refreshing perkuliahan dosen muda

advertisement
PERUBAHAN PARADIGMA DAN
METODE PEMBELAJARAN
Tahun Akademi 2015/2016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Masalah besar yang dihadapi dunia
pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini dan
banyaknya diperbincangkan dari berbagai
kalangan adalah “rendahnya kualitas
pendidikan”.

Pembelajaran adalah inti dari aktivitas
pendidikan.

Memperbaiki rendahnya kualitas pendidikan
harus difokuskan pada kualitas pembelajaran

Dalam pembelajaran komponen penting
adalah interaksi Dosen – Mahasiswa dalam
perkuliahan
PTN yang masuk 500 peringkat dunia
UI
: 358
ITB
: 431 - 440
 UGM
: 551 – 660
 IPB
: 701 +
 UNAIR : 701 +
UU.Guru dan Dosen (UU.14/2005)
Dosen Minimal Pend. S2.
 Di PTS. Dosen Pend. D. IV 3.212.

Dosen Pend. S1 = 44.001
Di PTN Pend. S tinggal
= 4.927.
Jumlah dosen pend. S3
- di PTN 16.700. di PTS 8.720

PERBANDINGAN S3 BEBERAPA NEGARA
gara
Jumlah S3 th Populasi
2011
S3 per 1 Juta
Penduduk
DONESIA
23.000
234.000.000
98
LAYSIA
14.000
27.500.000
509
DIA
1.690.000
1.198.000.000 1.410
RMAN
1.
82.200.000
3.990
62.300.000
5.136
RANCIS
328.000
320.000
PERAN GURU/D0SEN

Hasil studi di negara-negara berkembang, guru
memberikan sumbangan dalam prestasi belajar si
belajar (36%), selanjutnya manajemen (23%),
waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%).

Aspek yang berkaitan dengan guru adalah
menyangkut citra/mutu guru dan kesejahteraan (Indra Djati Sidi, 2000).

Citra guru saat ini sering didengung-dengungkan
dan dibicarakan orang baik yang pro dan kontra
dan semakin lama citra semakin terpuruk.
Trias Keguruan
Menguasai
Ilmu yang
Disampaikan

Menguasai
Metode untuk
Menyampaikan
Kepribadian Guru
KOMPONEN PENDUKUNG
KUALITAS PERKULIAHAN
KNOWLEDGE
GOOD PROFESIONAL
ATTITUDE
INTERACTION SKILL
GOOD EXAMPLE
PRACTICE
DOSEN/GURU
PROFESIONAL
DINAMIC
KURIKULUM
UTILITING
RESOURCE
MEDIA
UTILITING
METODOLOGI
UTILITING
TECHNOLOGY
Perubahan regulasi yang mendasar
dalam dunia Pendidikan
 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.
 P.P. Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
 Pertanyaannya
ikutan, sejauhmana upaya
yang telah dilakukan oleh pemerintah
selama ini bisa ditagih hasilnya.
Perubahan yang mendasar dalam regulasi
Pendidikan

Mengajar dengan Pembelajaran

Siswa dengan Peserta Didik
Kualitas pembelajaran dapat
diwujudkan melalui:
 Proses
pembelajaran direncanakan
dan dirancang secara matang dan
seksama tahap demi tahap dan
proses demi proses (Pannen, 2003).
Pembentukan Kompetensi Melalui
Pembelajaran dan Pemanfaatannya
Belajar
Bagaimana
Belajar
Mengap
a
Keterampilan
Belajar Apa
Pengetahua
n
Keteram
-pilan
Sikap
Pembelajaran 
K-S-A
Pengetahu
an
Sikap
Pemanfaatan 
A-S-K
12
Reformasi Pendidikan dan
Pembelajaran

Reformasi di bidang pendidikan khususnya
pembelajaran telah mulai bergulir dan
banyak diperbincangkan.

Namun harus diakui bahwa reformasi itu
masih sebatas wacana ketimbang tindakan
konkrit.
PERBEDAAN MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN
No Mengajar
Pembelajaran
1.
Terjemahan dari Teaching
Terjemahan dari Instructional
2.
Pijakannya aliran psikologi
Behavioristik
Pijakannya dari aliran psikologi Kognitif,
Konstruktivistik
3.
Teaching Oriented
Student Oriented
4.
Peserta dididik dianggap sebagai Peserta didik dianggap sebagai Subyek
obyek belajar
5.
Betapa pentingnya faktor
eksternal dalam belajar
Betapa penting faktor internal dalam
belajar
6.
Belajar mengajar terjadi pd
waktu dan tempat tertentu
Pembelajaran dapat terjdi dimana saja
7.
Mengajar adalah akvitas guru
untuk menyampaikan ilmu
Mengajar adalah bagian dari
Pembelajaran
8.
Hadirnya guru untuk mengajar
Hadirnya Guru untuk memudahkan
b
elajberarah
ar, belajtujuan
ar menjdi efektif, efisien
dan
Perubahan Pandangan tentang Mengajar

Mengajar- belajar-mengajar – PengajaranPembelajaran
Teaching <---------------------------------
Student
Oriented
Oriented
(behavioristik)
(kognitif, humanistik, sibernitik)

SISTEM INSTRUKSIONAL

Sistem Instruksional adalah suatu set peristiwa yang
memengaruhi mahasiswa sehingga terjadi proses
belajar.

Satu peristiwa itu mungkin digerakan oleh dosen
/guru/tutor dsb, atau mungkin digerakan oleh
mahasiswa itu sendiri melalui membaca buku,
melakukan observasi, menggunakan berbagai
sumberbelajar, gambar, menonton televisi dsb.

Baik digerakan oleh komponen eksternal maupun
usahanya sendiri kegiatan haruslah terencana dan
sitematis untuk dapat disebut kegiatan instruksional
STANDAR PROSES
Pasal 19
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara :
- interaktif,
- inspiratif,
- menyenangkan,
- menantang motivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa,
- kreativitas, dan
- kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis mahasiswa.
17
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik
memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan:
• Perencanaan proses pembelajaran,
• Pelaksanaan proses pembelajaran,
• Penilaian hasil pembelajaran, dan
• Pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
19
Pasal 30
Perencanaan proses pembelajaran meliputi:
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya:
• Tujuan pembelajaran,
• Materi,
• Motode pembelajaran,
• Sumber belajar, dan
• Penilaian hasil belajar.
20
Pasal 21
(1)Pelaksanaan proses pembelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (3) harus memperhatikan jumlah
maksimal peserta didik per kelas dan beban
mengajar maksimal per pendidik, rasio
maksimal buku teks pelajaran setiap peserta
didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik
setiap pendidik.
(2) Pelakanaan proses pembelajaran dilakukan
dengan mengembangkan budaya membaca
dan menulis.
21
Pasal 23
Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah
tindak lanjut yang diperlukan.
Pasal 24
Standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.
22
TAKSONOMI VARIABEL PEMBELAJARAN
KONDISI
METODE
TUJUAN DAN
KARAKTERIS
BIDANG STUDI
KENDALA
DAN KARAK
TERISTIK
BID. STUDI
STRATEGI
PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
STRATEGI
PENYAMPAIAN
PEMBELAJARAN
KARAKTERISTIK PESERTA
DIDIK
STRATEGI
PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN
Tk. Makro
Tk Mikro
HASIL
KEEFEKTIFAN, EFISIENSI, DAN DAYA TARIK
PEMBELAJARAN
Kondisi Pembelajaran
Kondisi Pembelajaran adalah variabel –
variabel yang mempengaruhi penggunaan
metode (mempreskripsikan penggunaan
metode).
 Kondisi Pembelajaran harus berinteraksi
dengan metode dan berada di luar kontrol
perancang pembelajaran
 Kondisi Pembelajaran dapt dikelompokkan
menjadi 3 variabel

Metode pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan
menjadi 3 jenis yaitu:

Strategi pengorganisasian (Organizational
srategy)

Strategi penyampaian (Delivery strategy)

Strategi pengelolaan (management strategy).
Organizational srategy

Organizational srategy adalah metode
untuk mengorganissi isi bidang studi
yang telah dipilih untuk pembelajaran.

Mengorganisasi mengacu pada suatu
tindakan seperti pemilihan isi, penataan
isi, pembuatan diagram, format, dll. yang
setingkat dengan itu.

Delivery strategy (strategi penyampaian) adalah
metode untuk menyampaikan materi
pembelajaran kepada peserta didik dan atau
menerima serta merespon masukan yang
berasal dari peserta didik. Sumber belajar
merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.

Management strategy (strategi pengelolaan)
adalah metode untuk menata interaksi antara
peserta didik dan variabel metode pembelajaran
yang lain. Variabel strategi pengorganisasian
dan penyampaian isi pembelajaran.

Strategi pengorganisasian pebelajaran
dibedakan menjadi strategi pengorganisasian
pada tingkat makro dan mikro.
Hasil pembelajaran

Hasil pembelajaran adalah semua efek
yang dapat dijadikan sebagai indikator
tentang nilai dari penggunaan suatu metode
di bawah kondisi yang berbeda.

Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu: (1) keefektifan
(effectivenees) (2) efesiensi (efficiency),
dan daya tarik (appeal).
Keefektifan Pembelajaran
 Keefektifan Pembelajaran, biasanya diukur
dengan tingkat pencapaian si-belajar.
Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk
mempreskripsikan keefektifan pembelajaran
yaitu:
 (1) kecermatan penguasaan perilaku yang
 dipelajari atau sering disebut tingkat
 kesalahan
 (2) kecepatan unjuk kerja
 (3) tingkat alih belajar
 (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

Efisiensi Pembelajaran, biasanya diukur dengan
rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang
dipakai si-belajar dan/atau jumlah biaya
pembelajaran yang digunakan.

Daya Tarik Pembelajaran, biasanya diukur
dengan mengamati kecenderungan si-belajar
untuk tetap/terus belajar. Daya tarik
pembelajaran erat kaitannya dengan daya tarik
bidang studi, dimana kualitas pembelajaran
biasanya akan mempengaruhi keduanya.
Pengendapan
Karakteristik Bahan Ajar
Tipe isi bidang studi
Regeluth dan Merrill (1979) mengaalisis isi
bidang studi menjadi 4, yang disebutnya
sebagai konstruk isi bidang studi, yaitu:

Fakta

Konsep

Prinsip

Prosedur

Fakta: asosiasi satu ke satu antara obyek, peristiwa,
atau simbul yang ada, atau mungkin ada, di dalam
lingkungan riil atau imajinasi. Mislanya; Jakarta ibukota
Republik Indonesia.

Konsep: sekelompok obyek, peristiwa atau simbul yang
memiliki karakteristik umum yang sama dan yang
diidentifikasi dengan nama yang sama. Misal konsep
tentang binatang

Prinsip: hubungan sebab akibat antara konsep-konsep:
mislnya: prinsip penawaran dan permintaan dalam
ekonomi.

Prosedur: urutan langkah-langkah untuk mencapai
tujuan, pemecahan maslah tertentu, atau membuat
sesuatu. Misalnya, prosedur penelitian.
Unjuk Kerja

Mengingat: unjuk-kerja yang menenuntut
peserta didik melakukan penelusuran struktur
ingatan agar dapat mengemukakan kebali
konstruk-konstruk yang telah disimpan dalam
ingatan.

Menggunakan: unjuk kerja yang menuntut
peserta didik menerapkan suatu abstraksi pada
kasus-kasus khusus.

Menemukan: unjuk kerja yang menuntut peserta
didik menemukan atau mengembangkan
abstraksi baru.
Tipe Bidang Studi dan unjuk Kerja
Unjuk Kerja

FAKTA
KONSEP
===
== =
PROSEDUR
PRINSIP
===
===

MENEMUKAN
MENGGUNAKAN
MENGINGAT
===
== =
Kondisi untuk Kapabilitas Belajar yang berbeda
KAPABILITAS KONDISI INTERNAL
BELAJAR
KONDISI EKSTERNAL
Informasi
Verbal
Mengingat perangkat
pengetahuan terorganisasi
yang telah ada
Menyajikan konteks yang
bermakna
Keterampilan
Menyajikan masalah baru untuk
intelektual
Mengingat komponen
keterampilan intelektual
yang lebih sederhna
Strategi
Kognitif
Mengingat konsep dan
kaidah yang relevan
Menyajikan secara berlanjut
situasi baru bermasalah yang
menuntut cara pemecahan
baru
Mengingat informasi dan
keterampilan intelektual
yang relevan dengan
tindakan personal yang
diinginkan
Keterampi-lan Mengingat komponenSikap
dipecahkan
Memberi kesempatan
mengamati model perilaku.
Memberikan pilihan tindakan
personal
Memberi kesempatan latihan
SIASAT PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pra-pembelajaran
a. Motivasi
b. Tujuan
c. Tingkahlaku masukan
2. Penyajian Informasi
a. Pengurutan
b. Besarnya satuan Pembelajaran
c. Penyajian Isi
d. Contoh-contoh
3. Peranserta Peserta Didik
a. Latihan
b. Balikan
4. Pengetesan
a. Tingkahlaku masukan
b. Pra tes
c. Tes Sambil Jalan
d. Pasca Tes
5. Kegiatan Tindak Ikutan
a. Remidiasi
b. Pengayaan

Sembilan Peristiwa Pembelajaran
 Menarik
perhatian
 Memberitahukan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik
 Merangsang ingatan pada prasyarat belajar
 Menyajikan bahan perangsang
 Memberikan bimbingan belajar
 Mendorong unjuk kerja
 Memberikan balikan informatif
 Menilai unjuk kerja
 Meningkatkan retensi dan alih belajar
Download