Membangun Agribisnis dalam Minapolitan "Minapolitan merupakan

advertisement
http://www.mb.ipb.ac.id/
Membangun Agribisnis dalam Minapolitan
"Minapolitan merupakan kerangka berpikir dalam pengembangan agribisnis berbasis perikanan
di suatu daerah. Minapolitan adalah wilayah yang berisi sistem agribisnis berbasis perikanan
dengan penggeraknya usaha agribisnis," ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri
Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA
Apakah minapolitan itu merupakan suatu usaha perikanan terkait wilayah?
Minapolitan memang memiliki konsep wilayah. Jadi, dalam suatu wilayah itulah semua sistem
diintegrasikan sehingga berjalan secara efektif dan efisien. Keberhasilan pengembangan
minapolitan sangat ditentukan ketika memilih pusat-pusat usaha perikanan lalu diciptakan sistem
agribisnis di dalamnya sehingga bisnisnya akan berkembang.
Oleh karena minapolitan itu memiliki konsep wilayah, inisiatifnya berasal dari daerah.
Minapolitan yang mencakup satu kabupaten diurus bupati, sedangkan yang mencakup beberapa
kabupaten dikelola pada tingkat provinsi oleh gubernur. Yang mencakup beberapa provinsi
dikelola pemerintah pusat. Jadi minapolitan dapat dijadikan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan suatu daerah. Misalnya, pembangunan infrastruktur untuk perikanan, seperti jalan,
jembatan, air, dan listrik dahiarkan untuk pembangunan perikanan. Sekalipun sudah ada
perencanaan pembangunan daerah tidak akan bertentangan dengan pembangunan minapolitan,
hanya pembangunannya menjadi lebih spesifik.
Berarti suatu minapolitan tetap menganut sistem dan usaha agribisnis?
Ya. Pengembangan minapolitan tetap mencakup pengembangan keempat subsistem dari sistem
dan usaha agribisnis berbasis perikanan. Pertama, subsistem agribisnis hulu (up-stream
agribusiness) perikanan, yakni kegiatan yang menghasilkan sarana produksi bagi usaha
penangkapan dan budidaya ikan seperti usaha mesin dan peralatan tangkap dan budidaya. Kedua,
subsistem usaha penangkapan dan budidaya (on-farm agribusiness), seperti usaha penangkapan
ikan, budidaya udang, rumput laut, dan ikan laut, serta budidaya ikan air tawar. Ketiga,
subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) perikanan, yakni industri yang mengolah
hasil perikanan beserta perdagangannya. Dan keempat, subsistem jasa penunjang (supporting
agribusiness) yakni kegiatan-kegiatan yang menyediakan jasa, seperti perkreditan, asuransi,
transportasi, infrastruktur pelabuhan kapal ikan, pendidikan dan penyuluhan perikanan,
penelitian dan pengembangan serta kebijakan pemerintah daerah. Keempat subsistem tersebut
harus dikembangkan secara simultan dan harmonis.
Apa upaya agar minapolitan berhasil?
Perlu dikembangkan suatu perekonomian yang berkeadilan dalam minapolitan. Untuk
mewujudkan perekonomian yang berkeadilan, maka para petani ikan, petambak, dan nelayan
perlu difasilitasi untuk ikut mengusahakan subsistem hulu dan hilir perikanan. Mereka jangan
hanya mengusahakan subsistem on-farm yakni penangkapan dan budidaya ikan yang nilai
tambahnya relatif kecil tapi juga subsistem agribisnis hilir karena nilai tambah terbesar ada di
susnsitem ini. Hal tersebut telah terbukti pada nelayan yang hampir di setiap daerah hanya
mengusahakan subsistem on-farm kehidupan ekonominya memprihatinkan, bahkan banyak dililit
utang seumur hidup. Sementara mereka yang mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir,
kehidupan ekonominya jauh di atas tingkat ekonomi nelayan.
http://www.mb.ipb.ac.id/
Untuk mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir tersebut, para nelayan perlu difasilitasi
dalam mengembangkan koperasi agribisnis perikanan. Koperasi agribisnis inilah yang menjadi
organisasi ekonomi para nelayan, petambak, dan petani ikan untuk mengusahakan subsistem
agribisnis hulu dan hilir tersebut. Tentu saja, upaya ini tidak harus menyingkirkan pelaku
subsistem agribisnis hulu dan hilir yang sudah ada selama ini. Hal yang diharapkan adalah
pengolahan dan perdagangan hasil perikanan diusahakan bersama antara koperasi petani ikan,
petambak, atau nelayan dengan perusahaan swasta.
Cara pengusahaan yang demikian dapat membangun kondisi saling menguntungkan antara petani
ikan, petambak, dan nelayan dengan perusahaan swasta dalam agribisnis berbasis perikanan
sedemikian rupa sehingga praktik-praktik perusahaan swasta memeras rakyat kecil yang
potensial menciptakan konflik dapat diminimumkan.
Supaya petani ikan, petambak, dan nelayan melalui koperasinya dapat ikut mengusahakan
subsistem agribisnis hulu dan hilir tersebut, perbankan khususnya bank pemerintah perlu
menyediakan skim perkreditan untuk kebutuhan tersebut. Bank perlu menyediakan skim-skim
perkreditan yang sesuai kebutuhan petani iklan, petambak, nelayan, dan koperasinya sehingga
perekonomian rakyat ini dapat berkembang. Selain itu, petani ikan, petambak, dan nelayan perlu
mendapat bantuan teknis dan manajemen usaha dari pemerintah.
Agar pengembangan minapolitan berhasil, pemerintah pun perlu memberikan perhatian dan
bantuan kepada perusahaan swasta yang ikut dalam pembangunan minapolitan tersebut. Bantuan
yang dibutuhkan perusahaan swasta dari pemerintah berupa kepastian hukum untuk berusaha,
infrastruktur, akses pasar, dan akses permodalan secara mudah.
Oleh : Endang Bidayani, SPi., MSi
Staf Pengajar UBB
Download