BAB III METODOLOGI 3.1 Langkah-langkah Pembuatan Alat Peraga

advertisement
BAB III
METODOLOGI
3.1
Langkah-langkah Pembuatan Alat Peraga
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan alat peraga kimia adalah
sebagai berikut :
a. Mempelajari kurikulum terutama yang berkenaan dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dan materi pokok pembelajaran.
Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas.
b. Menentukan alat peraga yang akan dibuat atau dikembangkan.
Alat peraga yang dibuat pada penelitian ini adalah alat peraga yang dapat
dipergunakan untuk melakukan praktikum kimia skala kecil. Alat peraga ini
merupakan penyatuan dari beberapa alat peraga, yaitu berupa alat kombo yang
terdiri atas pengaduk magnetik, pemanas, uji larutan, dan sumber arus untuk
melakukan proses elektrolisis.
c. Membuat desain alat peraga.
Alat peraga dibuat sedemikian rupa, sehingga menarik dari segi penampilan,
dan praktis dalam penggunaannya.
d. Menyiapkan alat, dan bahan yang diperlukan.
Alat dan bahan yang diperlukan dapat dilihat dalam modul praktikum.
e. Membuat alat sesuai rancangan (desain).
Setelah semua alat dan bahan telah tersedia, maka langkah selanjutnya adalah
membuat alat peraga sesuai dengan rancangan. Skema rangkaian alat peraga
dapat dilihat dalam modul praktikum.
f. Mengujicoba alat yang telah dibuat.
Uji coba alat peraga dilakukan untuk mengetahui kinerja dari alat peraga yang
dibuat.
g. Menyempurnakan alat/bagian komponen alat jika masih ada kekurangan.
Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan alat jika pada hasil uji coba masih
ditemukan kekurangan.
17
h Mengevaluasi alat peraga yang telah dibuat.
Dari hasil uji coba dilakukan evaluasi mengenai kelayakan penggunaannya
dalam kegiatan praktikum kimia skala kecil.
3.2
Langkah-langkah Pembuatan Modul Praktikum
Setelah alat peraga selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah membuat
modul
praktikum
dengan
memberdayakan
alat
kimia
tersebut
dalam
pembelajaran. Modul praktikum yang dibuat disesuaikan dengan materi
kurikulum KTSP Kimia SMA. Modul praktikum dibuat merujuk kepada petunjuk
praktikum kimia yang sudah ada, diantaranya petunjuk praktikum kimia yang
diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan dari
http://chemed.chem.purdue.edu/demos/main_pages/11.1.html, dengan melakukan
modifikasi yang disesuaikan dengan keperluan praktikum kimia skala kecil.
Langkah-langkah pembuatan modul tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan praktikum.
Tujuan dibuat agar praktikan mengetahui sasaran yang ingin dicapai dari
praktikum yang dilakukan. Dengan demikian praktikan dapat mengambil
kesimpulan yang tepat pada akhir praktikum.
b. Menentukan teori dasar
Teori dasar hanya memuat secara singkat teori yang berhubungan dengan
praktikum tersebut. Tujuannya adalah memberikan gambaran singkat teori
yang mendasari percobaan tersebut dan agar praktikan lebih termotivasi untuk
mencari tahu tentang teori dasar praktikum tersebut.
c. Menentukan alat dan bahan yang diperlukan
Peralatan yang digunakan adalah alat peraga yang dibuat dari penelitian ini dan
menggunakan sedikit bahan kimia.
d. Menentukan cara kerja
Cara kerja dibuat agar praktikan mengetahui langkah-langkah kerja yang
dilakukan, sehingga dapat melakukan praktikum dengan benar.
e. Menentukan format pengamatan
Format pengamatan dibuat dengan tujuan agar praktikan dapat mencatat setiap
hasil yang diperoleh dari pengamatan.
18
f. Menentukan pertanyaan-pertanyaan evaluasi
Praktikan dituntun oleh pertanyaan singkat seputar praktikum tersebut dalam
modul, dengan tujuan agar praktikan bisa menemukan sendiri jawabannya
setelah melakukan sendiri praktikum.
3.3
Metoda yang Digunakan untuk Uji Coba Alat Peraga
Untuk mengetahui kerja dari alat peraga yang dibuat, maka dilakukan beberapa
percobaan yang berhubungan dengan fungsi alat dan modul praktikum yang
dibuat. Percobaan yang dilakukan diantaranya adalah membuktikan hukum
Lavoisier, mengamati reaksi kimia, pengujian larutan elektrolit dan non elektrolit,
pengukuran potensial sel, proses elektrolisis, dan reaksi pembentukan gas.
Percobaan untuk membuktikan hukum Lavoiser dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif dengan menggunakan tabung W. Secara kuantitatif yaitu dengan
menimbang massa tabung W yang berisi zat pereaksi, sebelum dan sesudah reaksi.
Apabila dari penimbangan menunjukkan hasil yang sama, baik sebelum dan
sesudah reaksi, maka berarti alat tersebut dapat digunakan untuk membuktikan
hukum Lavoisier. Sedangkan secara kualitatif yaitu dengan mengamati reaksi
yang terjadi pada proses pencampuran zat tersebut.22
Percobaan mengamati reaksi kimia dilakukan untuk mengetahui kinerja alat
pengaduk magnetik dan pengamatan dilakukan secara kualitatif, dimana
pencampuran zat dihentikan ketika zat yang dicampurkan telah membentuk
endapan yang tetap (tidak larut lagi).23
Percobaan untuk mengetahui larutan elektrolit dan non elektrolit dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan alat uji elektrolit yang dibuat.
Secara kualitatif dilakukan pengamatan terhadap nyala lampu dan reaksi yang
terjadi pada elektroda. Makin terang lampu atau makin banyak gelembung pada
elektroda maka makin kuat elektrolit.24 Sedangkan secara kuantitatif dilakukan
dengan pengamatan jarum voltmeter. Makin jauh simpangan jarum voltmeter
makin kuat suatu elektrolit.
19
Percobaan untuk mengukur potensial sel dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan
mengukur besarnya potensial sel yang terjadi pada pada dua buah sel yang dipisah
tempatnya, kedua sel tersebut dihubungkan dengan jembatan garam. Pengukuran
besarnya potensial sel yang terjadi menggunakan multimeter digital, dan sebagai
tabung untuk membuat jembatan garam digunakan tabung bentuk W.
Percobaan elektrolisis dilakukan secara kualitatif. Pengujian hasil reaksi yang
terjadi pada katoda dan anoda dilakukan dengan menggunakan indikator
fenolftalein, kertas indikator/lakmus, dan amilum – sesuai dengan jenis larutan
yang di elektrolisis.25 Tabung yang digunakan untuk percobaan ini adalah tabung
bentuk W.
Percobaan untuk reaksi pembentukan gas dilakukan secara kualitatif. Gas yang
terbentuk diuji dengan indikator tertentu. Seperti pada reaksi pembentukan gas
karbon dioksida, gas ini diketahui pembentukannya dengan mereaksikannya
dengan kalsium hidroksida. Jika terbentuk endapan putih, berarti pada reaksi
tersebut terbentuk gas karbon dioksida. Sedangkan pembentukan gas amonia
diketahui dengan menggunakan indikator fenolftalein. Jika warna larutan
fenolftalein menjadi merah, berarti pada reaksi tersebut terbentuk gas amonia.26
Tabung yang digunakan untuk reaksi yang menghasilkan gas adalah tabung
bentuk W.
20
Download