SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VIII. PUPUK DAN PEMUPUKAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 BAB VIII. PUPUK DAN PEMUPUKAN A. Kompetensi Inti: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. B. Kompetensi Dasar: Memupuk tanaman pangan dan hortikultra C. Uraian Materi 1. Pupuk Menurut kamus besar bahasa indonesia pupuk merupakan penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan senyawaan unsur yang diperlukan oleh tanaman. Definisi lain pupuk adalah bahan yang diberikan kedalam tanah baik organik maupun an organik dengan tujuan untuk menggantikan unsur hara yang hilang. Sedangkan dalam proses budidaya tanaman, pemupukan perlu dilakukan karena adanya kehilangan unsur hara di dalam tanah akibat terbawa hasil panen maupun akibat adanya pencucian oleh aliran air. 2. Jenis-jenis pupuk Pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu berdasarkan bahan pembentuknya dan berdasarkan kandungannya. Berdasarkan bahan terbentuknya pupuk digolongkan atas pupuk organik dan pupuk anorganik. Sedangkan berdasarkan kandungannya pupuk digolongkan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. a. Pupuk organik Pupuk organik ialah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi 1 kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik ini termasuk tinggi. Manfaat pupuk organik untuk tanaman adalah: b. 1. Meningkatkan kesuburan tanah 2. Memperbaiki jasad renik 3. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah 4. Meningkatkan kapasitas serap air tanah 5. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah 6. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen) 7. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman 8. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman 9. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah Pupuk anorganik Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah Urea, TSP, dan KCl. Jenis pupuk buatan sangat banyak. 1) Pupuk tunggal: Pupuk tunggal merupakan yang hanya mengandung satu jenis unsur hara makro, biasanya berupa unsur hara makro primer. Sebagai contoh urea yang hanya mengandung unsur nitrogen, SP36 yang hanya mengandung unsur phospor (P), dan KCl yang hanya mengandung unsur kalium (K). 2) Pupuk majemuk: Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara makro. Contoh pupuk majemuk antara lain diammonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan phosphor, serta pupuk NPK Mutiara yang mengandung unsur nitrogen, phosphor, dan kalium. 2 3. Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu proses penting dalam budidaya suatu tanaman. Keberhasilan produksi tanaman sangat ditentukan oleh proses pemupukan. Prosses pemupukan sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: a. Tanaman yang akan dipupuk Setiap jenis tanaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyerap unsur hara dari dalam tanah. Ada jenis tanaman yang sangat rakus terhadap unsur hara sehingga membuthkan suplai pupuk yang lebih banyak, dan ada juga jenis tanaman yang tidakk rakus terhadap unsur hara sehingga membutuhkan suplai pupuk yang lebih sedikit. sebagai contoh jenis tanaman yang dipanen bagian vegetatifnya maka membutuhkan pupuk nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk phospor dan kalium, namun untuk jenis tanaman yang dipanen buahnya seperti cabai, maka kebutuhan nitrogen lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan phospor dan kalium. Selain jenis tanaman, umur tanaman juga sangat mempengaruhi keberhasilan pemupukan dalam meningkatkan produksi tanaman. Masing-masing tingkatan umur tanaman membutuhkan membutuhkan pupuk dengan kandungan unsur hara yang bebeda. Sebagai contoh, tanaman yang memasuki fase pertumbuhan (vegetatif) membutuhkan pupuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi, namun tanaman yang menjelang berbunga atau memasuki tahap pemasakan buah membutuhkan pupuk dengan kandungan phospor dan kalium yang lebih tinggi. b. Waktu pemupukan Waktu pemupukan biasanya dilakukan dua kali selama musim tanam, yaitu sebelum dilakukan penanaman dan setelah penanaman. Pemupukan yang dilakukan sebelum penanaman dikenal dengan istilah pupuk dasar. Sedangkan pemupukan yang dilakukan setelah penanaman dikenal dengan istilah pupuk susulan. Pupuk dasar biasanya diaplikasikan pada saat pengolahan tanah dan pembuatan bedengan. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik atau pupuk kimia. Pupuk kimia yang biasa digunakan sebagai pupuk dasar adalah pupuk yang memiliki kelarutan 3 rendah (slow release) seperti pupuk NPK dan SP36. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditabur hingga merata dengan harapan pada saat tanam pupuk sudah siap diserap oleh tanaman. Pemupukan susulan biasanya dilakukan beberapa kali dalam satu periode tanam. Jenis tanaman dan umur tanaman memiliki kebutuhan pupuk yang berbeda, sehingga intensitas pemupukan susulan juga berbeda pada setiap jenis dan umur tanaman. Tanaman yang dipanen pada vase vegetatif (sayuran daun) pemupukan susulan umumnya dilakukan hanya sekali dengan menggunakan pupuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi. namun untuk jenis tanaman yang dipanen bunga atau buahnya, pemupukan susulan dapat dilakukan lebih dari dua kali tergantung dari kebutuhan tanaman. Pada saat tanaman memasuki vase vegetatif pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan pupuk yang mengandung N tinggi. Pada saat tanaman menjelang berbunga dilakukan pemupukan dengan kandungan P tinggi. jika tanaman telah memasuki masa pemasakan buah biasanya untuk meningkatkan bobot buah dan meningkatkan rasa manis pada buah pemupukan susulan ketiga dilakukan dengan memberikan pupuk dengan kandungan K, Ca, da Mg tinggi. Sebagai contoh untuk penanaman cabai pada lahan kering dataran tinggi/medium (Jenis Andosol/Latosol) adalah sebagai berikut : Pemupukan dasar terdiri dari pupuk kandang kuda (20-30 ton/ha) atau pupuk kandang ayam (15-20 ton/ha) dan pupuk Sp-36 (300-400 kg/ha) dilakukan satu minggu sebelum tanam.Pupuk susulan terdiri dari pupuk urea (200-300 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCI (250-300 kg/ha), diberikan 3 kali pada umur 3,6 dan 9 minggu setelah tanam masing-masing 1/3 dosis, dengan cara disebarkan disekitar lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah. Pada tanaman semangka pempukan susulan dilakukan hingga beberapa kali. Mulai dari tahap pertumbuhan vegetatif, pembungaan, pembuahan, pematangan buah, hingga menjelang panen. Berikut adalah contoh pemupukan susulan pada tanaman semangka: 1. Pupuk susulan I: pupuk NPK 16-16-16 dilakukan pada usia 10 HST dengan dosis 5 g/tanaman. Dilarutkan dengan 300 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 4 2. Pupuk susulan II: pupuk ZA dilakukan pada usia 14 HST dengan dosis 10 g/ tanaman. Dilarutkan dengan 400 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 3. Pupuk susulan III: pupuk NPK dan ZA dengan perbandingan 1:2 dilakukan pada usia 18 HST dengan dosis 15 g/ tanaman. Dilarutkan dengan 600 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 4. Pupuk susulan IV: pupuk SP36, ZA, dan KCl dengan perbandingan 2:2:1 dilakukan pada usia 22 HST dengan dosis 50 g/ tanaman. Dilarutkan dengan 500 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 5. Pupuk susulan V: pupuk SP36, ZA, dan KCl dengan perbandingan 3:2:2 dilakukan pada usia 26 HST dengan dosis 70 g/ tanaman. Dilarutkan dengan 500 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 6. Pupuk susulan VI: pupuk SP36, ZA, dan KCl dengan perbandingan 4:2:2 dilakukan pada usia 30 HST dengan dosis 80 g/ tanaman. Dilarutkan dengan 500 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 7. Pupuk susulan VII: pupuk SP36, ZA, dan KCl dengan perbandingan 5:3:2 dilakukan pada usia 34 HST dengan dosis 100 g/ tanaman. Dilarutkan dengan 500 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 8. Pupuk susulan VIII: pupuk NPK 15 dan KCl perbandingan 1:1 pada usia 38 HST dengan dosis 120 g/tanaman Dilarutkan dengan 500 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 9. Pupuk susulan IX: pupuk NPK 15 dan KCl perbandingan 1:1 pada usia 42 HST dengan dosis 140 g/tanaman Dilarutkan dengan 750 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang 10. Pupuk susulan X: pupuk KCl pada usia 50 HST dengan dosis 150 g/tanaman Dilarutkan dengan 1000 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang c. Cara pemupukan Dengan berkembangnya teknologi pertanian dan industri, telah melahirkan berbagai produk yang cara pemberiannya lain dari biasanya, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua cara pemberian/memupuk, yakni pemupukan dengan cara pemberian melalui akar dan pemupukan dengan cara pemberian melalui daun. 5 Pemupukan dengan cara pemberian melalui akar dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1) Ditabur atau disebar: cara ini dapat diterapkan untuk pupuk berupa butiran atau serbuk. Penaburannya dilakukan keseluruh lahan yang akan dipupuk. Pemupukan dengan cara ditabur ini biasa dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal seperti padi sawah. Kelemahan dari cara ini adalah memungkinkan pertumbuhan rumput pengganggu lebih cepat, kurang mengenai sasaran, dan sering terkikis air meskipun sudah diinjak-injak setelah ditabur. Sumber: http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/infoteknologi/content/226-pemupukan-pada-tanaman-padi Gambar. Pemberian pupuk dengan cara disebar pada tanaman padi 2) Diletakkan di antara larikan atau barisan: Pada cara ini, pupuk diletakkan di antara larikan tanaman yang kemudian ditutup dengan tanah. Cara ini sangat baik dan pada umumnya dilakukan pada tanaman yang ditanam secara teratur dengan jarak yang lebih leluasa seperti pada jagung dan kacang tanah. Keuntungan dari cara ini adalah perkembangan akar lebih cepat sehingga pertumbuhan akan baik. Yang tak kalah pentingnya adalah kehilangan unsur hara, terutama yang mudah menguap seperti Nitrogen akan lebih cepat teratasi. 6 Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/10083/perawatantanaman-jagung Gambar. Pemberian pupupk pada tanaman jagung 3) Ditempatkan dalam lubang: Cara ini pada umumnya diterapkan pada tanaman tahunan seperti cengkeh dan buah-buahan. Lubang untuk pupuk dibuat terlebih dahulu sedalam 30 cm. Letak lubang persis dibawah tajuk disekitar batang tanaman. Ke dalam tanaman tersebut dimasukkan pupuk, lalu ditutup dengan tanah. Pada tanaman muda, lubang cukup dibuat 10 cm dari batang. Keuntungan cara ini sama seperti pada pada cara larikan. Pemberian pupuk melalui daun dilakukan dengan cara melarutka pupuk ke dalam air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian disemprotkan langsung kepada daun dengan alat penyemprot biasa (Sprayer). Konsentrasi larutan pupuk yang akan diaplikasikan melalui daun harus sangat rendah atau mengikuti petunjuk dalam kemasan pupuk. Jika konsentasi yang diberikan berlebihan akan mengakibatkan daun tanaman terbakar dan dan tanaman akan mati. Namun jika konsentrasinya lebih rendah dari anjuran maka untuk mengimbanginya frekuensi pemupukan bisa dipercepat, misalnya dianjurkan 10 hari bisa dipercepat jadi seminggu sekali. 7 Cara aplikasi pupuk melalui daun harus memperhatikan posisi daun. Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah. Hal ini disebabkan karena pada kebanyakan daun tanaman, mulut daun (stomata) umumnya menghadap ke bawah atau bagain punggung daun. Penyemprotan pupuk hendaknya dilakukan ketika matahari tidak sedang terik-teriknya. Paling ideal dilakukan sore atau pagi hari persis ketika matahari belum begitu menyengat. Kalau dipaksakan juga menyemprot ketika panas, pupuk daun itu banyak menguap daripada diserap oleh daun. Pemberian pupuk daun bisa dilakukan bersamaan dengan pemberian pestisida atau zat perangsang jika dianggap perlu. Njangan sekali-kali memberikan pupuk daun bersamaan dengan pestisida yang mengandung zat perekat. sebab pupuk tersebut akan ikut lengket di permukaan daun tanpa bisa diserap. Akibat lebih lanjut ialah pupuk akan menyerap air daun dan daunpun akan rusak seperti terbakar. Sumber: http://agrobudidaya.blogspot.co.id/2014/03/metode-pemupukan-tanaman.html Gambar. Aplikasi pupuk dengan penyemprotan melalui daun pada tanaman cabe 4. Unsur hara esensial dan fungsinya Dalam melangsungkan siklus hidupnya tanaman membutuhkan nutrisi. Nutrisi tanaman adalah suatu zat yang dibutuhkan oleh tanaman dan tidak dapat digantikan dalam menyelesaikan siklus hidupnya. Unsur tersebut disebut dengan hara tanaman. 8 unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dikelompokkan kedalam unsur hara esensial. Menurut Arnon dan Stout (1939) suatu unsur hara dikatakan esensial jika masuk kedalam beberapa kriteria, yaitu: (a) ketiadaan unsur tersebut menyebabkan ketidak-mampuan tumbuhan menyelesaikan siklus hidupnya, (b) fungsi unsur tersebut tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya, dan (c) unsur tersebut mempengaruhi langsung pertumbuhan dan metabolisme tumbuhan. Kekurangan unsur hara akan menyebabkan terjadinya hambatan dalam pertumbuhan dan gejala-gejala lain yang dapat mengganggu mutu pertumbuhan tanaman dan pada akhirnya menurunkan produksi yang dihasilkan. Untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat 16 unsur hara esensial. Unsur hara esensial berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman dibedakan kedalam unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar, yaitu lebih dari 1000 ppm (ppm = mg/kg). Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sedikit, yaitu kurang dari 1000 ppm. Unsur hara yang tergolong dalam unsur hara makro adalah N,P,K,Ca, Mg, S, C,H, dan O. Sedangkan unsur hara yang tergolong kedalam unsur hara mikro adalah Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu dan Mo. Berdasarkan penyerapannya, unsur hara esensial dibedakan kedalam dua kelompok, yaitu unsur hara yang diserap dari udara dan air serta unsur hara yang diserap dari dalam tanah. Unsur hara yang diserap dari udara dan air adalah C, H, O. Sedangkan unsur hara yang diserap dari dalam tanah adalah N,P,K,Ca, Mg, S, Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu dan Mo. Masing-masing unsur hara disrap oleh tanaman dalam bentuk yang berbeda. bentuk-bentuk unsur hara yang diserap oleh tanaman adalah sebagai berikut: Table 1. Bentuk-bentuk ion yang diserap oleh tanaman Nama unsur hara Makro C H O N P Bentuk diserap Keterangan CO2 H+ , H2O O2 , CO2 NH4+ , NO2− , NO3 − H2PO4−= , HPO4− Diserap dari udara dan air Diserap dari dalam tanah 9 K Ca Mg S Fe Mn B Mikro Mo Cu Zn Cl K+ Ca++ Mg++ SO4= Fe++ , Fe+++ Mn++ BO33 − , H2BO3−, B(OH)4− MoO4− (molibdat) Cu++ Zn++ Cl − Masing-masing unsur hara memiliki peran yang berbeda-beda dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, fungsi unsur hara esensial dalam jaringan tanaman adalah sebagai berikut: • Karbon (C) : komponen dari semua senyawa organik, seperti gula, protein, dan asam-asam organik. • Hidrogen (H) : komponen senyawa organik, seperti gula, protein, dan asam-asam organik. • Oksigen (O) : komponen senyawa organik, seperti gula, protein, dan asam-asam organik. • Nitrogen (N) : penyusun klorofil, asam- amino, protein, asam-asam nukleat, dan asam-asam organik. • Fosfor (P) : penyusun asam nukleat, ATP (penting dalam transfer energi), sebagai bahan penyusun inti sel, lemak dan protein, memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran, dan mempercepat pembungaan dan pemasakan buah. • Kalium atau potasium (K) : aktivator lebih dari 50 enzim, tidak menjadi penyusun struktur tanaman, memperlancar foto sintesa, sebagai katalisator dalam tranformator tepung, gula dan lemak tanaman. • Belerang atau sulfur (S): penyusun asam amino sistein dan metionin, protein, enzim 10 • Kalsium (Ca) : kalsium pektat untuk perkembangan dinding sel, kofaktor enzim, calmodulin (2nd messenger) • Magnesium (Mg) : penyusun klorofil, kofaktor enzim ATP-ase • Besi atau ferum (Fe) : reaksi biokimia pembentuk klorofil, sitokrom, porfirin, kofaktor katalase & peroksidase • Mangan (Mn) : kofaktor reaksi enzimatik yang melibatkan ATP & enzim dalam fotosintesis • Tembaga atau cuprum (Cu) : kofaktor enzim dalam reaksi terang fotosintesis (sistem transport elektron) 5. • Seng (Zn) : aktivator enzim, sintesis IAA • Molibdenum (Mo) : penyusun enzim nitrogenase, nitrat reduktase • Klor (Cl) : berperan dalam reaksi terang fotosintesis • Boron (B) : penting dalam translokasi fotosintat Gejala difisiensi unsur hara esensial Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari umur dan jenis tanamannya. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Untuk mengetahui apakah suatu tanaan mengalami kecukupan atau kekurangan unsur hara dapat diketahui dengan beberapa cara. Diantaranya adalah dengan melakukan pengamatan secara visual terhadap gejala kekurangan unsur hara secara langsung di lapangan atau dengan melalukan analisis tanaman. Tanaman yang kekurangan unsur hara tertentu akan menampakkan gejala defisiensi yang spesifik. Sehingga akan mudah untuk menganalisa kekurangan unsur hara dari gejala yang tampak. Namun demikian identifikasi kekurangan unsur hara pada tanaman terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah: (a) gejala yang sama dapat disebabkan oleh defisiensi satu unsur hara atau lebih, contoh klorosis diantara jaringan 11 pembuluh pada daun muda merupakan ciri defisiensi baik Fe maupun Mn; (b) gejala visual yang sama, dapat disebabkan oleh serangga, penyakit, herbisida, dan faktor lain (c) defisiensi pada tanaman mungkin bukan disebabkan ketidak-cukupan hara tersebut dalam tanah, melainkan disebabkan oleh pH, kelebihan unsur lain, atau faktor lain yang dapat menghambat pertumbuhan akar. Identifikasi kekurangan unsur hara selain dengan melakukan pengamatan visual dengan melihat gejala kekurangan unsur hara yang tampak, juhga dapat dilakukan dengan analisis tanaman. Analisis tanaman dapat dilakukan dengan analisis jaringan tanaman di laboratorium atau dengan Test uji cepat langsung di lapang (semiquantitative). Analisis jaringan tanaman dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan tanaman (biasanya bagian daun) kemudian dibawa kelaboratoorium untuk dianalisis kandungan haranya, apakah kecukupan atau kekurangan. Melalui analisis jaringan tanaman ini akan diperoleh hasil yang akurat apakah suatu tanaman mengalami kecukupan atau kekurangan unsur hara serta lebih spesifik unsur hara jenis apa yang berlebihana tau kurang. Namun demikain analisis jaringan tanaman memerlukan keahlian khusus dan hanya dapat dilakukan di tempat-tempat tertentu, seperti laboratorium yang ada di perguruan tinggi, instansi pemerintah atau perusahaan. Sehingga tidak mudah diaplikasikan oleh petani. Selain menggunakan analisis jaringan tanaman, untuk mengetahui kekurangan unsur hara juga dapat dilakukan dengan Test uji cepat langsung di lapang (semiquantitative), yaitu dengan mengukur tingkat kehijauan daun atau “Leaf greenness" yang berkaitan dengan pendugaan kandungan N daun. Dengan menggunakan indikator warna (Chlorophyll meter) petani akan dengan mudah mengetahui apakah suatu tanaman mengalami kelebihan atau kekurangan nitrogen. 12 Sumber:http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/infoteknologi/content/226-pemupukan-pada-tanaman-padi Gambar. Test uji cepat langsung di lapang terhadap kecukupan unsur Nitrogen pada tanaman padi Difisiensi atau kekurangan unsur hara menunjukkan gejala yang berbeda beda untuk setiap unsur, berikut ini adalah gejala defisiensi unsur hara yang terlihat pada jaringan tanaman: Nitrogen (N), gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna merah kecoklatan. Bentuk buah tidak sempurna, kecil, kekuningan dan masak sebelum waktunya. Cara penanganan kekurangan unsur nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk kimia berupa urea (N=46 %), ZA (N=21 %), KNO3, NPK serta pupuk daun kandungan N tinggi. Fosfor (P), gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung dan terpelintir. Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Hal ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan. Cara penanganan kekurangan unsur fosfor adalah dengan menambahkan pupuk kimia SP36 (P=36 %), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan P tinggi. Kalium (K), gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang 13 kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas jelek dan tidak tahan simpan. Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan pupuk kimia KCl (K=52 %), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan K tinggi. Sulfur (S), gejala kekurangan sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus. Cara penanganan kekurangan unsur sulfur adalah dengan menambahkan pupuk kimia ZA (S=20 %), Phonska (S=10 %) serta pupuk daun yang mengandung unsur S. Kalsium (Ca), gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna. Cara penanganan kekurangan unsur kalsium adalah dengan menambahkan kapur dolomite (Ca=38 %), kalsium karbonat (Ca=90 %) serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-99 %. Magnesium (Mg), gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning, terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Cara penanganan kekurangan unsur magnesium adalah dengan menambahkan pupuk kimia kieserite, kapur dolomite (Mg=18 %) serta pupuk daun yang mengandung unsur Mg. Unsur MikroBesi (Fe), gejala kekurangan besi ditandai dengan warna kuning pada daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran, mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti. Boron (B), gejala kekurangan boron ditandai dengan tepi daun mengalami klorosis mulai dari bawah daun kemudian mengering dan akhirnya mati. Pada 14 tanaman bercabang, ruas tanaman memendek, batang keropos, pembentukan cabang tumbuh sejajar berdampingan. Tembaga (Cu), gejala kekurangan tembaga ditandai dengan daun berwarna hijau kebiru-biruan, ujung daun secara tidak merata ditemukan layu, terkadang terjadi klorosis meski jaringannya tidak mati, pertumbuhan tanaman kerdil dan gagal membentuk bunga. Mangan (Mn), gejala kekurangan mangan ditandai dengan pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau kemerahan, jaringan daun di beberapa tempat mati serta biji yang terbentuk tidak sempurna. Seng (Zn), gejala kekurangan seng ditandai dengan daun tua berwarna kekuningan atau kemerahan, daun berlubang, mengering dan akhirnya mati. Molibedenum (Mo), gejala kekurangan molibdenum ditandai dengan warna daun memudar, keriput, mengering, pertumbuhan tanaman seolah terhenti dan akhirnya mati. Cara penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan pupuk organikyang tinggi, pemberian pupuk organik cair untuk pemupukan susulan serta penyemprotan pupuk daun dengan kandungan mikro lengkap. Sumber: http://jacq-planter.blogspot.co.id/2014/09/unsur-hara-makro-dan-mikroyang.html Gambar. Gejala defisiensi beberapa unsur hara pada tanaman jagung 15 Sumber: https://wongtaniku.wordpress.com/2013/05/21/kalsium-ca/ Gambar. Gejala defisiensi unsur Ca pada tanaman tomat 16