akan mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya
karena harta yang diinvestasikan tidak dikenakan zakat kecuali keuntungannya saja.
Dalam Al-Quran Allah SWT menegaskan yang artinya:
“…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (baik sebagai komoditi
maupun mata uang) dan tidak menyalurkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari
dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi
mereka, lambung, dan punggung mereka, ‘inilah harta benda kalian yang kalian
simpan untuk diri kalian sendiri maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kalian simpan itu.” (QS At-Taubah ayat 34-35).
Aktivitas perdagangan dan usaha yang sesuai dengan syariah adalah kegiatan
usaha yang tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang haram seperti makanan
haram, perjudian atau kemaksiatan. Selain itu juga menghindari cara perdagangan
dan usaha yang dilarang, termasuk yang tergolong praktik riba, gharar dan maysir.
50
Kenyataannya tidak semua aktivitas perdagangan dan usaha memenuhi
ketentuan syariah. Untuk itu fatwa ulama diperlukan guna memastikan pemenuhan
kualifikasi tersebut. Fatwa mengenai halal-haram transaksi keuangan syariah di
Indonesia ditetapkan Majelis Ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional
(DSN) dengan bantuan tenaga praktisi dan penerapannya dilaksanakan dengan
bantuan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syariah di
Indonesia adalah beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992.
Perbankan syariah semakin marak setelah diterbitkan UU No 10/1998 yang
memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system atau bank konvensional
dapat mendirikan divisi syariah. Dengan adanya Undang-undang tersebut bank-bank
konvensional mulai melirik dan membuka unit usaha syariah. Tak heran jika
perkembangan perbankan syariah cukup pesat.
Faktor utama yang mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia
di masa mendatang adalah jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim.
Selain itu adanya peningkatan kesadaran umat Islam dalam berinvestasi sesuai
syariah.
A. 8
Pasar Modal Syariah
a.
Pengertian Pasar Modal Syariah
Secara teoritis pasar modal (capital market) didefiniskan sebagai perdagangan
instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, dalam bentuk modal sendiri (stock)
51
maupun hutang (bond), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities)
maupun oleh perusahaan swasta (Privat sector). Dengan demikian pasar modal
merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (Financial market), dalam
financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana
jangka panjang maupun jangka pendek, baik bersifat negotiable maupun non
negotiable.
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan
efek,
perusahaan
public
yang
berkaitan
dengan
efek
yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal
beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang
diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan
syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip syariah (Fatwa Dewan Syariah
Nasional MUI dalam Auliyah dan Hamzah, 2005).
Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal yang bila
diukur dari waktunya merupakan modal jangka panjang. Oleh karena itu bagi emiten
sangat menguntungkan mengingat masa pengembaliannya relatif panjang, baik yang
bersifat kepemilikan maupun yang bersifat hutang. Khusus untuk modal bersifat
kepemilikan, jangka waktunya lebih panjang jika dibandingkan dengan yang bersifat
hutang.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep
syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi
sesuai dengan basis syariah. Pasar modal syariah tidak hanya ada dan berkembang di
52
Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Lembaga keuangan yang pertama kali
menaruh perhatian di dalam mengoperasikan portofolionya dengan manajemen
portofolio syariah di pasar modal syariah adalah Amanah Income Fund yang didirikan
bulan Juni 1986 oleh para anggota the North American Islamic Trust yang bermarkas
di Indiana, Amerika Serikat. Wacana mengenai pasar modal syariah ini disambut
dengan antusias di seluruh belahan bumi ini mulai dari kawasan Timur Tengah,
Eropa, Asia dan Amerika. Beberapa negara yang proaktif dalam mengembangkan
pasar modal yang berprinsipkan syariah dan konsisten dalam menerapkan syariah
Islam dalam sendi kehidupannya adalah Bahrain Stock di Bahrain, Amman Financial
Market di Amman, Muscat Securities Kuwait Stock Exchange di Kuwait dan Kuala
Lumpur Stock Exchange di Malaysia.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga
dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih dahulu
dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia diperkenalkan
pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index.
Menurut metwally (1995: 177), fungsi dari keberadaan pasar modal syariah :
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas.
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya.
53
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.
Sedangkan karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah
(Metwally, 1995: 178-179) adalah sebagai berikut:
1. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek.
2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang.
3. Semua
perusahaan
yang
mempunyai
saham
yang
dapat
diperjualbelikan di Bursa efek diminta menyampaikan informasi
tentang perhitungan (account) keuntungan dan kerugian serta neraca
keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak tidak
lebih dari 3 bulan.
4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.
5. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari
HST
6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
7. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang
terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.
54
8. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu
periode perdagangan setelah menentukan HST.
9. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode
perdagangan, dan dengan harga HST.
b.
Instrumen Pasar Modal Syariah
Investasi keuangan syariah harus disertai dengan kegiatan sektor riil atau
transaksi yang mendasari (underlying transaction). Untuk itu, penciptaan instrumen
investasi syariah dalam pasar modal adalah dari sekuritasi aset/proyek (asset
securitisation)
yang
merupakan
bukti
penyertaan,
sekuritasi
utang
(debt
securitisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli (al
dayn) atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan, sekuritasi modal (equity
securitisation), merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah
terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham.
Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah dalam pasar
perdana adalah muqaradah/mudharabah funds, saham biasa (common stock),
muqaradah/mudharabah
Bonds.
Karena
instrumen
pasar
modal
tersebut
diperdagangkan di pasar perdana, maka prinsip dasar pasar perdana adalah semua
efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidak boleh menerbitkan efek utang
untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al dayn), dana atau hasil penjualan
efek akan diterima oleh perusahaan, hasil investasi akan diterima pemodal (shohibul
55
maal), tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi
dari waktu (Harahap, 2001 dalam Auliyah dan Hamzah, 2005).
Sedangkan untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan dari prinsip dasar
pasar perdana, yaitu tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks), suatu efek
dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat) yang diperoleh dari efek tersebut
berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan, tidak boleh melakukan
suatu transaksi murabahah dengan menjadikan objek transaksi sebagai jaminan.
Adapun jenis instrument pasar modal yang jelas diharamkan syariah adalah preferred
stock (saham istimewa), forward contract, option.
c.
Saham Syariah
Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki
karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup
kegiatan usaha. Menurut Dewan Syariah Nasioanal (DSN), saham adalah suatu bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak
termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Saham syariah dimasukkan dalam
perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT.
Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari
1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan
kriteria untuk indeks.
56
Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional
No. 20 dalam Auliyah dan Hamzah (2005) tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi pasar (market
capitalization) dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata
selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat
digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipilih
yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing minimum 3 bulan, kecuali
saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan
kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi
rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Prinsip Dasar Saham Syariah
1. Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas.
2. Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik.
3. Tidak boleh ada pembeda jenis saham, karena risiko harus ditanggung
oleh semua pihak.
4. Prinsip bagi hasil laba-rugi.
5. Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi.
Pedoman Syariah
1. Uang tidak boleh menghasilkan uang. Uang hanya boleh berkembang bila
diinvestasikan dalam aktivitas ekonomi.
57
2. Hasil dari kegiatan ekonomi diukur dengan tingkat keuntungan investasi.
Keuntungan ini dapat diestimasikan tetapi tidak ditetapkan di depan.
3. Uang tidak boleh dijual untuk memperoleh uang.
4. Saham
dalam
perusahaan,
kegiatan
mudharabah
atau
partnership/musyarakah dapat diperjualbelikan dalam rangka kegiatan
investasi dan bukan untuk spekulasi dan untuk tujuan perdagangan kertas
berharga.
5. Instrumen finansial islami, seperti saham, dalam suatu venture atau
perusahaan, dapat diperjualbelikan karena ia mewakili bagian kepemilikan
atas aset dari suatu bisnis.
6. Beberapa batasan dalam perdagangan sekuritas seperti itu antara lain: a.
Nilai per share dalam suatu bisnis harus didasarkan pada hasil appraisal
atas bisnis yang bersangkutan, b. Transaksi tunai, harus segera
diselesiakan sesuai dengan kontrak.
A. 9
PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang mengkaji masalah pengaruh pengumuman dividen terhadap
harga saham pernah diteliti oleh :
Lani Siaputra (Alumnus FE Universitas Kristen Petra, Surabaya) dan Adwin
Surja Atmadja (Staf Pengajar FE Universitas Kristen Petra, Surabaya) Penelitian ini
58
bertujuan untuk menganalisis pengaruh ex-dividen date terhadap perubahan harga
saham di Bursa Efek Jakarta. Periode penelitian selama 30 hari, yaitu 15 hari sebelum
dan 15 hari sesudah ex-dividend date yang dianalisa dengan menggunakan metode
event study melalui aplikasi uji beda dua rata-rata berpasangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai rata-rata harga saham sebelum ex-dividend date dan nilai
rata-rata harga saham sesudah ex-dividend date secara statistic berbeda signifikan.
Hal ini mengindikasikan, bahwa terjadi pergerakan harga saham yang signifikan
selama antara dua periode observasi tersebut akibat pengumuman pembagian dividen.
Lebih lanjut, besarnya perubahan harga saham tersebut secara statistik tidak berbeda
dengan nilai dividen per lembar saham yang dibagikan.
Nurmala (2006, Dosen STIE Bina Warga Palembang),
untuk perusahaan-
perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta tahun 2006. Tujuan penelitian ini untuk
mengatasi kebijakan dividen dan pengaruhnya pada perusahaan otomotif. Populasi
penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
selama lima
tahun berturut-turut
(tahun 1996
sampai tahun 2000)
yang
mengumumkan Earning Per Share, Dividen Per Share dan Closing Price. Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman
dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa tingginya harga saham tidak
mempengaruhi kebijakan dividen yang diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif
tersebut, karena harga saham bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi
kebijakan dividen.
59
R. Andi Sularso (2003, Staf Pengajar Fakultas Ekonomi - Universitas
Jember), Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengumuman exdividend date di Bursa Efek Jakarta, dengan mengambil sampel 14 saham. Sampel
dibagi menjadi dua, yaitu dividen naik dan dividen turun. Periode penelitian selama
120 hari yang dibagi menjadi dua periode yaitu periode estimasi selama 90 hari dan
periode peristiwa selama 30 haritermasuk 15 hari sebelum dan sesudah event. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study yang akan mengamati
pergerakan harga saham di pasar modal.
Edi Subiyantoro (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi - Universitas Merdeka
Malang) dan Fransisca Andreani (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Jurusan
Manajemen - Universitas Kristen Petra). Penelitian terhadap pengaruh beberapa
faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan jasa perhotelan yang terdaftar di
pasar modal Indonesia didasarkan atas suatu pendekatan terhadap pertumbuhan tetap
dari devidend discount model. Penelitian ini menggunakan analisa regresi maka
diketahui bahwa harga saham dipengaruhi oleh book value equity per share dan
return on equity. Faktor-faktor lain seperti return on asset (ROA), debt to equity ratio,
stock return, market risk dan return on the market index ternyata tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Secara umum, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut
mempunyai pengaruh yang relatif lemah terhadap variasi harga saham. Ini berarti
bahwa variasi harga saham ditentukan oleh faktor-faktor lainnya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini
terfokus pada saham-saham perusahaan yang termasuk ke dalam JII (Jakarta Islamic
60
Indeks) selama empat tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2008.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ada atau tidaknya perbedaan harga saham
pada periode sebelum pengumuman dan sesudah pengumuman dividen dan untuk
melihat sejauh apakah pengaruh pengumuman deviden terhadap harga saham.
A. 10
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon
pasar, sebab seringkali dividen sebagai indikator prospek perusahaan dan mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang menetapkan kebijakan
membayar dividen pertama kali (dividend initiations) merupakan sinyal yang baik
dan pasar akan merespon positif. Manajer perusahaan tidak akan membayar dividen
kalau mereka tidak yakin dengan pertumbuhan laba dan arus kas masa depan.
Sebaliknya kebijakan perusahaan untuk menghapus dividen pertama kalinya
(dividend omissions) merupakan sinyal yang buruk, sehingga pasar akan bereaksi
negatif.
Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan
kemakmuran
pemegang saham. Oleh karena itu, manajer pada umumnya termotivasi untuk
menyampaikan informasi yang baik mengenai perusahaannya kepada masyarakat
luas, misalnya melalui jumpa pers maupun memasang pengumuman di media cetak.
Namun pihak luar sebenarnya tidak mengetahui kebenaran dari informasi yang
disampaikan tersebut. Bila manajer dapat memberikan sinyal yang meyakinkan
kepada publik, maka publik juga akan terkesan dan hal ini akan tercermin melalui
61
harga sekuritas. Bila manajemen mengumumkan kenaikan dividen yang dibagikan,
investor akan menangkap informasi ini sebagai sinyal bahwa prospek perusahaan atau
kondisi keuangannya relatif baik untuk masa mendatang. Namun jika manajemen
mengumumkan penurunan dividen, hal ini akan dijadikan sinyal oleh investor bahwa
kondisi perusahaan relatif tidak baik di masa mendatang. Ditinjau dari sudut pandang
perusahaan, keputusan untuk membagikan dividen memerlukan banyak sekali
pertimbangan karena dividen yang relatif kecil merupakan laba ditahan yang
disisihkan dengan jumlah yang relatif besar dan jika laba ditahan ditingkatkan maka
hal ini dapat dijadikan sarana untuk memperkuat posisi perusahaan. Namun apabila
dividen tidak dibagikan, hal ini akan mengecewakan investor yang berharap akan
memperoleh dividen. Keputusan untuk berinvestasi saham dapat menjadi hal yang
tidak menarik lagi bagi mereka
Pembagian dividen dapat mengakibatkan terjadinya perubahan harga saham.
Pembayaran dividen cenderung diikuti dengan kenaikan harga saham sedangkan
penurunan dividen selalu diikuti dengan menurunnya harga saham. Dividen
seringkali digunakan sebagai indicator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan
kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman
besarnya dividen yang dibagikan. Pengumuman dividen seringkali dianggap memiliki
kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima
oleh pasar. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi positif dan reaksi negatif. Pasar akan
62
bereaksi positif bila terjadi kenaikan dividen dan pasar akan bereaksi negatif bila
terjadi penurunan dividen.
Penelitian ini mengangkat fenomena gejala perubahan harga saham yang
dipengaruhi pengumuman deviden. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu
dilakukan pengujian persyaratan yaitu dengan menggunakan uji normalitas hal ini
untuk melihat apakah data yang digunakan berdistribusi normal. Setelah itu dilakukan
pengujian hipotesis dengan Uji Paired Sample T Test untuk memperoleh hipotesis
apakah ada pengaruh atau tidak pengumuman dividen terhadap harga saham. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
63
Kebijakan Deviden
Pengumuman Deviden
Harga Saham
Sebelum
Pengumuman
Sesudah
Pengumuman
Uji Persyaratan :
- Normalitas
Uji beda dua rata-rata berpasangan
(Paired Sample T-test)
Hipotesis
Kesimpulan
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran
64
A. 11 HIPOTESIS
Hipotesis yang akan diuji diberi symbol Ho (Hipotesis nol) dan disertai Ha
(Hipotesis altenatif). Jika dari pengujian didapat hasil Ho diterima, maka secara
otomatis Ha ditolak. Perumusan hipotesis berdasarkan masalah penelitian adalah
sebagai berikut :
Ho
: Tidak adanya perbedaan harga saham sebelum pengumuman dividen dengan
harga saham sesudah pengumuman deviden pada perusahaan yang termasuk
ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII).
Ha
:
Terdapat perbedaan harga saham sebelum pengumuman deviden dengan
harga saham sesudah pengumuman deviden pada perusahaan yang termasuk
ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII).
65
BAB III
METODOLOGI PENENLITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan sebelumnya merupakan event study, yang bertujuan
untuk mengetahui adanya pengaruh berdasarkan suatu peristiwa (event). Mengacu
pada penelitian sebelumnya, penelitian ini juga dilakukan berdasarkan suatu peristiwa
(event), dengan adanya informasi pengumuman dividen.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari dua variabel, yaitu
harga saham sebagai variabel bebas (Y) atau (independent variable) dan kebijakan
dividen sebagai variabel tidak bebas (X) atau (dependent variable).
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Fokus penelitian merupakan saham emiten yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
2. Objek yang diteliti adalah saham perusahaan yang termasuk dalam Jakarta
Islamic Index (JII).
3. Saham perusahaan yang konsisten secara terus menerus terdaftar dalam
Jakarta Islamic Index (JII).
4. Saham perusahaan yang membagikan cash dividen atau dividen tunai.
5. Periode yang diteliti dari Januari 2006 sampai Desember 2008.
66
6. Variabel dependen adalah kebijakan dividen.
7. Variabel independen adalah harga saham.
B.
Metode Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan maksud untuk tujuan
tertentu (peneliti). Kriterianya sebagai berikut :
1. Saham emiten yang halal berdasarkan ketentuan syariah, kehalalan suatu
saham disahkan oleh Dewan Pengawas Syariah.
2. Saham-saham tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang
termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) dari tahun 2006-2008, dan
mengeluarkan dividen. Emiten yang terpilih adalah yang secara konsisten
dan terus-menerus membagikan dividen dari periode tahun 2006 sampai
2008
4. Data tanggal pengumuman dividen selama periode tersebut tersedia
di
bursa; dan
5. Adanya kecukupan data dan kelengkapan data harga saham harian selama
periode 2006-2008 dari emiten yang mengumumkan dividen tersebut.
67
C.
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data guna melengkapi penelitian ini, maka penulis
melakukan teknik pengumpulan data.
1. Adapun teknik pengumpulan data ada dua cara, yaitu :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data yang digunakan
merupakan data sekunder dengan menggunakan data yang ada di
Bursa Efek Indonesia.
Data variabel harga saham diperoleh di Bursa Efek Indonesia dan situs
yahoo finance. Data variabel kebijakan deviden diperoleh melalui JSX
Book (Jakarta Stock Exchange) tahun 2006 - 2008 di Pusat Referensi
Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia. Variabel kebijakan
deviden terdiri dari cash dividend atau dividen tunai, tanggal
pengumuman dividen (announcement date), Cum Date, Ex Divident
Date, Recording Date dan Payment Date.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis juga mengadakan penelitian kepustakaan. Pengumpulan data
ini dilengkapi pula dengan
membaca dan
mempelajari serta
menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnaljurnal serta tesis yang berkaitan dengan penelitian ini.
68
D.
Metode Analisis Data
1.
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data sampel terambil
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas data
dapat diidentifikasikan dari grafik scatter plot. Pengujian normalitas adalah pengujian
tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam dependen variabel dan independen variabel ataupun keduanya mempunyai
distribusi yang normal atau tidak.
2.
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan dengan Uji Paired T-Test yaitu untuk mengetahui
perbedaan antara dua kelompok sampel. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh X 1 dan X 2 maka terlebih dahulu harus dicari harga t tabel dengan taraf
signifikasi aA= 0,05.
Rumus Paired Sample T Test (Sarwoko: 125-126, 2007) :
t
=
XD -• µ‘D
SD
Dimana:
XD
= Perbedaan rata-rata sampel berpasangan
µÁ
D
= Perbedaan rata-rata populasi berpasangan
SD
= Standar error dari perbedaan rata-rata sampel berpasangan
69
(?ÕX D) ²
SD
=
?öX²D
–
n
N (n-1)
Dengan parameter statistic sebagai berikut :
Ho
: Tidak adanya perbedaan harga saham sebelum pengumuman dividen dengan
harga saham sesudah pengumuman deviden pada perusahaan yang termasuk
ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII).
Ha
:
Terdapat perbedaan harga saham sebelum pengumuman dividen dengan
harga saham sesudah pengumuman deviden pada perusahaan yang termasuk
ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII).
Dengan criteria pengujian sebagai berikut :
Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ha diterima jika t hitung > t tabel
E.
Desain Penelitian
Desain penelitian digunakan untuk memberikan arah atau gambaran dari
penelitian tersebut, dimana variabel ini adalah perkembangan harga saham sebelum
dan sesudah pembayaran dividen.
Perkembangan Harga Saham :
70
Dimana
:
X1
: Sebelum Pengumuman Deviden ( H -ú15 )
X2
: Sesudah Pengumuman Deviden ( H + 15 )
Jangka waktu penelitian merujuk pada penelitian Lani Saputra dan Adwin
Surja Atmadja (2006). Jangka
waktu penelitian yang
terlalu lama
akan
mengakibatkan terjadinya bias, sedangkan jika jangka waktu pendek tidak akan
mencerminkan fluktuasi harga saham, berdasarkan informasi yang ada di dapat
jangka waktu 15 hari cukup efektif untuk melihat pergerakan sampai stabilnya harga
saham dan adanya kecukupan waktu untuk melihat seberapa besar pengaruh
pengumuman dividen terhadap harga saham.
F.
Operasional Variabel Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data documenter di
Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM).
1. Variabel Harga Saham
a. Definisi Konseptual
Harga saham adalah suatu nilai yang secara sederhana
menggambarkan rata-rata turun atau naiknya harga saham pada
suatu waktu atau periode tertentu. Harga saham akan dilihat
perkembangannya
baik
itu
sebelum
maupun
seseudah
dilakukan pembayaran dividen, karena pembayaran dividen
71
merupakan termasuk salah satu faktor yang memperngaruhi
harga saham.
b. Definisi Operasional
Harga saham perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta
Islam Indeks merupakan data sekunder, yang datanya dapat
langsung diambil dari kurs harian pada saat closing price
selama 15 hari sebelum dan sesudah pengumuman dividen,
jangka waktu penelitian yang terlalu lama akan mengakibatkan
terjadinya bias, sedangkan jika jangka waktu pendek tidak
akan mencerminkan fluktuasi harga saham, berdasarkan
informasi yang ada di dapat jangka waktu 15 hari cukup efektif
untuk melihat pergerakan sampai stabilnya harga saham.
2.
Pembayaran Deviden
a. Definisi Konseptual
Pembayaran dividen adalah kemampuan perusahaan dalam
membagikan
laba.
Besarnya
dividen
yang
dibayarkan
ditentukan dalam rapat pemegang saham dan dinyatakan dalam
suatu jumlah atau persentase tertentu atas nilai nominal saham.
Peningkatan pembayaran deviden akan memberikan informasi
kepada para pemegang saham bahwa perusahaan yakin akan
72
arus kas yang cukup besar pada masa yang akan datang untuk
menanggung tingkat deviden yang tinggi.
b. Definisi Operasional
Pembayaran dividen merupakan data sekuder yang datanya
dapat
diambil
langsung
dari
daftar
perusahaan
yang
membayarkan dividen kepada investor pada tahun 2006-2008.
3.
Informasi
Informasi adalah semua bentuk pemberitaan baik di dalam
pasar modal maupun di luar pasar modal (media lain) yang
diterima oleh investor dengan harapan dapat digunakan sebagai
dasar atau acuan dalam pengambilan keputusannya. Informasi
di pasar modal terdiri atas informasi yang dipublikasikan
(public information) dan informasi yang tidak dipublikasikan
(private information). Informasi yang dipublikasikan, yaitu
informasi yang sudah diketahui oleh masyarakat umum dan
memang sengaja untuk diberitahukan. Informasi yang tidak
dipublikasikan, yaitu informasi yang hanya diketahui oleh
kelompok tertentu dan bersifat rahasia. Informasi yang relevan
dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu
dicari oleh pelaku pasar modal untuk keperluan pengambilan
73
keputusan investasi,
informasi
karena keberadaan
yangdipublikasikan
ataupun
informasi
yang
baik
tidak
dipublikasikan sangat berkaitan dengan perubahan harga
saham. Untuk itu investor harus memperoleh informasi yang
merata dan transparan, sehingga dapat mengambil keputusan
kapan saat membeli dan menjual sahamnya dengan harga yang
wajar. Penilaian tersebut mengakibatkan harga saham berubah
dengan cepat sesuai dengan informasi yang tersedia di pasar.
Informasi yang tersedia tersebut telah tercakup dalam harga
saham yang lalu. Agar investor dapat memperoleh return maka
investor harus mempergunakan berbagai bentuk analisis
berdasarkan informasi yang diperoleh. Dalam menganalisis
penenlitian ini, informasi yang digunakan sebagai event adalah
informasi yang dipublikasikan, khususnya informasi mengenai
pengumuman dividen karena adanya pengumuman dividen
diperkirakan dapat mempengaruhi perubahan harga saham
yang pada akhirnya akan mempengaruhi investor dalam
pengambilan keputusan.
74
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1.
Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah
sebuah bursa saham di Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Jakarta merupakan
salah satu bursa tempat dimana orang memperjualbelikan efek di Indonesia.
Pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
melakukan pengabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1
Desember 2007 dengan nama baru Bursa Efek Indonesia.
PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pertama kali berdiri pada zaman
pemerintahan Hindia Belanda, yang kemudian dibentuk ulang melalui
Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951, dan selanjutnya dipertegas oleh
Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 1952. selama dua
dasawarsa kemudian BEJ mengalami pasang surut yang ditandai pula oleh
pemberhentian kegiatan sepanjang decade 60-an dan awal 70-an. Pada tahun
1977, pemerintah Indonesia menghidupkan kembali BEJ dengan mencatatkan
saham 13 perusahaan PMA. Namun demikian, baru sekitar decade 80-an dan
awal 90-an, BEJ benar-benar berkembang menjadi bursa efek seperti yang
kita kenal sekarang sebagai Bursa Efek Indonesia.
75
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris Indonesia
Stock Exchange (ISX) adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil
penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES),
di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta.
Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1
Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry
Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur Utama BES
Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan
Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan.
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated
Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang
digunakan sebelumnya. Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan digantikan
sistem baru yang akan disediakan OMX.
2.
Sejarah Jakarta Islamic Index
Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan
terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lainlain. Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret
2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK
dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
76
Dewasa ini perkembangan produk investasi yang sesuai dengan
syariah semakin pesat. Hal ini dipicu antara lain dengan terbongkarnya
skandal diberbagai lembaga keuangan dunia yang telah membuka mata
banyak orang mengenai pentingnya menjalankan bisnis yang menekankan
pada etika dan moralitasnya. Bersamaan dengan fenomena tersebut, disisi lain
mulai bangkit minat para investor untuk menanamkan dananya pada
instrumen-instrumen keuangan yang berdasarkan syariah. Salah satu realisasi
instrument investasi yang sesuai syariah adalah indeks yang berisikan sahamsaham perusahaan emiten yang yang menjalankan bisnis yang tidak
bertentangan dengan syariah, yang dapat digunakan sebagai benchmark dalam
mengelola portofolio saham-saham syariah.
Menurut Achsien (2000), pengembang pertama indeks syariah dan
equity fund seperti Reksa Dana adalah Amerika Serikat, setelah The Amana
Fund diluncurkan The North American Islamic Trust sebagai equity fund
pertama di dunia tahun 1986, tiga tahun kemudian Dow Jones Islamic Index
meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index (DJIM).
Di Indonesia perkembangan instrument syariah di pasar modal sudah
terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang
diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama
dengan PT Dana Reksa Invesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta
Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang
kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah. Penentuan
77
kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari
Dewan Pengawas Syariah DIM.
Ruang lingkup kegiatan usahan emiten yang bertentangan dengan
prinsip hukum syariah Islam adalah :
a) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
b) Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
c) Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
d) Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Selain kritetia diatas, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII
Bursa Efek
Indonesia melakukan
tahap-tahap pemilihan
yang juga
mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi emiten yaitu :
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat lebih
dari tiga (tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10
berkapitalisasi besar).
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal
sebesar 90% (Sembilan puluh persen).
78
3. Memilih 60 (enam puluh) saham dari susunan di atas berdasarkan
urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar
selama satu tahun terakhir.
4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengn urutan berdasarkan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan
komponen index pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan
perubahan pada jenis usaha emiten akan di-monitoring secara terus menerus
berdasarkan data-data publik yang tersedia.
3.
Gambaran Umum Perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index
(JII)
Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan
modal kedalam suatu perusahaan.
penyertaan modal dilakukan
melanggar
prinsip-prinsip
Sementara dalam prinsip syariah,
pada perusahaan-perusahaan
syariah,
seperti
bidang
yang tidak
perjudian,
riba,
memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain. Di Indonesia,
prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam
bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa pembentukan
indeks saham yang memenuhi prinsip-prinisp syariah. Dalam hal ini, di Bursa
Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Indeks (JII) yang merupakan 30
79
saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah
Nasional (DSN). Indeks JII dipersiapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
bersama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM). Saham syariah
dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks
yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia yang merupakan subset dari
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli
2000 dan menggunakan 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100.
Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index paling tidak mereka
dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks.
Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah
Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana
Syariah.
Kriteria
untuk
indeks
adalah
kapitalisasi
pasar
(market
capitalization) dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian
rata-rata selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan
emiten digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari
emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing
minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar
kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah
60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian
sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6
bulan sekali.
80
Terdapat 9 perusahaan yang konsisten dan memenuhi kriteria penentuan sampel.
Sehingga penulis hanya menggunakan 9 perusahaan, yaitu antara lain :
TABEL 4.1
9 Perusahaan JII
No.
Kode
Nama Emiten
Keterangan
1
ANTM
Aneka Tambang (Persero) Tbk
tetap
2
BUMI
BUMI Resources Tbk
tetap
3
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
tetap
4
INCO
International Nickel Indonesia Tbk
tetap
5
KLBF
Kalbe Farma Tbk
tetap
6
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
tetap
7
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
tetap
8
UNTR
United Tractors Tbk
tetap
9
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
tetap
Sumber : www.idx.co.id
B.
Penemuan dan Pembahasan
1.
Deskripsi Harga Saham Masing-masing Perusahaan Sebelum
Pengumuman Dividen
a.
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) T bk terjadi di
tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008,
81
dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp
13550 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 3125.
Nilai harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
mengalami peningkatan pada tahun 2007 tetapi pada tahun 2008
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter
yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya
sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga
harga saham mengalami penurunan.
Deviasi standar tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
terjadi di tahun 2006 sebesar 579,753 dan deviasi standar terendah
terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 66,592.
82
Tabel 4. 2 Harga Saham PT Aneka Tambang Tbk
Hari
ANTM 2006
ANTM 2007
ANTM 2008
-15
5550
13300
3200
-14
5650
13000
3175
-13
5600
12750
3225
-12
5000
13200
3225
-11
5000
13350
3200
-10
5250
13050
3250
-9
4950
13300
3175
-8
4800
13550
3125
-7
3975
13400
3150
-6
4000
13200
3175
-5
4075
13150
3175
-4
4425
13150
3250
-3
4575
12850
3300
-2
4450
12950
3375
-1
4225
12850
3125
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 3
Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
ANTM 2006
ANTM 2007
N
15
15
Minimum
3975
12750
Maximum
5650
13550
Mean
4768,33
13136,67
Std. Deviation
579,753
227,146
ANTM 2008
15
3125
3375
3208,33
66,592
Valid N (listwise)
15
Sumber: Output SPSS
b.
PT. Bumi Resources
Berdasarkan Tabel 4.4 dan 4.5 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Bumi Resources Tbk terjadi di tahun
2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006, dimana
83
nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 8500
dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 890
Nilai harga saham PT
trend kenaikan
sepanjang
Bumi Resources Tbk menunjukkan
periode penelitian
yang dilakukan,
Sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT
Bumi Resources Tbk mengalami peningkatan.
Deviasi standar tertinggi PT Bumi Resources Tbk PT Aneka
Tambang (Persero) Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 424,601 dan
deviasi standar terendah terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 11,872.
Tabel 4. 4 Harga Saham PT Bumi Resources
Hari
BUMI 2006
BUMI 2007
BUMI 2008
-15
890
1590
7400
-14
940
1670
7500
-13
910
1700
7150
-12
900
1620
8300
-11
910
1500
8400
-10
910
1500
8200
-9
910
1500
8200
-8
920
1410
8300
-7
930
1430
8400
-6
920
1410
8450
-5
920
1430
8500
-4
920
1430
8450
-3
910
1420
8400
-2
920
1460
8050
-1
910
1480
8100
Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI)
84
Tabel 4. 5
Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk
N
BUMI 2006
BUMI 2007
BUMI 2008
Valid N (listwise)
15
Minimum
890
Maximum
940
Mean
914,67
Std. Deviation
11,872
1410
7150
1700
8500
1503,33
8120,00
96,560
424,601
15
15
15
Sumber : Output SPSS
c.
PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Berdasarkan Tabel 4.6 dan 4.7 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terjadi
di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006,
dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp
6700 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 3875.
Nilai harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT
Indocement Tunggal Prakasa Tbk terus meningkat, dan pada tahun
2008 harga saham mengalami peningkatan namun tidak terlalu besar.
Deviasi standar tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
terjadi di tahun 2008 sebesar 365,800 dan deviasi standar terendah
terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 83,559.
85
Tabel 4. 6 Harga Saham PT Indocement Tunggal
Prakasa Tbk
Hari
INTP 2006
INTP 2007
INTP 2008
-15
-14
-13
-12
-11
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
4200
4025
4025
4025
3925
4000
4025
3975
3975
3950
4025
3875
3875
3900
3900
5750
5700
5450
5450
5550
5700
5900
5700
5500
5550
5450
5450
5550
5600
5600
6700
6550
6100
5850
5850
5850
5800
5850
5900
5750
5600
5600
5450
5850
5300
Sumber:BEI
Tabel 4. 6
Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
N
INTP 2006
INTP 2007
INTP 2008
Valid N (listwise)
15
15
15
15
Minimum
3875
5450
5300
Maximum
4200
5900
6700
Mean
3980,00
5593,33
5866,67
Std. Deviation
83,559
133,452
365,800
Sumber: Output SPSS
d.
PT International Nickel Indonesia Tbk
Berdasarkan Tabel 4.8 dan 4.9 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi
PT International Nickel Indonesia Tbk
terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun
2008, dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007
sebesar Rp 54350 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar
Rp 6950.
86
Nilai harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT
Indocement Tunggal Prakasa Tbk terus meningkat, sedangkan pada
tahun 2008 harga saham mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika
Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan
terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami
penurunan.
Deviasi standar tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
terjadi di tahun 2007 sebesar 2411,347 dan deviasi standar terendah
terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 412,166.
Tabel 4. 8 Harga Saham PT International Nickel
Indonesia Tbk
Hari
INCO 2006
INCO 2007
INCO 2008
-15
-14
-13
-12
-11
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
17150
17150
18100
18250
18100
17700
17800
18100
18200
18300
18400
17800
18200
17650
17350
54350
51300
47000
48100
48050
49150
50000
47700
50000
50750
50750
47550
45800
46800
45100
7050
6950
7250
7050
7300
7700
7950
8500
8500
8750
9300
9300
9250
9150
9450
Sumber: Bursa Efek Indonesia
87
Tabel 4. 9
Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk
N
INCO 2006
INCO 2007
INCO 2008
Valid N (listwise)
15
15
15
15
Minimum
17150
Maximum
18400
Mean
17883,33
Std. Deviation
412,166
45100
6950
54350
9450
48826,67
8230,00
2411,347
952,028
Sumber: Output SPSS
e.
PT Kalbe Farma Tbk
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan PT
Kalbe Farma mengumumkan bahwa pada tahun 2006 PT Kalbe Farma
tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham dan
telah disetujui bersama bahwa laba bersih akan dimasukkan dan
dibukukan sebagai laba ditahan.
Berdasarkan Tabel 4.10 dan 4. 11 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Kalbe Farma Tbk terjadi di tahun 2007
dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008, dimana nilai
harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 1260 dan
nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 830.
Nilai harga saham PT Kalbe Farma Tbk, sepanjang tahun 2007
sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Kalbe Farma Tbk
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter
yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya
88
sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga
harga saham mengalami penurunan.
Deviasi standar tertinggi PT Kalbe Farma Tbk terjadi di tahun
2008 sebesar 15,055dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2007
yaitu sebesar 12,344.
Tabel 4. 10 Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk
Hari
-15
-14
-13
-12
-11
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
Sumber:
BEI
KLBF 2007
KLBF 2008
1240
1240
1250
1230
1240
1220
1240
1230
1230
1230
1230
1230
1220
1260
1260
840
830
830
850
840
850
850
860
870
860
870
860
860
880
870
Tabel 4. 11
Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk
N
KLBF 2007
KLBF 2008
15
15
Valid N (listwise)
15
89
Minimum
1220
830
Maximum
1260
880
Mean
1236,67
854,67
Std. Deviation
12,344
15,055
Sumber: Output SPSS
f.
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 12 dan 4. 13 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
terjadi di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun
2006, dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008
sebesar Rp 13050 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar
Rp 2625.
Nilai harga saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk terus mengalami peningkatan.
Deviasi standar tertinggi PT Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk terjadi di tahun 2008 sebesar 599,246 dan deviasi standar
terendah terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 266,838.
90
Tabel 4. 12 Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Hari
PTBA 2006
PTBA 2007
PTBA 2008
-15
-14
-13
-12
-11
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
Sumber:
BEI
4000
3675
3600
3700
3525
3300
3175
3150
3250
3000
3075
3125
2900
2750
2625
4225
4300
4400
4275
3950
3900
3975
4025
3800
3725
3675
3600
3625
3700
3725
13050
11950
11550
11650
11350
11000
11150
11300
11400
11550
11500
11300
10900
10700
10450
Tabel 4. 13
Descriptive Statistics PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA 2006
PTBA 2007
PTBA 2008
N
15
15
Minimum
2625
3600
Maximum
4000
4400
Mean
3256,67
3926,67
Std. Deviation
381,078
266,838
15
10450
13050
11386,67
599,246
Valid N (listwise)
15
Sumber: Output SPSS
g.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 14 dan 4. 15 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk terjadi di
tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 ,
91
dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp
9850 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 6750.
Nilai harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami peningkatan, namun di
tahun 2008 harga saham mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan
pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa
dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di
dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan.
Deviasi standar tertinggi PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk
terjadi di tahun 2006 sebesar 243,975 dan deviasi standar terendah
terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 59,362.
92
Tabel 4. 14 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Hari
TLKM 2006
TLKM 2007
TLKM 2008
-15
-14
-13
-12
-11
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
7400
7300
7350
6950
7050
7150
7250
7250
7500
7400
7400
7450
7500
6800
6750
9850
9700
9750
9750
9650
9700
9750
9800
9700
9700
9750
9800
9700
9850
9700
7750
7750
7550
7500
7350
7500
7550
7550
7750
7950
7950
8150
7850
7950
7950
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 15
Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
N
TLKM 2006
TLKM 2007
TLKM 2008
Valid N (listwise)
15
15
15
Minimum
6750
9650
7350
Maximum
7500
9850
8150
Mean
7233,33
9743,33
7736,67
Std. Deviation
243,975
59,362
228,713
15
Sumber: Output SPSS
h.
PT Unilever Indonesia Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 16 dan 4. 17 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Unilever Indonesia Tbk terjadi di tahun
2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana
93
nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 7050
dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 4000.
Nilai harga saham PT Unilever Indonesia Tbk, sepanjang tahun
2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Unilever Indonesia
Tbk mengalami kenaikan.
Deviasi standar tertinggi PT Unilever Indonesia Tbk terjadi di
tahun 2007 sebesar 219,415 dan deviasi standar terendah terjadi di
tahun 2008 yaitu sebesar 96,115.
Tabel 4. 16 Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk
Hari
UNVR 2006
UNVR 2007
UNVR 2008
-15
-14
-13
-12
-11
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
4300
4200
4025
4175
4000
4050
4050
4050
4125
4200
4225
4275
4450
4550
4375
6250
6250
6250
6200
6300
6250
6050
6100
6000
5750
5700
5700
5900
5950
5800
6700
6850
6850
6850
6650
6750
6850
6900
6750
6850
6800
6750
6850
6900
7050
Sumber: Bursa Efek Indonesia
94
Tabel 4. 17
Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk
UNVR 2006
UNVR 2007
N
15
Minimum
4000
Maximum
4550
Mean
4203,33
Std. Deviation
163,900
15
5700
6300
6030,00
219,415
UNVR 2008
15
6650
7050
6823,33
96,115
Valid N (listwise)
15
Sumber: Output SPSS
i.
PT United Tractors Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 18 dan 4. 19 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT United Tractors Tbk terjadi di tahun 2008
dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana nilai
harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 7050 dan
nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 4250
Nilai harga saham PT United Tractors Tbk, sepanjang tahun
2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT United Tractors Tbk
mengalami kenaikan.
Deviasi standar tertinggi PT United Tractors Tbk terjadi di
tahun 2006 sebesar 282,916 dan deviasi standar terendah terjadi di
tahun 2008 yaitu sebesar 91,548.
95
Tabel 4. 18 Harga Saham PT United Tractors Tbk
Hari
UNTR 2006
UNTR 2007
UNTR 2008
-15
-14
-13
-12
-11
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
4800
4825
4800
5000
4800
5000
4700
4700
4575
4300
4300
4250
4250
4250
4350
6050
6100
6000
5750
5700
5700
5900
5950
5800
5750
5850
5800
5850
5650
5650
6850
6850
6850
6650
6750
6850
6900
6750
6850
6800
6750
6850
6900
7050
6900
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 19
Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk
N
UNTR 2006
UNTR 2007
UNTR 2008
Valid N (listwise)
15
15
15
15
Minimum
4250
5650
6650
Maximum
5000
6100
7050
Mean
4593,33
5833,33
6836,67
Std. Deviation
282,916
142,261
91,548
Sumber: Output SPSS
2.
Deskripsi Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen
Dari data yang diperoleh untuk harga saham sebelum pengumuman
dividen dengan rentang = 47972, banyaknya kelas = 6, panjang kelas interval
= 7995, rata-rata = 7758,61
, modus = 5.159,81,
median = 30.196,2.
(pada lampiran 4-8). Distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut :
96
Tabel 4. 20
Distribusi Frekuensi Harga Saham Sebelum Pengumuman Deviden
Batas Bawah
Frekuensi
Frekuensi
No.
Interval Kelas ( X1 )
Kelas Interval Relatif ( % )
Absolut
1
855
2
-P
8.849
21
854.5
80,77
8.850
-¼ 16.844
3
8849,5
11,54
3
16.845
-* 24.839
1
16844,5
3,85
4
24.840
-– 32.834
-–
24839,5
-–
5
32.835
-
40.832
-
32834,5
-
6
40.833
-Þ 48.827
1
40832,5
3,85
Jumlah
26
Sumber : Pengolahan Data
97
100
Sedangkan grafik histogram harga saham sebelum pengumuman
deviden adalah sebagai berikut :
-
3
1
0
21
854.5
8849,5
16844,5
24839,5
32834,5
40832,5
Harga Saham (X1)
Gambar 4.1
Grafik Histogram Harga Saham Sebelum Pengumuman Dividen (X1)
Dari gambar histogram tersebut tampak bahwa harga saham sebelum
pengumuman dividen pada interval kelas 855 – 8.849 mencapai frekuensi
tertinggi 80,77 %.
98
3.
Deskripsi Harga Saham Masing-masing Perusahaan Sesudah
Pengumuman Dividen
a.
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 21 dan 4. 22 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di
tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008 ,
dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp
16150 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 2375.
Nilai harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT
Aneka Tambang (Persero) Tbk mengalami kenaikan, sedangkan di
tahun 2008 harga saham mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika
Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan
terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami
penurunan.
Deviasi standar tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
terjadi di tahun 2007 sebesar 815,008 dan deviasi standar terendah
terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 306,021.
99
Tabel 4. 21 Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
Hari
ANTM 2006
ANTM 2007
ANTM 2008
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
5550
5650
5600
5000
5000
5250
4950
4800
3975
4000
4075
4425
4575
4450
4225
16150
15800
15900
15750
15900
15850
15800
15750
15050
14800
15050
14650
14500
14000
13400
2375
2475
2500
2450
2775
2925
2925
3025
3000
3025
2925
2975
3500
3100
3100
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 22
Descriptive Statistics PT Aneka Tambang (Pesero) Tbk
N
ANTM 2006
ANTM 2007
ANTM 2008
15
15
15
Valid N (listwise)
15
Minimum
3975
13400
2375
Maximum
5650
16150
3500
Mean
4768,33
15223,33
2871,67
Std. Deviation
579,753
815,008
306,021
Sumber: Output SPSS
b.
PT Bumi Resources Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 23 dan 4. 24 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Bumi Resources Tbk terjadi di tahun
2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana
100
nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 7200
dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 810.
Nilai harga saham PT Bumi Resources Tbk , sepanjang tahun
2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Bumi Resources Tbk
terus mengalami kenaikan.
Deviasi standar tertinggi PT Bumi Resources Tbk terjadi di
tahun 2008 sebesar 383,344 dan deviasi standar terendah terjadi di
tahun 2006 yaitu sebesar 14,541.
Tabel 4. 23 Harga Saham PT Bumi Resources Tbk
No.
BUMI 2006
BUMI 2007
BUMI 2008
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
830
810
820
830
830
830
820
830
860
860
830
830
830
850
850
1940
1890
1840
1860
1880
1820
1860
1890
1880
1920
1750
1750
1700
1600
1560
6450
6350
5950
6000
6050
6350
6300
5900
6350
6800
6900
6650
6650
6800
7200
Sumber: Bursa Efek Indonesia
101
Tabel 4. 24
Descriptive Statistics PT Bumi Resources Tbk
N
BUMI 2006
BUMI 2007
BUMI 2008
Valid N (listwise)
15
15
15
15
Minimum
810
1560
5900
Maximum
860
1940
7200
Mean
834,00
1809,33
6446,67
St. Deviation
14,541
114,484
383,344
Sumber: Ouput SPSS
c.
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 25 dan 4. 26 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk terjadi
di tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 ,
dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp
6700 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 3875.
Nilai harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT
Indocement Tunggal Prakasa Tbk terus mengalami kenaikan.
Deviasi standar tertinggi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
terjadi di tahun 2008 sebesar 232,584 dan deviasi standar terendah
terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 85,496.
102
Tabel 4.25 Harga Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Hari
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
INTP 2006
3900
3950
3975
3875
3950
3975
4125
4325
4375
4350
4400
4375
4300
4300
4400
INTP 2007
5550
5700
5750
5750
5650
5650
5800
5600
5500
5600
5600
5600
5700
5750
5600
INTP 2008
5900
5950
6000
6000
6150
6400
6150
6250
6350
6400
6300
6450
6450
6500
6700
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 26
Descriptive Statistics PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
N
INTP 2006
INTP 2007
INTP 2008
Valid N (listwise)
Minimum
3875
5500
5900
15
15
15
Maximum
4400
5800
6700
Mean
4171,67
5653,33
6263,33
Std. Deviation
209,563
85,496
232,584
15
Sumber: Output SPSS
d.
PT International Nickel Indonesia Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 27 dan 4. 28 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi
PT International Nickel Indonesia Tbk
terjadi di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun
2008 , dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007
103
sebesar Rp 64200 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar
Rp 5850.
Nilai harga saham PT International Nickel Indonesia Tbk,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT
International Nickel Indonesia Tbk mengalami kenaikan, sedangkan
harga saham di tahun 2008 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan
pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa
dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di
dalam negeri sehingga harga saham mengalami penurunan.
Deviasi standar tertinggi PT International Nickel Indonesia
Tbk terjadi di tahun 2007 sebesar 1482,373 dan deviasi standar
terendah terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 534,344.
Tabel 4. 27 Harga Saham PT International Nickel Indonesia Tbk
Hari
INCO 2006
INCO 2007
INCO 2008
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
20400
21000
21250
20200
19050
18950
18950
18900
18350
18300
18300
17700
17600
17600
17350
64200
62950
59500
60000
61350
62850
60150
59200
59750
60100
59900
59850
59850
61100
60050
7100
7250
7550
7650
7300
6950
6200
5850
6200
6400
6500
6350
6700
6950
7000
104
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 28
Descriptive Statistics PT International Nickel Indonesia Tbk
N
15
15
Minimum
17350
59200
Maximum
21250
64200
Mean
18926,67
60720,00
Std. Deviation
1257,388
1482,373
15
5850
7650
6796,67
534,344
INCO 2006
INCO 2007
INCO 2008
Valid N (listwise)
15
Sumber: Output SPSS
e.
PT Kalbe Farma Tbk
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan PT
Kalbe Farma mengumumkan bahwa pada tahun 2006, PT Kalbe
Farma tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham
dan telah disetujui bersama bahwa laba bersih akan dimasukkan dan
dibukukan sebagai laba ditahan.
Berdasarkan Tabel 4. 29 dan 4. 30 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Kalbe Farma Tbk terjadi di tahun 2007
dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2008 , dimana nilai
harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 1270 dan
nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 760.
Nilai harga saham PT Kalbe Farma Tbk, sepanjang tahun 2007
sampai dengan tahun 2008 harga saham PT Kalbe Farma Tbk
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter
yang melanda Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya
105
sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga
harga saham mengalami penurunan.
Deviasi standar tertinggi PT Kalbe Farma Tbk terjadi di tahun
2008 sebesar 16,762 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2007
yaitu sebesar 11,255
Tabel 4. 29 Harga Saham PT Kalbe Farma Tbk
Hari
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
KLBF 2007
1230
1240
1240
1250
1230
1250
1270
1230
1240
1240
1230
1230
1240
1230
1230
KLBF 2008
780
800
790
800
810
760
760
760
760
770
780
760
780
770
770
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 30
Descriptive Statistics PT Kalbe Farma Tbk
N
KLBF 2007
KLBF 2008
Valid N (listwise)
15
15
15
Sumber: Output SPSS
106
Minimum
1230
Maximum
1270
Mean
1238,67
Std. Deviation
11,255
760
810
776,67
16,762
f.
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 31 dan 4. 32 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk di
tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 ,
dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp
15350 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 3025.
Nilai harga saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk terus mengalami kenaikan.
Deviasi standar tertinggi PT Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk
terjadi di tahun 2008 sebesar 655,163 dan deviasi standar
terendah terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 211,429.
Tabel 4. 31 Harga Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Hari
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
PTBA 2006
3350
3300
3350
3375
3225
3100
3100
3100
3250
3025
3550
3475
3750
3650
3400
PTBA 2007
5250
4925
4925
4850
4600
4575
4750
4900
4850
4500
4350
4375
4175
4200
4200
Sumber: Bursa Efek Indonesia
107
PTBA 2008
15350
14850
14650
15000
14800
15100
15250
14150
14250
14450
14700
14600
13900
13650
12900
Tabel 4. 32
Descriptive Statistics PT Tambang Batubaa Bukit Asam Tbk
N
15
15
Minimum
3025
4175
Maximum
3750
5250
Mean
3333,33
4628,33
Std. Deviation
211,429
325,531
PTBA 2008
15
12900
15350
14506,67
655,163
Valid N (listwise)
15
PTBA 2006
PTBA 2007
Sumber: Output SPSS
g.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 33 dan 4. 34 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk di tahun
2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana
nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 11450
dan nilai terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 6900.
Nilai harga saham PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk,
sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami kenaikan, sedangkan di
tahun 2008 harga saham PT Telekomunikasi Indonesia mengalami
penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda
Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga
mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga
saham mengalami penurunan.
108
Deviasi standar tertinggi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
terjadi di tahun 2007 sebesar 435,753 dan deviasi standar terendah
terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 114,746.
Tabel 4. 33 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Hari
TLKM 2006
TLKM 2007
TLKM 2008
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
7300
7350
7400
7400
7450
7150
7200
7150
7100
7400
7300
7300
7250
7400
7450
11000
11050
11350
11300
11000
11300
11450
10900
10600
10500
10500
10400
10550
10350
10000
6900
7350
7700
7500
7400
7300
7400
7350
7350
7650
7550
7300
7300
7400
7500
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 34
Descriptive Statistics PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
N
TLKM 2006
TLKM 2007
TLKM 2008
15
15
15
Valid N (listwise)
15
Sumber: Output SPSS
109
Minimum
7100
10000
6900
Maximum
7450
11450
7700
Mean
7306,67
10816,67
7396,67
Std. Deviation
114,746
435,753
185,614
h.
PT Unilever Indonesia Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 35 dan 4. 36 dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Unilever Indonesia Tbk di tahun 2008
dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana nilai
harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp 7200 dan
nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 3675.
Nilai harga saham PT
Unilever ndonesia Tbk,
tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 harga saham PT
sepanjang
Unilever
Indonesia Tbk mengalami kenaikan, sedangkan di tahun 2008 harga
saham PT
Unilever Indonesia mengalami penurunan. Hal ini
dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat
(AS), Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan
terjadinya inflasi di dalam negeri sehingga harga saham mengalami
penurunan.
Deviasi standar tertinggi PT Unilever Indonesia Tbk terjadi
di tahun 2007 sebesar 370,649 dan deviasi standar terendah terjadi di
tahun 2008 yaitu sebesar 74,322.
110
Tabel 4. 35 Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk
Hari
UNVR 2006
UNVR 2007
UNVR 2008
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
4000
4050
4125
4100
4150
4150
4175
3825
3675
3725
3900
3950
3900
4050
4125
7200
7000
7150
7050
6900
6850
6950
6800
6800
6850
6300
6250
6350
6200
6100
6750
6750
6850
6750
6650
6750
6700
6750
6800
6950
6850
6750
6750
6700
6700
Sumber: Bursa Efek Indonesia.
Tabel 4. 36
Descriptive Statistics PT Unilever Indonesia Tbk
N
UNVR 2006
UNVR 2007
UNVR 2008
Valid N (listwise)
15
15
15
15
Minimum
3675
6100
6650
Maximum
4175
7200
6950
Mean
3993,33
6716,67
6763,33
Std. Deviation
159,370
370,649
74,322
Sumber: Output SPSS
i.
United Tractors Tbk
Berdasarkan Tabel 4. 37 dan 4. 38 dapat diketahui bahwa
harga saham rata-rata tertinggi PT United Tractors Tbk di tahun
2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2006 , dimana
nilai harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan 2008 yaitu
sebesar Rp 6950 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar
Rp 4000.
111
Nilai harga saham PT United Tractors Tbk, sepanjang tahun
2006 sampai dengan tahun 2008 harga saham PT United Tractors
Tbk mengalami kenaikan.
Deviasi standar tertinggi PT United Tractors Tbk terjadi di
tahun 2007 sebesar 282,337 dan deviasi standar terendah terjadi di
tahun 2008 yaitu sebesar 85,496.
Tabel 4. 37 Harga Saham PT United Tractors Tbk
Hari
UNTR 2006
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
UNTR 2007
4200
4025
4175
4000
4050
4050
4050
4125
4200
4225
4275
4450
4550
4375
4700
UNTR 2008
6950
6800
6800
6850
6300
6250
6350
6200
6100
6300
6250
6250
6250
6200
6300
6750
6850
6750
6650
6750
6700
6750
6800
6950
6850
6750
6750
6700
6700
6600
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 38
Descriptive Statistics PT United Tractors Tbk
N
UNTR 2006
UNTR 2007
UNTR 2008
15
15
15
Valid N (listwise)
15
112
Minimum
4000
6100
6600
Maximum
4700
6950
6950
Mean
4230,00
6410,00
6753,33
Std. Deviation
207,494
282,337
85,496
Sumber: Output SPSS
4.
Deskripsi Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen
Dari data yang diperoleh untuk harga saham sesudah pengumuman
dividen dengan rentang = 59943, banyaknya kelas = 6, panjang kelas
interval = 9991
, rata-rata = 8435,62 , Modus = 6.298,53 , Median
= 30.749,5. (pada lampiran 4-8). Distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel
berikut :
No.
Tabel 4.39
Distribusi Frekuensi Harga Saham Sesudah Pengumuman Deviden
Frekuensi
Frekuensi
Batas Bawah
Interval Kelas ( X1 )
Relatif ( %
Kelas Interval
Absolut
)
1
777
-@ 10.767
21
776.5
80,77
2
3
10.768
20.759
- 20.758
-ñ 30.749
4
-ñ
10.767,5
20.758,5
15,39
-ñ
4
30.750
-É 40.740
-É
30.749,5
-É
5
40.741
-¡ 50.731
-¡
40.740,5
-¡
6
50.732
-z 60.722
1
50.731,5
3,85
Jumlah
26
Sumber : Pengolahan Data
113
100
Sedangkan grafik histogram harga saham sesudah pengumuman
deviden adalah sebagai berikut :
21
4
1
776.5
10767,5
20758,5
30749,5
40740,5
50731,5
Harga Saham (X2)
Gambar 4.2
Grafik Histogram Harga Saham Sesudah Pengumuman Dividen ( X2)
114
3.
Pengujian Persyaratan Data
Sebelum dilakukan pengolahan data dalam uji hipotesis, terlebih
dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data, yaitu uji
normalitas.
a.
Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data digunakan untuk menentukan
apakah seluruh data yang akan diolah berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data
dapat diidentifikasikan dari grafik scatter plot. Pengujian
normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi
data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
dependen variabel dan independen variabel ataupun keduanya
mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Menurut Singgih
Santoso (2004 : 124) ada beberapa cara untuk mendeteksi
normalitas yaitu dengan penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas adalah :
1).
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut
memenuhi asumsi normalitas.
2.)
Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut
115
tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian
penelitian ini,
berdasarkan
pengumuman
deviden
terhadap harga saham syariah adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3. Hasil Uji Normalitas
Sumber : Output SPSS
Dari hasil scatter plot di atas dapat diketahui bahwa data tersebut telah
terdistribusi normal karena titik-titik yang menyebar berada di sekitar garis
diagonal. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan telah memenuh asumsi
normalitas data.
116
4.
Pengujian Hipotesis
Setelah persyaratan
selanjutnya
adalah
pengolahan
melaksanakan
data dipenuhi,
pengujian
hipotesis
langkah
untuk
mempermudahkannya maka digunakan program SPSS 15.0 dengan
menggunakan uji paired T- Test atau paired sample test.
Dari perhitungan Paired T- Test (lampiran 9) diperoleh hasil :
X1
= 7758,61
n ?U
= 26
X2
= 8435,62
n2
= 26
T hitung
= 1,396
T tabel (a(= 0,05 ; dk = 25) = 1,71
Karena t hitung < t tabel maka tolak Ha pada taraf signifikan an
= 0,05. Hal ini berarti hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat
perbedaan rata-rata harga saham sebelum pengumuman dividen
dengan harga saham sesudah pengumuman dividen ditolak.
Apabila Ha ditolak, maka artinya H0 diterima. Ini berarti bahwa
tidak terdapat perbedaan rata-rata harga saham sesudah pengumuman
dividen. Hasil pengujian dengan uji- T dapat dilihat pada tabel berikut:
117
Tabel 4.40
Hasil Pengujian Paired T- Test pada taraf signifikan af = 0,05
Variabel
Dk
T Hitung
T Tabel
Kesimpulan
X1
X2
25
1,396
1,71
Terima Ho
Sumber : Pengolahan Data
Keterangan :
t tabel 1,71 untuk dk = 25 dengan taraf signifikan a’= 0,05
X1
= Harga saham sebelum pengumuman dividen
X2
= Harga saham sesudah pengumuman dividen
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah diuraikan, diketahui tidak
adanya perbedaan harga saham biasa sebelum pengumuman dividen pada
perusahaan yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek
Indonesia.
Dari perhitungan itu pula, maka hasil penelitian ini dapat diinterpretasikan
bahwa pengumuman dividen tidak dapat mempengaruhi kenaikan atau penurunan
harga saham biasa.
Hal ini mengindikasikan bahwa pembagian dividen bukanlah satu-satunya
faktor yang mempengaruhi harga saham biasa perusahaan tetapi masih ada faktorfaktor lainnya yang mempengaruhi harga saham biasa perusahaan. Terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi nilai perdagangan saham selain pembagian
deviden. Faktor-faktor tersebut antara lain: supply and demand saham di pasar
modal, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat atau laba per
118
lembar saham, proyeksi laba, tingkat resiko dan pengembalian serta tingkat suku
bunga.
Namun adakalanya perubahan harga saham tidak begitu mencerminkan
keadaan fundamental perusahaan pada periode tertentu. Harga saham lebih
dipengaruhi oleh faktor ekstern di luar faktor fundamental seperti kondisi makro.
Kondisi makro tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi,
kebijakan fiskal, kondisi sosial politik, tingkat bunga serta kondisi politik luar
negeri, stabilitas politik, kebijakan pemerintah dalam dunia industri dan usaha
atau faktor sejenis yang terjadi pada perusahaan merupakan variabel yang bisa
ikut memicu arah pergerakan kurs saham.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa dividen bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga saham
perusahaan tetapi masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga
saham perusahaan sehingga dapat dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan
pada harga saham perusahaan. Penelitian yang sebelumnya oleh Nurmala (2006),
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham. Banyak faktor-faktor lain yang tidak diteliti yang
lebih mempengaruhi perubahan harga saham diluar kebijakan dividen. Faktorfaktor tersebut antara lain kondisi perekonomian di Indonesia yang tidak stabil.
119
BAB V
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah disajikan dalam bab IV maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga saham sesudah
pengumuman dividen pada perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic
Indeks di Bursa Efek Indonesia.
Dari hasil uji hipotesis dengan uji- T diperoleh t hitung sebesar 1,396
sedangkan t tabel
= 1,71 (pada taraf signifikan aØ = 0,05 ; dk = 25).
Hipotesis nol diterima apabila t hitung < t
tabel, sedangkan hipotesis
penelitian ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum pengumuman dividen
dengan harga saham sesudah pengumuman dividen pada perusahaan yang
termasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian yang dilakukan pada 26 sampel harga saham perusahaan
yang temasuk ke dalam Jakarta Islamic Indeks menunjukkan bahwa adanya
perbedaan rata-rata harga saham sebelum pengumuman dividen dengan harga
saham sebelum pengumuman dividen yaitu 7758,61 sedangkan rata-rata harga
saham sesudah pengumuman dividen yaitu 8435,63 tetapi dari hasil uji yang
120
dilakukan terdapat t hitung < t tabel yaitu 1,396 < 1,71 sehingga hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Terdapat beberapa perusahaan yang
mengalami penurunan dalam pembagian dividen tunai kepada investor yaitu
antara lain perusahaan: Aneka Tambang pada pembagian dividen tahun 2008,
International Nickel Indonesia pada pembagian dividen tahun 2008,
Indocement Tunggal Prakasa pada pembagian dividen tahun 2007, dan United
Tractors pada pembagian dividen tahun 2007. Pembagian dividen yang
mengalami penurunan dalam pembayaran dividen tunai. Hal ini dapat
dianggap sebagai signal buruk karena perusahaan akan dianggap sebagai
kekurangan likuiditas sedangkan pembagian dividen yang mengalami
peningkatan memberikan sinyal yang baik mengenai prospek perusahaan di
masa depan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pasar merupakan
pasar yang efisien. Dimana keadaan ini sebagai bentuk dari efisiensi setengah
kuat (semi strong). Dengan kata lain, keadaan dimana harga-harga bukan
hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang lalu melainkan semua
informasi yang dipublikasikan. Indifference Theory melandasi anggapan
bahwa dividen bukan faktor yang relevan terhadap nilai saham. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembayaran atas dividen tidak perlu dilakukan,
karena tidak akan berpengaruh terhadap kemakmuran para pemegang saham
dan juga tidak akan menaikkan harga saham suatu perusahaan.
121
B.
SARAN
Hasil penelitian ini tentunya masih terdapat banyak kelemahan.
Kelemahan tersebut antara lain terbatasnya sampel yang diambil, sehingga
belum dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar, dan jangka waktu
penelitian hanya tiga tahun dengan meneliti 15 hari sebelum pengumuman
dividen dan 15 hari sesudah pengumuman dividen.
Dengan kelemahan penelitian maka saran yang akan disampaikan yaitu :
1. Manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan
teliti kebijakan dividen yang nantinya akan dipilih. Apabila terdapat
pengumuman yang berhubungan dengan dividen yang merupakan hasil
dari
RUPS
(Rapat
Umum
Pemegang
Saham)
maka
langsung
diberitahukan kepada BEI atau Bapepam agar semua pihak baik pemegang
saham maupun calon investor dapat memanfaatkannya dengan mengambil
tindakan secara cepat dan tepat.
2. Diharapkan calon investor sebelum mengambil keputusan sebelum
melakukan investasi dan menganalisa kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen kepada pihak investor. Dari keempat tanggal prisedur
pembagian dividen tersebut
yang paling
penting adalah tanggal
pengumuman dividen (announcement date). Hal ini dikarenakan para
pemegang saham
dihadapkan pada
suatu pilihan untuk menjual
kepemilikannya ataukah menahannya. Pengambilan keputusan pemegang
saham dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah dividen. Apabila dividen
122
yang akan diterimanya kecil dibandingkan dengan capital gain maka
kemungkinan besar pemegang saham lebih memilih untuk menjualnya
kembali. Pengumuman dividen dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain : melalui surat kabar atau media cetak, diumumkan di papan bursa
olej Bursa Efek Indonesia (BEI), Internet, dan lain-lain. Oleh karena itu
maka pilih media yang benar-benar efektif dan efisien bagi para pemegang
saham.
3. Bagi peneliti dan mahasiswa yang berminat dalam bidang pasar modal
diharapkan meneliti lebih lanjut dengan mengambil sampel yang lebih
banyak dan jangka waktu penelitian yang lebih lan sehingga dapat
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
123
DAFTAR PUSTAKA
Al- Qur’an Al-Karim
A. Kolb Burton. 1983. “Pinciples of Financial Management”, Business Publications.
Texas
Alhabshi, Syed Othman. ”Towards an Islamic Capital Market”. 2003
Ali Arifin. 2004. “Membaca Saham” Penerbit Andi: Yogyakarta.
Ariesty Kuntorowati dan Heru Agustanto. 2000. Analisis Pengaruh Pengumuman
Dividen Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta.
Beik, Irfan Syauqi. 2003, Prinsip Pasar Modal Syariah, Republika Online 21 Maret.
C. Van Horne, James and M. Wachowicz, John. 1998. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat
C. Van Horne James and M. Wachowiez JR John. 2007. Fundamentals of Financial
Management. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Buku 2 Edisi 12.
Jakarta : Salemba Empat.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, Hendy M. 2001. ”Pasar Modal di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab”, Salemba Empat: Jakarta.
Gitman, Lawrence J., 2003. ”Principles of Management Finance”. Tenth Edition,
Addison Wesley, Boston.
Huda, Nurul dan Edwin Nasution, Mustafa. 2007. Investasi Pada Pasar Modal
Syariah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Husnan, Suad. 1996. Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFEYogyakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1994. “Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan”, IAI,
Jakarta
J. Keown, Arthur and F. Scott, David dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat
124
Lany Saputra dan Adwin Surya Atmadja. 2006. Pengaruh Pengumuman Dividen
Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend
Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Metwally. 1995. ”Teori dan Praktik Ekonomi Islam”, Bangkita Daya Insani, Jakarta.
Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham PerusahaanPerusahaan Otomotif Di Bursa Efek Indonesia. Palembang : STIE Bina
Warga
Obaidullah, Mohammed. 2001. “Etchiss and Efficiency in Islamic Stock Market
International Journal of Islamic Financial Services, volume 3, No.2, JuliSept.
R. Andi Sularso. 2003. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga
Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex-Devidend Date Di BEJ.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Sapta Utama, Bey. 2003. ”Perbandingan Alokasi Investasi di Perusahaan Asuransi
Jiwa Syariah dan Konvensional”. Thesisi Program Pasca Sarjana. PSKTTIUI, Jakarta.
Sartono, Agus. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFEYogyakarta
Sarwoko. 2007. “Statistik Inferensi Untuk Ekonomi dan Bisnis”, Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Subagyo, dkk. 1997. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. STIE YKPN.
Yogyakarta.
Subiyantoro, Edi dan Francisca Andreani. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang
Terdaftar di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Ekonomi Manajemen
Suluh Pramastuti. 2007. Analisis Kebijakan Dividen : Pengujian Dividend Signalling
Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Yogyakarta : FE Program Pasca
SarjanaUniversitas Gadjah Mada.
Usman, Marzuki. 1990. ”Permintaan dan Penawaran Saham”, Jakarta: Management
Usahawan.
Weston, J.F, Thomas Copeland. 1993. “Accounting Management”, Erlangga: Jakarta
125
Download